Salat wa salamu ala rasulillah wa ala alihi wa sahabihi wa man tabi'ahum bi'ihsan ila yawmid din amma ba'ad Kita sudah masuk dalam pembahasan ilmu nahwu Kita mulai dengan pengertiannya Ilmu an-nahwi Atau yang disebut dengan bahasa kita ilmu nahwu Apa artinya ilmunahu? Ini pengertiannya. Ilmun biusulin mustambatotin min kalamil arabi.
Lihat. Bukunya, lihat saja bahasa Arabnya. Kan bahasa Indonya sudah ada di bawah. Yang penting lihat dulu bahasa Arabnya.
Jangan langsung lihat bahasa Indonya. Huwa ilmun biusulin mustambatotin min kalamil arabi. kalamil arabi yu'arabu biha ahwalu awakiril kalimi pihali tarki biha. Di pengertian ini kita akan tahu sumber ilmu nahwa ini dari mana dan fungsinya untuk apa. Ilmu nahwa adalah ilmu.
Dia ilmu. Sudah bahasa Indo ya. Dia adalah ilmu diusulin yang isinya itu usul.
Pokok-pokok bisa dikatakan kaedah-kaedah umum. Iya, bisa juga diartikan seperti itu. Jadi ilmu yang berisi pokok-pokok dan mempelajari pokok-pokok yang mustambatoh. Diambil, ini sumbernya. Jadi dia ilmu yang membahas...
Koedah dasar ya, itu usul Bisa juga diartikan koedah dasar Pokok-pokok dasar Mustambato yang diambil Min kalamil arabi Dari ucapannya orang Arab Jadi orang Arab itu dulu ngomong Itu kan gak pakai teori Mereka dari lahir sudah bicara bahasa Arab Paham kan? Seperti kita Dari lahir kita sudah diajarkan cara berbicara bahasa Indonesia kan begitu. Orang Makassar diajarkan bahasa Makassar.
Jawa diajarkan oleh orang tuanya bahasa Jawa. Artinya mereka berucap dengan ucapan Arab itu sudah salikoh. Salikoh itu tabiat dari lahir begitu. Nggak pakai teori. Kita yang non-Arab, paham kan?
Mau berbahasa Arab, harus tahu teorinya. Paham kan? Sama dengan antumis yang ke Makassar.
Mau bahasa seperti orang Makassar, kapan tambahkan mi, ki, ko. Paham kan? Iya.
Kapan dia diucapkan semua itu, itu butuh ditahu dari orang Makassar. Paham ini? Bahasa Arab juga begitu.
Bahasa Arab juga begitu. Kita mau tahu bahasa Arab, maka harus diambil teorinya dari kalamnya ucapannya orang Arab. Harus diambil dari ucapannya orang Arab.
Makanya dulu di masa Islam belum tersebar ke negara ajem. Negara ajem maksudnya negara yang non-Arab. Iya, di luar lingkaran Arab itu sudah mulai di masanya Umar Ibn Khattab.
Karena perluasan negara Islam sudah keluar dari tanah Arab. Iya, sudah keluar dari tanah Arab. Mengarah ke Mesir, Irak, Iran.
Itu kan orang-orang yang tidak berbahasa Arab. Sehingga di masanya Uthman mulai tambah luas dan di masanya Ali dipindahkanlah kerajaan pemerintahan kaum muslimin ke Irak. Yang mana bahasanya bukan bahasa Arab. Paham kan?
Maka Ali ibn Abi Talib berdasarkan yang terkenalnya memerintahkan Abu'l-Aswad ad-Duhali mengarang. Teori tentang bahasa Arab. Disitulah sejarah pertama ditulisnya ilmu Nahwul. Paham kan? Itu yang terkenalnya.
Ada juga yang mengatakan yang memerintahkannya adalah Umar Ibn Khattab. Cuma semua ini tidak didapatkan sanat yang kuat. Hanya yang masyur, terkenal begitu saja. Tahu kan?
