Di malam ini hati terasa sening seorang diri Menanti pagi yang diam membawa sepi di malam hari Ari telah tiada, seperti anak-anak manusia lainnya. Ari bukanlah mutlak milik orang tuanya. Mereka hanya berkewajiban mengasuh dan membesarkannya sebagai anak titipan Tuhan. Sudah, Papa.
Jangan. Ari capek, Papa. Sudah.
Terima kasih telah menonton Tunggu... Dunia sudah gila kali, bukan dunia yang gila, orang itu yang gila, kalau begitu bunuh saja, itu mati Ari sini deh, Ari minta maaf sama papa ya Ari berdiri jombok saja deh ma Terserah Ari kalau begitu, mama gak mau ngurus lagi Begitu Ya, catat. Begitu tuh caranya mengancam pake pisau. Bunuh saja jangan sampai jatuh korban lain.
Waktu itu Anda berada dimana? Udah, rejem aja. Gak usah pake tanya ini itu.
Disitu. Ya, catat. Itu tuh model bapaknya. Lihat tampangnya aja udah gak enak. Pantas kalau begitu dia tega bunuh anaknya.
Tunjukkan dimana Amarun tergeletak. Coba peragakan, encel, maju, punya santy Waktu itu nyonya berdiri dimana? Barangkali, peragakan Tunggu ya! Tunggu ya!
Kenapa jadi begini, Pak? Gak tahu, Pak. Tapi gak paham, Pak. Begitu.
Tinggir! Kau suka yang ditembak? Yang ini yang harus ditembak mati! Mundur!
Saudara-saudara, Saya tahu perasaan saudara-saudara. Saudara-saudara kenal Ari setelah Ari tidak ada kan? Tapi saya, saya kenal Ari sejak dia lahir, sampai dia meninggal dalam pelukan saya. Berapa banyak uang yang saudara-saudara keluarkan untuk almarhum? Berapa?
Tidak satu sen pun kan? Tapi saya telah menghidupnya bertahun-tahun dengan susah payah. Kalau soal kehilangan saudara-saudara saya, kandungnya yang paling merasa kehilangan. Atas hak apa saudara-saudara makhluk kini saya?
Apa? Kenapa kalian tidak akan menghukum saya? Apa?
Terima kasih. Terima kasih. Enggak, enggak. ...nyaliana. Saudara saksi, apakah benar saudara saksi ibu kandung Ari?
Ya, Bu. Ari Hangara? Iya, Ibu Hakim. hai Hari-hari Jangan lupa like, share dan subscribe Hai heran setiap kali bunting pasti kemari Helia kapan pulang katanya minggu depan Kak minggu lalu kamu bilang minggu depan sekarang minggu depan lagi bagaimana sih 100 kali minggu depan kan dua tahun ini yang dulu ya oh Hai bangun katanya mau cari kerja jam berapa 9.00 menjikan jam 8.00 tanggung berangkat sekarang juga sudah terlambat hai hai Hai eh Pak bangun dong malu kan kalau terusan begini keluarga nanya tetangga nanya semua nanya lihat malu Pak apa mau kira-kira enggak mau kalau mau cari kerja dong apa juga sudah cari kalau belum jadi mau bilang apa apa kalau kerja mana aja sih bagaimana kata langkah kaki Papa ajalah hai hai Masa?
Katanya Tino pulang ke rumah ibunya? Semacam apa itu? Kalau saya jadi liah, anak-anak itu saya kirim ke depok.
Biar Tino tahu rasa, gimana susahnya ngurus anak. Tino baru ingin menginap di rumah ibunya. Katanya mau mengurus order.
Kalau berhasil, lumayan juga. Li, sabar itu ada batasnya. Mau aja dibohongin melulu. Gampang amat dibodohin lelaki.
Kalau gue, lelaki kayak begitu. Gak bakal gue liat pake sebelah mata lagi. Kontan cere, dasar laki gila. Bisanya cuma bikin, mendingan kasih duit. Dih, boroboro kalau ngasih.
Riroka aja pasti minta. Saudara saksi, tadi saudara saksi katakan bahwa anak sudah empat waktu mengantar anak-anak saudara saksi ke depok. Tapi sekarang saudara saksi katakan cuma mengantar tiga anak. Mana yang betul? Yang paling tua sudah ikut bapaknya, Ibu Hakim.
Begitu teganya, Saudara Saksi, sebagai ibu kandung meninggalkan anak-anak begitu saja. Di mana perasaan dan laluri Saudara Saksi sebagai seorang wanita? Saya sudah tidak mampu lagi, Ibu Hakim. Saya sudah tidak tahan.
Mama. Intro Saudara Jaksa Ada yang ingin Saudara Jaksa tanyakan kepada Saksi Karsih? Ada Ibu Hakim Ketua Silahkan Saudara Jaksa Terima kasih Ketua Saudara Saksi Pada waktu Ibu Santi menjambak korban dan membenturkan kepalanya ke tembok.
Keberatan, Ketua. Maaf, saya belum selesai. Saya keberatan atas ucapan Saudara Jaksa yang condong ke suatu pengertian bahwa peristiwa itu sudah terjadi seperti apa yang diungkapkan oleh Saudara Jaksa.
Ibu Ketua, dalam berita acara pemeriksaan, ada tercantum kalimat yang berbunyi. Saya melihat sendiri Nyonya Santi menjambak korban dan membenturkan kepala korban ke tembok dan seterusnya. Dan telah ditandatangani oleh saksi dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan. Keberatan Saudara Pembela ditolak. Saudara Jaksa, silakan melanjutkan.
Terima kasih Ketua. Saudara Saksi Apa betul? Saudara saksi telah melihat sendiri kejadian itu Betul Juragan Terima kasih Cukup ketua Saudara pembela Ada yang ingin saudara tanyakan kepada saksi?
Ada ketua Silahkan Terima kasih ketua Saudara saksi Tadi saudara saksi katakan Telah melihat sendiri Nyonya Santi menjambak korban Ketua Saya keberatan Pertama pertanyaan tersebut telah diterima kebenarannya oleh saksi. Jangan diulang. Keberatan diterima.
Terima kasih. Saudara pembela, dipersilahkan menanyakan hal-hal. ...haha yang lain.
Majelis Hakim yang terhormat. Saya tidak akan ikut bertanggung jawab atas dosa-dosa yang timbul di kemudian hari kalau ternyata pengadilan memutuskan hukuman terhadap seseorang yang ternyata tidak terbukti bersalah. Saudara Pembela, silakan diteruskan. Terima kasih, Ketua.
