Transcript for:
Alat Laboratorium Kimia dan Fungsinya

Hai teman-teman kemis, saat bekerja di laboratorium tentunya kita akan menggunakan alat-alat laboratorium bukan? Nah, alat-alat di laboratorium kimia mempunyai kegunaan dan fungsi yang berbeda-beda sehingga kita perlu mengetahui jenis dan manfaat dari alat-alat tersebut. Yuk kita simak penjelasannya! Peralatan abalaterin terdiri dari dua kelompok yaitu peralatan gelas dan peralatan non-gelas. Peralatan gelas terdiri dari dua jenis yaitu alat gelas pengukuran dan alat gelas non-pengukuran. Nah, berikut ini yuk kita simak penjelasan alat gelas non-pengukuran terlebih dahulu. Alat gelas dan pengukuran yang pertama yaitu ada gelas kimia. Gelas kimia adalah peralatan gelas yang digunakan untuk menampung, mencampurkan, ataupun memanaskan larutan. Gelas kimia ini terbuat dari bahan gelas yang kuat dan tahan panas. Gelas kimia memiliki beberapa bahan yang terkait dengan gelas kimia. memiliki berbagai ukuran yaitu mulai dari 20 mili 50 mili 100 mili 120 mili 250 mili 500 mili 1000 mili dan 2000 mili pada gelas kimia terdapat skala penanda volume akan tetapi skala tersebut tidak dapat dijadikan sebagai patokan untuk menentukan jumlah larutan di dalamnya gelas kimia memiliki nilai keakuratannya rendah sehingga gelas kimia tidak digunakan sebagai alat ukur Pada bagian atas, terdapat bagian mulut yang dapat digunakan untuk menuang larutan ke tempat lain tanpa bantuan corong kaca. Teknik penggunaan gelas kimia yaitu sebagai berikut. Pertama-tama, kita siapkan gelas kimia dan dragen. Masukkan larutan ke dalam gelas kimia sesuai dengan volume yang kita inginkan. Nah, kira-kira demikianlah teknik penggunaan gelas kimia. Buanglah larutan yang masih tersisa dari gelas kimia ke botol limbah sesuai dengan klasifikasi jenis limbahnya. Cucilah gelas kimia dengan air kran, kemudian air bilasannya dibuang ke limbah dan lakukan pembilasan sebanyak 2 kali. Kemudian, penglarutan deterjen ke dalam gelas kimia. Kosoklah seluruh dinding gelas kimia dengan sikat yang sesuai. Alirkan air kelan pada seluruh dinding gelas kimia bagian dalam dan luar yang telah disikat sampai bersih. Bilas gelas kimia dengan sedikit akuades. Kemudian, miringkan gelas kimia dan putar gelas kimia hingga seluruh permukaan bagian dalam gelas kimia terbasahi oleh akuades. Keringkan bagian dalam dan luar gelang skimia dengan tisu atau lap bersih dan krim. Maka, gelang skimia siap disimpan. Alat gelang selanjutnya adalah labu aromanya. Labu aromanya mempunyai bentuk yang khas, yaitu berbentuk kerucut ke atas, meleher silinder, dan mempunyai dasar yang datar. Elmer dinamai menurut limuan kimiawan asal Jerman yaitu Emil Elmer yang menciptakannya pada tahun 1860. Labu Elmer terbuat dari bahan gelas yang kuat dan tahan panas. Elmer biasanya digunakan untuk literasi dan mengaduk. kelarutan dengan cara digoyang. Alam air sendiri memiliki berbagai ukuran, yaitu 50 ml, 100 ml, 250 ml, dan 500 ml. Alam air berbeda dengan gelas kimia. Bentuk kerucut dan leher sempitnya berfungsi untuk menahan cairan di dalamnya pada saat diputar atau digoyang, agar cairan tersebut tidak mudah tumpah. Selain itu, sisi lehernya dapat meminimalkan hilangnya cairan apabila alimair tersebut dipanaskan. Nah, di sini saya akan menjelaskan mengenai penggunaan alimair. Pertama-tama, kita siapkan alimair yang bersih dan leketan sampel yang akan dipindahkan. Cara memegang alimair yaitu di bagian lehernya, bukan di bagian perut. Apabila elemeyer sedang dipanaskan, gunakan benteng penjepit untuk memegang bagian lehernya. Jangan memegang elemeyer dalam keadaan tangan terlanjang apabila larutan di dalamnya berbahaya. Cara penggunaan elemeyer saat mencampurkan larutan yaitu dengan memegang leher elemeyer dengan satu tangan. Duyangkan elemeyer terputus. 