Ditulislah koeda ilmu Nahwu. Makanya yang terkenal membahas Nahwu Sorok itu adalah sekolah bahasa Arab di Irak. Dikenal dengan Basro, itu di kota besarnya. Dan Kupah itu di kota kecilnya, sekarang Kupah sudah hilang sisa Basro.
Dipaham kan? Makanya kalau kita membahas persedisihan Nahwu, selalu itu bilang orang Basro sama orang Kupah. Orang Basro sama orang Kupah.
Ini orang Ajam, orang Ajam non-Arab, bahasanya bukan bahasa Arab. Tapi mereka lah yang membuat sekolah. Bahasa Arab. Ah dibuatlah teori bahasa Arab. Orang Kupa, orang Basro membuat teori bahasa Arab.
Yang mana dasar pokoknya orang Basro membuat teori kalau didengar dari orang Arab ngomong begitu. Sementara orang Kupa membuat teori dengan metode kias. Kalau di sini, di huruf ini bisa seperti ini, maka yang semisal dengannya sama.
Diperlakukan seperti itu Walaupun tidak ada didengar dari orang Arab Tapi dia torikonya caranya kias Caranya apa? Kias Paham kan? Inilah Muncullah ilmu nahu ini Mereka ambil teorinya Dari ucapan siapa?
Orang Arab Jadi Nanti mereka buat koedah Yang kita akan pelajari nanti di dalam Ilmu Nahw ini, itu semuanya berdasarkan apa yang diucapkan oleh orang Arab. Ini kan koedah-koedahnya pendek. Sementara bahasa Arab itu banyak, luas. Tapi dengan koedah-koedah yang pendek nanti, kita bisa paham, oh yang mereka ngomong ini seperti ini, susunannya, artinya, paham kan?
Mana yang harus dikedepankan, mana yang harus diakhirkan. Semua pakai tauni. Semua pakai... Teori.
Itu yang dikenal dengan ilmu apa? Nahw. Jadi kalau antum ditanya dari mana ini ilmu Nahw diambil?
Dari ucapannya orang Arab. Dari ucapannya orang Arab. Atau nanti insya Allah di buku-buku yang lebih tinggi lagi akan lebih luas.
Ini kan hanya secara umum. Oh diambil dari ucapan orang Arab. Nanti di buku yang lebih luas dirinci lagi. Diambil dari Al-Quran. Diambil dari hadir ucapan Nabi.
Paham kan? Dan diambil dari ucapannya orang Arab. Ini sumbernya, fungsinya.
Apa fungsi ilmu nahwu? Dikenal dengannya, yaitu dengan ilmu nahwu nanti. Dengan ilmu nahwu nanti dikenal dengannya, kalau kita sudah pelajari, ahwal keadaan. Keadaan.
Awakhiri akhir al-kalimi kata. Jadi dia itu hanya membahas keadaan huruf terakhir. Dommah, fatah, kasro, sukun. Huruf terakhir saja.
Ada pun sebelum terakhir itu bukan urusannya nahwu. Itu urusannya soro. Karena terkait dengan bangunan kata.
Paham kan? Kalau nahwu huruf. terakhir. Huruf terakhir. Kapan dia baru lihat keadaan huruf terakhir?
Di hali tarkibihah ketika dia tersusun. Ketika dia tersusun bersama yang lain. Dari sini diisyaratkan bahwa ilmu nahwa itu ilmu yang membahas susunan kalimat. Bukan kosa kata. Bukan kosa Kata.
Iya. Contoh di buku. Mitlu contoh. Ja'a Muhammadun.
Ro'aitu Muhammadan. Marortu bi Muhammadin. Fokus kepada kata Muhammad. Fokus kepada kata Muhammad.
Jadi ini kata Muhammad, huruf dalnya itu tidak ditahu. Harukat akhirnya. Bisa saja Muhammadun dan Din.
Kan begitu. Saat dia bersendiri seperti ini, kita tidak mengetahui dia dibaca dun atau dan, atau dibaca apa? Din.
