Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sekali lagi, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hai baik teman-teman semuanya seperti biasa sebelum dimulai silakan untuk dirapatkan terlebih dahulu silakan akan akan lebih maju lagi boleh lebih merapatkan Ayo sebelah kanan juga lebih merapat lagi jadi isinya di depannya silakan lebih merapat lagi, silahkan akang-akang Bandung, Tete juga silahkan lebih merapat ya supaya nanti kalau misalnya ada yang mau datang bisa dapat tempat juga betul, kita berhangat-hangat Baik teman-teman semuanya Mari kita penjadikan puji dan syukur kita Kepada Allah SWT Karena pada malam hari ini Di Senin malam ya Kita masih dikasih kesempatan sama Allah Berupa kesehatan, kesempatan dan juga waktu Alhamdulillah bisa berkumpul lagi Di masjid Allah alatif tersinta ini ya juga semoga disini semuanya dalam keadaan sehat walafiat Amin Amin juga tak lupa salam semoga terlimpah curahkan kepada nabi kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam kepada keluarganya sahabatnya tabi'i tabi'i dan juga semoga sampai kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman Amin baik balik disini bareng saya Riki Apriyana bareng saya Gia kita ketemu lagi di after work itu dia ganteng MCT bareng sama waktu presiden Iya atau akan dapat jawatan makanya dipakai kita doakan semoga setelah kemarin kan perhentikan presiden presiden kita doakan semoga bisa mengembang amanah dengan baik ya semoga bisa membuat Indonesia semakin maju lagi ya minyak kita hanya bisa mendoakan saja ya Iya terus kita tunggu besok makan siang yg itu ya kita mau main saya mengikuti ya kita oke namanya balik lagi ke laptop betul-betul hari ini kita ketemu lagi dan Insyaallah kebal hari ini kita akan dibarengi oleh coach atau Kang Coki isroki betul banget nah ini Kang Coki kita ketemu Senin kemarin sama kakaknya sekarang kita ketemu lagi tapi temanya kali ini yaitu tentang option betul tentang pilihan tentang pilihan berarti apa yang terjadi kemarin kamu milih siapa? Beda bukan itu.
Jadi tentang hidup itu soal pilihan. Gimana caranya kita mungkin nanti kan setiap hidup itu tidak jauh dari yang namanya option-option. Jadi pilihan dalam hidup itu kita harus mungkin disini nantinya harus di diarahkan dengan yang baik-baik. Betul, supaya tidak salah pilih.
Nah terus juga mungkin ada info-info terlebih dahulu teman-teman akan lihat sekalian. Jadi di Alet TV itu banyak sekali yang namanya kegiatan produktivitas. Betul banget. Dari mulai ahad sampai Sabtu, Senin sampai Minggu berarti ya. Iya, Senin sampai Ahad.
Kita full of kegiatan di hari Senin seperti biasa kita laksanakan. Malam ini ya ada after work dan biasanya narasumbernya yang luar biasa. Itu biasanya tentang produktivitas, tentang business self-development, tentang bisnis dan banyak juga nih.
Pokoknya materi-materinya lebih ke kompleks itu di hari Senin. hari Senin betul teman-teman yang mungkin disini pulang kerja atau mungkin pulang kuliah atau mungkin dari rumah langsung ke sini ini cocok banget hari Senin ya betul sekali terus juga di hari Selasa itu setiap pekan pertama dan pekan ketiga itu ada triple project untuk hari Seninnya biasanya itu sama Ustadz Syahifauzan dan di pekan ketiganya bersama Ustadz Fitriang Kadir terus di pekan keempatnya ada apa Nah kalau Selasa pekan keempatnya ada kajian bareng majelis inspirasi yang biasanya diisi sama Ustadz Akmal Syafrel ya itu biasanya tentang sejarah-sejarah juga peradaban Masya Allah yang lagi happening-happening biasanya juga di hari Kamis kita ada ngaji kitab ya biasanya diisi barang Ustadz Ali Ridwan dan juga Ustadz-Ustadz lainnya betul hari Jumat ada Fanta'lim ya kajian barang Fanta'lim biasanya tentang sejarah-sejarah orang terdahulu sejarah Nabi itu banyak cekan yang berkisah-berkisah itu ada di hari Jumat ya baru Fanta'lim juga ada ngopi gratis dari halan kopi ya setelah kajian bareng fanta Lim dan juga ada makan-makan bareng disini jadi hari Jumat tuh ada kopi ada makan gratis beres kajian tuareg betul ilmu juga dapat Hai udah enak lah terus tuh di hari Sabtu ada malam mingguan di Alatif yang taruh series jadi buat teman-teman akan teteh yang mau mengilmui soal taruh atau pengen belajar ya seputar taruh di mungkin ada pengen serius juga itu bisa banget datang di malam minggu di pada maghrib betul sampai saya bisa jam sembilanan sembilanan terus setelah taruh serius ada apa betul selalu serius ada nongkrong bareng ya jadi ada free coffee gratis dari teras kopi terus juga kalau kalau misalkan di akhir bulan itu biasanya ada kiamulail bersama betul dari sini kan mungkin suka tanya-tanya tentang kiamulail itu bisa untuk sementara kita jadwal rutinnya setiap akhir bulan ya di hari Sabtunya menuju ke hari Ahad jadi silakan teman-teman yang mau kiamulail nah maka akhir bulan betul kan gaji udah habis ke mulai lewat itu kicing loba semakin lebih bisnis semakin tarik doa ya ya Allah Insya Allah satu M terus di hari minggunya itu Insya Allah ada kajian kolaborasi biasanya gitu ya berkolaborasi sama organisasi-organisasi dan mesin sih lebih seringnya itu untuk muslimah betul biasanya kebanyakannya buat teteh nih jadwalnya hari itu full bahkan kadang dari pagi sampai ke sore tuh full sama kajiannya gitu jadi untuk teman-teman di sini yang mau tahu info kegiatan di masjid al-atif Alatif bisa diakses di Instagram nya di at Masjid Alatif ya juga hari ini kita streaming juga ya yang buat teman-teman yang nggak bisa hadir jangan khawatir kita juga menyediakan streamingnya di YouTube masih ada official silahkan diakses ya betul sali dan juga untuk teman-teman yang punya kelebihan rezeki ini ya di Latif ada banyak kegiatan bagi-bagi juga ini yang kayak tadi ada setor gratis setiap hari Senin sama Kamis Yes juga di hari Jumat itu ada Jumat berkah Jumat berkah terus juga juga ada bagi-bagi makanan setelah kajian juga pokoknya banyak kegiatan-kegiatan yang Insyaallah meluaskan manfaatnya ya betul jadi mungkin disini yang mau bersedekah ya atau mungkin mau support kegiatan di masjid al-latif betul ini soal bermanfaat banget ismasir al-latif kegiatan kegiatannya karena mungkin sama juga sudah mungkin banyak lihat kegiatannya cukup banyak ya betul jadi silakan mungkin yang ini jadi kesempatan juga untuk teman-teman yang mau dapat pahala jariah betul sekali ya Oke, sebelum kita mulai seperti biasa kita luruskan kembali niat kita semua untuk menggapai rahmat dari Allah SWT, menggapai ridhonya. Semoga dengan dukunya kita disini tuh bisa membuat rahmat Allah turun dan membuat kita tuh bisa masuk ke surga Firdaus. Amin.
Terus juga bagi akang-akang yang membawa buku tulis silahkan bisa dikeluarkan karena salah satu cara mengikat ilmu dengan? Mencatat. Jadi silahkan dicatat ilmu yang sudah nanti disampaikan bareng kak Coki ya.
Jadi silahkan dicatat. Dan mungkin disini yang mau update seputar instastory jangan lupa tag at Masjid Alatif Jadi nantinya biar mungkin disini yang buat resume-resumenya silahkan jangan lupa di tag Masjid Alatif Biar lebih meluas, lebih bermanfaatannya Kalau misalnya mau update pakai template-template yang di Alatif silahkan dipakai ya Itu banyak-banyak yang gese-gese itu Betul, makanya keluarkan tipografi terbaik kamu lah ya Nah itu dia Oke deh Ada lagi? Nanti mungkin setelah ini akan ada terseritanya jawab Nah jadi silahkan disiapkan pertanyaannya Yang mungkin nanti sudah ada Disiapkan aja Atau ada yang pengen curhat gitu ya Lewat DM juga boleh banget Insya Allah bakal dijaga kerahasiaan Gak bakal dicepuin Betul Oke deh Kalau begitu kita awali dulu Majlis pada malam hari ini dengan Berdoa menuntut ilmu bersama-sama Bismillahirrahmanirrahim Rabbi zidna ilman warzuqan baik kalau gitu langsung saja kepada Kang Joki waktu dan tempat kami silakan Baik, oke bismillahirrahmanirrahim. Kita tampilkan halanya guys ya.
Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sehat teman-teman?
Luar biasa, Allahu Akbar. Baik ya, beres bekerja ini? Happy kerjanya?
Oh gak happy, nanti tanggal satunya. Nanti akhir bulannya gitu ya. Itu juga tanggal satu pas tanggal limanya udah sedih lagi. Nah ini lewat Q gaji hantai, oke. Baik teman-teman semua, bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirrahmanirrahim. Teman-teman, alhamdulillah kita bisa berjumpa lagi. lagi ya gitu ya biasanya tarah maraton saya tuh tapi sekarang mah agak maraton dua pertemuan ya karena minggu lalu kita membahas tentang enjoy your life enjoy nya gitu ya Nah topik hari ini itu membantu menguatkan sesi kemarin nah ini hari ini kita akan sedikit ngobrol tentang bagaimana kita sebetulnya menyadari bahwa hidup itu banyak pilihan begitu ya oke baik ya teman-teman disini saya tanya sekilas nyampe kesini pilih naik apa kendaraannya tadi motor mobil ada yang disupirin pakai Mercedes Benz ada yang besar mobilnya yang beres atuhnya ya Toto ya teman-teman Jadi kalau ada zaman saya Punten saya gak bawa motor Gak mobil disupirin setiap hari Pake Mercedes Padahal naik bus Jadi jangan mudah percaya Ini fakta sih Oke teman-teman Insya Allah sampai kurang lebih jam sabar Setengah sembilan ya Kita ngobrol bareng Tapi nanti mungkin saya minta bantuan MC Karena kalau kemarin Pas nanya ke Ahwad gak nyampe Hari ini kita ingin banyak interaksi Karena ingin denger sebetulnya apa yang lagi dirasakan sama teman-teman karena hari ini mau bahas tentang apa sih yang lagi dirasakan sama teman-teman semua yang hadir siap kita mulai teman-teman siap siap ya oke baik kela set kisar hula Hai tak gitu Oke ini mah lewat-lewat, udah kenalan lah kita ya.
Sering ya teman-teman ya, apalagi yang online. Pokoknya kalau kelewat nonton lagi. Suka akses Youtube-nya Alatif gak kalian?
Benar. Cik Ngacung yang belum pernah nonton kejiannya Alatif di Youtube, acungkan tangan coba. Udah semua? Alhamdulillah, bagus.
Mantap ya followers-followers dan subscribernya. Baik, teman-teman saya mau langsung nanyain ke teman-teman mana MC kita siap ya. Nanti pun bantu saya mungkin minta tolak ahwat juga ada yang sharing, ada yang cerita.
Oke, teman-teman biar lebih dekat dengan kawan-kawan saya izin berdiri ya teman-teman ya. Sekali lagi Nuhun teman-teman yang sudah menyediakan kursi Sing jadi Amal Jariah. Oke, teman-teman hari ini saya mau nanya dulu ke teman-teman semuanya coba.
Dalam hidup ini, saya nanya, apa yang sedang membuat teman-teman hari ini lagi stres? Coba, ada yang mau sharing gak? Coba, coba, coba.
Yang dekat coba. Cik, cik coba ya. Silahkan. Kayak ahwat.
Apa yang lagi bikin stress hari ini? Yang aku bikin stress dari orang tua yang inginnya apa dan aku inginnya apa Wah berat Ada yang sama punya isu itu? Oke baik ya sekarang cik cik cik ahwat ahwat hiji hiji Ahwat ada yang mau sharing gak satu?
