Terima kasih telah menonton Jangan seronok dengan saya dan saya. SD saya tidak ada di sini. Makanya saya ingin tahu Anda.
Anda masuk SMA di Bambuang, lalu Anda taruh di ITB. ITB! Ya, saya ingin tahu, Habibie.
Ya, itu. Mantap, itu. Ya, ibu hati-ambu malik sekolah kamu cuma jadi tampik pembuangan anak-anak kasar saja.
Iya, tapi kan tidak seduhnya bantu-bantu. Lampir gini, kalau macam itu apa jadinya? Bodohlah Islam, bisa tidak dolayi orang macam kamu kah?
Ah, Raymond Randai Jeffrey, bakal lebih hebat dari Habibi. Catat tempuh harian angkuh! Iya setuju, bantu anaknya sebuah yang hebat, anaknya bandel, bau lahnya di pasar, bau lahnya juga di sekolah, dan naik kelas anaknya, supaya lapih tanggung jawabnya masuk anaknya ke pesaklet.
Bantu itu kan. Dih, soal durian awak tuh masih jadi kan? Waang indah takwe kan?
Masih utak waang bisa tambuh ITB? Yo, jadilah. Waang bekonan harus memborong durian sama ninja konto, Den.
Kalau begitu kita mau nyalam gini. Ayo, siana paling banyak membawa pensi. Inyo nakal menang, yo. Ayo! Boleh, seperti itu ya.
Tapi kalau niatnya, bibitnya, payah seperti itu saja, ya nanti pasti lebih payah lagi. Eh, bisa lah merasakan sendiri, kok sedang mengajar anak-anak itu, kan? Itu anak pandai ya, pastilah bisa mengarati. Nih, amu kok elok ya. Assalamualaikum.
Waalaikumsalam. Waalaikumsalam. Aduh, apa ikut, Mak?
Ayah. Alif, pindah ke kamar, Sob Sandret. Eh, Pondok An namanya tadi? Madani. Eh, dimana?
Ponorogo, Jawa Timur. Aden kemari bukan untuk mengajari kau geografi, Randai. Pai sudah marah-marah.
Santri, yuk. Kau besar uang. Wah, aku setuju, Indah.
Kalau Indah, yuk, jangan berangke. Enak saja, Lida Antu. Iku maunya orang tua.
Randai! Indah usah, Maite. Terima kasih.
Perjumoh mengecek, Jokang, mah. Liv, Liv, buka pintunya nak Liv Liv kawannya iya Jadi jual. Mete?
Jadi pak, dek. Hah? Iya betul lah. Kau untuk piti sekolah si Alif ke Jawa.
Jadi berapa mete yang lepeh kan? Biar lah. Ayo.
Kau mete ya? Tambah lah. Kau mete ya?
Tambah lah. Jangan. Kau mete ya? Tambah lah setep. Kau mete?
Lah. Jadi. Terima kasih. Itu kabar saya satu-satunya Bahaya mengharapkan saya Dan kau pikirkan kabar saya itu Kalau ada rasaki Kamu bisa balik-balik Tapi ini bukan sekolah kamu ya Tapi apa kau pikirkan itu yang paling baik Maka sebaiknya sekolah kamu lebih baik Baik itu Lalu tentu lah Alif tadi cari kan, waktu ayah menjual kabao, ayah merosok ke dalam saruang. Kalau ayah tidak masukkan tangan ayah ke dalam saruang, ayah tidak tahu apa yang akan berjaya untuk kabao.
Itu itu, model itu. Saat kita benar-benar menjalani, wak jabat dulu, jalani, baru awak tahu nama yang paling elok untuk awak. Tapi seindahnya nak, ini sama kau tuh luar biasa.
Sama aku tuh memikirkan nasib umat. Ini tidak memikirkan diri orang lain Bisa Alif bantah itu Hah? Kini saya tanyakan satu hal, Kalif Apa pernah Selama itu, kamu memasukkan sesuatu ke Alif? Pernah? Pernah?
Tidak, Ayah Saran saya, jabat dulu Jalani Jangan cuma mencaliaknya dari luas ruang Baru Alif tahu apa yang paling elok untuk Alif Makan durian tapi tidak makan nasi. Beko pariwang sakit balia. Makanlah dulu nak, indah do, Rana bisa bapik ya, jopar up kosong do. Makan yuk.
Ayo ayo, makan Wak, makan. Balik, balik, balik. Siapa yang akan memimpin doa? Sapa atau Leli?
Udah alif! Anak, randang kalau dimasukkan ke dalam kaleng susunan gadang itu bisa tahan berapa bulan? Untuk dibawa ke Jawa Beko?
Bisa lah untuk sebulan, nak. Makan aku dulu. pimpin baca doa amin Alif Iya Mak Masukkan aja ya, tetepan uang Iya Mak, saya mau kasih Ah, kena jua Aden Aduh, apa? Jadi jua uang barang kek?
Iya Aden minta maaf yuk Cuma rupiah saja uang kok Hai ya lah wangpilih durian nama nao suka deh ah lupakan sajo masalah tuh Hai kini nanti am yakin nih itu sajo harus baik Kamu emang nyeruah mau balik minyak? Aku bakal kirim surat yuk! Ah, apaan-apaan bro?
Hai, buiwa, malangku jangan ke IP, keser, habis dagangan kukubuan. Wah, ini apa iya? Ya Allah, menurut orang kita, Pak Mu, harus bersama diri. Jangan ke suri, dong, ayo. Ayo, Pak Ila, ayo.
Kirim kemi suri, ya. Pak, bayang. Leluk di rumah ya.
Assalamualaikum. Waalaikumsalam. Ayo nak.
Ayo, ayo makan. Ayo makan. Ayo, ayo makan. Ayo, ayo.
Duduk, nak. Pancak kan? Pancak Eh, sial lah Nek Mana, Nek?
Muntan, muntan lah, muntan Sudah minum obat? Muntan, Nek Kalah minum obatnya, Pak Tapi kok masuk angin, loh Tempelkan ini di pusarnya Itu rahasia saya kalau masuk angin Banyak orang yang masuk sini ya? Iya Berapa banyak tiap tahunnya Pak?
Bisa sampai ribuan Iya, besok pagi akan ada tes masuk. Ada tesnya? Oh iya jelas ada, dari ribuan yang daftar.
