Transcript for:
Evaluasi 10 Tahun Jokowi dan Prabowo

Bang gue denger juga lu sering diskusi dan juga ditawari menteri bang? Enggak, gue gak mau ditawarin. Gue mau milih sendiri. Lu mau jadi apa bang?

Jaksagung. Kenapa? Ya gue mau tangkap semua orang. Siapa yang orang pertama yang akan lu tangkap?

Ya Jokowiwi lah. Emang Jokowiwi jahat ya bang ya? Bahkan kejahat. Seluruh kejahatan Jokowiwi itu tidak sebanding dengan seluruh kejahatan yang pernah dibuat di era reformasi.

Kan Jokowiwi adalah puncak dari kejahatan. Gue ucapin itu secara serius ya. Bagaimana mungkin Prabowo akan diingat oleh dunia kalau dia masih bawa baggage sampah politik dari Jokowiwi kan? Yo, jumpa lagi bersama kami di Bocor Alus Politik bersama saya, Stefanus Prabowo. Gue, Husin Abri Dongoran.

Dan, Roma Demokrasi. Untuk teman-teman yang belum subscribe, silahkan klik tombol subscribe di akun youtube Tempo.co. Dan untuk teman-teman yang ingin membaca... laporan-laporan jurnalistik yang berkualitas jangan lupa klik link yang ada di kolom deskripsi di studio sudah hadir teman-teman kami dari mahasiswa Trisakti Silahkan kamera mengarah ke sana.

Mahasiswa dari kampus reformasi. Anda apa mahasiswa datang nih? Ya, kita akan main apa dulu.

Jadi, ini akan memainkan edisi khusus 10 tahun Jokowiwi. Jadi, akan terbit di majalah Tempo, versi digital tanggal 28, versi cetak tanggal 29 Juli. Itu akan kita ulas dari politik, hukum, ekonomi, sampai lingkungan.

Jadi, bisa dibilang nawadosanya Jokowiwi di sini. Anda yang positif nggak sih di situ? Haduh. terkenalkan Bang Roky geruk nopar norokino party jokowi apa Bang yang ini mempercepat pemeriksaan kejahatan Jokowiwi ikut gue hahaha emang Jokowiwi jahat banget bahkan kejahatan seluruh kejahatan Jokowiwi itu tidak sebanding dengan seluruh kejahatan yang pernah dibuat di era reformasi Kan Jokowiwi ada puncak dari kejahatan.

Gue ucapin itu secara serius ya. Waduh. Belum apa-apa udah nunggu. Nanti ada argumentasinya itu. Itu punchline-nya dulu.

Punchline-nya ada di depan. Oke bang, kami kan sudah nyiapin edisi khusus 10 tahun Jokowiwi ya. Terutama soal politik dan hukum gitu ya. Lu sendiri nih, 10 tahun pemerintahan Jokowiwi. Lu kan sebagai biang rusuh di negara ini.

Tidak hanya lu menjadi musuhnya istana lah. Tapi nyatanya omongan lu banyak benarnya juga. juga nih atau hampir semuanya benar itu ya soal kritik-kritik lo terhadap Jokowiwi gitu nah lo sendiri sebenarnya memberikan nilai berapa nih untuk pemerintahan Jokowiwi skala 1-10 1-10 1-10 pakai angka-angka aja deh pakai aminus aminus Kenapa untuk kejahatan minus untuk kejuran hahaha Itu ibaratnya C gitu ya Bang. Kalau lo jadi dosen, lulus gak nih Bang?

Ya mulang pun, DO pun sebetulnya bahkan DO pun gak pantas dia tuh. Hahaha. Ya kalau gak DO terus apa Bang? Ya daftar ulang juga ya boleh lah. Tapi tetap kita mau serius karena kita mau lihat nasib negeri ini begitu dialihkan ke Pak Prabowo, berapa banyak liabiliti yang mesti diperbaiki Prabowo tuh.

Dan kelihatannya asetnya emang gak ada tuh. Ya, tapi ini juga. Jokowiwi membebani bangsa ini melalui Prabowo segala macam kejahatan dia itu saya seperti kejahatan karena dari awal seluruh indikasi untuk menunjukkan bojok WI tidak taat pada aturan itu terbukti itu dan itu yang menyebabkan dari defisit anggaran kerusakan lingkungan keakrapan warga negara hilang untuk ketegangan sosial naik terus segala macam hal seperti disitu kan Nah kalau kita mau mengatakan bahwa Jokowiwi ada prestasi yang mungkin dia prestasi yang hal yang tidak diajarkan Eh kayaknya gak dia janjikan, kita cepat gak dia janjikan.

Bahkan yang dia janjikan aja gak dipenuhi. Justru dia mau ambil legacy dari yang gak dia janjikan. Dan itu juga gagal.

Itu aja. Haranya mesti kita sebutin disitu tuh, bahwa beban Pak Prabowo bukan sekedar menentukan arah ekonomi, tapi mengikat kembali demokrasi. Dan itu hal yang hanya bisa dibuat atau di...

di rekayasa ulang. Kalau Prabowo betul-betul ingin menghidupkan the supremacy of Zivlian values. Itu yang pertama.

Bang kedua, Prabowo mau masuk pada rasionalitas ekonomi itu. Belum apa-apa, dia udah bilang 8% pertumbuhan. Itu artinya...

kayak kayak bajaj dikebut di jalan tol itu meledak mesinnya kita mau kasih ingatkan itu kan kan ada ukuran-ukurannya tuh ambisi jangan sampai ambis yang sama juga diulangi lepak Prabowo sedang akan mengendarai dia akan mengendarai bajaj ya warisan Jokowiwi bajewari Jokowiwi mau dikebut jalan tol lain kalau Lamborghini disitu tuh jadi poin kita selalu melihat kapasitas hari ini untuk ditumbuhkan kembali secara secara rasional kena selalu berhentian Jokowiwi itu irasionalitas semua tuh oke udah udah udah udah cukup fansnya udah salah satu ya Bang salah satu yang kemudian ada di apa ya di termen-termen akhir gitu ya pemerintahan Jokowiwi itu adalah bagaimana dia membangun dinasti yang sudah secara telanjang gitu ya Abang melihat ini gimana sih iya bukan bukit memang telanjang tapi ketelanjangan dengan itu kan mustinya pekat terhadap mereka yang menyaksikan kan itu sama dengan cerita Bansos Christian Andersen tentang seorang raja yang dipoles demikian rupa sehingga dia nggak ngerti lagi bahwa sebetulnya dia lagi terlanjur tapi oleh punggawa-punggawa dia bunga itu artinya lembaga survei ya hahaha poloster yang keren juga lebih Bapak lagi pakai sutra halus kepuasan publik Iya tapi saya nggak lihat Iya justru kalau halus maka Raja nggak bisa lihat ke busanya sendiri. Sambilnya dia keluar, terus ada anak yang beritahu, eh Raja kamu telanjang tuh. Nah anak-anak itu namanya BEM Trisakti. Hahaha. Masih diperbarang.

Hahaha. Gitu. Ya begitulah kondisi kita kan.

Jadi dipukau oleh tadi lembaga survei, elektabilitasnya 84, likability 80% tuh. Tapi kita gak ngerti apa yang terjadi di barik lembaga survei itu. Kalau kita lihat bahwa semua hal, bahkan semua jurnalis yang paling kecil pun itu tahu kejahatan Jokowiwi. Netizen itu cacimaki. Jadi seolah-olah ada jarak antara apa yang diucapkan di survei-survei dengan batin manusia Indonesia.

Nah, gue lebih percaya pada batin. Artinya lo nggak percaya dengan hasil survei tingkat kepuasan 70% itu? Oh, gue percaya.

70% bohongannya. Lo percaya itu kebohongan. Oke, oke. Tapi kalau kita melihat dinas. dinasti politik Jokowiwi ya ini kan muncul rasionalitas ya rasionalisasi terhadap dinasti politik itu sendiri dan bahkan oleh orang-orang yang sebenarnya kita lihat punya pendidikan yang bagus gitu ya dokter-dokter dan segala macem bahkan juga mereka ikut terlibat dalam merancang perpanjangan masa jabatan presiden dan melanggengkan kekuasaan dari Jokowiwi itu sendiri itu nah menurut lo nih ya Apakah dan juga dengan nganggap itu sebagai Asian value gitu kan menurut lo gitu Hai menurut lu gitu Apakah apakah kita memang-memang sudah berbalik arah logika akal sehat kita ketika kemudian apa namanya menganggap dinasti ini sebagai sesuatu yang wajar kalau dianggap dinasti itu memang kehendak Jokowiwi oke aja tuh jadi kita anggap ya setiap pemimpin kalau dia kekurangan pengetahuan tentang demokrasi dia akan rancang dirinya itu di hologram kan melalui anak-anaknya tergantinya hologram yang hologram tiba-tiba merasa Rio kalian itu hanya hologram Gibran itu hologram doang tuh.

