Transcript for:
Cerita Lumba-lumba dan Kehidupan Nelayan

Terima kasih telah menonton Ini gimana sakit? Ini gila, aku gak sabar mbok Aku ingat, bapakku selalu mendongeng sampai aku tertidur. Lalu ia mendongeng tentang sebuah jermin besar, jermin yang membawa harapan.

Pakis, dikamaiin gak kok? Ayam pahit, tiba nuna luat tamu. Tidur nih. Kau belajar apa lagi kan nanti di sekolah? Jangan kau belajar cermin terus.

Kau tidak dengar kakak. Jangan lupa untuk berlangganan, dan berpikir. Semoga berjaya selalu. Masih tidak ada yang menggunakan kamu? Suamimu belum pulang, Kak?

Sudah lama. Tak perlu lagi, tak ingat-ingat, Pak. Ambil, tak apa. Kami punya lebih dari cukup.

Nih nidu, banga-banga nekoni baro, nidu sampe nidu Terima kasih. Permisi Kakis Aaaaah Saya tidak tahu apa yang terjadi. Hai oh dalam pelaut teman-teman, jangan kilah nanti karena tidak terima uang selamat bapakku hilang, saya akan temukan nanti di pulau bapakku petualang, ia pemberani saya tak tergantung Perilaku memiliki harga diri dalam kehidupan sehari-hari. Seperti, dijelaskan bahwa setiap orang berserah saya, Nana. Sudah!

Pakis! Pakis, kau tidur saja. Keluar sana. Sekosongkan dulu lemarinya biar kita bisa pakai.

Suara lumuk kah itu? Iya, ini suara lumba-lumba. Jadi ini nih ke alasan kau kemari?

Saya kesini untuk mencari suara jenis ini. Lumuk. Mereka itu... pembawa berkah.

Kalau banyak lumuk, saya punya suami bisa dapat banyak ikan. Lalu saya jual ke pasar. Suami kamu kemana?

Bapak bilang setiap angin yang berhembus selalu membawa kabar. Setiap kali Bapak pergi, aku akan menunggu kabar angin, tepat di mana ia berhembus. Tapi kini angin berputar, tidak menentu.

Ia berpindah mencari dunia. Kemana angin-angin itu membawa kabar Bapak? Aku tidak mengerti. Tamu kau sang malu emak.

Kau tahu orang pintar tamu kau itu. Kau baik-baik sama dia, kau bisa banyak belajar. Kata kepala kampo dia punya banyak cerita tentang malu-malu.

Kamu paling pintar emak. Eh sudah deh kau pakis. Kau bantu mie dulu emak.

Kau periksa air itu lagi! Kata lepamu itu juga kau kencangkan dan tidak bawa, Mbak Basar! Kau punya tempat tidur itu juga kau bereskan! Kau harus bisa sendiri. Mak beres-beres rumah bapak ya?

Diminta Kepala Kampo. Kenapa mak sewakan rumah bapak? Kata sewakan sama siapa pun lagi! Mbak Pahang!

Eh ini keputusan kamu! Kamu kampota! Orang lain bisa terima tamu!

Yang pake ini pilihan bapak! Apa? Terima kasih telah menonton Anginnya kukumangin hati doh Tak lebak kukunduk kumangin hati doh Kikulah aku tidur Masukkulah Tak tidur terus dukum Bukannya dihukum terus dukum Wah!

Tunggu! Ini aku balik, Tuhan terus aku. Wah!

Sini. Hah? Apa?

Sini. Terus kamu, kamu namanya siapa? Lumi Apa ini?

Ini saya dengan Lumba-Lumba Kalau yang ini? Ini sewaktu saya bekerja mencari Lumba-Lumba Kalau yang ini? Ini di Jakarta Jakarta itu Semua rumah bat ya? Ya, gak kayak disini ya.

Masih bagus, bersih. Lu mau ke Jakarta? Mau.

Mau? Pak Kis mau ke Jakarta? Gak mau.

Kenapa? Kalau semua orang pergi, pagi juga pergi, siapa yang akan disini? Ah, orang yang tidur, yang tidur di bandar, apa boleh?

Saya dapat diriku. Orang yang tidur? Kau yang tidur. Maka.

Maka. Kulit jargon Sampai jumpa di video selanjutnya. Hai lumo jangka habiskan ke suami itu dulu kalian mau ke suami itu saya hai hai Aku dulu, yang minta jadul aku. Saya dulu. Nak, kesana.

