Salah satu konsep yang gue liat lumayan banyak disalahpahami orang dan kadang bikin chaos kolom komentar adalah analogi. Kadang konsep ini tuh kecampur aduk sama metafora, perumpamaan, atau konsep lainnya yang bukan analogi. Bahkan gue sering ngeliat kayak misal ada orang komen, analogi lo gak apple to apple bang? Tapi pas gue cek kontennya, sebenernya orang itu bahkan... nggak memakai analogi sama sekali gitu.
Nah itu kan artinya ada banyak ketidaksepahaman ya soal si konsep analogi ini. Padahal dia sering dipakai dalam opini, atau argumen, atau perdebatan-perdebatan di media sosial. Maka itu kita coba bahas di sini, dan kita pahamin bareng-bareng apa sih sebenarnya dimaksud dengan analogi. Jadi, Analogi kalau di KBBI itu diartikan dengan beberapa definisi yang secara umum mirip-mirip. Kita ambil aja definisi 1 dan 4. Dari situ kita bisa dapat kata kunci nih, yaitu kesamaan, persesuaian, dan kesamaan sebagian ciri yang bisa untuk diperbandingkan.
Nah, dalam logika dan argumen, kesamaan yang dilihat itu adalah kesamaan hubungan antarvariabel di dalam dua kasus berbeda. Kalau teman-teman pernah ambil tes logika matematika atau logika formal atau penalaran umum di CPNS atau UTBK gitu, kadang tuh ada soal analogi yang kayak gini contohnya. Nah ini jawaban benernya apa coba?
D, bener, katun. Jadi yang kita lihat di situ adalah kesamaan hubungan antara dua variable di kasus 1 dengan di kasus 2, dimana hubungannya adalah A berbahan B. Jadi tadi kursi berbahan kayu dan baju berbahan katun.
Jadi hubungan antar variabelnya itu sama. Itu sebenarnya yang dimaksud dengan analogi. Terus gunanya ini apa ya untuk dipakai dalam argumen atau opini? Sebenarnya bisa jadi itu bisa mempermudah menyampaikan maksud kita.
Misalnya maksud sebenarnya itu konteksnya lebih rumit atau lebih tidak umum. Nah, akhirnya kita analogiin ke kasus lain yang lebih sederhana atau lebih umum yang orang-orang biasanya pada tahu, kayak gitu. Sekarang gue mau kasih contoh gimana kita pakai itu di dalam konteks opini, ya. Misal, kita lagi debatin soal aturan wajib pakai helm, dan gue mau bilang bahwa pakai helm emang nggak mencegah kecelakaan motor. Tapi dia ngurangin risiko kematian kalau kecelakaan motor itu terjadi, gitu.
Nah, gue analogiin ke konteks kita pakai payung ketika hujan. Jadi, pakai payung emang nggak mencegah hujan, tapi dengan pakai payung kita minimal ngurangin risiko basah. Nah, di situ kita bisa lihat kan hubungan antar variabelnya itu sama, tapi kasusnya sama sekali berbeda.
Hubungan yang sama di situ adalah variabel 1 tidak mencegah variabel 2, tapi mengurangi dampak yang tidak diinginkan dari variabel 2. Nah, ketika ada analogi dalam sebuah argumen atau sebuah opini, kita mesti paham bahwa poin yang mau disampaikan itu bukan analoginya, ya kan? Tapi yang dianalogiin. Misalnya di konteks gue tadi, poinnya adalah ngebahas soal helm dan kecelakaan motor, itu poin yang mau disampaikan. Sedangkan soal pake payung dan hujan tuh, itu bukan poinnya, itu cuma analoginya aja, gitu. Inilah yang seringkali bikin kolom komen itu menjadi chaos.
Gara-gara orang malah sibuk debatin soal payung dan hujan gitu. Malah pada ngomong di kolom komen gitu. Tapi kan gimana dengan cipratan dari ban motor?
Payung kan gak bisa ngelindungin kita dari situ. Jadi tetep basah dong. Alias apa? Apa semua ini teman-teman?
Kenapa kita jadi ngomongin ini? Itu kan perdebatannya lagi ngomongin helm dan kecelakaan gitu loh. Nah tapi kolom komennya malah jadi bahas payung dan hujan gitu loh. Jadi kita harus ngerti bahwa analogi itu Yang dianalogiin itulah yang menjadi poinnya, sedangkan analoginya bisa kita abaikan aja karena emang bukan itu poinnya. Nah, sekarang kita udah ngerti ya apa itu analogi.
Disini gue mau jelasin apa yang bukan, salah satu contoh yang beda dengan analogi, yaitu penerapan contoh suatu konsep. Karena seringkali gue ngeliat ada konten lagi jelasin suatu konsep dan dia ngasih contoh-contoh penerapan konsep itu, tapi orang-orang nangkepnya dia lagi ngasih analogi gitu. Contoh. Konsep supply-demand dalam ekonomi. Waktu itu ada orang lagi jelasin, bahwa ketika supply cabai lagi banyak, demand cabai dikit, akhirnya harga cabai tuh anjlok.
Atau contoh lainnya ketika suplai pesawat lagi turun tapi demandnya tinggi, akhirnya harganya jadi naik banget. Nah contoh-contoh ini itu bukan analogi gitu loh. Contoh-contoh ini tuh adalah penerapan dari konsep supply demand.
