selamat menikmati Sri Maharaja Warmeswara atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jayabaya merupakan Raja Kediri yang bisa dibilang sangat disegani karena berhasil membawa kejayaan Kerajaan Kediri pada masa kepemimpinannya. Tidak hanya terkenal karena keberhasilannya dalam bidang ekonomi dan politik, Jayabaya juga... sangat masyur dengan ramalan-ramalannya. Karena jujur saja, ketika mendengar nama Jayabaya, kamu mungkin belum tentu tahu siapa atau kerajaan apa yang dipilihnya. Atau bahkan kamu tidak tahu bahwa beliau seorang laja.
Tapi, kemungkinan besar kamu tidak asing dengan kalimat ramalan Jayabaya. Jaya Baya sebenarnya pembahasan kali ini seperti sebuah bawang banyak lapisannya yang mana layer demi layernya harus disampaikan dengan teliti dan hati-hati tapi saya coba rangkum disini mulai dari perdebatan mengenai keaslian sumber ramalan Jaya Baya ramalanya yang berjumlah sekitar 200-an yang diakini beberapa sudah terjadi dan beberapa belum terjadi untuk kehidupan bangsa Indonesia bahkan tidak sedikit yang melengkapnya hanya mitos belakang tapi sebelum kulit di ramalan Jaya Baya kita mulai dari latar belakang sosok jaya baya dan kehidupan kerajaan kegiri yang tidak kalah menarik. Mari kita bahas. Kerajaan Kediri sebenarnya punya kerabat yang bernama Kerajaan Jenggala.
Keduanya merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno yang berdiri pada abad ke-11. Kerajaan Kediri beribu kata 3H sekitar wilayah tepi sungai Berantas. Kerajaan ini juga sering disebut Kerajaan Dek. atau kerajaan panjang dipimpin Raja Samarawijaya sementara kerajaan Cinggala itu kotanya tiga hudipan yang diperintah Raja Jayang Rangang mengapa keduanya disebut kerabat karena baik Samarawijaya dan Jayanagara merupakan putra dari Erlang Namun tidak seperti kerajaan Jendrala, kerajaan terdiri mengalami kemajuan yang lebih besar. Wilayah sekuasanya meliputi Tanjung Pura di Kalimantan, Ranggai, dan Maluku.
Siapa sangka dari masa kejayaannya munculnya kitab Lodaka yang memberi arti penting bagi perkembangan antara Hindu-Buddha dan pemerintahan Indonesia selanjutnya. Kitab ini menceritakan bahwa tinggi rendahnya seseorang tidak ditentukan oleh keturunannya, tapi ditentukan oleh tingkah lakunya. Suatu terobosan yang baru mengingat Hindu-Buddha sangat kental dengan sistem tersebut.
yang mana derajat seseorang ditentukan oleh golongan tertentu. Wah, ternyata nggak cuma organisasi muslimah datul ulama aja yang moderat ya, Hindu-Buddha juga bisa. Lugdaka berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya pemburu.
Dikisahkan perbuatan sang pemburu yang meletakkan daun-daun maja di atas lingga. Hal itu dilakukan pada saat gelap bulita malam hari yang disebut Siwaratri, artinya Malam Batara Siwa. Barang siapa yang pada malam itu berjeda, maka akan mendapat pahala besar. Dan akhirnya, sang pemburu akan...
dan masuk surga kita peluk data juga sangat menuntun kehidupan sosial dan moral masyarakat sendiri yang suka memakai kain sampai untuk rambutnya diurai rumah-rumahnya sangat rapi dan bersih lantainya berubah berwarna hijau dan kuning sementara orang-orang yang bersalah akan digunda dengan membayar emas kecuali pencuri akan dihukum mati Wah harusnya cocok menikmati sistem pemerintah hanya dibagi menjadi tiga hirarki yaitu lapisan yang paling jauh dan lebih oleh kisah atau kami yang diberi lagi menjadi subdivisi yang dikempin oleh seorang juan. Lapisan atas berikutnya yaitu satuan koordinasi sejumlah desa atau wisaya. Kemudian yang paling atas, diduduki oleh negara atau kerajaan yang disebut bumi.
Berdasarkan prasasti-prasasti yang pernah ditemukan, sedikitnya diketahui ada 8 nama raja yang pernah memimpin ke diri. Yaitu, Rakai Sirikan Sri Baweswara, Sri Maharaja Warmeswara atau Jayabaya, Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri, bahwa kepemimpinan Jayabaya, Kerajaan Kediri berhasil mencapai puncak kejayaannya. Dari mulai perluasan wilayah, pemajukan sastra, mata uangnya terbuat dari perak, hingga panglimanya dibayar 10 tail emas setiap 6 bulan sepanjang.
Jayabaya juga dianggap berhasil mengatasi perang saudara antara Kediri dan Jenggana yang dimenangkan oleh Kediri. Dalam Kitab Negara Kertagama dan Kitab Pararaton, Kerajaan Kediri baru mengalami kemunduran pada saat dipimpin oleh Raja Kertajaya. Pada saat itu, Kediri diserang oleh Sri Ranggah Rajasa dari Kerajaan Tumapel pada tahun 1114 Saka.
