Kabi, kisah teladan Nabi Wah, yuk dukung Kabi dengan menekan tombol subscribe. Jangan lupa bunyikan tanda lonceng untuk notifikasi. Selamat menonton!
Kisah Nabi Yunus alaih salam, ditelan ikan paus. Usia bumi semakin tua dan jumlah manusia pun terus bertambah. Dari masa ke masa, Allah terus mengutus para nabi serta rosul untuk membimbing manusia.
Namun, godaan dari iblis juga tidak pernah berhenti, membuat manusia terus menerus jatuh dalam dosa. Sama seperti yang terjadi pada penduduk kota Ninawa ini. Mereka berpaling dari Allah dan menyembah berhala. Mereka menciptakan patung-patung berhala itu dalam berbagai wujud. Mereka mengikuti ajaran nenek moyang dan meneruskannya lagi ke anak cucu.
Ingatlah anak-anakku, tidak ada pencipta dan pelindung yang lebih hebat daripada dewa kita ini. Ajaran ini semakin lama semakin melekat, hingga tidak ada lagi orang yang beriman kepada Allah SWT. Nabi Yunus alaih salam lahir di tengah-tengah kaum penyembah berhala ini. Namun, hal itu tidak membuatnya terjerumus dalam dosa.
Dia tetap memegang teguh iman kepada Allah sesuai dengan ajaran para nabi terdahulu. Allah lantas mengangkat Nabi Yunus sebagai utusannya. Tugas Nabi Yunus adalah mengingatkan umatnya dan mengajak mereka untuk kembali beriman kepada Allah. Sama seperti kebanyakan kaum durhaka lainnya, penduduk Ninawa pun menolak dakwah Nabi Yunus. Banyak yang mengaku sebagai keputusan Tuhan, namun semuanya pembohong.
Apakah benar Tuhan yang kau sembah itu ada? Jika engkau tidak bisa menunjukkan wujudnya, bagaimana kami bisa percaya? Nabi Yunus mengingatkan kaumnya akan hari kiamat yang pasti akan datang dan neraka yang begitu mengerikan akan menjadi tempat bagi orang-orang yang penuh dengan dosa.
Sedangkan bagi mereka yang beriman, Allah akan mengangkatnya ke surga. Namun, semua ancaman dan janji indah ini tidak bisa menggoyahkan kepercayaan penduduk Ninnawa. Selama beberapa waktu, Waktu Nabi Yunus terus berdakwah, namun kaumnya selalu saja menentang. Keadaan ini membuat Nabi Yunus sedih dan kecewa.
Nabi Yunus berdoa kepada Allah dan memohon petunjuk, apa yang harus dilakukan untuk menyadarkan penduduk Ninawa ini. Namun sebelum Allah menurunkan wahyu, Nabi Yunus telah memutuskan lebih dulu. Dia pergi meninggalkan kaumnya. Nabi Yunus berjalan menuju ke pantai. Dia mencari sebuah kapal penumpang dan berniat pergi ke tempat lain.
Kala itu, matahari sudah hampir terbenam, dan Nabi Yunus masih bimbang, apakah langkah yang diambil ini tepat? Namun, ketika mengingat kembali perilaku kaumnya yang kejam, Nabi Yunus kembali marah. Dia pun memutuskan naik ke sebuah kapal yang akan berlayar ke negara lain.
Nabi Yunus bergabung bersama para penumpang lainnya. Mereka semua saling berbincang. Hanya Nabi Yunus saja yang memutuskan untuk menyendiri. Tiba-tiba saja, angin bertiup dengan kencang. Langit malam yang gelap mulai dihiasi kilatan-kilatan petir, disertai dengan gemuruh yang menggelegar.
Badai mengamuk dengan ganas, membuat kapal terombang ambing. Para penumpang mulai panik ketika melihat air mulai membenjiri lampung kapal. Kapten, kapal kita mulai tenggelam!
Buang barang-barang yang paling berat! Semua awak kapal langsung bergerak. Mereka membuang barang bawaan ke laut untuk mengurangi beban.
Meskipun semua barang sudah dibuang, kapal tetap saja terombang ambing dan hampir tenggelam, seolah beban yang dibawanya masih terlalu berat. Bagaimana ini kapal? Salah satu di antara kalian pasti telah berbuat dosa besar, sehingga para Tuhan marah. Nakoda pun memerintahkan anak buahnya untuk membuat undian.
Setelah undian itu jadi, Nakoda berkata, Sesuai tradisi, untuk meredakan amarah laut, salah satu penumpang harus dikorbankan. Buang saja para budak, buat apa harus diundi? Bagi yang namanya terpilih, dialah yang akan dibuang ke laut.
Undian pertama dilakukan. Yang keluar adalah nama Nabi Yunus. Undian kedua dilakukan, dan yang keluar adalah nama Nabi Yunus lagi. Siapa yang bernama Yunus?