360 derajat secara perlahan sampai garutan tersebut homogen. Teknik pencucian alun air, hal itu yang pertama, alirkan air kran ke dalam alun air, lakukan pembelasan menggunakan air kran sebanyak 2 kali, kemudian air sisa belasan ditampung ke dalam limbah sesuai dengan klasifikasi jenis limbah. Kemudian, pelang larutan diterjen ke dalam elemeyer. Gosoklah seluruh dinding elemeyer dengan sikat yang sesuai. Alirkan air kran pada seluruh dinding elemeyer bagian dalam dan luar yang telah disikat sampai bersih. Bilas elemeyer dengan akuades sedikit, kemudian miringkan dan putar elemeyer hingga seluruh permukaan bagian dalam elemeyer terbasahi oleh akuades. Setelah itu, keringkan bagian dalam dan luar elemeyer dengan tisu atau lap bersih dan kering. Nah, elemeyer kemudian siap disimpan. Pada saat penyimpanan, jangan membalikkan elemeyer karena sangat bersikus seperti terjatuh dan pecah. Alat berikutnya adalah corong kaca. Corong kaca berfungsi untuk memindahkan larutan dari wadah yang bermulut besar menuju ke wadah yang bermulut lebih kecil, seperti buret dan labu takar. Baiklah, sekarang saya akan menunjukkan cara penggunaan corong kaca. Sebagai contoh, saya akan menuangkan larutan dari elemeyer ke gelas ukur dengan bantuan corong kaca. Angkat sedikit corong kaca dari mulut gelas ukur, kemudian tuang larutan yang ada di elemennya. Hal ini dilakukan agar ada rongga udara antara corong dengan gelas ukur, sehingga larutan lebih mudah menghalir ke gelas ukur. Alat berikutnya yaitu pipet tetes. Pipet tetes berfungsi untuk memindahkan larutan dalam jumlah kecil atau jumlah tetes per tetes. Cara menggunakan pipet-pipet tes ini yaitu dengan cara kita bisa menggenggam batang pipet-pipet tes ini dengan 3 jari. Kemudian, telunjuk dan ibu jari bisa memencet atau mengoperasikan karetnya. Teknik atau cara menggunakan pipet retes ini adalah Pertama, pencet terlebih dahulu bagian karetnya Kemudian, masukkan ke dalam larutan yang akan kita ambil hingga menyentuh bagian dasar beker atau larutan Kemudian, tepaskan bagian karetnya Maka secara otomatis larutan akan masuk ke bagian batang pipet Lalu, segera pindahkan ke wadah atau tempat yang akan kita reteskan Nah, kurang lebih seperti itulah cara penggunaan pipet tetes. Alat selanjutnya yaitu kaca arloji dan batang pengaduk. Kaca arloji ini merupakan alat yang digunakan untuk membantu proses penimbangan. Kaca arloji biasanya dijadikan sebagai wadah. untuk menimbang bahan padat maupun pasta pada keperluan penimbangan dan analitis. Sedangkan batang pengaduk adalah alat yang digunakan untuk membantu memudahkan pada proses pelarutan. Teknik menggunakan batang pengaduk adalah sebagai berikut. Kita pindahkan terlebih dahulu bahan yang akan kita aduk ke dalam gelas kumia. Setelah semua bahan terpindah, maka bisa langsung kita aduk. Dalam proses pengadukan, bunyi yang ditimpukan harus seminimal mungkin. Kemudian, proses pengadukan dilanjutkan hingga seluruh bahan terlarut dengan sempurna. Nah, bisa kita lihat, disini bahan yang kita larutkan sudah terlarut dengan sempurna. Selain itu, batang pengaduk juga bisa digunakan untuk membantu memindahkan cairan dari satu wadah ke wadah yang lain. Caranya yaitu, posisikan batang pengaduk tegak lurus dengan wadah yang akan digunakan sebagai tempat baru. Kemudian, temperkan mulut dari gelas kimia, lalu tuangkan larutan secara perlahan Fungsi dari penuangan ini adalah untuk membantu proses pemindahan agar larutan yang dipindahkan tidak terpecik kemana-mana Alat berikutnya adalah tabung reaksi dan rak tabung reaksi Tabung reaksi adalah peralatan