Hai semua, pada video kali ini kita akan membahas tentang koloid. Tapi sebelum masuk ke koloid, kita bahas dulu tentang apa itu sistem dispersi. Sistem dispersi secara sederhana merupakan larutan atau campuran dua zat yang berbeda, maupun zat yang sama wujudnya.
Sistem dispersi ditandai dengan adanya zat yang terlarut atau fase terdispersi, dan zat terlarut atau medium pendispersi. Sistem dispersi terbagi menjadi tiga, yaitu larutan, koloid, dan suspensi. Tapi, apa sih beda ketiganya? Kita ambil contoh.
Kita gunakan pasir, gula, dan susu sebagai zat yang terlarut. Kita masukkan ketiga-tiganya ke dalam gelas berisi air. Nah, air di sini bertugas sebagai zat pelarut.
Kembali lagi, kita masukkan ketiga bahan ini ke dalam gelas berisi air secara terpisah, lalu diaduk. Yang pertama, larutan air pasir adalah contoh dari suspensi. Di sini kita bisa melihat jelas cara langsung perbedaan pasir dan air setelah diaduk. Kelihatan kan ada keruh-keruhnya gitu?
Lama-lama setelah itu kita bisa melihat jelas batas antara fase terdispersi yaitu pasir, dengan medium pendispersi yaitu air, dan terjadinya pengendapan. Suspensi terjadi jika fase terdispersi atau partikelnya memiliki ukuran yang berbeda. Yang kedua adalah kebalikan dari larutan air pasir.
Larutan air gula adalah contoh dari dispersi. Fase terdispersi atau partikel larutan memiliki diameter Diameter ukuran fase terdispersi pada koloid ada di antara 1 sampai 100 nanda. Tanda-tanda untuk koloid adalah lalu keruh, namun tidak ada pengendapan dalam larutan itu sehingga tidak bisa disaring. Bila disimpulkan, berikut adalah perbedaan di antara ketiganya.
Jadi, dari perbedaan-perbedaan tadi, disimpulkan jika koloid berada di antara larutan dan suspensi. Dibilang larutan ya enggak, dibilang suspensi juga bukan. Jika didefinisikan, koloid adalah campuran antara dua zat atau lebih, di mana fase terdispersi berukuran antara 1 hingga 100 nanometer dan tersebar merata dalam medium pendispersi. Contoh dari koloid selain susu adalah saus, tinta, spons, cat, santan, stereofoam, dan masih banyak lagi.
Loh, loh, kok bisa spons dan saus masuk ke dalam koloid? Kan spons padat, kalau saus kan cair. Kok dua-duanya disebut sebagai koloid? Keduanya termasuk koloid.
Namun, mereka berdua memiliki perbedaan antara fase terdispersi dan medium pendispersinya. Dari perbedaan antara fase terdispersi dan medium pendispersinya, koloid dibagi menjadi 8 jenis. Nah, silahkan dilihat sendiri ya, teman-teman.
Pause videonya jika memang diperlukan, oke? Semua jenis koloid memiliki sifat yang khas. Di antaranya, sifat yang pertama adalah efek tindal. Efek tindal adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid. Hal ini dapat terjadi dikarenakan ukuran partikelnya cukup besar untuk menghambur segala arah.
Contoh dari efek tindal pada kehidupan sehari-hari adalah langit berwarna. atau jingga di sore hari. Karena penghamburan cahaya matahari, sifat yang kedua adalah gerak brown.
Gerak brown adalah gerak acak zigzag pada partikel koloid dalam medium pendispersinya. Gerak brown terjadi karena adanya tumbukan antara partikel koloid dengan molekul medium pendispersinya. Sifat yang ketiga adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu zat di permukaan zat lain. Peristiwa adsorpsi disebabkan gaya tarik molekul-molekul pada permukaan zat.
Contohnya adalah penjernihan air keruh dengan tawas. Di dalam air, tawas terhidrolisis dan akhirnya menjadi koloid. dan mampu mengadsorpsi kotoran dalam air. Kelima, koagulasi.
