Transcript for:
Wawancara Politik dengan Bambang Pacul

Pak Jokowi, presiden kita, itu need of power-nya tinggi. Kalau dia dapat istri jenis Serikandi, keger tiap hari, berkelahi. Politisi itu susah sekali, siapapun politisi. Itu susah untuk melakukan soft landing. Politisi itu kan hidupnya dari kekuasaan. Jadi kekuasaan itu diibaratkan macan. Kalau kita punya kuasa, kita kayak nunggang macan. Orang rata-rata dibanting dari kekuasaan. Anda mau lihat siapa? DPR itu soft landing nggak bisa. Tapi kalau orang jadi DPR, siapa yang mau berhenti? Nggak ada. Jadi kalau saya sebut Korea-Korea ini, sesungguhnya Dinda. Kawan-kawan yang di DPR sana, kira-kira 70 persen, itu memang Korea. Halo semuanya, para penonton podcast Tirtau.id. Sampai berjumpa kami di For Your Pemilu, FYP. Di sini, kita mempunyai tagline, yang muda, yang berpolitik. Dan di dalam podcast ini, kita akan kehadiran salah seorang bintang tamu. Kalau Anda selalu mengikuti isu-isu politik, isu-isu parlemen, tentu tidak asing dengan sosok yang ada di hadapan saya ini. Mari kita sambut bersama, Bapak Bambang Pacul Wuryanto. Ini kalau misalkan kita lihat dari kostumnya atau yang dikenakan ke meja dari Pak Bambang Pacul ini sudah ada tulisan nih, apa, fraksi DPR RI, ada gambar bantengnya nih. Iya, iya, iya. Sudah penjelasan singkat, padat, apa yang dikenakan oleh beliau. Kan kalau misalkan teman-teman mungkin lihat di Google atau melihat di pemberitaan yang melekat pada beliau itu adalah kepala Badan Pemenangan Pemilu atau Sekretaris Fraksi ini. PDIP di DPRR ya? Bener begitu ya? Iya, iya. Nah, tapi yang kurang kita tahu itu nanti adalah ilmu-ilmu kehidupan nih teman-teman. Karena kalau misalkan diulik di berita itu kan kurang menarik ya. Kalau kita membahas ilmu kehidupan versi Bambang Pacul atau ilmu-ilmu yang terlalu berat. Itu tidak laku kalau misalkan di berita. Tapi akan kita bahas di sini nanti. Iya, oke. Nah. Mas Bambang Pacul, kalau, coba kita mau enaknya Mas Bambang Pacul apa Bambang Pacul nih? Apa aja lah. Apa aja ya? Biar kita kelihatan muda Mas Bambang Pacul aja lah ya. Ya boleh, boleh. Oke, Mas Bambang Pacul. Ini kita tuh mau denger ketika, apa namanya, mendengar Mas Bambang Pacul tuh satu, kita ingat satu alat perkakas pertanian nih. Pacul ini artinya apa ini Mas Bambang Pacul? Iya, iya. Ini di dalam. Saya nama sebenarnya adalah Bambang Wuryanto Tetapi kemudian dipanggil Bambang Pacul Ini ada sejarahnya Sejarahnya adalah Orang-orang yang lahir antara 1945 sampai dengan 1965 Ini oleh guru diko ini yang namanya Dr. Renat Kasali ini Dimasukkan dalam kohot perang dingin Ini orang-orang yang lahir di antara 45-65 ini kohot perang dingin Orang-orang yang Mohon maaf lah itu gaptek Menggunakan alat-alat elektronik Ya hanya untuk kepentingannya dia aja Searching segala macam males Ini adalah orang-orang itu Jenis itu Nah di kalangan orang Jawa Pada masa-masa itu Orang memberi nama babak Saya dulu dari SMA Negeri 1 Solo Pada saat saya sekolah di SMA itu Nama Bambangnya banyak sekali Itu ada belasan Itu dalam satu kelas Dalam satu kelas itu belasan Karena kan Solomon kultur orang Jawa Belasan lah Nah untuk membedakan Bambang satu dengan yang lain Maka diberi tambahan Biasanya macem-macem Ada Bambang Jebret Ada Bambang Guber Ada Bambang Pacul, ada Bambang Kote Ada Bambang Panu Bambang fosil banyak lah Nah inilah yang Bidakan dari itu ada sejarahnya masing-masing Ada sejarah masing-masing Ada Kalau saya Bambang Pacul karena saya dari desa saja Dari desa Kemudian kakek saya Punya tanah sawah Bekerja, kalau bekerja di sawah Setelah selesai nyuci Paculnya itu Di sumur bur itu loh Bersihin kemudian dicendal-cendalin Nah kawan-kawan saya lihat itu Kemudian manggilnya saya Bambang Pacul Sesederhana itu Sesederhana itu Ya jadi tidak ada kandungan filosofisnya Nggak ada Cuma dalam perjalanannya Nama Bambang Pacul ini terus-menerus dipakai karena kawan kan memanggilnya selalu Bambang Pacul dalam pikiran saya ya nggak apa-apa bagus lah sehingga kalau saya sini juga udah dipanggil apa mas? tambahkan, oh udah panggil aja Pacul saya bilang kenapa? karena ini menguatkan diri saya sebagai orang Jawa karena Pacul ini perkakas sederhana yang dipegang oleh rata-rata petani Pacul itu dalam bahasa Jawa ada empat sifat Yang tidak boleh ucul Harus satu kesatuan Itu digambarkan dalam perkakas pacul ini Yang pertama Gagang pacul Gagang pacul Gagang pacul Pake kayu Gagang pacul Gagang pacul ini kalau di Jawa namanya duran Orang Jawa suka Menyingkat gitu duran itu Kependekan dari Tansahnedungo Meringpangeran Artinya Artinya selalu berdoa kepada Tuhan. Sebelum bekerja, pegangannya itu Tuhan. Cara pegangkan Tuhan itu dengan berdoa. Apakah berdoa dengan Tuhan saja cukup? Jawabannya adalah belum. Maka dia harus digabung dengan yang namanya lempeng pacul. Lempeng pacul yang dari besi atau dari baja ini, orang Jawa menyebut bawak. Bawak Bawak itu Kependeng dari Obaheng Awak Obaheng Awak Obaheng Awak itu berarti ada gerak Gerak jasmani Gerak jasmani Setelah berdoa, badan juga harus bergerak Kalau berdoa aja gak cukup Harus bergerak Tapi sebelum bergerak, maka harus disatukan Antara doa dan kerja Itu duranya dimasukkan Di kolong bawak Kemudian dikasih tanding. Tas, kayu. Yang di tanding suai kencang. Masuk kolong, di tanding. Itu memberi makna bahwa kita di dalam merumuskan kerja antara kerja dan doa ini ada satu ruang yang namanya berdiskusi untuk kerja. Tanding, maka namanya tanding. Tanding itu ditandingkan pikirannya. Diadu. Nah lempeng bawah yang paling depan, yang tajam itu namanya langkir. Langkir. Langkir itu landep ing pikir. Landep ing pikir. Itu untuk menentukan target mana yang harus diambil, dipukul, dipacol, itu harus difikirin tajam baik-baik. Landep ing pikir artinya tajam