Saudara Saksi. Tadi saudara saksi katakan, telah melihat sendiri nyonya Santi menjambak korban dan membenturkan kepalanya ke tembok. Betul? Betul, Juragan.
Coba peragakan menurut apa yang saudara saksi lihat. Dikasih contoh begitu. Pura-pura pegang kepala.
Lantas jambak seperti begini, lantas bagaimana? Pakai saja kepala pembela buat contoh. Saudara-saudara, harap tenang.
Begini saja. Misalnya ini temboknya. Nyonya Santi menjambak korban di mana? Di sini. Lantas jambaknya bagaimana?
Lantas? Begitu? Iya. Silahkan.
Bukan begini? Bukan, bukan begitu. Ketua.
Ungkapan saksi terhadap apa yang telah dilihatnya, seperti yang tercantum dalam berita acara pemeriksaan, perlu ditinjau kembali kebenarannya. Karena berita acara pemeriksaan bukan merupakan... merupakan bukti tapi hanya merupakan pedoman dalam pemeriksaan Hai hehehe saya kira Hai hanya seorang Muhammad Ali yang bisa membenturkan kepala seseorang Dengan satu dorongan dari jarak kira-kira 7-7 meter.
Keberatan Ketua, karena kepandaian pembela, maka boleh jadi saksi terpengaruh untuk menolak berita acara pemeriksaan. Maaf, bukan. bukan karena kepandaian saya tapi karena bentuk pertanyaan saudara yang tidak tepat sehingga menimbulkan jawaban yang tidak sesuai dengan fakta menurut hukum tidak dibenarkan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menjerat seperti yang dilakukan oleh saudara jaksa Hai mohon dicatat dalam berita acara persidangan bahwa nyonya Santi tidak membenturkan kepala korban hai hai Bahwa terdakwa 1, Tino Bing Ridwan, dan terdakwa 2, Santi Binti Cecep, secara bersama-sama atau sendiri-sendiri dari tanggal 3, 4, 5, 6, dan 7 November.
1984 dari jam 7 pagi sampai jam setengah 12 malam waktu Indonesia Barat atau setidak-tidaknya dalam bulan November 1984 telah melakukan serangan Pembangkaian penganiayaan terhadap seorang anak berumur 7 tahun bernama Ari Hanggara yang mengakibatkan Ari Hanggara meninggal dunia. Penganiayaan mana dilakukan dengan mempergunakan peralatan-peralatan sepotong kayu ranting dan satu batang kayu sapu ijuk, serta satu bilah pisau, satu gulung tambang plastik, dan beberapa helai kain yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Pada tanggal 3 November 1984, korban telah dianiaya dengan ditampar beberapa kali secara bergantian, dilanjutkan dengan menyuruh korban berdiri jongkok, dilanjutkan lagi dengan menyuruh korban menghadap tembok sambil menerima pukulan dengan kayu ranting dan batang kayu sapu injuk berulang kali, yang mengenai pipi, pantat, punggung, kaki, tangan, dan kepala. Pada tanggal 4 November 1984, korban disuruh lagi menghadap tembok dengan kaki dan tangan diikat plastik, ditambah lagi dengan pukulan-pukulan berupa tamparan, jotosan, dan tendangan.
Pada tanggal 5 November 1984, korban disuruh membersihkan kamar mani, diteruskan berdiri, jongkok, menghitung berpuluh-puluh kali, lalu dengan kaki dan tangan terikat, terus berdiri menghadap tembok. Pada tanggal 6 November 1984, korban disuruh membersihkan kamar mani lagi, lalu berdiri jongkok dengan tangan bersilang sebanyak 300 kali, dilanjutkan dengan berdiri menghadap tembok sambil menerima pukulan-pukulan dari terdakwa 1 dan terdakwa 2. Pada tanggal 7 November 1984, korban kembali disuruh membersihkan kamar mani lagi, mengguyur kepala korban, menakut-nakuti atau mengancam korban dengan pisau belati, menjambak rambut korban berkali-kali, dan membenturkan kepala korban ke tembok, dan memukuli korban dengan kayu ranting hingga patah. Berdasarkan visum et repertum, penyebab kematian anak ini adalah kekerasan tumpul yang tersebar pada sebagian besar permukaan tubuh yang menimbulkan emoli lemak pada paru-paru, perdarahan pada alat-alat dalam dan sok. Disamping itu ditemukan pula gambaran peradangan pada jaringan paru-paru dan cabang-cabang saluran nafas Disertai gambaran kelainan degeneratif pada hati yang secara keseluruhan mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh tapi secara tersendiri tidak mengakibatkan kematian. Yang mengakibatkan anak tersebut meninggal dunia.
Mengangar Pasal 55 dalam Kurung 1 KUHP, Junto Pasal 354 dalam Kurung 2 KUHP. Tiga, menghukum terdakwa Mahdino bin Ridwan dengan hukuman penjara sembilan tahun. tahun dan dipotong selama dalam tahanan yaitu sejak tanggal 8 November 1984 menghukum terdakwa Nyonya Santi binti Cecep dengan hukuman penjara enam tahun dan dipotong selama dalam tahanan yaitu sejak tanggal 15 November 1984 Hai Selama ini, Mama sudah menganggap Tanti sebagai menantu.
Mama akan merestui pernikahan kalian. Setelah urusan perceraian Tino di pengadilan selesai. Sidang pengadilan ditutup sementara dan akan dibuka kembali dua minggu lagi untuk mendengarkan pembelaan terdakwa. Kita harus menikahkan mereka.
Kita sedang menghadapi opini yang keras dari masyarakat. Apakah semudah itu, Bu? Tidak semudah itu, Hen.
Aku hargai usaha-usaha kalian untuk menikahkan aku dengan Santi. Tapi tolong mengertilah perasaanku. Hari Tino, please.
Aku bicara sekarang bukan hanya sebagai pengecaramu, tapi juga sebagai sahabatmu, yang tahu betul apa yang ada di dalam sini. Aku mengerti perasaanmu, Tino. Bahkan setiap orang yang berada dalam kondisi seperti ini, juga akan merasakannya.
Tino, semuanya sudah terjadi. Apalagi yang bisa kau lakukan buat Ari. Ari sudah tidak ada dan tidak akan hidup lagi.
