[Musik] Yuk, jadi bagian dari dakwah kami. Dukung operasional dakwah dan sosial kami. Rai pahala amal jariah yang terus mengalir sampai hari kiamat. Bismillah. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah selalu saja lisan kita memuji dan memuja Allah atas segala nikmat yang Allah limpahkan kepada kita terutama nikmat Islam dan iman di mana itu akan menjadi panduan hidup kita dan juga dengannya kita akan meraih semua kebahagiaan di dunia dan juga di akhirat. Karena kita jadi tahu dengan Islam dan iman ini makanan, minuman, pakaian, pergaulan dan pendapatan yang boleh dan tidak boleh serta juga akan membawa kepada kehidupan abadi nanti di akhirat. sana. Dan salah satu tujuan kita duduk di majelis ilmu seperti ini untuk lebih mendalami masalah Islam dan iman kita. Dan alhamdulillah atas nikmat itu semoga Allah membuat kita bisa istikamah. Allahuma amin. Selanjutnya kita panjatkan salam hormat kita kepada utusan Allah Nabi Besar Muhammad sallallahu alaihi wa ala alihi wasahbihi wasallam. Sebagaimana Allah telah perintahkan kepada kita untuk mengucapkan salam hormat tersebut. Baik, seperti biasa bila Allah subhanahu wa taala mudahkan kita akan melanjutkan bedah buku kita 62. Walaupun saya sudah sempat luruskan ya judulnya 62, namun dia kurang lebih 66 ee pintu pembuka surga ya atau amalan pembuka pintu surga tepatnya di covernya 62. Tapi kalau kita lihat daftar isi ada 66 yang bisa kita ubah jadi 66 amalan pembuka pintu surga. Artinya kalau kita coba mengamalkan dan memohon kepada Allah subhanahu wa taala dimudahkan untuk mengamalkan, maka kita akan mudah sekali untuk masuk ke dalam surga. Pada pertemuan yang lalu tentunya kita sudah membahas ee amalan yang pertama yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat dan beramal sesuai tuntunan kandungannya. Dan sekarang kita akan masuk ke halaman 10 ee amalan yang kedua tentunya ya, yaitu beriman dan konsisten dalam melaksanakan ketaatan serta menjauhi kemaksiatan. Nah, ini akan menjadi bahasan kita dengan izin Allah ini ya atau yang ketiga sekarang? Oh, yang ketiga. Baik, kita sudah membahas berarti yang kedua. Kita akan masuk yang ketiga berarti di halaman 13 ya. Mengerjakan kewajiban-kewajiban dalam Islam. Dan ini insyaallah akan dibahas sampai di halaman 15 ya. Baik, seperti biasa kita perikan dulu cronlock atau prolog daripada ee judul ini penjelasan mukadimahnya mengerjakan kewajiban-kewajiban dalam Islam. Kita sudah tahu, Ibu-ibu sekalian, kalau di dalam Islam ada namanya wajib, ada namanya sunah. Ya, kalau dalam bentuk perintah artinya wajib. Kalau kita kerjakan mendapatkan pahala, meninggalkan mendapatkan dosa. Dan juga ada yang sunah mengerjakan dapat pahala, meninggalkan tidak berdosa. Tentu keduanya sangat dianjurkan. Keduanya sangat dianjurkan. Tetapi yang tidak ada pilihan adalah kewajiban-kewajiban. Dan sudah kita tahu sama-sama tentunya seperti salat lima waktu seperti zakat harta bagi orang yang mampu, puasa Ramadan dan juga haji. Ini juga semua haji pun bagi yang mampu. Dan rukun Islam yang lima ini masuk dalam kewajiban dan dibagi tiga lagi oleh para ulama. Rukun Islam yang lima itu yang pertama adalah tidak ada pilihan tepatnya ee dua kalimat syahadat dan salat. Karena salat ini lebih banyak arah kepada ee hukuman yang sangat berat bagi orang yang tidak melaksanakannya. Karena orang kalau tidak mampu berdiri, dia harus tetap kerjakan dalam kondisi duduk. tidak mampu duduk, dia kerjakan dalam kondisi berbaring. Dia tidak mampu berbaring, boleh dalam kondisi apa saja yang dia mampu. Walaupun dengan isyarat ya, seperti orang lagi stroke misalnya, cuma bisa dengan isyarat matanya atau orang dalam peperangan dia enggak bisa lagi ee berhenti salat. Mungkin karena peperangan berjalan dari pagi sampai malam sehingga dia hanya bisa salat sesuai dengan kondisi dan keadaannya. atau orang lagi di atas pesawat enggak memungkinkan dia salat berdiri misalnya. Dan kondisi-kondisi seperti ini tetap wajib kita mengerjakannya. Jadi tidak ada alasan untuk tidak mengerjakan. Kemudian ada rukun Islam yang ee wajib tapi bagi yang mampu saja. Itulah zakat dan juga haji gitu ya. Ini hanya bagi yang mampu artinya tidak mampu gugur dari mereka. Tetapi saya sering bahasakan di pengajian ee kata-kata Nabi sallallahu alaihi wasallam. Bagi yang mampu tidak boleh kita bersembunyi di belakang kata-kata itu sambil mengatakan, "Oh, saya kan belum mampu." Ee artinya belum masuk dalam kategori muzaki, orang yang wajib mengeluarkan zakat. Bahkan mungkin kondisi saya sekarang mustahik. Mustahik itu maksudnya orang yang berhak menerima zakat. Tapi seorang muslim harusnya dia menyadari bahwasanya antara dia sama orang-orang yang kaya pun itu sama-sama punya fasilitas. Sama-sama punya dua mata, dua telinga, dua tangan, dua kaki. Sama-sama punya waktu 24 jam. Dia punya potensi yang sama. Orang yang cerdas dia jadikan ini sebagai tanda kutip tantangan dalam hidupnya. Dia terus memohon kepada Allah subhanahu wa taala agar Allah memberikan kepada dia kesempatan mengubah kondisinya. dari mustahik orang yang berhak menerima zakat menjadi muzaki, orang yang mengeluarkan zakat walaupun di akhir hidupnya supaya dia meninggal dalam kondisi dia menyempurnakan rukun Islamnya. Nah, begitu juga dengan haji. Enggak boleh kita mengatakan, "Ya sudah, ini kan haji wajib ya. Tapi bagi yang mampu, saya belum mampu sekarang, saya masih miskin misalnya." Kalau dia terus berpegang pada itu sampai dia meninggal, maka tidak akan pernah dia bisa menyempurnakan rukun Islamnya, gitu kan. Tetapi dia jadikan ini tanda kutip sebagai tantangan dalam hidupnya. Terus dia memohon kepada Allah Subhanahu wa taala agar Allah mudahkan dia bisa mengerjakan ibadah haji. Itu kan gitu. Walaupun sekali saja seumur hidup, mungkin di akhir hidupnya Allah panggil dia misalnya. Karena sebagian ulama saya pernah mendengarkan penyampaian-penyampaian mereka ya di Makkah kebetulan bagaimana pada saat musim haji mereka membahas. Saya betul-betul terharu kata mereka ya. Di antara mereka ada yang membahasakan itu melihat bagaimana hamba-hamba Allah yang sudah sangat tua 60 70 80 tahun lalu mereka pergi haji seakan-akan Allah memanggil mereka untuk membersihkan dosa-dosanya sebelum mereka meninggal dunia. Karena memang haji membersihkan dosa-dosa gitu kan. Maka di sini kita seharusnya mohon kepada Allah Subhanahu wa taala dan niatkan dengan tekad yang kau dalam hati untuk supaya ya bisa mendapatkan ee mengerjakan dua rukun Islam ini. Kemudian ada yang terakhir, yang ketiga adalah rukun Islam. Tentu ini pembagian yang ketiga. Tetap rukun Islam ada lima. Pembagian yang ketiga ini adalah bagi yang mampu ee maaf dikerjakan wajib tetapi masih bisa diganti hari lain kalau ada orang berhalangan. Kayak itu itu masuk dalam puasa Ramadan atau ini yang dimaksud adalah puasa Ramadan. Karena orang musafir, wanita haid, wanita nifas, orang yang sakit bisa ditunda di hari yang lain. Tapi semua itu adalah kewajiban-kewajiban. Nah, siapa yang fokus dengan kewajiban ini? Bapak, Ibu sekalian, Bapak-bapak mungkin yang lagi online ya. Siapapun yang fokus kepada kewajiban-kewajiban ini dengan menjalankan maksimal memenuhi rukun-rukun dan syaratnya ya waktu dan tempat walaupun ditentukan masalah waktu dan tempatnya maka tentu saja dia sudah cukup untuk mendapatkan tiket ke surga. Nah, memang ini kewajiban yang bisa membawa ke surga walaupun nanti akan berbeda derajat dia dengan derajat orang yang menggabungkan antara wajib sama sunah. Misalnya ada orang sepanjang hidupnya 60 tahun hanya salat wajib saja. Dia enggak pernah salat qabliah, salat ba'diyah, salat duha, salat tahajud. Enggak pernah salat sunah. Pokoknya azan dia salat saja. Tetapi dia memberikan hak salat itu tepat waktu, tepat gerakan dan tepat bacaannya. Selalu ya dia jaga itu jaga kekhusyukannya dan dia jaga wudunya. Ya, kalau laki-laki mungkin dia salat di masjid ya sudah cukup dia untuk mendapatkan tiket ke surga gitu ya. Tapi kalau ada orang yang mengerjakan sama tadi dia tapi plus dia tambah dengan sunah, maka derajatnya lebih tinggi di surga. Tapi dua-duanya akan dapat jaminan masuk surga. Itu yang dimaksud di sini amalan ketiga ini mengerjakan kewajiban-kewajiban dalam Islam sudah cukup membuka pintu ke surga gitu ya. Begitu juga dengan orang yang zakat. Dia hanya hitung setahun sekali. Mungkin sepanjang tahun dia enggak pernah sedekah. Tapi zakatnya selalu dia perhatikan secara khusus dikeluarkan. Sudah cukup masuk surga. Sudah cukup masuk surga. Maksudnya ini salah satu penyebab tentu