Malang sekali dia. Nakoda menarik undian untuk ketiga kalinya. Yunus, cepat bawa dia kemari. Semua penumpang sepakat bahwa Nabi Yunus lah yang harus dikorbankan agar lautan kembali tenang.
Awak kapal berjaga-jaga seandainya saja Nabi Yunus melakukan perlawanan. Namun, Nabi Yunus tidak melawan. Nabi berpikir, apakah ini merupakan teguran dari Allah SWT karena dia telah meninggalkan kaumnya sebelum mendapatkan perintah dari Allah? Nabi Yunus berdiri di samping perahu dan melihat telautan yang berkecolak dipenuhi ombak besar.
Sungguh pemandangan yang mengerikan. Gelapnya malam terasa semakin mencekam. Nabi menutup mata dan memantapkan hati melompat ke laut.
Dalam sekejap, dia tercebur ke dalam air yang dingin. Saat Nabi membuka mata, seekor ikan paus yang sangat besar berada tepat di depannya. Ikan paus itu melahap dan menelan babi Yunus hingga jauh ke dalam perut.
Kemudian, ikan itu menyelam jauh sekali ke dalam lautan. Nabi mencoba menggerakkan tangan, kaki, kepala, dan seluruh tubuhnya. Semuanya masih terasa normal.
Alhamdulillah, Nabi masih hidup. Namun, dirinya kini terjebak di dalam tiga kegelapan, yaitu kegelapan malam, kegelapan perut ikan, dan kegelapan dasar lautan. Nabi merasa sungguh berdosa. Dia kemudian bertasbih dan berdoa memohon ampunan. Tiada Tuhan selain Engkau, Ya Allah.
Wahai Yang Maha Suci. Sesungguhnya aku termasuk orang yang menganiaya diri sendiri. Selama terjebak di dalam perut ikan, Nabi Yunus tidak pernah berhenti bertasbih. Dia bertaubat dengan sungguh-sungguh.
Allah subhanahu wa ta'ala mendengar tasbih Nabi Yunus yang menggema dari dalam perut ikan. Atas kesungguhannya itu, Allah menurunkan perintah kepada ikan paus agar membawa Nabi ke permukaan laut. Ikan itu berenang menuju ke sebuah pulau dan mengeluarkan Nabi Yunus dari dalam perutnya.
Allahu Akbar, Nabi Yunus berhasil selamat dari perut ikan tanpa suatu kekurangan. Namun, berada di dalam perut ikan membuat tubuh Nabi menjadi lemah dan kesakitan, apalagi setelah dia terdampar di pantai. Sengatan sinar matahari membuat kulitnya semakin terbakar. Di tengah rintihannya, Nabi terus bertasbih dan memohon pertolongan dari Allah.
Kemudian Allah menubuhkan pohon sejenis labu yang memiliki daun lebar untuk melindungi dari sinar matahari. Nabi Yunus bertahan hidup dengan bantuan buah labu beserta daun-daunnya yang lebar. Daun itu mampu melindungi kala panas dan dingin.
Beberapa waktu kemudian, Nabi berangsur-angsur pulih dan sehat kembali. Setelah itu, Allah memerintahkannya untuk kembali kepada penduduk Ninawa dan menyampaikan wahyu bahwa Allah telah menerima taubat mereka semua. Nabi Yunus sungguh terkejut melihat kaumnya telah berubah.
Ketika Nabi tiba di kota, mereka menyambut dengan hangat. Kami takut akan azab dari Allah akan segera datang ketika engkau pergi meninggalkan kami. Benar, karena itulah kami beriman dan beribadah seperti yang engkau ajarkan.
Berharap agar Allah mengampuni dosa kami. Subhanallah, penduduk Ninawa yang tadinya menyembah berhala, kini telah bertaubat dan beriman kepada Allah SWT. Dan mereka semua bersyujud syukur ketika mendengar bahwa Allah telah menerima taubat mereka. Setelah itu, penduduk Ninawa hidup dengan makmur dan bahagia.
Nabi Yunus pun melanjutkan dakwahnya lagi hingga usia 110 tahun. Membaca adalah jendela ilmu. Kabi memiliki ratusan kisah seru.
Ada seri fiksi muslim, ada juga seri abunawas, dan kisah inspirasi lainnya. Kita baca kisah abunawas yuk! Kabi menggunakan bahasa yang pendek dan mudah dimengerti untuk anak-anak.
Kabi juga dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik, sehingga anak tertarik untuk terus membaca. Tandai cerita favorit di sini atau tandai sebagai bookmark untuk kisah-kisah yang penting. Kabi juga punya banyak sekali kisah inspirasi lainnya.
Pilih judulnya, baca ceritanya, dan pahami maknanya. Lihat pada gambar untuk membantu menyempurnakan imajinasi. Yuk, download aplikasinya di Google Play Store atau App Store.