dalam pemikiran. Dalam pemikiran untuk mencapai target harus tajam. Bergerak gak cukup. Dia harus mencapai target yang diinginkan. Target itulah difikirin tajam-tajam. Langkir. Jadi ketika kita mencangkul, tidak boleh menghantam batu. Tidak boleh menghantam padas. Patah nanti lempengnya. Atau yang tajam itu patah. Maka harus hati-hati. Harus benar-benar nih, target dipikirin dalam kehidupan kita. Diko punya target, letakkan target itu. Fikirin tajam-tajam. Sebelum bicara target, kita berdoa. Kemudian kita siap bergerak. Kita diskusi untuk mendapatkan target ini. Jadi empat. Satu duran, tanding, lempeng, langkir. Empat bagian ini harus jadi satu kesatuan. Di dalam kerja. Itulah yang saya jalani. Jadi kalau saya menentukan target pemenangan, ya tak itu. Setedar jangan sampai disitu dulu Masukin aja Masuk, masuk Misalnya kan gitu Sama aja kalo kamu punya mau target Mau punya istri, kamu masih muda, punya istri Masih bujang Udah punya istri Oh udah punya istri Dulu ketika kamu dapatkan istri, bukan itu target Gimana dipikirin baik-baik untuk target yang bisa dikenakan gitu Ya itulah hidup Tapi kalo boleh tau, kalo ibu ketua umum, ibu Megawati manggil Mas Bambang Pacol ini Mas Pacol Mas Bambang atau Pak Jol aja Oh gitu Gimana kalau Pacol Ini tugasmu Pak Jol lah Pak Jol-Pak Jol aja Gimana gitu kayak ibu aja Kepada anaknya Berarti udah bonding kuat sekali Kalau itu analisis monggo aja Tetapi kalau di kotanya Kalau manggil kau siapa Ya Pak Jol aja Gimana Pak Jol Tapi ketika waktu awal nama itu diimbuhkan atau disematkan ke Mas Bambang Pacul ini sempat sakit hati nggak? nggak nggak apa-apa nggak ada masalah memang kenapa? Hanya sekedar nama aja. Gak ada soal lah. Karena kalau di baju-baju lain, baju respito ada Bambang Pat Joel. Sudah melekat sekali namanya. Gak ada masalah. Itu lebih baik lah malahan. Untuk menguatkan orang satu. Yang nomor satu, kalau orang bicara pacul rata-ratakan orang Jawa. Yang kedua, itu mendekatkan diri bahwa kamu itu memang orang dari kelas bawah. Atau orang dari strata paling bawah. Yaudah lah, gak apa-apa lah. Itu oke-oke saja sesuai dengan spirit kepartai saya lah. Apa spiritnya Mas Bacul? Spiritnya apa kasih tau? Spirit kami kan kepada menambah tenaga kaum miskin, menambah tenaga kaum marhen. Marhen semua. Jadi kalau saya mau menambah tenaga kaum marhen, saya harus pernah merasakan jadi orang marhen. Saya kalau enggak ya aku tidur bersama mereka, kalau belum, supaya aku tahu benar kehidupan mereka. Sehingga kita bisa mengambil putusan dengan benar. Itulah kira-kira. Tapi kalau misalkan saya memperhatikan diksi-diksi yang disampaikan Mas Bambang Pacul, itu diksi-diksi yang kayak orang yang sering menonton pewayangan nggak sih Mas Bambang Pacul? Lah kalau saya wayang ya pasti hafal. Wah hafal ya? Hafal. Bukan hanya wayang itu sering nonton. Saya hafal. Setiap kali saya reses, saya selalu wayakan di dabil saya. Biasanya yang lakon yang paling disukai apa sih Mas Bang Paco dari pewayangan? Pewayangan itu kan sebenarnya wayang. Wayang itu adalah bentuk bayang-bayang. Bayang-bayang dari karakter manusia. Karakter manusia di situ digambarkan dalam pewayangan. Itu segala macam karakter ada. Jika orang Jawa itu, wah kamu itu loh kayak... Hanuman? Misalnya kayak Dosomuko biasanya kan orang Seraka. Kamu kayak Dosomuko aja. Misalnya kayak playboy, misalnya kalau playboy kayak Janoko aja, kayak Arjuna misalnya. Arjuna. Playboy misalnya. Jadi di dalam pewayangan itu selalu ada gambaran-gambaran kita sebagai karakter. Karakter dari manusia itu digambarkan dalam wayang. Karakternya Sembodro orang yang sangat menerima segala macam kesalahan. Apapun suami aku terima kewapadanya. Akhirnya. Aku layani kamu sepenuhnya. Itu adalah sembodro. Ada lagi jenis wanita namanya larasati. Larasati ini adalah jenis wanita yang mendorong karir sang suami. Sehingga dia membuat semua lingkungan suaminya itu, hatinya itu harmoni. Hubungan dengan suaminya itu harmonis. Itu jenis larasati. Ada jenis... lain, Sri Kandi. Sri Kandi ini adalah jenis orang yang mohon maaf. Itu wanita yang selalu di depan, pengen di depan. Kamu maju, ini langkahnya, ini langkahnya, kamu harus maju. Ini langkahnya. Udorong kau, ini langkahnya. Tapi mengatur. Jadi kalau di dalam Prasitya Mulia dulu, saya belajar tentang karakter dasar orang. Oh S2 ya, S2 di Universitas Prasitya Mulia. Prasitya Mulia. Orang seperti, Serikandi ini, ini kalau di dalam prasetya mulia ini orang yang need of powernya tinggi. Need of powernya tinggi. Kebutuhan akan power. Wanita dengan kebutuhan power tinggi. Kalau nanti larasati, ini kan mencoba membuat harmoni. Balance. Balance. Ini orang yang need of wanita dengan need evolution tinggi. Kalau Sembodro itu achieve sebagai seorang istri tinggi. Jadi need of achievement-nya mengerjakan sebagai wanita istri sebaik-baiknya. Ini adalah warah Sembodro orang yang need achievement-nya tinggi. Berarti ada Larasati, Sri Kandi, sama Sembodro. Di dalam karakter Jawa, tiga wanita ini, inilah yang difahami. oleh para lelaki, para ksatria. Jadi tiga wanita ini, lu yang paling cocok yang mana? Lu cocok deh punya istri model Woro Sembodro, Sri Kandi, atau Lara Sati. Ini kita harus ngukur. Kalau orang laki-laki seperti misalnya, mohon maaf lah, Pak Jokowi, presiden kita, itu need power-nya tinggi. Kalau dia dapat istri jenis Serikandi, keger tiap hari berkelahi. Maka dia harus mencari jenis. Dua, boleh Clara Sati atau boleh Waro Sembodro. Waro Sembodro. Kalau Bu Irian ini Waro Sembodro. Waro Sembodro. Kalau Mas Kondong Pacul sendiri seperti apa? Oh iya, Pacul ya biasa aja. Ini bicara kultur Jawa. Ini kultur Jawa loh. Kultur Jawa begitu. Tekniknya begitu. Akbar Tanjung, orang Batak. Orang Batak. Arto waktu itu mau jadikan dia menteri, menikahkan