Transcript for:
Panduan Memulai Karir UI/UX

Hai guys, gue nggak tau siapa kalian dan mungkin kalian juga nggak tau siapa gue, karena gue bukan artis jadi gue nggak terkenal. Tapi semoga apa yang gue sampaikan di video kali ini bisa bermanfaat buat kalian, terutama buat kalian yang ingin terjun ke dunia Yoyoyeck Design. Karena pepatah mengatakan, jangan lihat siapa yang berbicara tapi... tapi dengarkan apa yang dia bicarakan. Jadi poin penting yang ingin gue sampaikan di video kali ini, gimana caranya jadi UI UX Designer. Atau istilah kerennya itu, how to be UI UX Designer. Itu bahasa jaksalnya ya guys ya. UI UX Designer ini sendiri, itu katanya cocok banget buat kalian yang mau belajar UI UX Designer. kalian para generasi Z yang katanya pengen serba cepat, serba instan, serba mudah. Nah, karena salah satu tugas dari Yoyax sendiri, itu membuat sesuatunya menjadi instan dan juga mudah digunakan. Gue mau cerita sedikit pengalamanku dari mulai gimana start awal gue jadi Yoyax Designer, terus hal apa aja yang harus lo persiapkan kalau misalkan lo pengen jadi Yoyax Designer. Start awalku jadi Yoyax Designer itu mulai dari grafik desain. Jadi gue nggak langsung kerja jadi Yoyax Designer, tapi awalnya itu gue kerja sebagai grafik desainer. Atau bahas sahaja aksalnya itu shifting career lah ya guys. Gue berkecipung di dunia graphic design sekitar 3 tahun. Singkat cerita, gue lulus kuliah. Artinya sebelumnya gue kerja sambil kuliah Jadi buat kalian daripada ngampus doang gitu ya Gak ada kerjaan lain Mending cari kerjaan Mau kerja part time Mau freelance Terserah lah sesuai dengan kenyamanan kalian Supaya apa ya spek Setelah kalian lulus Kalian dibekali dengan pengetahuan akademik yang luas Juga punya pengalaman kerja yang jadi nilai tambah Saat lo nanti mencari pekerjaan gitu guys Singkat cerita Setelah gue lulus Gue memutuskan untuk menjadi seorang UI UX Designer That is my point Itu aja ceritanya guys Tapi point yang ingin gue sampaikan pada cerita tadi Mau apapun background lo saat ini, mau apapun pekerjaan lo saat ini, itu memungkinkan banget untuk shifting career jadi UI UX Designer. Kalian mungkin berpikir, cuma dengan memutuskan doang kok bisa shifting career dengan mudah? Oh, tentu saja tidak, guys. Tentunya ada cara-caranya nih, ada trik-triknya yang harus kalian ketahui. Sebelum gue melamar pekerjaan ke sana kemari, menjadi seorang UIX Designer, gue membangun dan mempersiapkan sesuatu yang jadi MPV, atau keberhasilan shifting karir gue, yaitu Fortofolio. Fortofolio ini sangat penting banget untuk kalian yang ingin bekerja di dunia profesional. Mau profesional graphic design, mau profesional UIX design, programmer, dan juga masih banyak lagi. Fortofolio ini pokoknya sangat penting banget, guys. Portofolio Yoyek Designer sendiri ada banyak medianya. Contohnya seperti blog atau tulisan, kalian bisa pakai website medium, bikin video misalkan bikin video dokumentasi proses lo dalam mendesain suatu permasalahan atau proses lo dalam mendesain. Tapi di sini gue lebih merekomendasikan media tulisan sebagai portfolio. Selain lebih mudah untuk dibuat, juga nantinya lebih mudah untuk dideliver kepada rekruter. Jadi kita tinggal nulis atau kirim link aja, nanti rekruter bisa dengan mudah melihatnya. Dan sebenarnya ada banyak sekali jenis portfolio yang bisa kalian buat dari Dari mulai UX case tadi, membuat mockup atau hasil desain yang udah lo buat gitu ya. Atau bikin video dokumentasi gimana proses lo dalam desain gitu. Biasanya gue buat UX case tadi. Nah kalau UX case tadi ini biasanya dibuat dari pack project bisa, tugas kuliah juga bisa, atau hasil pemikiran dari suatu produk yang sudah ada. Kayak misalnya kalian ingin improve nih aplikasi Gojek misalnya, analisis untuk mengoptimalkan proses pembayaran pada website Traveloka misalnya, atau bahkan ngedesign full aplikasi yang sudah ada gitu guys. Jadi bikin versi aplikasi kalian sendiri gitu. Misalkan kalian pengen nge-remake aplikasi Gojek, tampilannya dibikin sesuai dengan keinginan kalian. Nah itu bisa dijadikan juga sebagai portfolio kalian. Ada beberapa bagian yang