Transcript for:
178 Pembelajaran Fiil Mudari' dalam Bahasa Arab

Yang pertama telah kita pelajari, yaitu Dilah Zaman Yah, Lilif Mudarik Bimana Hal Tan Sisa Yang keduanya Dilalah Zaman Yah, Lilif Mudarik Lil Mustaqbal Tan Sisa Dan yang ketiga yang kita sedang pelajari yakni dilalah zamaniyah lilfil mudarik lilmadi betul? lilmadi mudarik tetapi ya dulu ala khudusin ma'adhin al-filam dhariq yadulu ala hadathin al-ladi hadasah qabla zamanit takallum sebagaimana yang telah dipelajari sebagainya idaktarana idakturina bilam Yang kedua, apabila masuk padanya huruf syarat kecuali lau Bila film mudarik dimasuki dengan huruf-huruf syarat kecuali lau syartiah Ketiga, idadaholat alaihi id Apabila dimasuki oleh isim lafad isim zorof id yang bermakna isim zorof zaman madin yang ketiganya abu lal dimasuki dengan kod at-takliliah atau kod taksiriah sebab kod masuk pada Ma'di maknanya untuk tahkik wa takrib Bila Qod masuk pada Ma'di, ia bermakna bahwa Peristiwa tersebut, hadisah itu pasti berlaku dan masanya telah hampir Sementara, apabila Qod masuk pada fiil mudhari, maka ianya memiliki makna Qalil ataupun Qathir. Jadi, menunjukkan adanya peristiwa yang berlakunya hanya sesekali, atau menunjukkan peristiwa yang masih berlakunya seringkali. dimaknanya boleh membuat pengertian sesekali berlaku atau acap kali berlaku takliliah dan taktiliah kemudian apabila Yang berikutnya, yang keempat, yang kelima Iza dakholat alaihi rubama Bila fiil mudhari dimasuki dengan kalimah rubama Sebagai contoh, di dalam surah Al-Khijr Ayat yang kedua Di dalam surah Al-Hijr Ayat yang kedua, surah yang kelima belas 4 Juzuk 14 Ayat ini menceritakan tentang apa yang akan dialami oleh orang kafir kelak di akhirat Bukan menceritakan apa yang dialami oleh orang kafir semasa di dunia Tapi apa yang akan di alam orang kafir nanti di akhirat Allah beritahu Rubama ya waddulladina kafaru laukanu muslimina Rubama yawaddu ladhina kafaru laukanu muslimina Terjemahannya Rubama yawaddu Mungkin Seringkali ruba, ruba maksudnya menghendaki, menginginkan, waddaya waddu, menyukai orang-orang kafir itu jikalau adalah mereka orang-orang muslim inilah masdariyah launilah masdariyah Di akhirat nanti, dalam tafsir, ketika orang kafir melihat orang-orang mu'min dimasukkan dalam surga, melihat binatang selepas dihisap oleh Allah yang salah dan yang benar pun, dikendaki oleh Allah menjadi tanah binatang yang menanduk yang kena tanduk selepas diadili kesemua ini suruh jadi tanah saja tak ada yang masuk surga, tak ada yang masuk neraka sementara si mu'min, si manusia pula yang mu'min, yang menganiaya masuk neraka Yang dianiaya masuk surga, apalagi orang mu'min. Melihat nasib orang-orang mu'min semuanya masuk surga, maka orang kafir menghendaki. Ingin sekali, kalaulah dahulu masa di dunia, menjadi orang mu'min so, yawaddu itu walaupun ia fiil mudari ia bermakna mati karena apa? seperti saya tadi, ini berlaku pada hari kiamat nanti jadi kalau dalam ayat yang lain si orang kafir ini berkhayal Kalaulah dahulu aku jadi orang muslim Kalaulah dahulu aku jadi orang muslim Mereka ingin sekali Wadda ya waddu Ingin sekali jadi orang muslim Bukan masa itu, bukan saat itu Sebab saat itu sudah nak masuk neraka Dulu, ini cerita Masa di dunia Karena tidak mungkinlah orang ingin jadi muslim ketika di akhirat Ini, lauka no muslimin Di launya lau masdariyah Jadikanu muslimin Itu menjadi masdar mu'awwal Katakanlah nak jadikan masdar sorih Bagaimana bunyinya? Kalau dijadikan masdar sorih Masdar sorih masdar yang terang Yang nampak Jadikan masdar Lauka nu muslimin, itu jadikan masdar, sorry Yawaddul rubama yawaddul ladhi nakafaru Terus jadi masdar Jadikan maf'ul bih kepada yawaddu Ya waddu fi'il al-ladhina fa'il al-ladhina itu jadi fa'ilnya maf'ul bihnya lauqanu muslimin jadi bila jadikan maf'ul bih jadikan masdar masdar sarihnya selalu tak boleh ada lagi ya Rubama dahululah kalau orang kafe dahulu ingin sekalian dahulu orang kafir ingin lah kalau jadi orang muslim ya rubamah yawaddulladzina kafaru musliman maaf lah musliman mana mas darahnya laukanu itu jadikan mas darah mas darah sorry Hai lo kanu muslimin Hai laut tak boleh ada lagi sebab laut masyarakat jadi laut dengan fiil selepasnya itu kanu dan khobarnya muslimin jadikan masdar namanya masdar sorry hai hai Contoh Nasara yang suruh Nasrun Jalasa ya jilisu julusun Khalaka ya khiluku khalkun Akala ya akulu aklun Ya rubama ya waddulladzina kafaru Saya tahu Nasara yang suruh Nasron Jalasa yang suruh Juduson Akala yang suruh Aklon Zahaba yang suruh Zihabun Qura'a yang suruh Qira'ah Itu masdar suri lah itu Nah ini Kana, yakunu, takkan tetap masdar kana Yang dijadikan masdar itu fiilnya Muslimin tak payah