Intro Pria ini bernama Semi. Di usia yang sudah 26 tahun, Semi masih jadi pengangguran dan juga jomblo. Pagi itu, Semi berencana ingin mendaki gunung tertinggi di dunia, yaitu Gunung Everest. Meski gak punya pengalaman mendaki gunung sama sekali, tapi demi membuktikan cintanya pada wanita yang bernama Nadia, Semi tetap nekat berangkat. Kisah Semi ini sekarang sedang viral.
Setelah siap-siap dan pamitan sama ibunya, Semi diantar sang ayah pergi menghadiri undangan wawancara radio terlebih dahulu sebelum memulai pendakian. Sesampainya di depan kantor radio, ayah berpesan jangan pernah menyerah. Apapun yang terjadi, teruslah mendaki sampai ke puncak. Mendengar nasihat sang ayah, Semi makin semangat. Di dalam ketika wawancara berlangsung, para penyiar terlihat meremehkan Semi bahkan rasis.
Mereka bertanya, kenapa pemuda kulit hitam pengangguran dan nggak punya pengalaman mendaki so-soan mau ke puncak gunung tertinggi di dunia. Awalnya mereka terus mentertawakan, tapi pas tahu kalau tujuannya melakukan ini cuma demi membuktikan cintanya pada Nadia, mereka jadi tertarik menyiarkan pendakian Semi secara eksklusif. Di tengah obrolan, Semi teringat hari di mana dia membuat janjinya pada Nadia. Malam itu setelah menjemput Nadia pulang kerja, Semi ngajak nongkrong di kafe.
Mereka berdua ini teman dekat dari SMA. Waktu ngantar pulang, Semi memberanikan diri menyatakan cinta. Namun Nadia menolak.
Dia nggak mau pacar-pacaran, maunya langsung nikah. Kalau beneran serius, Nadia minta bukti. Mendengar itu, demi membuktikan keseriusannya, Semi janji akan mendaki gunung Everest. Karena mengira Semi cuma bercanda, dengan santai Nadia bilang, oke dia mau pacaran asalkan Semi sampai puncak Everest dulu.
Jiwa laki-laki Semmy yang selama ini terpendam pun bangkit. Selesai wawancara radio, Semmy berangkat menuju bandara. Berjam-jam lamanya terbang, akhirnya dia tiba di bandara Kathmandu, negara India.
Ketika bertemu agen travel, Sammy diantar ke penginapan. Di sisi lain, di Perancis, waktu Nadia lagi kerja di supermarket, rekan kerjanya memberitahu kalau sekarang Nadia dan Sammy viral. Semua orang heboh. Awalnya Nadia mengira beritanya bohong, tapi pas tahu Sammy udah sampai India, Nadia kaget. Ia tak menyangka Sammy beneran mendaki gunung Everest demi membuktikan cintanya.
Nadia pun tersentuh Intro Ter Setelah menaruh barang di penginapan, Sammy jalan-jalan di pasar sambil menelpon kantor radio untuk mengabarkan perjalanannya. Sammy memberitahu besok dari India, dia akan pergi ke desa Lukla di negara Nepal yang tingginya 2.864 meter di atas permukaan laut. Dari sana barulah dia akan memulai pendakian menuju gunung Everest. Para penyiar dan pendengar radio tak sabar menanti kabar terbaru Semi.
Esok paginya di bandara sebelum berangkat, agen travel menyemengati. Gak perlu takut, jalur pendakian nanti gak semengerikan yang dibayangkan. Jika terjadi kecelakaan, gak semua mati kok.
Rata-rata cuma sekarat atau minimal patah tulang doang. Mendengar itu, Semi mulai lemes. Setelah setengah jam terbang, Sammy sampai di Bandara Lukla, Nepal. Waktu turun dari pesawat, ada warga setempat yang bernama Johnny menawarkan jasa membawa tas Renssel sampai ke puncak Gunung Everest. Biar irit duit, Sammy nolak.
Tapi di tengah tanjakan, karena udah gak kuat jalan lagi, akhirnya dia mau menyewa jasa Johnny. Dengan senang hati, Johnny langsung membawakan ranselnya, terus pergi ninggalin Sammy menuju penginapan. Sammy pun buru-buru ngejar. Di penginapan, saat sedang menikmati pemandangan, Sammy bertemu pemandu profesional bernama Jeff yang akan memandunya mendaki Gunung Everest. Nanti Jeff juga akan memberikan daftar perlengkapan yang harus Sammy beli.