Tidak ditahu. Tidak ada orang tahu. Tapi ketika nanti...
nanti tersusun bersama kata lain maka kita akan mengetahui harokat akhirnya dari mana kita tahu di ilmu Nahu kalau kita sudah belajar misal nanti dia masuk kata ja'a atau dia masuk kata ro'aitu atau dia masuk nanti kata di Iya ini contoh tiga kata yang merubah bentuk akhir dari harokat kata Muhammad. Mereka nanti sudah ada teori di ilmu Nahu. Sudah ada teori di ilmu Nahu. Bahwa kalau ada ja'a, itu setelahnya di domah. Kalau ada ro'aytu, ro'aytu setelahnya di fathah.
Kalau ada bi, nakastelanya pasti dikasrok. Itu teorinya Nahu. Dengan belajar Nahu, antum tahu kapan dun, kapan dan, kapan din. Paham kan? Jadi nggak usah sekarang memikirkan ini.
Ja'a ro'ai tu bi. Kan ini banyak nanti temannya. Sekarang adalah yang penting antum tahu ilmu Nahu itu dia bahas apa. Dia ini susunannya diambil dari ucapan orang Arab. Teorinya.
Kemudian. Dia dengan mempelajarinya. Antum bisa tahu.
Harokat akhir dari setiap kata. Harokat akhir dari setiap kata. Kapan?
Ketika dia tersusun bersama yang lain. Ketika ada. Ja'a Muhammad.
Antum akan tahu akhirnya. Ro'aytu Muhammad. Antum akan tahu akhirnya. Bi Muhammad.
Antum akan tahu apa? Akhirnya, itu ilmu nahu. Sudah paham ilmu nahu ini?
Siapa yang belum paham? Apa itu ilmu nahu? Kalau belum, bilang memang. Karena besok saya tanya itu. Siapa yang belum paham itu ilmu nahu?
Tidak ada. Suaranya? Ulang-ulang?
Baik. Itu pertanyaan terlalu cepat, tapi tidak apa-apa. Karena itu kan muncul dari penasaran.
Kita kan tadi sudah saya bilang, kita tidak membahas dulu kenapa dun, kenapa dan, kenapa... Hai Din kita cuma fokus pada ini dun dan din diketahui oleh ilmu nahun panggat panggat jadi dari mana kita tahu ini dun ini dan ini din nanti bacaannya jawabannya ditahu di ilmu nahun tapi saudara kita bertanya kenapa bisa dun Kenapa bisa dan kenapa bisa din nanti akan dijawab di dia eh poin kedua karena terimu Nah itu kan ada tiga anak tangganya tangganya Iya ini kalau antum belajar ilmu Nah itu sudah kedua dia jadi tangga pertama kita mengenal enggak enggak mengenal ya istilah-istilah yang ada dalam nahut jenang ini tahap pertama kita mengenal apa itu nahut ya kemudian istilah-istilah mengenal istilah hati ya yang ada dalam nah ini pertama tangki dua Oh ya nanti kita mengenal nama hero ya dan bintang perubahan serta tetapnya sebuah kata dalam bahasa Arab nah disinilah baru tanggal kedua pasal baca pun di sini di sini kenapa dan di sini kenapa itu bahan namanya itu namanya perubahan-perubahan Perubahan itu ada penyebabnya. Yaitu ini dibaca dun karena ada ja'at.
Ini dibaca dan karena ada roh itu. Ini dibaca din karena ada bi. Ini yang disebut dengan amil dalam bahasa Arab. Yaitu penyakit. Jadi ini berubah karena ada penyakit.
Di sini tidak ditahu karena tidak punya penyakit. Katanya ketika berdiri sendiri tidak punya penyakit. Maka tidak ada perubahan.
