Bapak, orang tua idaman generasi alfa, tinjauan neuropsikologi. Jadi kalau kita soal-soal generasi-generasi itu kan ada pengelompokan generasi ya. Itu rupanya ditentukan berdasarkan rentang tahun kelahiran. Dan hal ini dilakukan untuk lebih memahami bagaimana pengalaman seseorang dipengaruhi oleh perubahan teknologi.
Sehingga membentuk cara melihat dan berinteraksi dengan dunia itu berbeda. Inilah kenapa. ahli demografi membuat pengelompokan generasi-generasi.
Dan sekarang di dunia ini, walaupun kita istilahnya eranya digital, tapi generasi seperti saya, generasi X masih ada, di atas saya generasi baby boomer masih ada. Jadi kalau baby boomer ini yang lahirnya, rangenya antara tahun 1946 sampai 1964, ini masih ada, suami saya masuk juga kategori ini. Bahkan di atas baby boomer juga masih ada ya, walaupun tidak banyak lagi. Nah, inilah generasi saya, saya lahir 68, nah gen X ini dari 65 sampai 79. Kemudian berikut-berikutnya ada namanya generasi Ya, nah inilah tonggak milenial yang 80-an sampai 95. Ada Z atau gen Z yang 96-an 2010. Nah, ini yang kita mau bicarakan generasi alfa yang lahirnya 2011. Sampai yang lahir sekarang, bahkan sampai yang tahun 2025. Selebihnya generasi apa? Sudah disiapkan oleh ahli demografi, tenang aja.
Biasanya baby boomer punya anak di generasi ke-Ya. Saya juga punya anak, anak pertama saya di Ya, dan hari ini milad di 29 tahun, jadi saya seminar di antara miladnya. Generasi X banyak punya anak di Gen Z, dan yang Ya sekarang punya anak di Allah. Nah sekarang orang tua-orang tua yang muda ini, katakanlah yang Ya, inilah sekarang yang sedang menyokolahkan anaknya di TK, bahkan di ST. Sampai kurang lebih umur-umur, ST kelas 6 lah ini ya.
Tapi yang SMP kan sudah Gen Z. Jadi kita sepakat dulu. Bu Ririn Generasi apa yang mana Bu Ririn? Yaang generasinya, lahir tahun berapa Bu Ririn?
Sayanya masih muda banget saya lihat nih Bu Ririn Yaa generasi, pengennya generasi gen apa Bunda? Cuman terlahir ke gen Z Gen Z, 97 Posisinya Bu Ririn, saya nih terhadap Bu Ririn kayak ibunya nih Z nih anak saya ada 4 di gen Z ya Masyaya Allah Alhamdulillah. Bapak, sekarang kita lanjutkan ya. Jadi kan teknologi ini kan menyebabkan terjadinya perubahan besar dunia ya, karena sangat-sangat cepat.
Jadi perkembangan zaman ini kita perlu tahu sedikitlah sejarahnya, bahwa dengan adanya perkembangan zaman ini, sebetulnya membuat itu tadi, cara berpikir. Atau sebetulnya justru karena otak manusia, yang Allah ciptakan setiap zaman itu ada perbedaannya, maka menciptakan teknologi. Nah itu kan sebetulnya saling keterkaitan. Jadi saya kalau ada orang menghina-menghina teknologi, saya malah agaknya agak-agak risih tuh.
Kenapa menghina teknologi? Karena teknologi itu ciptaannya manusia, dan manusia itu ciptaan Allah. Jadi hati-hati ya, kita pantang menghina teknologi. Tapi jadikanlah teknologi ini adalah karya dari otak. kita nih manusia terutama di generasi generasi muda dan jadikan aja itu sesuatu media untuk kehidupan kita jauh lebih baik lagi lebih baik lagi, sepakat dulu itu oke, sekarang tubuh manusia jadi kalau saya dari sisi kami, dari medis ya ini ternyata memang dipengaruhi oleh lingkungan saat dia di dalam rahim, saat dia lahir masa kanak-kanak, masa remaja serta dewasa ya Saya lahir mungkin bukan teknologi digital yang sesampai sekarang ini, tapi karena saya masih hidup di era digital, maka saya perlu juga belajar sedikit-sedikit tentang teknologi digital.
Walaupun tentu tidak semahir yang memang lahirnya di era sekarang. Tubuh ini dikoordinir oleh organ yang sering kita sebut otak atau brain. Ini gambaran dari human brain.
Allah ciptakan otak itu, ada otak besar, ada otak kecil, kemudian ada batak otak. Otak itu terbagi dua nanti. Kita akan banyak bicara tentang otak kiri, otak kanan ya. Di dalamnya ada sel otak seperti ini.
Dan jumlahnya banyak sekali, 100 miliar. Para ahli mengatakan satu neuron bekerja seperti komputer yang tercanggih di zamannya. Kita berarti punya 100 miliar komputer.
Itulah yang tadi saya bilang bahwa teknologi itu kan karya dari otak manusia. Dan otak ciptaan Allah. Rupanya Allah Ta'ala menciptakan sel-sel otak itu.
yaitu setiap era memang sama jumlahnya 100 miliar, tapi kecanggihannya berbeda. Saya saja seorang Aisyah Dahlan yang lahir tahun 1968, saya ini generasinya X, kemudian tadi ini mohon izin Bu Ririn sebagai contoh, karena beliau moderator, Bu Ririn generasi Z, sama-sama punya otak 100 miliar, punya neuron ini 100 miliar. Cuman lebih canggih otaknya Bu Ririn dibanding saya. Lebih canggih. Canggihnya apa?
Penyimpanan data, penyerapan data, mengakses data lebih cepat, itu lebih canggih Bu Ririn dibanding saya. Kalau saya lebih tangguh, iya. Karena orang generasi yang lebih dulu itu, dia bukan canggih, tapi tangguh. Kalau istilah populernya, bandel.
Maka alat-alat elektronik, alat-alat... apapun, bahkan mobil zaman dulu itu lebih bandel, lebih tangguh dibanding yang produk-produk sekarang, tapi lebih canggih yang sekarang, ya, oke jadi sepakat dulu, inilah mengapa Saya Alfa bin Ibu Talib radiyallahu anhu mengatakan didiklah anakmu sesuai zamannya, karena memang Allah Ta'ala menciptakan otak manusia itu lebih canggih, untuk itu kalau mau jadi orang tua idaman, yang perlu kita perhatikan adalah stop untuk me-label buruk kepada generasi ini. Hindari atau stoplah untuk mengatakan bahwa mereka generasi mecin, generasi rebahan, generasi followers, generasi apa macam-macam itu, strawberry, generasi galau, galauers, itu stop deh, tolong.
Kalau mau jadi orang tua idaman. Simple kok. Karena mereka juga bilang, aku kan nggak tahu kalau mau jadi gen Z, aku juga nggak tahu kalau mau dilahirin tahun menjadi generasi alfa, mana aku tahu aku lahir. Dan itu betul banget apa kata Anak. Mari kita label mereka sebagai generasi Qur'ani, generasi Rabbani, generasi sophisticated, generasi canggih.
Sehingga apa yang kita ucapkan itu menjadi doa. Saya sih gampang aja kalau ditanya, Bu Aisyah jadi orang tua idaman apa? Stop melebel-lebel yang buruk-buruk.