Hanya ratusan yang bisa keterima. Sebelum saya pamit, apa ada pertanyaan lagi ya? Silahkan. Saya dengar begitu lulus tes, saya akan masuk kelas persiapan dulu.
Itu benar. Karena sistem pengajaran di Pondok Madani sangatlah berbeda. Dimulai dengan kelas adaptasi.
Setelah itu lanjut ke kelas 2, kelas 3, dan kelas 4. Ada lagi? Jadi aku bakal sekolah lebih lama setahun. Terima kasih. Nak, waktu pertama kali ayah masuk SMA Atwa kau membelikan ayah bapak-anak Ayah rawat banah bapak-anak Sampai kini Alhamdulillah masih terjaga Ya ujian sudah bisa dimulai silahkan Terima kasih. Assalamualaikum Waalaikumsalam Indah ya menara itu Iya Bikin aku ingat dua hal Yang pertama, aku ini kecil sekali ternyata.
Yang kedua, ada saja orang yang membangun menara seindah ini di tengah kampung yang seperti ini. Hebat tuh! Liv! Iya, iya. Kamu duluan ya.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Assalamualaikum Lulusan, lulusan, lulusan Lulusan Allah Terima Kaifahalakum Alhamdulillah, ini berkhayal Oh ye, pantai jahit Syukran Kafa Marabia Naham Kaifahalakum Artinya bagaimana kabar kalian? Bagaimana kabar kalian? Alhamdulillah Best, Desperius Jangan malu-malu disini ya Saya Iskandar, Kepala Asrama Indonesia I Kalian sudah saling kenal? Belum?
Tunggu apa lagi? Ah, masih malu rupanya. Saya kasih tau ya.
Orang-orang yang ada di sebelah kamu, itu akan menjadi orang-orang yang terdekat bagi kamu. Bukan lagi keluarga. Jadi saran saya mulailah berkenalan dengan keluarga baru kamu.
Seperti Rasulullah bilang, tangga itu keju surga. Bagus. Ini kecil-kecil, suaranya besar juga. Kamu siapa namanya? Saya Baso, asli dari Goa, Sulawesi Selatan.
Yang lain? Sair, Sulawesi. Raja Lubis, asli dari Medan.
Jauh, kamu pasti capek ya, sini ya. Saya Atang, di Bandung. Atang di Bandung. Ayo.
Kalau saya Dul Majid, asli Madura. Jokerso, Jakarta. Jokerso, Jakarta. Idris, dari Blitar. Nama Ambo Ali.
Nama Ambo Ali, dari Padang ya? Sekarang sudah saatnya saya membacakan peraturan kondok ini. Peraturan ini hanya akan dibacakan satu kali kepada santri baru.
Dan akan dibacakan sama-sama. Tengko disiplin santri Pondok Madani Bukal 5 Perbaiki kembali niat belajar kalian di Pondok ini Masing-masing individu harus selalu mengkomitikan dan menciptakan miliu untuk belajar di Pondok ini Sopanan pakaian Bajunya kandang tidak boleh beripat dalam kondisi di Pondok ini Diperngaji sampai nasib ya Tikit-tikit Dut Angat ya rek Ah iya Kalian mau? Kita mah seikhlasnya aja ya Seikhlasnya Eh sesedot dua sedot mah lumayan Hahaha Iya boleh Bener Oke Ayo, makasih Liv.
Sehat kita setiap hari kayak gini nih. Sama-sama. Pake es enak, Liv. Alis, Praja.
Ayo. Si Jaros sudah manggil. Nanti kalian telat loh.
Wah, siapa pula itu Jaros? Genio. Oh, kamu harus kenal.
Dia yang bakal ngatur waktu kita. Bel Pondok, manggil mesra nya Jaros. Ayo.
Jangan lari, kelas itu kalian kejar. Duduk saja, Mi, di sini. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Apa kabar? Apa kabar? Kalian bisa manggil saya Ustadz Salman Karakteristik Ingat, bukan yang paling tajam, tapi yang paling bersungguh-sungguh.
Manjada wajada. Manjada wajada. Manjada wajada Manjada wajada Siapa yang bersungguh-sungguh Dia akan berhasil Manjada wajada!
Manjada wajada! Manjada wajada! Manjada wajada! Manjada wajada! Manjada wajada!
Manjada wajada! Manjada wajada! Manjada wajada! Manjada wajada!
Nih, yang tadi tuh bikin kaget. Tapi asik. Manjada wajada Gini, gini Aku udah pernah denger Koncok wih itu arjeng diuruskan sini Tapi begitu ngalamin langsung DUAL! Beda bunuh beda Emang menarik perhatian sih Tapi kalo saya mah belum kerasa efeknya Ini weh kuping, perada budak sedikit Kurang besar kuping kau Kotor kali taan Enak aja Jalan sakit Jalan sakit Tidak ada berat-berat yang bisa kita kira. Iya nanti, tapi itu.
Tapi si Syah. Ayo, cepat dong. Letakkan lemarinya. Semuanya baris.
Buat satu staff. Kalian sudah pasti terlambat datang ke masjid. Tidak dengar bunyi jaras berkali-kali? Dia baru telinga kawan sebelah.
Cepat! Jawar sekeras saya menjawar kamu. Rajab, mereka semuanya santri baru.
Santri baru yang terlambat ke masjid. Masuk. Kita bikin lingkaran, kau jeber kelinggaku Ya sudah, Pak Ubi Assalamualaikum Hai lebih keras Astaghfirullahaladzim maaf-maaf saya maaf-maaf ya rafia 3 News kupingku besar kalau saat gitu itu namanya pencet news Raja di celaka kayak badut lebih keras lagi Allah Somebody please check the generator Rusak kok rutin Terserah Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh Selamat datang kepada para halifah baru Saya tidak akan bicara panjang lebar disini Saya hanya akan bertanya Siapa diantara kalian yang menganggap ini adalah sekolah agama tok. Ayo.
Salah semuanya, salah. Ini bukan sekolah agama tok. Dan juga ini bukan sekolah Islam tok. Tapi ini sekolah pembelajaran hidup yang islami. Berdasarkan nilai dan jiwa pesantren.
Di pondok ini juga kalian akan belajar Soal keilmuan, kepribadian, dan juga kemasyarakatan. Jadi bukan hanya belajar bagaimana cara menghapal Al-Quran, hadis, atau kitab kuning. Bukan hanya itu. Kalian juga akan kami didik untuk menjadi kader-kader pemimpin.