Apalagi kita bilang hologram itu ya kosong artinya kan. Masih mending kita bilang hologram gitu kan. Dia bikin juga kaisan segala macam itu.

Tetapi kemudian aparat penentu opini publik ini dibikin survei. Dan menganggap bahwa itu real. Kan sebetulnya Pak Jokowiwi juga mengirim sinyal palsu pada anak-anaknya tuh.

Anak-anaknya makin lama makin, coba lihat Gibran makin lama ngikutin jejak bapaknya tuh. Belum dilantik jadi dokter presiden, udah kemana-mana bagi-bagi ini segala macam. Padahal sebetulnya itu bertentangan konstitusi.

Kan Gibran hanya boleh bekerja kalau diperintah oleh Prabowo. Kan wakil presiden itu kan ban serep. Bang bahkan tempatnya bukan di belakang mobil, tapi di garasi.

Tidak boleh dibawa-bawa. Tapi lo yakin Gibran hanya akan menjadi ban serep? Pastilah. Kecuali Prabowo itu bikin deal dengan Jokowiwi.

Tapi kan tidak mungkin. Di dalam teori kepemimpinan, begitu Prabowo memerintah, maka dia akan... pakai cara berpikir dia sendiri. Sekarang ya memang ada sopan santun, biasa dididik oleh Pak Prabowo, memang dipersiapkan.

Tetapi kemampuan Prabowo untuk melihat dunia dengan cara yang lain itu tidak mungkin setara dengan kemampuan Pak Jokowiwi. Kalau kita lihat misalnya soal global security, Jokowiwi buta huruf, Gibran pasti buta huruf. Kita lihat kondisi-kondisi humanitas dunia itu kan.

Kan nggak mungkin Prabowo itu diam. Jadi saya kira Prabowo akan berupaya untuk tampil sebagai potensi untuk jadi pemimpin Asia. Supaya pemimpin Indonesia sudah tuh.

Dan bayangin misalnya dunia itu melihat Asia itu sekarang dipimpin oleh Mahathir Muhammad. Nah Prabowo pasti punya ide untuk melampaui Mahathir tuh. Jadi dia akan beroperasi di tingkat global untuk memuliakan kembali Indonesia sebagai global player. Dan itu artinya tugas-tugas dalam negeri akan dikasih pada Gibran. Nah masalahnya Gibran mampu nggak tuh?

Matasi anak-anak B misalnya tuh. Bang tapi masalahnya akan ada lembaga negara baru yaitu Dan Pertimbangan Agung. yang nyatakan bahwa Jokowiwi akan menjabat sebagai ketuanya, posisinya setara dengan Presiden. Itu gimana lo, Bang, membacanya?

Dia ketua, terus Dan ini kan juga primus inter pares. Jadi ada anggota Dan, lalu dibeli seorang ketua. Kita bayangin anggota Dan siapa yang mau ada di situ. Bayangin misalnya Itu Megann Eckhart.

Oke, saya mau jadi anggota Dan. Ya tenggelamlah Jokowiwi di situ. Apalagi Sd lah anggota Dan.

Kan itu akan jadi problem. problem Jokowiwi anggota Dpr eh ketua Dpr kali mau dibikin semacam tempat reuni mantan-mantan presiden-presiden silap itu kan ya pasti Pak kamera bocor halus pertama-tama ada ke SBE kamera bocor beneran ada pada Meganwati kan lalu Jokowiwi ya udah jadi ban serep lagi disitu kan persaingan persaingan personalitas kan Jokowiwi sebagai ketua dewan nggak akan dianggap apa-apa itu apa kelemahan Jokowiwi Jokowiwi diantara presiden-presiden itu sehingga kamera tidak menyorot dia andai presidensial penampilan presidensialitas itu kan Itu Megan tetap kelihatan punya wibawa itu dan SB juga kelihatan punya kapasitas intelektual nah juga punya apa ya punya IKN Mangkrak makanya Wus itu Jokowiwi marah-marah nggak bisa penuh itu ya bahkan kita tahu kan bahwa bahkan sudah disubsidi pun gak naik. Apalagi kalau harganya harga pasar. Itu ngaco. Dan kita sebetulnya yang bayar itu kan.

Gue juga investor woos karena pake APBN kan. Bang pajak gue disitu kan. Bang, tapi misalkan Jokowiwi dinastinya berhasil, konteks Gibran menjadi wakil presiden nanti, terus KSANG menjadi di Jawa Tengah, Bobby Sumatera Utara, dan orang-orangnya menjabat sebagai kepala daerah, apakah dia masih punya bergen kepada Prabowo?

Prabowo nantinya itu artinya keajaiban ke-17 tuh kalau nggak mungkin itu pasti nggak akan terjadi itu bahwa bargan apa bargen ya justru perawasan nang itu karena dia nggak harus ngurus mereka lagi kan akan diurus oleh masing-masing klub di daerah-daerah kan kalau Gibran jadi apa kaisang jadi apa Bobby jadi apa ya sama-sama orang tahu buat Prabowo akan meninggalkan rezeki ini tetap Prabowo akan bikin ke karakter yang distingktif dalam kebenaran dia. Kita tahu lah watak Pak Prabowo itu. Bagaimana mungkin Prabowo akan diingat oleh dunia kalau dia masih bawa bagage sampah politik dari Jokowiwi.

Ya, Gibran, Kan, Bapak Biasa, sampah politik Jokowiwi. Bukan gue yang ngomongin, itu kan pikiran berkali-kali tempo. Justru pamerkan itu, bahwa itu sampah.

Bang tidak layak disandang. Jika layak disandang dong. Netizen juga lihat begitu kan.

Apalagi dunia internasional yang masih menganggap bahwa ya legitimasi Prabowo itu cacat secara etis. Dan tentu Prabowo tahan diri. Oke nanti deh gue betulin itu setelah Oktober.

Kita simpan Prabowo dulu. Dari yang lo sudah jelaskan tadi, sepertinya Jokowiwi ini buat lo gak punya legacy positif apapun. Iya gue berupaya untuk nyari positifnya.

Bang gue ketemu negatif semua. Bagaimana caranya? Aku berupaya untuk memberi tahu setiap kali orang tanya.

Kan kalau orang bertanya, saya pikir, kalian yang cemas kan kenapa saya yang harus jawab. Legosinya apa? Ya enggak ada. Demi Tuhan, enggak ada.

Bagi Bang mungkin yang bisa memenangkan 58% ini, Bang? Itu bagi Bang kan apa? Itu kan upacara mistik.

Tapi lo melihat enggak sih memang damage dari... dari apa yang dilakukan oleh. Jokowiwi dan juga dengan dinamasi politiknya ini, ini begitu besar pada sistem ketatanegaraan kita.

Betul, belum pernah ada kenekatan netizen membuat meme segala macam itu menghina. Gue kalau hina Jokowiwi itu ada basis logikanya, ada basis filosofinya. Dan itu yang aku anggap, aku kasih kritik dengan dasar argumentasi. Tapi yang bikin meme itu gila-gilaan kan. Kinaan itu betul-betul sampai slapstick gitu.

Medan sampai soal daging itu. Jadi... Fisi itu, bau ikan kan kenaan itu kan. Jadi kita mau lihat bagaimana sebetulnya bangsa ini bikin penilaian terhadap pemimpinnya. Pemimpin itu dinilai berdasarkan karakter dia, bukan pada kemuliaan jawabannya.

Ya jawabannya presiden, iya ada nobility di situ. Tapi nobleness-nya Jokowiwi itu hilang justru karena cewek-cewek dia yang terus-terusan. Kan mustinya dia sudah sadar, minimal setelah selesai 14 Februari kemarin, ini masih kemana-mana coba.

Dan memamerkan bahwa ini saya bawa Pak.. Prabowo dalam sidang kabinet ngikutin ini. Iya tapi itu kan juga Prabowo mungkin nahan-nahan diri aja kan.

Kan mustinya ada semacam penghormatan. Udah ada elect president itu artinya saya berhenti untuk memiarkan diri kan. Jadi itu menunjukkan kecemasan orang yang ntar lagi the beginning of the end.