Udah, itu anak seneng nih sama kita ya. Termasuk bapak ibu, ayah bunda. Karena kalau kita udah bilang orang tua itu ayah bunda, bapak ibu guru, kakek nenek, dan sebagainya.
Kalau semua orang tidak bisa kita suruh stop, yang penting ayah bunda. Ayahnya masih belum bisa stop melebel, yang penting bundanya. Karena dari semua orang tua, paling inti adalah bunda. Bapak, cara kerja neuron tadi, komputer tadi, adalah terjadi sambungan-sambungan kabel.
Maka ada istilahnya koneksi neuron di sinaps. Sinaps itu ini. Dan sambungannya itu ternyata tidak menyentuh secara fisik. Jadi tidak nempel secara fisiknya. Dia ada celah, di mana celah itu akan keluar zat kimia ini, namanya neurotransmitter.
Zat kimia ini yang beda-beda nanti, karena zat kimia ini keluarnya tergantung nutrisi, tergantung kondisi dan emosi, namanya 3C. Nutrisi, kondisi, emosi. Atau supaya gampang 2C saja, nutrisi dan emosi. Karena jenis neurotransmitter banyak sekali di otak.
Allah menciptakan jenis neurotransmitter lebih dari 100 jenis. Dan tergantung juga nutrisi. Nah disinilah mengapa ayah bunda, terutama ayah yang menjemput rejeki, harus menjemput rejeki yang halal.
Dan bunda memberikan rejeki itu makanan minuman yang toib kepada anandanya. Karena ini pengaruh sekali. Anak diajarin, dinasihati dengan kondisi dan emosi yang positif, maka jenis neurotransmitternya yang positif keluarnya.
Tapi kalau anak-anak dikasih ajaran, dinasihati dengan kondisi dan emosi yang negatif, maka yang keluar jenisnya... negatif saya sih sudah biasa sebagai ibu sudah belajar supaya yang positif-positif tapi bapaknya nih gitu kan ya bagaimana bu, bersyukur aja dulu ibunya yang sudah duluan karena memang gak semua ayah mau belajar maka kalau ada hari ini ada ayah mau belajar ikut parenting itu waduh keren banget Saya doakan ayah-ayah ini luar biasa, dilancarkan rezekinya, mudah rezekinya, dan kemudian menjadi ayah idaman di dunia, dan juga menjadi penghuni surga bersama anak dan istrinya, dan turunannya. Saya doakan insya Allah, karena jarang-jarang ayah mau seminar. Nah, keluarnya neurotransmitter ini cepat sekali, bahkan dia terjadi peristiwa fisika, dalam bentuk listrik, maka di otak itu ada listriknya.
loncak-loncak. Kalau ada orang bilang hati-hati otaknya nanti koslet, betul itu. Karena memang ada listrik di otak.
Hati-hati nanti neuron-neuronnya terbakar, betul itu. Karena memang bisa terbakar. Pada saat kita menghardik anak, memplototi dia, mencubit, atau memberikan walaupun kita menganggapnya senang sehatin, tapi keras dan kasar maka ini terjadi loncatan listrik dan haus listrik itu.
Kalau ditanya, bisa nggak listrik ini atau neuron ini sambungan ini baik kembali? Nggak bisa. Nggak bisa bunda, nggak bisa.
Hanya bisa nanti dibetulkan lewat kabel yang baru. Hanya bisa itu. Jadi tolong jangan ada lagi yang tanya ya, bisa nggak ya kabel listrik yang koslet dikembalikan jadi baik? Nggak bisa. Saya udah bilang dari awal nggak bisa.
Tapi nanti ada kabel-kabel lain. Kenapa? Karena begitu banyaknya kabel-kabel di otak kita. Satu neuron itu ada 20 ribu kabel.
Bayangkan 100 miliar itu kayak apa tuh? Bapak ya. Para ahli mengatakan, kalaupun umur kita sampai 100 tahun, itu belum semua otak tersambung. Masyaya Allah. Memangnya kalau tersambung-sambung jadi apa sih Bu Aisyah?
Terbentuk memori. Terbentuk ingatan. Katakan kalau misalnya kita sedang menyambungkannya nasihat, maka memorinya, Kalau kita menyambungkannya misalnya tentang sharing berbagi ilmu misalnya kayak sekarang, itu berarti di otak kita semua ini yang mendengarkan saat ini pas saya yang giliran bicara, itu tersambung memori, knowledge.
Kalau kita menghadapi sebuah peristiwa, kita lihat lewat mata, telinga, dan kita rasakan lewat badan, itu tersambung memori peristiwa. Sambungan ini, enggak cuma sekali sambungan, dia bisa berulang. Sehingga sambungan ini bisa menebal nanti.
Nah, penebalan sambungan ini biasanya diproses dari proses yang namanya pengulangan. Jadi apa yang dilihat, didengar, dirasakan oleh indera-indera ini akan terjadi sambungan di otak, membentuk apa tadi? Memori, ingatan. Kan bisa berulang.
Dan kalau diulang-ulang jadi tebal kabelnya. Apa yang terjadi kalau kabelnya ini menjadi tebal? Daya ingat kita kuat. Sehingga apa yang nanti menjadi pegangan itu kuat nanti di otak kita.
Itulah dalam proses belajar mesti ada pengulangan atau repetisi. Atau istilah kita apalagi kalau kita menghafiz Quran, menghafal Quran. Kita murah ja'ah.
Ini yang terjadi. Saya sering banget seminar, saya sengaja suka ulang-ulang, itu bukan buat siapa yang dengerin kok, itu buat saya kok. Salah satunya ya, nomor satu, orang kalau mau sharing atau mau berdakwah, itu nomor satu yang diingetin dirinya sebetulnya.
Dan manfaatnya adalah karena kita ulang-ulang ngomongnya, maka di otak saya terjadi pengulangan dan insya Allah itu menjadi ingatan kuat di otak saya. Sehingga teman-teman, Bapak Ibu juga mendengarkan seminar ini berulang, entah dari siapa-siapa, tapi intinya sama, itu supaya otaknya tersambung lebih tebal. Termasuk nasihat. Nasihat pada anak, selain dari Bapak Ibu, itu bisa juga nasihatnya oleh Bapak Ibu guru, atau orang tua lainnya, walaupun mungkin nasihatnya sama. Maka nanti akan terjadi penebalan ini.
Sehingga orang tua nggak usah lagi marah. Kalau bapak ibu guru aja yang ngasih tau, kamu mau denger. Bunda aja yang ngasih tau, kamu gak mau denger.
Gak perlu lagi begitu. Karena sebetulnya waktu ayah bunda atau bunda yang memberikan nasihat, itu sudah tersambung untuk dasarnya. Nanti diperkuat oleh orang tua lain.
Jadi gak perlu iri, saya senang banget kalau ada bapak ibu guru yang ngajarin anak saya, atau tante-tantenya, omnya, pamaknya, kakenya, walaupun sama. Katakanlah misalnya buang sampah pada tempatnya itu sama, tapi nanti caranya berbeda, ini nanti makin tebal, atau bahkan makin banyak variasi kabel-kabel di sekelilingnya. Dari otak ke badan ada namanya sistem syaraf, ini ada kabel-kabel syaraf yang jalan di tulang belakang. nanti dari tulang belakang jalan ke seluruh tubuh, kayak gini ya, ini kita cuma lihat separoh, dan yang kita lihat ini kabel utama saja, karena kabel-kabel kecilnya itu lebih banyak lagi ya Allah. Nanti bicara soal otak dengan kabel ini, sebetulnya nggak bisa waktu yang sangat pendek ini, karena ini bersemester-semester belajarnya.