Dan juga belajar untuk... menjadi orang besar. Apa itu orang besar? Apakah mereka yang jadi pengusaha besar? Atau jadi ketua partai?
Ketua ormas Islam yang besar? Bukan itu yang saya maksud orang besar. Orang besar itu adalah mereka Yang lulus dan keluar dari pesantren ini dengan kemudian dengan ikhlas mengajarkan ilmunya kepada orang-orang di pelosok-pelosok desa. Sampai di kaki-kaki gunung, dimanapun mereka berada, di bukit-bukit atau di kolam jembatan sekalipun.
Itu yang saya maksud orang besar. Hai aku akan jadi orang besar itu Amin kalau saya menjadi ketua partai tapi ngajak Betul mati lampu disini? Kalau ini namanya mati wajib, Liv.
Setiap jam 9 itu petang, gelap. Emangnya kok pikir disini ada apel? Eh, enak apa?
Pakai jeanset, kawan. Solar. Solar, Liv.
Ini cara kita berlatih bahasa Inggris. Oke, teman-teman. Ingatlah bagianmu. Siap?
Maaf, pak. Bisa kasih tau di mana Trafalgar Square itu? Maaf, pak.
Saya tak bisa bantu. Saya gelap. Maaf, pak.
Tidak ada masalah. Selamat malam, pak polis. Bisa kasih tau di mana Trafalgar Square itu? Saya ingin ambil gambar keluarga saya di Washington.
Jangan khawatir. You're already here, just turn around and you'll see that Trafalgar Square. Kapan kompetisi dimulai? Biasanya sebentar lagi. Tunggu-tunggu aja.
Kawan, ini nomor pertama. Dan ini harus jadi pilihan pertama kita juga. Coba, coba. Wah, gak ngerti aku. Apa sih?
Wah, bahasa Inggris ma'alif, Fatul. Kurang lotok, saya. Ya, terus?
Kalau gak ada yang mau, siapa? Quran. All over the world, regardless of their color, the election means so, purify his moral.
Paling tidak, So. Pada pelan-pelan sampean dulu. Jadi lebih terasa, Atau. Sekarang kan cuma ada kalian di jemuran ini. Di mempangu aku kalau depan banyak orang.
Dia memang satu itu. Agak susah, Banyakawan. Sehingga penting percaya diri aja, So.
Lanjut, So. Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Eh, mau kemana? Quran, lezman, Quran.
Al-Quran membawa manusia untuk memahami peran-peran dunia, mendorong manusia untuk berpikir, dan mengajar manusia dalam penggunaan sumber alam. Al-Quran memberikan peraturan yang membuat hubungan yang tepat antara manusia dan Allah. It is complete and best guide for living one's life and seeking out of pleasure. Al-Quran adalah al-universal. Orang-orang tersebut di seluruh dunia, tidak peduli warna mereka.
Mereka mencari seorang manusia dengan moral yang baik, menghentikan kesalahan, menghentikan kebohongan, dan mengatakan Allah sebagai kekuasaan terbesar. Hai saya ke winner Madanis English Pitch Competition hebat kamu Soh hahaha kan sudah tak bilang sih paling penting itu bukan lidah yang tajam tidak kayak sampai juga bisa Soh perangkat denger ya hehehe alamak Kembali terobsesi dengan hafalai 30 juz dia Aku bukan cuma menghapalai Aku akan jadi misantri pertama Yang akan menulis tafsir lengkap Al-Quran Soalnya dia masih jadi santri Amin Lulus aja rasanya susah Ehh Mimpi terus jauh, tinggi Liat mimpi menara ini nyaris ke langit bener so kayak kita aja barusan ya baru aja berhasil belintir lidah goa jadi punya lafaz booking ham juara lagi baso baso salah udin baso bener udin itu Eh, Mulyong. Kemana mimpimu? SMA di Bandung, terus ke ITB. SMA?
Kan kamu udah di sini, Alif. Kumaha. Apanya si Alif ini?
Apa tuh, Alif, maksudmu? Pelaman lagi. Eh, saya belum narah. Masih pada di sini. Bentar lagi bel tuh.
Eh, Alif. Ada surat buatmu tuh di papan ngoman. Ya, syukrun.
Hei, bagus juga nama tadi buat kita Sahibul Menara Yang punya menara Oh iya bener, Jack Keren tuh Bisa jadi nama LSM Atau partai juga oke Iya kan? Juh, jodoh Taiso nanti Hei, ikannya Keren, aduh Biarlah kamu, Sok Aduh, aduh Intinya SMA di tanah Sunda ini luar biasa sekali, Liv. Belum lagi maluk-maluk manisnya. Wah, tutip ujahankah waktu madrasah itu?
Kalah telak di sini. Sebenarnya aku mau bicara ini waktu sebelum kau berangkat. Aku punya usulan untuk situasi kau sekarang ini. Bagaimana kalau biar adil, kau coba dulu selama setahun menghormati kemauan orang tua.
Tapi kalau memang tak cocok, kau minta dengan amat serius pulang pada amatmu. Kalau kau minta dengan memohon, dia pasti dengar. Asal kau setahun ini, kau jadi anak yang berbakti.
Saybul, jangan lama lah. Alif, yuk! Kenapa, Liv?
Gak apa-apa. Apapun yang ada di surat itu, Liv. Manjada wajada.
Ayo, man. Ayo, Liv. Coba, Miko, cari kegiatan. Tinggal pilih mana yang cocok dengan minatmu. Hai ada jamur nasional mungkin kita itu ada di mana kalau kita buat masalah alaikum-alaikum salah masuk-masuk madaftar masuk jamnya terus itu Ya, jadi tak tinggal bentar.
Pokoknya di majalah kita minggu ini, masukin aja sedikit informasi masalah pramuka kita yang akan ikut Jambore Nasional. Ya? Rahmat!
Tolong ambilin formulir satu, Man. Sama, bawain pulpan ke sini. Siapa nama? Ali Fikri. Ali Fikri.
Asyik ya? Udah yakin apa Mas Iq belum yakin? Belum tau kak Kalau belum nyapin gak apa Ya Nah ini kamu jelit dulu aja baru kamu kasih ke saya Kamu coba aja dulu Seminggu Gimana? Kalau memang kurang sedap kamu boleh pilih kegiatan yang lain Eh Gini Sebelum kamu isi formulir itu aku mau tanya dulu satu hal Kamu tahu apa yang hebat dari orang bikin berita?