dulu dengan orang Solo. Jenis Bu Ina Akbar Tanjung ini, ini jenis larasati. Karena Pak Akbar Tanjung ini adalah jenis orang yang need of powernya tinggi. Dikasih larasati yang bantu. Kalau kau tanya ke Kekaman Gulgari sana, mana istri yang bisa membantu kerjaan ketua? Pumumu. Pasti orang terkesan pada Nina Akbar Tanjung ini Wah itu orangnya baik, gitu-gitu Lihat aja kalau omongan saya salah Itu sudah di set oleh Pak Harto itu Dulu sudah di set Karena Akbar Tanjung kan dari Batak Dari suku Batak kurang paham Soal-soal kayak gini Mohon bukan aku menghina orang Batak, enggak ini kultur Pak Harto kebetulan kulturnya Jawa Ya begitu caranya Pak Harto Bukan masalah benar atau salah atau baik atau buruk ya Tapi ini kultur saja Kulturnya itu Tidak ada soal baik dan salah, tapi yang pas untuk kehidupan. Pas untuk kehidupan. Kultur yang tinggi itu menunjukkan manusia itu makin beradab. Kultur rendah enggak. Tata nilai-tata nilai yang tinggi tampil itu akan membuat orang lebih beradab. Manusia kan beradaban bos. Iya betul-betul. Tapi kalau misalkan Mas Baung Pacol ini berkaca pada diri, terus mengingat-ingat pada tokoh pewayangan yang sering ditanggap atau sering diadakan di Dapil ini, di Jawa Tengah, kira-kira... Apa bayangan diri sendiri Dari tokoh pewayangan itu sendiri Wah sebaiknya saya yang ini Kan cerita diri nih Menurut pesan kakek saya Janganlah terlalu banyak kau cerita tentang dirimu Nanti Kurang baiknya kamu nanti Malah dikesankan kamu itu orang sombong Orang congkak Orang yang memuja diri Jadi untuk yang pertanyaan diri gitu Nanti yang jangan sampai ke Publik aja kita ngobrol informal aja supaya saya tidak diagap menjadi orang yang sombong. Karena kesombongan itu gak baik. Kalau aku nanti ini alasannya ini-ini susah. Karena itu ditantang diri. Tentu kalau ditantang diri kan yang baik-baik. Memang Bapak Pakcul baik semua kan? Enggak juga. Kan juga manusia biasa. Pasti ada cacat. Pasti punya bisul dan punya kutil kan begitu Mungkin ada panunya pula Kira-kira gitu lah Berarti kalau Mas Bang Pacul ini Tokoh yang diidamkan dari pewayangan itu siapa yang diidolakan? Nggak ada Jadi biarkan lakon itu berjalan Tapi atas dasar pemahaman kepewayangan itu Maka saya lebih banyak kenal karakter kawan-kawan Oh Para sahabat saya bisa saya kenali karakternya Sehingga kita tidak perlu harus berkelahi Orang karakternya memang begitu kok Apalagi udah tua, udah gak susah berubah karakternya Ya udah kita terima apa adanya Emang karakternya temen-temennya mas Babang Paco itu seperti apa sih? Macem-macem dong Seperti apa coba? Ya macem-macem dong Apa yang paling banyak? Macem-macem, ada orang yang hobinya stolen of the soul Apa itu mas? Mencuri adegan Oh Suka kalau ada TV, ngesut, dia tembel-tembel. Kalau Pak Jokowi bikin apa, nembel-nembel Pak Jokowi. Persembian apa, nembel-nembel. Selalu nembel kepada para penguasa yang menjadi center of gravity. Nah itu dia nembel di situ. Nah itu, apakah Pak Paco senang dengan karakter itu? Karena saya gak melakukan, saya kurang suka. Tetapi untuk apa? Keurangan saya gak ada gunanya Ya biarin aja Lepaskan aja biarin aja Ya memang hobinya begitu kok Mau kamu udah kamu jangan deket-deket gitu kan Gak boleh ya biarin aja Itulah kira-kira Karakter lain mas yang ditemukan dari pewayangan Wah ini ada nih dalam kehidupan nyata sehari-hari Banyak loh banyak Apa aja mbak cerita mas Yang paling Ini kok karakternya kan Kalau misalkan di pewayangan itu ada yang namanya Durno Wah Gak atau sengkuni tukang ngompor-ngompori, tukang manasin atau biar kerok tuh nah, ya selalu ada tapi kan ya gak bisa kita sebut satu-satu tetapi kita tahu, oh ini kecenderungannya model sengkuni oh ini kecenderungannya model citraksi orang ngobrolin cerita, ngomong tentang dirinya, tentang kehebatannya kan ada ini, gak bisa di stop Ya udah itu tipenya memang begitu ya sudah biarin aja kan gitu Kalau di BD kalau ada pangkatnya dokter gitu kan sakti Misalnya ada kawan-kawan yang dari dokter kan sering cerita tentang Pangkat Tuhan beliau ya kita dengarin Gitu ada yang males dengarin ya pergi ya monggo aja biarin aja Jadi itu biarkan kalau udah tua itu mengelinding Sesuai dengan Apa yang dia membuat dia bahagia Kalau bahagianya dia pengen cerita didengarin Ya kalau kita punya waktu kita dengerin kita mangguk-ngangguk selesai Misalnya, maaf po Ada yang merugikan, orangnya selalu merugikan saya nih Ya kita hindari Kan gitu aja Kalau misalkan di DPR nih mas Karakter wayangnya tuh kayak gimana sih mas orangnya Yang kita Kerucutkan di komisi 3 lah di tempat Mas Bapak Pak Col berada saat ini Apa namanya, diberi amanat Karakter pewayangan yang paling menonjol itu paling banyak disitu tuh Orang-orang seperti wayang apa? Atau seperti Arjuna yang gagah dan selalu jadi pahlawan gitu? Nggak begitu, pewar Arjuna pun juga punya kesalahan Banyak, ada juga catatan-catatannya yang nggak baik Tidak ada, intinya tidak ada seorang pun yang sempurna Baik di komisi 3 maupun komisi 1 sampai ke 11. Tidak ada orang yang semorna. Itulah kenapa orang kita harus bersedia menerima cacatnya orang. Bahwa karakter wayang itu sebuah kesatuan. Misalnya kita bicara gadut kocok itu begini. Misalnya kita bicara setiaki seperti ini. Itu satu kesatuan. Yang menonjol aja satu. Misalnya kayak setiaki. Yang menonjol apa? Kestiaan kepada raja. Misalnya. Kemudian dia punya senjata namanya Godo Besi Kuning Intisil Nah yang kayak-kayak gini tuh Selalu ada cacat? Ada Karena dia kurang perhitungan Kalau mau beriklan kurang perhitungan Ya udah kita terima aja Jadi kalau melihat karakter wayang Itu harus satu-satuan Yang membuat beda karakter yang mana Itu aja Nah kita juga bisa ngeliat Oh ini bisa Jadi kita ngerti lah. Tetapi intinya tidak pernah ada orang yang sempurna. Di dalam