Cuma izinkan saya agar mudah difahami, saya sering menganalogikan kerja sistem syaraf kayak kabel listrik. Karena tadi ada otak, ada listrik di otak, maka nanti ada listrik juga yang jalan di badan kita lewat sistem saraf. Dan listrik ini membawa pesan. Pesan dari mana? Pesan yang diucapkan, pesan yang dilihat, pesan yang didengar, pesan yang dihidup, pesan yang dikecap, pesan yang diterima oleh seluruh permukaan tubuh, pesan yang digerakkan oleh tangan, pesan digerakkan oleh kaki, dan tentunya pesan isi otak.
Itulah mengapa dalam proses pendidikan ini, atau sharing-sharing kalau parenting, saya kenapa senang berbasis neuro parenting, karena kita walaupun bukan orang kesehatan, harus tahu kerja tubuh kita, sehingga nanti memudahkan, oh kalau saya ajarin masuknya di otak, otak bagian mana? Oh otak bagian depan, tapi ingat bahwa anak-anak ada watak bawaan, ada bakat bawaan, itu dimana? Oh posisinya di otak parital sekitar sini. Dan harus tahu bahwa otak ada emosinya.
Emosi itu di mana? Oh di dalam. Sehingga nanti semua perpaduan interaksi isi otak itu yang nanti jalan ke sistem saraf membentuk perilaku, membentuk tingkah laku. Kalau isinya bagus makanya nanti membentuk ahlak yang karim, yang bagus. Oke, sekarang.
Menjadi orang tua idaman setelah tadi beberapa tips awal adalah stop untuk me-label, stop untuk me-label buruk, label yang baik-baik. Berikutnya tentu di dalam rahim seorang ibu sudah terbentuk pembinaan atau pembimbingan. Karena apa?
Karena apa yang dimakan, diminum, diucapkan, dilihat, didengar, dan dilakukan ibu, pesannya masuk ke jani. Kalau apa yang dimakan dan minum, kita sudah tahu selama ini. Lewat mana?
Placenta. Ini lewat tali pusat, masuk ke pusernya bayi atau umbilikus. Di sini juga si ayah yang mencari nafkah, ini dia makanannya halal. Ibu yang mencarikan dirinya, lagi hamil, yang toyit. Jangan juga lagi hamil, makan nanas muda, makan durian, satu truk.
Mungkin halal, tapi gak koyip itu. Janinnya mahbub, belum apa-apa ya. Dan ternyata apa yang diucapkan, dilihat, didengar, dan dilakukan ibu, itu masuk di otak anak ini. Lewat mana? Lewat sistem syaraf.
Memang saya sengaja ambil gambar yang tidak penuh dengan syaraf. Kalau ambil itu nanti gak kelihatan janinnya ya. Tapi inilah, bayangkan apa yang diucapkan. dilakukan oleh ibu itu masuk itu sering kita, mana nih para ibu pernah gak denger, kalau lagi hamil dinasihati oleh orang tua atau teman eh lo jangan ngomong yang buruk-buruk malunglah ibu-ibu muda apalagi orang Betawi ngomongnya lo gue atau misalnya mertua kita nak misalnya anaknya hamil atau mantunya hamil, terus mencela orang, mencela tetangga terus diingatkan, eh nak gak boleh mencela karena memang betul Apa yang diucapkan, dilihat, didengar oleh si ibu itu jalan dan nanti kerekam ke otak Anda. Padahal otak ini sudah terbentuk usia janin 4 minggu.
Bayangkan. Kalau jantung lebih duluan daripada otak. Untuk itu kita keluarga muslim dimintanya waktu hamil, coba setiap hari baca Quran. atau minimal setiap hari mendengarkan informasi kebaikan-kebaikan agar otak anak ini sudah terjadi koneksi, sambungan.
Dalam rahim 10 bulan itu lama loh Bu. Ada mungkin yang 9 bulan, 2 pekan, lebih 2 pekan. Paling lama 10 bulan memang. Itu lama.
Lumayan 10 bulan itu terjadi sambungan-sambungan paling tidak sepersekian di dalam otak si anak. Bukan hanya ibu, bapak juga. Bapak ngomong dekat ibu, ya ditertangkap oleh telinga ibu itu masuk ke sini. Ini lah mengapa.
Tolong bapak-bapak pada saat ibunya hamil, istrinya hamil, lakukan yang terbaik untuk istri. Agar istri tidak terlalu sedih, tidak terlalu marah, tidak terlalu baper. Kenapa? Karena kadang hormon wanita hamil terjadi satu lonjakan yang luar biasa.
Ini yang menjadi perempuan itu tidak enak perasaannya, moodnya tidak stabil. Karena Allah sedang setting terakhirnya untuk dijadikan tempat Allah pinjam untuk menghadirkan manusia baru. Bayangkan. Ini luar biasanya perempuan Allah ciptakan. Saat ibu hamil menggunakan gadget gawe, bolehnya Bu Aisyah.
Kan sekarang teknologi digital. Yaa boleh aja. Karena dia media saja.
Yaang sebetulnya menjadi sangat selektif adalah kontennya. Kontennya. Cari konten yang edukasi dong.
Informasi-informasi bermanfaat. Nonton boleh gak sih Bu Aisyah kalau lagi hamil? Yaa boleh aja, tapi carilah tontonan yang menjadi tuntunan. Jangan juga lagi hamil, suaminya LDR, jauh tinggalnya sama mertua, tontonnya sinetron, yang mertuanya jahat sama mantu.
Cakep itu nanti. Makasih ibu baper, sedih berkepanjangan, overthinking, parno, prasangka buruk, ini otak anak ini tersimpan. bermasalah kan nanti? iya kapan?
nanti pas remaja itu bermasalah jadi sekali lagi gawai, gadget teknologi itu cuman media saja tolong selektif atau seleksilah pada konten jadi kalau pendidikan sudah mulai azan dan komat ini sekarang ayah nih pas lahir anaknya ibu sudah sedikit rupa menjaga kehamilan Bapak azan di telinga kanan, komat di telinga kiri. Itu neuron-neuron yang ada di lobus temporalis. Telinga kanan itu tersambung-sambung. Yaang kiri komat tersambung.
Tersambung apa? Tersambung itu tadi. Lafaz dari azan dan komat.
Luar biasa tuh. Maka hati-hati azan dan komat di telinga bayi yang baru lahir. Kalau takut grogi nanti salah yaudah. Tulis aja.
Padahal kali ada para ayah yang jarang azan dan komat, maka tulis aja. Dan tolong agak keraskan sedikit biar terdengar. Karena kalau bisik-bisik sampai nggak kedengeran, percuma. Lebih baik agak besar, bahkan bayi lain sekitar bayi kita juga ikut dengar. Nggak masalah.
Bagus, bayinya jadinya lebih tebal itu. Dan kita pun waktu lahir, saya pun waktu lahir, Alhamdulillah ayah saya yang azankan dan komatkan. Dan semakin hari, Azan dan komat di telinga kita makin kuat sambungannya karena kita dengar. Sehari lima kali. Apalagi rumah yang dekat masjid.