Koagulasi atau penggumpalan adalah peristiwa di mana partikel-partikel koloid mengalami pengendapan sehingga fase terdispersi dan medium pendispersinya terpisah. Hilangnya kestabilan untuk mempertahankan partikel-partikel koloid agar tetap tersebar dalam medium pendispersinya menyebabkan terjadinya koagulasi. Ada tiga jenis koagulasi, yaitu Yang pertama ada koagulasi mekanis Koagulasi mekanis adalah penggumpalan koloid melalui pemanasan, pengadukan, dan pendinginan Proses ini mengurangi jumlah air atau ion di sekeliling koloid sehingga koloid akan mengendap Contohnya yaitu alir agar yang merupakan koloid akan menggumpal jika dipanaskan air Yang kedua ada koagulasi fisis Koagulasi fisis adalah penggumpalan koloid melalui pengikatan oleh elektrode. Proses ini dipakai pada penggunaan alat kotrel.
Alat ini digunakan untuk menggumpalkan asap dan debu pada cerobong asap di industri-industri besar. Ujung-ujung logam pada alat kotrel mengionkan molekul dalam udara dan diadsorpsi oleh debu-debu dan asap. Yang selanjutnya partikel bermuatan itu diikat oleh elektrode.
Yang ketiga ada koagulasi kimia. Koagulasi kimia adalah penggumpalan dengan menambahkan elektrolit bermuatan laki ke dalam koloid. Ion-ion yang telah tertarik itu membentuk lapisan selubung lapisan kedua.
Jika selubung lapisan kedua terlalu dekat, maka akan menetralkan muatan koloid, sehingga terjadi penggumpalan. Contoh dari koagulasi kimia ini adalah penjernihan air dengan tawas dan lateks yang menggumpal jika diberi asam cuka. Yang terakhir yaitu koloid pelindung. Koloid pelindung itu maksudnya adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain. Tidak semua koloid mengalami penggumpalan jika ditambah dengan koloid lain.
Koloid pelindung membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid, sehingga melindungi partikel koloid tersebut. Contohnya yaitu kasein dalam susu dan gelatin pada es krim untuk mencegah penggumpalan. Pembahasan yang terakhir yaitu proses pembuatan koloid. Proses pembuatan koloid dibagi menjadi dua.
yaitu cara kondensasi dan cara dispersi. Cara kondensasi dipakai untuk mengubah larutan menjadi koloid, sedangkan cara dispersi dipakai untuk mengubah suspensi menjadi koloid. Kondensasi artinya cara pembuatan koloid dengan mengubah partikel-partikel zat yang halus menjadi lebih besar dengan menambahkan ion, molekul, atau atom lain. Ada empat cara kondensasi, yaitu Yang pertama reaksi hidrolisis, reaksi suatu zat dengan air.
Lalu ada reaksi redox, yaitu reaksi suatu zat disertai perubahan bilangan oksidasi pada unsur-unsur yang terlihat. Lalu ada penggantian pelarut, yaitu reaksi di mana zat tersebut dijenuhkan terlebih dahulu, lalu dilarutkan sehingga membentuk koloid. Yang terakhir ada dekomposisi rangkap, yaitu reaksi pengurayan suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana. Cara dispersi artinya cara pembuatan koloid dengan menghaluskan partikel-partikel yang makroskopis menjadi partikel yang bersifat mikroskop. Ada tiga cara dispersi, yaitu yang pertama cara mekanik, di mana partikel-partikel yang besar dihaluskan kemudian dicampur dengan mediasi dan diaduk.
Lalu ada cara peptisasi, yaitu proses dispersi dibantu dengan zat peptisasi atau zat pemecah. Lalu ada cara busur-bledik. Cara ini merupakan gabungan cara dispersi dan kondensasi, dan hanya bisa digunakan untuk membuat koloid sologam. Jadi itulah koloid, tanpa sadar banyak sekali contoh koloid, sampai-sampai membuat otak menjadi melilit. Jangan dibawa sulit, nanti malah bikin terbelit-belit.
Terima kasih dan sampai jumpa manusia-manusia pelit.