pewayangan pun juga tidak ada yang sempurna. Gitu loh. Jadi kita tinggal lihat mana yang baik kita pakai, yang enggak kita tinggalin kalau bisa. Karena kan kadang-kadang juga enggak bisa. Misalnya Diko ngomong rokok kalau di dalam podcast yang... Kayak gini resmi Di Certo gak boleh ngerokok misalnya Kenapa? Ada larangan dari dewas Karena kita berada pada posisi yang diawasi Pak Avcaulik Saya hormati Walaupun saya juga suka ngerokok di luar sana Tapi penghormatan atas kau sebagai tuan rumah Pasti kita berikan Aku gak mungkul Wah mungkul lah kalau gak gak mau ngerokok ya gak usah aku pulang kan gak begitu gak begitu gak begitu lah kira-kira gitu lah waduh terima kasih sekali mas Pak Jolin rela menahan lah iya iya pikir-pikir mau gimana lagi rela menahan untuk ya kesenangan kan tidak bisa kemudian diumbar sesukanya lihat lingkungan dong betul-betul kau harus pakai bahasa kaummu maksudnya disini memang ada ini sebuah unit organisasi yang berada dalam payung Organisasi lebih besar lagi, sepakat disitu Gak boleh ngerokok, ya jangan ngerokok Kalo enggak ya kau keluar lah Betul-betul Jadi ya kita hormatilah Yang kayak-kayak gitu, apalagi tuan rumah Tuan rumah kan harus dihormati Betul-betul Kan gitu, masa kita tuan rumah orang Indonesia Ada orang asing disini Wow, sok jagoan ya kita ajak berkelahi Kan begitu aja kan Apaan Ini apa namanya Kalau misalkan tadi saya tuh mengutip melihat lingkungan. Nah sekarang Mas Bambang Pacul sendiri kan ada di dalam lingkungan politik ya. Tapi sebelum masuk politik itu kan kalau misalkan saya baca di Google nih. Mas Bambang Pacul itu masuk politik atau masuk di DPR RI di Senayan itu dari tahun 2004. Nah sebelum itu lingkungan apa sih yang Mas Bambang Pacul dulu sempat geluti atau sempat jalani? Begini loh. Tindak. Orang harus memikirkan gerak dunia, gerak zaman. Saya kuliah di teknik kimia dulu nggak tahu. Teknik kimia itu isinya apa nggak tahu. Teknik kimia di mana Mas Bimang Pacar? Di UGM. UGM. Saya dulu di teknik kimia UGM itu nggak tahu teknik kimia UGM itu isinya apa. Nggak ngerti. Rupa-rupanya di teknik kimia UGM itu, itu... Yang namanya teknik kimia itu kimianya dikit, yang lebih banyak matematik dan fisika. Pelajarannya macam-macam. Ujungnya adalah perancangan bagaimana seorang insinyur teknik kimia mendesain sebuah pabrik. Jadi intinya di dua proses. Unit processing dan bagaimana setiap proses itu ada equipment. Unit operating. Unit processing, unit operating. Itu dibuat di dalam tugas akhir yang namanya PEFD, Proses Engineering Flow Diagram. Itu ilmunya ampun, sopis dikit. Asli sopis dikit. Itu loh, luar biasa. Orang teknik kimia itu mohon izin. Saya harus akar topi kalau dia mempelajari teknik kimianya. Kenapa? Karena ini sangat sopis dikit. Bener itu. Canggih lah, canggih lah. Yang canggih apa Pak Pacul? Misalnya kita harus merancang sebuah alat proses. Pompa kita rancang, menara destilasi kita rancang, reaktor kita rancang. Kemudian pada perancangan, di dalam perancangan alat itu ada reaksi kimia. Yang menghasilkan panas atau dibutuhkan panas, sakat sopes sikit lah ilmunya di situ. Nah ketika saya lulus dari teknik kimia, Saya tanya kepada kawan-kawan saya yang udah lulus duluan, kerjanya kayak apa? Saya pikir, wah berat. Karena ternyata alat-alat proses itu udah dibeli. Kita gak perlu ngerancang. Bahkan jago, lebih hebat lagi otomatisasi semua. Cuma di otomatisasi, oh ini siul teknik kimia ini udah sama kayak STM nih. Itu tadi hanya jaga. Yang ada cuma cara berpikirnya saja yang masih. Saya berpikir kita lihat tren. Loh ini trennya ini sudah ke arah ekonomi. Maka saya menjadi wira swasta. Saya belum pernah untuk menjadi karyawan, belum pernah. Jadi saya ambil wira swasta, kemudian punya usaha sendiri, kemudian saya kuliah di Prasetya Mulia. Itulah yang menjelaskan saya bisnis waktu itu belum ada. Orang sekolah ke Prasetya Mulia di kalangan kawan-kawan kami belum banyak. Belum ada lah malahan. Saya adalah orang, saya ini aktivis GMNI GMNI, aktivis GMNI pertama kali yang sekolah MBA ya Bapak Pak Col Kita belum ada MM, belum ada MBA Saya ambil MBA di Prasetya Mulya Berarti teman-teman GMNI yang kuliah di Prasetya Mulya ini seniornya Belum ada dulu GMNI, saya yang dari Jogja Saya yang pertama, melihat tren ini harus tahu bisnis Tapi bisnisnya apa sih Mas Bapak Pak Col dulu? Waktu itu ganti-ganti. Ganti-ganti. Ganti-ganti. Tapi sekarang saya punya bisnis yang saya geduti di awal 90-an. Saya diusis di ayam. Oh ayam. Ya saya punya ayam petelur. Saya kerjasama dengan dua orang. Sama dengan satu orang. Kemudian nambah lagi satu, tiga orang. Bikin ayam petelur. Yaudah. Sekarang kalau mohon izin. Kalau Tuhan izinkan. Nanti kalau pensiun, saya pakai uang pensiun dari ayah. Ayah. Mudah-mudahan tidak mengganggu dikau. Aku jadi peminta-minta nggak lah. Mudah-mudahan nggak lah. Jadi udah siap, lalu untuk pensiun udah siap sesungguhnya saya. Aduh, ini asal bambang wacil langsung ngomong soal pensiun ini. Lu iya, dah tua saya. Tapi kan Mas Bumbang Pacul kan udah pensiun sih dari Pak Politik. Apakah sudah pensiun benar? Begini loh. politisi itu susah sekali siapapun politisi itu susah untuk melakukan soft landing karena politisi itu punya adagium politisi itu kan hidupnya dari kekuasaan jadi kekuasaan itu diibaratkan macan kalau kita punya kuasa kita kayak nunggang macan Nanti kalau kita turun yang gak bagus-bagus, turun dimakan macan. Itu ada jumlah, saya dulu baca di majalah Prisma. Majalah Prisma waktu itu LP3ES yang bikin. Saya langganan dulu ketika mahasiswa. Itu ada kalimat itu. Saya pikir benar juga. Nah, orang rata-rata dibanting dari kekuasaan. Anda mau lihat siapa? Bong Karno dibanting dari kekuasaannya. Anda mau lihat siapa lagi? Kemudian setelah Bung Karno Pak Harto, Pak