Iya. Dahulu bapakku, gue bokok ke suami, baju napolet kali lah. Maaf, nanti saya bersihkan. selamat menikmati Rahat kukur hajar Dongeng Bapak selalu membawaku ke dalam mimpi Tapi ombak selalu datang ke dalam mimpiku saat ini Ombak itu semakin tinggi Menyelemuti kehidupan di bawahnya Aku benci tidur, benci mimpi Ini namanya Bapak Tudo Beliau seorang peneliti lumba-lumba Selamat pagi semua Selamat pagi Oke, seperti yang udah dijelasin Sama Ibu Jasmani Pekerjaan saya Adalah peneliti Lumba Lumba Lumba-lumba Sebelum kita masuk kesini Ada pertanyaan?

Semua tanya Bapak Tudo apa Peneliti lumba-lumba Ya, pertanyaan bagus Peneliti lumba-lumba adalah orang yang mencari lumba-lumba di wilayah laut Indonesia Bapak mencari lumba-lumba untuk dijual atau dimakan Pak? Bukan dua-duanya, tapi untuk dijaga kelestariannya Lumba-lumba itu tidak boleh dimakan, tidak boleh dibunuh Karena lumba-lumba adalah hewan yang dilindungi Diminjung Sudah dulu, jangan ribut dulu Dengerin dulu Jadi apa yang dikatakan oleh Pakis? Benar Bahwa lumba-lumba adalah sahabat manusia Sahabat nelayan Kenapa dikatakan sahabat?

Karena lumba-lumba banyak sekali membantu nelayan dalam mencari ikan Kata waku, kalau ada lumba-lumba biasanya ada ikan cakalang Ya, kalau ada lumba-lumba ada ikan cakalang Karena ikan lumba-lumba dan ikan cakalang sama-sama memakan ikan kecil Masak sekali perutmu. Sudah siapkan orang ini? Kalau tidak, saya tidak mau.

Dulu tidak seperti ini, Pak Man. Belum banyak lumba-lumba di tempat ini. Iya, Pak Man. Saya sering lihat mereka berbut makanan dengan burung-burung dan ikan-ikan besar.

Sekarang Pak Ternak Ular laut selamat menikmati Kecil ditelan paus, laut surut banyak terlipat, mencari berarti jangan larang kurs, masa depan memerlukan ikan. Kaledupa pulau yang panjang Memana ikan untuk dimakan Ingat pesan si nenek moyang Mendaga hidup terumbu karang Lumba-lumba Lumba-lumba mengejar cakalang Cakalang mengejar ikan kering Kalau alam rusak sekar Untuk kamu Wakat kali, mi adi nangkut, kata buka kali Kamu pernah bermin... Saya belum mimpi Saya belum mimpi Menjadi penyu, Pak Mai Tidak percaya, hebat Bisa membawa rumahnya kemana saja Terus kalau bisa bawa rumahnya kemana saja, kau mau kemana?

Sama berlayar jauh Akan saya bangun rumah Mimpianku Rumahnya besar Alamannya juga luas. Bangun kau dua aku lho, mu. Rumah itu yang penting ada bapak, rumah dan anak. Buat apa punya rumah besar kalau tak ada isinya? Ah, pelalun kau dukau.

Terpada di bakau, nanti goya. Luka-luka kira-kira tak pati tidur. Habis, nangkang gak kok, ini para tarik habis, duduk di rumah. Terima kasih.

selamat menikmati Tani dulu, ayo. Tih, apa lalu? Malik nakulimu. Ketengku tak kemalimu, pohon gitu. Pakis, bagaimana dengan itu?

Beli di lokal itu. Aku beli di lokal itu. Tapi aku mati memang. Pakis, terima kasih.

Pasar nakima Pasti Para daya hanya dapat memenuhi itu Mau Kan udah dibantu memang nih Tidak kira dengan di tanah Nih tuh Tangan di batunanku, Mali tuntuk ke, Pada zaman Nabi Musa, Salatku ke, Nabi Muhammad akan, Salatku, Nabi Nuh, Ini aku mau tanya sama Dara. Bapak ngono dulu, Mok. Dah mah zaman buat sama Dara dulu, dah an batiru.

Yubapakku lebih alok sama Madilaok. Mau tak lego, tapi eleng jah. Nampak gini nama, gedung-gedung basar.

Tapi mati memang, lubangang, di laok, bakal memang binata. Nama rebik, elemah isat tampak. Gitu aku baju batiru. Hai Kau nih, kok.

Mabar dari sana, salahnya. Kalau ada, mau dikosongnya roya. Boleh tambah nggak, Nanti Dayah?

Oh, dikosong Nanti Dayah. Oh, dikosong Nanti Dayah. Terima kasih ya.

Besok bantu saya bekerja. Sama lu mau juga. Hai teman-teman itu kukul luar Oh temuk amat diore membangun kembali kekannya tak bingung nih Hai punya penuh ya ini Ini, ini yang mana enukku. Anggi, kalau enak-enak, pasti dia tidak bisa terbang.