Dekat musyola. Yaang azannya terdengar sampai rumah. Allah Akbar. Untung sekarang yang rumahnya jauh dari masjid.
Televisinya ya. Puter televisi yang ada azannya. Cuman biasanya yang ada azannya cuma maghrib doang ya. Yaa Allah. Tapi apapun itu, pada saat azan dan komat ini terjadi sambungan di telinga sang bayi.
Belum lagi nanti kita bicara tentang proses yang namanya al-qika, proses penamaan. Karena nanti azan, al-qika, khitan itu berkaitan dengan terbiah jinsianya pada anak kita. Di dalam otak ini, secara garis besar saya cerita, jadi ilmuwan itu... Dia mencari-cari dari 100 miliar itu ada gak sel yang disinyalir, yang menjadikan orang bisa belajar dengan mengamati orang lain.
Betul para ilmuwan menemukan jenis neuron ini. Namanya neuron cermin atau mirror neuron. Jumlannya kurang lebih 30% di otak manusia.
Hewan mamalia ada, tapi lebih sedikit. Jadi 30% dari 100 miliar itu ada neuron cermin. Itulah orang bisa belajar tanpa harus misalnya menghususkan belajar.
Saya ngeliatin aja misalnya seorang anak ya, walaupun masih kecil ada di box gitu ya, dia ngeliatin ibunya bolak-balik bikin susu, itu di otaknya anak terjadi sambungan cara bikin susu. Hanya otot anak itu belum lagi sempurna, maka dia gak bisa bikin susu sendiri, tapi di otaknya sudah ada sambungan atau neuron cermin yang menyerap informasi buat susu. Bikin susu. Orang tua sejak kecil anaknya, begini gaya-nya orang tua nih, karena nyolong cermin ini aktif pada saat bayi.
Memang sih sekarang teknologi digital, pakai gawe, tapi jangan begini-gini amat dong. Depan si bayi lahir, setiap hari bapak ibunya nunduk kayak gini, dan bayinya nggak distimulasi, sayang. Karena ini otaknya sambungannya belum banyak.
masih fresh istilahnya, tolong stimulasi dengan hal-hal yang non-gajap. Diajak ngomonglah, diajak berekspresi wajahnya, kenalkan nama-nama benda, kenalkan nama ayahnya, kenalkan kalau dia bukan anak pertama, kenalkan abangnya, kenalkan seluruh benda, seluruh pokoknya. Ini karena nanti tersambung.
Sebetulnya bayi itu bisa jawab setiap apa yang kita... Dialog kan hanya belum jelas terdengar karena apa ini loh. Gigi sama gusinya belum siap. Sehingga untuk melafazkan vocab itu atau konsonan dan sebagainya itu belum lagi sempurna.
Jadi kalau dia cuma. Misalnya bundanya ketawa, dia ketawa itu benar-benar ketawa. Bunda ajak bicara, ada yang mau makan dan dia bilang iya.
Itu sebenarnya iya, cuma gitu. Karena ini mulutnya belum lagi sempurna gigi dan gusinya. Jadi tolonglah. Saya suka sedih kalau ada bayi.
Saya aja, tim saya kalau masih muda, kemudian masih bayi, anaknya gaya bapak-ibunya begini, pengen cubit ibunya bapaknya. Bukan anaknya, ibu bapaknya pengen cubit. Kan asosiasi pediatri Amerika yang mewakili internasional mengatakan bayi lahir sampai 2 tahun sebisanya jauhkan dengan gawe ini. Selain masalah radiasi adalah rugi kalau tidak distimulasi. Bahkan riset sekarang aja, kalau dulu ya saya juga menyesal, tapi karena baru ya, anak pertama untuk ngajar jalan pakai baby walker.
Padahal itu ternyata keliru besar. Dia akan merugikan otak, ada otak yang harusnya lewat. merangka lewat merambat gitu pegang-pegangan itu akan mencerdaskan anak ini hilang enak kedua dan klik sampai kelima juga tidak pakai baby walker ya anak pertama terpaksa karena waktu itu zamannya era itu dan baby walkernya yang belikan ibu saya kalau nggak dipakai di Maret itu juga yang waktu itu dipertimbangkan ya Masyaya Allah tapi sekarang sudah tidak lagi baby walker dianjurkan ya sekarang Allah tuh gimana sih ciri khasnya atau karakteristiknya? Dia lahirnya 2011 ya, itu masuk Allah, sampai yang sekarang, sampai nanti 2025. Jadi karakteristiknya adalah generasi paling terdidik. Ini Allah nih menurut saya generasi yang luar biasa deh.
Kemudian apalagi jumlah saudara kandungan sedikit. Kalaupun ibunya niat misalnya mau punya anak lebih banyak kan, tapi sekarang masih sedikit kan, paling nggak ya satu atau dua. Sehingga harusnya perhatian orang tuanya, karena jumlah saudara atau anaknya masih sedikit, harusnya lebih banyak dong. Kalau generasi sebelum-sebelumnya, saya yang generasi X, saya bersaudara, paling sedikit 5, paling sedikit. Pasti ada yang 7, ada yang 10. Millennial juga mungkin begitu.
Z, saya punya anak 5, generasi Z kan 5 juga, banyak juga. Tapi yang Allah kan... Kalaupun memang mau punya anak banyak, lahirnya baru 2011 masuk alfa, masih sedikit lah.
Artinya baru dua gitu. Walaupun kata ayah bundanya, saya mau tujuh. Tapi sekarang kan baru dua.
Gitu maksud saya ya. Nah, ketiga, mendapatkan fasilitas paling lengkap. Paling lengkap, kenapa?
Yaa banyak banget permainan dengan berbagai macam ragam, Masyaya Allah. Dan tentu mereka adalah digital native. Apa digital natif ini?
Lahir, melek itu udah digital kanan-kiri. Bahkan bidan atau dokter kandungan yang menolongnya udah pakai digital semua. Ngukur detak jantung DJJ namanya, detak jantung janin aja.
Kalau zaman dulu itu pakai alat yang ditempelin di telinga. Sekarang pakai digital semuanya. Nensi ibu hamil mau melahirkan aja pakai Nensi digital, udah nggak E-Raksa lagi.
Kalaupun E-Raksa dikombinasi pakai digital. Jadi lahir tuh kanan kirinya udah digital. Bahkan di dalam rahim ibunya sudah digital. Ini alfa.
Bahkan waktu lahir barangkali bapaknya mengabadikannya pakai digital semuanya. Jadi ini harus paham. Jadi cara satu ciri generasi adalah digital native, yaitu melek digital sejak usia yang sangat ini. Mereka yang masih balita saja sudah akrab dengan layar smartphone. Hanya walaupun memang dia digital, semerta-merta dia langsung juga dididik.
atau di asu oleh digital ini. Orang masih ada bapak ibunya, itulah makanya mengapa riset panjang dari Asosiasi Pediatri Amerika mengatakan bahwa tolong dong, ya please, sampai begitu dia ngomongnya dalam dia punya jurnal. Jurnal aja ada kata please.