usik-usik Kan lao dan kana itulah jadikan masdarnya Jadi masdar, sorry, kananya, kan fiilnya Itu kan fiil Muslimin tak payah usik Marah nanti Muslimin itu kan khobar kana Kenapa? Nggak diusik-usik, mengamuk nanti Yang diubahkan fiilnya jadikan masdarnya Laukano itu jadikan masdarnya Jadi masdarnya Kana yakunu Maknanya Kana yakunu Oh tak tau pula Tadi sudah ada Nasoro yansuru Nasron Nasoro yansuru Nasron Kana yakunu Kaunun Kana yakunu kaunun Bukan susah Kan Nasara yang suruh Nasrun Kala yakulu kaulun Kan sama OLA YAKULU KAULUN KANA YAKUNU KAUNUN Dah, dah cap tau masdarnya Kemudian, apa domir dalam KANU? WAU kan? Untuk HUM kan? Jadi, KANA YAKUNU KAULUN Tambahlah dengan domirnya HUM Jadi, KAU NUHUM Karena ia menjadi mafulbi kepada Yawadu. Menjadi? Menjadi? Mafulbi kepada Yawadu. Kau nahum Tak payah ragu-ragu Serius saja Serius saja Apa susahnya Kana yakunu kaunun Kala yakulu kaulun Kan sederhana sekali Kemudian Kanu karena domiakan mereka Tambah aja hum Kaunu hum Karena jadi maf'ul bi pada jawab du Kauna hum Sehingga Rubama Yawadul ladhina kafaru Kaunahum muslimin Contohnya Itu namanya Masdar Sorry Ini masdar Law itu law masdariyah Law masdariyah Jadi orang kafir dahulu dia suka sangat kalau lah mereka jadi orang muslim Orang kafe dahulu suka ya mereka menjadi orang muslim muslim jadi ia bermakna madi karena ya pertama ya peristiwa ini berlaku kelak pada hari kiamat, bukan di dunia jadi dunia berlaku sebelum kiamat Di sana nanti orang kafir berhayal, berharap, berangan-angan Dalam ayat yang lain, kalaulah dahulu Aku jadi orang muslim Jadi menceritakan peristiwa yang telah berlalu Tidak boleh gunakan mudarik, rubama, wadda tidak boleh Rubama hanya masuk film mudarik Dan bermakna madin Jadi apa ya Apa yang akan dialami oleh si kafir kelak di akhirat Allah telah beritahukan kepada mereka di dunia Seolah-olah wahai orang kafir, jika kamu tetap kufur dan tidak mau memilih menjadi orang muslim, beginilah nasib kamu kelak di akhirat. Jadi, ada apa dipanggilnya ya, istilahnya ijaz ikhbari Allah memberitahu kepada mereka orang-orang kafir Tentang sesuatu yang akan berlaku sebelum ianya berlaku Sebelum ia berlaku Tapi karena mereka tidak yakin, Ya Allah perintahkan nabinya, biarkan ya Muhammad mereka itu. Biarkan aja lah mereka itu makan sepuah-puahnya. Ya tamat tau bersenang-senang. Hidup mereka hanya, al-aklu atamatuk, atamatuk al-aklu. Makan untuk tamatuk, tamatuk untuk makan. Hidupnya hanya dua itulah. Makan bersenang-senang Makan pun untuk bersenang-senang Senang-senang Makan Akhirnya Dan Telah menjadikan Angan-angan mereka itu Telah menjadikan Angan mereka itu Mereka menjadi lalai Melalai mereka akan amal Amal itu hangan-angan Fasaufa ya'lamun Ya'lamun fi'il mudarik Masuk padanya Saufa Maka ya'lamun Dilah zamanianya Mesti untuk Mustaqbal Mustaqbal Jadi punca mereka itu Tidak percaya akhirat Punca mereka itu tidak yakin akan hari kebangkitan Dalam hari ini ada dua Hidup hanya untuk makan dan seronok-seronok Seronok makan-makan, makan seronok Itu aja Ya, karena untuk itu aja Makan, seronok-seronok, makan Tamato itu bersenang-senang Makan senang-senang Jadi maknanya hidup untuk makan lah Hidup untuk makan Ini yang kelima Yang keenam Dilalah zamannya bagi film mudari yang bermakna madin Iza wako'al mudari'u halan Iza wako'al mudari'u halan Amiluhu fi'lun madin Iza wako'al mudari'u halan, amiluhu fi'lun madin Fi'lun madin Apabila fi'il mudretu jattuh wako'ah Jatuh pada kedudukan hal Atau bila film itu menjadi hal Jatuh sebagai hal Yang amilnya Amilnya, amil halnya Fi'il ma'adi Yang amilnya fi'il ma'adi Ini kena tahu dahulu nih Ini ya, jumlah hal, apa namanya, uslub maksud saya Uslub hal ya Uslub hal ya Mesti syaratnya ada tiga Mesti ada amil hal Ada sohibul hal Dan ada hal Ada tiga Ada Amilhal, ada Sohibulhal, ada Amilhal Contohnya katalah Yasharabu Yasharabu Katalah Ahmad Ahmad Alma'a Jalisan Saya kena paham dahulu uslub haliyah. Uslub itu susunan, tarkib, struktur ayat. Uslub itu maksudnya struktur ayat. Structure, jumlah. Macam kita maklum. Katalah jumlah fi'liyah, maka susunan jumlah fi'liyah mesti ada fi'il dan fa'il. Itu namanya uslub. Kalau uslub jumlah ismiah, mesti terbina, tersusun daripada umtadak dan khobar, pembahamannya. Kalau uslub syartiyah, mesti ada adat syarti, fi'lu syarti, fi'lu jawabush, syatim, pembahamannya. Kalau uslubul kosam, mesti ada Uslubul Qasam masih ada Qasam dan ada tul Qasam kemudian ada Mok Samun Bih kemudian ada Mok Samun Alayhi, itu tidak boleh, tidak itu mesti ada uslub, struktur ayat Nah, uslub haliyah Uslub haliyah Struktur hal Itu mesti ada tiga ini Pertama, mesti ada Amil hal Ini tidak ada dalam bahasa Melayu Jadi susah diterjemahkan, takut