Ah, kalau enak. Ah, saya tidak percaya, pasti dia tidak bisa terbang. Ah, kalau enak, lumia, baju besar ya.

Lumia aku. Ah, lumia aku. Lumia aku.

Dia akan masih kecil dulu. Lumia aku. Dia masih kecil dulu, dia tidak bisa terbang. Lumia aku.

Pak Kisah, boleh kamu ulangi tadi dulu? Sudah saja Romang menyerah kamu. Baju batir itu tidak berguna, aku mau lihat.

Eh Pakis, Pakis! Caramu itu tidak tahu apa yang kamu lakukan. Tapi saya tahu, baju lantaran caramu itu tidak berguna.

Selain itu, saya juga ingin mengucapkan kepadamu. Saya Kis, kok gak ada air udah datang kau nu? Dulu, Bapak selalu memanggilku sikan kecil. Setiap kali, ia akan mengembalikan ikan kecil hasil tangkapannya. Lalu ia bercerita tentang perjalanan ikan, tentang bagaimana ikan-ikan kecil itu pergi menjelajahi dunia, sampai mereka tumbuh besar.

Bapak ingin aku bisa bebas seperti ikan-ikan itu, bebas melihat dunia, bebas untuk tumbuh besar. Terima kasih. Hai nyereh suratnya Pakis tidak bisa membelikan itu pun sisa jualan maksimal kalau tidak mau dikasih makanan potong-potong Hai bila kita mau dimakan mereka semua besar Masudaneko! Jangan kau ingat terus siupan bapamu itu! Tadi mama dapatkan laporan, kau curikan lagi!

Tidak baik, kasihan itu Pakis. Permisi. Masuk, Mi.

Atir, ati auser istutu pintunya. Terima kasih. Terima kasih. selamat menikmati Nale jani hunde akona, late le jaba bombe mavoro, nale jani hunde akona.

Ndea kono, eja daa, dondea dobu disitu, taruh disitu saya mandi dulu Hai pasang dan surut air laut akan membawa perubahan Kata bapak, semua akan berubah. Laut berubah, kampungku berubah, maka tubuhku pun akan berubah. Isi bumi kita itu seperti buku.

Kalian bisa belajar dan bisa menceritakannya kembali. Sama seperti benda-benda yang kalian pegang sekarang, dan yang ada di sekitar kalian. Kalian juga bisa belajar dari benda tersebut dan bisa menceritakannya kembali. Inilah yang layan.

Dia suka pakai bapakku memancing. Ini cermin baju. Dipakai untuk menyelam ke dalam laut. Ini jaring. Digunakan untuk menangkap ikan.

Hai ye sudah jadi makan dia tuduh banyak lu daya haramnya tuduh malas tuh udah udah udah udah bolehnya aku udah haramnya tuduh malas tuh hai hai Gaya sang pamu gainu aku, boku sampe malenang kau lai. Bisa nih... Bisa nih, aku sudah mencoba. Ini aku sudah mencoba, tapi tidak bisa. Tidak bisa?

Kita masih... Kita masih... Masih ke...

Sudah, aku. Tidak bisa. Tidak bisa. Aku... Aku...

Aku... Aku... Masa aku dua malam... Lema, aku tidak mau, kakak.

Aku tidak mau. Sudah, kakak mau. Lepaskan aku.

Lema, aku tidak mau. Lema. Kita masih salah, masih kini ada apa Genta, Terima kasih. Terima kasih.

Paman, daun itu milik siapa? Milik pacar kita, Kang. Tidak lagi. Terus, kenapa daun itu digantung di situ?

Mau kita kasih ke seseorang kah? Mungkin Siapa? Belum tau, harus dicari Kalau begitu, Paman ada datang besok Ke upacara pejodohan di pulau sebelah Siapa tau Bapak menemukan orang yang terpaksa mencari.

Bila kau pakai alat itu rambut kau lho, Mak. Karena kau kan kulitnya aku, aku yang kulitnya. Takutnya aku. Aku juga mau tuntuknya, Mak.

Beribu-ribu bintang di langit, cumalah satu yang berkejora. Beribu-ribu cewek di sana, cumalah pakis yang aku suka. Beribu-ribu bintang di langit, cumalah satu yang berkejora.

Beribu-ribu cewek di sana, cumalah pakis yang aku suka. Ayo, Pak. Jalan-jalan ke Surabaya, janganlah lupa membeli kebaya, biar ku mati digigit buaya, asalkan dapat citinur baya.

Jalan-jalan ke kota Surabaya, ah salah ku ngebatiru. Batir gaduh. Jalan-jalan ke Surabaya.