gelas yang digunakan untuk melakukan kerang dalam jumlah sedikit. Tabung reaksi ini biasanya berdiameter 10 mm sampai 20 mm dan berukuran 50 mm atau 200 mm. Tabung reaksi biasanya disimpan di rak tabung reaksi yang terbuat dari kayu. Foto timbang adalah peralatan gelas yang digunakan untuk menimbang zat kimia padat yang bersifat igroskopik atau cairan yang mudah menguap. Jadi tadi adalah penjelasan mengenai beberapa alat gelas non pengukuran. Berikutnya kita akan mempelajari tentang alat gelas pengukuran. Terima kasih. Alat gelas pengukuran yang pertama adalah labu takar. Labu takar adalah peralatan gelas yang digunakan untuk mengancarkan larutan yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti. Labu takar ini sangat cocok digunakan untuk membuat larutan dengan tingkat kecil. telitian yang tinggi, yaitu untuk keperluan yang bersifat analitik. Laput akar terdiri dari beberapa ukuran, yaitu mulai dari 25 mm, 50 mm, 100 mm, 250 mm, sampai dengan 2000 mm. Labu takar memiliki desain yang unik, yaitu memiliki bentuk seperti buah pir, memiliki bagian bawah datar yang bulat dengan leher yang panjang. Pada lehernya juga terdapat tanda batas yang menunjukkan volume labu takar tersebut. Siapkan sampel yang sudah dilarutkan ke dalam gelas kimia. Kemudian susun corong di atas labu takar dengan bantuan kertas pengganjal agar ada rongga udara. Pindahkan sampel ke dalam labu takar dengan bantuan corong. Pastikan seluruh sampel masuk ke dalam labu takar. Bilas gelas kimia dengan akuades sebanyak 2 kali dan masukkan kembali air bilasannya ke dalam lampu takar. Alirkan akuades dalam botol semprot untuk membilas kaca arlogi, patang pengaduk, dan corong dari sisa-sisa sampel yang masih tertinggal sedikit demi sedikit. Setelah dipastikan tidak ada sampel yang tersisa, hendut corong dari labu takar dan bilas bagian ujung corong di atas labu takar. Kemudian, tambahkan akuade sedikit demi sedikit melalui dinding labu takar hingga kurang lebih 1 cm di bawah tanda baca. Keringkan dinding labu takar dengan kertas sisap yang sebelumnya digulung ke batang pengaduk untuk memudahkan dalam memasukkan ke lahar labu. Nah, di sini jangan sampai kertas sisapnya mengenai labutan yang ada di dalam labu takar. Setelah itu, tambahkan secara hati-hati aquades jangan menggunakan pipet tetes hingga meniskus di pembawah larutan tepat pada tanda terah yang ada pada labu takar. Saat meneteskan aquades, jangan sampai mengenai dinding labu takar yang sudah dikeringkan dengan kertas sisar. Dan pesi mata harus sejajar dengan tanda terah yang ada pada labu takar. Kemudian tutup labut akar dan homogenikan dengan cara membalik-balikan labut akar. Sebelum melakukan pencucian, pastikan larutan yang masih ada di dalam labu takar masih digunakan atau tidak. Jika masih digunakan, maka pindahkan larutan tersebut ke botol regen dan jangan lupa berikan label identitas larutan. Apabila tidak, maka buanglah sisa larutan tersebut ke limbah sesuai dengan klasifikasi jenis limbahnya. Bilas labu takar dengan sedikit air kran, kemudian buang hasil bilasannya ke penampung limbah. Penggelasan ini dilakukan sebanyak 2 kali. Tuangkan garutan dari... Berjen ke dalam labu takar, kemudian gosoklah seluruh dinding labu takar dengan sikat yang sesuai. Alirkan air kran pada seluruh dinding labu takar yang telah disikat hingga bersih. Gelas ukur adalah peralatan gelas yang digunakan untuk mengukur volume larutan dengan ketelitian yang sedang. Namun demikian, gelas ukur ini lebih presisi mengambil larutan dibanding gelas kimia, karena gelas kimia bukan alat untuk pengukuran. Gelas ukur yang sering digunakan dalam pratikum kimia adalah gelas ukur berukuran 10mm, 50mm, dan 