Transcript for:
Peran Perempuan dalam Islam

Bismillahirrahmanirrahim. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahilladzi khalaqal mauta wal hayata liyabluwakum ayyukum ahsanu amala. Ashadu alla ilahaillallah wahdahu la syarikalah wa ashadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu alladzi la nabiya wala rasula ba'dah. Allahumma sholli wasallim ala Muhammadin wa ala alihi wasohbihi ajmain. Amma ba'du. Qallahu taala fi kitabihil karim. Auzubillahiminasyaitanirrajim. Ya ayyuhalladzina amanut itaqulaha haqqo tuqatih wala tamutunna illa wa antum muslimun. Ya ayyuhalladzina amanutaqulah waquulu qu sadida yuslih lakum aalakum wagfir lakum dunubakum wutiillahaasulahu faqad faza fauzan adima waqala aidon ya ayyuhalladzina amanutaqulah walangur nafsum ma qaddamat wattaqulah innallaha khabirum lima Ayyuhal akhwat azani Allahu wa. Segala puji bagi Allahu tabaraka wa taala di mana di pagi hari ini kembali kita berkumpul di kajian rutin antuna semua. Ya, mungkin ini pertemuan pertama dengan ana yang mudah-mudahan Allah Subhanahu wa taala meridai kita semua. Para umahat bisa mengamalkan ilmunya di luar sana ya. Para sister-sister yang baru ngaji, ahlan wasahlan selamat datang. Welcome to the family. Jangan merasa bahwa kita ini minder. Kasih tahu teman-teman kita yang baru mau pegang kerudung. Jangan minder. Kasih tahu para teman-teman kita yang baru mau pakai kos kakian. Heeh. Beliin kalau bisa. Talking tuh sampai lutut. Nah, kalau bisa jangan kasih minder. Mereka ajak rangkul. Ya, utamakan hikmah dalam berdakwah. Posisikan kita sebagai pemberi kabar gembira. Posisikan bahwa perempuan ini bisa merubah dunia. Kalau kata orang bule mah bilang begini, kalau pengin merusak satu generasi, rusak perempuan. Kalau pengin memajukan sebuah generasi, sebuah beradaban, bangun perempuan. Dan Islam telah membuatkan itu semua. Kalau kita pengin tahu sih 1400 tahun yang lalu bagaimana perempuan ditindas di masa jahiliah sebelum Nabi diutus menjadi rasul. Perempuan tuh dari bayinya aja sudah enggak ada nilainya. Bahkan para perempuan jahiliah itu kalau ngelahirin udah disiapin apa ya? lubang kubur. Kalau anak laki yang lahir diambil, kalau anak perempuan yang lahir langsung dikubur. Nah, hari ini kita mendapatkan cahaya Islam, cahaya ngerti agama sesuai dengan qallah, qala rasul. apa yang sesuai dengan Al-Qur'an dan sunah. Ayo bagi kenikmatan, bagi rasa bahagia ini kepada teman-teman kita. Ajak mereka. Jadilah satu pintu gerbang yang bisa mengantarkan saudari kita. Dan apa kata Nabi sallallahu alaihi wasallam? Pahalanya lebih gede dibandingin apa ya? Unta merah. Kalau zaman sekarang mah lebih baik dibandingkan mobil Ferrari gitu ya. Kapan lagi? Jadi ayo sama-sama bukan cuman tugas ustaz yang dakwah. Heeh. Tapi para teman-teman di luar sana pun lewat media sosial ya, lewat tongkrongan-tongkrongannya. Heeh. Jangan pada arisan mulu gitu loh. Isa nongkrong di kafe. Anak sekolah sunah emaknya di mana? Nongkrong di kafe. Alhamdulillah sekarang ada majelis ilmu biar pada nongkrongnya di sini biar ada manfaat. Tayib. Hari ini kita akan bahas tentang rumahku jalan surgaku. Hari ini kita enggak ngebahas rumah tangga doang. Karena ya pasti deh ada yang enggak belum rumah tangga gitu loh. Makanya kita bahasnya rumah. Kalau rumah kadang ada tangganya kadang enggak. Kadang punya tangga enggak punya rumah. Nah, macam-macam orang nih. Tapi maksud judul kita hari ini adalah bagaimana surga itu didapat dari dekat. Ya, harusnya sih yang datang sama laki-lakinya semua. ada suaminya di sini. Heeh. Lebih cakep itu. Tapi ya kita akan belajar dari sisi para para istri, para perempuan. Ya Allah Taala berfirman, "Ya ayyuhanasuttaqubakumulladzi khalaqokum min nafsin wahidah