Besok jam 7 pagi, kita akan mulai berangkat. Malamnya, waktu Sammy lagi makan di kedai, ada beberapa warga lewat menggotong mayat para pendaki. Melihat kejadian itu, Sammy kena mental.
Esok paginya, sebelum berangkat, Jeff dan para pendaki briefing terlebih dahulu. Setelah menjelaskan rute-rute perjalanan, Jeff minta semua pendaki hati-hati karena sering terjadi kecelakaan. Ingat yang terpenting bukanlah gimana kita bisa sampai ke puncak gunung, tapi gimana kita bisa pulang dengan selamat.
Selesai briefing, Sammy dan para pendaki pun memulai perjalanan menuju puncak gunung tertinggi di dunia. Pada tahun 1953, saya berada di sini, berdiri. Kecuali mereka telah mencari pesawat sejak itu.
Berjam-jam lamanya berjalan, karena kelelahan, Semi minta istirahat sebentar. Dia udah gak kuat lagi, rasanya mau mati. Eh, tiba-tiba ada warga lewat sambil menggotong tumpukan tas-tas ransel berat milik para pendaki.
Semi pun bengong, karena malu dia lanjut jalan lagi. Melihat Semi kelelahan, Joni yang sudah sampai base camp duluan langsung memberinya makan dan minum. Ketika istirahat, ada warga lewat menggendong kulkas. Lagi-lagi Semi istighfar.
Penyiar radio lalu menelpon untuk menyiarkan secara langsung kabar pendakian Semi. Semi di situ cerita banyak hal. Dari radio mobil, waktu mendengar putranya baik-baik aja, ayah lega.
Di sisi lain terlihat Nadia lagi telponan sama temennya. Nadia curhat sebenarnya jauh dilubuk hati dia juga suka Semi. Selesai menelpon, ibu menyapa.
Ibu kagum dan bersyukur ada pria baik seperti Semi yang mau memperjuangkan putrinya. Nadia pun tersenyum malu. Di base camp setelah stamina pulih, semua pendaki melanjutkan perjalanan.
Sesampainya di pemukiman warga, mereka istirahat sebentar. Lagi-lagi Johnny bersama para warga lewat mengangkut tumpukan Rensel. Selesai istirahat, perjalanan dilanjutkan.
Semi berhasil mencapai ketinggian 3.440 meter. Para pendaki memutuskan menginap sehari di desa bernama Desa Namje. Di kamar hotel, selesai mandi dan ganti kaos jersey bola, Johnny datang menyapa. Melihat ada novel, Johnny seneng banget.
Dari dulu, saking sibuknya kerja, dia nggak pernah punya waktu buat baca buku. Johnny juga cerita tentang musisi idolanya. Setiap naik turun gunung untuk menghibur diri, dia selalu dengerin musik dari musisi idolanya itu.
Di tengah obrolan, Sammy minta tolong antarkan ke pasar untuk membeli perlengkapan. Sepulang belanja, Semmy nongkrong di kedai sambil menikmati pemandangan. Eh pas lagi santui, tiba-tiba dia diajakin pendaki lain main bola bareng warga setempat.
Selesai pertandingan, Sammy mengobati lukanya sambil menelpon penyiar radio untuk mengabarkan update terbaru. Besok dia akan berangkat menuju base camp di kaki gunung Everest. Di sisi lain, saat mendengar kabar Sammy dari radio, Nadia senang.
Keesokan harinya, Sammy melanjutkan pendakian. Ketika puncak gunung Everest mulai terlihat, Sammy dan Jeff lega. Sebentar lagi mereka akan mencapai puncak. Tiga hari berlalu, gara-gara susah dapat sinyal, Semi tak pernah menghubungi penyiar radio lagi. Nadia pun mulai khawatir.
Sepulang kerja, Nadia terus menunggu kabar. Di tengah siaran, ada salah satu pendengar menelpon dan menyampaikan dukungan. Tak hanya menyemangati, dia juga bilang kalau dia ingin jadi pacar Semi. Karena cemburu, Nadia ngebanting radionya. Esok hari setelah semi dinyatakan hilang, ibu menangis histeris.