Ada gak? Apa yang lagi bikin stress di temen-temen ahwat cik seorang? Coba ada gak yang liat TV stress tadi? Satu, boleh boleh.
Apa ada yang lagi bikin stress? Coba hari ini ada yang mau sharing gak? Tenteng silahkan. Atau saking stressnya jadi gak mau sharing? Itu overload.
Atau bikin kesel gak harus stress? Coba ada gak? ada tetep di belakang cek silakan itu di belakang cerah teh apa yang lagi bikin kesel Bismillahirrahmanirrahim yang paling bikin kesel tuh ternyata di gitu ya diri sendiri bikin kesel maksudnya pikirannya gitu pikiran-pikiran negatif gitu yang pada kenyataannya belum tentu terjadi gitu jadi yang pak kesel teh sama pikiran-pikiran negatif yang dibuat oleh diri sendiri gitu Oh, overthinking? Nah, itu. Benar ya.
Oke, baik. Jangan lupa mic-nya dikembalikan. MC bingung ya.
Baik, sebelum saya mulai, saya ingin teman-teman coba nulis di handphone masing-masing, di alat tulis sekarang. Saya ingin teman-teman coba tuliskan hal-hal apa yang lagi bikin teman-teman kesel atau bahkan sampai stress atau sampai, aduh, Kang, aku depresi. Sok, boleh. Nggak akan saya minta sharing, nggak akan.
Tapi... Tapi tulis aja, apa aja ya, sok yang bikin kesel apa. Ya?
Apapun ya, Kang Gea lagi kesel apa. Kesal apa ya Agut ya? Atau lagi gak punya kak kesal?
Kesal sama ibu-ibu yang kalau nyupir, sen kanan, belok kiri, tadi penggi hua ye. Ya boleh Sok. Berarti kesal dengan edukasi berkendara di Indonesia ya?
Oke baik, Sok boleh. Saya minta dulu teman-teman. Sok kamu naon?
Aduh aku belum ada Belum ada kerasahan Mantap luar biasa Happy ya Jongjon Silahkan boleh ditulis semua kekesalan atau hal-hal yang bikin gak suka apa yang lagi bikin sekarang lagi gak nyaman apa coba silahkan teman-teman tulis boleh sebanyak mungkin ya Sok saya kasih waktu lah 10 detik lagi boleh ya siap ini serius tulisannya Kang Coki kesal apa? saya mae Berat bisa juga dari... Sangking gua berat tuh tak bisa ngomong Bagaimana beratnya? Orangnya pikiran aja Oh enggak, tapi hari ini lagi gak kesal Lagi happy Soalnya setelahnya gak...
Sama kayak karpet Kalau minggu kemarin kesel gara-gara Baju sama karpet Sebenernya tadi gak ada Apa namanya itu Belum kepikiran aja Oke udah teman-teman ditulis Oke, udah ya, baik, ditahan dulu, yang masih pengen nulis, tahan dulu. Sekarang saya pengen geser, kalau tadi mah hal yang bikin kesal, sekarang saya tanya, hal apa yang bikin teman-teman happy? Oke, Sok, sekarang ya, tulis dulu, tulis dulu sekarang yang bikin happy Sok. Apa hal yang bikin happy?
Maka silahkan ya Sok, diinget-inget, apa yang bikin happy dalam hidup ya? Ketemu Kang Coki, senang malam ini. berlebihan ya teman-teman.
Teman-teman bising mabuh-rebuh tiba-tiba transfer. MU lagi bikin seneng gak? MU nya?
Mana fans MU, Ayah? Ayah. Wah fans MU lagi seneng-senengnya. Kan jarang-jarangnya sok diluapkan ya fans MU.
Hai aduh eh oke sop ya apa yang bikin senang ya sop 20 detik lagi boleh apapun yang lagi bikin senang apa sih di teman-teman semua ya pingin tahu Hai baik nah sekarang coba teman-teman cik Kang tanya ada musyari enggak apa yang lagi bikin teman-teman senang hari ini laki-laki satu perempuan satu tasok silakan ya ahwat satu ihwan satu sok-sok-sok ya Itu tuh ahwadillah, ahwadillah. Jangan lah Kang, Kang muka-mukanya lagi pada tertekan semua. Hahaha, mohon. Oke Kang, bismillah untuk hal yang membuat saya senang dan bahagia karena hari ini...
menggantikan kepala sekolah ikut seminar gitu. Nah terus yang bikin senangnya itu karena saya pertama dapat snack pagi, dapat voucher belanja door price, dapat makan siang. Nah itu senang sekali gitu.
Enggak senang latihnya? Iya, alhamdulillah. Menyukuri hal-hal kecil ya Kang. Masya Allah.
Masya Allah, alhamdulillah. Cukup? Cukup, alhamdulillah. Ya senangnya. Lebih cukup sebenarnya.
Lebih cukupnya. Udah dapat makan siang tuh. sudah kerealisasi berarti berarti tanda alatif juga harus menyediakan itu kalau after work betul tidak?
langsung semangat atau ada donasi ya oke baik semoga masjid-masjid dimakmurkan jadi bisa menyediakan oke sekarang lah laki satu orang apa yang lagi bikin senang silahkan Hai setau dari wajahnya ini ya ya om set-set selama alaikum Kang Coki ya Waalaikumsalam sih jadi beberapa hal yang saya syukuri hari ini yang pertama tuh tadi pagi memutuskan untuk Eva Alhamdulillah bisa tidur siang tanpa pengawasan atasan ya walaupun uang makan dipotong ya jadi ya tapi nggak apa-apa kedua itu akhirnya bisa sedikit fit bisa ke alatif bisa ketemu Kang Coki Masya Allah luar biasa dapat hadiah atau Nomor rekeningnya berapa? Langsung tiba-tiba Kala-kala kamu WF-an abad tidur siang Apa judulnya? Work from home Berarti TKC kamu bukan after work After sleep berarti kesininya Itu WWS kan Apa WWS?
Work while sleep Oke ya gak apa-apa ya gitu ya Lihat dia memilih untuk tidur siang Tapi kan uang makannya dipotong Tapi happy-happy aja aja kan ya berarti uang makannya nggak gede-gede tehnya begitu ya nggak papa ya Oke baik teman-teman anon pesan ada sharing kita mau belajar mau sharing sedikit tentang Kenapa ada hal yang bisa bikin kita kesal Kenapa ada hal yang bikin kita senang ya teman-teman semua yuk karena ternyata ini adalah hal dasar yang mungkin sering kita lupakan atau bahkan tidak kita ketahui metodenya seperti apa yuk saya mau survei dulu ke teman-teman semua saya mau survei ya saya musuh survey cik kira-kira ya teman-teman Apa perasaan teman-teman kalau teman-teman tuh punya sebuah planning atau rencana sudah dirancang dari lama tapi ternyata rencananya gagal, apa perasaannya? Sedih, stres, kecewa, ada lagi yang lain? Pusing, mual-mual, ada gangguan?
Kalau itu bukan karena gagal rencana, mungkin gagal ginjal atau gagal yang lain. Segera ke dokter teman-teman ya. Apa lagi? Ada yang beda enggak? Kecewa, sedih, kesel, apa lagi?
Kenapa? Merasa sengsara? Oke baik, ada jawaban yang berbeda banget? Ada yang merasa biasa aja? Ada?
Oke sekarang kita lanjut. Sekarang kalau misalnya nih ya. Apa perasaannya saat ada janji, udah janjian, tiba-tiba orangnya ngebatalin?
Ngajakin hari ini ke Alatif, hayu after work di minggu kamari. Tiba-tiba sebelum maghrib, ada after work yang lain. After work kajiannya banyak. Kira-kira perasaannya kalau ada janji tiba-tiba dibatalkan?
apa perasaannya? tergantung? oke sekarang dulu, yang kesel ada kesel?
mana kaum-kaum kesal kalau janjinya tiba-tiba dibatalkan? ada? oke mana kaum-kaum yang kalau batal janji nggak apa-apa?
biasa aja? sekarang gini, siapa kaum-kaum yang suka membatalkan janji? Tadi ada yang ngacung, yang biasa aja, yang tergantung.
Tadi mana lo tergantung? Kenapa tergantung apa? Tergantung apa? Cerita sedikit.
Tergantung? Yang buatinya siapa? Kalau siapa, kamu gimana?
Kalau yang emang ada kepentingan di sana, yang emang pengen, itu senang. kalau dibatalin ya rada kecewa tapi ya emang takdir Allah gitu ya gimana nih kalau emang yang janjang janji tuh orang yang segera kita enggak pengen jumpa gitu ya kita senangin dibatalkan Yes gitu. Oh yesnya gitu.
Ya janji tapi sebenarnya gak pengen ketemu gitu. Ya gitu ya. Jadi dari awal kenapa bikin janji sama yang gak suka. Ya mungkin ada urusan tertentu ya. Sangat sering pernah bikin janji sama orang yang gak pengen kita temui.
Ya bisa-bisa aja ya. Oke baik. Oke baik.
Coba sekarang saya tanya lagi. Apa perasaannya saat ada orang lain ngasih uang? Hah? Kenapa? Happy?
Seneng? Apa lagi? Curiga? Dikasih uang curiga?
Komo pas nanti siang nyetek pemilihan? Ini ada uang. Bapak sahab. Nomor 2, nomor 3, nomor 1, nomor 4. Oke ya.
Baik, sekarang ini emang ngasih uang biasa aja ya. Ngasih uang seneng gak? Oke, sumeringah seneng ya.
Tapi kalau misalnya ternyata tiba-tiba eh gak jadi dikasih uangnya ternyata. Gimana perasaannya? Sedih, kecewa, marah atau biasa aja?
Atau happy? Happy gitu? Alhamdulillah gak jadi dikasih puan.
Aku sedih. Oh gara-gara ngomongin pemilu tuh lihat tuh. Sabotase yuk.
Untun pak? Enggak insya Allah saya tetap support anda. Oke baik ya kita lanjut ya.
Sekarang gini-gini, sekarang saya mau nanya agak sedikit dalam. Apa perasaan teman-teman saat ada orang lain yang menghina diri kita atau mencaci diri kita? Nggak setuju, nggak suka sama karya yang kita bikin, nggak sepakat, benci sama postingan kita.
Apa perasaannya? Bersyukur? Apa lagi? Mantap, ini ngilu kajian imahnya, bener ini orang TE.
Dihina, bersyukur. Dicaci senang, dibully happy, inilah jalan hidupku. Oke baik bersyukurnya, yang lain ada yang biasa aja.
Oke yang lain ada yang kesel? Marah? Ada?
Oke. Sekarang diganti, orang lainnya gak menghina dan mencaci kita, tapi orang lain itu menghina dan mencaci makyok ang tua kita. Apa perasaannya? Pasti marah?
Atau biasa aja? Menyalah abangku Kesal, amarahnya? Awan maksudnya?
Apalagi kalian waktu sekolah dulu sok disebut nama bapak ibu tuh Ya? Eh, kawan Saya pernah telepon ke rumah teman Halo? Ya, selamat siang Punten mau nanya, ayo omannya ada?
Dari kata orang itu Ya betul, saya Pak Oman, ada apa? Oh, salah sambung, maaf Nama anaknya Maulana Cuma dipanggilnya Oman. Oman nama bapaknya.
Jadi yang angkat bapaknya gitu. Ada urusan apa ini katanya gitu. Oke baik ya. Jadi kalau kita dihina orang tua perasaannya apa? Kesel, marah, gak suka ya.
Oke sekarang geser sedikit. Cik orang Bandung. Hai prasarannya saat persib eleh Hah lulus sahanu lulus persib eleh aduh eh tagis menit 88 masih kena dua hiji eleh tiba-tiba Ciro Alves tes dadang da Silva justru dua seneng nggak senang Oke baik tapi pertanyaannya persib eleh imannya Salam on Persib eleh jadi kurang semangat.
Saya tadinya mau nanya kalau MU eleh, tapi dah aku mahanya, berat. Persib es ya nanya orang Bandung. Siapa yang kalau persib kalah itu ikut sedih, terpengaruh?
Ada? Acungkan tangan, cik, mana Boboto yang ngedrop? Ada?