Batir gaduh. Jalan-jalan ke Surabaya. Jalan lalu pang membeli kebaya. Biar ku mati digigit buaya. Asalku dapat Siti Nurbaya Mati rune Garam putih hidup di pasir Ekor pari seperti paku Nona cantik yang aku taksir Ayo mari jadi pacar Adinda suka menolak, salah sedikit sakit sendiri Beribu-ribu bintang di langit, cumalah satu yang bercahaya Beribu-ribu kita di sini, cumalah lumuk yang paling tampan Gerang putih hidup di pasir Pakis!

Bapak salam malam, lebat paporeanku, bakapa moleanku, napamiyaku kalulumanku. Biar saya bantu. Tidak usah. Terima kasih. Aduh Hati-hati Licin Untuk apa rumput laut sebanyak ini?

Saya sudah tidak bisa lagi menjual ikan di pasar Ini rumput laut mudah Mudah diperjual belikan dan mudah ditanamnya juga Kami sudah selesai membuat lulu. Kami sudah selesai. Kita harus mengerapkan lulu.

Kita harus mengerapkan lulu. Oh, maaf. Saya sudah mengerapkan lulu.

Tidak, saya sudah mengerapkan lulu. Saya sudah mengerapkan lulu. Saya mau beli barang yang paling mahal. Maaf Tuhan, barang dagang saya mahal semua. Berapa Tuhan berani bayar?

Kandilau, mauka gegerna, mba Jangan adinda, sungkapan nolak Salah sedikit sakit sendir Segegi maju, mba selamat menikmati Untuk lomba-lomba yang seperti ini, biasa Bapak lihat di mana? Di waha. Hai ngetek aku ngalah iya misal mak aku masih makan masain eh tahu hai hai Aaaaah! Kau mau apa lagi Kak Pakiris?

Apa lagi Kak mau, mau dicermini itu? Bapak Laurty itu kejam Pakis! Apa pun bisa terjadi sama bapakmu!

Ya! Tinggalkan dia! Terima kasih. Itu, cermeng itu, itu cermeng panjang balan, ya.

Cermeng itu kan nggak lagi kulit karena dibilang. Amin, aku tinggal nih waktu. Lama-lama pada tarintah juga, tuh. Tarintah daya, tarintah, ini cuma cermeng itu. Pada hari ini, kita bisa menghasilkan banyak makanan.

Buku, kari, langkawi, kalora. Kita bisa membuat banyak hal. Kita bisa membuat banyak makanan.

Kita bisa membuat buku, buku makrubu, dan banyak lainnya. Kita bisa membuat banyak hal. Jika kita ingin mencoba, kita bisa mencoba.

Hai teman-teman atuh menuhannya kami turun itu minta daya buku karyu Hai umur balura bakal batmaru Hai pakai nakal kuku daku merebek Ombak datang dan pergi. Setiap gelombang apapun, ia pergi. Dan datang membawa sesuatu yang baru. Ombak datang dan pergi. Pergi dengan perahu, pulang membawa ikan-ikan.

Pergi dengan ikan, pulang membawa beras dan garam. Ombak pergi, dan tidak pernah pulang dengan sesuatu yang baru. Terima Terima kasih. Terima kasih telah menonton Jangan menang Kalinga kok! Terima kasih telah Terima kasih telah menonton Terima kasih telah menonton Kami lagi, kita akan masuk ke kerajaan.

Kita cari mingguan, kita cari mingguan. Apa, Bu? Minta ya hilang orang yang mengilang cari mingguan. Pak, lihat pakis. Biar nih, nanti kalau dia capek dia pulang juga.

Langsung tidur dia di kasur. Kamu tahu, kalau saya lagi kerja sampai larut malam, saya selalu lihat Pak Kis nunggu ayahnya. Kamu pernah bangun malam-malam? Kalau kamu pikir selama ini Pakis tidur siang karena dia capek? Kamu salah, coba nyanyikan ini kikku.

Anak itu rindu dong yang ayahnya. Hai ayo kita kan buat si Pakis cuma ke mata boleh wasilmu Ada aku tontonnya masih kaget Kau sudah tahu apa mauku Seharusnya kau bisa menjawab apa mauku Kenapa aku selalu mimpi buruk Kenapa aku selalu bertengkar dengan maku Kenapa aku selalu berharap kepada cermin? Engkau seharusnya tahu.

Kenapa? Peringkat keamanan Hai kukus, apa kabar? Terima kasih. Iba JINARREM Aku isinya Upin, dan aku ada rumah buku. Kulitnya rumahnya gangga-gangga.

Dan aku ada rumah yang berat perangin. Bukan rumah yang besar, rumah yang jatuh. Malah selalu jelma batik.

Terima kasih. selamat menikmati Aaaaaah Laut adalah rumah bapakku Semua tentangnya adalah masa depanku Maka disinilah aku akan hidup dengan dongeng bapakku Biru, luas, hidup, laut, cermin besarku Mari bunan nanya pudar, lele silu, lele nevotilum, wario.