Jadi jurnalis. Tidak tahu? Tidak.
Kodarta alata hirib dunia, fakot bil kalimah. Kamu bisa merupakan dunia hanya dengan kata-kata. Just sweet word.
Gimana? Mau pegang itu juga? Bikin, Kak.
Boleh. Tapi bikinkan dulu berita bagus. Bisa? Insya Allah. pelajari ini setelah kamu isi formulir itu balikin lagi ke rahmat saya tinggal meeting dulu abdulrah sampai dimana di konstan hasilnya nooo hey coba liat yang lama awan awan itu bisa jadi gajah monyet halo mak Aku melihat peta dunia Subhanallah Eh Kalian ingat kisah Ibn Battuta?
Ya ingat Tato So Kan diulang-ulang terus sama kamu tiap malam Itu karena aku yang merantau Untuk ilmu di pelbagai belahan dunia Seperti Ibn Battuta Apa kalian tidak ingin Melihat tanah lain selain tanah yang kalian injak ini? Sekarang Coba Mikau lihat awan-awan itu Aku melihat benua Asia. Aku harus mimpi kalinya. Hah, kau tengok itu.
Aku mau ke Inggris. Kasih salam sama kira-kira di sana. Kalau saya mau ke sana tuh.
Afrika, Mesir, Al-Azhar. Kalau aku cinta Indonesia. Jadi aku lihatnya Indonesia. Tuh.
Tanah Irian Jaya Iya, sama dengan aku Aku cinta Indonesia Eh, ini sedang bicara dunia Eh, eh, kok pikir Indonesia bukan dunia? Eh, Ali, kemana mimpimu? Masih mau ke kampung saya, Bandung, ITB, tanah dekat kebun binatang. Kita mau kembaran ya, Liv?
Lah, amin. Mirip emang itu. Aku mau ke Amerika. Jauh juga ya, Liv?
Sama kayak kamu, jauh duduknya dari sini. Lah! Sini yuk, gabung yuk.
Sini, sini, sini. Sini, Liv. Jauh.
Eh, siap tempat tadi? Punya menara tuh. Berarti ada lima menara yang harus ditaklukkan.
Benar juga. Nanti akan kebawa fotoku di depan Trafalgar Square. Pasti kalah semua foto kelulusan saya di Al-Azhar nanti.
Gaya mutang. Sama orang hitam-hitam itu ya, Tang. Hei, begini saja. Kita bikin janji nih di menara ini.
Nanti kita akan bertemu dengan foto menara kita masing-masing. Setuju. Setuju?
Setuju! Tahimulah! Panjaro!
Assalamualaikum! Pak, saya ini Oh, adem. Ngapain disini?
Apa, kak? Ngapain kalian disini? Oh, disini ada titipan dari Kak Iskandar.
Nah, kasih ya. Adik Kak Hilmi disini ngapain, kak? Lagi jaga generator.
Hah? Lagi jaga generator. Dijaga?
Iya. Kok dijaga, kak? Mesinnya udah tua. Kiai Raiste memang hebat ya pidatonya Tapi kalo ditanya masalah generator Ngerti mu asok Maksud lu? Iya, untuk urusan yang kecil-kecil kayak gitu ya Biasanya kalo pangkat udah tinggi Suka lupa sama yang kecil-kecil Hei, jangan sulit Jangan-jangan dia memang tidak tahu.
Masih diberitahu itu. Benar, Toh. Benar, Oge, sih. Tapi jangan sampai kalau kita udah laporan nanti, ya. Cuma ditambung-tambung aja hasilnya.
Nggak manfaat nanti. Atang, atang. Eh, bener, kan? Iya, sih. Cuma jangan susah, lah.
Eh, musik apa itu? Bocah gendeng main musik bule. Cari gara-gara, ayo.
Si Raja. Bismillahirrahmanirrahim Latihan terus ya Hai jangan belum nyangka saya eh bisa kamu kalau ditanya aku yakin kamu bisa rencana kamu ini bagus sekali sekarang tinggal waktunya mengwujudkan belum yakin sayangnya cuma kiai yang bisa bantu kita Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh hai hai Hai walaikum salam warahmatullahi wabarakatuh tumben malam-malam ada apa tuh Iya usaha mau ketemu sama Pak Yai ada-ada Tunggu sebentar ya manggung saya sempat ke ruang generator kemarin dan ternyata generatornya masih sering mati key tapi ada masalah lain enggak selain masalah generator Untuk sementara itu dulu. Jadi begini, kita analogikan ibarat sebuah pemerintahan ya.
Saya ini sebagai penguasa di sini atau sebagai otoritas, tugas saya adalah Memberikan fasilitas kepada kalian. Nah perkara masalah dinamisasi. Pergerakan atau pertumbuhan itu ya.
Datangnya harus dari kalian sendiri. Itu yang namanya pemerintahan yang bottom up. Dari bawah ke atas.
Yang di atas ini kewajibannya tinggal memberikan semua kebutuhan. yang dirasakan oleh yang dibawah ya dokum longo Masih belum paham, Pak? Nah, gini lah.
Gini. Yang, yang, yang si protes itu siapa? Kamu kan? Yang protes itu biasanya si ngerti, tau? Yang ngerti itu tau dong solusinya.
Iya, Pak. Iya, tau? Nah, itu baru bener namanya.
Gak asal protes aja. Gini ya, kalau kalian siap untuk dipimpin, kalian juga harus siap untuk memimpin. Ya? Paham ya? Paham.
Betul? Betul. Masih ngerjain tugas ke? Iya Ustadz Perlu dibantu? Gak usah Ustadz, terima kasih Good Goyang di ekstramas Assalamualaikum Waalaikumsalam ya Ustaz Ini kak Sesuai janji saya duduk Sepertinya ini muat sama kamu Selamat bergabung, kawan jurnalis Deadline setiap hari Rabu Berarti?
Iya kak Ya wis Terima kasih kak Ya Terima kasih ya Sampai jumpa Barang-barang buat genset sudah semua, Kiai. Bener nggak ada yang bisa ditunda dulu. Eh, nggak apa-apa. Aku sudah terhadap janji sama anak-anak untuk memenuhi semua fasilitas yang mereka butuhkan.