Oke. Lamun persib. Oke, sekarang kalau persib eleh tapi kita hidupnya biasa-biasa aja.
Ada? Perempuan-perempuannya? Persib eleh? Oh, yaudah.
Kalo saya kerja di rumah tangga, istrinya Eh, kamar reversi beleh, perlahan-lahan menang Itu mungkin enak, aku donat gg-gg Oh, itu semangat Emang istriku bukan bobotoh ya Tapi istriku bobotoh Oke, baik teman-teman sekarang yang saya mau tanyakan begini, kenapa dari hal-hal yang sama tadi mungkin bagi sebagian orang dampaknya bisa beda-beda? Kenapa misalnya terakhir, kenapa pas persip eleh ada yang kesel, ada yang lulus, ada yang drop, tapi ada yang biasa aja? Kenapa?
Karena apa? POV, aduh mantap anak tiktok pisah anjing ngerials, POV ya gitu ya, karena point of view, sudut pandang, oke. Kenapa ketika misalnya kita dihina, ada yang kesel, ada yang biasa aja, ada yang bersyukur?
Mana tadi yang bersyukur? Mana acungan tangan? Teteh bersyukur juga bersyukur, cik cik cik aku tanya kenapa?
Kenapa kamu kalau ada yang menghina dan mencakci, disyukuri, kenapa? Hah? Nah jadi bingung, karena tadi bersyukur kalau dihina, tapi kalau ditanya jadi bingung. Oke ya, coba ya.
Cik, gak tersah-sah mau sharing, Kang Fadil kenapa? Kenapa? Sok boleh?
Silah, karena aku pernah mendengar suatu hadis bahwa orang yang dizolimi itu akan mendapatkan pahala dari orang yang menzolimi. Masya Allah, undang jadi narasumber after work langsung. Gantian W, Kang Coki duduk gitu ya?
Sini, duduk, duduk. Tukeran gitu ya? Temanya ganti dulu, manajemen emosi.
Eh serius ya, mayu? Tenang, tenang. Jangan siap selainnya.
Nextnya. Oke, kenapa bisa beda? Kenapa ada yang mensyukuri saat dihina, tapi kenapa ada yang kesel?
Kenapa ada yang marah? Kenapa versi beleh ada yang kesal sampai lulus tapi yang lain biasa aja? Kejadiannya padahal sama, faktanya tidak berubah. Versi beleh dua satu, sebuah fakta yang tidak akan pernah berubah.
Tapi kenapa kondisi atau efeknya bisa beda-beda terhadap orang? Kenapa? Rasa memiliki, mantap.
Nah, hampir mendekati. Jadi ternyata teman-teman, saya ada satu cerita, ini cerita menarik. Maka diambil hikmahnya. Salah satu klien konsultasi life planning waktu beberapa tahun yang lalu lah.
Jadi waktu itu ada anak SMA konsultasi ke saya. Dia bilang gini, Kang, aku... begini Kang, aku tuh punya cita-cita jadi pemain basket.
Tapi aku kesel-kesel pisan. Kenapa? Karena saat aku cerita bahwa cita-cita aku ingin jadi pemain basket, aku cerita ke orang tua aku.
Lalu orang tua aku ketika aku cerita malah bilang gini, kamu mau jadi pemain basket? Emang duitnya dari mana? Pemain basket emang duitnya dari mana? Lalu si anak itu, kira-kira menurut teman-teman saat orang tuanya bilang kayak gitu, perasaan anaknya gimana?
Down, merasa tidak didukung, dia kesel dan benci sama orang tuanya. Setelah itu dia bilang gini, Pokoknya saya gak mau cerita lagi sama orang tua saya Karena orang tua saya tidak mendukung apa mimpi saya Oke, baik Saya adalah orang yang akan mendukung kamu untuk kejar cita-cita kamu Cerita, kenapa kamu ingin jadi pemain basket? Karena gini Kang, basket is my passion. Aduh, si Gani kita willinya. Beres-beres is not my passion.
Emang lain passion, beres-beres. Tekniki ya. Basket is my passion.
Aku seneng Kang, dari dulu main basket, blablabla. Oke, baik, baik. Jadi kamu cita-citanya ingin jadi pemain basket?
Iya. Oke, baik. Pertanyaan pertama saya begini. Kalau kamu milih jadi pemain basket, kira-kira apa? pemain basket, duitnya dari mana?
Itu pertanyaan saya. Kira-kira responnya? Marah dan benci gak sama saya?
Pertanyaannya sama loh sama orang tua. Persis banget pertanyaannya. Saya menanyakan apa yang orang tuanya tanyakan persis.
Oke, karena kamu mau merencanakan jadi seorang pemain basket, pertanyaan saya, dari mana uangnya kalau kamu jadi pemain basket? Dari mana kamu dapat uangnya nanti? Penghasilannya dari mana? Tapi dia gak marah, dia gak benci sama saya, dia gak bilang anda tidak mendukung saya, anda tidak mensupport, tapi dia bilang gini Iya kang, saya juga belum mikirin sebetulnya gimana cara saya dapat income dari jadi memain basket Udah weh Pertanyaan saya, pertanyaannya beda gak? Sama kan?
Sama-sama kan? Orang tua nanyanya sama. Sama-sama memastikan apakah pilihan karir yang kamu pilih itu benar enggak?
Dipikirkan dengan matang enggak? Sama. Tapi kenapa responnya beda?
Mengapa responnya beda? Nah, ternyata teman-teman semua lihat. Jadi anak itu, si anak itu merasa marah sama orang tuanya karena dia memilih respon untuk marah.
Dia memilih respon untuk marah. Dia akhirnya memilih bahwa ah orang tua saya mah tidak mendukung. Itu kan hasil kesimpulan dirinya, benar gak?
Itu kan hasil pikiran dia kan? Orang tua saya tidak support. Orang tua saya benci dengan mimpi saya.
Itu yang dia bilang. Tapi kenapa waktu saya yang nanya kebalik, dia malah termotivasi. Ya Kang, berarti emang aku harus menentukan karir aku ke depan gimana dapat uangnya.
Kenapa beda? Padahal pertanyaannya sama. Nah teman-teman.
Inilah yang membuat akhirnya kayaknya perlu deh bahas ini deh. Kenapa? Karena ternyata teman-teman semua kejadian yang sama bisa memberikan dampak yang sama bukan karena kejadiannya, tapi karena apanya? Cara kita memilih respon.
Cara kita menentukan menghadapi kondisi ini kayak gimana. Kita yang nentuin. Kita yang nentuin. Itulah kenapa ketika saya bilang kejadiannya sama, ketika Anda dihina, ketika Anda dihina, apa respon Anda? Ada yang marah, tapi ada yang bersyukur malah, Alhamdulillah dihina.
Karena merasa apa? Berarti aku akan dapat pahala, benar gak? Benar kan?
Kejadiannya sama, tapi cara merespon, cara berpikirnya berbeda. Sehingga respon yang didapat pun kondisinya berbeda. Dan itu kita yang milih.
Kita yang milih. Untung, tadi saya nanya ya, hampir mayoritas ketika saya tanya, kalau orang tua dihina kesel gak? Kesel. Marah gak?
Marah. Ngamuk. Tapi pertanyaannya, ada gak orang yang dihina orang tuanya biasa aja?
Malah gini, teruskan lah, soal kok hina bapak orang. Ada gak? Ada.
Yang mungkin kecewa sama bapak ibunya. Yang mungkin pernah disakiti sama bapak ibunya Kapan ya enggak? Yang mungkin dia sangat benci karena bapak ibunya begitu menyakiti dia Sehingga dia bilang pas dihina sama orang lain Ah bapak kamu, ibu kamu mah gak ngurus kamu Emang gak bener bapak ibu aku mah So, gue terus Sehingga kejadian yang sama responnya bisa beda, benar gak? Maka gini teman-teman, karena ada statement seperti ini, kenapa kamu sedih?
Ya soalnya itu orang tua aku. Kenapa kamu kesel? Ya soalnya bos aku. Kenapa kamu sedih? Ya karena...
ini karena ini, bukan, bukan karena itunya itu mah hanya pemicu tapi bagaimana cara kita memilih respon itu itu yang membuat kita merasakan kondisi sekarang kita marah karena kita memilih respon yang bikin kita marah kita setuju karena kita menghadapinya dengan rasa senang. Itu cara kita memilih respon. Perlu saya kasih contoh-contoh. Sadar gak teman-teman bahwa kondisi yang kita rasakan saat ini, baik itu senang, baik itu marah, atau kesel, atau apa lagi, happy, terus tertekan, terus stress, overthinking, panik, tenang, atau apapun itu, nyaman, itu adalah sesuatu yang hasil. dari cara kita merespon.
Cara kita merespon. Ya? Makanya pun, teman-teman dikasih uang, seneng gak?
Seneng. Tapi ada orang dikasih uang gak mau. Ada gak, Kang? Ada.
Teman saya bikin bisnis. Mau dikasih uang sama orang tuanya. Saya bilang, gak mau harga diri saya nanti jatuh.
Saya ingin berjuang sendiri. Us, mantap. Makanya sampai hari ini masih berjuang sendiri. Oke, baik. Tapi itu pilihan.
Itu pilihan. Jadi kadang-kadang kita berpikir, kalau kita dijahatin, pasti kita bakal sedih. Benar gitu?
Enggak, kita yang milih. Kita yang milih. Makanya teman-teman, Kondisi yang saat ini kita rasakan itu adalah hasil dari keputusan kita di masa lalu.
Hasil keputusan kita di waktu dulu. Itu adalah hasil yang kita lakukan. Jadi itu pilihan-pilihan kita di zaman dulu mengakibatkan kondisi yang kita rasakan hari ini. Begitu.
Maka paham ya. Kondisi hari ini adalah hasil keputusan kita di zaman yang lalu. Zaman yang lalu teg kapan? Sebelum-sebelum ini.
Bisa kamari, bisa dua hari yang lalu, bisa barusan, atau sebulan yang lalu, itu hasil pilihan. Sadar atau tidak. So, kenapa hari ini temanya option? Kenapa temannya option? Untuk menjelaskan bahwa sebetulnya dalam hal yang sama, dalam masalah yang sama, teman-teman itu punya banyak opsi untuk menghadapi itu.
Opsi untuk ikut sedih, opsi untuk ikut marah, opsi untuk mengabaikan itu. Oke, sekarang saya tanya, tahu kasus artis yang kemarin? Ada itu, loli-loli tahu?
Tahu ya, lelaki tahu? Tahu gak pak? Beneran?
Kang tau beneran? Oh gak tau itu pak ya? Oke tuh kalau perempuan mah tau.
Siapa yang pas tau kasus artis itu tiba-tiba jadi ngikutin, jadi kepo? Sok beneran nih, mas Hanu jadi kepo? Siapa yang tiba-tiba jadi meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk kasus itu?
Ada gak? Ada? Nah, kita kepo ya.
Oke, sekarang pertanyaan saya. Saat kita menemukan kasus-kasus semacam itu, pilihannya kita ikutin atau kita abaikan? Benar nggak? Ada banyak pilihan kan?
Bisa di-block juga. Bisa diapain lagi? Jual handphone, berlebihan ya temannya.
Oke, kita bisa milih. Pertanyaannya, teman-teman milih yang mana? Ikutin.
skip, ada yang skip ada yang ngikutin, kalau saya? ngikutin lah biar update bisa nanti ngobrol sama anak-anak generasi baru, kak ini loli padel kak dudidudidam, aduh orangnya teng ikutin, kayaknya harus tau Cuma bukan buat jadi inspirasi ya, saya mau ya. Baik, teman-teman itu pilihan. Mau diikuti atau enggak pilihan.
Jangan nyalahin gini. Itu kasus si Lolilanya begitu menarik kan. Bukan, jangan nyalahin dia. Yang salah kenapa kita tertarik. Kenapa kita memutuskan untuk tertarik.
Itu kan hasil keputusan kita. Kebayang enggak? Jadi segala kondisi yang kita rasakan adalah hasil dari pilihan yang kita pilih di zaman dulu.