Jadi ketika orang lagi ngasih contoh, aneh kalau misalnya jawabannya kayak nggak pas dong supply demand dianalogiin ke cabai. Lah itu bukan analogi, itu dia lagi ngasih penerap. Apaan dari konsep supply demand itu kayak gimana gitu.
Nah contoh-contoh kayak gitu itu tuh bukan analogi. Jadi itu adalah poinnya itu sendiri gitu. Dia bukan ada di situ untuk nganalogiin supply demand. Tapi dia adalah contoh konkret supply demand ketika bekerja di realitas atau di lapangan itu seperti apa.
Selanjutnya yang berbeda juga dengan analogi tapi sering dikira sama adalah metafora. Metafora ini juga sering disamasamain gitu sama analogi. Padahal kalau kita lihat di KBBI aja ya, definisi metafora itu pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Metafora dipakai buat bikin suatu gagasan itu jadi lebih menarik atau lebih sederhana gitu.
Contoh metafora nih ya, Rani adalah jantung perusahaan. Apakah ini artinya Rani itu bentuknya kayak jantung, nyut-nyutan gitu kan? Enggak ya. Itu adalah contoh dimana dia dipakai bukan sebagai makna sebenarnya.
Makna sebenarnya apa? Makna sebenarnya adalah Rani itu adalah sebuah variable yang penting banget untuk perusahaan. Nah disitu kita ketimbang ngejelasin secara detail kerjaannya apa, kita langsung aja memetaforkan itu sebagai jantung untuk menunjukkan seberapa vital, seberapa penting keberadaan sosok ini. Walaupun metafora dan analogi juga sama-sama kayak memasukkan suatu unsur yang bukan poinnya, maksudnya tadi kan poinnya sebenarnya bukan jantung, poinnya sebenarnya ada yang lain nih, yang di-refer oleh metafora ini, dan analogi juga gitu kan, poinnya bukan yang analoginya, tapi yang dianalogiin itu, tapi mereka adalah dua hal yang berbeda, karena balik lagi kan, analogi itu menunjukkan kesamaan hubungan antara dua variable, sedangkan metafora bukan itu.
Dan dalam konteks tadi, gak ada dua variabel yang ada hubungannya dan kemudian ada kasus lain yang menunjukkan hubungan yang sama. Jadi analogi dan metafora adalah dua hal yang berbeda dan bisa dipakai untuk beropini atau berpendapat atau berargumen dengan caranya masing-masing. Secara tepat sesuai dengan kebutuhan opini atau argumen kita.
Nah sekarang kita balik ke... Comment netizen yang sering muncul, yang kita udah bahas di awal. Analoginya nggak apple to apple tuh.
Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan analogi tidak apple to apple? Nah harusnya, yang dimaksud dengan analogi tidak apple to apple adalah di dalam dua kasus yang dipakai, hubungan antar variabelnya tuh nggak sama gitu ya. Hubungan antar variabelnya tidak sama, itu yang dimaksud dengan analogi tidak apple to apple.
Tapi sering banget netizen itu komen analogi tidak apple to apple, tapi yang dibahas adalah variabelnya tidak sama. Kalau gue pakai kecontoh gue yang helm dan payung tadi, ibaratnya nih misal gue udah habis nyampein ya kan opini gue tadi, terus ada yang komen kayak gini, lah tapi helm beda dong kak sama payung. Ya emang, emang, emang iya gitu kan. Maksudnya emang, ya emang helm emang beda sama payung gitu.
Emang analogi itu biasanya dua kasusnya emang beda gitu loh. Nah tapi orang ngeliatnya tidak apple to apple tuh variabelnya beda. Entah dia ngomongin helm sama payungnya atau kecelakaan sama hujan gitu. Ya contohnya gini, loh tapi kecelakaan motor beda lah sama hujan.
Hujan kan gak mematikan. Kami bukan itu kan, ya kan? Poinnya kan bukan itu yang disamain, ya kan?
Yang disamain tadi. hubungan antar variabelnya apa. Nah, jadi contoh kalau nggak apple to apple tuh kayak gimana?
Misal, gue ngomongnya pake helm tuh sama aja kayak makan sayur. Pake helm bikin lo mencegah cedera kalau kecelakaan, makan sayur bikin lo mencegah sakit. Nah, ini adalah hubungan antar variabel yang nggak sama nih.
Nggak samanya di mana? Kalau di kasus yang helm, dia itu mencegah dampak dari sesuatu yang lain. Dampaknya tadi cedera dari kecelakaan. Sedangkan kalau sayur, dia mencegah sakit itu sendiri. Jadi mencegah sesuatu itu sendiri langsung.
Bukan dampak dari sesuatu. Jadi dua kasus ini, ini baru tidak apple to apple. Karena hubungan antar variabelnya beda. Oke, itu tadi penjelasannya tentang apa itu analogi, apa yang bukan analogi, dan hal-hal yang sering dikira sama padahal beda dengan analogi.
Dan tadi terakhir juga gue udah jelasin soal tidak apple to apple tuh maksudnya apa. Mudah-mudahan dengan pembahasan ini, kita semua bisa menggunakan konsep analogi dan tadi juga beberapa konsep lainnya dengan lebih efektif di dalam berargumen, beropini, ataupun mencerna argumen atau opini orang. Sekian, gue Eka Necita.
Salam Masyarakat Baru.