Tapi bagi Anggi, Arki, dan... Dan Andi, kau masih punya arti. Mereka masih membutuhkan kasih sayangmu, teladanmu.
Apa salahnya kalau kau sempurnakan kehidupanmu bersama Santi? Dengan suatu perkahwinan yang sah di hadapan penghulu. Dengan masa depan Andi, Arki, dan Andi. sah, sah, sah, sah, sah, sah, kini kalian berdua sah sebelah Sebagai suami istri, semoga Allah melindungi umatnya.
Selamat. Selamat. Selamat. Selamat.
Selamat. Tino, Santi, selamat berbahagia dalam keadaan sepahit apapun. Terima kasih, Han. Terima kasih.
Pak, saya juga mau dikawinin, Pak. Bulan Madunya, di mana ya? Ya, di soalnya masing-masing, dong.
Yang lagi kan mesti kembali ke Salem, Pak. Santi. Terima kasih. Dino, selamat ya Kawin begini sih, namanya kawin mimpi Hei, ayo kerja-kerja, ngomong saja Abah, masa tak boleh lihat orang kawin di penjara, leher sekali Jamak kan pak Oke, aku jalan dulu Tim.
Yuk Santi, ke Vino. Papa jalan dulu ya. Ya, selamat tinggal Saya menyesal, sangat menyesal Tapi kami berjanji akan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Sekembalinya dari Aceh setelah bekerja lebih kurang setengah tahun dan berhasil mengumpulkan dana untuk mengontrak rumah dan membeli sebuah mobil pekas. Saya dan Santi segera ke depok untuk menjemput anak-anak saya yang selama itu saya titipkan pada ibu dan kakak saya. Dan selagi saya berada di Aceh, arki anak saya yang ketiga diambil oleh ibu kandungnya. Hari yanggi, ayo cepat Apakah karena Tino sudah mampu mengontrak rumah Maka mama harus dipisahkan dari cucu-cucu mama Ini demi kebaikan kita semua mama Sudah cukup lama Tino membebankan mama dan udah damai Mengenai anak-anak kan ada shanti Menyayangi anak orang lain memang mulia, Santi. Tetapi tidak gampang.
Apalagi untuk jangka panjang. Santi akan berusaha, Mama. Ari, simpan baik-baik gambar nenek.
Anjir, Nani Tino pamit, Ma Tino Pesan mama, keharmonisan berumah tangga merupakan kunci untuk menuju gerbang kesuksesan. Itulah saat terakhir saya bertemu dengan ibu saya Karena tak lama kemudian ibu saya meninggal Ibu yang saya hormati Ibu yang saya cintai Ibu yang saya jadikan tongkat hidup saya Kisbe Papa, Kisbe Mama Kisbe Kisbe Ari Tulangin nanti tunggu Pak Anggi ya Iya Pa Ari, Ari, kok kamu gak ikut mobil lantar jemput lagi? Gak tau tuh papa, katanya motor jemput sendiri. Jadi kapan pastinya papa mulai kerja?
Ya bisa kapan-kapan saja mah. Repot sih bilang minggu depan kalau hari ini tiba-tiba dapat gimana. Papa sih selalu menganggap enteng semua hal.
Ah, yang bener. Coba papa ikuti saran mama untuk tidak membeli mobil. Keadaan keuangan kita tidak akan terjepit sampai begini.
Tapi mobil juga akan perlu, Ma. Buat mengangkat harga diri. Harga diri?
Tapi di masyarakat apa yang terjadi selama ini? Mereka kan tidak tahu apa yang terjadi di antara kita, Ma. Tapi anak-anak tahu, Pa.
Beberapa kali Anggi dan Ari memergoki Papa minta uang sama Mama. Buat beli bensin, beli rokok. Kiss bye, Mama. Kiss bye, sayang.
Mama serius, Pa. Cari kerja. Papa tidak bisa terus-terusan begini.
Oke, Bella. Kiss bye, Mama. sungguh Tino saat ini aku tidak bisa berbuat terlalu banyak aku sedang merintis kerja apa saja lamaran pokoknya jangan lihat anak guru hai hai Aduh, Tin.
Kayak gak ngerti aku saja. Masa aku tidak mau membantu kalau aku bisa? Oke, Mar.
Aku jalan dulu. Mau kemana? Disini saja dulu.
Waktu mar waktu. Ya, maklum super adi. Super pribadi.
Jam 7 harus dijemput bini lah semasa Prancis. Oke, gila. ya udah bagaimana Pak ada hasilnya angin sorga Nah, janji lagi.
Kita ke supermarket dulu, perhidupan di rumah sudah tipis. Anggi, Ari. Anggi, Ari, monitor nggak? Di monitor, Pak.
Anggi dan adik-adik makan saja duluan. Papa dan mama pulang agak malam. Makan apa, Pak? Makanan tadi siang sudah habis.
Anggi kan bisa masak nasi. Nah, lauknya masak saja ikan asin. Pokoknya malam ini kita prihatin dulu, Langgi.
Iya, Pak. Masaknya bagi-bagi tugas sama adik-adik, ya? Kopi, Pak.
Ri, abang selesaikan PR dulu ya. Ya, bang. Oh, Andi disuruh ambil kan?
Kok malah nonton televisi? Sebentar, bang. Lagi seru. Bentar, sebentar.
Kapan mau masaknya? Sudah ditunggu bang hari itu? Ya, airnya dikit amat.
Mama kalau masak nasi, airnya segini. Wah, kalau gini sih. bisa jadi kerak sip iya bang ikannya bang gila besar amat mana muat dimasukin kesini tekuknya cukup cair bang Ari masak Sip bang, sip Bang, ini toko tasnya dong Tuh, jangan ganggu dong ah berkadar air utah paling sedikit 14% dan hampa kotoran 3%.
Namun demikian, pemerintah menyadari... Andi, jangan! Papa bisa marah nanti!
...sehingga terpaksa pemerintah mengambil kebijaksanaan... untuk tetap membeli padi rakyat dan mengelolanya sedemikian rupa. Nah lo, kalau Pak pulang bisa kena pidato nih.
Keadaan seperti ini tentu saja tidak boleh. Kita bersihin yuk. Apalagi dengan dana pemerintah yang terbatas.
Tung, Ben udah pada tidur. Temennya kayak bapaknya. Kalau buka ada nge-break sampai pagi. Ih ngomel. Awas demir jatuh ntar.