tidak bisa berdiri sendiri ya. Enggak bisa orang zakat tapi enggak salat. Enggak bisa. Dia harus gabungin rukunrukun rukun Islam ini. Tapi kalau ada orang yang zakat tapi dia enggak sedekah, maka sudah cukup dia mendapatkan pintu ke surga. Tetapi kalau ada orang yang zakat setahun sekali plus dia tambah sedekah tiap hari dia keluarkan, maka berarti ini akan lebih banyak meninggikan derajatnya di surga. Begitu juga dengan ada orang yang tidak pernah puasa sepanjang tahun sunah. Enggak pernah Senin Kamis, enggak pernahyamul bid, enggak pernah puasa enak 6 hari Syawal, enggak puasa 9 hari bulan Zulhijah, enggak puasa 9 10 Muharram misalnya. Tapi dia Ramadan enggak pernah ketinggalan ya. Maka ini juga sama mendapatkan pintu ke surga dan perlu digaris bawahi ya termasuk orang yang perhatian terhadap puasa Ramadan tidak menunda pembayaran utangnya. Nah, ini hati-hati karena banyak orang karena pikir, "Ah, saya kan masih punya waktu sampai Syakban tahun depan ditunda-tunda padahal dia tidak punya uzur." Akhirnya nanti pas sudah di akhir Syakban mau dekat Ramadan baru dia sibuk untuk mengejar. Padahal sebenarnya sepanjang tahun dia punya ya waktu, harusnya punya perhatian khusus. masalah ini. Nah, kalau orang puasa Ramadan saja tidak puasa sunah, asal dia perhatian khusus di situ dia kerjakan sesuai dengan syaran rukunnya, sudah dapat juga pintu menuju ke surga. Tapi akan beda antara dia sama orang yang lengkapkan dengan puasa-puasa sunah. Derajatnya di surga beda. Lebih tinggi orang yang ikuti dengan sunah. Begitu juga dengan haji. Kalau orang haji sekali seumur hidup, enggak pernah haji lagi sebelumnya, sebelum dan sesudahnya. dan tidak pernah haji, tidak pernah umrah juga, maka sudah cukup walaupun cuma sekali. Tapi kalau beda derajatnya dengan orang yang bolak-balik pergi haji, bolak-balik pergi umrah, dia memang mencintai Baitullah, maka beda derajatnya di surga. Nah, seperti itulah. Jadi kita bicara sekarang standarisasinya masuk dalam surga itu mengerjakan ibadah-ibadah yang wajib saja ya. Nah, cuma memang butuh perhatian khusus masalah-masalah kewajiban ini ya. Jangan sampai juga, ini poin kedua dalam penjelasan masalah judul kita, jangan sampai ada di antara kita yang memperindah ibadah sunahnya, wajibnya terbengkalai. Contoh misalnya dia tahajud ya misalnya jam . dia bangun, jam 3.00 dia bangun, tapi dia tidur kebablasan subuhnya lewat. Ini seperti orang yang dapat ikan teri tapi ikan pausnya lewat gitu ya. Karena yang wajib pasti lebih besar pahalanya. Ibu dan Bapak salat 1000 rakaat pun salat tahajud tetap dua rakaat subuh lebih afdal. Mengalahkan 1000 rakaat sunah itu. Gitu kan. Kita puasa Ramadan sebulan penuh tetap lebih afdal daripada kita 10 tahun puasa sunah walaupun cuma sekali puasa Ramadan. Kita sekali haji tetap lebih afdal daripada umrah gitu kan. Kita sekali zakat tetap lebih afdal dari sedekah karena semua itu adalah kewajiban. Nah, perlu dipahami ini. Jadi, kalaupun kita mau melengkapkan kewajiban kita dengan amal sunah, amal sunah ini hanya penyempurna. Tetap yang wajib harus diskala prioritaskan. Ya, banyak orang contoh, saya masuk di masjid berapa kali saya lihat di masjid kita semoga saja Allah berikan hidayah. Sudah iqamah salat wajib dia masih salat sunah. Padahal ini wajib ini sunah. Hukum fatwa ulama adalah kalau sudah iqamah salat kembali kepada hadis Nabi sallallahu alaihi wasallam tidak ada lagi salat sunah dengan iqamah salat wajib. Enggak boleh lagi. Sudah dia batalin salat sunahnya, dia ikut salat wajibnya. Ini kadang-kadang masbuk satu rakaat salat wajib tapi salat sunah dikerjakan. Ini kan agak unik ya karena ketidakpahaman sebenarnya. Nah, begitu juga dengan masalah sedekah. Dia sibuk sedekah tapi dia tidak pernah hitung zakat malnya. Mungkin dia suka beri makanan orang, bagi pakaian sepanjang tahun, tapi enggak pernah hitung zakat dia. Mungkin dia sudah orang yang muzaki, wajib menghitung zakatnya. Dan kita tahu ancaman sangat berat bagi orang yang melahirkan zakatnya, gitu kan. Karena zakat-zakat ini akan menjadi ular yang botak ya. Terkelupas kulitnya di hari kiamat, melilit tubuh orang yang tidak mengeluarkan zakat itu saking kerasnya bisanya. kemudian mematuk-matuk kepalanya sambil mengatakan, "Akulah hartamu yang kamu simpan selama ini." gitu ya. Dan cukup banyak ancaman yang sangat keras berhubungan dengan masalah melekikan zakat ini. Ya, sama juga orang sering umrah bolak-balik tapi haji satu kali pun tidak pernah. Ini agak unik kenapa dia enggak pergi haji. Apalagi kadang-kadang alasannya tidak masuk akal. Oh, karena Makkah ramai banget terus mau nunggu kosong kapan? Enggak mungkin gitu. menu nunggu kosong buat kita enggak bakal terjadi. Tak makin dekat hari kiamat makin ramai. Tapi kalau kita niat baik, kita tulus karena Allah Subhanahu wa taala, Allah akan mudahkan tawaf sepadat apapun. Sai juga begitu dan seterusnya ya. Semua orang jemaah haji memang ke Mina, ke Arafah, ke Muzdalifah dan merasakan suka dukanya. Yang paling ikhlas dia akan dapatkan pahalanya. Kan begitu. Nah, ini juga berhubungan dengan masalah ee judul kita ya. Kemudian juga ee ada yang saya tadi minta pada panitia untuk di-share ke jemaah ya, hadis-hadis yang akan kita singgung nanti akan kita bahas itu ya. Tapi sebelumnya saya akan bacakan dulu ee di itu nanti akan masuk ke dalam syarah penjelasan kita. Sekarang saya akan bacakan dulu apa yang ditulis oleh penulis seperti biasa baru kita masuk ke penjelasan lebih lanjut ya. Kata penulis di halaman 13 dari 66 pintu ee maaf amalan pembuka pintu surga adalah mengerjakan kewajiban-kewajiban dalam Islam. Beranjak daripada hadis Thha bin Ubaidillah radhiallahu anhu. Ini salah satu sahabat yang dijamin masuk surga. Ia menuturkan seseorang yang berasal dari penduduk Najid. Najad ini wilayah utaranya Jazirah Arab. dengan rambutnya yang telah beruban datang kepada Nabi sallallahu alaihi wasallam dengan nada suaranya yang tinggi, lantang, dan terdengar. Hanya saja tidak ada yang paham apa yang diucapkannya hingga ia mendekat kepada Nabi sallallahu alaihi wasallam. Orang ini bertanya mengenai Islam. Maka Rasulullah sallallahu alaihi wasallam menjawab, "Khamsu shawatin fil yaumi wailah faqala hal aliruha q illa an q rasulullahiallahu alaihi wasallam ramadan q al q illa an q wakar lahu rasulullahi sallallahu alaihi wasallam azzaka q hal al ghairuha q la illa an qadar wahua wallahi laid Rasulullah washaq aflaha inq. Waktu orang ini bertanya tentang Islam, Nabi sallallahu alaihi wasallam menjawab, "Islam itu adalah engkau mengerjakan salat lima waktu ya dalam sehari semalam." Karena orang ini sudah mengucapkan sudah muslim, sudah mengucapkan syahadat dia bukan orang yang baru mau masuk Islam. Sehingga Nabi sallallahu alaihi wasallam langsung dalam riwayat ini menjelaskan tentang masalah salat lima waktu. Orang itu bertanya lagi, "Adakah kewajiban lain yang harus aku lakukan selain itu?" Beliau mengatakan, "Maksudnya ada salat selain lima waktu yang wajib?" Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Tidak ada kecuali engkau mengerjakan salat sunah." Lalu beliau sallallahu alaihi wasallam melanjutkan, "Islam juga adalah engkau berpuasa Ramadan." Ia bertanya lagi, "Adakah kewajiban lain yang harus aku kerjakan selain itu dari puasa-puasa yang wajib hukumnya selain Ramadan?" Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Tidak ada kecuali engkau melakukan puasa sunah." Thalha, sahabat yang meriwayatkan hadis ini kepada kita radhiallahu anhu melanjutkan mengatakan kemudian beliau sallallahu alaihi wasallam menyebutkan perihal zakat pada orang tersebut. Orang itu lantas bertanya, "Adakah kewajiban lain yang harus kutunaikan selainnya?" Beliau menjawab, "Tidak ada kecuali engkau menunaikan zakat sunah." Maksudnya sedekah. Thalha lalu melanjutkan radhiallahu anhu. Kemudian orang itu berbalik sambil berkata, "Demi Allah, aku tidak akan menambahkan atau mengurangi hal-hal yang wajib itu." Lalu ia kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, jika perkataannya jujur maka ia beruntung. Dalam riwayat lain, Nabi sallallahu alaihi wasallam berkata, "Ia masuk surga jika yang dikatakannya itu adalah benar." Tentu ada putne di situ di bawah ya, menjelaskan riwayat Bukhari dan Muslim. Imam Bukhari Muslim juga meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dengan redaksi senada. Mereka juga meriwayatkan hadis ini dari jalur Abu Ayyub al-Anshari radhiallahu anhu dengan redaksi senada. Tapi di dalamnya ada tambahan redaksi engkau menyambung tali silaturahim. Engkau menyambung tali silaturahim. Dari riwayat ini kita ambil korek dulu mutiara ilmunya ya. Yang pertama, Bapak, Ibu sekalian, pentingnya seseorang bertanya tentang ilmu agama. Enggak boleh kita tinggal diam, ibu dan bapak belum paham enggak mau nanya. Malu, ah mau nanya misalnya, enggak boleh. Kewajiban. Karena menuntut ilmu seperti ini belajar hukumnya wajib bagi semua laki-laki dan perempuan. Selama tidak paham, nanya, belajar. Di masa sekarang sudah bisa baca, mendengar, ya. Handphone kita sudah jadi perpustakaan berjalan. itu bukan alasan nanti hari kiamat mengatakan, "Ya Allah, saya belum tahu." Apalagi yang sifatnya wajib-wajib hanya berputar di masalah-masalah hal yang wajib gitu ya. Maka itu harus kita tahu tentunya karena laki-laki ini datang dan bertanya kepada Nabi sallallahu alaihi wasallam. Kemudian yang kedua, pentingnya juga atau wajibnya seorang alim menjawab pertanyaan sesuai dengan ilmunya. Dia punya ilmunya, dia jawab. Dia enggak punya ilmunya, jangan dia jawab, gitu ya. Nah, karena menjawab ini hukumnya wajib kalau dia ketahui dan tidak boleh dia sembunyikan ilmu itu. Gak boleh dia pilih-pilih orang. Enggaklah saya menjawab untuk orang ini karena ini orang kaya, ini orang miskin, saya enggak usah jawab. Ini enggak boleh. Semua orang bertanya wajib dia memberitahukan. Ya. Kemudian yang ketiga, pelajaran adalah pentingnya seorang muslim fokus kepada hal-hal yang diwajibkan. Tadi sudah kita singgung di awal pembukaan kita. Selain syahadat, maka salat lima waktu, puasa Ramadan, zakat harta bagi yang mampu dan haji juga yang mampu. Selanjutnya yang kelima, ya. Yang keempat, baik pentingnya menjaga ibadah-ibadah sunah. Karena kata Nabi sallallahu alaihi wasallam waktu orang ini mengatakan, "Apakah ada lagi selain itu?" Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Tidak ada kecuali engkau mengerjakan sunah." Terakhir yang kelima, adanya jaminan bagi orang yang komitmen menjaga kewajiban-kewajiban dalam Islam dijamin baginya masuk surga. Dijamin masuk surga. Baik, ada riwayat Bapak Ibu sekalian yang mirip ini, tapi karena penulis mengangkat saja sebuah riwayat ini dari sahabat Thalhah bin Ubaidillah dan tadi sempat disinggung di paragraf terakhir dari sahabat Abu Ayyub al-Anshari. Ada riwayat lain yang mirip seperti ini tapi lengkap ya menyebutkan tentang lima rukun Islam yaitu datangnya seseorang yang ke dalam masjid tapi dia belum muslim lalu dia mengatakan siapa di antara kalian yang bernama Muhammad Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam mengatakan saya. Lalu orang itu bertanya mungkin Bapak Ibu pernah asing tidak asing mendengar riwayat ini ya. Tapi saya ingatkan karena senada dengan kita. Maka ee dia mengatakan, "Siapakah yang meninggikan langit?" Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam mengatakan, "Allah." Lalu kata Nabi sallallahu kata orang itu, "Siapakah yang menghamparkan bumi?" Maksudnya bisa ditinggali, bisa dipijak dengan kaki, bisa dicocok tanami, bisa diambil hasil. Siapa yang buat bumi begini? Maka kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, Allah. Lalu orang itu tanya lagi, "Siapa yang meninggikan menancapkan gunung-gunung?" Ya, kata Nabi sallallahu alaihi wasallam Allah. Lalu orang ini membuat kagabi sallallahu alaihi wasallam sempat kaget karena dia mengatakan, "Saya bertanya kepada Anda atas nama Allah yang meninggikan langit, menghamparkan bumi, menancapkan gunung-gunung. Apakah Allah benar mengutus Anda kepada kami?" Tadinya Nabi sallallahu alaihi wasallam ini muttaqi dalam hadis. Muttaqi itu kayak meletakkan siku kanan di lantai, di tanah, kemudian kakinya melonjor. Melonjor lagi duduk santai ngobrol bersama Nabi bersama para sahabat. Maka beliau langsung duduk serius sambil mengatakan, "Iya, tanpa keraguan benar saya adalah utusan Allah." Maka orang ini mengulangi lagi perkataan tadi. Saya ingin bertanya atas nama Allah yang meningikan langit, menghamparkan bumi, menancapkan gunung-gunung. Apakah Allah yang memerintahkan Anda untuk menyampaikan kepada kami ya agar mengerjakan salat lima waktu dalam sehari semalam? Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Iya. Saya tanya lagi atas nama Allah yang meninggikan langit, menghamparkan bumi, memancarkan gunung." Ya, apakah Allah memerintahkan Anda untuk menyampaikan pada kami bahwasanya orang kaya di antara kami mengeluarkan hartanya dan diberikan kepada orang miskin di antara kami? Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Iya, saya bertanya lagi atas nama Allah yang meningikan langit, menghamparkan bumi, dan cakan gunung-gunung. Apakah Allah yang memerintahkan Anda menyampaikan kepada kami untuk puasa Ramadan setahun sekali?" Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Iya." Lalu orang itu terakhir mengatakan, "Saya bertanya lagi atas nama Allah yang menikhan langit, menghamparkan bumi, menancapkan gunung-gunung. Apakah Allah memerintahkan Anda menyampaikan pada kami untuk haji ke Baitullah sekali seumur hidup? Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Iya." Lalu orang itu bilang, "Saya dapat apa kalau saya kerjakan ini? Ini semua ini rukun Islam kalau saya kerjakan." Apa? Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Engkau masuk surga." Maka orang ini syahadat. Setelah syahadat dia pergi lalu dia mengatakan mirip akhir riwayat ini. Dia mengatakan saya tidak akan menambah dan menguranginya. Maksudnya saya sekarang sudah masuk Islam ini saya fokus saja salat lima waktu, saya puasa Ramadan, saya zakat kalau saya punya harta lebih dan saya juga haji sekali seumur hidup. Sudah. Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam mengatakan, "Sungguh ya, siapa yang mau lihat penghuni surga maka lihatlah orang ini." Dalam riwayat yang lain mirip ini, beruntunglah dia kalau dia jujur. Ya, berarti riwayat yang tadi baru kita bacakan ini riwayat yang melengkapkan bahasan kita supaya jangan orang salah paham. Makanya dalam riwayat ini kalau kita perhatikan baik-baik di sini tidak disebutkan ya ee haji ya enggak masuk dalam haji. Di sini disebutkan ada salat, ada puasa Ramadan dan ada zakat. Tapi haji tidak disebutkan. Bisa saja orang kalau cuma berpegang pada riwayat ini, "Oh, berarti saya biar tidak haji walaupun saya mampu bisa masuk surga." Padahal sebenarnya riwayat ini tidak berdiri sendiri, tapi riwayat ini ada riwayat-riwayat yang menyempurnakannya. Nah, seperti itu. Jadi tetap rukun Islam semuanya masuk dalam kewajiban kita. Baik. Kemudian dalam riwayat tadi Abu Ayyub al-Anshari paragraf terakhir yang saya bacakan Bapak Ibu sekalian dikatakan dan dalam redaksi itu ada tambahan engkau menyambung tali silaturahim. Bisa dilihat ya itu digaris bawahi. Nah, berarti memang melanjutkan hubungan rahim punya hubungan kekerabatan adalah kewajiban ya. Kewajiban. Jadi sama orang tua kemudian kerabat orang tua dan siapapun yang pernah kita jelaskan ya. Ada orang yang punya hak rahim tapi bukan tapi sekaligus rahim dan mahram. Ini pernah kita jelaskan ya. Ada rahim tapi tidak punya hak mahram. Rahim punya hubungan kekerabatan yang kita wajib melanjut hubungan dengan mereka. Dan mahram itu adalah jalur langsung ke atas. Ayah, ibu, kakek, nenek, dan semua saudara-saudara mereka. Kemudian semua jalur ke samping kita. Ya, saudara dan saudari, semua jalur ke bawah kita anak, cucu, dan ponakan. Ini berarti punya hak rahim dan mahram. Ada ini tiba e langsung spontan mereka lahir atau kita lahir punya hak. Ini ada orang yang punya hak rahim dan mahram tapi disebabkan karena pernikahan itu adalah mertua, anak mantu. Itu ada juga yang mendapatkan hak rahim dan mahram disebabkan karena susuan. Saya sudah pernah ingatkan kalau ada yang punya ASI jangan sembarangan memberikan kepada ee atau mendonorkan tanpa memberikan data lengkap Anda. Karena kalau bayi itu sempat minum lima kali kenyang berarti dia menjadi mahram ibu ya anak laki-laki itu dan menjadi mahram anak perempuan ibu juga. Jadi tidak boleh nanti kalau mereka besar tidak boleh menikah karena ini saudara susuan namanya. Saya sudah pernah jelaskan di masa Nabi sallallahu alaihi wasallam pernah terjadi ada orang yang saudara susuan kemudian menikah pas sudah selesai akad nikah untung belum terjadi interaksi biologis ada satu nenek datang mengatakan ya Rasulullah ini dua orang yang Anda nikahkan saya pernah susuin dua-duanya maka Nabi batalkan pernikahan mereka seraya beliau bersabda, "Bagaimana bisa kalian lanjutkan pernikahan sementara sudah ada yang memberikan kesaksian adalah kalian saudara susuan." Ada juga orang yang punya hak rahim tapi bukan mahram. itu ipar ya. Ini bukan mahram sudah pernah kita jelaskan ya. Jadi ibu enggak boleh buka jilbab di depannya ipar laki-laki ya. Sebagaimana juga suami ibu enggak boleh ya melihat saudari ibu ya. Jadi ipar dia ya iparnya suami itu enggak boleh melihat tanpa hijab gitu kan atau berdua-duaan. Ini semua masuk dalam bukan mahram gitu ya. Maksud dalamnya juga pasangan paman dan pasangan tante. Karena kita biasa panggil suami tante kita paman, lalu kita anggap sama hukumnya dengan saudara ayah kita. Ini enggak benar. Gak boleh salaman sama mereka. Mereka bukan mahram. Karena kalau cerai sama tante bisa nikah sama ponakannya, mantan istrinya. Nah, sebagaimana juga laki-laki tidak boleh menganggap ya mahram istri pamannya ya. Istri pamannya juga termasuk bukan mahramnya. Nah, itu contohnya. Ini rahim ini tentu ada bahasan sendiri tapi ini masuk dalam kewajiban kita. E pernah ditanyakan kepada Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Ya Rasulullah, bagaimana ee ada ada kerabatku." Kata sahabat tersebut, ada kerabatku. Aku menyambung sama mereka tapi mereka memutusku. Aku berbuat baik tapi maka mereka jahat padaku. Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Kalau benar apa yang kau ucapkan itu, maka kau telah seakan-akan memberikan pada mereka debu api atau bara api gitu ya ee kepada mereka gitu ya. Jadi sebenarnya yang penting kita jangan memutus. Kalau ada kerabat yang tidak mau nyambung sama kita itu hak dia. Tapi kita tidak memutusnya. Tetap kita mengucapkan salam atau menjawab salam dan seterusnya. Tentu kalau ada kerabat yang putus kita lalu mengatakan, "Saya enggak ingin kamu datang ke rumah saya." Jangan datang ya. Tapi kita tidak niat memutusnya. Biarkan dia saja. Ya. Selanjutnya paragraf ee terakhir, ya. Dua paragraf terakhir saya baca dulu baru kita masuk ke syarah. Pada redaksi Imam Muslim dari Jabir radhiallahu anhu, ia bertutur, "Seseorang mendatangi Nabi sallallahu alaihi wasallam lalu bertanya, "Apa pendapat Anda apabila aku salat fardu, berpuasa Ramadan, menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, dan aku tidak akan menambahkan dari hal itu satuun. Apakah aku masuk surga?" Beliau menjawab, "Iya." Orang itu lantas mengatakan, "Demi Allah, aku tidak akan menambah dari hal itu satuun." Ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. Nah, riwayat ini menguatkan riwayat sebelumnya. Artinya ada variasi dari riwayat ya. Cuma di sini ada tambahan Bapak Ibu sekalian ee menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram. Maksudnya aku penuhi semua seruan Allah yang halal aku akui kehalalannya. Apakah aku nikmatin semua atau tidak yang penting aku akui itu halal. Ya, karena ada juga makanan yang halal tidak bisa kita makan semuanya karena terlalu variasi sekali makanannya misalnya. Kemudian juga yang haram aku akan haramkan. Aku akui semua keharamannya walaupun aku tidak terjerumus dalam perbuatan haram tersebut. Itu maknanya. Kemudian riwayat yang terakhir diangkat oleh penulis di halaman 15 ya dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia menuturkan bahwa Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, "Man amana billahi wabasulih waam was ramadan haqqan alallahiudah jannah jahada fibilillah jalas fi ardhi fiha." Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mengerjakan salat fardu dan berpuasa Ramadan, maka Allah berhak memasukkannya ke dalam surga. Baik ia berjihad di jalan Allah maupun duduk berdiam diri di bumi tempat ia lahir atau dalam kurung tidak ikut berjihad. Ada punto note nomor 12 di bawah Sahih Bukhari. Nah, kalau riwayat ini na Bapak Ibu sekalian ada tambahan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena enggak ada manfaatnya kalau orang kafir salat, puasa, zakat buat mereka di akhirat enggak ada manfaatnya. Ya, ini juga tidak diterima karena syaratnya ee salat adalah muslim, syaratnya puasa adalah muslim, gitu ya. Tetapi kalau ada amalan-amalan yang mereka ikutin, mereka kerjakan dalam Islam dianggap baik seperti sedekah, silaturahim keluarga, menjenguk orang sakit itu tetap ada nilainya. Tapi nilainya akan dihabiskan di dunia selama dia tidak masuk Islam. Artinya dia akan diberikan kesehatan, dia akan diberikan kebahagiaan. Balasan dari kebaikan itu. Tapi tidak akan ada balasan di akhirat. Kalau orang muslim dia berbuat kebaikan dibalas di dunia dibalas di akhirat kecuali dalam satu keadaan ya orang kafir ini sempat syahadat maka dia masuk Islam bersama semua kebaikannya di masa lalu. Makanya pernah ada satu sahabat mengatakan, "Ya Rasulullah, sebelum saya masuk Islam saya pernah silaturahim keluarga, saya pernah membantu orang susah, saya megangin Budha, gitu ya. Apakah sekarang saya telah masuk Islam itu masih ada pahalanya?" Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Kau masuk Islam bersama amal-amal salehmu dulu. riwayat lain bahkan dosa-dosamu akan dimaafkan oleh Allah subhanahu wa taala. Jadi ini syaratnya juga harus beriman gitu. Ini tambahan tadi. Kemudian di sini ditambahkan juga adalah masalah jihad. Yang dimaksud sini jihad tentunya ee Bapak Ibu sekalian jihad ada tiga hukum ya. Yang pertama itu yang dasar sekali ya, yang sifatnya fardu ain artinya wajib individual itu kalau terjadi tiga keadaan wajib individual jihad ya. Yang pertama kalau imam menyuruh kita atau pemimpin pemimpin menyeruh kita. Contoh kasus kita dulu waktu dijajah oleh Belanda, dijajah oleh Jepang, Portugis di beberapa wilayah ee pemimpin negara kita memerintahkan kita untuk melawan penjajah. Nah, itu wajib. Semua wajib berperang laki-laki, perempuan. Dan ini tanpa izin orang tua pun sudah enggak ada urusannya karena wajib. Yang kedua ini masih di hukum jihad yang pertama ya, yang fardu ain wajib secara individual. Yang pertama kalau pemimpin menyeruh, kemudian yang kedua kalau sedang terjadi perang, berkecamuk perang. Jadi misalnya pasukan muslim sama pasukan kafir sudah berhadap-hadapan. dan kita ada di situ. Enggak boleh kita lari. Harus kita menghadapi musuh, ya. Kita harus menghadapi musuh. Nah, ini kalau Bapak Ibu lari dari kanca peperangan, itu dosa besar kalau sudah berhadapan sama musuh. Kemudian yang ketiga, kalau wilayah akan dijajah atau sedang dijajah. Kayak teman-teman kita di Palestina itu sudah wajib individual, enggak dilihat lagi laki-laki, perempuan semuanya berperang melawan kebatilan. Ini hukum jihad. Yang pertama fardu ain. Yang kedua fardu kifayah. Fardu kifayah artinya wajib tapi gugur. Ya, bagi muslim kalau sudah ada muslim lain yang mengerjakannya. Contoh misalnya kita di Indonesia ini di Palestina sekarang lagi ada jihad. Pasti jihad depan mata karena orang kafir lagi membunuh orang-orang Islam, rusak masjid segala macam. Ini kezaliman. Kita enggak boleh diam sebenarnya. Tapi fardu ain, kewajiban individual untuk penduduk Palestin, tapi wilayah yang lain selain dia mereka kayak kita sekarang Indonesia, Malaysia ini fardu kifayah. Kita enggak wajib ke sana karena sudah di sudah ada orang yang mengerjakannya tetapi kita tetap membantu dengan harta, dengan doa gitu ya. Ini namanya fardu kifayah. Dan yang ketiga adalah sunah muakkadah. sunah yang sangat ditekankan itu kalau misalnya lagi aman-aman saja tidak ada keributan antara muslim sama kafir tapi ada wilayah perbatasan yang kemungkinan bisa terjadi cekcok clash lalu kemudian kita punya kesempatan peluang untuk ke situ dengan harapan kalau terjadi kecamuk peperangan saya ikut nah itu hukumnya sunah saja ya itu hukumnya sunah nah ini seperti itulah tadi kenapa kita singgung jihad ini karena di akhir riwayat nomor du tadi tadi itu ada atau maaf riwayat terakhir bukan riwayat nomor dua ya. Riwayat terakhir menggambarkan kepada kita kalau ada singgungan dia berjihad atau tidak berjihad gitu ya. Dia berjihad atau tidak berjihad. Jeljasan. Baik, sekarang kita masuk ke syarah penjelasan lebih jauh. tadi kalau memang sudah sempat dikirimkan ee apa namanya file-nya ya di situ ada hadis ya berhubungan dengan masalah haramnya berbuat kezaliman ya bisa dibuka enggak bisa ya memang saya ambil dari Rumaisah itu ya karena sebenarnya hadis ini cukup banyak di mana-mana ada tapi saya melihat ee saya ketik hadis tentang pengharaman kezaliman. Saya lihat ini sudah lengkap ya. Ini aja saya ambil gitu ya. Ee jadi hadis ini cukup panjang sebenarnya dan menjadi saksi bahasan kita potongan terakhir hadis. Tapi saya akan bacakan semua hadisnya dulu. Hadis ini sebenarnya hadis Arbain Nawawi. Kalau pernah ee Bapak Ibu belajar 40 