walaqo minha zaujaha w minhuma rijalan kirsir waisa. Wattaqulahalladzi tasaaluna bihi wal arham. Innallaha kaana alaikum raqiba. Di surat An-Nisa ini Allah ngejelaskan bahwa Allah menciptakan Nabi Adam dan istrinya Hawa. Bahwa kodrat manusia itu berpasangan. Walaupun ada takdir manusia itu ada yang enggak dapat pasangan, ada takdirnya begitu, Bu. Jangan heran kalau ada teman kita memang sampai meninggal enggak menikah. Ada ada yang memang lakinya ganti-ganti mulu. Ada. Ada takdirnya ada. Heeh. Ada yang bertahan tapi ribut mulu. Banyak. Banyak. Ada yang adik madunya banyak. Ada. Ada. Heeh. Takdir. Tapi secara sunatullahnya Adam diciptakan dengan Hawa. Laki buat perempuan. Yang ini adalah sunatullah. Enggak boleh dirubah. Di rumah yang perlu ditekankan adalah bagaimana kita mengikuti fitrah kita. Ya, kita menjalankan peran sebagai anak perempuan. Bagaimana perilaku kita sebagai anak perempuan kepada orang tuanya, kepada saudara laki-lakinya. Nanti fitrahnya lagi kita sebagai istri ya kepada suami seperti apa. Nanti ada peran lagi kita sebagai ibu. Bagaimana kita berperan kepada anak. Makanya pesan Allah Subhanahu wa taala, wattaqulah. Bertakwa sama Allah. Karena takwa ini harus dimiliki oleh para perempuan. Ingat Nabi yang bilang sallallahu alaihi wasallam, Allah menciptakan perempuan itu dari tulang rusuk yang paling bengkok. Heeh. Jadi yang paling bengkok ini yang paling atas kata Nabi sallallahu alaihi wasallam. Maka bertakwa ini merupakan kunci supaya kita bisa tetap lempeng. Jadi seorang perempuan. Ya, basic semua manusia begituun perempuan adalah takwa. Kalau perempuan enggak pakai takwa hidupnya entar ke sana kemari belok-belokan. Karena perempuan mudah berubah. Mau bukti, Bu? Bu, mau bukti perempuan mudah berubah, mau bukti enggak? Masuk toko ada harga Rp200.000. Murah nih. Heeh. Toko sebelah diskon 50% dari Rp400.000. Mahal mana? Mahal Rp200.000, Tad. Kalau ini mah 400 diskon 50%. Lah kan harganya Rp200.000 juga. Gampang belok. Perempuan mah bohong kalau enggak nyubit laki. Ya itu kayaknya bunga bagus. Padahal di rumahnya kembang udah banyak. Itu gampangnya perempuan belok sama perkara dunia apalagi akhirat. Kadang para perempuan rajinnya kebangetan dibandingkan para laki-laki. Bu, punya teman enggak? Ada yang zikirnya sampai 1000 kali? Ada. Ada salat duha sampai 20 rakaat. Emang perempuan mah kerajinan. Cuman kadang-kadang dalilnya lupa. Heeh. Ini yang kita khawatirin, Bu. Takwa ini masalahnya kita ngerjain perintah Allah dengan cahaya dari Allah dengan ilmu. Maksudnya kadang kita salehnya kesalehan. Heeh. Sampai apa ya? Beyond apa yang disampaiin oleh Nabi. Sampai apa ya? Terlalu gitu berlebihan. Heeh. Majelis taklim sampai 24 jam didatangin. Pagi ada, sore hadir, malam hadir. Dia lupa peran sebagai apa. Sebagai ibu, sebagai istri. Nah, ini nih kesalehan namanya. Over. Makanya basicnya kudu takwa. Nah, gelar takwa ini memang enggak mudah. Kudu belajar, kudu bertahap. Makanya jangan lelah. Buat apa? Buat ngaji, ya. Jangan malu, jangan gengsi buat ngakuin bahwa kita ini masih banyak kekurangan ya. Dan juga kita jangan malu ngakuin bahwa misalnya kalau banyak amalan yang enggak sesuai sunah mah udah cukup aja gitu loh. Sesuaikan sama apa? Sama sunah. Ini makanya takwa. Tiib. Kemasih jomblowati. Heeh. Masuk nih kategori ini. Sebagai anak perempuan ini kita ini adalah senjata bagi ayah dan ibu kita. Nabi alaihi salalatu wasalam menyebutkan dalam sebuah hadis yang panjang, "Siapa yang memiliki tiga anak perempuan, maka dia terhindar dari api neraka." Sahabat ngangkat tangan, "Ya Rasulullah, gimana kalau anaknya dua perempuan? Begitupun yang dua anak perempuan, maka dia terhalang dari api neraka. Tapi syarat dan ketentuan berlaku. Sudah