diterjemahkan aja Amil hal Yang kedua, mesti ada Sohibul hal Sohibil itu yang empunya hal, hal itu mana? Keadaan. Yang kedua. Dan yang ketiga mesti ada hal. Halnya. Hal itu keadaan. Contoh ayat yang mudah umpamanya, Yashrobu Ahmad Al-Ma'a Jalisan. Contoh mudah. Yashrobu Ahmadu Alma'ah Jalisan Yashrobu minum Ahmad, oleh Ahmad Alma'ah akan air Bagaimana keadaan Ahmad semasa minum air? Oh, jalisan dalam keadaan duduk Hal itu namanya, jalisan itu hal lah Dan Muhammad Ahmad menjadi Sohibul Hal Sohibul Hal Ma itu, ma pulbilah, tak ada kaitan dengan uslub disini Dalam Quran, contohnya Katakanlah Khalakoh Allahu Al-insana Do'aifan Setelah mencipta oleh Allah Akan Manusia Dalam keadaan Lemah Hai ini namanya usruk haliyah contohnya jika laka menjadi amil hal Hai tuan milnya Allahumma jadi Allahu Selamat malam. Fa'il Ya Allah akan menjadi subjek Kholakal Telah cipta, siapa yang mencipta? Allah, so Allah menjadi Ma'il Al-insana Di situ menjadi apa? Maf'ul Kalau al-insana di da'ifan menjadi? Oke Kalau itu mana sohibul halnya? Mana sahibul halnya? Al-insan Sahibul halnya misalnya, takkan Allah itu lemah keadaannya Wah itu kafir nanti Allah telah mencipta manusia Dalam keadaan Allah lemah Wah, itu kape nanti Betul? Jadi, doa event itu menjadi keadaan Hal Yang ampunya keadaan Soal halnya yang ini Insan Insan Allah telah mencipta manusia dalam keadaan lemah Yang lemah itu manusianya Di situ sudah memenuhi syarat, ada amilnya Ambil halnya, yakni Kholakoh Ada sahibul halnya, yakni Al-insan Dan ada halnya Ada tiga itu Kalau bicara hal aja lah Kalau bicara lebih detail lagi Ya khulaka fi'ilnya dan ambil hal Allahu menjadi fa'il Al-insan menjadi maful bih Dan juga sahibul hal Dan doa ifar menjadi hal Kalau dalam ayat contoh pertama tadi, amil halnya fi'il Dalam contoh yang pertama tadi Fi'il mudarik Contoh yang kedua ini, amil halnya Fi'il madi Nah, kembali kepada Ini, yang ke-6 Iza wak'a al-mudari'i halan Apabila fiil mudarik itu menjadi hal Jadi halnya fiil mudarik Itulah Amiluhu fiilun madin Dan amil halnya fiil madin Sebelum saya berikan contoh-contohnya Kena faham dahulu saya ini Mudarik yang Bermakna madi Kan ini cerita mudorek bermakna madi Dilalah mudorek bermakna madi Bila Apabila fiil mudorek itu Berada pada kedudukan Hal Jadi halnya bukan satu patah kata Seperti jalisan Halnya bukan hanya terdiri dari satu patah kata Seperti mana doa ifan Tapi halnya terdiri dari Fiil mudorek Sufidurib jadi hal dan amilnya pi'il madi terbayang tuh sudah dapat terbayang jadi kalau Kalau kita ubah beginilah Disini amilnya kan ini Amilnya, jadi amilnya mesti madi Sini, amilnya fiil madi Dan, ini apa ini? Cari apa sini? Ini apa itu? Hal, hanya ini fiil Mudhuri Itulah Ini hal Ini amil Jadi bila fiil mudari berada pada kedudukan hal, menjadi hal sementara amil halnya terdiri pada fiil madin Kena nampak bayang-bayang itu dahulu Maka jika Fil mudarik dalam keadaan seperti itu Walaupun ia mudarik Dilalah zamanianya Madin Itulah Bukan sedang Dan juga bukan akan Tapi Telah Telah berlaku Telah berlalu telah berlaku dan telah berlalu so nampak dulu ya, ini kena nampak dahulu apabila mudarik jatuh pada kedudukan makom dan kedudukannya di dalam kedudukan hal amilnya mesti fiil mati, tidak boleh fiil mudarik begitulah Baik, kita lihat contohnya di dalam Al-Quran, coba perhatikan surah Al-Qasas. Ayat yang ke-21 Surah Al-Qasas ayat 21 Kisah Nabi Musa alaihi salam setelah mendapat nasihat daripada sahabatnya di Mesir yang baik hati memberitahu kepadanya bahwa Fir'aun telah mengeluarkan arahan supaya Musa ditangkap Mati, hidup atau mati Tidak dipertanggungjawabkan atas perbuatannya Membunuh kaum kubti Kaum kubti Maka Musa pun dapat nasihat Supaya Musa meninggalkan Mesir Seberapa cepat yang boleh Dengan segera Buka Musa pun tinggalkan Mesir menuju Madian Dalam perjalanan Daripada Mesir ke Madian ini Fa khoroja minha Lalu Musa keluar Khoroja ini dia, dia ini menuju pada Musa Keluar minha daripada Mesir Khawifan dalam keadaan takut Yatarokkabu Maniataraqabu Rokobayu rokibu rokib Atid mu rokobah Meng? Sentiasa mengawas-awasi Memperhatikan kanan-kiri Sentiasa untuk melihat yang dia berwas pada Mungkin sekejap berhenti tengok belakang Kejap berhenti tengok kanan-tengok Itu maniataraqab Sambil dia berkata, berkata, Ya Musa Rabbi, Wahai Tuhanku, Najji ini, selamatkan oleh muakan aku, Ya Allah, minal qawmi zalimin, daripada qawm yang zalim. Lalu telah keluar dia Musa dari negeri Mesir dalam keadaan takut. Ia terokop saling memperhati, mengawasi, berwaspadungan yang dia sikap mempunyai sifat kewaspadaan yang tinggi. Seraya berkata, Wahai Tuhan. Selamatkanlah aku daripada kaum yang zalim Baik, sekarang mana amil