Options-options yang dulu kita pilih. Oke sekarang saya tanya nih, ini contoh nih. Apa perasaan saat orang lain menghina dan mencacimaki diri kita?
Ini yang menarik, salah satu kisah yuk belajar ya. Bagaimana cara merespon belajar dari kisah Hasan bin Ali bin Abi Talib. Siapakah beliau?
Siapakah beliau? Beliau adalah Hasan bin Ali bin Abi Tolibnya, dibaca ulang itu. Kisah cucu, cucu rasul. Oke baik, ini saya ceritainnya.
Jadi teman-teman bayangkan ada seorang baduy, bukan baduy dari Banten, bukan. Bukan baduy datang terus jual madu ke Hasan bin Ali bin, bukan. Jadi dulu Sayyidina Hasan itu, teman-teman semua tiba-tiba ada yang datang ke beliau. Lalu pas datang ke beliau, orang ini, orang paduyo, orang pedalaman, parah-marah. Kamu begini, enggak pakai sih sebetulnya, itu orang Sunda aja, perumpamaan lah.
kamu itu begini-begini buruklah dicacimaki, dicacimaki parah. Yang sampai orang itu kalau dengar gini, aduh parah pisan itu mah kalau saya jadi Saidina Hasan pasti marah gitu, kesel gitu. Tapi apa yang dilakukan Saidina Hasan waktu dicacimaki ada yang tahu? Ada yang tahu nggak meresponnya seperti apa? Ini mah dihina parah pisan.
Disediain minum, eh minum dulu tuh minum dulu. Habis itu dicacik lagi ya, dikasih ongkos, butuh gak buat pulang? Dan yang menarik ketika dihina habis-habisan, saya Dena Hasan bilang gini, wah ternyata saya orangnya seperti itu ya, saya ternyata banyak kekurangan. Masya Allah, terima kasih udah ngasih tau saya ya tentang kekurangan-kekurangan saya.
Silahkan kira-kira apa lagi, apa lagi kekurangan saya, biar saya bisa berbenah, biar saya bisa tau apa yang harus saya perbaiki. Luar biasa gak? Keren atau keren banget? Pertanyaannya, teman-teman dihina, dicacimaki sama orang gak dikenal. Kuma perasaan gak?
Jauh-jauh lah, ada postingan, di komen sama anda, terus ada yang bilang, ah berisik, ngedrop langsung, cuma disebut berisik, kenal hentuh. Terus dia juga ternyata, mohon maaf saya salah kirim katanya dia. Kita udah ngedrop dia salah kirim. Sekarang kita dikasih contoh.
Hasan bin Ali bin Abi Talib, cucunya rosuk, memperlihatkan bagaimana respon terbaik untuk menghadapi cacian dan hinaan orang lain. Dihina, dicaci, luar biasa responnya. Ternyata kayak, wah menarik.
Ternyata saya orangnya begini. Anda orangnya dasar pembohong, Anda itu tidak jujur, Anda tidak amanah. Bukannya marah malah begini.
Ternyata saya tidak jujur, coba cerita lagi, di mana tidak jujurnya? Biar saya bisa pelajari, di mana tidak amanahnya? Di mana saya tidak bagusnya? Di mana saya kurang baiknya?
Kalau ada orang kayak gini, kerja ya, itu mah HR, senang pisah, itu mah Bostek senang pisah, bagus ini perbaikan diri terus Ini yang bikin kantor happy, senang Maka teman-teman belajar ya, kita dicontohkan bagaimana cara merespon dari cucu nabi Entah ya? Maka saya pas belajar itu ya teman-teman ya, pas habis belajar ini tuh, wah luar biasa banget. Setelah habis belajar ini tuh, kalau ada orang gak setuju, dulu mah saya kalau ada yang gak sepakat, gak setuju, teh ngedrop, eh.
Bener gak? Mungkin gini teman-teman, pernah bikin karya gitu, terus karyanya kayak gak setuju, orang gak suka, pernah? Tadi awal-awal saya bikin tulisan kayak gitu. Gak setuju orang, teh. Gak sepakat.
Ngedrop. Tapi ternyata pas belajar ini, kita merubah respon kita yuk. Kita yang memilih untuk ngedrop. Dan kita pula bisa memilih untuk semangat dan belajar Nah itu belajar dari kisah Hasan.
Masih banyak gak? Banyak contoh-contoh. Maka ini option.
Mungkin yang belum pernah belajar kisah Hasan, Saidina Hasan akan bilang bahwa kalau kita dihina, balas. Bener gak? Pernah diajarin gitu?
Kalau ada nanti ya kamu, nak, kalau ada temen kamu yang menghina kamu lagi, hina balik. Sebut nama bapak, nak. Terus tulis alamatnya, kok bapak didatangan?
Ah ish, luar biasa itu responnya. Tapi enggak, Sayyidina Hasan enggak begitu. Dia mencotokkan ahlak yang luar biasa.
Coba sekarang, kalau kita punya ahlak kayak Sayyidina Hasan, pun terima kasih. Ada orang menghina apapun sama kita Hidup kita nikmat gak? Santai aja gak?
Santai Nah ini berkaitan sama minggu lalu Tetap enjoy gak? Enjoy Malah bersenang kan tadi kan Aduh Pintu surga semakin terbuka lebar Mantap Dosa-dosaku ini bisa di transfer Rasakan kau Oke Tapi gak sayidina Hasan Maka gitu Itu mah saya kalau dihina Oke baik ya, jadi itu teman-teman bagaimana cara merespon. Dan itu opsi, pilihan. Maka salah satu mungkin yang membuat Saidina Hasan adalah percaya. Jangan marah, maka kamu akan masuk syurga.
Teman-teman ingin masuk syurga enggak? Mimpinya itu bukan, life goals kita itu bukan. Atau justru tujuan hidup kita adalah melampiaskan segala amarah kita dalam hidup.
Tujuan kita kan masuk syurga ya teman-teman ya, benar gak? Maka apa katanya? Jangan marah.
Oh mungkin saya Rina Hasan ingat, iya. Makanya kalau sekarang ada sesuatu, tong ambil. Jangan marah. Tapi boleh gak kamu marah? Boleh, karena hadis ini untuk kondisi tertentu.
Nanti yang lain, Rasul marah gak? Rasul pernah marah? Pernah, itu belajar nanti, marahnya pas kapan, harus tahu. Oke, baik, sekarang saya mau nanya ke teman-teman, apa perasaannya ketika begini, tahu orang dekatmu punya hutang, terus dia minta kamu untuk nanggung hutangnya, bantuinlah. Yang udah nikah misalnya ya, tiba-tiba mertua punya hutang, cik bantuin lah.
Ketawanya baru nikah misalnya. Kira-kira saya ingin nanya, kalau teman-teman tiba-tiba punya teman dekat atau keluarga dekat, misalnya ayah atau ibu, atau yang sudah nikah misalnya pasangan atau mertua, punya hutang dan ini kita terlibat, kira-kira apa perasaannya, responnya apa? So sekarang saya mau sharing, Cik kita tanya ya ada yang mau sharing gak?
Cik kira-kira ini mah tebak-tebakan lah Sharing-sharing, Sok, seorang ada yang mau sharing gak? Perasaannya apa kira-kira? Gimana?
Ada yang mau syaring gak? Sok, sok, sok. Sok, Kang, Tahan, di depan ya. Siap.
Kang, siapa namanya? Suar. Kang, Suar.
Wah, mantap. Suar, dengarkanlah aku. Oke, lanjut ya.
Oke, sok. Gimana? Responnya bingung sih.
Bingung. Pengen bantu dan kalau misalkan kurang kayaknya coba. cuma apa ya beberapa doang gitu oke sebisanya mungkin lah kalau dibantu-bantu kalau enggak ya kadang ya sedih juga kalau misalkan nggak bisa bantu gitu oke sedih ya kalau nggak bisa bantu perasaannya jadi sedih Oke boleh siap ya no nya Kang suar ya yang ahwat ada ada yang mau sharing Ada? Tuh-tuh-tuh, ada di ujung.
Tinggal di teks. Coba-coba. Ini mah kondisi yang misalnya terjadi gitu ya. Janganlah sampai terjadi ya. Cuma ini pingin tahu teh.
Tiba-tiba kita tahu. Bismillahirrahmanirrahim Ini mah beneran sharing gitu Bukan andai-andai lagi Karena memang terjadi Tete siapa namanya Tete? Solihah Masya Allah, Solihah ya pertama kali itu rasanya pusing gitu ikut menanggung bebannya dia yang berhutang banyak dan itu dibebankan ke kita gitu meskipun saya tidak betul-betul memikirkan bagaimana cara membayar hutangnya tapi ikut pusing gitu setiap hari setiap hari mikirin uang mana lagi yang bisa aku kasih buat nambal hutangnya dia gitu, sampai kapan ya selesai, kayak bingung pusing dan itu terjadi gitu, gak ada selesainya sampai betul-betul memang hutangnya terlunasi kayak gitu tapi kalau ada uang dipikirkan bagaimana biar bisa bantu Betul, itu ya kerabat luar biasa Dan gaji yang Didapat sekarang juga Dibagi sama dia biar Bisa selesai hutangnya Masya Allah Sungguh respon yang solihah sekali ya Doa nyata ya Kita doakan teman-teman yang punya hutang Saat ini beneran semoga Segera terlunasi ya Yang lagi bantuin temannya Ngelunasi hutang, dikasih rezekinya Yang berlimpah juga ya Oke baik, pusing Pusing Lalu kepikiran ya Jadi merasa terbebani Atau senang ya Senang bisa bantu tapi juga terbebani Baik teman-teman Ini yang menarik ya Saya kenapa cerita ini Karena cerita ini banyak kejadian real Ini banyak kejadian real Salah seorang teman saya Nikah dengan happy Beres nikah baru tahu mertuanya punya hutang miliaran Dan itu minta anaknya untuk melunasi, berarti anaknya termasuk menantunya.
Mereka punya mimpi untuk punya anak, tapi gak dikasih anak terus sama Allah. Tapi udah stress gak punya anak, eh ternyata apa yang terjadi disuruh nalangin hutang, nanggung hutang. Jadi apa yang mereka lakukan, mereka kerja setiap bulan uangnya diputer untuk bisa membayar hutang orang tuanya juga terlibat.
Tapi emang ini mungkin kuasa Allah ya, 10 tahun mereka akhirnya sudah menikah dan 10 tahun juga melunasi hutang-hutang tersebut. Pas hutang lunas, Jadi 10 tahun juga mereka gak punya anak. Setelah hutang lunas, tau gak? Ya betul, beberapa bulan setelahnya hamil. Punya anak.
Tapi saya nanya, teh, waktu belum punya anak ya. Teh, gimana perasaannya sih? Bisa berat gitu ya?
Terus emang gak tau gak, gak kuat gitu kayak kalau gitu ya? Terus dia bilang, ya gimana lagi cok? Jadi nikmati weh. Lagipula ada kita bantu orang tua, senang saya bisa bantu orang tua. Kebayang gak?
Bagi sebagian orang mungkin stress ya, mungkin bisa benci sama orang tua. Mungkin bisa benci sama mertua. Tapi dia memilih untuk yaudah weh, enjoy weh. Saya hidup juga bisa, mengembalikan kebutuhan hidup saya juga bisa. Bisa bantu juga senang, alokasi rejeki, alokasi kemampuan saya dapat duit.
Ya saya bantu. Dan Allah juga belum kasih anak ya saya jadi agak santai kebutuhan finansialnya katanya gitu loh. Tapi pas lu nas, Allah kasih anak. Jadi poinnya teman-teman semua, ya ini luar biasa ya. Belum satu lagi saya dengar kajiannya Kang Dewa Eka Prayoga ya, mungkin pernah dengar ya, pas dapat hutang mungkin ditipu 7,7M lah ya, kurang lebih ya.
Ada satu statement yang menarik yang membuat saya berpikir, oh iya luar biasa pisang. Apa kata Allah gimana bilangnya? La yukalifullahu nafsan ila wus'aha.