kayak diskon pokoknya. Syarat dan ketentuan berlaku, Bu. Apa bisa perempuan, anak perempuan ini bisa menahan diri dari api neraka buat orang tuanya? Gimana caranya? Yang pertama, orang tuanya memberikan nafkah. Nafkah lahir. Nafkah ada tiga. Jangan sampai kita nyebutin sampai enam. Sampai ada Mazda en. Heeh. Apalagi emas 6 karat, 24 karat gitu. Enggak. cuman tiga nafkah cuman tiga. Yang pertama makan. Kalau orang tuanya ngasih makan anak perempuan ini satu sudah lolos nih. Jadi api penahan api neraka. Yang kedua dikasih tempat tinggal, dikasih perlindungan sama orang tuanya. Yang ketiga, yang ketiga apa, Bu? dikasih pakaian buat nutup aurat. Ini syarat anak perempuan bisa nahan dari api neraka. Kemudian dia didik menjadi perempuan yang salehah sampai dia nikah. Ini anak perempuan bakalan ngejaga orang tuanya dari api neraka. Makanya ketika menikah jangan asal jodohin. Nih ibu-ibu yang punya anak perempuan udah gede jangan asal jodohin. Datang pakai BMW ACC langsung. Kerja di mana? Bank konvensional. Bangga menantunya bank konvensional. Heeh. Kerja di mana? Saya sebagai diren. Waduh. Tapi ketika ada anak ustaz ya kan hafal 30 juz. Cuman ketibang dagang cilok doang. Aduh, kayaknya enggak level deh, Nak. Balik lagi nanti ya. Heeh. Pilihan terakhir. Padahal kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, milihkan anak perempuan buat calon suaminya syaratnya cuman dua. Yang pertama akhlaknya baik. Yang kedua agamanya baik. Ibu mau punya mantu? Uh, sopannya benar, Bu. Sopan benar. Salamnya bolak-balik. Tangan Ibu dibolak-balik salamnya. Tapi ketika azan, dia bobo. Bobo cantik, bocan. Disuruh salat subuh banyak alasan. Salat Isya malah main game. Mau punya mantu begitu? Enggak. Ibu punya mantu, Bu. Salatnya mah jangan ditanya, Bu. Muazin juga kalah, Bu. Dia udah duluan masuk masjid itu mah. Heeh. Tapi kalau minjam duit sama mertuanya kagak dibalikin. Nah, ini kan enggak mau juga. Kudu satu paket. Akhlaknya baik, agamanya baik. Nah, anak perempuan kita udah kita didik baik-baik, sudah dipesantrenin sampai kerudungnya panjang, sampai enggak kenal sama dunia-dunia yang aneh-aneh kayak emaknya. Terus dinikahin sama laki-laki yang enggak paham agama. Coba nol lagi, Bu. Jaga anak perempuan kita nikahkan dengan laki-laki yang layak. Standarnya bukan standar TikTok, tapi standarnya standar Nabi yang Nabi bilang akhlak dan agama. Karena kalau enggak dikerjain nih yang dua ini, kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, maka tunggu fitnah yang besar. Berapa banyak besti kita yang dulunya baik-baik, jodoh sama laki yang agak pa dikit, sekarang kerudungnya sudah mulai Heeh. berjatuhan. Dulu mah dia mah rajin majelis taklim, Ustaz. Setelah dia menikah mah entah ke mana. Hilang ditelan bumi. Ini gara-gara begitu. Karena laki itu apa ya? Pengaruhnya kuat. Kalau kita pengin menjadi apa? Teng buat orang tua kita dari api neraka, maka anak-anak perempuan ini jodohkan dengan laki-laki yang baik. Bu, Umar bin Khattab punya anak janda. Janda, Bu. Dia nyari buat anaknya. Siapa? Hafsah. Dia nawarin ke Utsman bin Affan, "Man, ente mau nikah enggak, Man?" Kata Utsman, "Enggak, Umar. Saya punya anak eh punya istri. Istrinya anaknya Rasul. Mungkin anak Rasul dibandingin sama perempuan-perempuan yang lain." Datang ke Abu Bakar diam. Abu Bakar ditawarin, "Bang, mau nikahin anak saya enggak?" Abu Bakar diam, enggak ngejawab. Kemudian enggak lama Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam datang nyamperin Umar buat melamar Hafsah. Apa poinnya? Sekelas Umar bin Khattab yang kesalehannya itu kalau setan ketemu dia nyari jalan yang lain, Bu. Dia masih nyariin jodoh anaknya yang saleh-saleh. Nih Umar enggak nawarin ke siapa? Ke pemuda-pemuda