halnya? Khawroja Khawroja Itu amil hal Fil apa nih ya? Khawroja? Madin Mana Halnya? Khaw-ifan Yang pertama Ini ada dalam bahasa Nahu dipanggil Taadudul hal Taadudul hal Yakni hal yang berbilang Bukan hanya terdiri daripada satu hal, tapi lebih daripada satu Dalam satu ayat Yang ada, yang ada padanya lebih daripada satu hal, dibanggil ta'adudu hal Hal pertama yakni khu'ifah Hal yang kedua yakni yataraqob Itu hal juga tuh Bagi tanda aja lah, hak gitu aja lah Amil hal sudah ada, hal pun ada Mana sahibul hal? Sahibul halnya mana? Sahibul hal itu yang ampunya hal Jawaban kena tepat Domir mustatir Bukan huwa Huwa domir nampak tak ada pun huwa Domir mustatir Itulah Takdir huwa Bukan huwa, domir mustatir Huwa mana nak jumpa, huwa tak jumpa, tak ada Bahkan kalaulah katalah kita tambah Katalah jika seandainya boleh ditambah Tapi tak boleh ditambah lah sebab Quran Tapi dari segi bahasa katalah ditambah Dan tidak salah di sinahu Fa kharaja huwa minha kho'ifan ya taraqaf Katalah Fa kharaja huwa minha kho'ifan ya taraqaf Huwa jadi apa? Taukit Paham jadi? Taukit Bukan jadi sayyidul hal Dinampakkan pun tidak jadi Maka dia, jadi sohih bulhanya, yakni domir mustatir Domir yang disemunyikan dalam khoroja Dalam khoroja itu ada domir yang tersemunyi Sebagai mana yang sedia maklum Bahwa dalam bahasa Arab ini Kita tidak boleh Memisahkan Kita tidak boleh menyebut Dalam bahasa Arab tidak menyebut fiil Tanpa ada padanya fail Tidak mungkin Dalam bahasa Arab tidak mungkin Kita menyebut fiil tanpa Ada fail Disitu Contoh kalau misalnya menyebut Jalasa Disuruh ada fa'ilnya Sebab Jalasa maknanya dia telah duduk Berbeza dengan bahasa selain Arab Dalam bahasa Arab duduk Kita tak tahu siapa yang duduk Berdiri, kita tahu siapa yang berdiri Makan, tidur Bahasa Arab nama Oh kita tahu yang tidur yakni dia Fa'ilnya sudah, subjek sudah ada Sehingga fi'il tidak mungkin dipisahkan dengan subjeknya Sama ada subjeknya itu dinampakkan Zahir Tulislah siapa nama Fulan Atau dimustatirkan Yakni dengan domir Jadi khuraja Amil hal Fi'il ma'adi Hai itu ambil hal kemudian sahibu hanya domir mustatir dalam khoroja hal yang pertama khoifan bukan itu pembicaraannya sebaik itu dimansubkan itu karena menjadi hal dalam keadaan takut yang kedua jadi ayah ini kalau apa asalnya panjang Hai ayah ini begini asalnya Fakharaja minha kha'ifan. Fakharaja minha yataraqqab. Alhamdulillah. Dia Musa keluar daripada Mesir dalam keadaan takut Dia Musa keluar daripada Mesir dalam keadaan Membeli bos pada ombak So, ya tarok kabu yakni hal Kita daripada fiil mudari Dengan fiil mudari jatuh pada kedua hal Amilnya pula film ah mana-mana ada film mudarik seperti ini kedudukannya maka mudarik itu bermakna ma-ma-din sebab Allah cerita apa yang telah berlaku ayat ini turun selepas Musa keluar daripada Mesir jadi Allah menceritakan peristiwa yang pernah dilalui oleh Musa bukan akan Bila ayat ini turun? Bila ayat ini turun? Kan pada zaman Rasulullah SAW Sementara Musa itu berlagu jauh sebelum Nabi Itu jawaban dia Ayat ini bila turun pada zaman Nabi Muhammad Isinya menceritakan peristiwa yang telah berlalu Beberapa ribu tahun sebelumnya Maka walaupun ia mudari Ia Dilalah zaman niahnya Madi kanan telah berlaku Berlaku Ini yang dimaksudkan Apabila fiil mudari jatuh Dalam kedudukan hal atau menjadi hal Dan amilnya Terdipada Jatuh Sekarang Pertanyaan berikutnya Hai apa bezanya khoifan dengan torokop yang satu khoifan torokop kan senang kalau kedua jadi isim semuanya atau kedua-duanya file kalau kedua-duanya file cara bunyinya Terima kasih. Katalah halnya, keduanya daripada fiil Fakhoroja minha ya khofu ya tarokkob Boleh, tak ada masalah Boleh, betul dari segi nahu Hanya makna dari segi balagoh nanti lain Misi yang tidak disampaikan berbeza Fakhoroja minha ya khofu Musa keluar dari Masjid dalam keadaan dia takut Dua-duanya fiil Atau keduanya isim Kalau keduanya isim Fakhoroja minha ho'ifan Fiil, fiil Apa isim? Ho'ifan isim jadi yat rokop, tukar jadi isim Ho'ifan Tukar jadi isim Ya Mu Tasrib, tasrib Amsilah tasrifiyah Tasrib istilahi Ini ikut wazan Tafa'ala Tafa'ala Yatafa'alu Tafa'ulun Mutafa'ilun Mutafa'alun Tafa'al Tata'al Mutafa'alun Mutafa'alun Mutarokkiban Fakharaja minha kha'ifam mutarakiba Boleh, tak salah Dalam keadaan takut, dalam keadaan berbas padah Itu tasrif istilahi, itu tak boleh tidak itu Tasrif nabudas Sekarang Pertanyaannya Karena sudah tahu kan Paling tidak sudah diberitahu Itu minimum Paling tidak Sudah diberitahu Itu sorob Ya senang Nahunya Cerita nahunya Tentang ia jadi hal Itu cerita nahu Khuifan jadi hal, Yatarokobu jadi hal, itu cerita Nahum. Adabun khuifan itu isim fail, Yatarokobu itu film mudarek, itu cerita sorof. Sekarang kalau