Artinya apa? Allah tidak akan membebani hambanya melebihi kapasitasnya. Jadi kalau ternyata tiba-tiba mertua itu punya hutang miliaran artinya apa? Berarti kita mampu ngasilin itu. Kalau tiba-tiba antah berantah, kita tiba-tiba dikasih ujian tertentu, kok ibu bapak saya ternyata punya konflik gitu loh, kok berat banget keluarga saya, berarti kita mampu hadapi itu.
Tinggal meresponnya dengan positif, apakah mau menyalahkan atau berpikir kayak, oh mungkin Allah ingin ngajarin saya di situ. Makanya ini di bidang edukasi ya teman-teman, di bidang kita edukator, cek deh. Seringkali edukator-edukator itu sharing sesuatu yang justru jadi masalah hidup dia.
Contoh, edukator parenting, pernah punya masalah parenting pasti. Contoh, edukator rumah tangga, influencer, pasti punya masalah rumah tangga, pernah. Entah dirinya atau mungkin dia lihat dari orang lain. Maka poinnya apa? Mungkin Allah emang ngasih itu agar kita belajar, biar kita sharing.
Nah, tapi ada juga yang memilih untuk terbebani dengan itu, stress, depressed, ada juga. Masalahnya gak berubah, tapi cara merespon kita bisa milih. Kebayang sampai sini ya teman-teman ya.
Nah, maka teman-teman semua, ayat ini luar biasa banget kalau buat saya. Sehingga membuat saya, kalau ada masalah, kalau Allah pertemukan berarti saya mampu gitu. Pasti saya mampu. Kalau Allah bikin saya resah sama masalah ini, berarti mampu. Tinggal mau gak saya ke situ.
Gitu Itu cara saya merespon dari ayat itu. Makanya teman-teman pahami begini ya, teman-teman pahami begini, ada hal-hal yang memang itu di luar kendali kita. Ini sering banget saya ulang-ulang, di luar kendali kita. Apa itu kan masa lalu, masa depan, hal-hal yang bukan kendali manusia seperti cuaca, lalu perilaku dan opini orang, lalu cara orang ngurusin hidupnya, dan terakhir hasil dari usaha.
Nah, dua poin yang ingin saya bahas. perilaku dan opini orang lain, serta cara orang ngurusin hidup. Itu gak bisa kita kontrol.
Dan kadang-kadang, inilah yang seringkali bisa bikin kita kesel. Sering bikin kita kesel. Saya tanya di sini deh. Ada gak di sini yang di rumah, sama orang tua atau keluarganya, punya prinsip yang berbeda?
Ada? Tentang urusan memilih karir, tentang urusan beberes, tentang, tentang urusan ngasuh, tentang urusan komunikasi, ada gak? Pasti ada kan?
Bener gak? Sama orang tua sendiri lah yang paling dekat gitu ya. Nah kadang-kadang kita suka ingin mengubah orang tua, tapi pada dasarnya gak bisa kita kontrol. Apa yang bisa kita kontrol?
Yang bisa kita kontrol apa? Yang ada dalam kendali kita. Batasan, pikiran-pikiran, aksi kita, tujuan hidup, fokus, self-talk, sama respon.
Nah ini poin yang terakhir. Cara kita merespon itu dalam kendali kita. Cara kita merespon.
Sok di foto hola, nanti ada ujiannya terakhir ya. Sok silahkan, silahkan. Bukanan untuk lulus nginep di dia, betul ya? Oke ya.
Nah pahami, yang dikendali kita itu cara kita merespon. Dan cara kita memberi batasan. Nanti saya bahas ya di contoh-contohnya. So, teman-teman.
Maka kadang-kadang, kita tuh yang jadi bikin kita keliru adalah cara kita merespon yang salah juga. Makanya hari ini saya mau sharing tentang, oh ternyata ada opsi-opsi yang bisa kita pilih sehingga bisa merespon dengan lebih positif. Yuk kita bahas.
Siap? Bisa gak belajar cara merespon yang positif dan produktif? Siap gak?
5 menit kita kebut ya. Ready ya? Poma tak tak tak tak tak tak. Oke baik.
Gak ada yang akan lama. Yuk kita belajar bagaimana cara merespon. Teman-teman. Ini real. Ini realita kita hari ini, banyak sekali orang yang mudah untuk meresmik seperti ini.
Satu, tertekan. Lihat postingan teman happy, tertekan. Jalan-jalan sama anak, tertekan.
Lihat dia menikah, tertekan. KBW, tertekan. Sebenarnya darah tinggi, banyak yang tertekan.
Belum lagi apa? Mudah tersinggung dan baper. Ini mah kayaknya ngebahas aku, aduh saham harus ngebahas lagi, terkenal.
Lalu apa? Overthinking, apa-apa dipikirin berlebihan. Gitu, ada orang kita lagi duduk terus orang lewat gini, gitu.
Kenapa gak senyum sama aku ya? Apa aku tuh punya salah gitu? Jangan-jangan aku melakukan kesalahan kepada dia selama ini. Aduh, jangan-jangan emang aku tuh orangnya gak sempurna, aku emang ah memang hanya under and the backbone yang sempurna. Terus ya overthinking.
Overthinking tau gak definisinya apa? Overthinking tau definisinya apa? Seni menciptakan masalah yang tidak ada.
Nah, itu overthinking. Mikirkan masalah yang belum tentu ada dan tidak terjadi. Itu overthinking.
Berikutnya apa? Stres. Depresi. Bentar-bentar stres. Terus nyalahin orang lain.
Wah ini mah orang lain penyebabnya. Lalu playing victim. Merasa jadi si korban. Paling korban. Kenapa kamu tidak dapat kerja?
Pemerintah. AIIPK berapa? 1,3. Loh kenapa 1,3?
Dosennya. Nyalahkan. Punten ya, pernah?
Punten ya? Ini kita bahas sedikit ya tentang dunia karir Pernah ada yang komen gini Saya udah nyebarin CV ke berbagai tempat dan tidak diterima Emang ini tempat-tempat kerja gak nerima saya? Bener gitu respon itu yang paling tepat? Jika kita tidak dapat kerja salah yang tidak nerima kita gitu?
Harusnya gimana respon yang paling produktif itu? Improve kan? Evaluasi diri kan?
Tapi gak orang mah, milihnya apa? Nyalahin dan sebagainya. Nah, pertanyaannya, kenapa orang zaman sekarang dengan masalah yang seringan itu, seperti itu, memilih respon yang seperti ini? Padahal coba lihat, saya ingin ngajak sedikit flashback teman-teman, sedikit aja ke beberapa waktu yang lalu. Coba kita lihat ujiannya Nabi Muhammad, teman-teman.
Yuk, Nabi Muhammad dari kecil diuji teman-teman. Dari kecil apa? Satu, ditinggal ayah, ibu, kakek.
Ini orang-orang yang ngurus beliau. Apa lagi setelah itu? Sejak kecil menghidupi diri sendiri. Gak ada uang. Bekerja dari kecil.
Teman-teman, ada yang dari kecil kerja? Mungkin Alhamdulillah kan, sama orang tua dikasih ya. Lalu apa? Setelah itu menikah, jadi pebisnis, tapi apa yang terjadi? Kehilangan anak.
Beliau yang ngubur langsung. Yang orang tua-orang tua pasti tahu betapa sedihnya nguburin anak. Selalu ada statement begini ya. apa-apa deh, apa namanya itu, orang tua mati duluan di kubur anak daripada kita melihat anak mati dan kita mengubur anak.
Itu sedih banget. Jadi ini ujian berat. Oke, saat jadi nabi dimusuhi keluarganya. Saat berdakwah dibilang gila, dibilang penyihir.
Saat sholat dilempari kotoran. Apa lagi? Oke, diboykot oleh kaumnya. Diboykot dulu kabilah Nabi Muhammad itu. Udah gitu kehilangan supporter dawah terbaik.
Istrinya meninggal, lalu pamannya meninggal. Udah gitu kekurangan makanan, hidup sederhana, luar biasa. Biasa begitu sederhana banget. Belum lagi dihianati, belum lagi percobaan Tuhan, dan masih banyak lagi.
Punten, kalau ada orang zaman sekarang, generasi sekarang, dikasih ujian kayak gini, kira-kira bakal apa responnya? So, kurang naun itu. Tapi pernah kita dalam sejarah ada melihat Nabi Muhammad punya mental issue?
Pernah melihat ada respon-respon negatif dari beliau? Bagaimana respon beliau? Produktif enggak?
Positif enggak? Nah kenapa kita enggak melihat kisah Nabi itu dari situ loh? Kenapa kita kalau belajar kisah Nabi Cuma menghapalkan apa urutan perang-perang Apa tahun perang Kita bisa di searching Yang harus dilihat bagaimana Rasul itu memberikan contoh Oke, masih kurang gak? Makanya Quran ngasih berbagai macam contoh lagi Ujian Nabi, coba lihat Ada yang dihianati istrinya? Ada?
Jadi kalau ada pun Nikah terus dihianati istri Aduh, lihat responnya gimana Siapa yang dihianati istri? Nabi siapa? Nabi Lut ya Ambil lagi siapa lagi? Nabi Nuh, siapa lagi?
Dihina dan ditinggalkan anaknya. Nabi Nuh ditinggalin anaknya. Sedih itu, sampai ada ayatnya yang bilang begini.
Pokoknya Nabi Nuh itu sedih waktu ada banjir itu, dia melihat anaknya tersapu. Kebayang gak? Bapaknya pendakwah, anaknya gak ikut. Terus tersapu lagi.
Sedih itu. Tapi bagaimana respon Nabi Nuh? Pelajar itu.
Allah kasih contoh, buat anda yang suatu saat jadi pendakwah tapi anaknya gak ikut dan memang tidak bisa ikut gimana? Ada contohnya, Allah kasih. Yang lain, disiksa oleh suaminya, ada siapa?
Siapa? Asyik. Asyik disiksa suaminya. Jadi pun kan kalau ada ahwat yang bilang, Ya Allah, berikanlah aku suami yang Qur'ani. Oke, dikasih fir'aun.
Karena ya di Qur'ani tau, oke kan? Atau gini, Ya Allah, berikanlah aku suami yang membawaku ke syurga. Dikasih kayak fir'aun. Biar pintu syurganya adalah sabar. Hati-hati, harus spesifik guys ya.
Oke, next. Dikasih penyakit yang tidak ada obatnya. Nabi siapa? Nabi Ayyub, dikasih tuh.
Nggak ada obatnya, gimana? Ada yang hilang hartanya, Nabi Ayyub hilang harta. Dibuang oleh saudara-saudaranya. Siapa?
Nabi Yusuf. Gimana responnya setelah bertemu lagi saudara-saudaranya? Dihinakan gak saudara-saudaranya? Enggak kan? Nah, belajar tuh.
Gimana tuh? Banyak responnya. Da'wah tapi tidak didengarkan. Nabi Ibrahim begitu. Mau disembeli oleh bapaknya.
Gimana coba responnya? Punten bapak kalian tiba-tiba ya, lagi istirahat, santai. Jang, jang. Mimpi. Dikiu, smackdown pak, lain, dikirut, apa respon teman?
Bapak bercanda, pas balik ke kamar dikiu, bergetar kakinya, gimana pak, gimana respon teman Ismail? Nah Allah kasih contoh opsi-opsi. Bisa begitu loh.
Nabi Ismail boleh gak milih marah? Boleh gak milih nolak? Boleh gak kabur? Boleh kan? Itu ada opsi.
Tapi opsi apa yang dipilih? Respon apa yang dipilih? Tidak diberi keturunan dan dianggap mandul.
Nabi siapa? Nabi Zakaria. Makanya di ayatnya kan doanya itu sampai aku lemah. Doanya itu ya, Nabi Zakaria itu bilang sampai aku dalam keadaan lemah.
Saking tua anak, plus di vonis mandul istrinya itu. lo kasih kan endingnya kan happy ending kan nah maka itu ada respon-responnya jadi pun teman-teman yang mungkin nonton ini sedang berikhtiar punya anak atau belum dikasih kayak nanti tak karya doa terus jangan nyerah dan ternyata keajaiban bisa terjadi oke, dan masih banyak lagi teman-teman semua, jadi ini adalah contoh-contoh bagaimana sebetulnya Allah ngasih contoh-contoh respon jadi kisah-kisah nabi itu dan kisah yang dikurante bukan kisah pengantar tidur Buka, coba cek lah 25 nabi, kasusnya ada yang sama gak? Selain nabi Sulaiman, ada juga gak nabi yang ditunjukin dia begitu berkuasa?