Eko, ini ya? Iya, iya, iya. Aku terima dulu ya.
Eko, terima aja. Apa ini, Kiai? Buat jaminan.
Oh, iya. Emang aturnya begitu? Ngutang, Ki? Nah, bukan.
Itu pinjem barang, Ahmad. Kamu lihat sendiri, kan? Ada jaminannya, ya? Maksudnya? Nah, itu aku lakukan buat kemajuan.
Buat progres. Ya? Baik, baik. Baik, Pak.
Harus dimulai dari mana, Tang? Kau pimpin lah. Yaudah, Basso.
Di depan dulu, Sol. Basso, cek rangka-rangka ya, Soya. Raja, boleh belanja?
Boleh, boleh. Said, alis di sini aja. Cek kalau ada mur-mur yang bisa dipakai, pisahin dulu. Bersihin aja.
So, sambungin juga yang itu So. Nah, ini satuin ya. Jadi dua. Oke, sip.
Sinta ku ini, kalau mati dia Enak mana, So? Makanya, kemarin waktu menunjukan genset, jangan terlalu nafsu. Enggak juga, Mi, dengan istirahat. Ya udahlah, So. Yang penting kan sekarang enak dipijitin sama kamu.
Iya, Mi. Ini minyak pemberian nenekku. Sudah terang ampuh dari zaman dia muda dulu.
Makanya enak. Kalau begitu pastikan itu cukup ya sampai kita lulus nanti. Bisa aku pesankan lagi dari kampungku Asal kau benar, Miss, mau sampai lulus di sini Buat kulit bulu tangkis, ya, nih? Iya, Dul. Ntar lagi ada Thomas Cup, kan?
Pengaruhnya buat lo kita Jangan kumepet Tapi pastikan perutmu itu udah sembuh ya Jangan sampai nanti di lapangan ada bau-bau tak sedap lagi Wih dih, ada yang cantik Besoknya, sini Nanti aja rilap lagi ya kak Pastiin dulu Ustaz, ayo kita pulang Hai oi hati-hati itu Sarah benangkan kira is kau dari mana kau udah empat hari dia terlihat di sini lagi liburan kali ya udah aku lihat dulu foto ya yang keren hai hai Apa enggak ada pertimbangan lain, Kiai? Ini atasan saya lumayan kecewa, C. Pohonanya kok enggak bisa masuk di sini?
Loh, langsung sampean? Tes sudah dilakukan, toh. Enggak lulus. Lepih.
Apa enggak ada kebijaksanaan lain, Kiai? Kiai kan orang bijak. Ada, ada kalau itu. Kebijakan yang paling bijaksana adalah tidak diluluskan itu.
Bagus, kalau gitu semua hasil riset besok saya tunggu di meja saya. Yo, yaudah terusin ketiknya. Eee, Sep, bikinin saya laporan tentang Thomas K. Sama bikinin proposal izin buat Kiai Rais untuk asukin majalah-majalah luar. Kak Fahmi. Ya, eh Liv.
Kenapa? Sudah mau ngasih tulisan tentang bulu tangkis dong? Bukan, Kak.
Terus? Saya mau nanya, bagaimana untuk melengkapi tulisan saya yang waktu itu? Tulisan contoh kamu waktu itu? Bentar. Biar tambah afdol, saya mau wawancara Kira Is, kak.
Kira Is? Serius kamu? Serius, kak. Boleh juga Udah sana Iya kak, makasih kak Yo Gaya banget, Lid.
Hei, mau bergaya gaun di masjid? Aku dapet izin kok. Izin apa, Lid? Izin bergaya di masjid? Mengoncar Kira Is lah.
Kira Is apa Kira Is? Abis ketemu cewek dia. Siapa?
Punakan Kira is... Gimana dong biasanya dia tuh? Biasanya sih ada di Gor. Di Gor? Sekarang ada nggak?
Ada kalau sekarang. Lagi latihan dia. Gimana kalau kita bawa dia ke Gor?
Aku lagi sibuk. Sibuk-sibuk apa kamu? Oh ya sudah, itu kecil.
Lalu di kolam. Hai teman-teman ya udah kita ya biar aja banteng goya jantan ya jantan hapuskan ya Tidak ada soal Apa sih kalian ini Cuman jangan curang dong sampean Kita-kita ini kan juga pengen kenalan Ajak dong kita-kita ini wawancara Bukan begitu maksudku Aku bisa saja kenalan sendiri Cuma aku pengen tau Apa si Alif bisa kenalan nanti Palingan ya, udah modalnya bawa-bawa syam kayak begini, tetep aja gak akan bisa. Saya mau modal dengkul juga udah pasti bisa. Saya juga, kawan. Gue pake nasi.
Udah saju nanti kalian. Banyak yang mau dilihat. Ada bukti, kawan.
Ada bukti. Itu sama Sarah, baru aku akui. Kau jantan, tidak modal jabatan. Tapi sekarang udah jantan? Tidak, dulu.
Masih bawa-bawa nama Syams. Masih pakai nasi. Belum pakai ini, tampang.
Kalau aku bisa. Bagaimana pagi ini? Hai datangin Jah aku cuci baju koseh minggu aduh jantaruan Ali ha ha ha itu aku udah siap-siap cuci baju lah Kamulah Assalamualaikum, Kei Waalaikumsalam Ada apa lagi sekarang?
Makanannya kurang enak? Atau kamarnya kurang besar? Bukan itu, Kei Saya mau wawancara buat Syams Syams, wawancara apa?
Soal pondok ini, Kei, lebih detail Nisa, Nisa Tolong ambilkan minum buat Bapak ya Sekaligus ada tamu ini Silahkan, coba pertanyaannya lebih spesifik, Ono. Banyak bener ya, daftar pertanyaannya. Soal... Soal Ustadz misalnya, oke?
Oh iya, iya. Saya dari awal tertarik dengan mereka. Soal apa? Berapa gajinya? Gaji?
Gak ada gaji itu. Gak ada yang dibayar. Semua di sini dilakukan berdasarkan keikhlasan dan pengabdian aja. Ini anakku namanya Nisa. Nisa dan ini...
Sarah, ponaanku. Terbaru ya? Kameranya.
Iya, kok kamu tahu? Ya jelas dia ahli, toh. Fotografi.