dicantumkan pada UX Case tadi. Sebenarnya ada 3 poin penting yang harus ada gitu ya. Ini versi gue. Yang pertama ada bagian pembuka, bagian inti, dan juga bagian penutup. Oke, kita bahas dulu untuk bagian yang pertama ya, yaitu bagian pembuka. Nah, di bagian pembuka ini, lo bisa ceritain apa sih yang akan lo analisis pada case tadi yang akan lo buat. Lo juga bisa ceritain tanggung jawab dan juga kontribusi lo dalam tim dalam suatu proyek. Nggak terlalu banyak yang ditulis pada bagian ini. Tujuannya, Untuk memberi tahu kepada pembaca, sebenarnya kita tuh lagi bikin apa sih? Lagi ngapain sih? Intinya itulah, ngasih tahu dulu kita tuh lagi ngapain. Nah, kita masuk ke bagian kedua, yaitu bagian inti. Nah, di bagian inti ini, disini lo bisa ceritain proses lo dalam mendesain solusi dengan sebuah desain UI UX. Dari mulai proses analisis data, proses research, brainstorming, membuat mockup, testing, dan segala macem lah. Pokoknya proses desain kalian itu disampaikan disini. Proses-proses dalam kalian mencari solusi itu... Kalian simpan di sini, dokumentasikan di sini supaya recruiter tuh tau, oh kalian tuh ngedesain tuh kayak gini gitu loh. Intinya lo ceritain gimana proses lo dalam mendesain, ada banyak metode yang sering digunakan pada bagian ini. Ada design thinking, ada lane UX, terus ada user centered design, pokoknya banyak lah. Kalian bisa cari aja di internet itu framework design ada banyak banget. Oke yang selanjutnya bagian terakhir itu ada bagian penutup. Lo bisa ceritain hasil case tadi yang udah lo buat, apa pelajaran yang lo dapat, apa hasil dari case tadi ini. Terus, saran untuk pengembangan proyek selanjutnya Nah disini tidak ada aturan baku dalam membuat portfolio atau UX case tadi ini. Kalian bisa sekreatif mungkin, semenarik mungkin, seinformatif mungkin. Yang terpenting lo bisa menyampaikan hasil case tadi lo dengan sebaik mungkin. Menurut gue case tadi ini sangat penting sekali. Coba bayangin, ada banyak sekali yang melamar jadi UI UX designer. Walaupun lo punya kemampuan yang hebat dalam UI UX, misalkan lo punya skill yang mumpuni dalam UI UX, tapi nggak bisa menjualnya atau mengkomunikasikannya itu nol besar. Halil Dan mungkin nggak ada bedanya dengan kandidat yang lain. Nah, jadi UX Portofolio ini gue tekankan lagi ya. Itu tuh akan menjadi bahasa yang menjelaskan kemampuan dan gaya lo dalam desain untuk perusahaan yang membutuhkan. Nah, selain UX Case tadi, gue juga buat sebuah website Portofolio. Dimana website Portofolio ini itu tuh untuk memperkenalkan siapa sih gue kepada calon rekruter gitu ya. Karena dengan sebuah website biasanya kita bisa terlihat lebih profesional. Intinya bangun brand lah, bangun nama kalian itu terlihat lebih profesional. Ada banyak kandidat yang sama kayak lo gitu ya, yang melamar kerja, tapi lo tuh harus kayak menonjol gitu. Lo harus bisa menonjolkan diri lo, lo harus bisa bercahaya di atas kegelapan. Anjay. Di website Portofolio ini juga sama ya, tidak ada aturan yang baku. Kalian bisa sekreatif mungkin, sekomunikatif mungkin, komunikasikan kemampuan lo lewat sebuah website Portofolio ini. Di website gue sendiri, gue menampilkan foto yang profesional, buat tagline yang menarik, ceritakan pengalaman kerja, skill yang kalian kuasai, tampilkan juga Portofolio, sertifikat, atau pengalaman dan penghargaan. Pokoknya, buat Portofolio kalian itu semenarik mungkin, Buat rekruter itu menjadi, wah ini kandidat keren nih, bisa gue rekrut nih. Nah itu, bangun brand, bangun nama dengan profesional. Terus usahakan juga buat website dengan nama domain yang nggak macam-macam. Bisa pakai nama kalian sendiri atau nama studio kalian misalnya. Misalkan kayak Creative Academy ID, agusugandi.com. Jangan pakai yang panjang-panjang kayak agusdomaingratis.com.abcdefghij sampai panjang banget. Itu nggak profesional banget guys. Selain kalian harus pakai nama domain yang kromat profesional gitu ya, yang gak macem-macem gak panjang-panjang, usahakan juga buat website yang cepet diaksesnya gunakan resource yang ringan dan gunakan juga hosting yang berkualitas karena kalau misalkan lemot, itu