Transcript for:
Makna Tanda Salib dalam Kehidupan

Saudara-saudariku yang terkasih, salam sejahtera bagi kita semua. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menyaksikan salah satu tayangan di YouTube dalam sebuah acara ajang mencari bakat, Masterchef Indonesia. Dalam ajang tersebut, tampil seorang perempuan, seorang wanita, asal Surabaya yang mengikuti audisi. Rupanya, ia adalah seorang Katolik.

terlihat dari saat ia membuat tanda salib sebelum memasuki ruang audisi tersebut. Namun, akhir dari presentasi wanita itu, ia dinyatakan oleh para juri, keputusan akhir dari juri-juri, bahwa ia tidak tembus atau gagal dalam audisi tersebut nah setelah menyaksikan tayangan ini saya sempat bertanya dalam hati jika tanda salib disebut sebagai tanda kemenangan mengapa kontestan tersebut malah kalah Apakah itu berarti tanda salib yang ia buat tidak cukup mampu membawa dia pada kemenangan? Lantas untuk apa tanda salib disebut sebagai tanda kemenangan? Nah saudara-saudariku, kalau seorang katolik itu membuat tanda salib, sebenarnya tindakan itu mengandung makna sebagai berikut.

Ia sedang membangun kesadaran bahwa Allah hadir bersamanya saat itu. Kehadiran Allah membuatnya mampu menjalani seluruh proses itu dengan tenang dan akhirnya juga mampu menerima dengan positif entah kemenangan entah kekalahan. Dengan membuat tanda salib, seorang katolik ingin mengangkat dan memberi makna secara lebih rohani sesuatu yang kelihatannya sangat profan atau sangat duniawi. Contohnya, membuat tanda salib sebelum berkendaraan.

Untuk apa hal itu dilakukan? Mungkin sebagian akan menjawab, supaya aman di dalam perjalanan, supaya tidak kecelakaan, supaya Tuhan melindungi, dan lain sebagainya. Oke. Tetapi makna yang lebih dalam dari itu sebenarnya adalah, agar seorang Katolik yang sedang berpikir, yang berkendaraan tersebut diliputi keyakinan dan kesadaran mengenai Allah sehingga bukan emosi yang mengendalikan dirinya dalam berkendaraan tetapi iman akan Allah lah yang mengendalikan contoh lain misalnya membuat tanda salib sebelum makan untuk apa hal itu dilakukan Hai Sebagai ucapan syukur, sehingga ketika mengunyah makanan, kita juga sadar akan tanda nyata penyertaan Allah yang menyediakan rejeki bagi hidup kita. Melalui para petani, melalui para nelayan, para peternak, pedagang, melalui ibu yang memasak di dapur, dan seterusnya.

Dengan begitu, aktivitas manusiawi yang sangat duniawi, yang sangat biasa dan profan itu memperoleh makna yang lebih dalam dan lebih tinggi melalui gerakan membuat tanda salib. Nah sekarang, kalau sesudah membuat tanda salib, lalu harapan-harapan kita tidak terwujud, atau malah terjadi hal yang sebaliknya, bagaimana? Nah, saudara-saudari, tanda salib itu bukan dimaksudkan untuk memaksa perubahan sebuah kenyataan. Tanda salib tidak dimaksudkan untuk mengubah seorang anak SD yang tidak pernah belajar bisa seketika mendadak jadi pintar, lalu menjadi anak SMA dalam sehari.

Tanda salib tidak dimaksudkan untuk membuat tubuh lemah mendadak menjadi kuat, atau tangan patah tiba-tiba jadi tersambung. Atau masakan yang tidak enak tiba-tiba jadi terasa enak. Di lidah pembeli, lantaran penjualnya membuat tanda salib.

Bukan seperti itu tujuan kita membuat tanda salib. Tanda salib sejatinya adalah ekspresi iman kita akan Allah yang menyejarah, yang hadir dalam perjalanan sejarah hidup kita manusia. Allah Tritunggal, Bapak, Putra, dan Roh Kudus adalah Allah yang pada dirinya bermuatan relasi. Karena itu dengan membuat tanda salib, seorang katolik diyakinkan bahwa Allah itu menyertainya.

Bahwa Allah itu berelasi dengannya. Bahwa ia tidak sendirian, entah kalah, entah menang, dirinya tetap bagian dari Allah. Tetap dikasihi oleh Allah.

Karena ukuran kasih Allah bukan terletak pada kemenangan atau semata-mata pada keberhasilan. Nah dengan membuat tanda salib, seorang katolik juga disadarkan bahwa segala hal yang akan ia lakukan harus ada dalam kesadaran bahwa dirinya adalah anak-anak Allah. Bahwa dirinya adalah pengikut Yesus Kristus.

Jadi tindakan-tindakannya tidak boleh bertentangan dengan tindakan Kristus. Itu yang terkandung dalam makna sesudah membuat tanda salib. Pikirannya tidak boleh melawan pikiran Kristus.

Tutur katanya tidak boleh menentang sabda-sabda Kristus. Artinya, dengan membuat tanda salib, seorang Katolik bertambah dalam keyakinan imannya, bahwa dirinya memiliki hubungan khusus, memiliki hubungan yang erat dengan Yesus Kristus. Kalau disebut tanda kemenangan, itu mau mengatakan bahwa salib Kristus Menjadi bukti nyata bahwa Kristus menang atas keegoisan, menang atas dorongan balas dendam, menang atas dorongan untuk mengutuki diri dan mempersalahkan, membenci orang lain.

Salib menjadi tanda kemenangan karena Yesus memenangkan pertarungan melawan hasrat dan dorongan untuk berdosa. Ia memilih tersalib, memilih terluka, memilih tersingkir, daripada hidup dalam kerjasama dengan dosa, kerjasama dengan setan. Maka dengan membuat tanda salib, orang-orang Katolik juga hendak memperjuangkan prinsip Kristus yang seperti itu. Kita membuat tanda salib supaya menang dalam pergumulan melawan hasrat, melawan dorongan untuk berdosa bersama setan.

Nah saudara-saudari, saya ingin mengajak mari kita jangan ragu membuat tanda salib. Ini bukan tentang kesuksesan duniawi semata, sekalipun tentu kita menginginkan dan mengharapkan itu. Tanda salib mengantar kita untuk sukses memperjuangkan hidup sebagai anak-anak Allah. Sekali lagi, dengan membuat tanda salib, itu mengantar kita untuk menjadi sukses dalam hidup sebagai anak-anak Allah. Tuhan Yesus memberkati kita semua.