Iya, fotonya bagus-bagus sih, Pak, ya? Iya, Pak. Udah juga. Coba kamu fotoin nih, Pak Demu ini sama...
Siapa nama kamu? Alif. Iya, Alif.
Alif, kasih kameranya ke Sarah. Ya? Sarah, fotoin.
Kita lagi wancara. Eksen, Bapak. Iya, Pak Demu. Ya? Jangan kagum-kagum Iya santai aja ya pak ya Coba tarik sampai mana?
Terus? Sampai soal dibayar itu kek Lah udah kan debi Jawab debi Astagfirullah Liv, bener nih gak apa-apa kalau aku pakai kameranya? Oh enggak, gak apa-apa.
Pakai aja. Nanti kalau bagus bisa masuk ke lift foto di Shams. Tapi apa ya, Kak, objeknya ya?
Bunganya bagus tuh, Nis. Oh, ini. Itu yang warna merah. Oh, yang tinggi ini. Iya, yang tinggi.
Kameranya enak. Live Matter-nya masih manual. Kalau punya aku di rumah itu, West otomatis lift.
Jadi kurang menantang. Ngerti Live Matter kan? Oh iya, iya ngerti. Liz, bagus sih, Ki. Oh iya, iya, iya.
Foto dong. Coba. Bisa, Nda? Bisa. Gini ya.
Iya. Aku itu pengen ngetes auto... Itu lo yang bisa foto sendiri? Auto...
Otomatisnya. Terus Sopo yang mau difoto? Ya kita bertiga.
Senyum, Kak. Geser-geser. Iya, iya.
Nisa, Nisa. Kamu dipanggil ibu kamu di dapur. Oh.
Salah juga ya. Liz, pergi dulu ya. Oh iya, iya.
Assalamualaikum, Kiai. Waalaikumsalam. Majib. Bolak-balik, bolak-balik.
Kucari kerja lain apa? Pusing pula aku tengoknya Iya Cid, udah malem Yang satu lesu, yang satu hiperaktif Kenapa mikam orang? Bukan itu Soh, masalahnya Sarah 3 hari lagi pergi ke Jogja Foto aja belum dapat Ada yang nguci baju nih Nguci baju seminggu Niaaaah! Apa sih Cid, malem-malem kok Tiga hari lagi tuh, Pela Thomas.
Aku nih, gak pernah gak nonton. Pasti rame tuh, Cid. Pasti rame lah, Id. Ini tuh musuh bebuyutan yang tanding.
Indonesia versus Malaysia. Wah, bener juga tuh, Cid. Kalau di kampungku, selalu nonton bareng di rumahku. Setiap ada Pela Thomas.
Matang. Hai ah gini kita bikin nih nonton bareng Pira Thomas itu pondok repot-repot enggak enggak aku sudah bisa bayangkan pasti akan nama orang datang itu paling tidak orang orang yang suka buru tangis macam Dul Majid ini pasti akan datang. Hebat juga sih Soh, idemu itu jenius.
Tapi gimana caranya? Sampaian-sampaian-sampaian kan tahu, dilarang menonton TV. Nah kita kirim lagi si Atang ke Kira Nggak mau enak aja Disuruh nyari solusinya sendirinya Yang betul Atang Buat urusan begini lebih baik kita urus aja sendiri Oh iya Jid Bukannya di klub berutang kisah Ustadz pengesuhan ya Oh iya Ustadz Torik Ustadz Torik itu mana ya sering penasaran kalau kalah sama saya kayak yang paling cowok gua aja eh, jadi gimana nih?
kayaknya kita perlu bantuan siapa yang mau bantu? Assalamualaikum kok masih pada belum tidur? Jadi bagaimana Ustaz Torik, kalau misalkan masalah TV bisa diatur, saya bisa pinjam ke CII Rais. Peraturannya memang sudah begitu, kecuali kalau ada kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar. Untuk Ustadz Paul Torik dan Dul Majid menjadi 9-14 Boleh saya bertanya Ustadz?
Ustadz Siapa pemain butang kisah favorit Ustadz? Lim Suiking Semestinya Ustadz Torik, mirip betul dengan dia Subhanallah Ustadz Ternyata benar Ustadz, pukulan Ustadz sama dengan King Smash. Akan sangat bermanfaat sekali Ustadz bila teman-teman Satopondo ini bisa menyaksikan itu dengan langsung.
Mereka bisa termotivasi untuk jadi seperti Ustadz. Betul. Jadi sebenarnya kegiatan ini sejatinya belajar mengajar juga Ustadz. Persis.
Jadi bagaimana Ustadz, demi santri-santri yang cerdas? Saya yakin ada banyak nilai-nilai heroisme yang bisa mereka dapat di pertandingan nanti Ustaz. Kita akan melakukan ini.
Halo Indonesia! Halo Indonesia! Halo Indonesia!
Assalamualaikum Assalamualaikum Insya Allah Insya Allah Insya Allah Insya Allah Assalamualaikum Bisa jadi barang taruhan nih, kotor saja toh Masya Allah So, ini nilai apa mukjizat so? Coba lihat, coba lihat Encer kali otak kau Susah ini mau ngejarnya juga ya Kapan aku bisa kikau? Eh ada apa ini? Bah! Kok belum tau?
Si juara Lompi Datu ini sekarang jadi juara di kelas kita. Baso Salahuddin. Ya, gak usah dileber-leberikan itu.
Kalau kalian berusaha, kalian juga bisa. Sayangnya ada Baso, jadi susah. Beda, So.
Oh iya, Liv. Kau naik kelas tidak? Iya, So. Mengalihkan perhatian. Terakhir waktu, So.
Yang juara yang terakhir. Nah, benar. Terakhir apa? Ayam bakar! Kamu mau apa, Liv?
Sati padang. Pokoknya, kalau aku, semua enak-enak. Ah, biar rata. Saya traktir itu.
Nasi pakai kerupuk. Eh, tuh. Amak minta maaf. Liburan ini tidak bisa mengirim biaya untuk ke pulang.
Panen senang sulit. Amat berharap liburan ini kau bisa betah di pondok dulu. Tang, gimana Tang?
Orang tua mu tidak masalah? Bermasalah kalau kalian gak ke Bandung liburan kali ini. Kamu gimana, Nir? Mau ikut?
Apa perang kampung? Enggak kayaknya, It. Aku disini saja. Indah doang. Ikut aja, Liv.