Ayah langsung memeluk sambil mencoba menenangkan. Siangnya ibu melabrak Nadia di supermarket tempatnya kerja. Dengan emosi ibu terus menyalahkan.
Gara-gara Nadia putranya sekarang hilang di gunung. Nadia hanya bisa terdiam merasa bersalah. Sementara itu di gunung, pendakian Semmy telah mencapai ketinggian 4620 meter di atas permukaan laut. Akibat tak fokus, Sammy ketinggalan rombongan. Dengan panik, dia buru-buru mengejar.
Sayangnya, dia masih belum bisa menyusul rombongan. Bahkan sekarang, dia malah kesasar. Awalnya Semi ingin menyerah, tapi waktu teringat Nadia seketika tekadnya kembali. Ia menyemangati dirinya sendiri sambil terus mendaki. Hingga saat sampai di ketinggian 5.364 meter, akhirnya Semi berhasil menemukan basecamp-nya.
Malam hari di basecamp, untungnya disediakan telpon satelit. Semi lalu menghubungi kantor radio lagi. Ketika mendengar suara Semi, para penyiar lega. Paginya, ayah dan Nadia juga dikabari kalau Semi baik-baik aja.
Mereka berdua sangat bersyukur. Di gunung, waktu lagi sarapan, Semi kenalan sama seorang pendaki profesional dan reporter dari program TV Jejak Petualang. Sambil cerita-cerita pengalamannya, si pendaki bilang kebanyakan orang pasti akan gagal di percobaan pertama mendaki puncak Everest.
rata-rata baru bisa berhasil di percobaan berikutnya. yang terjal serta tipisnya oksigen adalah penyebab utama gagalnya para pendaki. Jika boleh ngasih saran, lebih baik Semi tak usah memaksakan diri di percobaan pertama ini.
Toh tahun depan kita bisa coba lagi. Meski kena mental, tapi karena hanya inilah satu-satunya kesempatan yang dia miliki, Semi tak punya pilihan lain selain mencapai puncak. Selesai sarapan, Semi dicek kesehatannya. Tak lama kemudian, Jeff menyuruh bergegas memakai pengaman, lalu berkumpul di tebing es. Karena belum pernah memakai pengaman sama sekali, Sammy bingung.
Beruntung kebetulan ada Johnny. Johnny membantu Sammy memakai pengamannya. Setelah para pendaki berkumpul di tebing es, Jeff menyuruh mereka semua berlatih memanjat terlebih dahulu.
Dengan lihai, satu persatu pendaki berhasil memanjat tebing. Oh yeah Akibat tak bisa memanjat, Jeff memperingatkan Bila dalam 3 hari, Sammy masih belum bisa juga Maka terpaksa dia tak boleh ikut ke puncak Malamnya di tenda, Jonny melihat Sammy lagi frustasi. Karena kasian, dengan senang hati, Jonny mau mengajari Sammy manjat tebing. Ayo!
Ayo! Ayo, putih! Ayo, putih! Ayo, putih!
Ayo, putih! Ayo, putih! Ayo, putih!
Ayo, putih! Ayo, putih! Ayo, putih!
Ayo, putih! Ayo, putih! Ayo, putih!
Ayo, putih! Ayo, putih! Ayo, putih!
Ayo, putih! Ayo, putih! Ayo, putih! Ayo, putih!
Ayo, putih! Ayo, putih! Ayo, putih!
Ayo, putih! Ayo, putih! Ayo, putih! Ayo, putih! Alhamdulillahnya berkat latihan bersama Johnny Sammy bisa lulus ujian Besoknya semua pendaki mengikuti ritual doa bareng kuncen gunung Selesai ritual mereka lalu mulai mendaki Namun karena dihadang jurang Mau gak mau mereka harus menyebrang lewat jembatan dari tangga D Di Perancis, karena berita semi semakin viral di seluruh penjuru negeri, seorang jurnalis datang ke kantor radio untuk meliput.
Suka! Mufis, Pak! Cek, cek, mufis.