Tolong banget. 0 sampai 2 tahun. Selebihnya 30 menit, 30 menit. Tapi bahwa isyak kan kemarin pandemi, jadi waktu paut usia dini 3 tahun, anak-anak sudah belajar pakai digital, barang 1 jam sampai 2 jam, itu gimana? Kalau seperti itu, kita harus juga paham bahwa Allah Ta'ala itu adalah Allah yang maha segalanya, maha dasyat dalam proses penciptaan.
Kenapa? Kalau dalam kondisi darurat, itu tentu. Tentu ada mekanisme yang darurat juga Allah berikan.
Jadi gak usah juga terlalu takut-takut amat. Kenapa? Karena otak manusia juga ada namanya kecerdasan beradaptasi.
Jadi inti parenting itu adalah tenang. Jadi orang tua itu tenang. Takut boleh, sedih boleh. Tapi gak pakai amat.
Takut-takut amat, sedih-sedih amat. Karena nanti ada proses yang luar biasa Allah berikan pada tubuh manusia. Nah, ya, Asosiasi PDIT Amerika minta jauhkan gawe 0 hari sampai 2 tahun.
Waduh, buah iso terlanjur nih. Anak saya ini 1 tahun udah saya kenalin gawe. Orang saya baru tahu sekarang. Yaa, nggak apa-apa.
Habis gimana lagi orang terlanjur? Jadi nanti kalau bunda punya anak lagi, insya Allah masih bisa kan? Allah, kan baru 2 ini. Ayo, samain saya tuh 5. Enak loh punya anak banyak. Maka, ya, the next-nya karena sudah belajar.
Tolong sekali apa yang nanti ayah bunda sudah dapatkan lewat sharing. Saya ini nggak ngajar, cuma sharing. Karena ini risetnya bukan saya yang riset.
Diterapkan. Insya Allah anak kita jauh lebih aman lagi. Sekarang, ini pendidikan seksualitas gimana ya sama anak Bu Aisyah? Soalnya ini anak generasi alfa nih, kita tahu ya dia walaupun baru kelas 6 SD.
Mereka udah nanya tentang dirinya, tentang akil balik dan sebagainya. Pendidikan seksualitas pada anak dalam Islam inilah yang disebut fase tarbiyah jinsia. Sesuai perkembangan anak ini perlu lagi kita tambahkan ilmu kita.
Jadi inti tarbiyah jinsia itu sebetulnya mengenalkan adab dan batasan aura. Kalau orang bilang pendidikan seks, Oh kayaknya tabu ya Bu Aisyah. Saya bilang apa tabunya? Seks itu sendiri bahasa latin yang artinya jenis kelamin.
Jadi kalau pendidikan seks adalah pendidikan untuk mengenal jenis kelamin. Laki-laki seperti apa, perempuan seperti apa. Mulai dari otaknya, kulitnya, badannya itu juga namanya pendidikan seks.
Jadi mulai dari ujung rambut sampai ujung kakinya laki-laki, itu namanya juga pendidikan seks. Termasuk pendidikan otaknya laki-laki. Yaa, paham ya tentang seks ini. Oke, jadi sepakat dulu.
Karena kalau dalam ilmu tidak ada kesepakatan sepatukan dari awal, nanti terlalu banyak ilmu yang harus disharingkan, malah jadinya terlalu bias. Yaa, ini dulu. Kita sepakati bahwa terbiah jinsia ini mengenalkan adab dan batasan aurat.
Sejak kecil memang diperkenalkan. Agar nanti pas waktunya, aurat mereka-mereka jaga sesuai batasan-batasan yang Islam sudah atur, maka... Neuronnya itu di otaknya sudah tebal. Sekarang 0-2 tahun ini masuk ke jinsia tarbihnya ya. Apa sih yang dilakukan?
Bersyukur apapun jenis kelamin ananda kita. Karena kalau kita ngeyel pengen punya anak begini, saya sering dibilang, Bu Aisyah kepengen anak perempuan ya, makanya anaknya lima. Enggak tuh, anak saya lima, memang empat laki-laki dan terakhir perempuan. Bukan saya pengen perempuan makanya lahir laki-laki lain, bukan.
Bapak mertua saya minta saya dari saya dengan anaknya itu yang namanya Prianto Sismadi mau punya cucu lima. Makanya saya patuh lima. Dan permintaannya beliau adalah kalau bisa lima itu laki-laki semua.
Alhamdulillah saya sih udah ngikut aja. Udah patuh keempat laki-laki semua. Dan yang memberi nama ada sumbangan nama dari kakeknya.
Makanya anak pertama saya namanya Masya Lanang. Lanang artinya laki-laki bahasa Jawa. pria, ketiga ke akung, keempat calon.
Ini sumbangan dari yangkungnya, sudah lah niatannya, maunya yangkungnya, niatannya, kemudian sekolahnya juga, maunya yangkungnya. Nah, waktu anak keempat sudah patuh, ini patuh pada orang tua, apalagi orang tua suami. Sudah patuh, setelah anak keempat, yangkungnya, ini cerita aja dikit ya, masalah banyak juga.
Orang-orang tanya soal itu soalnya sama saya. Eh, yanggungnya meninggal setelah Jalur lahir. Untungnya waktu meninggal, nggak pesan-pesan bahwa nanti kamu anak lima laki-laki lagi.
Nggak pesan gitu. Mungkin dia lupa kali. Barulah saya, ya Allah. Insya Allah nanti anak lima.
Apapun itu, laki-laki atau perempuan, insya Allah kami bersyukur menerimanya. Rupanya dikasih perempuan, alhamdulillah. Jadi kalau ada yang nanya, Iso memang mencari anak perempuan?
Enggak juga, pokoknya ngikutin lima tadi. Jadi sekali lagi bersyukur apapun jenis kelamin Anak. Karena berpengaruh banget terhadap hormonal.
Anak perempuan, janin sudah perempuan. Karena jenis kelamin itu di minggu ke-8 sudah terbentuk. Cuma memang kalau kelihatan di USG baru 7 bulan ke atas, karena memang kecil jenis reproduksi itu, alat-alatnya.
Tapi sudah terbentuk sebetulnya. Dan hormonnya juga. Misalnya nih, udah 8 minggu janin yang kita kandung ini laki-laki.
Terus ibu-ibu karena ini anak ketiga yang laki-laki udah 2, terus ngomong sama keluarga, sama sonak-sodora, teman-teman, doain ya supaya anak saya ini perempuan, padahal udah laki nih. Itu bahaya pengaruh hormonal. Maka nanti hormon perempuan yang ada pada janin laki-laki itu terlalu banyak akhirnya. Nah ini nanti kadang-kadang yang...
Yaang basicnya pada pertumbuhan organ reproduksi. Ada kan kita temukan fenomena, sebetulnya dia perempuan, tetapi maaf, klitorisnya agak panjang jadi laki-laki gitu, jadi kayak penis. Itu karena hormon yang bingung di dalam tubuh seorang ibu.
Ini gimana ya, ibunya maunya begini, ibunya mau begini, ibunya begini. Itu juga basic. Namun terkait misalnya tentang penyimpangan yang kita sekarang sedang, yang ramai tentang LGBT, itu bukan karena bahwa LGBT itu bawaan lahir, bukan. Yaang bawaan lahir, kelainan-kelainan genital yang bawaan lahir itu jelas sekali.