Hai ketika masuk penyakit ja'a dun masuk penyakit roh itu dan masuk penyakit di din tapi itu terlalu cepat karena kita akan pelajarinya di sini mengenal perubahan mengenal perubahan perubahan ke begitu terakhir nanti pembahasan penutup mengenal yang namanya awamil disinilah akan dibahas pelajaran terakhir Hai mengenal yang banyak penyakit-penyakit nanti bukan hanya jahat ribuan temannya nah bukan hanya roh itu bukan hanya di banyak temannya banyak temannya paham kan bisa paham itu ada lagi Hai sebelum kita lanjut Nanti terlalu cepat Itu dikotur nada Wah cepat sekali Ini baru Belum perserisihan Baru nahmu kasihan Cepat sekali Itu belum kita akan dapatkan Lama nanti Nanti kita harus mengenal. Karena tidak semua diperselisihkan. Tidak semua. Banyak yang disepakati.
Tapi ada beberapa huruf yang diperselisihkan. Ini huruf atau isim atau fiim. Ada beberapa kalimat penyakit yang diperselisihkan.
Ini penyakit ropa, nasib atau jer. Itu kan nanti itu mana yang kuat. Cepat sekali. Baru kita mau makan bubur.
Sudah mungkin makan nasi. Ada lagi? Masih?
Jadi dipahami memang? Dipahami memang tahu? Karena nanti di buku kedua, kita tidak terlalu jelaskan lagi apa itu tahu.
Karena ini di buku pertama, ini anak bayi baru disuapkan bubur. Paham saudara? Alhamdulillah. Ada lagi?
Sebelum kita lanjut. Karena kita mulai tadi itu, itulah istilah yang pertama harus dihafal. Baru nanti ada istilah kedua, ketiga.
Pokoknya ini baru tahap pertama, tangga pertama. Iya, sudah jelas ini? Kalau belum jelas, kasih tahu, Mem.
Daripada besok baru ditanya, baru datang katakan, belum jelas saya kemarin. Nah, siapa yang berani bertanya? Yang bilang belum jelas?
Baik, dipahami. Jadi, orang Arab itu kalau ngomong, dia sukun akhirnya. Dan itu tidak tercelah. Makanya nanti di buku ketiga, ada cara berhenti.
Jadi, kita nanti akan pelajari di buku ketiga, di akhir buku ketiga, cara berhenti. Ada nanti cara berhenti di atas sukun. Ada cara berhenti diatas fatwa? Ada cara di atas H. Macam-macam.
Jadi memang tidak tercelah orang berhenti di atas sukun. Tapi pertanyaannya. Saudara kita bagaimana kita tahu. Kan dia ini sukun. Dia lagi sukun.
Gimana sekarang kita tahu. Ini doma fata pokasro. Nah dia kan sukun. Dia ngomong dia sukun.
Itulah nanti tahap terakhir. Jadi pertanyaan teman tadi itu tahap kedua. Kita sekarang tahap terakhir.
Kalau teman lagi satu, buku keempat. Iya. Jadi tahap terakhir itu adalah mengenal penyakit.
Jadi nanti itu ada penyakit, kalau dia ada pasti domah. Ada penyakit, kalau dia ada pasti fathah. Ada penyakit, kalau dia ada pasti kasroh. Jadi orang Arab dia bilang begini. Marotu bi Muhammad, oh kasro itu, kenapa?
Karena saya tahu bi, penyakit kasro. Ja'a Muhammad, dia sukun. Tapi saya tahu itu doma, itu akhirnya.
Kenapa? Ada ja'a. Ro'aitu Muhammad, dia sukun.
Dia sukun misalnya ya. Ro'aitu Muhammad, dia sukun. Oh saya tahu dia ada fatah. Kenapa? Ada ro'aitu.
Dari mana saya tahu? Itulah kita kenali yang namanya penyakit. Jadi orang Arab itu ngomong, kita tahu, ini dia lagi masukkan penyakit apa.
Kan begitu. Saya tahu antum lagi demam, oh flu dia. Bersin-bersin. Kan begitu kan? Saya kenal.
Karena ada penyakit. Antum bisa paham atau belum? Jadi nanti di bab terakhir, kita akan dikasih tahu, penyakit yang bisa membuat fatha. Penyakit yang bisa membuat sukun. Penyakit yang bisa membuat...