Lo. Kok diem semua? Sudah makan? Nah, ini baru anak Papa Tino. Nggak salah.
Persis fotokopi aslinya. Semua dianggap enteng, semua dianggap gampang. Kalau ditanya, jawabnya pasti bisa.
Anak siapa dulu dong? Sudah dong, Mak. Kan nggak enak dengar anak-anak. Katanya mau bikin anak-anak patuh, nurut, mengerti.
Ya konsekuen dong. Oke, oke. Besok papa akan cari pembantu.
Cari pembantu, cari pembantu. Dari zaman Napoleon belum jadi tentara, papa sudah bilang begitu. Bosen.
Makan tuh ikan asin. Pak, Andi meminta maaf. Andi corek-corek tembok. Tembok mana? Di situ, Pak.
Dekat dapur. Ini, Pak. Andi tahu? Kalau Papa paling tidak suka dengan anak-anak yang suka melanggar peraturan, kan?
Tahu, Pak. Ini melanggar peraturan tidak? Melanggar, Pak.
Mana tangan yang coret-coret tadi? Ampun, Papa. Andi salah. Andi kan tahu, Papa tidak pernah pukul anak-anak Papa kalau anak-anak tidak salah.
Tidak melawan dan tidak melanggar aturan Papa, kan? Iya, Pa. Andi janji tidak mau melanggar peraturan Papa lagi. Sst, sst, lagi serius nih?
Kalau dibiat dari sini, Pak... Dab, zab, jah, eh lah, pokoknya mama jadi seluruh dunia yang paling cakep. Bu, sudah dong pak, kapan sih papa bisa serius? Nah, begitu dong ngomong, kan papa jadi enak, merasa bicara dengan manusia hidup.
Boleh juga sih kalau ada lebihnya. Jangan lotot dong, copot mandutu mata. Papa maunya apa sih?
Gak senang kalau lihat mama kerja tenang ya? Ini kan sudah malem, Pa. Cie, kok jadi marah? Kan cuma tanya kalau ada lebihnya.
Haa, terserah. Tapi kalau ada lebihnya sih boleh juga buat beli itu. Ma.
Mama. Platina mobil gak beres. Urusan mobil lagi. Dari pertama kali beli itu mobil, belum pernah mama dengar mobil papa beres dalam seminggu. Sudah tanda tangannya?
Ssst. Papa dimarahi sama mama, kenapa? Soalnya mau pergi lagi.
Papa jangan begitu dong. Mama lagi serius. Saku gak percaya. Aku serius nih.
Iya, aku percaya kemampuanmu itu, Tim. Tapi masalahnya untuk mendapatkan dua tanda tangan itu, bisa dua hari, dua minggu, dua bulan, atau bahkan dua tahun. Surat yang untuk Pak Benur sudah? Sudah.
Maaf, sudah ditunggu, Bu. Oh, ya. Begini, Tin. Sebentar lagi aku ada pertemuan dengan staffku.
Bagaimana kalau kita lanjutkan pertemuan kita lain kali? Ma, lihat nih. Ari!
Iya, Ma? Sini. Siapa yang menandatangani ini?
Jawab Ari, siapa? Ari, Pak. Kenapa?
Angka Ari kan tidak jelek. Kenapa mesti takut? Kenapa mesti malu? 7. Mana tangan Ari yang malesukan tanda tangan?
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Sudah, Ma. Eh, Ari mau melantang Mama, ya? Tidak, Pa.
Ari mau minta uang buat beli pensil. Sudah salah begini masih berani minta uang. Sungguh, Ma.
Pensil arus sudah pendek. Mana pensil Ari? Ari kenapa jadi negat begini, ya, Ma?
Ini, Pa. Begini dibilang pendek. Dulu waktu papa masih sekolah sama seperti Ari, lebih pendek dari ini masih bisa papa pakai. Sekarang berdiri di sana.
Hari ini dengar apa enggak sih? Ayo berdiri di sana. Menghadap tembok.
Kalau Ari melanggar lagi aturan dan disiplin yang sudah papa tanamkan, Ari akan papa hukum dengan hukuman yang lebih gerak. Iiih, kamu kok gak menyalin, Rih? Gak punya pingsil. Ini aku punya banyak. Pakai saja.
Ari, sini. Ari mau jajan. Kenapa?
Tidak boleh sama papa. Sini ikut ibu. Hmm, ambil Ari. Hah?
Papa tidak akan marah. Ini bukan jajan yang dibeli di kantin atau di warung. Oke boys, seperti biasa sebelum berangkat acaranya adalah Pemilihan Atau dalam bahasa hebatnya adalah Hak Demokrasi Iya, mulai Anggi, mau kemana?
Taman Mini, Pak Ari? Keluar kota, Pak Soalnya minggu yang lalu Eit, eit, eit Dalam acara pemilihan tidak boleh ada usaha untuk memengaruhi orang lain, ayo Pulang Mau kemana? Keluar kota, Pak. Hmm, sip. Andi?
Keluar kota, Pak. Oke. Dua suara memilih keluar kota.
Kita keluar kota. Hooray! Ayo. Jangan lupa like, share, dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru dari kami.
Ia, Hai Anggi ya Pak sini selamat malam Menteri Luar Negeri Muhtar Kusumad Maja besok akan bertolak ke Bangkok untuk menghadiri pertemuan para menteri ini Pinsila pas aku negara anggota ASEAN yang akan berlangsung tanggal 24 hingga di lupa-lupa dekarsi kita masuk nomor saja yuk ya akan membahas berbagai persoalan ASEAN Jadi kalau sudah begini bagaimana perundingan antara ASEAN dan negara-negara minta maaf dan janji tidak akan lupa menyerut pensi lagi Pak Papa ingat janji kalau sampai kejadian lagi tanggi bersedia dihukum Pak bagus sudah tidur tanggal 27 dan 27 dulu ya Pak menganggih dihukum ya enggak soalnya Bang Agi minta maaf ya Pak Ya, Pa. Sini. Mama kasih uang buat beli ini? Enggak. Mana pernah Mama kasih uang sama anak-anak, Pa.
Dari mana Ari dapat uang buat beli ini? Dikasih temannya Ari, Pa. Siapa?
Franky Dari mana uang ini? Dikasih papanya Franky Betul? Betul, Pa Oke Besok Papa akan menemui papanya Franky Tidak, Pa Ari ambil dari tasan SMA Ari mencuri? Iya, Pa Astaga, Ari, siapa yang ajar Ari mencuri?