Dia udah di ujung dia gak ngerti bahwa ini proses beginning of the end bukan proses untuk menghormati Menjadikan dia diingat oleh publik. Justru semakin dia lakukan sesuatu, ingatan publik bahwa Jokowiwi itu betul nggak tobat-tobat. Oke, gue inget waktu pertama kali lo kesini lo tuh sempat mention juga soal dinasti politik.

Kita ngobrol banyak. Tadi lu sempat membela AHI dan Demokrat dan juga Sb. Tapi nyatanya sekarang kalau kita lihat partai-partai, sekarang atau sebelum pemilu, ramai-ramai mendukung apa yang lu sebut sebagai kejahatan Jokowiwi tadi.

Termasuk... masuk juga Demokrat Yes begitu gua membelah dengan maksud sebagai mereka enggak nyemplung ke dinasnya Jokowiwi juga ya memang dulu boleh apa itu kan kita mau terangin buat dinas itu ada pada Jokowiwi ternyata juga ada genit-genitnya nih Demokrat segala macam tuh nebeng di situ walaupun pragmatisme tapi kan ada value yang bisa pertahankan kan gua kenal dengan baik cara berpikir Pak Sb tetapi ya tentu PSB punya dalil ya kalau kita nggak ngikut kita punah sebagai partai kan itu pragmatismenya tapi kemudian akhirnya justru tidak mampu lagi berdiplomasi udah-udah jadi jadi pemuji Jokowiwi habis dan woi kain hebat iskel macam belakangan dia mulai tahu juga boh ya nggak segitu juga hebatnya Jokowiwi kan tapi biarlah orang-orang orang ditegur oleh kedungan mereka sendiri lu sebutkan ditegur oleh bocor alus hahaha sebetulnya ketemu sama PSB membicarakan ini iya Dan semua hal ini kan kita tahu, gue dekat dengan Demokrat, juga dekat dengan teman-teman Gerindra. Jadi ambience-nya ini, ambience-nya suasananya aku kenal. Kan itu biasa aja kan, gue kasih tahu ini masalahnya begini, kenapa begini di grup-grup WA yang ada Demokrat dan Gerindra.

Tetap aja gue kasih poin yang nggak gue edit-edit. Sama Steve Bocor Alus, anti-edit. Bang, ada satu yang menarik adalah dulu ketika 2014 di Jogja.

Jokowiwi terpilih, orang mengelulukan gitu kan. Bahkan itu ada fotonya di mana? Majalah tadi?

Anda, ada. Ketangkat gitu kan. Presiden dari masyarakat sipil.

Tidak terkait dengan dinasti politik yang lama gitu kan. Orang yang lahir dari rakyat biasa. Kemudian justru dari orang inilah segala kerusakan itu terjadi.

Apakah kemudian kita fair untuk mengatakan misalnya dikotomi rakyat biasa atau dari latar belakang politik tersebut? tertentu itu menentukan arah ya aku tahu itu dan gua bahkan berkelahi itu berantem dengan teman-teman LSM yang ngeluk ngelinjok woi bilang enggak itu luka dengan salah sesuatu kalau bisa om gitu gua tahu ataknya itu ada beberapa hal yang aku temui di Jogja ada seorang bekas pemimpin rakyat dari sebuah partai yang terlarang itu bahkan pernah bisikin gue bawa itu Jokowiwi itu dia disebut rakyat seolah-olah dan Negosiasi soal pemindahan, macam-macam itu. Ide lo, belakang, bolong, segala macam selesai. Tapi itu gak pakai APBN, APBD, itu dia nelfon aja tuh oligarki di situ. Jadi dari awal pengetahuan gue tentang Jokowiwi lebih lengkap dari pengetahuan Lembang Lumpur Survei ini.

Nah karena itu aku mengerti bahwa, yaudah kasian juga dia nanti. Bahkan lebih lengkap dari gengnya T10 segala macam itu yang temen-temen gue LSM-nya di situ, Soekarno-Lakshmi-Lakshmi segala macam. Tapi kan gak mungkin gue ucapin karena dianggap gue mengusuh Jokowiwi.

Tetapi satu hal waktu ada berita bahwa Jokowiwi akan membaca buku yang didalilkan akan jadi inti kampanye dia tuh yang nama cita dan referensi mental itu enggak diskusi sama temen-temen gini ya itu di Amerika ada tradisi tertawa Partai Demokrat supaya buku kampanye itu dicetak berdasarkan visi presiden tuh supaya ada janji yang diikat di situ misalnya Bill Clinton dulu waktu dia muncul pertama kali sebagai calon presiden Demokrat Dia nulis buku judulnya Putting People First Dahulukan Rakyat Disitu ada janji dia Bagaimana dia akan deal dengan Timur Tengah, dengan politik Islam, bagaimana dia akan penuhi tuntutan negara-negara berkembang. Jadi visinya dituangkan di situ. Di situ.

Social safety net, human rights, dan dia lakukan semua kan oleh Bill Clinton. Obama juga lakukan hal yang sama tuh. Obama menulis buku judulnya The Audacity of Hope.

Keberanian untuk berharap. Jadi buktian semua tuh. Jokowiwi menulis Nawacita.

Bang pada waktu itu, mungkin 120 halaman, gue pernah usul. bikin resumen di situ, bikin aja summary itu. Dan gue dapat berita bahkan yang empat halaman itu gak dibaca oleh Jokowiwi.

Jadi bagaimana dia dituntun oleh paradigma yang tidak ada di kepalanya. Jadi kekosongan gagasan itu yang menyebabkan akhirnya Jokowiwi menganggap apa yang dia ucapkan itu menjadi kebijakan. Dan banyak yang dia ucapkan tidak didasarkan pada janji dia.

Cuma dibaca di not watch, apapun ada janji untuk bikin ibu kota. dengan anggaran yang menyedot separuh dari APBN. Kan nggak pernah kan?

Kalau ditanya dari mana ide itu? Ya dari dukun pasti kan. Emang Jokowiwi pakai dukun ya Bang?

Kita mesti sebutin itu karena nggak ada penjelasan lain. Bang tadi menarik soal partai yang lo bilang bisa punah begitu ya. Ini kan Jokowiwi juga dilihat sebagai orang yang sangat kuat terhadap partai-partai. Dia bisa mengontrol hampir seluruh partai.

Ini sebenarnya apa yang terjadi Bang? Lo melihatnya ada dinamika apa? apa makanya partai menjadi gini semua dia di Jokowiwi ya karena di kantong Jokowiwi itu ada sprint dik yang ada inisial cahimin Oke ada sepeda inisial eh eh Erlang ada sprint di kini sebutinnya terus nanti kita pusing konfirmasinya ini banget ya namanya Julhas kan semuanya kita musti andaikan disini cuman itu keterangannya Kenapa Jokowiwi bisa mengontrol bahkan secara masif kegiatan bertempat ini kan dan sebaliknya Jokowiwi punya banyak kartu untuk dia bujuk ke masyarakat kan BLT dan ini kantong kiri kanan ini kantong Sprint ini kantong janji apa kartu Indonesia Pinter segala macam itu satu kartu yang dia nggak mau bagiannya pakai sendiri tuh apa tuh kartu Indonesia Dungu itu yang menyebabkan kita dinilai sebagai negara dengan IQ tinggal 78 ya keterangannya apa ya karena dia pakai sendiri makanya partai-partai DPR semuanya tersebut ya undang-undang mulus segala macem ya Itu kan operasi hegemonik sebetulnya. Nah sekarang kelihatannya akan berbalik. Cah Imin sudah mulai mempersoalkan apa kemarin Cah Imin.

Undang-undang, Pemimpin Paslo, Pdip juga. Ya sudah, kimianya berbalik saja. Kan melihat bahwa Jokowiwi itu sudah jadi bebek lumpuh, jadi lemdak. Banyak orang perkirakan Jokowiwi ini menjadi lemdak satu atau dua tahun sebelum dia lengser.

Tapi nyatanya sampai sekarang pun partai-partai masih menyimpan kekhawatiran, ketakutan. Atau ini hanya soal waktu saja, Pak? Itu artinya partai-partai bukan bebek lumpuh, betul-betul bebek goreng.