Itu banyak ya, banyak yang perlu kita pelajari, mungkin hari ini juga nggak bisa cerita detil, tetapi bahwa misalnya anak kita lahir normal misalnya sebagai laki-laki, kemudian... suatu ketika, karena Uzzul bilang minzalik, kita doa bersama-sama, bermohon pada Allah, terpengaruh oleh komunitas yang meminta mereka, mendorong mereka, atau membujuk mereka, berubah orientasi seksualnya, jadi dia senang pada laki-laki, itu namanya penyimpangan. Nah, untuk itu supaya menghalau ini semua, itu dari lahir ini, dari kita sejak hamil ini, hati-hati.
Jadi disuruh bersyukur apapun jenis kelamin ananda. Ini sudah masuk tarbiyah jensia sebetulnya. Kemudian tadi, pas penyusuan ini sebisanya, makanya bermohonlah.
Dan tentunya bagaimana caranya supaya bisa menyusui 2 tahun. Memang secara ilmiah mengatakan minimal 6 bulan. Minimal, itu 6 bulan yang asli eksklusif. Setelah 6 bulan kan gigi sudah mulai. naik, sudah mulai ada kan boleh mengunyahkan, boleh tambahan.
Tapi ibu menyusui, Islam minta dua tahun. Mau kerja kayak ibunya, mau apa ya gimana. Pokoknya gimana caranya itu dari asli ibu. Ini insya Allah mempengaruhi sekali.
kecuali ada hal-hal yang sudah ikhtiar tapi tidak bisa keluar air susunya, itu beda Allah maha tahu loh jangan juga merasa ya padahal sebetulnya air susunya banyak, kita dengan sengaja-sengaja, emang air susu saya gak keluar, ah itu hati-hati juga itu, tapi kalau sudah ikhtiar memang gak bisa, ah lain hal itu ya Allah maha tahu kemudian tadi azan itu juga masuk tuh, ya tarbiyah jin siah Azan itu gak boleh main-main, para ayah mengazankan bayinya. Nanti yang sudah telanjur, saya juga lagi selalu edukasi anak-anak saya, karena anak saya itu laki-laki empat. Azan, hati-hati anak azan.
Kalau kamu grogi, gak biasa, udah pakai kepean gak apa-apa. Kalau grogi, kadang-kadang grogi ya. Jadi kebalik-balik dia punya lafaz azannya.
Waduh, sayang banget nanti. Kemudian apa lagi? Akikah.h.
Akikah.h ini nanti maknanya banyak sekali ya. Selain nanti di sini kita memberikan nama yang baik pada anak, di sini ada namanya penebusan otak mamalia. Karena di otak manusia itu, sejak dalam rahim sudah ada di tengah otak itu otak mamalia. Atau namanya kalau sekarang kita sebut otak emosi, atau limbik sistem, sistem limbik.
Itu otak mamalia. Akikah. itu menebus itu.
Karena otak mamalia ini mengatur nafs, mengatur emosi. Itu harus ditebus. Laki-laki dua kambing, perempuan satu kambing. Kenapa kambing pilihannya?
Karena kambing adalah hewan mamalia yang bisa dipelihara, bisa dibeli, bisa dipotong, bisa dimakan. Memang mamalia lain ada. Laki-laki kenapa dua kambing?
Karena otak laki-laki lebih besar sedikit volumenya dibanding perempuan. Ini akhika juga. Dan juga tentu hitam. Ini juga gak main-main terhadap hitam. Dan banyak sekali sekarang karena temuan-temuan ilmiah hitam ini banyak sekali manfaatnya.
Walaupun memang akan ada sedikit pengorbanan istilahnya untuk membuju anak hitam. Tetapi luar biasa manfaatnya. Maka banyak juga orang-orang yang bukan dari keluarga Islam berhitan.
Saking banyaknya manfaatnya. Ini 0-2 tahun. Perhatikan ini baik-baik. Kemudian 2 sampai 3 tahun. Eh 3 apa 5 sih tulisannya?
Ini ketutupan soalnya. Menetapkan keimanan dan kesabaran. Jadi di sini anak-anak kita ini walaupun kita merasa bahwa dia belum sekolah atau apa. Tapi tanamkan bahwa Allah itu ada, Allah itu esa, Allah maha segalanya. Tanamkan memang, sudah tanamkan 2 sampai 5 tahun ini.
Kesabaran. Paling gampang kesabaran itu tadi. Anak ini kan misalnya mau minum susu dengan cepat. Kita kasih waktu, sabar. Supaya dia mulai ngerti konsep sabar itu tadi.
Tunggu ya, bunda bikin susunya 10 menit. Lihat jam, jam sekarang, jam jarum panjangnya ada di 1. 10 menit itu nanti ada di 3. Lihat ya anak, nah situlah belajar kesabaran. Simpel-simpel kayak gitu.
Kemudian... memperkenalkan aurat nama-nama alat reproduksi. Untuk itu, kalau ingin mengenalkan alat-alat reproduksi, bahkan juga alat-alat seluruh tubuh manusia itu harus ada sepakat dulu.
Agar lebih nyaman terdengar dan lebih santun. Kita sepakati pakai nama latin saja supaya lebih internasional. Contoh paling gampang misalnya, anak-anak misalnya diperkenalkan.
Organ kelaminnya yang laki-laki, itu kita sebutnya ini penis. Itu jauh lebih nyaman dan nantinya lebih universal dan lebih santun juga. Ini penis. Daripada kita pakai bahasa daerah atau bahasa daerah setempat yang memang populer.
Ini burung. Karena suatu ketika ada burung, kita bilang, burung-burung terbang. bingung nih antara konsep burung terbang yang binatang dengan burung yang ibunya menjelaskan di alat kelaminnya.
Jadi pakai bahasa latin itu lebih. Oke. Nah kemudian menjaga aurat, habis mandi, atau dia buka baju di kamar mandi khususnya, harus dia habis itu pakai handuk, kalau bisa pakai bajunya di dalam kamar mandi, atau misalnya di kamar, orang yang tidak keluar dulu, akan mulai dari gitu-gitu kan caranya ya.
Kemudian ini. Kolek trainingnya, adab mandinya, istijaknya, bersucinya. wudhu-nya kan, walaupun mereka pada usia-usia belum balik ini harus belajar wudhu, sudah diperkenalkan cara wudhu yang tepat, wudhu yang benar.
Ini tarbiyah jinsia anak 2 tahun sampai 5 tahun. Sekarang anak 5 tahun sampai 10 tahun, ini yang diajarkan adat izin masuk kamar ayah bunda. Terutama yang sebelum sholat subuh, tengah hari, setelah sholat isya. Pokoknya ajarkan, ketok ya nak.
Assalamualaikum, ketok-ketok. Nanti ya tunggu ibunya yang buka. Karena bisa jadi di waktu-waktu ini ayah bundanya sedang beribadah juga berhubungan intim suami istri.
Tentunya ayah bunda harus ngerti juga, terutama bunda ya tentu dikunci kamarnya sehingga anak nanti gak langsung buka dan dia terbiasa dengan minta izin. Kemudian apalagi adab izin masuk rumah orang lain, ketuk tiga kali, tidak melongok ke dalam rumah. Tidak ada jauhan pulang lah Kecuali ini kali ya Go food Tidak ada orang ada tulisan Makanan simpan disini Itu lain lagi ya Sekarang modelnya gitu kan Kalau anak-anak ya kalau bertamu ya pulang lah Tidak ada orang Kemudian memisahkan tempat tidur anak Ini konsepnya sebetulnya ya Tidak satu tempat tidur Tidak tidur dalam satu selimut Bapak laki-laki maupun perempuan ya. Jadi buat saya paham sekali, rumah-rumah sekarang tidak terlalu banyak kamarnya.