Madinah yang banyak. Enggak. Tapi Umar nawarin ke orang saleh, Utsman, Abu Bakar. Sampai akhirnya Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam ngelamar Hafsah. Karena kata Abu Bakar, "Kenapa gua enggak ngomong? Karena Nabi kalau ketemu saya ngomong mulu Hafsah. Kayaknya dia suka." Bu, jangan gengsi kalau sekarang kita perlu ada ikut campur sama anak. Walaupun anak kita enggak mau diikuturin. Coba ngomong sama anak kita, Nak. Jangan sampai kayak mama. Nyesalnya udah 20 tahun. Nah, gitu tuh. Nyesel enggak, Bu? Jangan, jangan sampai nyesal sih ya. Heeh. Coba maksudnya kasih gambaran sama anak perempuan kita. Saya saya punya anak perempuan dua sampai enggak saya tuh enggak rela kalau dia cepat gede gitu loh. Sama saya pun akan memberikan ide, gagasan, masukan yang sama. Nak, kamu ini akan menikah dan pernikahan itu bukan main-main. Kalau Abi boleh pilihin kamu nih nih kamu nih anak ulama. Nah, begitu dah kalau mau mah. Udah mah ganteng, kaya, saleh. Ah, itu dah udah deh akhlaknya baik. Nah, cariin yang kayak gitu. Kalau ada, kalau enggak ada yang minimal paling minimal-minimalnya. Jadi syarat anak perempuan bisa apa? Menahan dari api neraka. Artinya kalau kita punya anak perempuan model begini, Bu. Bu, kalau kita punya anak modelan begini berarti kita masuk surga. Begitu maksudnya. Karena kita terhalang dari api neraka. Yang kedua, data perempuan sebagai istri. Nah, ini agak panjang sampai jam 12. Kali ya? [Tertawa] Heeh. Nih perempuan yang pertama tadi bisa jadi penghalang dan jalan masuk surga buat orang tuanya sebagai anak perempuan. Sekarang para perempuan bisa masuk surga dengan jalan suaminya. Kalau para suami kita, Bu, kalau para suami kita sering ngeselin ya. Kalau suami kita kadang-kadang beda sama harapan kita dulu ya. Kayaknya dulu enggak ngini deh, Tad. Heeh. Siapa yang suruh milih dia? Makanya dulu mah gagah, ganteng, sixpack, sekarang bodoh kayak buntelan kentut. Heeh. bulat, malas gerak, tidur mulu, gitu loh. Banyak yang komplain. Tapi Ibu, Bu, jelek-jeleknya dia, dia jalan surganya kita. Eh, bukan hari ini. Masyaallah di rumah kagak subhanallah di rumah, di kajian masyaallah. Heeh. Di rumah astagfirullah. Astagfirullah. Bang, muka Abang tuh bikin aku zikir mulu, Bang. Kenapa? Emang saya istigfar mulu ngelihat abang Bu sebagai istri ini dia nih laki kita nih jalan surga kita Nabi yang bilang sallallahu alaihi wasallam ke salah seorang sahabat Nabi mengatakan anti Jauz ente punya apa ya punya pasangan kata sahabat kata sahabat ini. Naam ya Rasulullah. Maka Nabi mengatakan sallallahu alaihi wasallam, "Furi kaifa anti ma." Lihat bagaimana perilaku kamu sama suamimu. Fainnahu naruki au jannatuki. Karena sesungguhnya suamimu ini nerakamu atau surgamu. Jangan dulu tapi kantan. Heeh. Banyak ibu-ibu tapi kantan. E entar dulu. Entar kau jelasin aneh jelasin ustaz bagaimana bisa jadi surga ustaz disuruh salat aja susah. Bagaimana mau jadi surga ustaz? Diajak ngaji aja banyak alasan. Pengin nonton Persib lah, pengin mancing dah, pengin touring dah, dan seterusnya. Diajak ngaji itu. Heeh. pedah bentrok masalah touring sama kajian ustaz gitu loh milih dia touring. Bagaimana bisa saya masuk surga, Ustaz? Saya yang ngajarin ngajinya Ustaz. Saya yang ngajarin salatnya Ustaz. Saya yang A B C D. Bu apa kagak ingat itu satu kisah perempuan yang Allah sebutin dalam Al-Qur'an bininya Firaun. Emang laki ibu Firaun. ngaku Tuhan dia kan [Musik] enggak ya kan enggak ya saya Tuhan sembah saya kan enggak lagi kita enggak begitu tapi bagaimana Allah menyebutkan bahwa Asiah ini ahli surga bahkan tatkala dia disiksa sama lakinya digantung dirajam dicambuk dia minta sama Allah ya Allah, tiap kali aku disiksa, tiap kali aku dicambuk, kau lihatkan aku surga." Maka Allah kabulkan doanya. Tiap kali disiksa dia mengharap apa? Mengharap kematian. Biar langsung dekat sama sama Allah. Artinya laki seburuk apapun kalau ibunya tetap salehah, Bu. Salehah arti, Bu. Kalau ibunya tetap salehah mah aman. Tapi kita jangan sampai banyak komplain sama laki. Bu, sering komplain sama laki enggak, Ustaz? Heeh. Sekarang ngakunya enggak. Coba perhatiin hadis dari Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Nabi pernah menceritakan sebuah keluarga yang dibangun dengan ketakwaan. Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Sungguh rahmat Allah turun kepada pasangan suami istri." Kata Nabi, "Yang mana?" yang ketika lakinya bangun kemudian wudu, kemudian dia salat malam, kemudian dia membangunkan istrinya buat salat malam. Nih dengarin nih, kalau enggak bangun juga dipercik air sampai istrinya bangun buat salat malam. Kemudian Nabi menyebutkan Allah menurunkan rahmat kepada para istri yang membangunkan suaminya. Buat apa? Buat salat malam. Kalau enggak bangun juga dipercik air. Ini bukan main. Ini rahmat Allah turun buat pasangan yang begini. Kalau laki kita enggak mulai, kita yang mulai. Bu, kalau laki kita enggak mulai, Ustaz, ya. Bunelan kentut begitu mah bangunnya jam .00 salat subuh bareng sama duha. Ah, mulai deh bangunin jam .00, Bang. Bangun, Bang. Salat subuhan, Bang. Payahna, Bu. Ini mah harus sampai nanti. Heeh. Begitu. Kadang-kadang kita harus ngingetin kita ini dapat rahmat Allah kalau kita ngingetin laki kita. Begitu. Kadang kadang kita diberi ujian ini dari laki kita dan Allah tahu ibu mampu. Cuman kadang-kadang banyakan curhatnya dibandingin mampunya. Dikit-dikit WA, "Ustadz, kayaknya aku, kayaknya aku." Emang Asiah komplaen sama Nabi Musa? Musa. Heeh. curhat sama Nabi Musa. Enggak. Coba sabar dikit, sabar dikit. Jangan-jangan punya masalah sekali dua kali, Rek. Se dua kali, Rek. Subhanallah. Cere udah kayak gorengan diobral. Coba hadapin dulu masalah amalaki ini. Banyak emang. Karena kita dulu nikah nih modalnya cuman fulus. cuman ganteng, cuman apalagi cuman karena relasi nasabnya baik tapi agama enggak pernah diperhatiin. Nyisalkan kan sekarang kalau sudah ngaji ngebandingin laki orang. Subhanallah. Jangan sampai kalau kita diuji sama laki kita begitu, ingat Asiah diuji sama Firaun dan dia bertahan dan dia dapat pahala surganya. Makanya suami istri perlu tahu hak dan kewajiban biar kagak offset. Tahu offset, Bu? berlebihan. Nuntut hak berlebihan tapi enggak menjalankan kewajiban. Atau kita les dalam kewajiban ya les juga dalam hak ini juga enggak baik. Kudu pas rumah tangga ya. Hak dan kewajiban sebagai istri tunaikan. Walaupun suami kita ngeselinnya nauzubillah pokoknya tunain nurut. Ibu, kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Mau enggak ditunjukin perempuan yang baik-baik?" Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Idza amartaha fathoatka." Kalau ente nyuruh dia, dia taat. Kecuali apa? Kecuali kemaksiatan kita enggak boleh taat. Kalau laki kita minta kemaksiatan, "Abang, saya lebih mencintai Allah dan Rasulnya dibandingkan Abang." Tolak begitu. Jangan nangis-nangis lari keluar. Tolak dulu. Biar dia bertakwa takut sama Allah. Kalau dia nyuruh maksiat, bilang, "Aku lebih mencintai Allah dan Rasulnya dibandingkan abang. Karena aku pengin dapat manisnya iman." Kalau dia merintahin yang mubah-mubah, apalagi urusan ibadah, jangan cemberut. Yang kayaknya kamu harus pakai kerudungan deh sekarang. Walaupun kamu beli sayur, kamu harus kerudungan. Jangan pakai, jangan sampai pakai kerudung, tapi ikutnya ke mana-mana. Dasan pakai kerudung, Bu. Ini banyak emak-emak begitu beli sayur. Heeh. Ada yang pakai cadar, ada kosakinya lupa. Subhanallah. Kalau laki mah banyak