Liburan sama-sama kita ke Bandung. Kamu mau jadi penjaga bodoh apa? Ayo. Indah repot, Bang. Enggaklah.
Disuruh malah sama mama saya. Yuk. Tuh. Ayo. Udah.
Ikut aja. Ayo. Hai, sama-sama kita. Iya deh.
Saya pun menarago sebandung. Serapan apa ini? Hei, Raja! Hei, Raja, kenapa sampai saja?
Randai. Si Basso diorang-orang di mana? So, So, ngapain?
Belok kiri asli Afrika yuk. Biar mi, biasanya tau ini kota Bandung. Wuh, ayo saya tau. Hai makanya dari Zeki jangan ditolak hahaha hahaha Assalamualaikum Waalaikumsalam Alif Wahang ini Mau bales suri tidak, tapi mau datang Lho, kenapa rambut wahang itu?
Panjang ceritanya Oh Ini sejujurnya Lho, kamu siapkan ini Jo, kawan pondok Ayo masuk, masuk Ayo Awak cari tol di dalam Ayo, ayo Pak A, di kelas tadi ada yang kabar aja Di kelas itu mendapat letter baik Memang rancak Tapi ternyata ini serancang dan kira Aten belum salah saya Kenal yang satu bibir unggul yang tidak bangga Ayo lah Kenapa dia bangga Kenan dia lebih patut nih Kenapa dia tidak diberi? Rami mana tuh? Iya Ini sih pak Lihat tuh Ada Mbak Raja di tempat Pak Habibie Mbak Raja Kelak ada kabar pidato di podium tuh Saru ku Pak Habibie Iya, saru ku Pak Habibie Saya tadi mengatakan teknologi dengan filsafat, interwoven. Tapi jangan kira teknologi itu hanya kapal terbang atau kapal.
Para wartawan, media, atau politik yang ada di sini memanfaatkan teknologi. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Hari ini saya menggantikan Ustadz Salman yang berhalangan hadir Darsunalaan Alhamdulillah Apakah kunci untuk mendapatkan ilmu? Dan apa saja yang menghalangi manusia dari mendapatkan ilmu?
Tunggu saya di dalam ya. Ahmad, Siti. Ada apa, Salman?
Surat dari Fitri, Kiai. Bagus. Tapi kok mau roman? Ibunya menanyakan kapan saya akan ngelamar dia. Terus?
Tapi yang saya pikirkan adalah sekarang ini saya dalam proses memuakafkan diri Pak Piyai dan saya rasa dalam waktu 6 bulan saya gak bisa meninggal puno kini dan jika saya ambil pak itu paling cepat pun itu 2 bulan dan itu pasti banyak hal-hal yang saya... Kamu ini ngomong apa sih, Saman? Semua itu kan buat orang lain, toh. Dan selama ini kamu sudah membuktikan banyak pengorbanan kamu yang cukup. Buat dirimu sendiri kapan?
Inilah saatnya, pikirkan buat diri kamu sendiri. Waktu itu saya sempat juga wawancara Kiai Rais. Oh, bagus itu. Kata Kiai, di sini nggak ada ustad yang dibayar. Benar itu.
Jadi bagaimana ustad-ustad di sini bisa mencukupi dirinya? Pertanyaan bagus sekali, Ali. Jadi di sini para ustad menganggap bahwasannya fondok ini adalah ladang perjuangan, bukan ladang penghidupan.
Jadi kita berusaha menghidupi fondok. Said! Said, bangun dulu lah.
Apa sih? Sama aja, bangun. Kita harus buat sejarah lagi nih. Kalian tahu, 2 minggu lagi ada panggung sini untuk pementasan kelas akhir. Iya, tahu kok.
Ada pementasan sini juga kan. Biasanya ada dari 2 kelas. Kelas 3, kelas 4. Yang ada Bupati Nonton itu ya?
Dan katanya, kaya Rais langsung yang menilai ya? Hah, persis. Bagaimana kalau kita menampilkan kasih kita juga?
Pasti bagus itu. Ayo, ayo, ayo, kamu masuk. Kan kita masih kelas dua tuh. Apa yang tidak mungkin untuk menjadi jadwal jadwal?
Ayo. Ayo. Tuh, boleh lah.
Ayo. Ayo. Miluif, ayo miluif Ayo loli Oke Sahibul Munara Menjadah wajah Apalagi basuh Kami butuh bantuan Ini semua demi angkatan kita.
Sebentar maso, emangnya kos udah boleh ikutan? Kalau masalah itu tenang aja. Tadi udah aku cek dan tak ada larangannya.
Tradisi sajeng selama ini cuma boleh kelas 3 dan kelas 4. Kalau nggak percaya, tanya sama Dulmajir. Bener, nggak ada larangannya sama sekali. Oke teman-teman, gimana?
Kalian mau bantu apa nggak? Mau bantu nggak? Atang, Atang, Atang, pemain gimana?
Masih nunggu draft final dari Alif, belum beres semua. Iya, so, sebentar lagi ya. Aku mau ending yang dramatis, yang sekarang kurang.
Ayo, oke. Bagian artisik sudah bersesna dengan set utama. Bagus, sip. Assalamualaikum, Atang Halo, So Barusan saya dapet pesan Katanya kamu dipanggil ke ruang Ustadz Sekarang Oh, makasih ya Nah, It Kompilin dulu rapatnya Emang ada apa, So? Gak tau Kemana, So?
Katanya sih ada yang jemput Gak tau Yaudah, catet, Jid Assalamualaikum Waalaikumsalam Eh, silahkan duduk, silahkan duduk, Baso. Aku mengerti kekecauan kalian. Kalian pernah bertanya padaku, kenapa aku tidak pernah menerima surat, atau ada keluarga yang mengunyungiku, kan? Ini misal satunya yang mengingatkanku kalau aku pernah punya orang tua.
Dan ini juga yang membuat aku berjuang untuk mengapakan Al-Quran. Supaya aku bisa memberikan jubah kemuliaan untuk dua orang tuaku di akhirat nanti. Sekarang aku cuma punya neneku. Beliau buta huruf dan tidak kuat lagi naik kapal dari gua ke Jawa.
Sekarang sakit beliau semakin parah. Tidak bisa lagi bangkit dari tempat tidurnya. Sudah pasti aku harus pulang kawan. Di luar itu bukan nyampamanmu.