Kasro, penyakit yang bisa membuat domah. Jadi ada nanti penyakit. Kita akan hafal itu dan akan melewatinya.
Paham kan? Ada lagi? Tidak ada?
Baik, kita lanjut. Sekarang lebih lanjut lagi, lebih jauh. Babul kalam. Iya.
Bab al-Kalam. Bab terkait dengan kalam. Ini masalah lagi. Apa itu kalam? Kan ini istilah nahmu semua.
Harus dipahami. Semua istilah harus dipahami. Iya.
Bapak buku pertama ini kita pelan-pelan. Kalau ada tanya-jawab begitu, bagus. Jadi orang yang malu-malu bertanya bisa paham gara-gara antum bertanya. Nah, babul kalam. Sekarang bab tentang kalam.
Arti kalam dalam bahasa kita adalah kalimat. Jadi dalam bahasa Arab kan disebut kalam. Bahasa kitanya kalau kita lihat kamus, makna kalam adalah kalimat.
Kalimat, tau kalimat kan? Kan ada kata, ada kalimat. Kata itu satu kata. Kalimat adalah susunan kata.
Misalnya saya bilang begini, apa? Kalimat atau kalam ini, kalam atau kata? Kalimat atau kata? Kata.
Itu beda bahasa Arabnya nanti. Nah sekarang kalau saya katakan, apa kabarmu? Apa ini?
Ini disebut kali kalimat. Bahasa Arab namanya apa? Kalam. Bisa dipahami ini kalam? Sekarang.
Jadi bapul kalam, apa itu al-kalam? Yang arti bahasa Indonya kalimat. Nah lihat, al-kalamuhuwa.
Ini semua berdasarkan pengertian il-ulamanahu. Al-Kalamu huwa al-Labduh al-Murakabu al-Mufidhu bil-Wad'i Sampai disitu pengertiannya Al-Kalamu huwa al-Labduh al-Murakabu al-Mufidhu bil-Wad'i Kalam adalah lafat Tau lafat ya? Ucapan, ungkapan Iya Arti ada suara, itu dibilang lapat.
Ada suaranya, itu dibilang lapat. Al-Murakabu yang tersusun. Berarti bukan satu kata. Ketika dibilang tersusun, berarti bukan satu kata. Yang tersusun.
Al-Mufidu berfaedah. Berfaedah. Bilwati dengan peletakan.
Arab, artinya ucapan yang diucapkan tersusun dan berfaedah tadi, bahasa Arab, itu disebut kalam. Kalau bukan bahasa Arab, tidak boleh dibilang kalam. Walaupun tersusun, berfaedah. Paham kan? Dilafatnya.
Inilah disebut oleh para ulama bahasa, rukun daripada kalam. Jadi sebuah ungkapan dinamakan kalam, kalau dia lafat. Apa itu lafat? Ada suaranya.
Kalau dia merokap, tersusun. Bukan satu kata Dan kalau dia mufid Ucapan yang tersusun ini ada faedahnya Kapan kalau kita bertanya Kapan kita tahu ucapan ini ada faedahnya Yaitu ketika yang berbicara Diam Yang mendengar paham Jadi ketika saya berbicara Antum paham Itu namanya mufid Itu namanya apa? Mufid Sebentar ada contohnya Bilwati dan dengan peletakan orang Arab, itu disebut kalam. Ucapan yang tersusun berfaedah tadi berbahasa Arab, itu baru disebut apa?
Itu baru disebut apa? Kalam. Contoh di buku, contoh di buku dulu, mitlu. Contoh, Muhammadun Naimun. Ini artinya Muhammad tidur.
Sekarang kalau saya bilang Muhammadun Naimun, lapak, lapak, lapak, murakab, tersusun, tersusun, berapa kata ini? Dua. Mufid, ada faedahnya? Ada.
Karena ketika saya bilang Muhammad tidur, Antum paham nggak? Ya paham kan? Muhammad tidur. Oh lagi tidur. Ketika Antum paham, itu disebut apa?