Ari minta maaf, Pa Ari janji tidak akan mencuri lagi. Apa Ari kira kalau Ari sudah minta maaf lantas persoalan uang ini jadi selesai? Ari akan mengembalikan uang itu, Pak.
Bagus. Tapi ingat, jangan ulangi lagi. Papa tidak mau punya anak yang suka mencuri. Sudah tidur sana. Mau apa lagi?
Ari tidak tahu harus mengembalikan kertasnya papa. Sudah, Ari tidur sajalah dulu. Biar papa yang cari jajanan keluarnya malam ini. Ibu mengerti, Ari.
Tapi ibu bangga karena kejujuran dan keberanian Ari, mengakui semua ini. Nanti kalau Ari pulang, ibu akan titip surat buat papa Ari. Iya, Bu.
Pagi, Bu. Tino tahu kenapa ibu minta Tino datang kemari. Tahu, Bu.
Ari juga sudah saya peringatkan. Jangan peringatkan Ari, Tino. Tapi nasihati.
Apa Ibu pernah memperingatkan Tino waktu Tino menjadi murid Ibu dulu? Tidak pernah, Bu. Kemarin Ibu sudah tanyakan pada murid-murid SMA.
Dan ternyata tidak ada yang merasa kehilangan. Jadi untuk sementara, uang itu ibu masukkan ke dalam kas palang merah sekolah. Tapi Ari perlu...
Perhatian dan pengawasan yang lebih khusus. Dan ibu akan lakukan itu. Dan Bu Hadija juga bilang Ari mau dibawa ke psikolog Tahu apa Bu Hadija tentang Ari Kalau cuma sekedar membawa ke psikolog Kita juga bisa Tapi pikiran itu kan tidak pernah terlintas di benak kita Lagipula Ibu Halidja yang notabene adalah bekas guru papa juga, melihat semua itu dari kacamata seorang pendidik.
Cuma karena itu lantas semua yang dilakukannya pasti benar. He he, jangan emosi dong ma, namanya juga tukor pikiran. Ini juga dikasih teman Ari lagi? Papa Franky lagi?
Tidak, Pak. Ari mencuri. Hei, Ari.
Apa Ari pikir kalau Ari sudah ngaku begini lantas selesai? Lantas tidak dihukum. Apa Ari lupa sama janji Ari untuk tidak mencuri lagi? Ari masih ingat, Pak.
Kenapa Adi lakukan lagi tuh? Begini, Pak Adi kan sudah berwaran sekolah Turun ke bawah Adi lihat Tas anak SMA yang lagi olahraga Lantas Adi ambil uangnya Itu kan namanya mencuri, Adi Kenapa Adi curi uang ini? Adi kepengen dibukul papa lagi Aduh, ini anak SMA Ari tahu, dalam keluarga papa tidak ada yang mencuri. Mencuri itu hina.
Ini sudah ketiga kalinya Ari membuat kesalahan. Pertama memalsukan tanda tangan, kedua mencuri, dan sekarang mencuri lagi. Besok Ari tidak usah sekolah.
Papa mau didik Ari sendiri. Dan yang pertama harus Ari lakukan adalah menulis. Ari tidak akan mencuri lagi, Ari tidak akan berbohong lagi, dan Ari akan... mengakui setiap kesalahan Ari 150 kali Menanti pagi yang ria membawa sepi di malam hari Jadi terasa di malam dingin ini dalam rinduku Menanti pagi tersenyum membawa harapan hati ini Melapa Tuhan tidak mendengar isi kata hatiku Hilang harapan, menanti, tembuknya sentuhan penuh rusak Bilakah datang, sinar cahaya bintang, untuk diriku Akan kudaki sinamu menuju alam bebas yang ramah Ari Selamat pagi Bu Selamat pagi Kenapa terlambat? Kenapa ini?
Ah Sakit? Ari jatuh, Bu. Di mana? Ari dipukul sama Papa, Bu.
Sakit kan? Tino, sekali lagi Ibu minta, agar Tino tidak menangani Ari dengan cara seperti yang selama ini Tino lakukan. iya apa sanksinya kalau Tino menghajar Ari lagi? ibu ambil Ari menjadi anak ibu ya tapi kami menemukan dalam tas Ari boleh jadi begitu tapi bukan begitu cara menyelesaikannya duduk Setiap anak adalah titipan Tuhan yang tidak boleh kita sia-siakan.
Tino mengertikan? Iya, Bu. Begini, Tino. Ada satu hal yang harus Tino ingat.
Kondisi Tino dulu dan Ari sekarang berbeda. Dan maaf, kalau ibu harus mengatakan keadaan orang tua Tino sewaktu menyekolahkan Tino lain dengan keadaan Tino yang saat ini menyekolahkan Ari. Perbedaan ini boleh jadi merupakan penyebab dari segala-galanya.
Jadi kalau ada kenakalan-kenakalan atau kejahilan-kejahilan kecil yang dilakukan Ari, Tino harus mempertimbangkan atau tanyakan pada diri Tino sendiri kenapa semua itu bisa terjadi. Kenapa harus mempertahankan gengsi, kalau gengsi itu akan menghancurkan anak? Semua sekolahan itu sama saja, Tino.
Tidak ada satu sekolah pun yang dapat menjanjikan masa depan yang baik bagi muridnya. Tekad dan kepribadian sang muridlah yang akan menentukannya. Kendati ia lulusan sekolah di kota atau di desa yang terpencil. Faham, Tino?
Faham. Nafas ari, nafas ayam Intro Ari Ya pak Sakit perut? Ya pak Minta saja obat sama bu guru Selamat siang Om Selamat siang Ari Mau pulang sama-sama Frankie? Enggak Pak, katanya Ari ada perlu sama Papa Ada perlu apa?
Ini dompetnya Om Semuanya masih utuh, Om. Ari gak bilang apa-apa. Om percaya, Ari.
Om percaya. Cuma masalahnya sekarang, Om mesti mencabut kembali laporan tentang kehilangan dompet ini di kantor polisi. Ini uang untuk Ari, ya?
Jangan, Om. Ari tidak pernah pegang uang. Nanti Papa dan Mama marah.
Bilang, Om yang kasih. Papa dan Mama tidak akan percaya, Om. Ari pernah mencuri.
Kalau Om ketemu Papa Ari, nanti Om ceritakan semua ini. Anggi? Ya, Ma?