Udah di goreng Jokowiwi dulu, Pak Jadi sebetulnya itu yang terjadi di kita. Kenapa? Kan dari awal tidak ada satu partai yang berani mengucapkan janji untuk jadi watchdog. Jadi penyeimbang bahkan. Belakangan PDIP mau jadi penyeimbang.

kan itu masalah kita takut untuk mengatakan kami adalah partai yang tidak menginginkan Anda jadi presiden kan musim ada partai bilang begitu kan PKS pun ragu-ragu waktu itu tuh ya masih siksa karena berharap nanti akan ya ada transaksi tersekecil jadi intinya adalah culture oposisi itu tidak ada di kita tuh Nah gua mengikuti bocor alus menjadi oposani gue ngikutin lu ya bukan tapi misalkan apa Apa yang membedakan ya Bang di era 1998 ya? Kan ini kalau yang sekarang ini kan yang mengkritik itu hanya lu doang yang gua rasa ya Bang ya. Ah lu, lu bertingkat tiap hari.

Tapi 1998 itu kan banyak juga sedalamannya. Tapi kenapa orang-orang juga sekarang kayaknya sedikit... Sekali lah yang mengkritik Jokowiwi secara terang-terangan.

1998 itu momentumnya tiba bersamaan dengan krisis ekonomi itu. Itu penting. Jadi ada momentum di situ tuh.

Ditahan-tahan pada akhirnya krisis ekonomi memberanikan variable yang membuat ke... beranian orang seperti Har Joko, orang seperti apa namanya, siapa namanya ini, Akbar Tanjung ngomong, orang seperti siapa, yang jadi Menteri Perkurungan. ekonomi yang terakhir itu, anak ITB itu.

Jadi semua akhirnya mengerti bahwa harus berhenti. Dan yang kita sebut sebagai korupsi pada waktu itu kan ya ada, tetapi tidak semasif sekarang. Kan korupsi dikendalikan secara efisien oleh Soeharto kan.

Nah sekarang koruptornya banyak, sehingga Jokowiwi juga tahu bahwa kalian kan menikmati kue yang gua bikin kan. Jadi itu intinya. Kalau pada waktu itu, ya koruptor jelas itu menterinya, koruptor segala macam, tidak semasif sekarang. Kalau ini sampai di daerah kan. Jadi Jokowiwi tahu bahwa dengan tukar tambah sepedik-sepedik itu, dia masih bisa bertahan tuh.

Mahasiswa juga begitu. Mahasiswa menganggap bahwa apa intinya ya, mau disebut Jokowiwi itu otoriter, ya ada juga lemah lembutnya misalnya. Tapi lemah lembut tipuan kan.

Tetapi sekali lagi, begitu ada krisis momentum seperti di 98, itu pasti semua orang akan kembali ke jalan. Itu pasti. pasti akan terjadi.

Masih pasti akan balik ke situ. Banyak-banyak ini kalau dia makan siang sekarang itu apalagi kalau makan siang gratis tertunda cuma dapat 10 ribu. Jadi ini sebetulnya yang biasa diterangkan sebagai teori perubahan sosial yaitu di ekonomi.

Jadi kelihatannya kalau ekonomi memburuk dan pas memburuk itu gerakan mahasiswa, gerakan buruk akan tumbuh ke jalan. Dan itu bisa terjadi dalam 2 minggu ke depan karena variable-variable. tegangan global segala macam itu dan yang lebih penting adalah kekurang atau keraguan Pak Prabowo untuk langsung memperlihatkan postur kami nanya kan semua investor nunggu siapa yang kecil menteri keuangan apakah menjadi keuangan itu provisional atau pro monitor suara monitoris atau seorang fiskus yang ditunggu karena semakin lama di bantuan semakin investor ragu-ragu ini ada apa lagi dalam itu apa ada transaksi lagi dengan Jokowiwi jadi kepastian itu jadi soal momentum aja Bang lu tadi di awal menyebutkan bahwa semua dosa yang dikumpulkan selama 10 tahun itu jauh lebih besar ketimbang 98 secara argumentasi misalnya dosa tentang kemakmuran itu kan kita lihat setiap malam ada kira-kira 19 juta orang Indonesia tidur dengan perut kosong yang pernah terjadi di zaman Soeharto ada 60 juta pemuda Indonesia yang diproyeksi akan menganggap nganggur sampai ke 245 atau kira-kira tuh sepeda akhir naikin ekonomi tumbuh 5% nyerapnya berapa 25 kali 400 2 juta orang nah 58 ini mau kemana itu kan juga nggak pikirin itu kan juga hal-hal yang menimbulkan kecemasan kita harto tidak pernah mengganggu partai politik karena dia tahu partai politik itu udah bagian dari dia tuh masuk akal karena itu ada rezim yang militeristik Jokowiwi di zaman yang demokrasi terbuka semua Munas Partai dia kengkangi kan. Jadi dia merusak demokrasi. Oke lah merusak demokrasi, nggak ada soal.

Masih kita berbalik. Tapi dia merusak Partai Demokrat Indonesia Pertimbangan. Gila lagi kan. Bang partainya sendiri.

Tapi Soeharto juga waktu itu intervensi dengan Kongres Megann. Memang Soeharto intervensi karena ideologinya adalah stabilitas nomor satu, pertumbuhan nomor dua, distribusi nomor tiga. Lu dia puter-puter kan. Jadi Soeharto konsisten.

Dia punya trilogi pembangunan. pembangunan di dalam keadaan rakyat masih miskin pertumbuhan berdinaikan akan terjadi krisis maka stabilitas dipasang dulu tuh itu di fungsi abrid buat mengamankan setelah di fungsi abrid cukup mengendalikan keadaan politik diputar lagi pertumbuhan grossnya nomor 1 maka dia push 6-7% itu baru timbul efek trickle down nya dalam bentuk pemerataan kan dan itu memang dibuktikan soharto kan di jaman pak harto ekstraktif industri berwaktu Waktu mungkin belum ada nikel segala macam, batu marah sedikit, tapi hutan itu, hape-hate kita tahu pada waktu itu dikasih. Soeharto mendorong orang eksploitasi, oligarki lu ambil nih, gue kasih lu izin. Tapi lu balikin ya ke gue, yang Bill itu masih 35 persen.

Masuk dalam bentuk SD Impres, irigasi, puskesmas segala macam, bulog segala macam. Jadi rakyat merasa ya nggak ada soal, ada jenis authoritarianism, tapi dia benevolent. Kira begitu kan. Nah di Jokowi, di Jawa dan PSB... Bang balik itu tinggal di...

Yup Har 35, Sb Bill nya 27%. Zaman Jokowiwi yang Bill tinggal 6%. Artinya disuasai jauh kan.

Ya orang marah lah sebetulnya kan. Apalagi kelas menengah tuh. Kalau kelas bawah masih bisa disokok oleh BLT. Kelas atas ya rampok tuh.

Tapi kelas menengah ini kan makan tabungan kan. Setiap hari dia lihat ATM nya berkurang tuh. Nilai rupiah juga kurang tuh.

Jadi kemarahan kelas menengah yang kita tunggu. Bukan kita tunggu yang akan terjadi, pasti tuh. Harga kapan itu bang? Ya 2 minggu lagi. Hahaha.

Apakah lo juga artinya meyakini bahwa Jokowiwi worse than Soeharto? Sangat. Soeharto itu nggak ada salahnya tuh. Kan dia konsisten. Dia bilang gue mesti tahan dulu partisipasi politik.

Kan itu masa mengambang itu masuk akal buat dia tuh. Apa namanya? Floating mass itu. Nah sekarang kita di era demokrasi. Justru Jokowiwi memanfaatkan cara-cara yang militeristik.

Kan itu intinya kan. Pemilu kemarin, partai mana yang paling kuat pada pemilu kemarin? Ya polisi.

Partai Kepolisian. Partai Kemendagri. Aparatnya kan ada di situ kan. Kita harus jujur katakan itu, kalau kita bikin evaluasi, apa yang memenangkan Jokowiwi? Pengerahan aparat, itu aja.

Bang kemudian di-backup, di-legitimasi oleh survei-survei. Nah survei-survei ini juga, dia bilang salah apa gue di-umplopin. Tetapi survei-survei ini orang-orang yang punya akal kan.

Bang harusnya juga tahu, bahwa ini ada kemaksiatan yang dibalik amplop yang tebal-tebal itu. Jadi memang kerusakan moral, kerusakan value ini betul-betul sempurna di botol Jokowiwi. Bayangin misalnya di depan mata, ini surveyor ini masih menjilat Jokowiwi.

Ini kan surveyor yang musuhnya pakai otak. Tapi banyak surveyor yang nggak bisa pakai otak, ya pakai cincin doang. Oke, Bang. Di sini ada teman mahasiswa yang ingin mengajukan pertanyaan. Silahkan, dari Trisakti.