Harto dibanting dari kekuasanya. Habibie kebanting juga. Pak Gustur kebanting, yang gak kebanting ibu. Tetapi itu kan masih tarung lagi tapi kemudian kalah dengan Pak SBY. Pak SBY ya turun juga. Masuk aja yang kebanting lah menurut saya. Kemudian yang terakhir nanti Pak Jokowi ini kita lihat aja yang kebanting. Jadi kalau politisi rata-rata, DPR juga begitu. DPR tuh soft landing gak bisa. Mamping ini jadi DPR, terus aja. Jarang loh DPR yang mau berhenti kalau gak diberhentikan. Yang bisa diberhentikan siapa? Ketua Umum. Ketua Umumnya kamu gak usah nyalon gitu ya berhenti. Gitu loh. Tapi kalau orang jadi DPR, siapa yang mau berhenti? Gak ada. Gak ada. Yang biasa-biasa, udahlah. Setelah jadi anggota DPR, saya cukup 1 periode, 2 periode, gak ada. Pengennya terus aja. Terus aja. Gimana? Kuasa anak. Orang punya kuasa itu nekmat. Nekmat bener. Juara. Juara. Yang kuasa itu juara. Tapi 2024, Mas Bambang Paco, daftar lagi kan? Yang bener adalah dipaksa daftar. Kok bisa dipaksa daftar tuh gimana? Saya udah ngajukan diri untuk tidak mencalonkan diri. Tapi perintahnya, kotepnya lo lagi yaudah. Itu aja. Sesungguhnya sih, menurut saya sih udah tua. Gitu loh. Udah gak coba ditugasin di Senayan lah. Tapi ya... Belum diizinkan ya sudah kita jalani. Namanya orang tegak lurus, perintahnya kita jalani. Itu aja. Tapi kalau fisik sudah. Mohon maaf lah. Usia saya sudah 67. 67 tahun. Kalau nanti 2024, 68. Dua tahun setelah 68, 70. Udah lewat. Kalau di Jawa ini sesungguhnya usia 60 itu udah harus siap. 60 itu sweet. Swida kalau orang Jawa. Swida itu sejati diweseda. Sejati weseda itu udah deket lah dengan kehidupan yang abadi. Alam selanjutnya. Alam selanjutnya. Terus kalau misalkan mau soft landing itu gimana caranya Mas Pak? Soft landing ya kita mundur baik-baik, tidak usah ke Banting. Kalau sampai ketemu pemerintahan, kamu gak usah nyala lagi. Itu gak soft landing. Berarti saya punya catatan yang ibu kurang berkenan. Itu gak soft landing. Gitu loh. Apalagi dengan saya maju kemudian gak jadi lah. Itu namanya gak soft landing. Kepatah itu. Kepatah. Kepatah oleh rakyat pemilih. Iya. Jadi kalau tidak, sudah pom, udah gak nyalon, kawan-kawan masih baik semua hubungannya. Saya izin, salamannya soft landing. Lendingnya set, enak Tidak crash, lending Lending patah gitu Saya izin jadi peternak ayam petelur Oh iya, gampang Tapi tidak ada sebuah bisnis pun Yang pengalaman saya, gak ada bisnis Apapun yang mudah Gak ada Gak ada bisnis yang mudah, kecuali kau tekun Dengan sebaik-baiknya Kalau kau tekun sebaik-baiknya, itu sukses Mas Paco ini orang bisnis Tapi kok bisa terjun ke politik tuh Karena suka atau bahasanya passion atau karena kecelakaan atau? Enggak, saya memang aktivis mahasiswa dari dulu. Aktivis mahasiswa? Aktivis mahasiswa dan saya di PDI kan berseberang sama PDI udah lama. Dari tahun berapa mas? Saya, kakak saya kebetulan kakak sepupu saya itu sekretaris PDI di Kabupaten Soekoharjo. Juga anggota adiwan PDI lama. Dia yang narik-narik saya untuk ikut kaderisasi. Kaderisasi PDI terakhir saya ikuti tahun 77. Saya mahasiswa baru ikut PDI itu. Kenapa harus PDI? Padahal itu kan waktu itu yang... Ya karena saya waktu itu kan hormat sama kakak saya ini. Kakak saya... Bukan karena alasan ideologis? Kakak saya sepupu. Dulu belum ada ideologi dulu. Masih muda ideologi apa. Cuma saya yang tertarik sama Bung Karno. Hanya karena pertama karena ajakan kakak, terus ada fans ya sama Pak Bung Karno? Kalau Bung Karno saya fans. Orang yang sangat, sangat, Bung Karno tokoh favorit saya lah. Saya sangat menyenangi Bung Karno. Sangat menyenangi. Semua buku yang ada soal Bung Karno saya baca. Gitu loh. Gue aja ambil semua bukunya saya baca. Bung Karno mulai DPR 1, DPR 2, kemudian perjalanan Bung Karno ke Amerika, perjalanan Bung Karno ke Eropa Barat, perjalanan Bung Karno ke Cina. Saya baca dulu. Oh ini orangnya hebat. Bung Karno sangat-sangat cerdas, dan hangat, merangkul, stylish. Menurut saya Bung Karno stylish. Pidatonya bagus, dulu belum ada NPL, itu Neuro Program Linjuit itu, Bung Karno sudah melakukan. Itu gak beda, betul-betul udah juara. Tapi tahun segitu udah tau dengan Ibu Mega belum waktu itu? Ibu Mega kan kita denger kan sepatu ngetopnya Ibu kan 1986 Ibu nyalon. Kemudian 1987 waktu itu saya inget Ibu ketemu kampanye di Jogja. Di alun-alun Jogja. Saya ikut dateng. Ikut dateng? Ikut dateng di sana. Ibu Mega nyapu dateng sebentar. Tuhan ngomong sebentar. Nangis seluruh alun-alun, diam nangis semua. Waduh itu. Saya juga bingung loh, kok ada nangis semua. Iya itu, itu. Ibu sangat karismatis. Apa yang, apa namanya yang membuat Mas Bang Paco terpesona dengan Ibu? Kalau saya lebih pada Pak Bung Karno. Bung Karno. Iya. Idi-idi gagasan-gagasan Bung Karno. Wah, stylish bos. kelas itu baca lah, baca lah Bung Karno adalah contoh anak bangsa yang luar biasa gagasnya kelas dulu Bung Karno menyatakan dunia ketiga itu dengan penuh semangat dengan semangat baru, kalau sekarang dunia ketiga udahlah itu dunia terkembang dan gak akan berkembang kalau dulu enggak ada harapan ya? ada harapan kalau saya baca-baca itu wah hebat, Nehru, Tito, boleh bahkan katanya kalau saya dengar-dengar stylenya Mas Bawang Pacol ini juga terinspirasi dari Pak Soekarno ya? Aku nggak tahu kalau soal terinspirasi atau nggak, tetapi faktanya saya menyukai. Saya idola, saya mengidolakan. Ada orang yang bisa sehipat, gagasannya luar biasa. Asli, Bawang Karno itu bukan ecek-ecek lah, kelas lah. Dibanding dunia kelas. Coba kau dengerin itu, pidatonya Bawang Karno di... 30 September 1960 tuh, ketika dia pidato di PBB sana, dengan judul Tupi Dawat Enyo, baiknya membangun dunia baru, bukan dunia blok barat dan blok timur. Wah gila, itu nih pengaruh. Waktu itu saya bilang, wah gila ini, luar