yang membentuk kejadian itu ini tiba-tiba mendapat kemerdekaan yang terhormat di jalan kanan musik Bila mendengar nama Samratulangi, orang langsung mengingatnya sebagai sosok pahlawan perintis kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Sulawesi, tepatnya dari Minahasa, Sulawesi Utara. Nama ini sangat populer di Minahasa. sampai nama bandara di Manado pun dinamakan Samratulangi.
Banyak nama-nama jalan di kota-kota besar di Indonesia memakai nama Samratulangi. Dan tidak ketinggalan, di dunia pendidikan pun ada Universitas Samratulangi yang berada di kota Manado, Sulawesi Utara. Ada juga patung Samratulangi yang berdiri tegak di tengah kota Manado.
Tempat peristirahatan terakhir Samratulangi di Makam Kam di Makam Pahlawan di Wawalintawan, Tondano Barat. Atas nama rakyat Indonesia pada tahun 1962, Presiden Soekarno menyerahkan sebuah rumah sebagai tanda terima kasih atas jasa-jasa Samratulangi yang diterima oleh istrinya, Maria Tambayong. Penghargaan terakhir berupa mata uang kertas 20 ribuan bergambar Samratulangi yang diresmikan oleh Presiden Jokowi di tahun 2016. Atas nama Republik Indonesia, Samratulangi menerima penghargaan penghargaan. Seperti tanda jasa pahlawan atas perjuangan gerilya membela kemerdekaan negara pada 10 November 1958, tanda jasa bintang Maha Putra Adi Pradana pada 17 April 1958, Agustus 1960 Tanda jasa kehormatan Satya Lanchana sebagai Peringatan perjuangan kemerdekaan Pada 20 Mei 1961 Gelar pahlawan nasional Yang diberikan langsung oleh Soekarno kepada istrinya pada Agustus 1961 Tanda jasa kehormatan Satya Lanchana sebagai perintis Pergerakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1965 Dan Biagam tanda kehormatan Dewan Pert sebagai perintis pers Indonesia pada 31 Maret 1971 siapakah Samratulangi? Opa itu lahirnya bukan di rumah tua itu tetapi di satu tempat lain karena waktu Oma mau melahirkan dia ada di kapasaran di dorong punya kintal lagi rekreasi maka cepat-cepat berangkat kembali ke Tondano tetapi gak keburu tengah jalan sudah mesti lahir maka mereka cepat-cepat cari dimana ada air bagus untuk memandikan bayinya Sam lahir dalam perjalanan naik kereta kuda dari pantai Tumpaan ke rumah keluarga di Tondeno, yaitu di sebuah perkebunan di desa Ranawangko II di kecamatan Komi, Kabupaten Minahasa pada tanggal 5 November 1890. Seperti yang diceritakan langsung oleh anaknya di episode berikut.
Sam dibesarkan bersama kedua kakaknya, Wulan KS dan Wulan, oleh ayahnya, Josias Ratulangi, yang berasal dari keluarga pendidik. Dan ibunya, Agustina Petronella Gerungan, yang merupakan seorang keturunan kepala suku. Ternyata opa tumbuh dengan bagus, jadi anaknya manis dan cerdas waktu kecil. Tetapi oleh bapaknya banyak dikasih lihat buku. Memang hobi dari bapaknya adalah sebagai guru banyak membaca dan itu ketularan ke anaknya.
Sehingga Sam itu banyak dibelikan buku anak-anak agar dia bisa cepat baca. Sam sangat menikmati kehidupan masa kecilnya. Hal ini bisa dilihat dari salah satu tulisannya yang mengatakan ibunya sebagai putri kepala suku yang memiliki gaya lama Ayahnya yang berjiwa aristokrat. Ini merupakan satu perpaduan yang membuat suasana rumah terasa tenang dan anggun. Keberanian Sam sudah terlihat sejak dia kecil.
Sam teringat saat dia berusia 4 tahun, kala Sam sedang duduk-duduk dekat jendela bersama pengasuhnya Nani Mauntu, dia melihat gambar dari para malaikat kecil yang sedang terbang. Beranggapan bahwa dirinya pun bisa terbang, saat itu juga Sam naik ke jendela dan loncat ke bawah tanpa sempat dihalangi pengasuhnya. Sam pun terjatuh dari ketinggian kurang lebih 3 meter. Saat Sam mencapai usia 6 tahun, ia dimasukkan ke sekolah Melayu, Malaysia School di Tondano, di mana beliau belajar dasar-dasar membaca, menulis, dan berhitung.
Kemudian, Sam dimasukkan ke sekolah dasar Belanda, Europische Lehrerschool di Tondano Walaupun saat itu hati kecil Sam lebih tertarik kepada tumbuh-tumbuhan dan kehidupan binatang-binatang seperti kuda dan sapi. Kedua binatang inilah yang merupakan ukuran kemakmuran daerah itu di mana Sam gemar sekali menunggang kuda sambil menangkap sapi-sapi liar di hutan. Sam kecil sangat menyukai kehidupan saat dia mulai masuk sekolah ini karena sejak itu pula dia diberi kebebasan untuk bermain setelah sekolah usai.
Sam banyak bermain bersama teman-temannya dengan kudanya hadiah pemberian dari ayahnya. Karena mereka selalu menggunakan kain di dalam kain, menghasilkan pelbagai kunci di kain, dan kain itu juga menarik. Maksudnya, kamu mengembang di kain, dan kamu mengembang dari kain, dan sebagainya. Atau kamu berdiri di kain, dan ketika itu berakhir.
Galop pegewas, dan sebagainya, dan banyak hal yang mengerikan. Tapi mereka berani, dan tidak pernah terjadi apa-apa, karena mereka bersatu dengan para para. Ya, itu adalah perasaan bersatu dengan para. Setelah menamatkan sekolah dasar, Sam meneruskan ke sekolah Hofden School, yang kemudian berubah menjadi sekolah mulo.
Sekolah yang bagi masyarakat Sulawesi dijuluki sekolah raja karena sekolah mahal dan dikhususkan bagi murid-murid tertentu saja yang boleh masuk sekolah tersebut. Di sekolah inilah karakter Sam terbentuk. Sam diperkenalkan dengan kebudayaan Eropa yang berdisiplin tinggi serta pembelajaran pengetahuan tata bahasa Belanda yang benar. Di usia ke-14, Karena tidak ada sekolah lanjutan di Minahasa, Sam dikirim oleh ibunya ke Batavia untuk meneruskan sekolahnya. Dengan berat hati, Sam pun berangkat.
Namun di kemudian hari, Sam menyadari betapa pentingnya pendidikan tinggi. Terima kasih telah menonton! Terima kasih telah menonton