Perkenalkan, perkenalkan. Izin bang perkenalkan nama saya Fauzan Alus, saya dari BMF Fatri Sakti. Alus? Oke. Siap bang?

Nomor berapa lu? Apa bang? Gagang Alus nomor berapa? Siap bang?

Izin bang, mungkin gini bang ya, perihal pembahasan 10 tahun Jokowiwi, saya coba memaksa mengingat bang, apa sih sebenarnya hal positif yang ada di rezim Jokowiwi gitu. Bang ada malahan cuma catatan-catatan hitam selama dia 10 tahun. Nah saya mengingat bahwa Rousseau pernah mengatakan, misalkan Republik adalah konsep yang begitu besar memberikan kebebasan kepada rakyat tetapi demokrasi musuh terbesar demokrasi adalah kekuasaan namun menurut apa kita harus hancurkan kekuasaan untuk berjalannya demokrasi yang ideal seperti Jokowiwi mungkin terima kasih jadi mahasiswa betul itu saya kutipkan lebih tepat penjelasan rusuh itu suatu waktu Bang sejak Rousseau ditanya oleh wartawan Tempo zaman dulu.

Gue bayangin aja tuh imajinasinya. Profesor Rousseau, apa yang menyebabkan demokrasi di Roma runtuh di abad pertama, tahun 100? Roma itu demokrasi pertama di dunia dan dia runtuh di tahun 100. Jadi bayangkan si wartawan Tempo ini bertanya pada Rousseau di abad 17 tentang peristiwa.

setiwa 17 abad sebelumnya, 1700 tahun sebelumnya tentang demokrasi di Roma, jawaban Russo begini, demokrasi itu ibarat buah sangat bagus buat kesehatan, tapi hanya lambung yang sehat yang mampu mencernaknya. Nah sekarang pertanyaan kita, lambung macam apa yang ada di Jokowiwi, yang ada di kabinet, sehingga gagal mencernak buah reformasi itu, yang baru 25 tahun yang lalu. Jadi kelihatannya, para frasing russo itu relevan buat kita buat menguji Apakah lambung pemimpin-pemimpin ini termasuk pemimpin-pemimpin utamanya Jokowiwi itu adalah mung yang mampu mencernak buah-buah reformasi benar lalu jangan-jangan memang Iya dia enggak ada lambung itu semuanya usus dari mulut sampai keanus sesuai ya sehingga nggak bisa mencernakan itu aja intinya begitu kan jadi ini juga menunjukkan bahwa culture kita itu tidak dipersiapkan oleh Jokowiwi untuk menerima limpahan dari problem yang dia buat. Lain kalau culture demokrasi ada, oke Jokowiwi bikin kesalahan, gak ada soal tuh. Biasa pemimpin kesalahan.

Tetapi demokrasinya hidup. Kan enak juga kan? Ini demokrasi dia matikan dulu supaya kejahatannya itu tidak terbaca oleh mahasiswa.

Padahal sebetulnya bagi mahasiswa dia lebih percaya Russo daripada percaya lembaga-lembaga surveinya Jokowiwi. Oke. Anda lagi pertanyaan? Satu lagi. Perkenalkan, Bang.

Nama saya Ahmad dari Fakultas Sukumun. di Fatri Sakti Saya izin bertanya, Bang. Tadi kan Bang sempat menyinggung tentang Presiden, tentang Jokowiwi. Nah, saya ingin mengutip apa yang dikatakan oleh Plato Plato mengatakan bahwasannya... Kutip siapa?

Plato Plato mengatakan negara yang ideal adalah negara yang memiliki pemimpin untuk memberhentikan kekacauan. Namun, faktanya berdasarkan pelaksanaannya, Jokowiwi malah menambah kekacauan. Nah, Plato pun juga menambahkan, seorang pemimpin harus memiliki sifat yang bijaksana dan seorang filsuf.

Nah, apakah Jokowiwi punya kedua sifat itu? dan apa menurut Bang Roky? Apa harapan-harapan untuk mahasiswa sekarang nih? Melihat pemimpin yang seperti itu.

Terima kasih. Gini ya, Jokowiwi memang tidak mengkoleksi republiknya Plato Dia mengkoleksi Sincan. Coba gue bandingin ya. Pemimpin Amerika itu Bill Clinton.

Oke, Bill Clinton. Bill Clinton itu di pinggir tempat tidurnya ada buku judulnya The History of Western Philosophy. Dari zaman Plato sampai Heidegger. Buku kira-kira tebalnya 750 halaman.

Ditulis oleh Bertrand Russo. Di dalam pengakuan Bill Clinton setiap... dia membaca buku itu untuk dapat inspirasi tentang ide itu bedanya dengan Jokowiwi. Sultan Syahrir misalnya, Sultan Syahrir itu orang yang anti-Marxisme itu. Tapi kata Sultan Syahrir, setiap hari saya terpaksa terpaksa membaca ulang jilid lembar-lembar di dalam jilid das kapital untuk mengerti apa yang terjadi dalam masyarakat jadi kita nggak bisa bandingkan kalau kita bandingkan misalnya antara Bill Clinton Syahrir dan Jokowiwi nanti kalian bilang atau baser-baser Jokowiwi itu kan bukan Apple to Apple memang Apple to Apple tapi was itu Apple to Apple antara Apple sehat dan Apple busuk yang musuh kayak mana Bang tanya hanya pada bocor yang sedang halus bang tapi ini kan sebentar lagi ada ada perubahan komitmen opo ya Prabowo ya Apakah Prabowo ini akan seburuk Jokowiwi juga ya Bang bukan seburuk pertanyaannya kalau itu berarti Prabowo betul-betul meneruskan keburukan Jokowiwi karena dihasilkan dari Iya karena dianggap begitu kan tapi kan Pak Prabowo menganggap bahwa dia tahu keburukan itu dia nggak mungkin diucapkan sebagai basa-basi disensi sebagai perempuan baru kan pemimpin nggak boleh mengutuk yang belakang soal pengikutnya mengutuk itu jadi kita mau lihat apa yang akan jadi beban pada Prabowo atau apa yang musim dia dia selesaikan sebagai beban supaya dia bisa lari dengan cara berpikir bersih yang pertama soal demokrasi karena itu kita tuntut atau kita kita kita tekan supaya semua undang-undang yang potensi mengembalikan Indonesia pada sifat militeristik baik undang-undang Polri ulang-ulang udang-undang ini dan itu itu di dibatalkan tuh pulihkan justru undang-undang yang menghormati civilian value undang-undang omnibus law undang-undang kebebasan pers segala macam kan jadi semua itu yang kita tuntut Nah itu mungkin yang akan jadi poin pada Prabowo artinya kalau dia gagal membatalkan undang-undang otoriter dan justru eh sorry saya puter kalau dia tetap ingin mengucapkan politiknya melalui undang-undang otoritere yang berkarakter otoriter ini Omnibus law, ITR, undang-undang presiden, segala macam, dan gagal membackup undang-undang yang sifatnya humanitarian, human raci ini, maka dia akan lebih buruk dari Jokowiwi.

Kenapa? Jokowiwi seorang sipil bertindak secara militaristik. Prabowo dasarnya militaristik, kalau tidak diimbangi dengan fasilitas solidaritas ini, undang-undang yang penuh humanitas, dia akan jadi lebih dari Jokowiwi, kan? Tapi saya kira Prabowo mengerti dia kekurangan legitimasi di dalam pemilu yang lalu itu. Masih di...

dipersoalkan bahkan di internasional bahwa Prabowo terpilih dengan ya secara secara lebih lebih legal tapi legitimasinya kurang dengan itu namanya kemarin kan pemerintahan waktu sidang di Jeneva itu kan unsur dari Afrika mempersoalkan legitimasi Prabowo atau legitimasi dari pemilik kemarin jadi Pak Prabowo ngerti dia musim perbaiki ini nah upaya itu yang bisa didorong dari awal tuh Nah itu kita ingin supaya Prabowo diawal Pemerintah hanya mengucapkan, saya akan mengaktifkan kembali kemerdekaan berpikir, tidak ada penghalangan terhadap kebebasan. Sebab hanya dalam suasana itu Prabowo bisa ucapkan hal-hal lain. Jadi tanpa conditioning itu, dia akan gagal. Bagaimana misalnya minta dukungan publik dengan pertumbuhan ekonomi yang bisa memanaskan ekonomi dengan disparate.