biasa. Mengkontradiksikan sebut individual dan komunal itu menjadi sebut gotong riang Pancasila. Bahkan waktu itu beliau menuntut supaya pihak KMPBB diganti. dengan Pancasila apa gak tau gitu berani bener ini Bung Karno cakuan tuh, kelas idenya, gagasan-gagasannya kelas tapi zaman itu kan, mohon maaf, kalau secara ide di Bung Karno kan banyak dilarang karena rezim order baru gak takut mas Bung Pacul namanya fikiran, oh kalau pikiran ya pasti gak takut tuh masa orang dugum karena pikirannya, mana ada Tapi kan kalau buku-buku, foto-foto Itu kan misalnya kalau diambil dari orang kan mereka yang berkuasa Yang ngambil Kalau soal baca kan kita juga bisa baca di mana-mana Kalau ini buku yang di delik Di simpen dulu Iya Kan biasa aja Dulu kita ketika demo dikejar-kejar antara juga biasa Gak apa-apa Oke-oke saja Gak ada masalah Ya itu kan semangat zaman Kalau hari ini Semangat zaman udah berubah Kalau hari ini Anda nggak punya kompetensi, Anda masuk lautan teduh. Waduh. Apa itu mas, lautan teduh itu mas? Ya kan orang yang lautan teduh itu lautan yang sangat dalam. Masuk situ kan jadi seolah-olah teduh, tapi sebenarnya udah wafat. Masuk dalam. Di dalam. Ya udah susah. Udah susah naik lagi. Jadi kalau hari ini spiritnya sudah spirit ibadah. Orang hari ini kompetisi. Tirta berkompetisi dengan kumparan. Terto berkompetisi dengan Detet Kan begitu Ketika kompetisi itu Anda kalah kompetensinya Ya masuk lautan teduh Kan gitu loh Kompetisi itu harus menang Kompetisi Nah ini kan Anda senang berkompetisi Dalam bisnis juga kompetisi Please make yourself different Especially you are small Itu kata Olris, Profesor Marketing Hmm Jadi buatlah di dalam kompetisi ini, kamu punya diferensiasi. Apa bisa ditirta sama kumparan, apa bisa ditirta dengan detik, dan sebagainya. Dan kompetisi diferensiasi ini harus diperkuat terus. Meski kecil nanti kayak bintang kejora di langit itu. Bersinar, terang. Tirta, terang. Bambarnya, ini cahayanya. menerangi, meski kecil di antara bintang-bintang itu ada satu bintang kejuruteraan, apa yang membedakan dengan yang lain? Apa yang membedakan kau punya bisnis terto dibanding dengan detik? Itu pertanyaan pertama yang harus kau jawab. Itu bisnis. Saya coba jawab ya mas ya. Apa? Yang membedakan Tirto sama yang lain adalah kita bisa mengundang Mas Babang Pacol Podcast. Itu yang membedakan. Yang lain belum tentu bisa. Enggak begitu. Oh begitu. Itu kan Anda, saya kan orang bebas. Bisa ke sini, bisa ke manapun. Tapi dalam arti yang sebenarnya, itu pembedaan yang tidak bisa disaingi. Barier itu entry-nya tinggi bukan gak bisa. Jadi bariernya tinggi. Orang mau lompat ini kan susah. Itu yang membedakan. Apa bedanya Bambang Paco sehingga kau undang ke sini? Banyak politik Sina yang mungkin seneng diundang untuk podcast. Saya kan gak terlalu suka sesungguhnya. Karena spiritmu yang luar biasa aku hargai. Daya duangmu itu. Sehingga aku mau datang ke sini. Gitu loh. Nah, kenapa lu undang aku? Bukan yang lain. Tentu di matamu aku beda. Apa bedanya itu? Setidaknya nama Bambang Pacul udah beda. You one and only one. Bambang Pacul. Namanya toh. Ini baru brand name. Di dalam brand name itu ada values. Value-nya apa? Yang susah disaingi. Itu harus dipikirin. Orang nyebut lebih suka Bapak Pakul. Gampang. Jadi pikirkan apa yang membuat dirimu berbeda. Dan perbedaan yang menyenangkan, yang susah disaingi. Nah itu akan sakti tuh. Itu bahasanya professor Oles, guru marketing yang ada di Kelok University. Aku dulu kursus disana. Jarang-jarang kita mendengar ilmu marketing dan ilmu branding dari Mas Om Pacul. Jadi dia bilang, please make yourself different. Especially you are small. Meski kau kecil, kau harus beda. Oh itu ilmu marketing. Ilmu kehidupan berikutnya. Saya juga di partai. Supaya saya tidak hilang dari perbedaan, aku harus membuat diriku berbeda. Di mana caranya? Ya diferensiasi. Diferensiasi itu, kalau diferensiasi hanya dua. Kontek dan konten. Kalau kita bicara kontek itu pajajing. Kalau kita bicara pamak pacol itu pajajing aja. Pakai pakaian apa itu pajajing aja. Di buku sapa pajajing. Tetapi yang konten ini yang harus membedakan. Kontennya ini. Kalau di partai pacol, orang ditanya, sebutlah orang yang mengerti tentang elektoral, di PDI perjuangan, sebut tiga nama Bambang Majul ada di dalamnya pasti ada salah satu yang nyebut nama saya gitu loh kenapa gitu? ya itulah diferensiasi yang saya bangun melalui kemampuan konten tadi isinya jadi kalau Diko berjalan soal bagaimana elektoral saya salah satu yang orang yang belajar Fungsi partai politik salah satunya adalah fungsi elektoral. Saya dalamnya di situ. Saya berjalan bicara koktele efek gitu misalnya. Oh saya belajar koktele efek yang ada di mana nih? Saya lihat dia itu di Chile. Ke Santiago. Saya belajar ke Santiago. Kemudian saya belajar ke Brazil. Sama itu. Santiago sama Brazil sama. Saya ke sana. Ya tentu saja sambil pakai anggaran negara, DPR, sana kunjungan mampir ketemu warna ketua-ketua partai, diskusi. Begitu aja. Belajar terus. Improve dirimu terus-menerus untuk memperkuat diferensiasimu. Improve terus. Itu yang menjadikan partai atau DPP, PDIP yang menunjuk Mas Bama Pacul jadi badan pemenangan pemilu? Semua dibutuhin di Kongres. Kongres itu tusan semua. Cabang dan DPD datang ke kongres pakai peserta kongres utusan namanya. Di sana dalam kongres dipilih salah satunya adalah, salah satu keputusan adalah memilih Megawati Soekarno-Ropi sebagai ketum aklamasi. Bu Mega kemudian ditetapkan sebagai formatur tunggal. Wah itu luar biasa. Udah ketumnya aklamasi, formatur tunggal. Berarti pengurus DPP yang milih ya Bu Mega tok. Formatur tunggal lho. Ya ketika formal juga Bumegadi tetapkan sebagai formal juga, beliau memilih DPP. DPP yang dipilih jumlahnya 26. Itu semua membantu