hadis Arbain Nawawi ya 40 hadis Imam Nawawi itu salah satu buku beliau yang sangat populer, buku saku kecil. Dan biasanya orang kalau awal-awal mau belajar hafal hadis, hafal ini 40 hadis ini ya. Ee salah satunya di hadis nomor 24 ini ya bunyinya begini. Dari Abi Dzar radhiallahu anhu bahwasanya Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda, "Fima yarwihibih, yang dia meriwayatkan dari Tuhannya azza waalla Allah Subhanahu wa taala. Annahu qal bahwasanya Allah berfirman, ya ibadi inni haram nafsiakum falaamu." "Wahai hamba-hambaku, aku haramkan kezaliman terhadap diriku aku jadikan juga haram di antara kalian. Maka janganlah kalian saling menzalimi. Ya ibadiukumun illa man hadituahduni ahdikum. Wahai hamba-hambaku, kalian semua sesat ya, kecuali orang yang aku berikan hidayah. Maka mintalah petunjuk kepadaku. Aku akan berikan kepada kalian petunjuk. Ya ibadiukum jaamunium atauimkum. Wahai hamba-hambaku, kalian semua dalam kondisi lapar kecuali aku berikan makan. Maka mintalah makan kepadaku, aku akan berikan. Ya ibadiukuminikum atau aksukum ya aksukum ya. Artinya, "Wahai hamba-hambaku, kalian semuanya maaf dalam kondisi tidak berbusana. Lalu kemudian mintalah ee apa namanya? Mintalah kepadaku. Maka aku akan berikan kepada kalian pakaian. Ya ibadi innakumtiuna whar wa akirudun jami fastagfiruni akfir lakum. Wahai hamba-hambaku, kalian terus melakukan kesalahan di pagi dan siang. Di pagi maaf di siang dan malam hari. Maka mohon dan aku mengampuni dosa-dosa semuanya. Maka beristigfarlah kepadaku. Aku akan ampuni dosa-dosa kalian. Ya ibadi innakum lan tablri fataduruni wanablugu naf'i fatanfauni. Wahai hamba-hambaku, kalian tidak bisa membahayakanku. Ya, tidak akan mampu kalian membahayakanku dan tidak ada kalian juga tidak akan mampu memberikan aku manfaat. Ya ibadi lawalakum wa akirakum waakumakumqin wahidumika mulia. Wahai hamba-hambaku, kalau seandainya yang pertama aku ciptakan dari jin dan manusia dan akhir sekali nanti sebelum hari kiamat, manusia dan jin yang terakhir semuanya pun ya ee berada dalam satu kondisi yang sama. Maksudnya semuanya hatinya paling bertakwa. Anggaplah kita semua ini miliaran jin, miliaran manusia sama dengan hatinya Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Paling bertakwa sama Allah, maka itu tidak akan menambah kerajaanku sedikit pun. Ya ibadi la awalakum wa akirakum waakumakumbi wahid naqika minul. Wahai hamba-hambaku, kalau seandainya yang pertama dari jin dan manusia aku ciptakan dan juga yang akhir aku ciptakan sebelum hari kiamat semuanya dalam kondisi hatinya sangat buruk seperti iblis semuanya misalnya nauzubillah maka itu tidak akan juga berpengaruh sedikit pun dari kerajaanku. Ya ibadi laumakumid widuni [Musik] insan bah. Wahai hamba-hambaku, kalau seandainya jin dan manusia semuanya dari yang pertama aku ciptakan sampai yang terakhir nanti menjelang hari kiamat. Ya, ini ratusan miliar mungkin jumlahnya. Bahkan lebih dari itu Allah ciptakan. Karena sekarang saja populasi manusia sudah 7,5 miliar yang masih hidup, sudah meninggal. Allahahuam dari zaman Nabi Adam dan nanti lahir kita juga tidak tahu. Itu dari manusia. Dari jin lebih banyak lagi. Karena jin lebih dulu diciptakan dari manusia. Waktu Nabi Adam diciptakan manusia pertama, iblis sudah ada, jin sudah banyak populasinya di muka bumi. Makanya Allah ciptakan Nabi Adam untuk menjadi pemimpin di muka bumi. Jadi semuanya itu pun berkumpul. Semua yang jin semua dari awal yang diciptakan sampai akhir nanti yang akan datang datang sebelum hari kiamat semuanya berada di satu lembah semuanya minta urusannya minta hajatnya kepada Allah dan aku berikan semuanya masalahnya itu tidak akan mengurangi sedikit pun dari kekayaan yang aku miliki kecuali hanya seperti ya jarum yang dimasukkan ke dalam lautan lalu diangkat. Artinya kekayaan Allah sangat banyak. Kita minta apapun tidak akan mengurangi dari kekayaan Allah Subhanahu wa taala. Nah, ini sekarang saksi bahasan kita. Hadis panjang lebar ini tidak akan saya bahas ya. Karena ini kalau kita bahas ini panjang sekali. Tapi saya ingin sampai ke poin ini. Allah mengatakan innama hiya a'alukum uhsiha lakum tumma uiakum iyaha wajadahairan falyahmadillah waman wajada fala yalumna illa nafsah. Ya ini potongan akhir hadis ya. Di mana Allah Subhanahu wa taala mengatakan, "Wahai hamba-hambaku, sesungguhnya inilah amal perbuatan kalian yang aku perintahkan, yang aku wajibkan, salat, puasa, zakat, dan segala macam itu ya. Aku catat semuanya untuk kalian kemudian kami akan membalasnya." Atau makna lainnya adalah aku perintahkan kalian kerjakan, aku juga kembalikan kok manfaatnya buat kalian. Tidak ada manfaatnya buat aku. Ya Allah enggak butuh dengan salat kita. Allah enggak butuh dengan puasa kita. Allah enggak butuh dengan sedekah kita. Kenapa selama ini orang kalau salat banyak yang seperti hanya stor kewajiban saja? Buru-buru sujud, rukuk, yang penting sudah salat. Karena dia pikir Allah butuh. Ini persepsi yang salah. Kenapa selama ini mereka kalau mau sedekah masih pelit, masih perhitungan dengan orang yang akan dikasih? Padahal sebenarnya ya dia seakan-akan orang itu yang butuh. Sedekah itu ya yang Allah perintahkan Allah yang butuh. Padahal sebenarnya tidak. Dia yang butuh. Balik persepsi itu ya. Semua ibadah yang kita kerjakan, puasa itu untuk kita, zakat itu buat kita, haji itu buat kita, semua buat kita. Akan kembali kepada kita semuanya. Allah tidak butuh. Kalau dari awal kita diciptakan, Bapak, Ibu sekalian, kita sudah bisa puasa, sudah bisa salat dari bayi misalnya, karena itu tidak mungkin. Tapi kalau dari bayi kita sudah bisa kerjakan, sudah bisa paham, kayak kita sekarang dewasa begini paham, maka sampai kita meninggal anggap umur kita 200 tahun, tidak akan bertambah dan mengurangi kerajaan dan kekuatan Allah Subhanahu wa taala. Tidak ada manfaatnya buat Allah itu ya. Allah tidak butuh semua dengan amal kita. Maka ini persepsi harus diubah ya. Bahwasanya salat itu saya butuh. Maka kita tahu dari mulai takbiratul ihram sampai salam kita akan menerima pahalanya. Jangan disia-siakan. Sedekah itu kita yang butuh bukan orang miskin yang butuh. Karena melalui mereka dibawa ketimbangan amal gitu seterusnya begitu semua amal-amal. lah ini yang ingin berat titik beratkan dari hadis ini. Maka Allah mengatakan penutupan hadisnya, "Barang siapa yang mendapatkan kebaikan, maksudnya dia ada keinginan untuk menuntut ilmu, mau salat, mau tutup aurat, mau melakukan ibadah-ibadah, hendaklah dia bersyukur kepada Allah." Ya. Dan barang siapa yang mendapatkan selain dari itu justru lalai dan banyak berbuat maksiat, maka janganlah sekali-kali ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri. Kenapa? Karena Allah sudah menyampaikan semuanya kepada kita. Allah sudah menyampaikan semuanya kepada kita. Baik, ini ee tambahan daripada ee syarah. Kita akan lebih dalam masuk. Kalau sudah terima foto ada saya foto beberapa hadis ya yang saya sedikit ambil cuplikan dari salat, sedikit cuplikan dari ee zakat gitu ya. yang memang tidak sempat saya ambil itu masalah Ramadan ya, tidak sempat saya fotokan karena panjang sekali, banyak bahasannya. Begitu juga dengan haji. Tapi ini sekelumit tambahan ya supaya kita lebih ee paham lagi dan lebih termotivasi lagi untuk menjaga kewajiban-kewajiban yang sempat disebut tadi dari hadis yang kita bahas. Di antaranya Bapak Ibu sekalian, kita harus punya kepedulian khusus ya tentang masalah masjid. Masjid ini kan tempat salat gitu ya. Jadi bukan hanya sekedar kita salat sendiri. Karena kalau Bapak Ibu salat sendiri, saya azan kita salat ya manfaatnya buat kita sendiri. Tapi Allah memberikan kita peluang untuk mendapatkan ekstra pahala di salat itu di salat yang sama. Misalnya tadi zuhur dengan cara meraih pahala tambahan, memudahkan orang lain salat. Misalnya ada orang yang kebetulan ke rumah misalnya ibu-ibu datang tamu lalu waktu salat masuk kita siapin sejadah mukenah ajak dia salat. kita akan raih pahala dia juga. Selain kita dapat pahala salat, suami e ibu-ibu motivasi agar mengisi waktunya menghabiskan di masjid salat lima waktu yang hanya berapa menit, maka itu juga ibu bisa dapat pahala suami gitu kan. Dan juga sama dengan kita kalau membangun masjid. Nah, ini yang saya ingin titik beratkan sebenarnya sih lebih kepada masjidnya ya. Karena masjid ini pasti dipakai salat umumnya. Oh, tujuannya itu gitu ya. Kalau kita masih ee apa bangun-bangunan rumah anak yatim misalnya untuk anak yatim bisa dipakai salat bisa tidak gitu ya. Bisa juga satu waktu mungkin anak yatimnya berkurang. Tapi kalau masjid ini umumnya dipakai salat gitu ya. Walaupun tadi tempat anak yatim juga bagus untuk kita wakafin tapi kalau masjid ini luar biasa. Selama ada kesempatan tanah bisa diwakaf bangun masjid ya wakafin. Kalau tidak mampu bangun tinggal wakafin. Tapi itu tulis wasiat untuk dibangun masjid. Kita bisa bangun bangun sekalian rumah Allah subhanahu wa taala. Nah, ini di antaranya kenapa kita mengatakan masjid tadi karena pasti dipakai salat itu ya kata Nabi sallallahu alaihi wasallam di hadis nomor dua di lembaran pertama itu saya tidak tahu itu urutan yang sesuai yang dikirim atau tidak ya tapi ada enggak tertulis hadis nomor du di sebelahnya adaung 327 ada ya saya akan bacakan itu dari hadis sahih ini saya ambil ee dari sahih taribu tarhib ya bukunya almundri dan disahihkan oleh Syekh Albani. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi sallallahu alaihi wasallam beliau bersabda, "Man tawana ma tawana maaf rajulul masajida lilati wzikri illa tabasbasallahu tabasbasallahu taala ilaihi kama yatabasbasu ahlul gaibiihim q qadima ilaihim qadima ilaihim ya artinya tidaklah seseorang senang senantiasa mendatangi masjid untuk salat dan berzikir. Berarti menandakan memang masjid itu umumnya dipakai untuk itu untuk salat dan zikir. Melainkan pasti Allah akan berbinar-binar karenanya, gembira gitu ya. Seperti keluarga dari seseorang yang pergi lama berbinar-binar manakala orang tersebut hadir kembali di tengah-tengah mereka. Maksudnya masjid ini bukan hanya sekedar tempat salat tapi memang pendekatan diri kepada Allah Subhanahu wa taala. Bayangkan kalau kita terlibat dalam membantu semua masjid yang kita lewatin ada kotak amalnya sumbang berapa pun sudah sumbang tadi pagi pulang sore ada sumbang lagi gak masalah selalu punya andil di situ. Karena kita tidak tahu subhanallah sumbangan kita yang mana yang maksimal pahalanya gitu kan. Tapi di sini berarti menandakan yang pertama pelajaran dari hadis mesti itu memang untuk salat dan berzikir. Itu pertama dari hadis. Yang kedua pelajarannya siapapun yang matang ke masjid, sering datang ke masjid kemudian dia tidak datang, apakah dia sakit? Apakah dia berhalangan, ya kemudian dia kembali lagi ke masjid tersebut, maka Allah sangat gembira menyambutnya. Sebagaimana dikasih gambaran ee orang yang pernah berpisah dengan seseorang yang dia cintai, ya kemudian lama enggak ketemu lalu kemudian ketemu. Bagaimana senangnya kita menyambut orang tersebut? Nah, seperti itulah digambarkan Allah Subhanahu wa taala gembiranya menyambut hambanya yang kembali ke masjid. Bayangkan kalau kita menyiapkan fasilitas masjidnya. Kita mungkin sudah meninggal tapi orang masih pakai salat. Semua keutamaan salatnya, zikirnya, doanya, dan juga kegembiraan Allah Subhanahu wa taala dalam menyambut wali-walinya datang salat di situ, itu akan terus kita dapatkan pahalanya. Dalam riwayat yang lain, Ibnu Khuzaimah masih di bawahnya disebutkan hadisnya, majulin tawal masajid amrunatunbasahuaii ahdulaihim qadim. Tidak ada seseorang yang biasa mendatangi masjid lalu dia disibukkan oleh suatu perkara atau suatu penyakit kemudian dia kembali seperti semula, mulai aktif di masjid lagi, melainkan pasti Allah akan berminar-minar karenanya seperti keluarga dari seseorang yang pergi lama berbinar-binar ketika orang itu hadir kembali di tengah-tengah mereka. Saya sengaja memilih hadis ini karena hadis ini mungkin jarang orang baca ya, jarang didengar supaya kita tahu, "Oh, ternyata keutamaan masjid itu besar banget ya." termasuk salat di sana. Dan kita kalau pernah salat di masjid dalam satu waktu kita ada halangan kita kembali lagi berarti itu kita sedang disambut oleh Allah Subhanahu wa taala dengan sangat luar biasa. Hadis di bawahnya nomor maksudnya dalam bab itu ya karena saya tidak foto hadis nomor satunya. Hadis nomor satu ini tentang tujuh golongan yang Allah naungi tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Saya tidak bahas itu. Kita langsung di sini. Hadis ini dengan sanad hasan di ghhairihi menjadi hasan karena dikuatkan dengan riwayat-riwayat lain. Dari hadis Abdullah bin Amr radhiallahu anhuma. Abdullah dan Amr dua-duanya sahabat. Kita bilang radhiallahu anhuma. Dari Rasulullah sallallahu alaihi wasallam beliau bersabda majalis almukminuinun alallahi taala fiin minha fi masjidi jamaatin waa maridin au fi janaatin au fi baiti imamin muqsid ya yuazziruhu wauqiruhu fi mashadi jihad. Ada enam majelis di mana seorang mukmin diberi jaminan oleh Allah Subhanahu wa taala selama dia berada pada salah satu darinya. Maksudnya dijamin rezekinya, dijamin keselamatannya, dijamin balasan besar pahala didapat, derajat tinggi di surga, hajat-hajatnya dipenuhi. Asal kita berada di salah satu dari enam majelis ini. Itu dikatakan Nabi sallallahu alaihi wasallam dijamin oleh Allah subhanahu wa taala selama dia berada di salah satunya. Yang pertama di masjid salat berjamaah. Pokoknya hadir di masjid aja salat berjamaah, salat azan salat. lagi ibu-ibu mungkin di rumah ya, tapi suaminya dimotivasi, anak laki-laki dimotivasi sesekali juga ibu enggak apa-apa ke masjid karena kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "La tamna imallahi masajidullah, jangan kalian menahan hamba-hamba Allah menuju ke masjid." Gitu ya. Kemudian itu yang pertama. Yang kedua, ya di sisi orang sakit siapapun sakit jenguk. Setiap kita menjenguk orang sakit berarti kita mendapat jaminan dari Allah Subhanahu wa taala. Dalam riwayat lain, siapapun yang menjunguk orang sakit, maka dia seperti sedang berada di taman-taman surga memetik buahnya sampai dia kembali. Dalam riwayat lain, siapapun menjunguk orang sakit di pagi hari, maka Allah akan datangkan 70.000 malaikat yang mendoakan dia sampai sore. Dan kalau dia jenguk orang di sore hari, maka atau di malam hari, maka Allah akan datangkan 70.000 malaikat mendoakan dia sampai pagi. Ya. Kemudian yang ketiga adalah bersama jenazah. Baik itu pada saat awal meninggal kita ikut salatin ataupun dikuburkan. Yang keempat atau di rumahnya. Nah, ini juga penting ini. Ini waktu pas pandemi kami bahas. Jadi, Bapak Ibu kalau tidak ada hajat jangan keluar rumah. Enggak usah sengaja cari program di luar rumah gitu ya. Karena tinggal di rumah tuh ibadah. Dalam sebuah riwayat dijelaskan kenapa di dalam rumah itu termasuk bagian daripada ibadah. Karena kalau di rumah kita selamat dari membahayakan orang dan orang pun selamat dari bahaya kita, ya kan gitu. Jadi kita enggak jadi jadi enggak lihat yang haram, jadi enggak gosipin orang, jadi enggak fitnah, jadi enggak ini dan itu. Dan kita juga tidak kena bahayanya orang lain. Artinya keluar rumah kalau ada keperluan. Mau belanja benar iya. Silaturahim keluarga oke, majelis ilmu iya. Tapi jangan, "Ah, saya lagi kosong di rumah. Keluar aja deh buang-buang waktu dari pagi sampai malam di mall habis waktunya. Ini untuk apa? Ya malah jadi banyak dosanya. Musik sana sini orang tidak tutup aurat itu kemungkaran harus kita nasihatin. Kalau tidak dia akan tuntut kita hari kiamat. Belum salat kita terbengkali, desak-desakan, macam-macam ya. Belum kalau kamar mandi, maaf WC penuh, ada pakaian kena najis, macam-macamlah yang sebenarnya tidak diperlukan gitu ya. Apalagi kalau keluar untuk maksiat ini lebih jauh lagi ya, hanya untuk gosipin orang, hanya untuk main judi, khamr segala macam. Nah, itu makanya dalam rumah itu masuk. Jadi kalau Bapak Ibu lagi di rumah tuh dapat jaminan dari Allah Subhanahu wa taala. Duduk di rumah sambil minum teh, berzikir, baca Quran, enak banget. Untuk apa cari masalah gitu kan. Jadi kalau tidak perlu jangan keluar. Memang sudah begitu. Ini bagian penting. Selanjutnya ada di sisi pemimpin yang adil ini. Yang kelima. Ya, untuk apa? Di sisi pemimpin yang adil kita membantunya dan memuliakannya. Pemimpin ini harus kita doakan kebaikan. Kalaupun kita ada di sekitarnya, kita nasehatin ya. Seperti itulah kebaikan ya. Nah, kalau kita tidak bisa ada hadir di sekitarnya, kita sekarang seperti sedang di bawah naungan presiden Pak Prabowo misalnya sama wakil beliau sama semua jajaran kementerian. Harusnya kita doakan kebaikan. kita doakan supaya dapat taufik, dipanjangkan umurnya. Ini sering saya ingatkan Bapak, Ibu sekalian ya. Jadi ee kalau kemarin ee ada yang hadir di sini di Ramadan di Makkah, kalaupun tidak hadir misalnya pas ngikutin, ada yang ngikutin mungkin lagi live ya kita menjelang sahur biasanya di sini ya itu ee imam-imam haram di khotbah Jumat di witir salat ee salat witir di qunut salat witir