Das Kalo diskursusnya dia kendalikan. Jadi pertama kali Prabowo mesti kasih public address, saya akan revive, akan menghidupkan kembali the very idea of the supremacy of civil and value, yang ditunggu oleh Indonesia juga ditunggu oleh luar negeri. Nah kalau itu diucapkan, mungkin investor menganggap oke Indonesia sudah pulih akal sehat demokrasi, ya maka mari kami bantu Indonesia.

Apakah bisa dan mau, Bang, melihat rekam jejak Prabowo? dalam hal kebebasan. Ya justru itu, rekam jejak Prabowo akan jadi beban buat dia kan.

Nah kalau dia gak mampu balancing itu, ya dia akan terjebak pada, dia akan bikin rekam jejak yang seperti itu kan. Apalagi orang udah mulai curiga ini seberapa jujur sih Prabowo akan menghidupkan kembali demokrasi itu. Kalau sekarang misalnya soal komposisi kabinetnya kira-kira ya sebagian orang orang gerinda dan sebagainya betul-betul core-nya Prabowo itu yang dari korps yang sama kira-kira.

Kan itu intinya. Apakah nanti wilayah-wilayah ekonomi itu datang dari tradisi memanfaatkan the intellectual technocrat bukan dari kalangan dia sendiri kan. Jadi a new kind of feudalism, a new kind of proto-autoliberalism harus diperiksa dari sekarang.

Jadi fungsi kita adalah itu, mengingatkan. Kan kita nggak mampu untuk melakukan counterfeiting force. Kan itu adalah fungsi dari PR. Pada saat yang sama, mustinya PDIP pastikan bahwa dia akan jadi betul-betul partai oposisi di situ. Apa tanda partai PDIP beroposisi?

Jangan tunggu beroposisi pada Prabowo. Mulailah beroposisi pada Jokowiwi dengan membentuk panitia angket. Jokowiwi masih bisa diturunkan sebelum Oktober kok.

Jadi nanti Prabowo dilantik, bukan dialihkan kekuasaan dari Jokowiwi ke Prabowo. Saya membayangkan itu. Kan mesti ada semacam... macam pembatas Jokowiwi musim diturunkan itu intinya supaya beban terboh hilang supaya rakyat ini tahu bahwa oke kita sudah berhak Jokowiwi sudah 9 tahun dan dia sudah diturunkan tuh bukan turun karena konstitusi tapi turun karena kejahatan politiknya kejahatan ekonominya kan itu karena ini pesan buat Itu Megann tapi ketika lu tadi menyebutkan soal Prabowo harusnya pada awal masa jabatannya akan bini akan gitu aja kan punya harapan nih sediakan pada Prabowo sementara kalau kami di pers juga meniru menilai Prabowo yaitu apa yang lu harapkan itu to be true seperti ya karena tadi rekam jejak itu dan kita melihat cara dia memperlakukan wartawan gitu dan juga orang-orang dekatnya memperlakukan wartawan ya Rikang sudah merasakannya betul tidak ancaman-ancaman tekanan-tekanan itu karena gue tahu itu jarak berpikir tempo ya gua moderasikan segitu tapi gua tetap menginginkan supaya conditional dari awal itu diucapkan dong bahwa saya saya akan menjaga demokrasi. Oleh karena itu, setiap langkah saya yang membatalkan ide demokrasi, silahkan kasih makin saya.

Itu yang kita tunggu kan. Jadi ini forum untuk menekan dia sebetulnya. Kan tadi, karena udah ada bukti-bukti bahwa Prabowo itu juga tidak begitu legah dengan soal demokrasi kan.

Kan mungkin juga itu karena dia tahu bahwa iya itu kalau demokrasi dilepas lagi, itu artinya pemerintahan itu bisa tiap hari dikritik. Padahal sebetulnya itu yang diinginkan. Jadi sekali lagi kita mau terangkan bahwa Prabowo itu harus dicegah untuk tiba pada momen ketika dia merasa terdesak, lalu dia pakai seluruh akses negara dan mengembalikan ciri militeristik dari pemerintahan dia nanti. Jokowiwi dulu berjanji untuk memperkuat pemberantasan korupsi, memperkuat KPK, dan waktu itu orang juga percaya lah ya, termasuk juga soal pengusutan pelanggaran HAM.

Dan tidak ada yang terwujud gitu kan. Nah sementara kalau kita melihat Prabowo ada persoalan dalam... dalam pelanggaran HAM dan juga demokrasi dan dia adalah bagian dari order baru.

Nah, apa yang kita harapkan? Kita refleksi bahwa Prabowo tahu itu duri di dalam tulangnya atau tulang di dalam dagingnya yang akan mengganggu keadaan di depan. Kan mestinya kita bicara lanjut di Oatnya, di as it should be, seharusnya Prabowo dari awal karena dia mengerti itu, dia mulai membuka pembicaraan tentang soal itu.

Dan kita... Saya juga lagi tunggu sebetulnya kan, kan tetap bahwa sadar Prabowo dia akan didimensikan dalam soal segit segitu. Apakah Prabowo mampu untuk mensublimasikan kecemasannya itu melalui peraturan perundangan yang membuat orang oke percaya bahwa ada problem human rights, tetapi fakta-fakta yang dia lakukan sekarang itu mengarah pada perbaikan, perbaikan etik pembinaan.

Kalau dia masih tidak rawan dengan pertanyaan persgalaman hati, berarti dia akan... Ter Berubah dong, kan. Itu DNA-nya final, tuh. Tetapi kita harus anggap demokrasi itu memungkinkan orang berubah, tuh. Jadi kita kasih semacam, ya blessing kecil, kan.

Tapi kita tetap paham itu. Oke, kita tidak kasih cek kosong pada Anda, ya. Anda mesti ucapkan itu supaya kelihatan bahwa Anda jujur untuk mengembalikan Indonesia dari keburukan atau dari sifat yang otoritarian pemerintahan Jokowiwi. Jangan justru tambah kadar otoritarian itu. Bang, lo punya harapan berarti ya pada Prabowo?

punya kalau gua terus-menerus ngocet seperti ini dan buat bocoran kan gua tetap anggap bahwa argumen itu bisa masuk akal dan diterima oleh orang yang juga berpikir secara masuk akal nah gua anggap Prabowo masih punya kemampuan berpikir secara masuk akal itu entah orang-orang di sekitar dia kan itu enggak mungkin gua minta pada Jokowiwi karena ya terbatas tadi kan soal-soal kalau kita ngomong dengan Jokowiwi secara konseptual kelihatan ya dia manggut-manggut tapi seperti yang dia suruh katakan sudah-sudah mengerti sudah tapi belum bang kita denger nih abang udah banyak ngobrol sama Prabowo bocorin dong itu nggak mungkin dibocorin bocorin bocorin jadi gede hahaha tapi bener lu udah berapa kali ketemu dengan Prabowo ya bertemu di bahkan sebelumnya jadi presiden bertemu terus gitu jadi dari awal kira-kira ya begitu ya kapan takan jalan pikirannya ya Prabowo tadi aku bilang dia ingin menumbuhkan ide dia sebagai pemimpin Asia. Dari awal itu intinya, bukan saja di presiden. Nah karena itu, dalam perbandingan politik, Prabowo akan ambil perbandingan dengan Mahathir.

Kan kalau Prabowo tetap sebagai penerus ide Soekarno-Lakshmi, eh sorry, ide Pak Jokowiwi, itu artinya dia tidak mungkin masuk dalam persaingan figur Asia. Jadi itu yang aku mau lihat tuh, ada Mahathir di Asia itu dan Mahathir memperlihatkan ide demokrasi yang bagus, humanity di dalam perencanaan ekonomi kan, kan itu parameternya kan. Nah, karena itu aku anggap bahwa kalau saya diskusi dengan Pak Prabowo, kira-kira itu yang dia maksudkan tuh. Bahkan suatu waktu dia pernah bicara bahwa ini mesti ide negara sosialis pertama di Asia kan. Jadi ide koperasi ada di situ, ide pemerintahan ada di situ kan.