Sini. Anggi, dipanggil Mama tuh. Masa? Sampul sampai jorok begini Baik ganti Beca saya yang lo nunggu ke Kajamada Gak boleh, ke Esparman gak boleh Memangnya di cita ini gak boleh ada beca Ya kami mohon penjelasan pak Nah begini ya Nah jadi mengenai masalah Ini pak hanya kami Dilihat dari pada Para pak Nah jadi begini saya jelaskan ya, pertama ini mengenai para pengendara... Ari, sini.
Apa ini? Ari mencuri lagi ya? Tidak, Ma. Kalau tidak, dari mana ini?
Dikasih papanya teman Ari. Hah? Ari nggak mengaku ya? Ari sudah menjawab, Ma. Apa?
Dikasih papanya teman Ari? Teman Ari yang namanya Frankie, iya? Iya? Iya. Dan Mama tidak mau percayakan.
Lihat ini, Pa. Urus deh. Mama sudah tidak kuat. Ari, kenapa Ari mencuri lagi? Ari tidak mencuri, Pak.
Ari dikasih papanya teman-temannya. Papa temannya Ari, teman Ari yang namanya Frankie. Aduh.
Papa tidak akan percaya, kan? Ari tahu. Papa tidak akan percaya. Tidak ada yang mau percaya. hari masih ingat waktu Papa pukul dan suruh Ari menulis dulu itu Papa lakukan supaya Ari sadar bukan untuk diulangi kalau tidak mencuri dari mana itu hari jawab kalau papa tanya Papa, papa tidak akan percaya.
Bagaimana papa mau percaya kalau Ari sering bohong? Heran, bander amat sini anak. Sini, mama cuci otak Ari biar gak punya pikiran untuk mencuri lagi.
Ma, tunggu dulu ma. Papa, berikan juga mama hak untuk mengajar Ari yang sudah jelas bersalah. Duduk. Terima kasih telah Hai bersih-bersih semuanya biar hilang semua pikiran kotor yang ada di otak hari ayo masih berani mencuri lagi enggak tidak hari tidak mencuri lagi mah ya ganti baju sana terus menghadap apalagi Pak, ada mengadap Ari, papa sayang Ari, jangan bikin papa marah lagi ya.
Papa kan tidak pernah memukul dan menghukum Ari, sebelum Ari memasukkan tanda tangan mama dan mencuri, biarkan. Coba ingat. Apa pernah papa menghukum atau memukul Bang Andi?
Tidak pernah kan? Kenapa? Karena Bang Andi selalu menurut apa yang papa dan mama bilang. Sekarang Ari janji tidak akan bikin papa marah lagi ya.
Nah sekarang mengaku. Ari mencuri lagi kan? Ari tidak mencuri, Pa.
Arsi? Kenapa Ari tidak mau mengaku? Ari senang Papa bukul, ya? Anak jangan kelewatan begitu, dong.
Sekarang berdiri disini, sampai papa perintahkan berhenti. Andi, Andi, lihat itu. Itu contoh seorang pembohong dan pencuri. Pak, Mama mau bicara. Bicara apa?
Soal tadi. Memang benar diantara kita ada perjanjian tak tertulis Bahwasannya kalau papa marah pada anak-anak, mama tidak boleh ikut campur Begitu juga sebaliknya, kalau mama marah pada anak-anak, papa juga tidak akan ikut campur Lantas? Tapi dalam keadaan di mana Ari sudah tidak bisa diatasi lagi Lupakan sebentar perjanjian itu, Pa Jangan jika mama di hadapan anak-anak seperti tadi. Di mana hak dan harga diri mama sebagai ibu tiri di mata anak-anak.
Kalau hal itu papa lakukan di hadapan mereka, kita kan bisa berdiskusi, pa. Oke, ma. Papa janji tidak akan melakukan hal itu lagi.
Sorry. Lantas, bagaimana masalah Ari, Pak? Mama sudah tidak tahu lagi apa yang mesti Mama perbuat.
Papa punya niat untuk memasukkan Ari ke pesantren saja. Pesantren? Ya, di Jawa Timur. Kenapa mesti jauh-jauh ke sana?
Di sekitar Jakarta kan ada, supaya kita bisa sering menengoknya. Sekalian memastikan order yang disuruh baik. Ya, biaya transportnya kan bisa sekalian.
Sudah lama. Kita pikirkan saja dulu bagaimana baiknya. Bagaimana dengan uang yang dicuri Ari? Kita suruh saja Anggi menyerahkan pada Ibu Khadijah.
Sekalian membawa surat pemberitahuan Ari pindah sekolah. Ya, tapi jangan lupa melunasi uang sekolah Ari. Musib! Sapsib, sapsib.
Apa kan orang yang... Jep lupa Jep tidak mungkin, tidak mungkin Begini saja mbak Kalau dana untuk berangkat ke Surabaya itu keluar Senin siang Sorenya papa dan Ari langsung berangkat Bagaimana baiknya menurut papa sajalah Loh, loh, mau kemana? Papa kan lagi janji nih janji apa tuh belakang lupa eh apa sih midnight nonton midnight jahe lah Mama cakep banget nih enak ya Bang hari Minggu enak sih enak tapi kalau libur terus kapan menjadi pintar Iya ya kalau bodoh kembang debongin orangnya Bang Iya dong manggih nanti jadi pilih Kak jadi dong Papa dan Mama kan enggak pernah bohong kalau sudah janji oke nanti latar sarapan papa-papa sindari bisikin arus mesin sampah 10 botari banggit dulu-dulu manggil nanti mau pergi kemana Eh nggak boleh sekongkolan bagaimana pemilihan suara nanti sekali ini jadi bang ah enggak kan kesana Andi ya Bang Anggi tuh cakepnya Mama Pak, kalau selesai bawa Andi sarapan. Rebes. Tobat deh nih anak-anak.
Enggak, enggak. Enggak, Pak. Masukkan mandi duluan. Emang siapa yang telanjang duluan? Enggak mau.
Eh, ada apa? Ada apa nih? Heran setiap mandi selalu ribut. Sama saudara sendiri kok ribut terus. Bagaimana sih caranya supaya membuat kalian tidak ribut?
Hari ini anak-anak semua tinggal di rumah. Tidak ada rekreasi. Sekarang mengaku.