tidak pernah lewat mengucapkan nama raja mereka disebut nama rajanya lagi ngimamin salat jutaan orang mengaminkan supaya raja Salman itu dipanjangkan umurnya supaya diberikan taufiknya sama Allah, supaya diberikan menteri-menteri yang bisa mendukungnya, supaya disebutkan juga putra mahkota akan mengganti. Semoga Allah kasih hidayah terlepas daripada mereka punya kekurangan atau kesalahan. Tapi mendoakan kebaikan ini bagian daripada ibadah gitu ya. Ini kemarin sesi juga saya singgung e di Rabu yang lalu di Blok M tentang masalah ini supaya udah berhenti nih caci maki pemimpin salah-salahin orang yang dilihat cuma kesalahannya doakan kebaikan karena kalau doa ini diterima dan e pemimpin dapat taufiknya kita ikut serta dalam pahala sama mereka karena itu. Jadi itu penting itu disebutkan kemudian juga disebutkan oleh mereka tidak luput itu agar bermanfaat bagi negara Islam dan muslimin. Jadi selalu begitu ini sayang banget ini kalau tidak maka memuliakan mereka, membantu mereka para pemimpin termasuk dengan doa dan apa yang kita bisa berikan andil. Kita jaga kemerdekaan persatuan dan kesatuan kita. Kita jaga ee apa namanya negara kita. Perjengkalnya negara ini tanggung jawab kita semuanya harus kita jaga. Enggak boleh sengaja kita rusak, kita jual, kita salah gunakan. Dijual sini maksudnya disalahgunakan ya. Bukan berarti dijual tanahnya itu hak dia. Itu peraturan pemerintah dibolehkan. tapi dia menjual negaranya sama orang lain. Ini enggak boleh semuanya gitu ya. Yang terakhir yang keenam adalah bila di medan jihad lagi berperang itu juga mendapatkan jaminan dari Allah Subhanahu wa taala. Ini hadis-hadis agung ya yang mungkin jarang orang dengar ya. Hadis keempatnya dari hadis Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi sallallahu alaihi wasallam beliau bersabda inil masajidiada alaikatu julasaum inuftidunahum wain mariduum wainu fi hajatinumq jalisul masjidi akin mustfad kalimatin hikmah rahmatin muntazarah kata nabi sallahu alaihi wasallam sesungguhnya masjid itu memiliki pasak-pasak ya. Jadi di situ digambarkan pasak masjid itu, Bapak Ibu sekalian, bukan pondasi dari betonnya ya, tapi ada pasak-pasaknya. Siapa pasak-pasaknya itu ya? Teman-teman duduk mereka adalah para malaikat. Jika mereka tidak ini maksudnya orang yang sering ke masjid. Jadi orang yang datang ke masjid memakmurkan masjid itu sebenarnya dianggap pasak-pasaknya masjid. Karena masjid biar indah juga kalau tidak ada yang datang salat. Ya kan enggak dianggap hidup masjid tersebut. Walaupun masjid itu dari kayu, dari bambu, tapi selalu ramai. Nah, ini berarti hidup masjid itu di pasak-pasaknya. Dan para malaikat adalah teman duduk mereka walaupun mereka tidak nampak. Ya, jika mereka tidak hadir karena mereka pernah salat lalu mereka tidak hadir maka para malaikat akan sangat kehilangan mereka. Ini orang yang suka salat ya. Jika mereka sakit para malaikat menjenguk mereka. Walaupun kita tidak lihat, tapi jenguknya malaikat, artinya malaikat akan mendoakan dia diberikan kesembuhan oleh Allah Subhanahu wa taala. Dan jika mereka berada dalam satu keperluan maka malaikat membantu mereka. Ya, jadi kita tidak tahu tapi malaikat itu membisikkan jalan keluar, solusi. Sebagaimana pernah saya jelaskan dari mana kita tahu malaikat itu ada? Dari bisikan positif. Kita dengarin azan ada bisikan salat. Kita bangun tengah malam tahajudlah. Ada orang miskin bantulah. Itu semua dari malaikat ya. Sama kalau kita lagi ada masalah, kalau kita sering jaga salat kita, terutama kalau bagi laki-laki ini ke masjid, karena ini hidupkan masjid ya, ibu-ibu juga sesekali. Maka kita kalau ada masalah, ada hajat, bisikan itu ada dari malaikat membantu kita. Ini hadis ya yang hasan dalam riwayat yang di bawahnya ya. Saya langsung baca di bawahnya ya. yang bahasa Arab inil masajidi aadahum aaduha lahum julasun minal malaikah fainabu saaluhu anhum wainu mard aaduhum wain kanu fi hajatinuhum sesungguhnya masing-masing itu memiliki pasak-pasak merekalah pasak-pasaknya ya mereka memiliki rekan-rekan dari kalangan malaikat jika mereka tidak hadir para malaikat bertanya-tanya tentang mereka dan jika mereka sakit para malaikat menjenguk mereka jika mereka membutuhkan sesuatu maka para malaikat membantu mereka ini manfaatnya orang menjaga salat. Nah, bayangkan kalau kita juga punya andil di masjid itu karena itu berarti kita yang membuat ini semua orang-orang terfasilitasi. Apa yang mereka dapat kita dapat. Saya pernah bahasakan contoh supaya masih diingat lagi ya saya review. Kalau misalnya saya salat nih masjid azan saya masalah tergantung dari kadar keikhlasan dan bagaimana saya memenuhi syarat-syarat salat tersebut. Tapi saya bisa dapat pahala ekstra dengan cara saya ajak teman-teman saya tetangga, "Yuk salat, yuk salat yuk." Mereka pergilah atau pegawai. Anggaplah 10 orang pergi salat saya, mereka dapat pahala, saya juga dapat pahala plus pahala mereka kan gitu. Kemudian imam dapat pahala makmum, muadzin dapat pahala semua orang karena dia yang azan. Tapi ada orang yang dapat pahala semuanya, imam, makmum, semuanya, muadinnya. Dan itu setiap saat itu adalah yang bangun masjidnya nyumbang ya. Makanya jangan pernah lepaskan. Apalagi di masa sekarang kita mudah sekali nyumbang masjid ya. Karena biar beda kota, beda negara, kita bisa online. Banyak iklan di mana-mana, di Facebook segala macam kita bisa nyumbang. Usahakan di setiap masjid yang pernah Bapak Ibu lewatin ada andilnya. Di mana pun lagi ke satu kota mana, desa mana, kasih cari mana masjid sumbang. Terutama kalau mau buat bangunan ya. Karena kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Siapa yang membangun di muka bumi masjid rumah Allah seperti sarang burung saja, sedikit dia nyumbang tapi digabung sama semua harta yang lain orang-orang muslimin punya, maka dia akan dibangunkan baginya istana di surga." Kemudian hadis yang terakhir yang kita bahas masalah masjid ini adalah hadis nomor 5 situ. Sanadnya hasan bigh ghairihi menjadi hasan karena dikuatkan dengan riwayat-riwayat lain. Dan ini dari Abu Darda radhiallahu anhu dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, masjid baitu kulla kulla takqi." Ya, masjid itu adalah maaf kulli taqi. Saya ulangi, almjidu baitu kulli taqi tepatnya. Ya, masjid adalah rumah setiap orang yang bertakwa. Artinya memang orang yang mengisi masjid itu sebenarnya orang-orang yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa taala. Ya. Kemudian ee setelahnya dembaran setelahnya lihat gak ada angka tujuh di sebelahnya kurung 356. Lihat ya. Ah itu kalau ini menyebutkan tentang keutamaan salat lima waktu secara umum. Karena kan tadi disinggung juga masalah salat. Ini saya bacakan eh beberapa hadis saja ya pilihannya dari hadis nomor 7 dengan sanad sahih dari Jabir radhiallahu anhu. Beliau mengatakan bahwasanya Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda shawatilamsi kamali nahrin jarin gamrin alabi ahadikum yaktil yaumin marat. Perumpamaan salat lima waktu itu adalah seperti sungai yang mengalir dengan deras di depan pintu rumah salah seorang dari kalian. Dia mandi darinya lima kali dalam sehari. Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Jadi ini maksudnya kita kalau salat subuh lalu ada dosa ya zuhur bisa membersihkannya kemudian ada dosa lagi asar bisa membersihkannya begitu terus salat lima waktu itu kayak membersihkan dosa tapi tentu dosa-dosa ini dibagi lagi ya ada dosa yang berhubungan dengan hak Allah subhanahu wa taala dosa yang berhubungan dengan hak makhluk kalau hak Allah dilihat lagi dosa ini butuh tobat nasuha enggak dosa besar enggak kalau dosa besar tidak cukup dengan salat ini. Tapi dia harus tobat nasuha. Seperti orang berzina, orang berbohong, manipulasi data riba. Ini enggak bisa. Dia harus tobat. Imam Nawawi dengan tiga syarat. Tinggalkan dosa itu seketika. Menyesali dan janji sama Allah tidak mengulanginya baru bisa. Nah, yang kita sebutkan ini keutamaan dosa-dosa kecil dibersihkan dengan salat lima waktu bukan dosa besar. Kalau berhubungan dengan makhluk seperti dia pernah merusak citra, gibah, gunjing, ya atau fitnah atau dia pernah memukul fisik atau dia pernah mengambil barang, ini enggak bisa. Enggak digugurkan dengan ini. Karena dia harus mengembalikan bertobat sama Allah, dia minta maaf sama pemilik barang dan dia kembalikan atau minta maaf sebagai pemilik nama baik, citra yang sudah dirusak. Maka kemudian dia minta keridanya baru dia bisa membersihkannya. Dalam riwayat yang dibawanya nomor 8 dengan sanad hasan sahih dari Abdullah bin