Overview
Kuliah ini membahas sejarah, latar belakang, tujuan, aksi, dan dampak pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung pada Januari 1950.
Sejarah dan Latar Belakang APRA
- APRA adalah milisi pro-Belanda yang didirikan oleh Kapten Raymond Westerling pada 1949.
- Kapten Raymond Westerling adalah mantan komandan KNIL yang terkenal dengan operasi brutal di Sulawesi Selatan.
- Pendirian APRA terjadi setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) pada Agustus 1949.
- Setelah KMB, Belanda menarik pasukan KL dan membubarkan KNIL untuk digabungkan ke dalam TNI.
- Banyak anggota KNIL merasa dirugikan, sehingga Westerling merekrut mereka menjadi APRA.
Tujuan dan Aksi Pemberontakan APRA
- Tujuan utama APRA adalah mempertahankan bentuk negara federal dan menolak Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dipimpin Soekarno-Hatta.
- Pada 23 Januari 1950, APRA melancarkan pemberontakan di Bandung dengan target menguasai Bandung dan Jakarta.
- APRA berhasil menguasai markas Divisi Siliwangi di Bandung, tetapi pemberontakan ini akhirnya gagal.
- Setelah serangan di Bandung, Westerling berencana melakukan kudeta di Jakarta, tetapi upaya tersebut juga gagal.
- Westerling melarikan diri ke Singapura dan APRA bubar pada Februari 1950.
Dampak dan Implikasi Pemberontakan APRA
- Pemberontakan APRA mempercepat pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS).
- Indonesia kemudian menjadi negara kesatuan dengan pemerintah pusat di Jakarta.
- Peristiwa ini mencerminkan konflik antara federalisme dan unitarisme di awal kemerdekaan Indonesia.
- Pemberontakan APRA menyoroti dampak kolonialisme dan perpecahan internal di Indonesia.
Key Terms & Definitions
- APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) — kelompok milisi pro-Belanda di Indonesia pasca-Kemerdekaan.
- KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) — tentara kerajaan Hindia Belanda.
- Konferensi Meja Bundar (KMB) — perundingan untuk mengakhiri konflik Belanda-Indonesia dan mengakui kemerdekaan RI.
- RIS (Republik Indonesia Serikat) — bentuk negara federal hasil kesepakatan KMB.
Action Items / Next Steps
- Pelajari lebih lanjut peran tokoh-tokoh kunci seperti Raymond Westerling dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
- Bacaan tambahan: konflik federalisme vs unitarisme di awal Republik Indonesia.