100mm. Seperti yang bisa kalian lihat, bagian atas ini dilengkapi dengan ujung bibir tuang, sehingga memudahkan ketika menulang larutan ke wadah yang lain. Teknik penggunaan gelas ukur yaitu pertama-tama pastikan posisi skala pada gelas ukur menghadap keperhatikan. Langkah kedua yaitu masukkan larutan yang akan diukur dengan bantuan corak kaca. Selanjutnya, untuk mengukur volumenya, kita tidak boleh mengangkat atau memindahkan posisi gelas ukurnya. Melainkan, kita harus menyetarakan atau mensejajarkan pandangan mata kita dengan posisi ketinggian larutan tersebut. Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa volume larutan sebesar 15 mm. Alat belas selanjutnya ada pipet volumetri. Pipet volumetri mempunyai nama lain yaitu pipet gondok karena pada bagian tengah pipet ini terdapat gondokan atau menggelembung. Pipet volumetri ditandai dengan bentuknya yang ramping pada penunjuk volume dan hanya mempunyai satu ukuran volumen. Beberapa ukuran pipet volumetri yaitu 1mm, 5mm, 10mm, 25mm, dan 50mm. Pivot volumetri yang saya pegang saat ini adalah pivot volumetri dengan kapasitas 5mm. Alat ini merupakan alat pengukuran yang memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Apabila di sini tertera 5mm, maka volumenya yang didapat. Dari alat ukur ini, tepat 5 mili. Artinya, tingkat ketelitan pipet ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan gelas ukur. Pada bagian atas, terdapat tanda batas untuk menentukan larutan sesuai dengan kapasitas pipet. Baiklah, disini saya akan menerangkan teknik pemipatan. Kita tidak bisa menggunakan pipet ini secara langsung, namun kita perlu bantuan alat lain yaitu bulb filler. Sebelum kita memipet, saya akan menjelaskan terlebih dahulu bagian-bagian dari... pada book filler terdapat 3 bagian yaitu bagian A, bagian S, dan bagian E bagian A atau S-parade untuk mengatur keluar dan masuknya udara bagian S atau suction untuk menarik cairan dan bagian E atau exhaust untuk mengeluarkan cairan. Cara mengeluarkan udara dalam filler yaitu dengan cara menekan tombol A seperti menggenggam. Cara menggunakan pipet volumetri yaitu pertama-tama kita pasangkan terlebih dahulu burfiller pada bagian ujung pipet volumetri. Kemudian keluarkan udara yang ada dalam bobnya dengan cara menekan tombol A seperti menggenggam. Posisi bulk yang pemimpin seperti ini artinya pipet siap digunakan. Teknik menggunakan pipet volumetri sebagai berikut. Misalnya, kita akan memindahkan lautan yang ada di gelas kimia ke dalam alam mayat. Pertama-tama kita pastikan kembali kalau pipet sudah terhubung dengan pupilar. Kemudian, masukkan bagian ujung pipet ke dalam gelas kimia hingga pipet menyentuh bagian dasar gelas kimia. Tujuannya yaitu untuk mencegah udara masuk ke dalam pipet. Sebelum memipet, kita lakukan pemilasan terlebih dahulu ya. Tujuannya yaitu untuk memastikan agar larutan yang kita pindahkan itu tidak terkontaminasi dengan kotoran lain yang mungkin masih tersisa di dalam pipet volume. Caranya yaitu kita tekan bagian S pada B, hingga larutan masuk ke dalam pipet volume. Setelah pipet terisi kurang lebih seperti 3 bagian dari gondok pipet, kita ambil pipet tersebut lalu kita miringkan. Kemudian, putar-putar pipet hingga seluruh bagian dalam pipet terisi oleh larutan. Keluarkan larutan dengan menekan bagian E pada bot. Keluarkan larutan tersebut ke dalam wadah penampung limbah sementara. Sisa larutan yang ada di ujung pipet tidak perlu dipaksa keluar ya. Setelah selesai pembilasan, kita masukkan kembali pipet ke dalam gelas kimia. Melakukan hal yang sama seperti tadi saat mengambil larutan, yaitu dengan cara memasukkan ujung pipet ke bagian dasar gelas kimia. Cara mengambil larutan yaitu