Siapa yang bikin gara-gara? Anggi, Pak. Eh, bukan Bang Anggi, Pak. Ari yang salah, Pak. Sungguh Ari nggak bohong kok.
Selesai mandi, Ari. Menghadap tembok lagi. Coba Ari diam saja. Kan tidak dihukum. Tapi Bang Anggi kan tidak salah.
Orang yang tidak salah tidak boleh dihukum. Selesai sarapan, Ari menghadap tembok. Pa, Ari kan nakal.
Ari digantung saja deh. Apa? Digantung? Ya, Pa. Ari tahu nggak akibatnya kalau orang digantung?
Kalau begitu tangan Ari dikat saja. Oke. Tunggu di sini. puas menghadapkan waktu belakang sana Loh, apa-apaan papa ini?
Anak kok dikat kayak gitu? Ari sendiri yang minta, Ma. Tadi malah minta digantung. Papa ini aneh.
Jadi kalau Ari minta ditusuk, papa tusuk juga? Hai Anggi ayo sarapan ya Pak iya anak-anak tinggal di rumah semua ya supaya adil Andi Andi Bibi enggak mau deh tadi kan sudah weh bukan buat Andi buat menghari menghari sarapan dulu hai hai Jangan Andi, nanti papa marah. Enggak deh, Andi ngapain sama papa. Makan saja Ari, Ari kan belum makan.
Sampai jumpa di video selanjutnya. Karsi, tolong bawa belanjaannya ke dalam. Iya, Nya. Ari, lupa bapak datang.
Minta maaf ya. Ya, Ma. Nah, begitu dong. Kalau pinter begini kan Ari tidak dihukum.
Hai, Papa. Hai, Ari. Pak, Ari minta maaf.
Ari janji gak mau ribut-ribut lagi kalau mandi. Nah, begitu dong. Jadi anak Papa Tino mesti berani minta maaf kalau salah.
Ya, Papa. Oke, Tit! Ah! Bola masuk begitu kok bisa melenceng, Tit? Payah, Hen.
Nice shot, Hen. Gila, Hen! Masa punya simpenan juga lo ya? Ari, papa antar mama dulu ke kantor.
Kalau siang ini papa dapat uangnya, nanti sore kita berangkat ke Surabaya. Siap-siap ya. Ya, pa. Nah, sambil menunggu papa pulang, Ari bantu-bantu Bikarsi ngebersihin kamar mandi.
Ari tau gak? Kenapa Ari Papa kirim ke pesantren? Tahu, karena Ari nakal, suka mencuri, suka bohong, suka mencuri lagi, bohong lagi, mencuri lagi, mencuri terus.
Nah, Papa paling tidak senang sama orang yang suka mencuri. Pencuri itu orang yang tidak punya ahlak. Tidak bisa cari makan secara halal.
Memangnya Ari tidak dikasih makan. Heran. Anak enggak salah papa kok enggak dikasih makan.
Sekarang Ari bikin bersih kamar mandi ya. Ya papa. Kiss bye papa.
Kiss bye mama. Kiss bye. Si Bibi, sudah beres kerjanya Bibi?
Kok tanya sama Bibi, Ari sendiri sudah beres belum? Sudah. Kok Bibi nggak denger kosek-kosek? Kosek-kosek Ari, nanti Papa Ari marah.
Sudah? Begini nih, tuh, tuh, tuh. Ya, kalau sudah, bantu-bantu bibit saja di dapur.
Bi, nanti kalau papa tanya sama Bibi, Ari bersihin gambar mandi atau tidak, Bibi bilang apa? Ya bilang bersihin dong. Memangnya Bibi tega, kalau Ari digebukin terus.
Sip, sekarang Ari bantuin putusin butut cabai ya Bi. Terima kasih. Hai Papa Hai Andi Oh Kok papa ngajak Andi antar mama ke kantor?
Habis Andi bangunnya terlambat sih. Sekarang papa mau mandi? Mau kerja? Atau mau marah-marah lagi? Loh kok Andi tanya-nya begitu?
Kan papa sekarang kerjanya suka marah-marah terus sama Bang Ari. Papa kan tidak pernah marah sama Bang Ari kalau Bang Ari tidak salah. Kasih, Ari tadi bersihin kamar mandi tidak?
Tadi sih bersihin kan. Kok sekarang gak kedengaran suaranya? Loh, hari kok gak kerja?
Malas ah Malas? Berdiri Sini Berdiri jongkok, berdiri tabur Berdiri jongkok Hitung yang keras, supaya papa bisa dengar. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8. 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 51, 52, 53, 56, 57, 58, 59, 52, 53, 56, 57, 58, 59, 52, 53, 56, 57, 58, 59, 52, 53, 56, 57, 57, 58, 59, 52, 53, 56, 57, 57, 58, Kersih, ya Juragan Kalau Ari capek suruh istirahat dulu Kalau sudah waktunya makan kasih makan Iya Malam juga kan Kamu kalau malam makan gak? Makan kan Apa bedanya kamu sama Ari?
Oh iya musik Hai Mange Ani yang kesini kalau papa dan mama tahu nanti bisa dimarahin paparan sudah tidur kok mengandung lapar ya ini banget ya milih minum ya Enggak usah deh Bang hari gak haus abis makan biskuit nanti kan haus gak usah deh bang adik nih biskutnya bang Mari kita tidur di tempat saja yuk Jangan ah Papa dan mama kan sudah tidur Subuh nanti abang bikin bangun Ari Lantas pindah tidur disini lagi Jangan Biasanya papa suka bangun malam-malam Bencing, Andi ingin tidur dekat Bang Ari seperti dulu. Gak apa-apa Andi, biar kita tidurnya jauh. Yang penting hati Bang Anggi, Bang Ari, dan Andi tetap dekat seperti malam ini. Masuk-masuk saja, kalau papa dan mama bangun, bahaya. Terima kasih Andi, terima kasih penganggi, hari juga tidur ya Hai gimana yuk ada tenang-tenang duduk saja dulu Belanda masih jauh hahaha hahaha Minum Tim Minum lah Makasih Jawab dengan jujur, Yud.
Dana itu ada apa enggak? Lupakan saja masalah dana itu. Aku akan coba lagi malam ini.
Pokoknya, Tin, jangan khawatir. Betul, Tino. Dengan minum, semua persoalan akan kita kasih beres. Sangat, Tino. Batu napas, Tin.