Gak ada kan? Ada gak nabi lain yang punya penyakit separah nabi Ayub, ada gak? Nah Allah kasih contoh-contoh ekstrimnya, biar teman-teman lihat, oh gitu meresponnya ya ternyata.
Coba tuh kalau penyakitnya nabi Ayub, batuk pilek. Biasa aja kita juga kan belajarnya kan Tapi dikasih yang ekstrim Agar tau, liat yang ekstrim saja Responnya begitu Itu option So, teman-teman semua Saya mau sharing ke teman-teman Jadi gimana kan kalau gitu Dalam kita konteks serialnya Bagaimana cara kita merespon positif Ada 5 poin teman-teman Saya bahas dengan cepat, teman-teman boleh foto nanti Tapi tenang aja, relax Oke, yang pertama adalah saat teman-teman mendapat sebuah kondisi yang tidak nyaman, poin pertama tenangkan diri teman-teman. Kenapa kan penting untuk menenangkan diri? Karena pengambilan keputusan butuh ketenangan.
Contoh tadi, Tadi Kang Suar sama Teksoleha. Apa yang ketika ada orang minta hutang, apa yang dirasakan? Bingung dan pusing. Nah, bingungnya harus ditenangkan, dihilangkan dulu, ditenangkan. Pusingnya harus ditenangkan dulu.
Makanya pakai apa? Beristighfar boleh. Berzikir boleh, atau metode-metode lain seperti metode bernafas, tahu bernafas? Yang tenangkan, tutup mata, bernafas, nah kayak gitu. Itu metode boleh dicari lah.
Jadi metode bernafas itu bukan hal yang negatif, kalau dalam Islam mudahnya berzikir. Kalau udah tenang gimana kan, aku sudah relax. Kalau udah tenang, coba ingat tujuan kita.
Sebetulnya kita lagi punya tujuan apa sih dalam hidup? Dalam konteks ini, kalau para nabi mengingat tujuannya apa? Kan kita mencari rido Allah, benar gak?
Diingat-ingat lagi sebentar, kan aku mencari rido Allah. Dan maka keputusan yang diambil dasarnya haruslah apakah Allah rido atau tidak, itu yang kedua. Ingat dulu tujuan. Baru ketika inget tujuan, poin yang ketiga apa? Tulisin opsi-opsi yang tersedia.
Maksudnya gimana Kang? Tulis, coba tulis ada opsi respon apa aja yang tersedia. Apakah misalnya gini ya, ini orang nyebelin. Opsinya apa?
Bisa saya maafin? Atau saya omongin tapi gak saya maafin? Atau saya ikhlaskan?
Atau saya batasi aja gak bertemu? Atau gimana? Nah itu opsinya banyak. Kita yang milih.
Mohon teman-teman... bertemu berhadapan face to face ngomong itu silahkan atau teman-teman hindari itu silahkan cuman pasti setiap opsi punya konsekuensi paham ini setiap opsi punya konsekuensi tak ada quotes setiap opsi Opsi punya konsekuensi. Konsekuensinya apa?
Nah itu kita cek. Oke. Kalau udah nulis opsi, jangan dulu dipilih. Barulah yang keempat, pilihlah opsinya.
Jadi apa? Coba respon mana yang paling sesuai sama tujuan kita sebetulnya. Mana yang paling sesuai?
Kalau dari opsi-opsi yang ada, tidak ada, coba tambah wawasan biar semakin banyak opsinya. Contoh paling simpel pun saya belajar dari kisah Nabi Muhammad di Taif. Teman-teman tahu kisah di Taif enggak? Salah satu ujian terbesar Nabi Muhammad ya. Beliau itu setelah ditinggal pamannya, lalu ditinggalkan oleh istrinya, beberapa saat setelah itu, beliau akhirnya dalam kondisi yang cukup sedih, waktu itu masih down.
pergi ke to'if, karena di Mekah tidak ada lagi yang bisa didakwahi terbatas, pergi ke to'if. Di to'if teman-teman, jadi jauh lah, to'if itu 2-3 jam lah kalau naik kendaraan, mungkin kalau dari sini kayak Garut lah ya, segitulah jarak naik biar kebayang. Di Taif ditolak Tapi yang lebih mengenaskan dan menyedihkan adalah Saat beliau ditolak Rajanya memberikan arahan Atau pemimpinnya memberikan arahan Jadi itu para perempuan itu berjejer dan anak-anak Jadi pas Nabi Muhammad pulang dari Taif itu ke arah Mekah Itu banyak anak-anak berjejer Dan itu anak-anak melempari batu Perempuan dan anak-anak itu melempari batu ke Nabi Muhammad sambil jalan Kebayang tuh Pernah lihat ada ustad begitu gak?
Ustadz paling ditolak lah ya, kalau beda mazhab, tapi ini emang gak dilempar batu, oh itu sangat terhina banget di zaman itu, itu penghinaan terbesar. Sampai berdarah, sampai luka, beliau dihinakan oleh orang-orang taif, lalu pergi, dan setelah pergi bersama salah satu sahabat itu kan ditemannya sama sahabat, terus sahabat sampai sedih gitu lihat kondisi Nabi Muhammad karena sampai segininya lah dakwah teberat. Lalu setelah itu kan Allah datangkan malaikat penjaga gunung. Allah ngasih opsi sama Nabi Muhammad.
Muhammad, kalau kamu mau ini malaikat penjaga gunung datang. Kalau mau kita balikkan ta'if. Boleh, dikasih opsi sama Allah. Ya kebayang gak kita dakwah, terus dihinakan, dilecehkan sama orang yang mau kita dakwahi. Lalu dikasih opsi, kalau mau ini to'if bisa dibalikan, bisa ditabrakan gunungnya.
Muncik asara kita dihinakan sama orang lain, terus dikasih opsi, ini orang yang dihinakan bisa kita ancurkan. Kira-kira responnya apa? Maka responnya Rasul apa waktu itu?
Jadi gak dihancurkan to'if itu? Enggak kan? Rasul memilih apa?
Rasul berdoa. Rasul berdoa waktu itu. Tidak usah dihancurkan.
Dan berharap semoga akan muncul orang-orang yang nanti akan masuk ke dalam Islam dan jadi pejuang Islam. Kodarullah, beberapa tahun setelahnya muncul tokoh dari to'if. Ada yang tahu siapa?
Salah satu ahli ini? Penulis hadis? Ada yang tahu gak? Abu Hurairah, betul.
Abu Hurairah itu asli orang Taif. Jadi kalau teman-teman sekarang banyak hadis, itu diriwayatkan sama Abu Hurairah. Karena Abu Hurairah adalah orang yang sering nempel sama Rasul. Jadi kalau saat itu Rasul akhirnya ditabrakan, itu pun boleh.
Karena Allah yang menawarkan. Boleh. Tapi Rasul tidak memilih itu.
Jadi kawan-kawan, bagaimana Rasul memilih respon yang lebih produk? Kalau lihat nafsu ma pengennya ma di ufff atau etatnya toibnya kesel, kalau ini mas saya, kan saya mau buka nabi nya gitu ya. Tapi Rasul enggak memilih bagaimana respon yang produktif.
So teman-teman, Rasulullah udah ngasih contoh, kita pun begitu harusnya dalam memilih. Iya aku tahu bapak ibu aku tanya beliin, tapi respon apa yang produktif yang harus saya lakukan? Iya saya tahu pasangan aku tanya beliin, tapi respon apa?
Iya saya tahu bos saya, teman kerja saya tanya beliin, tapi apa yang harus kita lakukan? Respon apa yang kita pilih? Itu opsi, menghancurkan orang, memaafkan, mengikhlaskan, membatasi, itu pilihan kita. Ya, teman-teman semua.
Setelah itu apa yang kelima, terakhir ini, Maya. Ya, kalau belum siap, latihan dan bangun mental. aja. Maksudnya gimana, Kang?
Begini. Jadi sebenarnya, kalau udah milih opsi, tinggal dilakukan aja opsinya. Lakukan aja yang sudah ditentukan.
Cuman, begini, saya kasih tau aja ya, sharing. Tidak semua opsi yang ideal bisa kita lakukan sekarang. Kenapa? karena butuh mentalitas. Maka teman-teman kalau belum mampu, yuk latihan secara bertahap.
Anda merasa orang tua tidak tepat, ingin dihadapi, ingin ngasih tau orang tua, tapi kan gak berani. Ya latihan dulu yuk di lingkaran. Yuk belajar dulu yuk komunikasi yang baik.
Bertahap. Jadi yang susah itu raja terakhir. Ya kita bertahap dulu aja.
So teman-teman kalau udah latihan, yaudah yuk kita lakukan. 5 poin tadi, inilah cara kita memberikan respon yang baik Respon yang baik itu yang gimana Kang? Yang sesuai dengan tujuan kita Jadi kalau saya sebagai muslim ingin dapat ridho Allah, pertanyaan gini Respon apa yang kira-kira Allah ridho terhadap saya?
Bukan yang memuaskan saya, tapi apa yang Allah ridho? Itu teman-teman ya Oke, jadi itulah lima poinnya. Sudah paham teman-teman? Sudah? Oke ya.
Baik, ini masih ada waktu buat tanya. Satu dua, oke ya. Sebagai penutup gini teman-teman ya, dari Sema terakhir.
Baik teman-teman. Jadi itulah tadi cara kita untuk memberikan respon ya. Atau memahami ada berbagai macam opsi. Jadi kita sudah belajar ini ya.
Sudah dipahami tentang opsi? Sudah mulai kebayang cara merespon? Baik. Teman-teman, saya cuma mau reminder sedikit aja teman-teman ya. Saya tanya sedikit sebagai penutup.
Ini pertanyaan yang guru saya kasih di awal banget saya belajar agama. Punten saya tanya. Teman-teman, boleh gak kita tidak sholat? Boleh gak kita tidak sholat? Boleh gak?
Boleh gak kita memilih tidak sholat? Ya memilih untuk tidak sholat boleh gak? Memilih untuk tidak sholat boleh gak? Ini kondisinya normal aja, jangan ditambah-tambah Iya kan kalau kondisinya memang safar Ini normal-normal Ditambah-tambah kondisinya Jadi bingung kayaknya Bolehkah kita sebagai seorang muslim memilih untuk tidak sholat? Boleh gak?
Hah? Tidak? Boleh gak?
Boleh Cuma pertanyaannya, konsekuensinya apa kalau seorang muslim tidak sholat? Masuk? Ngeraka. Allah beri hukuman kan?
Nah, pahami begini. Kalau Anda memilih sesuatu, pasti ada konsekuensinya. Maka kalau memilih, ya jalani konsekuensinya. Siap tuh? Saya mah enggak.
Maka saya memilih sholat. Lebih enak mana sebetulnya mah? Punten ya, dalam konteks pelaksanaan, mending sholat, mending gak sholat secara teknis.
Soknya, aku udah bangun subuh. Kudu orang puasa pas Ramadan, itu opsi kan? Itu opsi kan?
Untuk tidak puasa dan puasa itu opsi. Nah tapi setiap opsi ada konsekuensi. Maka pertanyaan teman-temannya gini ya, makanya gini pun ya, ini saya sharing ini bukan mau ngajak untuk tidak ibadah, bukan.
Tapi Anda memahami bahwa... Oh setiap pilihan kita ada konsekuensinya Bukan karena Eh aku mah ada disuruh orang tua aku Jangan bukan Karena sadar Apalagi kita semua udah akil balik Sudah ya Sudah akil balik Disini ada yang masih paut Disini punten Ada yang dari dari TKB masih ada? Kelas kumbang?
Oh enggak ya, semua udah ya. Ini udah akil balik. Kalau akil artinya apa akil tuh?
Berakal, mikir, sudah tahu setiap keputusan akan ada konsekuensinya. Apa konsekuensinya? Siap enggak?