Mas'ud radhiallahu anhu tentang keutamaan salat lima waktu. Kata Nabi sallahu alaihi wasallam, "Tahtarun tahtarikun faitumhama tahun tahtarun faitum gasalathama tahtari tahtari faitumul asalatha tumma tahtarikun tahquun fa shaitumul magrib gasalatha tumma tahtari tahtari faid shaitumul isya gasalatha tumma tanamun fala yuktab alaikum hatta tastaidu kata nabi sallallahu alaihi wasallam kalian terbakar kalian terbakar. Maksudnya dengan dosa-dosa kalian dengan dosa bisa dibakar di kuburan atau di neraka. Dan apabila kalian salat subuh maka ia akan mencucinya. Kemudian kalian terbakar, kalian terbakar. Apabila kalian salat zuhur maka ia akan mencucinya. Kemudian kalian terbakar kalian terbakar. Dan apabila kalian salat asar maka ia akan mencucinya. Kemudian kalian terbakar kalian terbakar. Dan apabila kalian salat magrib maka ia mencucinya. ee kemudian kalian terbakar, kalian terbakar dan apa? Kalian salat Isya, maka ia mencucinya. Kemudian kalian tidur dalam keadaan ee dalam dalam kondisi itu, maka tidak dituliskan dosa atas kalian sampai kalian bangun lagi. Maksudnya sudah dibersihkan dosa-dosanya gitu ya. Dalam riwayat yang di bawahnya lagi ini saya bacakan mungkin berhubungan dengan keutamaan salat mungkin tidak semua bisa kita baca ya. Tapi ini sebagiannya ee dari hadis Anas bin Malik radhiallahu anhu dengan sanad hasan lihahirihi. Bahwasanya Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, "In lillahi yunadi ya bani adamikumfi sesungguhnya Allah mempunyai malaikat-malaikat yang berseru ketika atau setiap atau pada setiap waktu salat, "Wahai anak Adam, bangkitlah kalian kepada api yang telah kalian nyalakan. Maka padamkanlah." Ya, maka padamkanlah. Ya, ini tentunya ee hadis-hadis yang setelahnya. ee Bapak, Ibu tentunya nanti bisa baca ya ee terutama Ibu-ibu yang dapat di sini. Ee izinkan saya menyampaikan hadis terakhir ini berhubungan dengan masalah salat ya. Bisa dilihat di lembaran saya tidak tahu sudah dikirim belum yang ini ada tertulis nomor 22 dengan sanad sahih urutan di sebelahnya 371. Lihat enggak? Ada ada ya. Oke. Nah, ini hadis mulia tentang masalah kedudukan orang yang menjaga salat dan perbedaan antara seseorang kalau misalnya dia diberikan umur lebih 1 hari saja dari orang yang ee sebelum dia misalnya sama-sama tahun lahirnya sama tanggal lahirnya tapi yang satu lebih harinya dan dia bisa sempat salat beberapa waktu saja itu sudah punya kelebihan yang luar biasa. dinukil dengan sanad sahih dari Saad bin Abi Waqqas radhiallahu anhu. Dia berkata rajulani akwanilahiratilatul rasulillahiallahu alaihi wasallam faq rasulullahu wasam alam yakunil ak muslima wq rasulullah wasam Kata Saad bin Abi Waqqas radhiallahu anhu, "Dahulu ada dua orang bersaudara. Salah seorang dari kedua bersaudara ini meninggal 40 malam ya, mendahului yang lain. Jadi perbedaannya 40 hari. Lalu keutamaan orang yang pertama disebut-sebut di hadapan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Maksudnya yang mati duluan ini dipuji-puji di depan Nabi sallallahu alaihi wasallam. Yang satunya itu 40 hari kemudian baru meninggal. Nah, yang pertama ini disebut-sebut keutama di hadapan Nabi sallallahu alaihi wasallam. Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam mengatakan, "Bukankah yang kedua yang 40 hari setelah itu baru meninggal adalah muslim juga?" Para sahabat mengatakan benar, dia orang yang tidak memiliki aib. Sebenarnya makna terjemahnya labas maksudnya orangnya oke ibadahnya ya. Tidak juga dikatakan saleh banget tapi orangnya oke. Lalu Rasulullah sallallahu alaihi wasallam mengatakan, "Apakah yang memberitahukan kalian dalam kurung dan Allahlah yang maha mengetahui sejauh mana salatnya?" Maksudnya tidakkah orang yang sempat hidup 40 hari ini melebihi tadi saudaranya itu sempat salat? Karena perumpamaan salat itu adalah seperti sungai sejuk lagi deras di pintu salah seorang dari kalian di mana dia mandi padanya setiap hari lima kali. Menurut kalian apakah salatnya itu masih menyisakan sedikit pun dari kotoran dosanya? Tanda tanya, "Sesungguhnya kalian tidak mengetahui sejauh mana salatnya." Maksudnya ini orang sempat salat 40 hari loh. Susah kalau kalian mau bandingkan dengan yang meninggal 40 orang yang lalu. Pasti ini lebih banyak. Nah, seperti itu. Makanya selisih satu salat aja sudah luar biasa. Apalagi kalau 1 hari lima waktu salat. Apalagi kalau satu bulan dan seterusnya. Apalagi kalau orang itu misalnya bolak-balik selalu pergi Makkah salat di haram. Gak bisa kita samakan dengan orang yang punya kemampuan tapi tidak mau misalnya. Nah, dikejar keutamaan susah untuk kita samakan. Dalam riwayat yang lain di sini dikatakan di bawahnya rajulani akwasulillah wasamdahulah wasamq alam yakun bala ya rasulullah q wana w bihi q bala ya rasulullah tandasu wana la bihi q rasulullah sallallahu alaihi wasallam yudrikum maagat bihiatu. Dahulu ada dua orang yang bersaudara pada masa ada dua orang bersaudara pada zaman Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Salah seorang dari keduanya lebih utama dari yang lain. Maksudnya lebih saleh ya. Yang lebih utama ini wafat duluan mendahului yang satunya. Yang lain dipanjangkan umurnya setelah itu kurang lebih 40 malam lalu dia wafat. Hal itu disebutkan di hadapan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Lalu Nabi menyebutkan jenazah yang kedua yang dianggap salehnya tidak seperti level saleh orang yang meninggal lebih dulu tapi umurnya sebayah nih. Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam mengatakan, "Bukankah orang yang baru meninggal ini salat juga?" Kata mereka, "Benar ya Rasulullah dan dia tidak ada aibnya." Maksudnya oke orang ini juga oke ibadahnya. Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, "Apakah yang memberitahukan kepada kalian?" Dan Allah lebih tahu sejauh mana salatnya. Maksudnya dari mana kalian tahu kalau salatnya orang ini tidak mengalahkan salat orang yang sebelumnya sementara dia masih hidup 40 hari sesudah itu. Nah, ini yang terakhir mungkin ya di hadis ee riwayat di bawahnya. Mirip-mirip dengan ini. Tapi ini kisah yang berbeda. ee di nomor 23 yang saya baca dilihat ya sebelahnya ada dalam kurung 372 dari hadis Abu Hurairah radhiallahu anhu karena rajulani min dalam kurung baliyin dalam kurung juga hayyin minah aslama ma Nabi sallallahu alaihi wasallam ahir wairal akukiral akuan qatni ubaidillah faul jannah wasahi was rasulullah wasahu ramadan rakatin wak w rakatan shatan san dahulu ada dua orang dari bali sebuah suku namanya baliyin dari suku Suku Qudaah, cabang dari suku Qudaah. Keduanya masuk Islam dengan petunjuk Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Salah satunya mati syahid. Terbunuh mati syahid. Ini mati syahid kita tahu keutamanya besar sekali. Sementara yang lain tertunda 1 tahun kemudian tapi tidak mati syahid. Jadi yang satu mati syahid, yang satu tidak mati syahid tapi setahun kemudian meninggal biasa. Thalhah bin Ubaidillah mengatakan, "Aku lalu bermimpi melihat surga. Aku melihat orang yang tertunda meninggalnya 1 tahun itu tidak mati syahid. Dari kedua orang tadi masuk surga sebelum yang mati syahid. Mati syahid terlambat. Yang ini mati yang setahun kemudian tidak mati syahid itu lebih dulu masuk surga. Maka aku heran kata Thalhah bin Ubaidillah karena itu di pagi hari aku menceritakannya kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam atau hal itu diceritakan kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. L beliau bersabda sallallahu alaihi wasallam, "Bukankah orang yang mati biasa tidak mati syahid ini telah berpuasa Ramadan sesudahnya?" Jadi, orang yang mati syahid itu tahun lalu. Yang hidup sampai 1 tahun ini sempat puasa Ramadan sekali? Enggak, ya? Kan dia dapat Ramadan sekali dan dia sempat salat 6.000 rakaat dan sebegini dan sebegitu dalam rakaat salatnya dalam setahun. Maksudnya kalau kita hitung 365 hari dikali 5 waktu salat yang wajib saja itu jumlahnya banyak. bisa ribuan salat gitu kan. Belum lagi kalau salat sunah. Maka itu sudah cukup sebenarnya makna hadisnya mendahului pahala orang-orang yang yang mati syahid tahun sebelumnya. Dan ini kalau kita mau bahas Bapak Ibu sekalian, banyak sekali ya banyak sekali hadis-hadis yang ee apa namanya? Berbicara tentang masalah keutamaan salat. Ini belum kita bicara puasa Ramadan, belum kita bicara zakatnya, belum kita bicara hajinya. Semua punya keutamaan tersendiri. Tapi intinya kalau kita fokus kepada hal-hal yang wajib dan kita kemas dengan baik, maka itu sudah cukup membawa kita masuk ke dalam surga. Wallahuam.