komplain, begitu mah nurut. Itu mah komplain masalah taat sama Allah mah. Nurut. Nurut, Bu. Taat itu wajib. Eh, kalaupun perkara mudah, mubah-mubah, ikutin. Yang ambilin saya dong kopi. Ah, nurut tuh. Entar dulu gua lagi masak. Simpan dulu masakannya. Ambilin dulu kopinya. Biasain. Jangan banyak bilang entar sama laki, "Bu, pahalanya sayang, berkurang, nakis." Kenapa? Kalau muncul mulai kesal dari laki nu pahalanya berkurang. Tolong ambilin kos kaki dong ya. Entar tanggung. Tanggung apaan sih? Tinggal bilang, "Iya, sayang." Gitu doang. Siap, komandan. Ah, gitu dah. Siap, rajaku. Apa-apakku? Kan kita juga sama. Kalau minta amal laki mah kudu hari itu juga jadi kan ya, Bang. Kayaknya ini sepatu cakep, Bang. Ah, langsung tuh lakinya beliin. Kita pun sama. Kadang perempuan sekarang ribet, pengin kesetaraan. Subhanallah. Perempuan dari dulu mah di atas laki-laki, Bu. Enggak bisa setara kita mah. Kalah kita mah laki mah, Bu. Eh, betul dia ngomong betul, Bu. Kita laki ini lemah. Buktinya enggak ada duda yang bertahan lama. Ketawa dia. Enggak ada duda yang bertahan lama. tahun ditinggal meninggal juga dia nikah lagi. Tapi ada masyaallah umahat eh ada jemah umrah ustaz tuh. Ustaz itu enggak nemu laki 20 tahun. Astagfirullah Bu ke mana lakinya? Gua bilang hilang. Enggak meninggal ustaz. 20 tahun Bu. 20 tahun anak saya empat sudah gede sudah kuliah semua. Subhanallah. Ada perempuan-perempuan kuat begini. Ada laki mah puyeng. Bu. Bu. Ibu sehari ke rumah mertua rumah. Ya Allah. Kalau kayak kapal pecah, Ibu nih, Abang izin ya ke Mama dulu. Sehari bantar sehari ini mah, Bu. Bu, itu rumah kayak kapal pecah. Ini bukti laki itu lemah. Jangan minta lagi kesetaraan. Kadang perempuan sekarang offset, "Ustad, boleh enggak saya kerja jadi apa?" Supir angkot. [Musik] Jangan. Jadi Grab Grab, Ustaz. Subhanallah. Jangan. Ibu tuh sudah mulia sama Islam. Jangan sampai nih status tertinggi dalam rumah tangga Ibu tuh sebagai istri, Bu. Bukan sebagai manajer, ya. Bukan sebagai apa? Supervisor, bukan. Bukan sebagai CEO atau Dirut, bukan. Di luar sana boleh. Tapi ketika di rumah status tertinggi sebagai istri, status tertinggi sebagai ibu. Entar dibahas nih habis ini poin ketiga. Coba posisiin yang benar. Jangan sampai ibu di luar sebagai ibu owner kebawa-bawa di rumah sampai lakinya disuruh-suruh, "Sayang, tolong ambilin ini, sayang. Tolong kebalik ini mah." Bu, ego ibu boleh tinggi, tapi ingat ibu tuh istri. Ngomongnya beda sama laki kita mah. "Bang, bisa enggak tolongin saya?" Ya, itu afirmasi bisa atau enggak, yes or no. Walaupun duit kita yang lebih gede. Heeh. Kadang-kadang kan gitu, Bu. Kadang-kadang kan duit kita yang lebih gede, Bu. Lebih banyak dibanding laki kita. Gaji laki kita mah cuma Rp3 juta, Ustaz. Penghasilan baju saya mah hampir puluhan juta. Heeh. Enggak gini caranya. tetap posisi kita di rumah sebagai istri. Rendahkan suaramu di bawah suamimu. Ya, suami mau minta sesuatu yang mudah dan mubah, kerjakan. Kalau taat, ketaatan kepada Allah yang dia suruh, wajib. Kalau kemaksiatan dia bilang, "Aku lebih cinta Allah dan Rasul-Nya dibandingkan perintah suami." Ingat, hak dan kewajiban perlu apa? Perlu dituna. Bu, perempuan istri juga perlu romantis sama suami biar dia rida. Kebalik. Jangan dulu tapi kant. Entar dulu, entar entar sesi pertanyaan masih banyak kan. Heeh. Entar aja. Ini kita ngomong masalah ibu dulu dah. Romantis. Kadang laki-laki laki kita sudah capek di luar, belah, kerja mumet. Jangan diomelin dulu, Bu. Ingat enggak kisah Nabi ketika nerima wahyu? Coba ingat lagi ketika Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam menerima wahyu pertama iqra bismiabbikalladzi khalaqo khalaqal insana min alaqo iqro warabbukal akram alladzi alama