Gunung Toba adalah salah satu dari 20 supervolcano yang diketahui.
Merupakan letusan terbesar yang tercatat dalam sejarah, terjadi sekitar 74.000 tahun yang lalu.
Letusan ini menghasilkan Danau Toba, salah satu danau vulkanik terbesar di dunia.
Skala Letusan
Letusan Gunung Toba memiliki Volcanic Explosivity Index (VEI) mencapai 8, yang merupakan skala maksimum.
Setiap kenaikan satu angka di VEI menunjukkan letusan yang 10 kali lebih besar.
Volume letusan Gunung Toba diperkirakan mencapai 3.000 hingga 6.000 km³, jauh lebih besar dibandingkan dengan letusan Krakatau yang hanya 45 km³.
Dampak Letusan
Abu vulkanik mencapai ketebalan 600 m di sekitar Sumatera, 4,5 kali tinggi Monas.
Di Malaysia, ketebalan abu mencapai 3 m, dan di India sekitar 15 cm.
Penurunan suhu global sebesar 3 hingga 5 derajat Celsius, beberapa tempat hingga 15 derajat Celsius.
Teori Toba
Teori bencana Toba mengaitkan letusan dengan era es dan penurunan populasi manusia.
Populasi Homo sapiens hampir punah, dengan hanya 1.000 hingga 10.000 orang yang selamat, terutama di Afrika.
Letusan dikaitkan dengan kekeringan, penurunan suhu, dan kelangkaan pangan.
Genetik dan Evolusi
Penurunan keragaman genetik manusia, menjelaskan variasi genetik yang rendah dibandingkan hewan.
Teori menyatakan bahwa letusan Toba menyebabkan bottleneck genetik.
Bukti Arkeologis dan Penelitian
Penemuan artefak di Ethiopia menunjukkan inovasi manusia saat dan setelah letusan.
Letusan Toba dianggap sebagai pemicu inovasi, seperti penggunaan alat dari batu untuk menangkap ikan.
Perdebatan di Kalangan Ilmuwan
Sebagian ilmuwan berpendapat dampak letusan tidak sebesar yang diperkirakan.
Banyak yang meragukan bahwa letusan Toba menyebabkan hampir punahnya manusia, dengan bukti-bukti baru di India menunjukkan adanya populasi yang selamat.
Kesimpulan
Letusan Gunung Toba merupakan peristiwa yang sangat signifikan dalam sejarah manusia dan geologi.
Meskipun dampaknya masih diperdebatkan, letusan ini jelas mengubah arah evolusi manusia dan lingkungan di sekitarnya.