Tadi siang saja saya juga ngobrol tentang karbia jinsia ini, saya bilang zaman waktu anak-anak saya masih kecil, di usia 5 sampai 10 tahun, saya punya rumah itu belum punya kamar yang banyak. Cuma ada dua kamar di rumah itu. Tetapi kami tidurnya tidak pakai tempat tidur, pakai kasur.
Jadi kasurnya itu dipisah-pisah. Kasur Masya Lanang, kasur Pio, Kakung, Jaler gitu kan. Selimutnya beda-beda, sendiri-sendiri.
Nah itu sudah masuk di dalam adab ini, memisahkan tempat tidur anak. Jadi paham ya tentang ini ya. Bukan kamar, tapi tempat tidur.
Karena kalau kamar, waduh agak sulit nih. Karena tipe-tipe kamar sekarang di kota besar gak bisa besar lagi. Kota besar tapi tidak bisa besar.
Nah, pusing kan? kemudian memperjelas perbedaan antara anak laki-laki dan anak perempuan peran, hak, dan kewajibannya dalam Islam ini antara 5 sampai 10 tahun dan persiapan-persiapan untuk mereka nanti mau masuk balik ada pun nanti kalau misalnya mau ceritakan tentang baliknya mereka karena hari ini kita tidak fokus di bicara balik akhir atau akhir balik lebih pada alfanya maksudnya Nah saya sarankan ibu-ibu yang punya anak atau ayah bunda yang sudah mulai punya anak di antara ranah ini 5-10 punya buku tentang organ reproduksi atau khusus yang seperti ini. Jadi siapkan media untuk membantu penjelasan. Yaa buku kah, audio visual kah.
Kalau kami memang bapak ibunya dokter ya kami punya peta atlas anatomi gitu. Hanya juga cara menjelaskannya, sekarang dipandu oleh ilmuwan-ilmuwan muda, ilmuwan-ilmuwan Islam yang muda, yang tentu psikolog-psikolog muda, sudah merabu sedemikian rupa kalimatnya. Jadi gampang sekarang, enak. Dibanding waktu saya dulu ngajarin anak-anak saya, waduh ngomongnya apa ya, dia tanya gini ngomong apa, dia tanya gini ngomong apa, sekarang udah enak Alhamdulillah.
Ini yang buat perempuan, ini yang buat laki-laki. Punya dua ini aja, insya Allah bunda sudah bisa jadi kaya. sepertiga psikolog. Mantap kan? Kemudian berikutnya kita masuk lagi ke masalah generasi alfa.
Sadari bahwa memang sekarang teknologi era digital plus lagi adalah pandemi. Sudah sadar aja lah. Kita enggak usah berantem dulu gara-gara teknologi ini. Bagus enggak ya? Boleh enggak ya?
Enggak usah kayak gitu. Lama-lama nanti teknologi ini tidak membantu kita. Orang luar negeri itu anak-anaknya udah bisa nanti ya menggunakan teknologi ini untuk kemajuan yang dasyat, kita cuma berantem gara-gara ya boleh gak sih, boleh gak sih, kayak gitu.
Dan memang untungnya kita pandemi sekarang di era digital, kebayang gak? Kalau misalnya kita pandemi, eranya bukan digital. Pandemi kan gak hanya sekarang, ratusan tahun yang lalu pandemi, saya ngebayang-ngebayang gimana caranya ya mereka lockdown.
Ngapain di kamar, di rumah tuh ngapain itu misalnya lockdownnya. Saya kita dua tahun. Atau mungkin pandemi zaman dulu karena memang padat patuh ya. Jadi nggak sampai tahun-tahunan gitu. Paling 3 bulan.
Sehingga tidak digital pun tidak masalah. Jadi apapun itu bersyukur saja dulu. Kemudian saya mau memperkenalkan bahwa di otak bagian depan ini, yang namanya prefrontal cortex, inilah yang nanti terjadi sambungan-sambungan neuron, terjadi memori pengetahuan, memori nasihat, memori knowledge atau tuntunan.
Nah disinilah kita. Orang tua ini, ayah bunda, dan nanti kalau anak sudah mulai memasuki usia sekolah, dibantu oleh bapak ibu guru, membantu anak ini mengisi prefrontal cortex-nya dengan mengaji dan mengkaji apa yang Allah mau. Sehingga neuron yang terkoneksi di otak bagian prefrontal ini membentuk memori prinsip, memori tuntunan-tuntunan kehidupannya. Kalau dari kecil anak-anak dituntun ini tentang ya, Tuntunan-tuntunan adzimul islam di dalam otaknya, itu insya Allah mau generasi apa aja, anak kita selamat dunia akhir. Ada pun tadi teknologi, gawai gadget, dan apapun namanya itu, itu media doang.
Saya bersyukur banget nih punya laptop digital. Kalau enggak, enggak bisa ketemu ayah bunda dari kayu putih. Karena sekarang saya lagi gak ada deket kayu putih, saya lagi di Pondok Indah. Untungnya danologinya jadi digital, dibantu salah satunya adalah teknik zoom ini, Masyaya Allah, dari jauh, walaupun dari jauh tetap bisa lihat Bu Ririn, ini wajahnya Bu Ririn, ini suaranya, lihat Pak Deddy, ini dia Pak Deddy, ini suaranya, di otak saya tersambung loh Pak, ini wajah Pak Deddy itu tadi, di otak saya ini, sehingga suatu ketika jalan-jalan di kayu putih, beranggali ya pas lagi lewat dia tuh Pak Deddy tuh depannya SDM 4-1 kayak gitu Pak begitu juga dalam kita memberikan arahan-arahan, ini nanti isinya di kepala kemudian selain di otak, ini juga saya sering sosialisasi jantung Pak ini jantung ini, selama ini kita tahu dia pemompadara tapi sejak tahun 91 ada pengelitian dari Montreal, Kanada oleh dokter Dr. J. Andre Armour, rupanya nih, ada guru biologi nggak di sini?
Di daerah seram di kanan, dan daerah bilik belakang, atau namanya dorso ventricle, eh ternyata ada neuron juga. Tadi kalau di otak 100 miliar, ini 40 ribu. Dan tadi kalau mengaji dan mengkaji, neuron ini juga tersambung-sambung.
Mantap nggak tuh? Yaa, Masyaya Allah. Dan kalau para ilmuwan mengatakan kolbu, ini organnya adalah jantung. Sebetulnya Imam Al-Ghazali sudah bilang di tahun 1110 Masyaehi, lebih dulu dari si Andre Armour, cuman waktu itu belum ada teknologi digital.