Yang salah adalah kita ngambil keputusan tapi tidak mau menjalankan konsekuensinya. Itu. Maka itulah ciri tidak akil. Itu kenapa sebelum akil anak-anak tidak dihisap? Karena Karena anak-anak tidak berpikir panjang.
Tapi saat kita akil, mikirnya panjang. So, teman-teman pahami. Sekarang bukan cuma ngomongin sholat.
Kita akan bertemu banyak kondisi. Mungkin teman yang menyebalkan, mungkin orang yang membebani, mungkin orang punya masalah diminta ke kita, dilimpahkan ke kita, segala hal yang bikin kita kayaknya stress. Tapi kita bisa ngerespon, pilih responnya. Dan setiap respon punya konsekuensi, baik konsekuensi di dunia maupun konsekuensi di akhirat.
Dan Allah itu akan menanya dulu merespon apa terhadap ujian-ujian yang Allah kasih. Oke, jadi teman-teman yuk ah, mari bijaklah untuk memilih respon dalam menghadapi kondisi. Jadi hari ini saya mau ajak teman-teman. Bahwa apapun kondisinya kita punya banyak opsi, silahkan pilih opsi yang konsekuensinya bisa kita hadapi. Itu aja teman-teman untuk sharing kita malam hari ini.
Semoga teman-teman bisa lebih dewasa, memahami bahwa teman-teman punya banyak opsi yang bisa dipilih untuk memilih jalan hidup yang lebih nyaman, tenang, bahagia, produktif, dan positif. Hatir nohon, maka saya kembalikan ke MC kita. Oke, Masya Allah. Ini mah para TKB kan, tenaga kerja Bandung. Nah, ada aja singkatannya emang dibikin.
Apa ya singkatannya? Oke, selanjutnya kita akan tanya jawab. Betul. Ini siapa tau kan mungkin pasti banyak hal-hal relate dengan kejadian-kejadian di atas tadi.
Atau mungkin yang lainnya mau dicerahatin. Tanya ke Kang Coki, silakan. Saya temenan ini Kang ya, kesel kalau MU eleh ya. Boleh.
konsekuensinya jadi jalanin weh konsekuensinya di giri dibully di grup mana itu banyak pakai kan udah udah dewasa kan kita kan udah akhirnya Iya sokat tuh itu ambil keputusan jalani konsekuensi Oke ada yang mau bertanya mungkin oleh Kang 12311 ada lagi ada satu atau disitu juga ya sop Mangga ini aja dulu ya silakan selai Rahman Rahim Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh Ini mah harusnya Kang Zen kita undang berarti ya. Sebentar saya kontak dulu Kang Zen sebentar. Kang Jogi gak tau ya? Ada kejutan surprise sebenarnya.
Ala tonight show. Yang kamu belum tau kamu malah ada disitu kan Kang Zen. Plot twist. Plot twist ya. Baik.
Sebenarnya gini ya. Berbagai macam mental issue itu. Dalam Islam itu.
Kan biasanya ada penyebabnya ya teman-teman ya. Ada penyebabnya. Nah maka dalam konteks penyebabnya ini memang. Ini jangan tiba-tiba.
Aneh mah. Rukyah, ini ada syatannya dan lain-lain, enggak kita memang diajak berpikir secara ilmiah mungkin bisa jadi ada yang dari sihir, bisa karena Rasul juga ada waktu itu menghadapi sihir tapi ada juga mungkin, bukan tapi bagaimana cara merespon kita nah ini mah apapun ya teman-temannya, karena hari ini juga lagi populer, kadang-kadang orang itu mendiagnosa diri oh aku bipolar disorder, terus asa keren ditulis di bio bipolar disordernya gitu ya kalau mau order ke sini, aduh ya, oke, baik, saya akan bahas detailnya ya, kalau untuk itu permasalahannya, nanti mungkin pas zamannya Kang Zin boleh, tapi gini, kita diajarkan untuk bagaimana, memahami itu, dan merespon dengan produktif dan positif, maksudnya gini, ada masalah dan ini mengganggu, yaudah cari ahlinya, ngobrol, terus berzikir juga sama Allah, minta bantuan sama Allah, tenangkan hati ini, karena kuncinya ketenangan teman-teman. Kunci dari beberapa masalah-masalah di mental issue itu salah satunya ketenangan.
Jadi pun ini menarik, ini kita ngomongin tentang ilmiah. Karena kalau orang Indonesia, kalau kita gak tahu ilmunya sok ngarang. Misalnya kayak gini ya, kayaknya mah kemarin ya pas aku pergi ke satu tempat, ketindihan aku teh, tempat nupai kata, aduh itu mengeri aku, ayah nunaikah dia. Lalu kita ngobrol sama dokter, dok kenapa orang yang suka berpikir takut sama hantu itu suka berpikir takut sama hantu.
merasa ketindihan, oh itu tekang begini, ada hormon kortisol, hormon kortisol akan aktif ketika kita stres, apa efek dari hormon kortisol? Salah satunya peredaran darah jadi menyempit sehingga terasa tertekan, menyebabkan kita merasa tertindih. Tapan aja ilmiahnya gening, cana naun guys, goib-goib woy.
Kasian jin. Karunya jin disalahkan kan? Jin maka ngurusin Jun karunya. Jadi itu banyak.
Jadi ketika saya belajar biologi juga, kenapa ada orang yang tiba-tiba begini? Kenapa kalau duduk di bawah pohon cemara, tidur di bawah pohon cemara malam-malam, itu suka ngelihat ada kunti? Tapi kenapa orang di Eropa gak lihat kunti tapi vampir?
Nah ternyata ada ilmiahnya. Coba saya tanya, fotosintesa. Kalau kita malam-malam, tumbuhan itu memberikan oksigen atau menarik oksigen?
Menarik oksigen. Kita kurang oksigen. Saat kita kurang oksigen jadinya apa? Busa muda berhalusinasi. Dan halusinasi itu tergantung alam bawah sadar.
Maka kalau yang dari kecilnya diajarin bahwa ada hantu, kade, juri, kunti. Yang kebayang di bawah alam sadarnya apa? Kunti. Tapi coba hati-hati. Pas kecil udah dibayangkan nanti ada teletabis.
Teletabis di hutan? Oh itu aja teletabis. Ayah dipsi Jadi tergantung alam bawah sadar Makanya ini pun dan yang mau jadi orang tua Mendidik anak itu alam sadarnya harus dipahami Oke, so itu Nah bicara tadi ngomong ke bipolar disorder Ada OCD, ada COD Ada paket hemat reguler apapun Teman-teman, saran saya satu dalam Islam ya, minta bantuan sama Allah. Doa, tenangkan hati, berzikir. Karena kalau emang itu real, coba Nabi yang masalahnya lebih berat, mungkin ada isu-isu itu harusnya.
Tapi kenapa kita gak pernah dengar? Nabi ada kasus mental issue? Berat loh, tapi kenapa bisa?
Itu yang pertama. Yang kedua, kalau butuh opsi untuk menghadapi masalah, nah pahami, opsi ya, kita mungkin perlu opsi cara merespon. Nah, datanglah ke konsultan yang profesional. maka ke psikolog, ke konselor, ke coach, konsultan itu untuk nambah opsi. Karena pada akhirnya kita sendiri yang akan memilih opsi itu.
Bukan kita bayar coach, coachnya akan memberesin masalah kita, bukan. Coach bantu kita membuka opsi. kita yang milih opsi itu. Setiap opsi ada konsekuensinya. Gitu makanya Kang ya?
Nah kalau ngomongin nanti, jadi ilmiahnya people order, makanya Kang Zen ditunggu di after work berikutnya ya. Gitu ya, gitu ya. Gitu Kang Fadil, hati-hati. Ya, lagi. Makanya.
Hai bismillahirrohmanirrohim Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh Waalaikumsalam selamat malam Kang Coki aturunuhun perkenalkan nama saya Mori jadi ada ini pertanyaannya terkait dengan pertanyaan Kang Fadil sebelumnya itu terkait alam bawah sadar Gimana sih kita ngelatih alam bawah sadar itu supaya enggak langsung ngambil respon atau opsi yang negatif gitu. Seperti misalnya kalau dikasih masalah yang jatuhnya mendatang. dikasih masalah tapi ada deadline yang dari saya sendiri itu nentukan dan ini dah mepet jadi terkesannya kayak panik gitu ya panik lebih dahulu ataupun tertekan ataupun stretching itu cara ngelatih sadar kita supaya enggak langsung tertekan langsung lebih ke menenangkan diri fokus pada tujuan seperti itu dari opsi itu gimana ya Kang? Kang Mori betul? Oke baik bagaimana Kang cara kita akhirnya mengontrol alam bawah alam bawah sadar namanya juga alam bawah sadar berarti tidak terkontrol maka begini teman-teman semua makanya kenapa poin nomor satu sebelum kita ngambil respon apa yang dilakukan tenangkan diri Nah itu untuk mengendalikan bahwa jangan sampai alam sadar kita yang ngontrol pun betapa banyak orangtua yang sekarang jadi orang siapa di sini udah jadi orangtua ada ada yang sudah jadi orang tua punya anak betapa banyak orang tua orangtua yang dulunya misalnya dapat perlakuan tidak enak loh ke dirinya dari orang tuanya gitu ya, misalnya dimarahin, dikomplain, terus dia bilang gini, pokoknya ke anak saya tidak akan seperti itu.
Tapi pas punya anak, persis mengulangi apa yang dia dapatkan. Kenapa? Karena di bawah alam sadar.
Karena untuk kondisi yang sama, dia secara otomatis akan melakukan itu. Maka apa poin yang dilakukan? Tenangkan diri.
Tenangkan diri itu untuk mutus itu. Makanya benar, beristighfar itu benar. Misalnya pun tanya, kenapa para ibu-ibu ini sering dapat curhat? Kalau anaknya udah gak ngikutnya, dia marah, tapi abis marah dia menyesal. Aduh maafin lah gitu.
Baru dia elus-elus, itu bekas dicobit anaknya. Maka sebelum nyobit, sabar, tenangkan diri, istighfar. Makanya, kela-kela. Tenang ada metode nafas 348 Macem-macemnya ya gitu ya Ada yang 55, 25 Pak Omang ngikutin nomor Bapya Patok lah Metode nafasnya Pokoknya mah boleh dipakai zikir silahkan Tenangkan Ada MU Matuh Memang syetan itu juga logonya ya mungkin Boleh sikfar Gak apa-apa Dan penting ke dalam kestabilan itu Kenapa?
Karena kalau tidak sadar atau tidak sadar, hampir mayoritas keputusan kita diambil dari keputusan di bawah alam sadar. Jadi caranya apa? Tenang biar kita bisa mengendalikan itu. Gitu Kang Mori, hati-hati. Apa?
Mau ngomong soal FU? Kalau tidak. Sebenarnya banyak level bipolar, kalau nanya si Kisar VF, jadi menambah level.
Beda-beda. Yang tadi mana? Oh ini salah. Salah kesilakannya.
Mana tadi di pengkar itu? Sok teh silahkan ya. Bismillahirrahmanirrahim.
Saya Shena. Siapa teh? Shena. Shena?
Iya. Ah iya siap. Mau nanya. Jadi kalau misalnya, apa ya, ada pilihan. Ada pilihan.
Tenang teh, memilih untuk tenang. Nah, lihat tinggal ini. Diki memilih untuk ngambil MC. Opsi semuanya tentang merespon. Tenang, relax.
Cik. Teh Shena, you can see me. Hai sama John Sena nya bedainya Oke ya jadi saya tuh ada pilihan saya juga udah mempertimbangkan Apakah diantara pilih diantara pilihan ini tuh yang mana sih yang tujuan tujuannya itu eh yang lebih mengarah ke tujuan saya gitu Nah dari dua pilihan ini ada satu yang memang lebih ke si tujuan itu gitu tapi itu juga sih pilihan yang ini tuh untuk saya sendiri jadi kurang nyaman gitu nah tapi diantara dua pilihan ini juga saya udah mempertimbangkan dari kedua konsekuensinya gitu jadi masing-masing konsekuensi Nah kalau kayak gitu Apakah saya harus lebih memilih apa yang nyaman untuk saya atau yang sesuai dengan tujuan Oke baik ini ngomongin laki-laki bukan-bukan ya karena ngomongin nyaman dengan tidak nyaman enggak kalau laki-laki nanti bahas makanya ditaruh seris ya Kang Hidayah gitu ya. Oke baik-baik. Oke teman-teman makanya oke no nya tesena ya.