biasanya rekruter jadi males daripada buka website, mending scroll Instagram gitu ya dan biasanya lebih memilih untuk membatalkan tuh untuk akses websitenya Website lo juga harus aman. Jangan sampai ada hacker nih yang masuk ke website lo, ke resource website lo, terus ngeubah konten yang ada di dalamnya. Dari yang tadinya kalian itu terlihat profesional, jadi terlihat jelek banget gitu guys, di mata rekruter. Tapi tenang aja, semua itu bisa lo dapatkan dari layanan hosting terbaik di Indonesia, yaitu Niagahoster. Gue menggunakan layanan hosting dari Niagahoster dan, beh, sungguh recommended banget. kecepatannya itu teroptimasi dengan web server tercepat di dunia karena menggunakan teknologi Lightspeed Enterprise. Selain itu, kalian juga bisa custom domain sesuai dengan keinginan kalian. Kalian jadi bisa pakai nama kalian, nama studio kalian, dan keamanannya pun itu di Niagahoster terjaga karena memiliki teknologi Immunify 360 yang membuat website kalian itu terlindungi dari serangan hacker, malware, dan juga virus berbahaya lainnya. Dan ada banyak sekali pilihan layar yang bisa kalian gunakan dari mulai paket unlimited hosting, paket cloud hosting, email hosting, ada WordPress hosting dan lain sebagainya Menurutku untuk membuat website yang bersekala kecil menengah itu seperti website portfolio atau website bisnis kalian untuk website company profile misalkan paket Unlimited Hosting sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Paket Unlimited Hosting pun ada banyak sekali pilihan paket yang bisa kalian sesuaikan dengan kebutuhan bisnis kalian, dari mulai paket bayi hingga paket bisnis. Dan yang paling gue rekomendasikan adalah paket Personal Unlimited Hosting. Selain diskonnya paling gede, harga yang ditawarkan dengan fitur yang diberikan itu worth it banget. Jika kalian masih ragu, kalian bisa konsultasi aja ke tim supportnya, karena siap sedia melayani selama 24 jam. Selain itu, Niagoster juga kasih jaminan 30 hari uang kembali, jadi kalau misalkan kalian nggak puas dengan layanan yang diberikan, nah tinggal konfirmasi aja. Kira-kira keluhan kalian itu apa, kalau misalkan keluhan kalian terkonfirmasi, 30 hari uang kembali. Nah, untuk cara berlangganan layanannya pun sendiri, kalian cukup tinggal klik link yang ada di deskripsi video di bawah, pilih paket yang ingin kalian beli, setelah itu kalian masukin nama domain yang kalian inginkan. Sebelum check out, kalian masukin dulu kode kupon Kreative Academy. Untuk apa? Supaya kalian bisa mendapatkan diskon tambahan sebesar 10%. Setelah masukin kode kupon, kalian tinggal pilih metode pembayaran sesuai dengan metode pembayaran yang kalian inginkan. Selesaikan pembayaran dan selesai. Nah, selain itu, kalian akan mendapatkan bonus website for portfolio. Silahkan cek detailnya di bawah deskripsi video di bawah. Oke, setelah lo berhasil membuat portfolio yang baik dan berhasil untuk masuk ke tahap interview gitu ya, misalnya lo harus bisa mempertanggungjawabkan portfolio yang udah lo buat. Lo harus bisa menceritakan jika rekruter bertanya mengenai portfolio yang udah lo buat. Tentunya hal ini juga harus didukung dengan kemampuan skill lo dalam UI UX, baik hard skill maupun soft skill. Dan jika seandainya lo lulus pada seleksi interview ini, biasanya rekruter itu akan memberikan tugas atau test skill untuk memastikan kira-kira... Kandidat ini cocok nggak ya? Kalau misalnya kita kasih masalah, kira-kira dia bisa menyelesaikannya nggak ya? Nah, di sini lo tinggal buktiin aja bahwa lo bisa. Tunjukin bahwa lo adalah problem solver yang baik. Lo adalah profesional UI UX. Nah, itu aja guys video kali ini. Mudah-mudahan videonya bermanfaat. Itu adalah cerita gue gimana gue bisa jadi seorang UI UX designer. Terus tahapan-tahapan atau hal-hal yang harus lo persiapkan. Untuk bisa jadi Yoyoke Designer, mudah-mudahan video ini bermanfaat. Silahkan kalian praktekkan. Dan jangan lupa subscribe jika video ini bermanfaat. Silahkan like supaya video ini terus naik. Terus komen di bawah jika kalian punya pertanyaan. Dan sampai berjumpa di video berikutnya. Let's explore your design.