Jadi Al-Ghazali, Imam Al-Ghazali, ulama-ulama kita, Allah kasih taufik dan hidayah, sudah bilang bahwa di titik kolbu itu, atau kolbu itu di jantung, dan ada titik di daerah kolbu itu. suara Tuhan, kok titik sih iya karena memang kecil tempatnya ini, ini aja karena digedein aja sekarang ayah bunda bapak ibu guru, coba kepalkan tangan nah itu jantung ukuran jantungnya masing-masing coba taruh di dada sebelah kiri, ya nih kayak gini itu, ya itu jantungnya nah sekarang coba kayak gini kayak sarangyo gitu ya nah ini jantung ini Yaang telunjuk ini, ini dari arteri pulmonalis. Yaang jempol ini kalau kita sarangnya ini aorta.
Ini sama-sama ini. Ini doang sama-sama ini. Anak sekarang bilang, sarangnya itu namanya majantul. Ini nggak bergerak. Kalau bergerak ini bukan majantul lagi.
Bukan Michael Bu. Ini cuan kalau dia bergerak. Jadi, Imam Al-Ghazali sudah bilang.
Ada di kolbu itu suara Tuhan. Nah, barulah di tahun 1998, para ilmuwan dan ulama yang memang institut namanya Institute of Hermes, itu kerjasama UK sama Arab Saudi nih, saya sedang sosialisasikan beberapa tahun terakhir, itu riset tentang kolbu. Itu memang ada suara Tuhan di situ, di kolbu kita ini. Nah manifestasi suara Tuhan apa yang Allah mau itulah Al-Quran.
Jadi para ilmuwan mengatakan di jantung manusia ada patron tentang apa yang Allah mau. Atau lebih mudahnya ada patron tentang Al-Quran. Tapi masih tipis memang, masih tipis. Dan ini yang tadi saya bilang harus ditebalkan.
Dengan cara apa? Dikaji, mengaji, mengkaji, diulang-ulang agar makin tebal. Surat Al-Fatihah itu di jantung orang masing-masing ini, apalagi umat Islam ini, itu udah tebal banget itu.
Maka jarang sekali orang surat... Al-Fatihah ini, walaupun nanti dibacanya langsung muncul itu keliru itu jarang kalau mungkin lafaznya mungkin makhrojnya kurang, itu sering, itu karena mungkin pengenalan pertama tentang makhroj atau dialah karena budaya tapi bahwa kalimatnya itu tidak salah karena bayangkan Al-Fatihah itu yang paling sering diulang, karena itu memang intinya Al-Quran, dan itu yang harus nyala di kolbu manusia Sehingga pada saat kita mengaji dan mengkaji Tersambung di otak Neuronnya tersambung juga di kolam Ini pentingnya Anak kita dari kecil Masyauk sekolah Islam Sekolah Islam Saya sekarang ini bahagia banget Bersyukur banget banyak sekolah Islam Zaman dulu itu sedikit Baru Muhammadiyah dia yang banyak sekolahnya Ini saya gak peres ya pak Ini betul-betul Betul saya dengan sungguh-sungguh bersyukur banget. Muhammadiyahiyah dari dulu sudah berjuang di pendidikan.
Karena zaman waktu saya sekolah Al-Azhar itu, baru sekolah Islam itu baru sedikit. Al-Azhar dan Muhammadiyahiyah. Al-Azhar aja baru satu waktu itu sekolah saya.
Muhammadiyahiyah udah berapa waktu itu? Luar biasa. Maka pada saat sekarang, era sekarang, di mana setiap daerah atau setiap wilayah ada sekolah Islamnya. Masyauklah di situ.
Hanya memang Muhammadiyahiyah itu yang lebih duluan soalnya. Alhamdulillah saya dengar semua sekolah Muhammadiyahiyah mengupgrade knowledge, kemampuan, attitude guru-gurunya. Itu berita luar biasa. Karena bukan apa-apa ini nih. Kalau dari kecil anak-anak tidak diperkenalkan mengaji dan mengkaji, dia kemasukan.
Bukan lagi apa, bukan kemasukan jin ya, tapi ilmu lain gitu ya. Yaa kapitalisme gak, liberalisme gak, komunisme, hati-hati. Patron Al-Quran di sini ketutup nanti dengan ilmu-ilmu yang seperti tadi saya sebutkan.
Dan bahkan kolbu ini bisa ngomong sama otak, karena otak ini suka iseng. Karena ada apa? Pengaruh emosi. Otaknya suka analisa iseng.
Mungkin sudah diajarkan kita jujur. Kalau ulangan, jujur. Tapi karena ada takut, khawatir nilainya buruk, dia belum belajar sempurna, maka otaknya, otak emosi bilang nyontek aja, nyontek aja.
Nah, kolbu karena nggak ada emosi, dan tentu kalau dia diisi benar dari kecil ya, kolbu bilang. Eh, Allah maha melihat. Guru gak ngeliat, Kolbu tuh ngomong sama kita Harus jujur, ayo jujur Ayo jujur, dan gitu Kalau kita dari kecil Memperkenalkan prinsip-prinsip Islam Itu namanya suara Kolbu Udah gedean sedikit nih, udah besar sedikit Apalagi yang berdagang Otak suka iseng Karena mau cepet kaya Sombong pula, tak kabur Misalnya, dia bilang Yaa Kurangi timbangan, kurangi timbangan. Cuman kalau dari kecil udah belajar bahwa yang namanya berdagang itu timbangannya harus pas.
Kalau perlu dilebihkan, jantung udah ada. Kolbu udah ada, makanya kolbu ngomong. Eh hati-hati, Allah mahal lihat, Allah mahal lihat. Akhirnya gak jadi, walaupun ada kepengen awalnya.
Gara-gara si emosi. Ini otak emosi nih bikin isok emang. Jadi bersyukurlah kalau dari kecil. Diri kita, atau bahkan mungkin kita agak terlanjur lah ya, mungkin waktu kecilnya belum ada sekolah Islam, mama dia belum ada juga di area, di daerah kita, dekat rumah kita, terpaksa masuk sekolah umum yang mungkin tanpa sadar belajar ekonominya kapitalis. Maka ya dimaklumi lah emak-emaknya.
Tapi anak kita jangan lagi dibuat kayak gitu, sayang soalnya. Dan kemudian... Ajarkan ilmu ini sesuai dengan kondisi pengetahuan anak dan apa yang mereka sukai.
Ini Rasulullah yang minta. Rasulullah s.a.w. bersabda, katakanlah kepada manusia sesuai dengan apa yang mereka sukai dan ketahui, bertetinggalkanlah apa yang tidak mereka ketahui dan tidak mereka sukai. Sekarang yang mereka sukai dan ketahui adalah apa? Karena generasinya teknologi digital, ya sudah pakailah medianya digital. Rasulullah khawatir kalau kita paksa dengan apa yang kita pakai zaman dulu.
yang mereka tidak ketahui dan tidak mereka suka, ini kekhawatiran Rasulullah. Apakah kamu ingin Allah dan Rasulullah didustakan? Takutnya bilang, khawatirnya kalau kita maksa pakai cara dulu, belajar ngaji harus dicambuk, disahabat.
Nanti mereka akan tidak mau belajar Islam. Mereka akan bilang, aduh susah ya belajar Islam. Aduh, atau kita mengajarkan supaya anak-anak hafiz Qur'an juga.
memang harus sesuai yang dia suka dan ketahui. Supaya anak-anak nggak bilang bahwa, eh, cakuran susah ya. Ih, nggak usah bilangin saling.
Jangan sampai kayak gitu. Jadi Rasulullah SAW itu berharapnya kita mengajarkan mereka dengan apa yang mereka suka.