Tangan kiri memegang gelas kimia, kemudian tangan kanannya memegang pipet. Posisi pipet saat mengambil larutan dalam keadaan tegak lurus dan posisi gelas kimia miring sekitar 45 derajat. Ambil larutan. hingga melebihi tanda baca sedikit. Keluarkan pipet dari larutan, kemudian lap bagian ujung leher pipet dengan tisu kering hingga bagian luar pipet tidak ada sisa larutan yang menetap. Tepatkan larutan sesuai dengan batas pipet atau skala pipet volume, dengan membuang sedikit larutan hingga cekungan bawah larutan tepat di garis tanda batas atau skala pipet. Saat mengeluarkan larutan, posisi mata harus sejajar dengan batas cekungan dan pastikan tidak ada gelembung. Pindahkan segera larutan ke dalam wadah lain dengan cara yang sama, yaitu posisi pipet tegak lurus dan posisi wadah lain 45 derajat Pastikan semua larutan sudah berpindah dan jika ada sisa yang berada dalam pipet, tidak perlu dipaksa keluar Pipet ukur terbuat dari gelas dan terdapat beberapa skala pengukuran Pipet ukur yang terdapat di pasaran terdiri dari berbagai ukuran Beberapa ukuran ukurannya yaitu 1mm, 2mm, 5mm, 10mm, 25mm, hingga 50mm. Piper ukur digunakan untuk mengambil larutan dengan jumlah tertentu sebelum dipindahkan ke wadah lain dengan presisi yang tinggi. Baiklah, sekarang saya akan menunjukkan bagaimana teknik menggunakan piper ukur. Pertama-tama, kita pasang bufiler pada piper ukur seperti ini ya. Jadi, kita akan memindahkan larutan di gelas kimia ini ke dalam tabung gasi. Lakukan cara yang sama seperti saat menggunakan pipet volume Kita ambil larutan yang ada di gelas kimia dengan cara memasukkan pipet ke bagian dasar gelas kimia Jadi ketika mengambil larutan itu, pipet jangan terlalu ke atas karena bisa menimbulkan gelombung di dalam pipet Kalau sudah ada gelombung, maka kita tidak bisa melanjutkan pemipetan Maka keluarkan dulu saja larutannya lalu kita ambil lagi Setelah pipet dibilas, kita bisa ambil kembali larutan tersebut. Ambil atau sedak larutan hingga lebih dari batas skala 0 ya. Sebelum menempatkan ke posisi skala minuskos 0, keringkan terlebih dahulu ujung pipet. menggunakan kertas nisab atau tisu. Kenapa harus dikeringkan terlebih dahulu? Tujuannya yaitu agar volume yang kita inginkan itu pas dan tidak ada tambahan volume lain. Untuk menempatkan larutan sesuai dengan batas skalanya, tepat di skala 0, yaitu dengan cara posisi mata harus sejajar dengan batas skala minuskus 0-nya. Setelah pas di skala 0, maka segera pindahkan larutan tersebut ke tabung reaksi. Nah, ososip. posisi tabung reaksinya yaitu harus dan pipet ukurnya harus tidak lurus karena kita menggunakan pipet ukur 10 mili sedangkan misalnya kita dimintai untuk memindahkan larutan sebanyak 6 mili maka kita bisa keluarkan larutan tersebut tepat di skala 6 ingat posisi menampatkan di skala 6 harus sejajar dengan mata ya jadi seperti itu ya cara penggunaan pipet ukurnya masukkan air dalam gelas kimia kemudian pipet dengan bantuan bulat sampai penuh. Kemudian, turunkan air melalui ujung pipet. Perhatikan sisa air yang masih tertinggal. Jika terdapat tetesan air yang menempel atau jika terdapat perbedaan ketebalan lapisan air, berarti pipet volumetrik masih dalam keadaan kotor. Maka, cuci kembali peralatan tersebut dengan larutan deterjen. Tuangkan larutan deterjen ke dalam gelas kimia. Pipet larutan deterjen kira-kira sampai setengah volume pipet. Kita putar pipet sampai semua bagian dalam pipet terisi larutan deterjen. Lakukan minimal sebanyak 2 kali. Alirkan air klan dari bagian atas pipet dengan bantuan labu semprot sampai tidak tersisa lagi larutan deterjen di dalam pipet tersebut, atau dengan mengalirkan air klan langsung ke dalam pipet tersebut. Alat