Tapi ini ide. ide dari seseorang yang ada sekarang dalam tawanan krisis ekonomi beban utama cemesan bisa berubah juga kan tetapi idealnya kira-kira begitu tuh itu yang gua maksud tadi buat kalau gua ngomong dengan Prabowo walaupun kritik koma setelah bertentangan tapi ada ide disitu ada ide itu kadangkala ide itu bisa dibatalkan oleh peristiwa-peristiwa sehari-hari yang bisa mungkin bikin dia jengkel muncul watak-watak dasarnya itu itu soalnya tuh Bang Prabowo kan suka berdiri berdiskusi dengan orang-orang yang bacaan bukunya banyak ya itu yang yang gue dengar juga lu sering diskusi dan juga ditawari Menteri Bang enggak gua nggak mau ditawarin gua mau milih sendiri lu mau jadi apa Bang jago kenapa ya gue mau tangkap semua orang pertama yang cuma itu masalah nangkap lembaga survei kan gorong-gorong semua isinya Kita sedikit bercanda, tapi kita serius. Mengatakan bahwa problem negeri ini tergantung pertama kali pada penampilan nanti setelah dia dilantik oleh Prabowo. Sekarang mungkin kita menduga-duga ada krisis bagaimana mengatur komposisi kabinet itu memanfaatkan energi yang masih ada. Tapi energinya makin lama makin habis kan.

Kan dimakan waktu itu. Jadi kemampuan Prabowo untuk mempercepat model atau memperlihatkan lebih cepat model kepemimpinannya itu terhampat oleh sampai Oktober. Dan dari sekarang sampai Oktober masih banyak bocoran yang kita ucapkan dengan cara yang halus.

Bang, gue ingat ini membandingkan dengan 2014. Waktu itu Jokowiwi pertama kali menjabat, dia berbenturan dengan partai soal komposisi Menteri Kabinet. Kalau Prabowo kira-kira akan seperti apa? Dia kan ketua mempartai, presiden terpilih, dan partai-partai sudah berusaha mendekati Prabowo maupun orang-orangnya.

Nah seperti itu, apakah Prabowo punya kekuatan menentukan sendiri kabinet-kabinetnya atau mas? di rumah sini tekan oleh Jokowiwi dan partai-partai sekelilingnya Bang kalau kita mulai mendeteksi sebut aja filosofi kelebihan itu tetap nggak mungkin berharap bahwa Prabowo akan sangat demokratis tuh walaupun dia dianggap sudah pindah dari tradisi militer dan ambil risiko membuat partai putih itu artinya dimensi kesetaraan disitu tapi Prabowo terlalu lama ada di dalam tradisi yang tersebut kepemimpinan Istilah apa dalam tentara militer ...eficiency itu. Jadi span of command itu.

Nah itu yang kelihatannya akan dipakai di situ tuh. Tetapi tadi gue terangkan bahwa kalau dia pakai itu terus-menerus, dia nggak mampu menyatakan diri sebagai pemimpinan. Kan di Asia itu sekarang yang dinilai kemampuan untuk menghidupkan civilian value.

Kan itu kompleksitasnya kan di situ kan. Itu ya tergantung apakah misalnya Pak SB mampu untuk mendukung Prabowo. Kan yang paling senior di situ kan SB ya kan.

Bang lain pasti gak di... dengan Prabowo lah kan. Pak Lu ya mungkin tapi kita tahu ya mungkin era Pak Lu udah mulai namanya sunset gitu kan. Jadi tetap ada pemimpin baru di situ. Bang lain dari partai-partai ya dengan mudah.

Prabowo bilang, gue lebih pintar dari kalian kan. Kan tetap kita mesti lihat ada semacam menjengkelkan memang tapi ya kalau berdebat soal macam-macam ide misalnya Erlang kan nggak bisa tinggi Prabowo. Prabowo bacaannya lebih luas dari Erlang. Apalagi Julhas, apalagi Caiminis, segala macam.

Jadi kita harus lihat keadaan itu. Nah dalam keadaan semacam itu, ada semacam kemewahan pada para pemengkataan. Gue tuh ngerti semua soal itu.

Nah dalam pengertian itu, kalau nggak ada orang yang beroposisi, Negor, Tempo, atau yang lain, yang memang cuma Tempo sama gue yang bisa Negor itu. Ya udah, Prabowo tidak ada lagi sparing pattern untuk diskusi kan, itu intinya. Lain dengan PSB.

PSB jauh lebih mampu untuk menampilkan fisik ke... Ke... Kesatunan? Bukan kesatunan.

Fisik siviliannya dari mana Pak Prabowo tuh. Kira-kira itu aja tuh Pak Lu sepertinya akan menjadi pembela Prabowo nih ke depan nih kalo melihat dari arah omongan lu dari tadi. Gila kira-kira?

Gue bukan pembela Prabowo. Gue ingin mengarahkan Prabowo ke jalan yang benar. Dari segi demokrasi tuh. Kan gimana gue bela, gue belum bisa lihat arahnya kan. Ya abis itu.

yang aku terangkan tadi kita ingin jadi ini adalah niat itu keinginan untuk memastikan bup pemerintah ini musim berbeda dengan yang kemarin tapi karena Prabowo merasa terus-menerus Iya saya dididik perut dari Jogos kelam aja kita tunggu Kapan pembuktian itu bau dia beralih pada akhirnya kuriga beralih yang apa kita belakan jadi bukan gua Bill gua ingin Prabowo mengikuti jalan pemeran publik yang diucapkan itu kira-kira itu tapi tanda-tanda salah jalan itu sudah ada dari hari-hari bukan sudah ada dari awal juga udah ada ya memilih Gibran itu tanda-tanda itu banget memilih ketemu dia kemarin yang kapan itu yang terakhir yang berkali-kali sedikitlah nggak bukan terkait berkali-kali gitu hahaha itu tetap visi masyarakat sipil musik tiba di dia itu kan tadi mau ngomong kan gua ngomong dengan seri grup di segala macem tetapi kelihatannya Prabowo mulai mengerti itu tuh tapi kita mau melihatkan impact dari pengertian itu apa dalam kebijakan beliau belum ada Kenapa ya karena Jokowiwi masih presiden kan sementara kan jadi Prabowo tetap merasa bahwa ya Bagaimana di kegelisahan kegelisahan dia juga itu menunjukkan bahwa ini sistem kita itu buruk tuh. Mesti Jokowiwi bilang, saya udah berhenti ya, tinggal 6 bulan maka saya benar-benar ini aja kartu saya. Mungkin ada mainan atau komik yang masih tersinggah dia pakai kartu itu. Itu yang mesti diperlihatkan tuh. Jadi gue bisa bayangkan kecemasan Prabowo, kegelisahan dia itu menanti kursi yang harus jadul di tempat itu.

Nah ketika kursi hari pertama itu, lu tanya sama gue tuh, gue masih pro apa enggak gitu. Atau gue ingin dia seperti apa. Kan kita mau lihat.

first idea atau fresh idea dari dia tentang demokrasi. Tetap kita mesti katakan bahwa Prabowo tidak dididik di dalam tradisi demokrasi. Dia kemudian memilih demokrasi dengan bentuk partai, tapi carry over ke dalam situ adalah sistem tadi, military efficiency. Kan kita bisa lihat postur Gerindra, supaya gue nggak dianggap sebagai pembela Prabowo. Gue membela demokrasi dan menginginkan Prabowo jadi seorang demokrat.

Dan ada RT Gerindra itu. Itu menarik juga bang, itu undang-undang versi pertama ternyata, undang-undang dasar ya, bukan aman demen. Artinya kan akan ada perubahan undang-undang yang akan dilakukan Gerindra. Ini kalau gue ngobrol sama orang-orang DPR ya, mereka berdasarkan ADRT dan itu pemikirannya Prabowo adalah pemikiran berdasarkan undang-undang dasar versi pertama gitu bang. Pernah nggak Pak Prabowo mencetus-cetus gitu ya ingin mengembalikan undang-undang gitu bang?

Undang-undang apa? Dasar 1945 yang non aman demen. Ya itu kan, itu sesuatu yang terlalu normatif untuk dibuat.

dibicarakan, politik itu Dijaminkan pada daily activities dia itu kan, apapun yang disebut di undang-undang itu, kita lihat derivatnya apa dalam kebijakan. Ya undang-undang bicara baik, misalnya di atas... Sundaung udah ada Pancasila. Misalnya gue tanya misalnya, Pak Prabowo nanti bagaimana?

Di dalam keadaan soal Papua misalnya, soal konflik-konflik horizontal, soal ide negara kesehatan, bisa kita tanya itu. Lebih penting mana? gimana sih kalau soal Papua tuh sila kedua apa silap sila ketiga kemarin berapa atau persatuan Indonesia kalau Prabowo bilang persatuan Indonesia itu salah momentumnya salah orang Papua lebih menginginkan sila kedua sila kedua di ucapkan kemarin berapa demikian juga backup internasional kan jadi itu akan kacau nanti kalau paradigmanya Pancasila lagi menunggu Pancasila yang mana itu banyak sila disitu kan apakah pertumbuhan ekonomi yang 8% atau silap kelima keadilan sosial, pertumbuhan itu tidak akan menghasilkan keadilan sosial apakah kooperasi mau dijagokan atau kembali pada sinyal-sinyal moneter aja itu soal kemakmuran, cuma soal pengendalian jumlah uang yang berada jadi paradigma ini yang mesti dibuka, itu gue dorong supaya semua orang itu nagih pada Prabowo apa sebetulnya idemu tentang republik kedepan itu dasar itu tadi lu sempat mention bahwa ada kekhawatiran Prabowo ya tadilah soal Jokowiwi dan lain-lain gitu ya.