Meskipun kejayaan Kerajaan Kediri telah usai, kemasyuran Jayabaya dengan banyak ramalannya tidak pernah usai bagi rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa. Ramalan Jayabaya atau sering disebut Jantai Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa berbentuk pembang. atau Kakrawin dalam bahasa Jawa kuno yang dipercaya ditulis oleh Ratu Jayabaya. Disebut Jangka Jayabaya karena bermakna ramalan hanya akan terjadi atau menjadi kenyataan jika dijangkah atau dilaksanakan. Konon, ramalan ini mengupas nasib pula Pulau Jawa dan atau Indonesia hingga tahun 2100 sebagian masyarakat dan peneliti melanggap akurasi ramalan Jayabaya disebabkan sifatnya yang luas dengan kondisi zaman jika dibandingkan dengan ramalan lain jangka Jayabaya tampak melengkapi ramalan ronggo wasitop dalam serata latida tentang prediksi zaman Eden letak propontra terhadap ramalan ini bukan hanya tentang percaya atau kepercayaan tapi juga dari tingkat otentifitas atau keaslian benar atau tidaknya Prabu Jaya Baya sendirilah yang menulis ramalan itu para ahli sepakat bahwa sumber ramalan ini hanya satu yakni kitab asrar karangan sunan kiri prapen pada tahun 1618 kitab itu memuat gambaran pergantian negara Jawa sejak zaman berbakala hingga jatuhnya Majapahit lalu diganti kerajaan Islam pertama di Jawa yakni kiri kedaton sekalipun banyak keraguan atas keasliannya tapi jelas baik pertama kitab asrar menyebutkan bahwa Jaya Baya yang menulis ramalan-ramalan itu tapi dua pucing daya yang hidup sesama dengan Jayabaya, yang memprosedah dan ikut panulir dalam kitab-kitabnya, sama sekali tidak pernah menyebut bahwa Prabu Jayabaya memiliki karya tulis.
Dalam perspektif lain, Ramalan ini diterima sebagai petunjuk kehidupan yang dianggap sebagai warisan nenek moyang. Susetro dan Zainal Aris dalam bukunya Membuka Tadir Ramalan Jayabaya di Era Reformasi, menjelaskan makna Ramalan ini bukan terletak pada nukum buat atau prediksinya, tapi pada nilai kesusahsastraannya yang tinggi. Ramalan CYP yang berjumlah 213 yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Jadi, ini dia.
Sebanyak itu, baik ramalannya. Ya wajar saja, karena konon itu untuk prediksi Indonesia sampai tahun 2100. Ada beberapa ramalannya yang diakini akan terjadi di Indonesia tahun 2023 dalam aspek politik, prediksi pandemi, dan perkembangan teknologi. transportasi minatang. Ya sayangnya dari riset yang saya lakukan, baru ada prediksi tahun 2023. 2024 belum ada. Atau kalau kamu menunjukkan prediksi Jaya Bayi untuk Indonesia tahun 2024, silakan komen di bawah ya.
Paling tidak, kamu bisa menilai akurat atau tidak ramalan ini. ini terjadi pada tahun 2023 Oke kita mulai yang pertama prediksi Indonesia akan mengalami resesi besar tahun 2023 sesuai ramalan cewek yang berbunyi Wong golek tangan koyo berbah di imperi artinya orang akan kelembabkan dalam bertahan hidup layaknya beras yang digoyang goyangkan dalam tampak kedua isu pandemi yang belum berakhir dengan ramalannya yang berbunyi akeh Wong dicopot lemut mati wanakeh Wong dicopot semut sirno yang berarti banyak orang orang yang digigit nyamuk mati dan banyak orang yang digigit semut akan hilang semut ini merujuk pada istilah untuk ungkapan virus pandemi yang terjadi lagi di tahun 2023 gimana menurut kalian Apakah semua ini sesuai dan ada banyak lagi ramalan yang dipercaya sesuai dan sudah terjadi dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini nah itu dia semua background kerajaan Kediri hingga profil salah satu pemimpinnya yaitu Raja Jayabaya yang masyur dengan ramalan-ramalannya gimana menurut kalian Apakah kalian percaya bahwa Jayabaya Jaya Baya memang seorang sakti yang mampu meramalkan masa depan Indonesia hingga tahun 2100? Atau kalian melihat itu hanyalah suatu cocokologi, baik-baik sastra yang apurasinya sangat fleksibel sehingga sebagian diakini oleh awam sebagai suatu ramalan?
Atau kalian sangat skeptis memandang bahwa dari istilah jangka Jaya Baya itu sendiri, yang berarti sesuatu yang hanya akan menjadi kenyataan jika dijangka atau dilaksanakan? Artinya, tahu ramalannya nggak terjadi gimana? Ya sudah, berarti itu bukan kenyataan.
Sangat paradoks. Atau kalian memandang ini hanya sebagai bahan mawas diri supaya lebih bijak dalam menghadapi hari esok? Silahkan tulis komentarmu di bawah ya. Jangan lupa like, subscribe, dan share video ini supaya kami bisa lebih semangat untuk bikin video seperti ini lagi. Sampai jumpa.
Bye.