Batu napas. Kasih kering, Tino. Tarik, Tin, tarik. Sedap Asik Kalau saja Ari tidak melawan perintah papa Dan mau minta maaf Papa pasti tidak akan menghukum Ari seperti ini Ya kan? Tuh papa datang Ari sini deh Ari minta maaf sama papa ya Ari beri jongkok aja deh ma Terserah Ari kalau begitu Mama tidak mau tau lagi Bagaimana pa?
Eh Kemungkinan Papa dan Ari besok bisa berangkat Ari Iya, Pak Kemungkinan besok Ari dan Papa berangkat Malam ini Papa ingin Ari jadi anak yang baik Supaya di pesantren nanti juga Ari jadi anak yang baik Ya kan? Dan untuk menjadi anak yang baik Papa ingin melihat Ari malam ini minta maaf sama papa dan mama Karena kenakalan Ari selama ini Ya? Pukul Ari saja deh, Pa Ari kan nakal Ari? Berdiri jangkok Pegang kuping Hitung yang keras supaya papa bisa dengar Ayo Satu lagi Dua lagi Tiga lagi Empat lagi Lima lagi Ari tidak pernah begini sebelumnya lagi 20 lagi 21 lagi 90 100 lagi 300 lagi 90 lagi 3 yang benar lagi begitu caranya menghitung Jangan kesetan yang begitu Ari Kenapa Ari siksa papa seperti ini? Kenapa Ari suka menonton papa sekarang?
Kenapa? Jawab Jawab Ari Jawab Lia Jawab kamu Lia Lia kan Balia, minum ya Sebelum tidur, Ari minum dulu ya hari Papa tidak minta banyak dari Ari. Papa cuma ingin Ari patuh pada orang tua.
Iya, Pa. Papa. Ari mau minum lagi.
Loh, Ari kan baru minum satu gelas Besok pagi saja ya Iya, Pak Ari janji Gak mau minum lagi Janji ya? Iya, Pak Pagi-pagi saja Ari minum Kalau papa sudah bangun Sekarang Ari siap-siap tidur ya Iya, Papa selamat tidur papa selamat tiduran hai hai Hari mau pake selimut? Gak usah deh bang, bang hari mau minum.
Bang hari gak haus. Habis hari mau apa? Sayang gak ada Arki ya Kenapa?
Besok kan Ari sudah mau pergi jauh Ari kebanyakan berbunuh sama-sama Seperti dulu Doan Arki juga Hah, kalau liburan nanti kan bisa ketemu Iya kan Andi? Iya bang Ari Oh iya Kita berdoa yuk Buat perpisahan Yuk Ya Allah Malam ini, Bang Anggi, Andi, Ari datang menghadap padamu. Besok, Ari mau pergi jauh. Dan Ari minta supaya Allah selalu dekatkan hati Ari dengan Bang Anggi, Andi, dan juga Argi yang sekarang ada di rumah Mama Lia.
Dan juga tolong jaga Papa Tino dan Mama Santi yang sangat mencintai Ari. Ya Allah, dengarlah doa Ari ini. Terima kasih.
Amin. Sudah ya, sekarang Bang Anggi. Andi, tidur saja.
Hari juga tidur ya. Bang Ari, kalau sudah di tempat jauh, kirim surat ya. Eeeh... selamat menikmati Hari mau jadi apa sih?
Baru janji tidak mau minum, sekarang sudah melanggar janji lagi. Baju sampai basah begini. Tunggu di sini, papa ambil baju ganti. Papa. Hai.
Hai. Ma, minta duit buat Uli Benson, mau ke rumah sakit. Ke rumah sakit?
Ada yang gak beres dengan Ari. Ari? Hai terjadi begini Pak umatnya begini mama tunggu di rumah saja hai hai Jangan dokter, tidak mungkin Tolong dokter Jangan biarkan Ari pergi, dok. Pak Tino, saya hanya seorang dokter.
Seorang manusia biasa, sama seperti bapak. Tapi, tolong. Yang tak mampu melawan kekuasanya.
Tolong, dok. Ari masih terlalu kecil untuk pergi. Tunggu! Jangan.
Jangan bawa anak saya. Ari, Ari, Ari, Ari masih hidup kan, ya kan? Maafkan papa Ari, ya?
Maafkan papa Ari, ya? Sebentar, Ari. Papa mau bicara dengan dokter.
Ya? Dokter? Suster, tunggu.
Dokter, tolong selamatkan Ari. Tolong selamatkan! Ari belum mati! Patino.
Kalau Patino percaya akan adanya kasih Tuhan, percayalah bahwa Ari telah selamat di tangannya. Hai orang-orang apa tadi kita anak bandung sampai mati kenapa bisa berakhir seperti ini Tino saya hai hai Saya tidak tahu, Bu. Dia saya hukum karena selalu melawan, berbohong, mencuri, berbohong lagi, mencuri lagi, mencuri terus.
Tidak selamanya alam aku mencuri. Saya pernah memberinya uang Ingat Ari, Ari! Pembunuh diajak!
Tunggu dulu, Ma. Dengar dulu penjelasan papa Saya tidak perlu penjelasan lagi Kematian hari sudah menjelaskan segala-galanya Sabar Lia Sudah diam, diam semua Saya tidak setuju disebut membunuh bu Saya tidak membunuhnya Dimana ada seorang ayah yang mau membunuh anak-anak sendiri Saya hanya ingin agar dia patuh dan disiplin. Sudah. Jangan berdalih lagi, Tino. Seribu dalih pun yang Tino kemukakan tidak akan mampu untuk menghidupkan Ari kembali.
Buat apa kalian bertengkar dan menangisi keberdian Ari? Buat apa? Sementara semasa hidup almarhum, kalian menyanyakannya, bahkan untuk mendapatkan sebatang pensil saja.
Almarhum harus mengorbankan perasaannya di hadapan kawan-kawannya. Keberdian Ari adalah buah nyata perceraian kalian. Semasa almarhum masih hidup, kalian bertengkar. Sekarang di hadapan jenazah almarhum, kalian masih saja bertengkar. Di mana perasaan dan laluri kalian sebagai ibu kandung dan ayah kandung almarhum?
Apa tidak bisa kalian berdamai sejenak? Untuk mengantar kepergian Ari yang abadi ini Dengan penuh kasih dan damai Bu Sudah Leah Jangan antar kepergian Ari dengan air mata Lebih baik kita bersatu dalam doa Demi ketenangan arwah Ari Pembunuh Dihadap