Megawati Soekarang Putri. Levelnya Bambang Pacul, fungsionalis DPD, tugasnya membantu ketua umum di bidang pemenangan pembentuk, titik. Nah itu titik. Kalau tidak diberi tugas, yaudah apa-apa. Tapi diberi tugas, dilaksanakan. Tugasnya ini, laksanakan pacul, begitu aja. Ini yang namanya Bumiga juara DPD Perjuangan. Di situ juga ada keputusan yang lain. Capres dan Cawapres. Yang menetapkan adalah ketua umum terpilih. Bebeka berarti. Semua ibu. Jadi semua tegak lu sama ibu. Eh Pak Col, ini diberesin. Targetnya sekian kursi. Nanti gini, siap. Bantu. Kalau di luar sih boleh gagah, boleh sombong. Tapi kalau di dalam? Ibu ketemu mau ngelepas setiap di-tag-in aja. Pacul lepas jawabannya, hilang udah. Emang begitu. Udah gak ada patwa wiu-wiu lagi ya. Oh saya jarang pakai patwa. Oh jarang patwa. Tapi itu kan tadi kita bicara marketing, bicara branding, bicara yang jadi berbeda. Itu apakah itu jadi kunci sukses? Mas Bawang Pacul itu memegang DPD-PDIP di Jawa Tengah? Begini loh, hari ini kan sudah saya bilang tadi, spirit jamanya itu sudah individual. Ketika sepertinya individual itu ada kompetisi. Antar partai juga berkompetisi. Nah ketika kompetisi ini kamu harus membuat dirimu punya kompetensi apa. Supaya kau dipilih Tadi Buatlah dirimu beda Logo sudah beda Kompetensinya yang mana Kan gitu loh Kalau kemudian rata-rata PD perjuangan Kan memikirkan rakyat miskin Partai sandal jebet itu yang harus Diolah Itu segmen pasar Kita harus deket sama mereka Kita harus tahu kehidupan mereka, sehingga kita bisa membantu bagaimana mereka menyelesaikan masalahnya. Apa aspirasi mereka? Bagaimana kau perjuangkan itu? Terjadi hubungan timbal balik antara pemilih dan yang dipilih. Kalau enggak nanti lama-lama hilang partai. Akan hilang. Jadi ya buatlah dirimu beda. Kalau nanti Tirto enggak beda, enggak kuat ya, masuk Lautan Teduh. Masuk Lautan Teduh. Tapi kalau misalkan itu yang menjadikan DPTI-PDIP yang jadi kuat itu selama bertahun-tahun dengan PDIP bahkan Jawa Tengah disebut sebagai kandang banteng. Itu alasannya. Begini fungsi partai itu ada tujuh. Untuk menjadikan partai sehat, tujuh fungsi harus dipenuhi. Nomor satu, fungsi aspirasi. Aspirasi konstitusional diperhatikan, diagregasikan, kemudian diartikulasi, diperjuangkan. Ini yang tugas melaksanakan anggota dewan dan kepala daerah. Fungsi rekrutmen. Rekrut, direkrut dengan benar. Salon mana? Edukasi, di-educate ini. Para pejabat-pejabat partai yang ke publik ini di-educate. kader yang baru diedukat ini semua punya anggaran berarti fungsi anggaran harus beres 6 fungsi, fungsi terakhir elektoral elektoral kita harus lihat undang-undangnya bagaimana dengan undang-undang itu kita bertempur dengan batasan undang-undang yang ada, begitu Jawa Tengah tentu harus paham nomor 1 di samping fungsi-fungsi tadi harus paham tentang kadernya Lifeline-nya harus paham. Apa lifeline BDI Perjuangan? Harus paham. Lifeline-nya kayak apa? Harus paham. Itulah yang kemudian dibangun kalsarnya. Makin kuat kalsar BDI Perjuangan di situ, yang menjadi lifeline garis hidupnya, itu akan kuat. Dan itu yang di Jawa Tengah kita paham. Jadi kalau kau mengatakan kandang-kandang padat Jawa Tengah, sih sebenarnya nggak amat lah. Tetapi memang di sana partai pemenang-pemenang. Yang bedanya dengan nomor 2 cukup signifikan. Itu aja. Tadi kan bercerita banyak tentang PT IP, secara diri. Kita masuk isu-isu komisi ya Mas Balbong, Pak Jelit. Atau isu komisinya kita tunda lain kesempatan. Waduh. Oke, satu isu komisi. Kau pilih apa? Satu isu komisi. mengenai Korea-korea Mas Bambang Pacul itu tuh artinya apa Mas Bambang Pacul? waktu rapat sama Pak Mahfud MD tuh ini disini isinya Korea-korea semua itu apa artinya Mas Bambang Pacul? biarkan saya ulang ya ya silahkan kata-kata itu ya Pak Mahfud meminta melalui Saudara Bambang Pacul Pak Bambang Pacul saya minta tolong agar Undang-Undang Perapasan saya disahkan Kan gitu loh. Undang-undang perampasan aset dalam pikiran saya waktu itu, satu belum masuk ke DPR, waktu itu loh. Yang kedua undang-undang perampasan aset ini akan merubah kehidupan anak bangsa. Termasuk undang-undang pasangannya, yaitu undang-undang pembatahan uang kartal. Itu akan merubah cara hidup di kau. Gitu loh. Saya pastikan kalau di kau suka. Ke spa, pijit, kemudian spa, ke renang, disitu. Kau tidak akan bayar dengan kartu kreditmu. Kau bayar dengan uang cash. Kan gitu. Nah kalau nanti pakai ini, uang kartal ini, itu kan e-wallet nih, semua dicatat disitu. Kau bisa dimarah istrimu. Karena tercatat semua. Belum compatible dengan kultur. Undang-undang pemilu sama. Kalau dengan perampasan aset, nggak bisa hari ini. Uang kita seringnya harus bagi sembako, nggak bagi sembako, nggak bisa. Kan gitu. Beli kaos, kan nggak 1-2. Atau 10-20, beli kaos kan ribuan. Masa pakai e-wallet? Nggak bisa. Jadi undang-undang perampasan uang kartal ini agak susah. Perampasan aset sama. Perampasan aset itu, mohon maaf deh. Kalau aku pemenangnya, aku presidennya, oh kalian bisa penjarakan semua. Dan undang-undang perampasan aset itu, memang harus ada unsur bidana, unsur bidana kecil aja dikit. Setelah itu bisa berkembang kemana-mana. Itu loh, merampas aset. LHKPN, saya punya jam, hublot nih. Hublot, hublot nih, hublot murah. Tiba-tiba saya pakai rolek. Ini didaftar, kamu hublot, sekarang kamu pakai rolek. Rolekmu dari mana? Buktiin. Mampus. Ada undang-undang, itu ada undang, pembuktian terbalik. Bahaya. Pembuktian terbalik bahaya. Wah ini bisa ngeri. Kalau aku penguasa itu, kawankan, aku bisa masukkan penjara semua. Maka saya minta. Pak Mahfud, saya jawab langsung, saya bilang. Yang ini mohon izin, perampasanan sini, lobby dulu para ketua umum partai. Jelasin di sana dulu. Kalau mereka udah pada setuju semua, baru di sini gampang. Khusus