Transcript for:
Bahaya dan Dampak Merokok

Merokok jelas merugikan kesehatan. Setiap hari di Indonesia, 500 orang meninggal dunia karena rokok. Fakta data mengajak Anda mengingat kembali bahaya rokok bagi kesehatan diri dan orang di sekitar Anda. Di Indonesia kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya rokok masih kalah gencar dengan iklan-iklan rokok. Tidak heran Indonesia masih jadi surga para perokok. Data Datobeko Atlas 2015 menunjukkan 66% pria di Indonesia merokok. Artinya 2 dari 3 remaja laki-laki maupun usia produktif merokok. Fakta ini menempatkan Indonesia di peringkat 1 dunia untuk jumlah pria perokok. di atas usia 15 tahun, diikuti Rusia dan Tiongkok. Industri rokok di Indonesia sepertinya tidak akan mati. Ini karena ada 90 juta perokok di negeri ini yang jadi pasar produk tembakau. Dan yang paling mencemaskan, usia perokok makin mudah. Di Indonesia, anak-anak usia sekolah yang sudah mendapat uang jajan juga mampu membeli rokok dengan harga yang sangat murah. Inilah mengapa data Global Youth Tobacco Survey yang digelar... Kesehatan Dunia WHO tahun 2014 menunjukkan prevalensi proko anak usia 13 sampai 15 tahun di Indonesia mencapai 20,3 persen. Sementara data riset kesehatan dasar 2013, 13 perokok aktif mulai dari usia 10 tahun ke atas berjumlah hampir 59 juta orang. Jumlah ini lebih dari 10 kali lipat seluruh penduduk Singapura. Pada 2014 di seluruh dunia diperkirakan ada 5,8 triliun batang rokok dihisap. Jumlahnya tiap tahun terus meningkat. Di Indonesia sendiri data Kementerian Kesehatan tahun 2011 ada lebih dari 225 miliar batang rokok. miliar batang rokok dibakar setiap tahunnya atau hampir 617 ribu batang rokok tiap harinya jika harga satu batang rokok 1000 rupiah sama artinya kita telah membakar uang lebih dari 225 triliun rupiah setiap tahunnya bahaya rokok bukan hanya mengancam kesehatan perokok itu sendiri tapi juga orang-orang di sekitarnya yang terpapar asap rokok dari 4000 zat kimia berbahaya yang terkandung dalam sebatang rokok rokok. 60 diantaranya bersifat karsinogen atau memicu kanker. Dan hanya 25% yang masuk ke tubuh perokok. Sementara 75% dihirup oleh orang di sekelilingnya. Rokok berhubungan dengan sedikitnya 25 penyakit di tubuh manusia. Risiko terkena penyakit pada perokok lebih besar dibanding orang yang tidak merokok. Kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor risiko 6 dari 8 penyakit penyebab kematian tersebut. tertinggi di dunia, seperti jantung, strok, penyakit paru kronik, diabetes, hingga kanker. Sejumlah penyakit ini menempati urutan teratas daftar penyakit yang paling banyak dibiayai dari dana yang dikelola Badan Jaminan Kesejahteraan Sosial atau BPJS Kesehatan. Jumlahnya lebih dari 70% dana BPJS. Berdasarkan data klaim Indonesian Health Economics Association Case Based Group, sampai Januari 2016. penyakit jantung paling banyak membutuhkan biaya pengobatan yaitu Rp6,9 triliun, disusul kanker Rp1,8 triliun, stroke Rp1,5 triliun, sakit ginjal Rp1,5 triliun, dan diabetes Rp1,2 triliun. Merokok jelas merusak kesehatan. Menurut data Global Adult Tobacco Survey tahun 2014, setidaknya 190.260 orang orang di Indonesia meninggal dunia akibat konsumsi rokok. Itu sama artinya setiap hari ada 500 orang meninggal karena rokok. Kementerian Kesehatan mengungkapkan kerugian total akibat konsumsi rokok selama 2019 mencapai Rp878,75 triliun. Jumlah ini berasal dari kerugian akibat membeli rokok. Rp138 triliun hilangnya produktivitas akibat sakit. disabilitas dan kematian prematur di usia muda sebesar Rp235,4 triliun dan biaya berobat akibat penyakit-penyakit terkait tembakau sebanyak Rp5,35 triliun dan jumlah kerugian total akibat konsumsi rokok ini 3,7 kali lebih besar dibanding cukai tembakau yang diperoleh negara sebesar lebih dari Rp103 triliun jadi kenaikan harga rokok justru memberi keuntungan Untung bagi masyarakat maupun pemerintah. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menyebut kebiasaan merokok adalah perangkap kemiskinan. Ini lantaran jumlah uang yang dibelanjakan untuk kebutuhan primer menurun. Beberapa yang dikorbankan akibat merokok Rokok adalah sektor pendidikan, kesehatan, dan gizi keluarga. Di Indonesia, 69 persen rumah tangga memiliki alokasi pengeluaran untuk rokok. Studi LPEM menyebutkan pengeluaran untuk rokok dan susu pada rumah tangga. rumah tangga termiskin setara dengan 13 kali pengeluaran pembelian daging, 5 kali lebih besar dari pembelian susu dan telur, dan 2 kali lebih besar dari pembelian ikan dan sayuran. Mengkonsumsi satu bungkus rokok per hari seharga Rp10.000 per bungkus setara dengan Rp36,5 juta per tahun. Dan kelompok terbesar pengkonsumsi rokok adalah kelompok masyarakat miskin dan berpendidikan rendah. Demikian fakta data kali ini, saya Anirahmi pamit, sampai jumpa Terima kasih