Sesampainya di ketinggian 7162 meter, Semi istirahat di base camp dengan suhu minus 40 derajat. Bayangin, minus 40 derajat. Malam hari saat sedang istirahat, sambil membacakan novel, Sammy dan Johnny ngobrol soal cinta-cintaan. Sammy juga berterima kasih berkat bantuan Johnny, dia bisa sampai di... Di tengah obrolan, karena cuaca makin dingin, Jeff meminta semuanya segera bersiap melanjutkan pendakian.
Jika terus diam di sini, kita akan mati di terjang suhu ekstrim. Lebih baik bergerak. Setelah lama mendaki, bersamaan dengan terbitnya matahari, mereka sampai di ketinggian 7.924 meter. Waktu tiba di base camp, karena oksigen semakin menipis, Johnny memberikan Sammy tabung oksigennya.
Sementara di Perancis, kini kisah pendakian Sammy sudah masuk berita TV. Di rumah melihat anaknya masuk tipi, ibu sangat bangga. Siang hari, Nadia bersama ibunya datang menemui ibu Semi.
Nadia minta maaf dan mengungkapkan seluruh perasaannya tentang Semi. Meski dulu sempat ragu, tapi sekarang dia yakin. Nadia janji bila Semi pulang nanti, dia tak akan menyanyiakan perjuangannya.
Ia pasti akan mencintai putra ibu sepenuh hati. Mendengar ucapan Nadia, ibu luluh dan memeluknya. Di gunung, Sammy menyempatkan diri mengirim pesan suara untuk Nadia lewat telpon satelit. Dalam pesan itu, Sammy berkata dia pengen banget ngajak Nadia jalan-jalan kencan ke pantai berduaan. Semoga pembuktiannya ini bisa membuat Nadia menerima perasaannya.
Ketika sedang siap-siap, Jeff mengingatkan di atas nanti sebisa mungkin kita harus mengirit tabung oksigen. Jika sampai kehabisan, kita tak akan bisa bertahan lebih dari 5 menit. Awalnya Sammy masih percaya diri.
Eh pas tau ternyata Johnny digantikan sama pendaki lain bernama Dorch, dia panik. Selama ini Sammy merasa aman kalau ada Johnny di sampingnya. Setelah semua siap, Sammy, Jeff dan rekan-rekan pun berangkat.
Di sisi lain karena situasi sekarang semakin menegangkan. penyiar radio mengadakan siaran langsung bersama para fans di depan apartemen Semi. Sementara di dalam apartemen terlihat Nadia, ayah dan ibu Semi juga sedang nonton bareng di laptop. Akibat oksigen semakin menipis, satu persatu pendaki menyerah.
Bahkan pendaki sehebat Jeff juga ikut menyerah. Meski sedih, pendakiannya harus terhenti. Namun saat melihat indahnya pemandangan, Jeff begitu puas. Setelah berpisah, kini hanya tersisa Sammy dan Dorch.
Setapak demi setapak, mereka berdua terus melangkah. Di tengah pendakian, Sammy bingung kenapa dia merasa sulit sekali bernafas. Waktu diperiksa, Dorch kaget ternyata tabung oksigen Sammy sudah tinggal sedikit.
Karena tak ingin mengambil resiko, Dorch mengajak turun. Namun Sammy menolak. Tinggal sedikit lagi, dia tak mau menyerah di sini.
Sammy terus memohon tolong izinkan dia tetap lanjut mendaki. Hanya inilah satu-satunya kesempatan yang dia miliki. Melihat tekad Sammy, George pun mengizinkan.
Setelah perjuangan yang sangat panjang, akhirnya Semi berhasil mencapai ketinggian 8.848 meter, yaitu puncak gunung Everest, puncak gunung tertinggi di dunia. Satu bulan berlalu, sang pemuda pemberani itu akhirnya pulang. Saat bertemu Nadia, tanpa basa-basi, Tumboca langsung nagih janjinya.
Dengan gembira, Nadia menjawab, dia mau menerima cinta Semi. Mereka berdua pun berpelukan. Beberapa hari kemudian di bandara, waktu Johnny lagi mencari pendaki yang mau menyewa jasanya. Tiba-tiba ada seorang pilot ngasih paket kiriman dari Sammy berisi foto musisi idolanya. Johnny seneng banget sampai mau nangis.
Meski hanya sebuah foto, tapi bagi warga pelosok sepertinya, hadiah itu sangat berarti. Film?