bilqalam alamal insana maam yalam turun ke rumahnya gigil menggigil apa ibunda khadijah bilang dari mana aja sih enggak Pak, laki kita baru datang. Dari mananya aja sih pulang-pulang jam segini? Jam berapa sekarang? Kamu enggak ngelihat jam. Kamu enggak ini. Uh, di depan pintu itu. Pintu mobil belum ditutup itu, Bu. Kita udah ngomel. Contoh Ibunda Khadijah ditinggal semalaman sama lakinya bertahanus di Gua Hiro, pulang menggigil. Dia enggak mengeluarkan kata sepatah kata pun. Nabi bilang, "Selimutin, selimutin." Sampai Nabi tenang, sampai cooling down Nabi sallallahu alaihi wasallam ya. Sampai nafasnya teratur lagi. Baru lakinya ngomong, "Wahai istriku, ada apa gerangan dengan diriku? Aku takut ada yang mencelakakanku." Apa jawaban Khadijah? Apa jawaban ibu kita? Enggak, sayang. Kamu itu orangnya baik ya, nyambung silaturahmi, ngasih sama yang butuh. Demi Allah, Allah tidak akan membiarkan engkau. Coba kalau kita mah laki kita ngeluh yang du kerjaan lagi puyeng dah. Kan aku udah bilang resign aja, resen. Nah, begitu lagi. Kita mah enggak dapat ketenangan di rumah. Coba datangkan dulu romantisme di rumah. Pegang tangannya, kasih dulu tehnya. Kalau dia suka amerikano, kasih amerikanonya. Kalau dia suka susu, kasih susu angetnya. Seruput dulu, Bang. Entar ceritanya kalau udah tenang, duduk barengan. Jangan ditinggal. Kita dalam keadaan wangi. Baju bukan daster yang sudah bolong. Bapak, Dek begitu. Heeh. Laki senang itu. Dia rida itu sama kita, Bu. Siapapun pasangan yang ditinggal mati kemudian pasangannya rida masuk surga. Bu, mau enggak, Bu? Mau duluan siapa? Jangan saya start. Heeh. Bisa begitu ya, Ibu-ibu sekarang romantis. Sampai kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, ada perempuan baik tuh walaupun dia enggak salah, dia yang minta maaf sama lakinya. Kata Nabi sampai perempuan ini bilang, "Wahai suamiku nih, pukul tangan nih. Aku enggak tenang kalau kamu masih marah sama aku." Padahal yang bikin masalah siapa? Lakinya. Makanya saya bikin daurah ini 2 tahun yang lalu nih. Para laki-lakinya ada. Kok marahin juga, Bu? Heeh. Ah, Ibu enggak bawa suaminya sih. Iniya bawa nih di sini saya marahin juga. Romantis. tumbuhkan romantisme biar dia rida. Karena kita lagi nyari rida siapa? Rida suami. Ya, kita lagi nyari rida suami. Sampai-sampai ibunda Aisyah itu nyari makanan terenak wangi-wangian sama bini-bini yang lain. Biar apa? Biar Nabi rida dan suka, ya, Bu. Ya, entar kalau ada unuk-unuk mah entar di akhir. Yang ketiga, jalan surga sebagai ibu. Sebagai seorang ibu. Mother, mom. Mami. Ah, dipanggil apa sama anak kita? Mama. Umi, ini jalan surga paling gede. Karena kita punya anak laki yang akan berbakti sampai kita mati. Bahkan rida Allah ada di rida kita, Bu. Seorang ibu ini kalau dia mulia, ya, Bu, kalau dia salehah, dia ngajarin anaknya sebagai madrasatul ula, kemudian anaknya tumbuh menjadi anak yang saleh, anak-anaknya akan menjadi investasi besar bagi ibunya. Ingat sama Uwais Al-Qarni? Ingat. Ingat enggak, Bu? Uh, sampai Abu Bakar sama Umar disuruh apa? Disuruh minta magfirah lewat dia. Minta magfirah sama Allah lewat mulut dia. Kenapa? Karena bakti sama ibunya. Nabi yang bilang sallallahu alaihi wasallam, "Ya Rasulullah, kita berbuat baik sama siapa sih?" Yang paling pertama ibu. Sama siapa lagi? Ibu. Siapa lagi? Ibu. Dirinya ada tiga, Ustaz. Enggak, Ibu. Ibu. Maksudnya penekanan ini kadang-kadang laki kita macam-macam Bu Sentil aja kata Nabi, "Ibu, ibu, ibu bini kudu tiga, Ustaz. Salah itu." Salah. Benar. Heeh. Ini tuh penekanan maksudnya ibumu. Ibumu lagi ibumu terus gitu maksudnya. Heeh. Bukan ibunya ada tiga. Salah, Bu. Heeh. Kasih tahu lakinya, Bu. Heeh. Bilang sama kata Ustaz, "Hari, kadang laki kita mah