kita nak tukar khuifan menjadi fiil, menjadi diakofu, Yatarokobu itu isim fail. Sokobu kita nak tukar jadi Isim, jadi Mutarok, Kibun, itu cerita Sorok. Sorok hanya setakat cerita itu saja. Sekarang pertanyaan balagohnya, kan ini balagoh Kenapa dalam ayat ini ada dua hal, kan dua halnya Yang satu digunakan isim, yang satu digunakan fiil Apa pasal? Itu jawabannya bukan nahbu, bukan jawab sorob Itu soalan balagoh Apa sebabnya? Bahkan suka-suka Bila jawaban soalan balagoh itu kainnya sudah dengan makna yang terkandung dalam ayat Misi yang tidak disampaikan Sorofnya hanya terhad membicarakan perubahan kalimat Khu'ifan daripada khufa ya khufu khu'ifun Tarokkoba ya tarokkoba, jadi tarokkoba, ini mau tarokkib, ini mau tarok Nahunya ceritanya dibaca khu'ifan tidak khu'ifun tidak khu'ifin karena jadi hal Itu ceritanya Sekarang pertanyaan, dalam ini ada dua hal Masa kenapa yang satu gunakan isim fa'il, khu'ib itu isim fa'il Memanglah yang dihal masih isim fa'il atau isim ma'ul Masudar tidak boleh Yang satu pula guna Fi'il mudari Macam tak konsisten aja Sekejap fi'il Pasal apa? Ya apa sebab? Ini telah dipelajari ini Yang dapat, yang boleh jawab dapat angpau Takpelah minimum sudah tahu lain, itu saja minimum Minimum sudah tahu kenapa lain, itu bagus Minimum sudah tahu kenapa lain ya, itu sudah bagus Biasanya yang satu isim yang yang satu ini kerja Balawoh sehingga itu pentingnya Balawoh dalam mengatikan memahami satu ayat Balawoh itu sangat-sangat penting sangat penting Karena dengan Balagos contohnya ini, kita tahu apa sebenarnya yang nak disampaikan oleh Allah dalam ayat ini Ini yakni keadaan Musa, kan ini cerita tentang keadaan Musa kan Bagaimana yang, apa yang dirasakan oleh Musa dalam hati Musa ketika keluar daripada Mesir Ada dua kan? Satu takut, yang keduanya? Yang takut itu, disitu gunakan isim, fa'il. Isim fa'il ya ini bukan sifat lazimah. Yang kita telah pelajari. Maksudnya sifat yang lazimah. Sudah sifat. Sifat yang melekat pada diri Musa. Artinya rasa takut itu berpanjangan. Karena sifat yang tetap. Bukan sekejap takut, sekejap tidak. Sekejap takut, bukan begitu. Takut itu sudah sebati dengan dirinya. Berbeza dengan yata rokok. Yatakaratu yakni berlaku sekali sekali kan fiil mudara, fiil mudara bimakna hudus hudus itu adanya peristiwa katalah Muhammadun yakuluh takkan sepanjang masa makan Bisa, timbari saya katakan Dia menyanyi dengan dia penyanyi Serupa ke sama? Biasanya apa? Dia menyanyi Dengan dia penyanyi Bila sebut penyanyi Maknanya dah Tetap Dia tak akan tertanggal Predikat menyanyi itu tak akan tertanggal Daripada dirinya Hatta masa tidur pun orang kata Dia penyanyi, walaupun tak sedang Menyanyi Terima kasih. Jadi sifat itu sudah lazimah Takut sudah melekat pada diri Musa Berbeza dengan menyanyi Menyanyi hanya hudus-hudus peristiwa yang mungkin sekejap ada, sekejap tak ada Jadi bila usaha mungkin teringat, mungkin macam terlintas dari belakang ada orang mengajar, berhentilah tengok belakang Oh tak ada, kalau tak ada maknanya berhenti, ya terokok, jalan ke depan, tapi rasa takut masih ada Atau mungkin sekali berhenti lagi, tengok kanan-kiri, jatah rokok lagi Karena merasa sudah, tidak ada orang yang mengetahunya, jalan lagi Tapi khawf masih ada Sifat keadaan yang dialami oleh Musa dalam keadaan seperti itu, dua hari itu, tidak mungkin disampaikan Kecuali dalam bahasa Arab Tapi dalam bahasa Arab Hanya Al-Quran Ya hanya perlu mengubah Bentuk perkataannya Daripada Yang satu dengan isim Jadi Simfa'il Yang satu dengan fi'il Mudarik Dan mudarik sedia maklum jadi simba wa tajadud Hai fiil itu maknanya kudus peristiwa peristiwa fiil itu peristiwa sedang isimpa isimpa itu sifat Hai Fiza itu peristiwa dengan sifat lain kejadian nama ya namu tidur kan itu peristiwa itu kejadian Hai Syarifah ya syarabu minum itu kejadian Bisa diyan? Ya, kalau saya sebut Tengah-tengah Yang mungkin berlaku sekali Tapi bukan Yang sifat itu Di manis waras Ya, walau alam boleh juga Jadi Kalau Dulu pernah saya katakan Beza antara Aladina amanu Aladina yu'minun, aladina amanu kan fi'il Orang-orang yang Beriman Al-mu'minun Orang yang beriman Bezanya al-mu'minun karena dia isim Berikut pada orang-orang yang Beriman, yang imannya dah mantap Dah tak akan naik turun Tidak naik, tidak turun, tidak tebal, tidak nipis, tidak kurang, tidak bertambah Karena soal mu'minun Tapi kalau alladhina amanu Muridu pada orang yang beriman, yang imannya Sekejap kuat, sekejap kurang, sekejap itu Sebab itu bila Allah nak bagi taklif Bila Allah nak berikan taklif, taklif itu ya ini bebanan perintah maupun larangan Bila Allah nak suruh hambanya untuk buat sesuatu Atau nak melarang untuk melarang sesuatu Pasti dipanggilnya