Nah, gue gak tau tuh isi pertemuan lo dengan Prabowo itu seperti apa. Gak ada isi pertemuan begituan lah. Kita cuma mencoba membuat thought experiment di kepala gitu, bahwa begituan-begituan tuh.

Tetapi tetap fungsi-fungsi publik semacam itu, kalau kita tagihkan, dia mesti dijawab. Nah, masalahnya selalu adalah gimana kita tagih kalau dia belum dilantik. Tapi Prabowo menceritakan kepusingannya dia gak? Berkali-kali di dalam banyak diskusi, soal yang sama itu bisa kita deteksi walaupun tidak diucapkan.

Bahkan melalui, ya mungkin kalau Pak Prabowo, mungkin hal yang paling inti kita bisa baca bahwa ya sebagai seorang taktikus dia ngerti apa yang harus di, apa yang jadi final solution. Tetapi yang sebelum final solution, ya diplomatic ideas, bahasa-bahasa diplomatic itu bisa muncul di situ. pindah subjek jangan lagi soal itu bocor ya kan bapaknya udah beredar tuh punya list ini list itu list ini list itu kan ya tapi buat Prabowo itu list apa sih itu dibuat oleh siapa ingin mungkin dalam hati Prabowo gua pakai asumsinya dalam hati bro kalian mau nagih gue kira-kira begitu kalian mau jebak gue kira-kira begitu artinya Prabowo punya kecurigaan juga pasti dia punya kecurigaan dengan siasat-siasat itu dia mengungkapkan itu juga ke lu mengungkapkan itu juga ke lu mengungkapkan itu ke publik hahaha ragu-ragu amat dibocorin karena dari situ kita bisa melihat Prabowo seperti apa sih itu aku terakhir tadi genealogi dari kemudian Prabowo yang detailnya itu bisa ditambahkan tapi yang kita inginkan adalah paradigma nya apa itu yang detail kan bisa dia dia ubah-ubahkan tapi paradigmanya terbaca di situ buat dia ingin menjadi pemimpin Asia dalam perbandingan dengan berapa membinasi akan itu ide terakhir Dan mungkin secara implisit dia bilang, ini gue cuma mau satu perudu ini, karena itu gue mau ambil alih ide itu. Nah implikasinya adalah dia mesti ucapkan dari sekarang the very ideas of democracy. Nah itu yang kita mau tagi, bahwa dia ucapkan itu oke sebagai ide, tapi kita kan mau tagi.

Nah tagian itu baru bisa kita peroleh ketika dia dilantik. Kan pada waktu itu Jokowiwi tidak mungkin lagi cewek-cewek. Nah kalau gue... terangin detailnya nanti lu tanya lagi itu di menit keberapa di ucapkan.

Kalau dipikir-pikir gitu. Jadi kayak, gue tahu arah itu. Tapi sekali lagi sudah terjadi perubahan kepimpinan tuh. Dan basa-basi itu nggak boleh ada lagi di hari pertama Prabowo berkuasa tuh.

Nggak boleh ada basa-basi. Kan sekarang kita tahu ada basa-basi ya. Ya, kan dari awal kan nggak bisa kita lihat semacam... garis batas yang yang drastis adalah Prabowo magang lima tahun sebagai menteri kok jadi mental itu carryover juga kan diam-diam juga ya tuh namanya sopan santun palsu kadang-kadang musik dipertahankan Bang 20 Oktober Jokowiwi mesti ngapain setelah 20 Oktober tahun ini Jokowiwi semuanya nya 20 Oktober kita mau siapain Jokowiwi hahaha iyalah Iya kita mau ngapain Coba itu orang yang punya mimpi. Tapi, ya kita bayangin dia mondar-mandir nyari cara supaya diundang bocoran halus, supaya bisa dibocoran hal-hal yang lain.

Orang udah gak peduli lagi kan. Jadi ini tragis betul Pak Jokowiwi itu kan. Lain kalau dia fading away pelan-pelan kan, oke, sampai akhirnya oke, dia akhirnya jadi rakyat. Sekarang masih bocoran, habis.

Yakin lo ya dia akan habis setelah dua ke-2 ke-2 ber? Habis. Sama sekali habis.

Gue jadi curiga, jangan-jangan Prabowo udah ngomong bahwa 20 Oktober Jokowiwi habis. Kita bisa bayangin bahwa bagi orang seperti Prabowo, tentu apa yang dia janjikan itu belum tentu apa yang dia putuskan. Dan itu adalah tipe semua pemimpin dong. Terus-terus menganggap, oke peralatan untuk menyelamatkan Jokowiwi apa itu? Kan itu yang akan ditagi pada Prabowo.

Prabowo akan menganggap bahwa kenapa tagi ke saya peralatan itu kan? Kan itu dasarnya tuh. Udah untung anaknya jadi wapres gitu ya.

Iya. kira-kira begitu kan. Kenapa mustahil lagi ke saya?

Bukankah Pak Gibran udah ada di samping saya? Dan sekarang mungkin Gibran yang cemas. Lu Prabowo datang. Saudara Gibran tenang aja.

Saya sudah ada di sini sekarang. Termali nanti kan. Ya karena kecemasan Jokowiwi itu akan terbaca pada penampilan Gibran pertama tuh. Tiba-tiba Gibran tahu, Bapak gue bukan presiden lagi kan. Kan selama ini psikologi Gibran dia akan bersama dengan Prabowo didampingi terus oleh Bapak.

Satu waktu selesai tuh. Setelah absolut, nihilisasi Jokowiwi sudah terjadi. Dan bayangin misalnya, tempo hari pertama itu, belum akan wawancara Jokowiwi? Pasti enggak.

Ngapain coba? Maksudnya jangan, bukan enggak. Bang, tapi apa yang lo lihat dari indikasi perpecahan Prabowo dan Jokowiwi sekarang ini?

Kan Prabowo diperkenalkan sebagai presiden terpilih, terus-terusnya. Ini soal anggaran. Kan Jokowiwi enggak ngerti bahwa ambisi itu akan dibatalkan oleh APBN, ambisi Jokowiwi.

Pertanyaan terakhir. Prabowo ngerti, seluruh ambisi dia itu kalau tidak comply dengan APBN, nikil. Nah karena itu dia mulai cicil bahwa saya tidak akan dilantik di IKN, atau saya mungkin akan mengutamakan makan siang. Dan sinyal itu kan pada Jokowiwi kan.

Jadi Prabowo bahkan tunjukkan bahwa, eh yang gue janjiin makan siang pun, yang 76 triliun itu, yang 15 ribu gue pangkas jadi separoh loh Pak Jokowiwi, apalagi IKN. Kan itu sinyal itu kan harusnya dibaca sebagai grammar. grammar Japanese culture hahaha Prabowo menguasai itu juga ya Oh ya hahaha lu sebenarnya kerap banget sama Prabowo berarti belakangnya baca buku yang sama dengan dia hahaha Oke kita tunggu nanti seperti apa Prabowo dan juga seperti apa Roky gerung setelah Prabowo dilantik akankah dia menjadi pembela Prabowo gitu atau tetap seperti sekarang saya tunggu nanti 12 jam setelah Prabowo dilantik Apakah bocor Terus berani undang saya untuk memulai kritik pertama pada. Oke, top kita tek.

Dan hari. Oke ya. Oke, jangan lupa baca edisi 10 tahun Jokowiwi di Majalah Tempo.

Kan di situ ada begitu banyak cerita yang menarik. Kami mengirimkan begitu banyak reporter ya. Mulai dari Cicak ke Solo gitu ya.

Terus ada juga yang ke Papua, terus ke Marauke, dan lain-lain. Untuk meliput khusus soal kinerja Jokowiwi selama 10 tahun. Hmm.

Saksikan terus Bocor Alus Politik di youtube.tempo.co dan kalian bisa dengerin juga di Spotify Bocor Alus Politik. Sampai jumpa. Sampai jumpa.