selanjutnya adalah buret. Nah, alat ini digunakan untuk mengukur volume larutan dengan ketelitian yang tinggi, khususnya pada saat proses titrasi. Buret ini biasanya dipasang dengan bantuan klem dan statif. Buret ini terdapat beberapa jenis alat yang berbeda. bagian yaitu batang buret dan kran buret yang berfungsi untuk mengeluarkan atau menghentikan larutan yang keluar dari buret ada beberapa jenis buret antara lain yaitu buret standar dan buret mikro serta buret makro hai hai Sebelum digunakan, buret kita rangkai terlebih dahulu. Cara memasang kran pertama-tama kita oleskan kran dengan vaselin. Tujuannya agar saat digunakan, kran ini dapat berputar secara lancar. Mengoleskan vaselin juga jangan terlalu banyak, cukup sedikit saja. Yang penting merata. Kemudian, kran dimasukkan di bagian bawah buret. Nah, yang terpenting saat pemasangan buret adalah bagian dari karet-karetnya ini. Jika salah pemasangannya, maka buret akan bocor dan tidak bisa digunakan. Pertama, kita pasangkan terlebih dahulu bagian ujungnya menghadap ke depan. Setelah ujungnya terpasang, selanjutnya karennya di bagian tengah dan terakhir menutupnya. Maka, bulat siap untuk digunakan. Posisi keran ada dua macam, yaitu vertikal dan horizontal. Posisi vertikal menandakan bahwa keran dalam keadaan terbuka, sedangkan horizontal menandakan bahwa keran dalam keadaan tertutup. Teknik menggunakan bulat ketika titrasi yaitu kita perlu bantuan klan dan statif. Kemudian, buret yang sudah disiapkan tadi kita pasang di klem dengan posisi skala menghadap ke arah perhatikan. Setelah buret terjepit dengan baik, isi buret dengan larutan yang akan digunakan untuk titrasi. Cara mengisi buret, kita bisa menggunakan bantuan corong. Jangan lupa menggunakan kertas mengganjal agar ada rongga udara yang memudahkan larutan masuk ke dalam buret. Sebelum larutan dimasukkan, pastikan perang buret dalam keadaan tertutup, yaitu dengan posisi horizontal. Nah, pertama-tama kita bilas terlebih dahulu buret menggunakan larutan yang akan diisikan ke buret. Isi buret dengan larutan kurang lebih 10 ml. Lepas buret dari statif, kemudian bilas buret dengan cara memutar-mutar buret hingga seluruh permukaan bagian dalam buret dibahayai oleh larutan. Kemudian, buang larutan dengan cara mengalirkannya dari kran buret. Pasang kembali buret di statif Kemudian, isi buret dengan larutan kembali. Sebelum mengisi sampai skala 0, perhatikan ujung buret atau bagian bawah kran. Pastikan ujung buret terisi oleh larutan. Hindari adanya gelembung pada ujung buret. Isi kembali buret hingga melebihi tanda batas skala 0 dengan bantuan corong. Sebelum menempatkan pada skala 0, keringkan leher buret dengan menggunakan bekta sisap. Atur cairan hingga bagian bawah minuscus jekung berada sejajar dengan skala 0. Saat menempatkan, posisi mata harus sejajar dengan tanda batas. Setelah larutan terisi ke dalam buret, maka saya akan mensimulasikan cara menggunakan buret ini, yaitu dengan bantuan ala meyer. Siapkan labu elemeyer yang sudah bersih larutan yang akan ditentukan konsentrasinya dan beberapa titas indikator. Simpan elemeyer di bawah buret dengan posisi skala menghadap ke kita. Tidak lupa untuk menyimpan kertas putih di bawah elemeyer agar perubahan warna dapat terlihat dengan jelas. Isi buret dengan air peran sampai melewati skala atau titik 0. Gunakan bantuan corong, kemudian alirkan air tersebut melalui cerat buret. Perhatikan sisa air yang masih tertinggal. Jika terdapat tetesan air yang menempel atau jika terdapat perbedaan ketebalan lapisan air, berarti buret dalam keadaan kotor. Cuci kembali peralatan tersebut dengan larutan nitrogen yang digur sedikit dengan HNO3. Tukang larutan deterjen