untuk itu, apakah semua undang-undang begitu? Ya enggak. Tapi undang-undang yang terkait dengan perubahan perilaku anak bangsa, dicari di atas. Puluhan besar itu. Di atas dulu, ketum dulu. Nah itulah pada saat itu aku bilang, Pak Mahbun gak usah kawan-kawan tadi, kawan-kawan di sini boleh, tapi korea-korea di sini ini, itu semua punya bosnya masing-masing, udah ketemu bosnya aja, nanti semua di sini ikut. Jadi kalau saya sebut korea-korea ini, sesungguhnya Dinda, kawan-kawan yang di DPR sana, kira-kira 70 persen, itu memang korea. Mestinya kalau anggota DPR itu kan dipanggilnya yang terhormat Apa anggota DPR? Yang terhormat kan begitu nih Yang terhormat Tapi ketika saya bilang Korea-Korea mereka gak ada itu yang melaporkan saya ke MKD Ke mahkamah kehormatan Dewan gak ada Eh lu begini saya pacul Enggak Karena memang mereka memahami Badirinya itu Korea Yang dari kelas bawah, menengah bawah, naik ke atas Nah ini gak gampang. Orang bisa selaksa, gak gampang. Nah disana itu, gitu loh. Kalau orang-orang yang kuat-kuat, orang-orang yang lurus-lurus, profesional. Dokter profesional, engineer profesional, lawyer profesional. Kan gitu. Tapi orang politik, itu ilmunya ilmu kehidupan. Jadi Korea-Korea ini adalah orang kelas bawah yang memahami ilmu kehidupan tanpa saya bermaksud menghina. Pak Suryapala itu juga, kalau dalam definisi bisa kita dibincangkan sebagai Korea. Pak Presiden Korea tuh, karena dari kelas bawah naik, suat melambung, itu ada ilmunya, rumusannya, itu yang kita sebut Korea. Orang yang memahami sebuah struktur kekuasaan, memahami kekuatan individual, dan berdialektika dengan semangat zaman. Ini struktur, ini individual, atau orang kalau teorinya... Sosiologi katanya agen, ini berdialektika. Dalam spirit zaman, ini naik ke atas. Bisa naik ke atas. Dan mereka survival. Orang-orang kelas bawah yang survival. Itu yang saya sebut Korea-Korea. Itu mesti seorang pemberani, minimum pemberani. Dan saya jamin ada nekatnya. Ada nekatnya. Kalau kita bicara Pak Setiaw Novanto, itu 100% Korea. Dulu dari mana, kemudian hari ini pernah menjadi Ketua DPR, dan banyak anggota DPR pada masa Pak Novanto ini memimpin DPR. Pada saat itu Pak Novanto memikirkan kami. Dibikirkan kesejahteraannya supaya bisa berpikir dengan baik. Begitu. Ijin satu pertanyaan lagi, Mas Bapak Col. Kita ini kan di... Aduh, saya jadi ikut wisik-wisik. Di pemilu 2024 itu, ada 60% pemilih pemuda yang merupakan Gen Z dan milenial. Itu kalau dari, sebagai Mas Bapak Bapak Col, dari sebagai kepala Bapilu PDIP, itu melihat itu gimana sih? Apakah ini sebuah potensi atau seperti apa? Kalau Mas Bapak Bapak Col melihatnya. Kalau yang namanya pemilu, yang milih itu ya kita harus pikirin. Yang milih itu kita pikirin. Disegmented juga boleh. Kan ini dipikirin segmentasinya seperti apa. Tadi saya bilang, PD perjuangan segmentednya adalah kita mengurus kaum sandal jepit. Kaum miskin. Ini yang nomor satu. Segmen pertama. Segmen kedua apa? Terus. Segmen ketiga apa? Terus. Terus bagaimana mengambil segmen-segmen itu? Kempen udaranya kayak apa? Kan gitu. Kempen udaranya kayak, kemudian kempen yang kalau istilah di dalam market kan ada above the line, below the line. Above the line-nya apa, below the line-nya apa? Kita buat. Kan gitu. Ya itu. Ada yang orang mau ketahuan micro-targeting? Mohon maaf, setelah saya baca ini bukan micro-targeting nih. PDI Perjalanan sudah pada nano-targeting. Bungu! Ini udah makin kecil lagi. Emang teknik kimia ini. Iya, udah makin kecil lagi. Jadi bisa kita pikirin. Apakah itu potensi genset dan milenial ini menjadi sesuatu yang penting? Tentu. Bagaimana caranya merauk suara dari situ, Pak Pacul? Ya, bahasa saya cerita di sini. Itu namanya... Umok atau malah goblok. Kan aku cerita strategi tempur kan pasti disimpen. Nggak mungkin kita ngomong. Ada nggak caranya Pak Pacolo? Tentu ada. Tentu ada. Orang marketing tidak akan berhenti berpikir. Orang marketing ilmunya ilmu empirik. Sama dengan Korea itu juga ilmu empirik. Sama Korea. Sama itu ilmunya ilmu empirik. Jadi oke, jangan khawatir. Kita akan lihat pertempuran ke depan. Di 2024 ini, Februari, bagaimana PDI Perjuangan? Mohon izin kita akan tembus. Kita siap untuk itu. PDIP yang dukung ada kuota khusus anak muda nggak, Mas Om Paco? Kan kalau kuota khusus perempuan ada 30% dalam pemilu 2017. Tapi kalau untuk anak muda, ada kuota khusus itu? Nggak ada. Jadi kalau kami tidak menetapkan kuota, karena penetapan kan kepada Ketua Umum. Ketua Umum tidak memberi batasan itu. Siapapun tetapi yang sudah terlalu tua, biasanya... Udah di-off karena apa ya, energi. Wah tempur ini kan fisiknya harus kuat. Ibu Ketua sangat memperhatikan kami. Jadi kami pada saat mau mendaftar caleg itu semua caleg harus MCU. Medical Checkup dulu dibaca satu-satu sama ibu. Satu-satu kita lihat ini kalau nggak sehat, disihatkan dulu. Begitu. Eh Pak Col, kamu hati-hati. Oh siap bu. Kamu udah berubah tuh, oh siap bu? Waktu itu. Ada penyanyi gak sudah MCI bu? Aman bu? Oh, ditanya. Kalau yang di DBB ditanya. Satu-satu aja. Jadi ibu sangat perhatian dalam kesehatan. Maka kalau yang udah sepuh-sepuh ya biasanya ibu ya menyarankan kalau bisa gak usah maju lagi. Kalau bisa... Udah 10, kalau 10 itu ya sudah di atas 80, yaudahlah di atas 70 sekian yaudahlah misalnya kan gitu loh Jadi kuota muda secara resmi ibu tidak mengatakan kuota anak muda sekian gak ada Tetapi yang muda banyak, yang muda-muda yang calon-calon muda di PRN ini banyak Dan itu didukung oleh TTIP? Kalau partai kalau udah nyalon kan ya pasti indukuk Kalau enggak gimana, yaudah? Oke, gitu ya Betul. Terima kasih Mas Bebang Paco atas kehadirannya bersama di podcast Kirtot.id For your pemilu FBP, yang muda, yang berpolitik. Oke. Terima kasih. Terima kasih Mas Bebang Paco.