Sebagai pendahuluan, gue mau cerita dulu nih. Hampir bisa dipastikan, di usia lo yang sekarang ini, pasti pernah denger kata saham. Entah itu ketemu orang lagi ngomongin saham, atau lo ketemu ada komunitas yang lagi bahas tentang saham. Di TV, mungkin banyak nih lo liat berita tentang saham.
Grafik naik turun harga, dan lain-lain dengan segala simbolnya yang bikin lo bingung. Di media sosial kayak Instagram dan Twitter, gue sendiri juga merasa... Ada peningkatan yang signifikan dari konten-konten berbau saham dalam seenggaknya setahun-dua tahun terakhirlah. Atau mungkin bahkan temen sepermainan lo nih yang ternyata udah ada yang punya saham.
Tapi lo sebenernya dalam hati mungkin pernah bertanya-tanya, saham itu apa sih? Karena seenggaknya itu juga yang jadi pertanyaan gue, sampai akhirnya gue cari tau sendiri lebih banyak tentang saham. Bagi orang-orang yang memang nggak mempelajari hal ini semasa dia sekolah, ngomong-ngomong, gue juga termasuk salah satu yang nggak mempelajari ini ya, mungkin saham ini jadi sesuatu hal yang tabu untuk dibahas. Begitu, memang tabu banget dan nggak jelas juga, sampai gue awalnya mikir, udahlah gue nggak akan ngerti juga. Dan segala macem alasan lain yang bikin gue jadi males gitu, untuk belajar saham.
Tapi gue bisa yakinkan hal itu wajar, wajar aja kalau kita nggak tahu, gitu. Karena berdasarkan data yang gue dapet, jumlah investor di Indonesia per 2019 itu cuma 2,4 juta. Kalau lo berpikir itu banyak, nih bandingin dengan jumlah penduduk di Indonesia, jumlahnya 260 juta.
Itu artinya cuma ada kurang dari 1% dari total penduduk. Sementara di tetangga kayak Singapura itu 30% dan Malaysia itu sekitar 12,8%. Gitu, memang nih. Berdasarkan datanya sendiri, jumlah investor di Indonesia baru berkembang pesat itu sejak 4 tahun kebelakang. Tahun 2015 nih, lo liat 400 ribu orang.
Tahun 2019 berkembang jadi 2,4 juta. Ada kenaikan 6 kali lipat dibanding sebelumnya. Nah, sebenernya banyak nih orang-orang, terutama sekitar gue, yang gue tau mau belajar tentang saham. Tapi bingung mau mulai dari mana. Memang banyak bahan bacaan dari buku, koran.
atau bentuknya video, podcast, dan lain-lain. Tapi nggak jarang ujung-ujungnya malah bikin tambah bingung. Daripada gue cuma edukasi teman-teman sekitar gue doang, yang jumlahnya nggak seberapa, gue jadi mikir nih, gimana kalau gue taruh materi ini di dalam suatu platform yang lebih besar, contohnya kayak YouTube, gitu.
Dengan begitu, gue harap manfaatnya akan jauh lebih besar karena cokupannya jadi lebih luas. Dan kalau lo udah termasuk jadi bagian manusia-manusia kurang dari 1% tadi alias investor, mending cari channel lain yang lebih advance kalau kata gue. Karena tujuan channel ini dibuat itu untuk mengedukasi orang-orang yang mau mulai belajar saham dari nol.