ya al-dina amanu, tidak ada ya ayu al-mu'minu, tidak ada Mesti, ya'yuladzina amanu kutiba alikumusya Ya'yuladzina amanu kunu Ibadallah Yusuf al-mu'minun, maknanya dia sudah mantap dan kuat imannya Maka terus disebutkan lah Kajarannya mungkin Qat'aflah al-mu'minun Atau ula'ika humul mu'minuna haqqa Jadi, ada perubahan bentuk isim dan fiil itu tujuannya begitu Allah beritahu pada kita bahwa rasa takut itu sudah melekat pada hati Musa Baru hilang, rasa takut baru hilang Selepas jumpa calon mertuanya Hai mencalon betul karena waktu tuh baru berbincang nak dikawinkan dengan anaknya setuju atau tidak setuju Hai dan Musa pun belum menyatakan pesetujuan nya tapi nabi saya sudah kata latar hop Hai Musa jaman lagi takut Itu dalam membaca kisah Nabi Musa ini Perasaan takut baru hilang daripada hati Musa Selepas Nabi Su'aib memberikan, memberi nasihat Jangan takut Kau akan aman disini Jadi perasaan takut itu berpanjang lah, berpanjangan daripada mula, daripada keluar Mesir hinggalah Mardian, barulah hilang selepas calon mertuanya memberi jaminan keselamatan, keamanan Yata rokok sudah tidak hilang Sampai rumah mertua tak yata rokok lagi Takkan rumah mertua masih tengok keluar lagi Ada kemudian sudah tidak ada lagi Ini sudah lagi Yata rokok sudah hilang Berarti sampai Di Madian Di satu telaga Yata rokok sudah tidak ada lagi Kan sudah sampai di Madian Kemudian jumpa anak gadis yang jenang memberikan Beri minuman pada Binatang piaraannya Waktu itu Musa dah Bukan dia terokok, tak lagi tengok belakang dah Tak akan tengok belakang Tengok yang ini Itulah pemandangan yang sangat pelik Cuman dua anak darah terpaksa bersaing Dengan kaum lelaki Mengembala kambing pula Carang sekali lah anak darah, anak gadis membalik kerjaan belakang kambing dia. Ya sebabnya kerja jahit ke... Apa kau jahit-menjahit ini kerja Kaso Itu luar biasa, jadi Masya Allah Ayat ini ada misi yang disampaikan yang sungguh mendalam Tidak mungkin sifat yang dialami oleh Musa yang seperti itu Pertama ayat ini rasa takut dan sentiasa berwaspada ini Kecuali dengan bahasa Arab Hanya diubah kalimatnya Fi'il jadi isim, isim jadi fi'il Itu saja, kalau isim semuanya Tidak memberi makna seperti itu Kalau isim semuanya Saya yakin, ketika dah Jadi menantu Tunami Suhaib, Musa masih Tengok belakang Ada orang atau tidak Jangan, jangan, jangan Nak tidur, tengok tingkap, ada Ya, inilah malah jadi penyakit Gitu, kalau lah kedua-duanya Isim Tapi Masya Allah, Allah Maha Tahu Jadi hanya diubah kalimatnya Itu kehebatan Al-Quran Jadi Balarah itu fungsinya kesana Untuk memahami apa sebenarnya ayat ini Pemahaman kita Insya Allah Relatif lebih tepat Satu kata yang paling benar Tidak boleh, sebab yang tahu Yang paling benar, maksud Sebenar Allah saja yang mengetahui Tapi dengan ilmu Alat yang ada Insya Allah pemahaman Kita terhadap ayat itu Al-Aqrab ila sahih Pemahaman kita Yang paling dekat kepada yang benar yang paling dekat kepada yang benar itu sangat-sangat diutamakan oleh mereka ulama-ulama silam, masya Allah semuanya menguasai semua menguasai tapi lagi-lagi itulah balagoh, ini ilmu yang ketiga selepas Nahwudan soroknya Coba Nahwudan soroknya Baru Balagohnya Sebab tidak mungkin Balagoh terus Balagoh melompat Balagoh Nahwudan soroknya Ya pening ya Apa yang nak dibalas Jadi sesuai Macam itulah Ibarat nak lapor Nak makan, dia kena ambil nasi Kena pegang, kena suap Kena telan Tapi tiba-tiba terus telan Apa yang nak ditelan Tiba-tiba saya nak kunyah terus telan Apa nak kunyah telan, ambil dulu masuk Gitu Yang terakhir, yang ketujuh dalam bab ini Jadi dilalah zamaniyah untuk mudarik Bermakna ma'adi Hikayatul halil ma'adiyah Ini telah kita sampaikan dahulu Ini sudah ada Hikayatul halil madiyah Jadi fi'il mudari Yang diguna pakai Untuk menceritakan hikayah Hikayah itu untuk menceritakan Keadaan, hal Keadaan atau peristiwa yang telah berlaku Peristiwa itu telah berlaku, telah berlalu Tapi cara mentakbirkannya, cara menceritakannya Sepatutnya kalau kita menceritakan peristiwa yang telah berlaku Kita gunakan fiil, matilah sepatutnya Tapi ini gunakan fiil mundurik Maka fiil mudarik yang digunapakai untuk menceritakan peristiwa yang telah berlaku Ya tentulah bermakna Madin tidak boleh istiqbal Dahulu pernah saya sampaikan Bila peristiwa telah berlaku Diceritakan dengan fiil mudarik Apa tujuannya agaknya? Kalau peristiwa telah berlaku dan dicekat dengan fiil madi, ya tahulah madi, yang berlaku mesti madi lah. Ini peristiwa sudah berlalu, digunakan fiil mutarek. Mutarek itu memang untuk madi, tapi apa gunanya, apa tujuannya? Duru pada saat ini, saya pelajari. Ada dua tujuannya Minimal sudah diberitahu Ya Benda itu telah berlaku kan, dah berlaku