macam-macam." Ibumu, ibumu. Ibumu. Tuh. Nak. Ibu kudu ada tiga, Nak. Sama anaknya ngomong begitu. Astagfirullah, Bu. Ibu sebagai gerbang surga anak. Pantaskan ibu sebagai gerbang surga anak. Jangan jadi ibu yang ngeselin. Jangan jadi ibu yang sok gaul padahal kagak gaul. Ngerti enggak, Bu? Kayak ibu-ibu Facebook. Kayaknya dia pengin gaul tapi kagak gaul kelihatannya. Nongkrong selfie. nongkrong selfie. Ingat, kita ini gerbang surga buat anak kita. Pantes enggak kita jadi gerbang surga buat anak kita yang dia pengin berbakti sama kita? Jadilah ibu yang tawadu. Jadilah ibu yang sabar. Jadilah ibu yang menjadi contoh bagi anak-anaknya dengan contoh yang baik. Kalau ibu enggak pantas jadi gerbang ini anak khawatirnya enggak ngantterin ibu ke surga. Coba pantesin kita nih ya dari penampilan. Kadang Bu, anak enggak perlu diomelin banyak-banyak. Berubah aja emaknya. Nak, Mama enggak akan ngomong lagi, Nak. Tapi kamu bisa ngelihat perilaku mama sekarang udah beda dibandingkan 5 tahun yang lalu, Nak. Yang kamu sekarang kalau lihat mama tuh begini dan begitu. Coba perhatikan contoh yang baik sama anak-anak. Jadilah gerbang yang layak memang diantarkan oleh anak kita ke surganya Allah Subhanahu wa taala. Ibu punya lisan yang sekali ngomong Allah kabulkan, Bu. Jangan sampai ibu ngomong yang aneh-aneh buat anak-anak kita. Ibu punya lisan, kalau anak ibu pengin saleh, ibu bisa salehin anak dengan lisan ibu. Anak bisa celaka dengan lisan ibu juga. Hati-hati ibu gerbang surga. Sampai Nabi bilang sallallahu alaihi wasallam, surga yang paling tengah itu birul walidain. Dan birul walidain itu yang paling utama kepada ibu. Saya, Bu. Saya tinggal satu lagi pantonya, pintunya cuma satu lagi. Saya mama saya sudah enggak ada. Tapi saya berkesan walaupun saya hidup sama mama saya cuma 10 tahun, saya berkesan mama saya itu orang yang paling jaga aurat. Mama saya itu orang yang paling anti kalau dia harus skip satu hari baca Quran. Saya lihat mama saya begitu. Mama saya tuh kalau ngelihat orang yang lagi butuh, dia enggak pernah nanya buat apa, buat apa dia ngasih. Kita nih anak laki-lakinya kegambar. Oh iya ya, Masnya baik. Kalau lagi ingat, Rabbigfirli waliwalidaiya warhamhumair. Saya pengin ngantar emak saya ke surga. Tapi kalau emaknya serem, aduh emaknya pokoknya bukan uswah banget buat anaknya. Sulit mah kalau ingat emak saya saat, ya Allah astagfirullahalazim ngomel sana, ngomel sini. Eh kalau keluar rumah mah kagak tahu kulit. Tahu enggak, Bu? Kagak tahu kulit gimana maksudnya? Padahal udah mengkerut kagak ditutupin. Penginnya pakai jin. Heeh. Jin Ipit apa jin Tom? Kagak tahu. Pokoknya pakai jin itu kayak ABG. Ustaz bingung kita ngasih tahunya gimana. Sosialita sampai pinjol. Banyak anak di luar sana yang pengin nganterin ibunya ke surga tapi ibunya kadang-kadang enggak memantapkan diri buat dianterin. Bu, jangan pada sedih, semangat. semangat bahwa kita pengin diantar sama anak kita masuk surganya Allah. Kita pengin anak-anak kita baca rabbigfirli waliwalidaiya warhamhuma kama rbayaniir. Kita pengin, kita pengin anak-anak kita kalau udah gede badalin haji kita. Kita pengin, kita pengin tiap kali umrah kita dibadalin sama anak kita. Kita pengin, Kita pengin kalau tiap lihat musala tuh namanya nama kita. Musala An-Nisa karena ibunya namanya Nisa. Musala Maimunah karena ibunya namanya Maimunah. Dibangun sama anak laki-lakinya. Tiap kali orang salat pahalanya surganya Allah. Dengan cara apa? Mendik-enddik mereka dengan baik. Abdullah bin Zubair datang ke emnya Asma. Asma dalam keadaan buta waktu akhir hayatnya. Kata Abdullah bin Zubair, "Mak, saya mau jihad, Mak." Kemudian kata emaknya, "Sini peluk dulu, Nak." Dipeluk dulu. Kemudian emaknya ngerasa di tubuhnya ada baju besi.