MiG-35 adalah jet tempur yang merupakan peningkatan dari MiG-29.
Dirancang sebagai pesawat tempur generasi 4+ dengan beberapa peningkatan.
Peningkatan MiG-35 Dibandingkan MiG-29
Avionik Canggih: Memiliki sistem avionik modern dan cockpit yang ditingkatkan.
Sistem Fly-by-Wire Baru: Memperbaiki efisiensi tempur.
Kemampuan Penargetan: Dapat melakukan serangan darat presisi dan memiliki kemampuan penargetan berpemandu.
Sistem Pengawasan dan Penargetan: Menggunakan sistem elektro-optik yang dipasang di badan pesawat.
Kesadaran Situasional: Dapat mengintegrasikan dengan sistem persenjataan Rusia lainnya, meningkatkan kesadaran situasional.
Mesin: Menggunakan dua mesin vayek RD-33 MK dengan tenaga 7% lebih besar dan dirancang untuk mengurangi visibilitas inframerah.
Tantangan Produksi dan Penjualan
Target Produksi: Rusia awalnya merencanakan untuk mengadopsi 37 unit, tetapi hanya 6 unit yang berhasil diproduksi hingga Oktober 2023.
Faktor Penyebab:
Perang di Ukraina mengalihkan sumber daya.
Permintaan internasional yang rendah: Negara-negara seperti Mesir, India, Argentina, dan Malaysia mempertimbangkan tetapi tidak melanjutkan.
Analisis Kegagalan
Keputusan Strategis: Memfokuskan pada penjualan ekspor tanpa mendukung penggunaan dalam angkatan udara sendiri menimbulkan keraguan pada pembeli asing.
Waktu Peluncuran yang Tidak Tepat: Sanksi KATSA dari AS menyebabkan negara asing ragu untuk membeli jet tempur dari Rusia.
Dampak Sanksi KATSA
Penjualan senjata Rusia terhambat, dengan negara seperti China dan India mengembangkan pesawat tempur mereka sendiri.
Penjualan pesawat tempur dari negara lain, seperti Prancis, meningkat karena situasi ini.
Kesimpulan
MiG-35 bukanlah kegagalan total, tetapi lahir di waktu yang tidak tepat dengan pengadaan yang buruk.
Meskipun menawarkan peningkatan signifikan dari MiG-29, tantangan eksternal dan keputusan strategis Rusia membatasi potensi keberhasilannya.