Biarnya saja yang mengurus. Ngapain kau mesti pulang? Dia bukan pamanku, tetanggaku.
Bayangkan, berai hari ia naik kapal dari Goa ke Jawa. Selepas itu aku harus pulang. Jangan takut. Aku akan jadi nurung besar gua nanti.
Pegang itu janjiku. Bener gak bisa, So. Gak ada lancaran Al-Quran dari kamu lagi dong, So. Alif kamu gak balik ke atrama?
tidur di sini yaudah aku duluan ya Terima kasih. Sama-sama kami disini, setahun saja buat dua terlama, ha? Kau pikir saya boleh menaruh cuma basuh?
Ini ada hubungannya dengan itu. Aku memang dari awal gak mau disini. Sabar.
Raja, sabar. Gak udahlah, penting ada aja, Cik. Gak ada mana pula ini. Situ teradara datang telat.
Saya nyelesain tugas Alif dulu, Cak. Emang kamu bisa, Pak? Banyak kali cakap ini. Gimana?
Lalu? Mana aja? Gimana, Liv, kabarnya? Jadi ke Bandung? Gimana caranya?
Aku bisa masuk sebagai murid pindahan. Pondok bisa mengurus itu. Tinggal menunggu surat dari amakku.
Kalau amakmu gak setuju gimana? Aku akan tetap pergi. Pasti ada cara. Wanjada wajada. Alif.
Alif. Lihat aku, jangan pernah menyalah artikan, jadah wajahnya. Oh iya, kalau kamu mau tetap pergi, sakar pun hidup-hidupmu kok. Hai sama dan ayah bisa mengerti mungkin salahku terlalu maksakan kehendak dulu ama dan ayah tidak akan melarang sudah ama kirim surat persetujuan pemindahanmu ke pihak pondok satu saja pinta hai hai Entah itu di Bandung atau dimanapun kamu belajar, lakukanlah dengan kesungguhan. Amak juga baru menyadari, tempat belajar memang penting.
Tapi kesungguhan hati lebih penting lagi. Udah beres, cuma nunggu lesis pemain baru Oh iya bener Ntar lusa paling ya, saya kasih Ngapain sampe live? Amboi gak jadi pulang Bukan waktunya bercanda ini Jangan main-main, Liv Emu yakin? Ending dramatisnya botol mentasan ajalah Tinggal seminggu lagi nih Demi menghormati Baso, kita semua akan memetaskan Ibnu Batuta. Buat perubahan karakter udah saya fikirin kok Disini semua gak ada yang mudah Kita kerjanya sama-sama ya Raja juga udah ngatur musiknya Siap, musik oke!
Dan dari artistik masih bisa diakali Aku sudah buatkan gambarnya, silahkan lihat sendiri Kita main terakhir Wah, beban weh Iya Yaudah, kamu kasih tangan lain deh Eh, ada apa? Kita main terakhir dulu. Hmm, bagus itu.
Hei, teman-teman! Kita main terakhir! Terakhir sih? Tenang! Di mana-mana nih.
Jaguan memang muncul terakhir, kaya! Kita belum beli es kering. Buat tepek acap.
Yaudah lah, beli aja lagi. Uangnya kan cukup. Udah jam 3 ini, Jak.
Mana sempet. Sempet sih, Tang. Aku tau tempatnya. Yakin?
Caya sama aku. Yaudah, kita izin sama-sama. Ayo.
Jadi gimana, Ustaz? Boleh? Ya, boleh. Tapi ingat, sebelum maghrib, kalian harus sudah ada dalam pondok. Bisa start?
Masih start ya? Sekarang start. Cepetan, cepetan. Hey!
Oh, mau start? Sekarang start. Welcome! Oh, kemana kiri-kiri pak?
Sudah. Nah ini, ini, ini. Ini kiri pak, kiri pak. Cepat, cepat, cepat.
Pas jam 4. Masih Hai asli abu-abu banget sih caranya mau berani ya tapi kan ini memang gara-gara sampean itu sekarang mau diapain lagi aduh api enggak, gak bakal terlambat aku yakin ayo kita bikin bareng-bareng oi saibul Hai, jangan kencang, takut-takut, ayo lanjut terus, Nah, kecewaan ketiga. Satu, dua, tiga. Buka jenis kipas, lancar, ayo!
Bentar dulu, sahabat. Terima kasih. Bah, kalian lah keren aja gemuk keluar kawan. Sudahlah, kita mainkan saja pokoknya.
Ayo. Untuk kesuksesan kita ya, berdoa dimulai. Selesai.
Demi Baso Untuk Baso FISNEL Sudah dibetulkan kok mati lagi Pada hakikatnya, kita memang perantau dan ditugaskan Tuhan untuk menjelajah dan membawa kebaikan untuk bumi, langit, dan semua makhluk. Lantas, kita semua mencoba kembali mencari jalan menuju ke sana. Majelis Majelis Terima kasih telah menonton!
Terima kasih. Dia sangat menginginkan dan berbicara tentang Islam. Itu tidak berarti. Biasanya dia sendiri yang terburu-buru.
Ya, itu pasti. Halo? Halo, Alif.
Saya sudah menghubungi dia. Tidak, saya sudah menghubungi dia. Tapi Alif tidak menghubungi dia.
Alif saja yang menelepon, mahal deh rumah Ah, Falef. Yolah, capek tonton balik yuk Assalamualaikum Waalaikumsalam hahahaha hahahaha lama kali kau eh lagakmu makin lanenes aja kawan beginilah kawan doan aja ya hahahaha macem mana panitia telat aduh pun tan sayang kali ya kita gak lengkap Sebentar, belum tau ya? Di Jakarta Teh ada pertemuan sekolah Islam Nasional. Basuh bersama mereka sekarang. Iya kawan.
Iya. Kudengar metode mengajinya cukup berhasil di Makassar. Oh.
Mau ditelepon? Ah, boleh boleh. Buru atuh. Sabar sabar. Assalamualaikum.
Waalaikumsalam. Eh, Alif! Ah, ramai sekali.
Sebentar, Riz, ya. Majid, Syed, Alif! Alif? Alif, ada siapa saja di sana? Ada Atang hadir.
Raja! Akhirnya kalian ketemu di mana? Don't worry, we're already here!
Hahaha Mati aja kalian suka meledek saya Hahaha Apa kabar orang-orang besar Manjaga-manjaga Hahaha Wajah,