Mufid. Ketika saya diam dan antum tidak bertanya lagi. Apa itu maksudnya?
Maka itu disebut mufid. Sekarang lagi. Apakah bilwati ini ucapan berbahasa Arab atau bukan berbahasa Arab?
Berarti ini disebut apa? Kalam. Sekarang lagi. Aliyun maridun.
Ali sakit. Kalam. Kalam ini? Kalam. lapat-lapat kemudian merokap merokap kemudian movie movie kemudian yang keempat bilwati gampang sekarang dorobah Muhammadun kal dorobah Muhammadun dorobah Muhammadun Iya kalau saya katakan seperti itu misalnya Apakah itu disebut kalan Sedara, sungku hitam.
Yang balik. Bukan kalam. Kenapa?
Saya lapat kan? Lapat. Merokap?
Merokap. Berbahasa Arab? Apa masalahnya?
Kenapa bukan kalam? Apa? Kalam.
Di belakangnya, yang udah pake songkok. Ini doroban Muhammadun. Kalam gak? Kalam.
Sampingnya, songkok hitam. Kalam gak? Kalam gak itu?
Kalam belakangnya? Kalam sampingnya? Kalam juga sampingnya?
Yang dapat disonggol samping? Hah? Kalam juga? Sampingnya lagi?
Bukan. Ah, kita cari yang bukan. Kenapa bukan?
Karena tidak mupit, kenapa bisa bilang tidak mupit? Kan ketika saya bilang Muhammad memukul, Antum masih bertanya, apa yang dia pukul? Paham kan? Ketika masih muncul pertanyaan, berarti belum mupit.
Antum bisa paham itu. Memang sekarang lafad, tersusun, bahasa Arab, tapi kan masih muncul pertanyaan saat saya diam. Saya bilang, Muhammad memukul Antum masih bertanya Dia pukul apa?
Paham kan? Dia memukul apa? Ketika muncul pertanyaan, berarti belum mufid. Apa arti mufid saya bilang tadi?
Ketika saya diam, itu pendengar sudah paham. Sudah tidak menimbulkan lagi pertanyaan dari dia. Paham ini mufid?
Paham ini mufid? Itu dia bilang mufid. Jadi ini kalau saya berhenti... Hai Muhammad roba Muhammadun bukan-bukan kalam kenapa bukan kalam karena apa enggak movie Kenapa bisa enggak movie karena orang masih bertanya dia Muhammad pukul apa tapi ketika saya bilang dorobah Muhammadun Kalban Muhammad memukul anjing Apakah muncul pertanyaan lagi apa yang dia pukul enggak karena sudah ada yang dia pukul disitu Jelas kan? Jelas ini.
Jelas ini penyertian kalam. Sekarang saya bilang lagi. Saya katakan misalnya.
Iya. Na'imun. Na'imun.
Tidur. Apakah kalam ini? Ini di belakang, sombra hitam. Nah yang ini, yang ini, depan. Ini di belakangnya ini.
Oh baik, ya saya tunjuk saja ini yang tunduk. Nggak mau sekali angkat kepala. Naimun. Bukan kalam, kenapis? Tidak tersusun.
Paham kan? Jadi walaupun berbahasa Arab, lapat, tapi tidak tersusun. Berarti dia bukan kalam. Bukan kalam. Jelas kan?
Di belakangnya itu. Di belakangnya Antum, saya bilang Muhammad tidur. Kalam?
Kalam. Sampingnya? Kalam. Sampingnya lagi?
Kalam. Sampingnya lagi? Bukan. Antum selisih banyak orang.
Kenapa bukan? Karena bahasa Indah. Kan kita bilang tadi kalam harus berbahasa Arab. Paham ini?
Paham saudara? Jadi bukan kalam barusan. Ya.
Saya sekarang bilang begini. Mana tadi saudara itu? Antum.