semalam ke minggu lepas, ke tahun lepas ke tahun dahulu lah sekarang saya baru nak ceritakan benda itu, tapi saya gunakan mundur hari sepatunya gunakan pasten lah tapi gunakan Benar dari segi balagoh Dalam kaitan yang kita pelajari Presentan itu bermakna pastan Tapi masalahnya kenapa Apa tujuan saya Menyampaikannya dengan presentan Walhal benda itu udah Tujuannya apa Ada dua Satu untuk Dan dua untuk Ya Lidzami Satu Untuk celahan Mencelah Yang kedua, lilmat hi. Untuk memuji. Jika peristiwa yang berlalu itu sangat buruk, sangat kotor, sangat keji, sangat huduh, sangat jelek, sangat... Apa lagi lah? Walaupun ia telah berlalu, ceritakan dengan Fil Mundorek Jadi mentakbir peristiwa yang lepas dengan Fil Mundorek itu karena nak mencela, nak mengkeji perbuatan tersebut Atau jika perbuatan itu, peristiwa itu perbuatan yang baik baik yang ilah yang mulia sungguh pun telah berlalu ceritakan dengan PL mudari tujuannya lilmat hii karena cantiknya karena baiknya atau karena buruknya dan mudara itu gimana mati karena sudah berlalu ya firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam surah al-baqarah Ayat 49 Al-Baqarah 49 Ini kaitannya dengan daug, jadi bila kita baca ayat seperti ini Maksudnya kita kena bayangkan, kita fahami Bukan hanya yang disampaikan oleh Allah, bukan hanya kisahnya, ceritanya, peristiwanya Tapi yang disampaikan oleh Allah juga betapa kejinya perbuatan itu Kalau Allah pun memandang benda itu keji, maka kita pun wajib melihatnya keji, begitu lah Jika Allah benci pada perubahan itu, maka tidaklah kita ada perasaan benci. Karena memang itu yang dimahukan oleh ayat tadi. Lihat surah Al-Baqarah ayat 49 sebagai contoh umpamanya. Ketika Allah menceritakan apa yang pernah dialami oleh Bani Israel. atau apa siksaan yang pernah ditimbulkan oleh Fir'aun terhadap Bani Israel wa'idh najjainakum min ali Fir'aun wa'idh dan tatkala Dan ketika, bila sebut it aja Maknanya apa yang disebut selepas it Mesti peristiwa yang Yang dah berlalu lah Pasti itu, tidak boleh tidak Jangankan selepas it Itu fiil mati, selepas it Fiil mudarik pun bermakna mati Lebih-lebih lagi mati Contoh Anjaina ini adalah mati Sedangkan jika sekiranya selepas id itu mudarik pun Bimana mati Jadi Allah menceritakan ini Kepada Bani Israel Dan ingatlah begitu, ketika kami telah selamatkan kamu dahulu, Wahyu Ban Israel, min alifir'aun, daripada tentera-tentera fir'aun, pengikut penghut fir'aun. Diselamatkan daripada apa? Apa yang Fir'aun telah timpakan pada Bani Israel? Satu. Mereka menimpakan ke atas kamu seburuk-buruk azab. Satu. Kemudian dijelaskan, seburuk-buruk azab itu apa? Yudhabbihuna abnaakum Mereka banyak kali menyembelih anak-anak laki kamu Yudhabbihun banyak kali, sering kali Wajahnya dabbaha, kalau dabbaha tidak ada tasjid, mana yang menyembelih? Kalau ada tasjid, mana yang makna taksir? Kota memotong, kota memotong-motong Kotalah membunuh Tala banyak kali membunuh Zabaha menyembelih Zabaha yudhabihu Banyak kali Yang dibunuh bukan seorang dua Wayastahyuna nisa'akum Dan mereka Membiarkan hidup Anak-anak perempuan kamu Tengok. Ya sumunakum su'al azab. Yudhabihuna abna'akum. Wa istahyuna nisa'akum. Ini kemudian kan fi'il mudarik itu. Ya sumuna fi'il mudarik. Yudhabihuna mudarik. Ya istahyuna mudarik. Walhal ini cerita yang lepas nih. Menceritakan dahulu dah. Dah lepas dah. Sebelumnya tadi. Allah ceritakan. Ingatlah ketika kami telah selamatkan kamu. Madi itu Tapi ditakbirkan dengan mudara Yasu munakum Sepatutnya apa nih? Kalau jadikan madi macam mana? Yasu munakum Jadikan madi Pertanyaan yang paling mudah Karena ini pertanyaan syaraf yang paling basic Ya hanya terhasil Terhasil fiyah Jadikan madi Yasu munakum Salam Ya sumunakumuntarek Jadi kan mati Kena lengkap, ada kum juga Kena sampai ada kum Tak boleh kerat-kerat Samukum salah Ya Samukum Baru betul Samayasumu Bukan samu Samu Ada alif Bahkan yakumuna Bahkan yakumuna jadi komu Berarti komu Yakuluna Kalau yakuluna Kolu Bukan kolu Salah kan? Salah Yudhabihuna Kalau mati Mereka membunuh kita. Bagaimana? Mereka membunuh kita. Mereka membunuh kita. Bagaimana? Mereka membunuh kita. Mereka membunuh kita. Itu kena dipelajari sendiri ya, tasribnya. Fa'alaya fulufa'alan itu tidak boleh lupa. Itu kena melekat semua ini. Fa'alaya fulufa'alon, afalaya fulufa'alon, fa'alaya fa'alutaf'ilon, ta'fala ta'falu ta'fa'ulon, istafa'alaya istafa'alun, ta'fala ta'falu ta'fa'ulon, infa'alun, itu tidak boleh, tidak itu. Sebab modalnya itu. Modalnya itu. Jadi, Yesu Munakum, walaupun mudarik itu maksudnya mati, mereka telah menimpa kepada kamu seburuk-buruk azab Mereka telah banyak membunuh anak-anak lagi kamu, walaupun mudarik Sebab apa? Ia menceritakan hal madiah