Masya Allah tesena luar biasa ya. Baik teman-teman gini ya memang ada faktor tentang nyaman atau tidak nyaman ini tuh ya gitu kadang-kadang dalam memilih. Saya pernah bahas ini awal banget tentang muslim produktif ya. Jadi kalau dasarnya nyaman atau tidak nyaman kita akan selalu milih untuk yang nyaman lah.
Punta meninggedidik anak dengan keras. atau mending ya gimana anak aja? Enak kan gimana anak kan? Lebih enak mana?
Dengerin anak rewel atau yaudah kasih TV lah tenang. Nah kalau dasar kita nyaman atau tidak nyaman, ya pasti akan paling milih nyaman. Makanya kenapa tadi di awal disebutin, lihat tujuannya, mana yang lebih mendekatkan.
Begitu. Nah sekarang tapi saya gak bisa nentuin langsung, harus yang tidak nyaman gak? Inilah pentingnya kita breakdown, breakdown tentang tadi ketidaknyamanan.
emang apa yang bikin gak nyamannya? Jangan-jangan memang yang tidak nyaman ini memang benar-benar penting untuk dibahas. Atau sekedar feeling aja, intuisi aja tidak nyaman itu.
Atau yang benar-benar ini penting. Nah makanya faktornya gak bisa satu poin-satu poin, tapi memang harus di-breakdown, didiskusikan, kita lihat mana opsinya, mana yang nyaman itu, tidak nyaman itu apa. Punten ya, misalnya ya, ini sesuai tujuan tapi tidak nyaman satu. Tapi konsekuensi. kuesenya parah banget, tidak nyamannya itu.
Jadi pertimbangan, mungkin jangan dipilih. Tapi balik lagi, kita belum bisa detailkan, tapi saya mau sharing tentang bagaimana cara memilihnya alurnya, yaitu satu sesuai tujuan dan mana yang paling mendekati. Yang kedua adalah pilih yang konsekuensinya itu bisa kita hadapi. Jadi yang sesuai dengan tujuan, saya mundur sedikit. Pilih respon yang paling sesuai sama tujuan kita dan konsekuensinya bisa kita hadapi.
Jadi kalau konsekuensinya sedikit tapi itu gak bisa kita hadapi, ya coba kita buka opsi yang lain. Makanya disini lihat, jika tidak ada opsi ideal, Tambah opsinya. Gimana?
Perluas wawasan. Makanya teman-teman, belajar sejarah-sejarah nabi, belajar sejarah orang-orang yang berhasil di histori, biografi, itu bukan buat pengantar dongeng, tapi benar-benar inspirasi. dulu tuh kenapa orang kok milih ini ya?
Kayaknya gak nyaman tapi endingnya bagus juga kan? Begitu. So itu teh yang bisa kita lakukan untuk mengambil keputusan. Begitu ya teh Shena ya.
Masih di dunia pergulatan? Tesentenya Jan Shena. Teteh, hati-hati ya.
Terima kasih. Maka masih ya ya? Hai pria saya hijri itu tetep satu lagi ada enggak atau tetep boleh biar dua ewang gitu omong-omong gasop enggak ada tetep silakan kakak lagi Ayatoh tadi tuh akan tuh mana ini hai hai Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Coki mau tanya kalau misalkan kita ngerespon misalkan ada yang silent treatment gitu kan Nah itu menurut Kang Coki itu salah atau enggak gitu. Kayak misalkan kalau sama orang tua atau sama temen ada masalah bukannya didiskusikan tapi malah diem-dieman. Ya menurut Kang Coki itu kayak gimana.
Baik. Ini siapa? Akang di silent treatment gitu?
Enggak itu contoh. Oh contoh, contoh ya. Akang mah di apa?
Di hair treatment ya? Gitu lebih. Oke.
Nah ianya. Cik saya nanya. dulu ngomong-ngomong silent treatment. Siapa disini yang pernah di silent treatment?
Pernah? Usut, langsungnya. Pernah di silent treatment?
Kusaha. Aku teman-teman gara-gara? Apa ya? Aku juga bingung. Ya wajar di silent treatment.
Padahal teman-teman juga silent karena cara APW, kita yang meresponnya berlebihan, baper. Aku gak diajak ngobrol lagi sama teman-teman aku ya. Padahal teman-temannya emang lagi gak pada ngobrol lagi, sariawan semua.
Oke, baik teman-teman, jadi gini ini menarik ya, karena di seringkali kita memilih silent treatment sebagai cara untuk menyelesaikan masalah. Baik, teman-teman sebetulnya kalau ngomongin silent treatment, ada dua hal sebetulnya kalau ngomongin silent treatment. Satu, orang dengan sengaja. tidak, pilih treatment yang diam. Didiamkan, karena dengan ekspektasi itulah cara mendidik.
Ya gak? Tapi ada yang kedua, karena dia tidak tahu cara merespon. Misalnya, tidak pernah diajarkan dari dulu pas kecil misalnya, bagaimana cara menghadapi konflik sih kalau di keluarga? Misalnya di keluarga, kalau ada masate udah diam, jangan banyak ngomong.
Jangan nafas. Eta budak. Habis itu apa? Kumpul keluarga weh. Meninggal maksudnya anak-anak.
Kumpul keluarga besar. Oke. Jangan ngomong. Jadi tidak terbiasa.
Tidak terlatih. Maka teman-teman, karena ada juga orang ngelit caranya nge-silent. Contoh misalnya kalau di forum nih, kalau di guru TK, atau di dunia public speaking dulu saya memang belajarnya gini, jangan minta perhatian, tapi buatlah perhatian.
Salah satunya bisa dengan diem, silent. Tapi ada yang sebenarnya gak tahu caranya jadi silent treatment. Nah pertanyaannya, tapi ya dalam konteks ada masalah terus kita silent treatment.
Kira-kira konsekuensinya, masalahnya beres atau enggak? Belum tentu, tapi biasanya kalau di rumah tangga, tidak beres. Makanya memang kalau silent treatment harus diperjelas, silentnya mau sampai kapan?
Boleh kalau di kelas, tapi ini bukan taruh seris ya. Singkatnya begini, kalau di komunikasi rumah tangga perlu di clear-kan. Kamu sepertinya sedang silent treatment ya, singkatnya begitu. Ya oke, baik apa yang jadi penyebabnya?
Apa yang membuatmu tidak silent lagi? Atau memang butuh silent dulu sementara waktu? Ya aku butuh silent, berapa lama? Setahun. Eto'o wad, walain silent treatment, eto'o wadnya Eto'o wad Eto'o wad Eto'o wad Jadi diper clear, agar kita nyaman Sehingga kita pun tidak menerka-nerka Oh iya baik, sebelumnya maaf Kalau misalnya teta deh, yaudah nanti kalau udah nyaman kita ngobrol ya, boleh ya?
gak apa-apa, dan orang itu bertahap lagi belajar, jadi jangan gini, kamu tuh gak ikut kajian ini, lihat kalau punya pasangan harus ngomong dan lain, sebentar, itu udah kita juga lagi belajar, itu perdana jadi suami oke Perdana jadi anak, perdana jadi istri, perdana jadi ayah, yuk atuh belajar gak apa-apa, tapi coba bantu saya belajar ya. Tahan dulu sebentar ya, aku mau silent dulu. Dengan catatan itulah cara mengekspresikan perasaan tidak nyaman kita. Tapi ingat, itu adalah respon yang produktif. Habis itu nanti kita jelaskan.
Boleh. Yang tidak boleh adalah kita mendiamkan orang tapi mengikuti hawa nafsu aja. Ah gak suka? Diem.
Kebayang tuh menteri-menteri Indonesia gak sepakat ada, saya gak sepakat sama kebijakan Anda. Silent treatment. Negara tidak diurus kebijakannya, kan repotnya. Gitu mungkin teman-temannya. Kang Nohnya sudah bertanya ya.
Teman-teman Hathor Nonpisan sudah bertanya dan juga mengikuti sesi ini. Jangan lupa untuk berterima kasih sama diri teman-teman semua. Topik hari ini sebetulnya basic sekali ya.
Betapa, tahu gak teman-teman, tahapan yang pertama Rasulullah ajarkan kepada sahabat ketika Islam hadir. Yaitu adalah ruhul mas'uliyah, tanggung jawab. Makanya kenapa ayat-ayat Makkiah itu hadirnya gini teman-teman, tentang surga dan neraka kenapa? Tahu gak?
Untuk menyadarkan bahwa setiap pilihan ini ada konsekuensinya. Belum ada ajakan perang. Cuma itu aja yang diulang-ulang di Makkiah itu. itu menyadarkan kalau sholat begini, kalau tidak begini.
Kalau Anda minum homer begini, kalau tidak begini. Berulang-ulang Rasul ngajarin tentang tanggung jawab. Itulah kenapa teman-teman basic memahami option itu.
Itu untuk membuat kita sadar bahwa kita punya sebuah pilihan dan setiap pilihan punya konsekuensinya. So, teman-teman semoga teman-teman pulang dari sini bisa lebih mampu untuk memilih opsi dan mampu memilih konsekuensi yang bisa dihadapi. Hatur nohon, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Syukran, jazakallah khair, khang chowki, insya Allah. Kalau misalkan silent-silent nginjem duit kemah hatta kan? Diam-diam aja.
jual ada 100 dari tadi kita tekan dapat ilmu te masya Allah luar biasa tapi jog-jog itu fresh masalah Iman kepikiran teh diem-diem minum duit ini dipikirkan tata di tekan MCT ini kesimpulannya hikmahnya tapi aluslah after waktu ya pulang kerja gitu tuh tapi Tapi benar, respon sangat penting. Respon sangat penting untuk menentukan konsekuensinya yang baik atau yang buruk. Betul, makanya setiap pilihan ada konsekuensinya. Dan pilihan itu ada di pegangan kita. Setidaknya itu.
Setidaknya itu. Sudah ya? Oh sudah, diusir saya. Tidak diusir. Teman-teman, Assalamualaikum.
Waalaikumsalam. insya Allah teman-teman terima kasih yang sudah hadir malam hari ini kita dapetin ilmu yang luar biasa dan juga semoga jadi apa namanya untuk hari berikutnya kita jadi pandai menyikapi setiap apa yang kita lakukan mau respon sesuatu cek itu dia kamu jadi semoga ke depannya kita lebih pintar lagi untuk memilih respon kita terhadap apa yang kita dapatkan dan lebih produktif respon yang kita keluarkan betul, kita juga berharap setelah datang ke After Work ini juga teman-teman mungkin lebih produktifitasnya mungkin lebih baik lagi terus juga jadi semangat mungkin besok buat kerja lagi ya semoga teman-teman semua disini juga pekerjaannya lancar duang kuliah semoga dimudahkan yang mungkin disini mau menikah semoga Allah mudahkan juga rezekinya lancar amin Yang lagi ada utang Semoga dilunasi Yang lagi sakit semoga disembuhkan Yang lagi jiwa bersedih Semoga cepat bahagia Kalau begitu kita cukupkan saja Malam hari ini Dan kita tutup dengan mengucapkan hamilah sekali Istighfar tiga kali dan juga dengan doa-doa Alhamdulillahirrahmanirrahim Astagfirullahaladzim Astagfirullahaladzim Astagfirullahaladzim Subhanakallah Allahumma wa bihamdika ashadu ala ilaha ila anta astagfiruka wa atubu ilaih Rabbi zidana ilman wa rizukuna fahman wa amalan mutaqobban Rabbi kufirli wa liwalidayya wa rahamuhumma kama rabba yani siguro Hai robbana atina fi dunia hasanah wafil akhirati hasanah wakinah ada benar sergi abrad pamit undur diri segi apamit undur diri mohon maaf bila salah-salah kata atau ada kata-kata yang menyakitkan objek Taufiq walhidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Terima kasih. Intro Intro Terima kasih telah menonton Terima kasih telah menonton!