Antum. kalam itu kalam bukan dia paham, dia berdiri saat saya begini saat saya begini dia duduk kenapa? dia paham harus bahasa Arab nah saya tidak ucapkan memang Apa salahnya tadi? Saya tidak ngomong Itu salahnya Jadi dia paham Saya kasih begini dia berdiri Saya kasih begini dia duduk Kan begitu?
Berarti move it enggak? Move it kan dia paham Ketika dia paham Berarti itu move it Kan begitu? Dipaham kan? Walaupun awalnya dia bertanya, tapi bingungnya kenapa saya dikasih begini. Tapi dia paham sebenarnya kalau orang bilang begini, berdiri.
Kalau bilang begini, duduk. Berarti kan dia paham. Berarti movie.
Masalahnya apa tadi? Saya tidak lafadkan. Nah kalam itu harus apa?
Harus dilafadkan. Jelas ini kalam? Inilah makna kalam.
Harus kita paham itu. Kalau dibilang ini kalamullah, Quran, Quran itu kalamullah, berarti lafad ada suaranya Allah disitu. Kan begitu, lafad tersusun, terus berfaedah, makanya kita paham Quran, kan ada faedahnya.
Terus berbahasa Arab, itu dibilang kalam. Nah, kalamurrasulillah, berarti ini pengertiannya. Dipaham ini?
Ini kalam. Ini baru penyertian kalam. Ada pertanyaan di penyertian kalam? Pengertian faedah, si pembicara diam, pendengar sudah paham.
Berfaedah artinya, si pembicara diam, pendengar sudah memahami apa yang dia bicarakan. Apalagi ada bertanya lagi? Ini awal ya. Tidak apa-apa, biasa lambat.
Sedikit-sedikit. Ada pertanyaan? Ucapannya? Orang yang mengigo. Masya Allah.
Ucapannya orang yang mengigo. Apakah kalam? Pengertian kalam, apakah dia lapatkan?
Nah, dia lapatkan, berarti sudah satu syarat. Tersusun, dua syarat. Berfaedah, dia ngomong berfaedah, itu yang dilihat.
Jadi ada orang mengigo, oh lapat, tersusun, ada faedahnya tau. Kan begitu kan? Terus. Apakah dia ngomong bahasa Arab atau tidak Lalu dia mengigo Begitu maksudnya Jangan sampai dia mengigo Pakai bahasa Makassar Masa kita harus bilang kalam Jadi ketika Antum mengatakan bahwa Ini kalam Berarti harus terpenuhi empat syarat Kalau tidak terpenuhi empat ini Bukan kalam. Kayak ulama bahasa Arab.
Kalamul barbar, kalamul turki, kalamul indonesiin. Ucapannya orang barbar, orang turki, orang indonesi. Bukan kalam.
Kenapa? Bukan bahasa Arab. Bukan bahasa Arab. Walaupun tersusun berfaedah, lapat. Dan ini menurut pengertian ulama nahmu.
Ulama bahasa Arab. Paham kan? Ada lagi? Kum, kalam atau tidak?
Kalam. Kenapa? Ini dua kata. Kum, kamu berdirilah. Karena ada di situ yang tersembunyi.
Merokap, karena di situ dua kata, bukan satu kata. Paham kan? Cuman, makna dua kata itu nanti akan dikasih tahu di buku-buku berikutnya. Paham kan? Terus?
Bukan bisa sama Amia? Mana yang bisa dikarenakan? Yang kita berbicara Nahmu itu yang fasi. Kita tidak berbicara Amia.
Kita belajar Nahmu untuk berbicara fasi. Bukan untuk berbicara tidak fasi. Jadi yang dibahas di Nahmu itu adalah ucapan yang fasi.
Yang sesuai dengan aturan bahasa Arab. Sama dengan Indonesia kan, ada ucapan. yang amya pembicaraan umum dan ada aturan yang sesuai dengan koedah bahasa Indonesia yang dinamu yang pasti masa kita belajar teori baru yang tak pasti enggak mungkin terus sudah baik kita cukupkan dulu insyaallah kita lanjutkan lagi besok subhanakulamhamdi Sedulah ilahi lantas, Syafur Kutubu ilaih.