Hal madiah Jadi ada berapa azab yang Allah, yang Fir'aun timpukan pada penisah ini? Tiga? Apa dia? 1. Azab pertama, Yesumu. Azab kedua, Yudhapu. Ada apa tiga? Itu mana balarohnya belum mantap Tengok ya Su'al azab. Itu seolah-olah. Itu satu ya. Satu ayat ya. Ya'asuhum. Tapi tengok. Ayat selepasnya. Yudhabihuna abna'akum. Waistahyuna nisa'akum. Antara Ya'asuhumuna. Ya'asuhumuna'akum. Su'al azab. Dengan Yudhabihuna abna'akum. Kan tidak ada waw. Bila. Tidak ada wa itu maknanya Yudha bihuna itu adalah bayan Itu penjelasan kepada Yasumu Naku bukan berdiri sendiri Gitu lah Kalau wa itu baru maknanya Yasumu na lain, Yudha bihuna lain Jadi begini, mereka telah menimpa azab yang paling buruk kepada kamu Mungkin orang tanya, apa ya azab kamu? Oh azab yang buruk-buruk itu ialah Mereka membunuh anak kamu Jadi bukan dua benda itu, yang satu itu menjelaskan Seburuk-buruk azab itu ialah Inilah Anak kamu dipunuh Anak laki kamu Anak perempuan Diberikan Jadi berapa azab yang dimakan yang paling buruk ini? Satu Satu Seburuk-buruk azab itu Ialah anak laki Di Bunuh anak perempuan di Daikani hidup Mungkin pertanyaan begini Oke lah, kalau anak laki dibunuh Itu seburuk-buruk azab Azab yang teruk Tapi anak perempuan di daikani hidup Apa kena seburuk azab Kan itu malah Bagus kan Macam mana pula? Seperu-peru azab ada dua, satu anak lagi dibunuh Dua anak perempuan dibiarkan hidup Dibiarkan hidup? Apa lah azab pula? Kalau dibunuh pun azab, dibiarkan hidup pun azab Macam mana itu? Macam mana agamanya? Maknanya ada dua jamaah sekalian. Kalaulah orang lelaki dah mati, semuanya yang tinggal hanya perempuan. Itu pun azab hidupnya. Anda boleh bayangkan, bila dunia hanya dihidup perempuan. Sepertimana jika semuanya Laki azab Jadi terseksa Apa namanya Secara psikologi terseksa Ada yang menerjemahkan begini Mereka membunuh anak-anak laki Yang anak laki dibunuh Setengah anak perempuan dipermalukan Yastahyun Yastahyun Yastahyun Ada yang itu Nah dua itulah Itulah namanya su'ul azab Su'ul azab Sebab itu tidak ada Wow disitu Dan ada wow itu maknanya 2 itu kena jadi? Satu. Satu. Kan namanya mutlakul jama'i Kan mutlakul jama'i Nah ini digunakan fi'il mutarek sebab apa agaknya? Yasuhu munakul mutarek Wahatlah belalu ini Karena lid Lid Dhammi Inilah namanya Untuk mencelah Perbuatan itu sangat keji Sekarang dengan lilmathi Yang untuk memuji Lihat surah al-fatthu Ayat 10 Surah al-fatth Al-fatth Ayat yang ke 10 Ini gunakan mudarik juga, menceritakan peristiwa yang telah berlaku, gunakan mudarik Mudarik, tentu dengan madi, kenapa gunakan mudarik? Lil madhi Kerana nak memuji, perbuatan itu baik, mulia Innaladzi na yubayi unaka Sesungguhnya orang-orang yang mereka berbaingat kepada Engkau wa Muhammad Innamayubayaunallah Hanya-hanya mereka itu Telah berbaikat kepada Pada Allah Yadullahi fauqa a'idihim Tangan Allah diatas tangan-tangan mereka Faman nakatha fa'innama yang kutu'ala nafsi. Siapa yang telah membatalkan, merusak perjanjian mereka. Perjanjiannya. Sunyaiya telah. Merusak, berlanggar dari diri sendiri. Man'aufa bima'ah da'ul alihullah. Fasayuti hi'ajra'at. Baik, disitu ada kalimah yubayi'un. Ini mundarik. Ayat ini diturunkan selepas berlaku bay'at. Peristiwa baikat orang-orang Islam membaikan diri, baikkan diri, taat setia pada Nabi. Di bawah sebatang pokok Yang akhirnya pokok itu diberi nama Ini karena semua sahabat yang berbanyak disitu Mendapat gelaran Allah kata Karena semua Allah ridai Maka tempat itu Pokok ridai Dan peristiwa telah berlalu telah berlaku beberapa masa kemudian Allah turunkan ayah ini memuji perbuatan sahabat yang baikat terhadap Nabi sesungguhnya orang-orang yang berbaikat mengingat diri kepada engkau walhal peristiwa itu telah berlalu maka mudar ini maknanya mati jadi boleh ditewasi orang yang telah kebaikan diri sehingga mereka itu telah berbaiknya dengan Allah kenapa peristiwa berlalu digunakan Takbir dengan fiil madi, lil madhi. Perbuatan yang terpuji. Begitulah. Jadi perbuatan, peristiwa itu bila terlalu cantik, akan ditakbirkan dengan fiil mudarik. Atau terlalu buruk, terlalu kejam, pun dikatakan fiil mudarik. Lil dami atau lil madhi. Itu dia, so semuanya ada 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 Dilalah zaman niah Bagi filmmu dari Lil Madin Ada 7 Habislah yang ketiga 1, 2 1 sudah, 2 sudah, 3 sudah Nanti ada yang keempat apa makna mudari pertama dimana hal tansison kedua makna istibal tansison ketiga mudari dimana ajalah zamananya madin ada empat ada lima, ada enam ada tujuh ada lapan Jadi mudarek paling banyak Dari segi makna balaginya Bukan nahu atau serapnya Daripada balaginya, ijaz balaginya Wallahu'alamah, itu saya sempatkan Mudah-mudahan, berhati-hati, Allah SWT