lancar ke dalam buret kira-kira 1.4 volume buret. Rosoklah seluruh dinding buret dengan sikat buret yang bertangkai panjang. Tuangkan atau buang larutan deterjen yang sudah digunakan ke wasapel sambil airkan terus dinyalakan. Isi glass kimia dengan air keras, kemudian tuangkan air tersebut ke dalam buret kosong. Lakukan berlang-ulang sampai buret bersih. Buret yang bersih akan tampak transparan dan tidak buram. Buret masih belum bersih sempurna, cuci kembali dengan larutan enawoha dalam alkohol. Dengan cara, tuangkan larutan pencuci ke dalam buret, kira-kira setengah volume buret. Pasang buret pada statif dengan bantuan. klem. Letakkan gelas kimia di bawah buret, kemudian buka cerat buret sampai mengisi ujung buret. Setelah bagian ujung cerat terisi, tutup cerat buret dan isi kembali buret dengan larutan NLH dalam alkohol sampai terisi penuh. Biarkan 10 menit, kemudian buka cerat dari buret Larutan NaOH dalam alkohol akan terkumpul pada gelas kinya Larutan NaOH dalam alkohol ini jangan langsung dibuang, karena masih bisa digunakan untuk mencuci buret yang lainnya Isi kembali buret dengan airkan sampai penuh, kemudian buang kembali air tersebut Perhatikan kembali sisa air yang masih tertinggal Jika masih terbentuk air mengumpul dalam bentuk tetesan, maka peralatan tersebut masih kotor atau mengandung lemak. Nah, maka pencucian dengan aritkan dilakukan minimal 2 kali. Untuk melarutkan lemak tersebut, isi kembali dengan aritkan sampai penuh. Buang kembali air tersebut. Jika masih terdapat kotoran, lakukan cara kerja di atas tetapi gunakan larutan pembersih yang mempunyai daya pembersih lebih kuat, seperti natrium dikromat atau asam sulfat. Corong pisah adalah peralatan gelas yang digunakan untuk ekstraksi cair-cair, yaitu memisahkan dua atau lebih cairan yang berbeda fase. Corong pisah berpujut kerucut yang ditutupi setengah bola, mempunyai penyumbat di atasnya dan klan di bagian bawahnya. Corong pisah yang dipakai dalam laboratorium terbuat dari kaca ataupun teflon. Ukuran corong pisah bervariasi yaitu mulai dari 50mm sampai dengan 3 liter. Lipat kertas saring sesuai dengan gambar. Ukuran kertas saring tidak boleh melebihi ukuran corong. Masukkan kertas saring yang sudah dilipat ke dalam corong. Sepatula adalah peralatan kimia terbuat dari besi atau gelas dengan berbagai bentuk dan ukuran. Sepatula digunakan untuk mengambil bahan kimia padat. Batang pengaduk narkotik digunakan untuk mengaduk larutan secara cepat dan kontinu. Batang ini hanya dapat bekerja jika diletakkan di atas pelat pengaduk magnet atau magnetic stirrer. Cawan krus adalah peralatan kimia yang terbuat dari porcelain. Cawan krus mempunyai berbagai ukuran dan biasanya digunakan untuk memanasan zat kimia pada temperatur yang tinggi. Cawan penguapan adalah peralatan kimia yang terbuat dari porcelain dan digunakan untuk memuapkan larutan. Cawan penguapan ini tersedia dalam berbagai ukuran. Penjepit kimia ada dua macam, yaitu penjepit besi dan penjepit krim. penjepit kayu penjepit besi digunakan untuk memegang cawan krus dan beberapa alat lainnya seperti glistinya dalam keadaan panas sedangkan penjepit kayu biasanya digunakan untuk menjepit tabung reaksi selama melakukan pemanasan di laboratorium nanometer digunakan untuk mengukur suhu atau perubahan suhu seperti mengukur titik gigih atau titik beku dalam sebuah penelitian hai hai Termometer laboratorium mempunyai skala suku yang luas, yaitu berkisar antara minus 10 derajat Celcius hingga 110 derajat Celcius, dibandingkan dengan termometer klinis yang hanya mempunyai skala dari 35 derajat Celcius hingga 42 derajat Celcius. Termometer ada dua jenis, yaitu termometer aksa dan termometer alkohol.