🏰

Sejarah Kesultanan Mataram yang Penuh Konflik

Apr 29, 2025

Kesultanan Mataram

Pendahuluan

  • Kesultanan Mataram berdiri setelah meninggalnya Sultan Hadiwijaya dari Kesultanan Pajang.
  • Pangeran Benowo Putra, sebagai satu-satunya anak Sultan Hadiwijaya, menolak tahta Pajang.
  • Sutawijaya (Putra angkat Sultan Hadiwijaya) mengambil alih kepemimpinan dan memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram.

Awal Mula dan Pendirian

  • Sutawijaya dikenal sebagai Panembahan Senopati, putra Ki Ageng Pemanahan.
  • Ki Ageng Pemanahan diberikan hutan Mentaok oleh Sultan Hadiwijaya setelah mengalahkan Arya Penangsang.
  • Ki Ageng Pemanahan membuka hutan menjadi desa; hutan Mentaok berkembang menjadi kota.
  • Setelah Ki Ageng Pemanahan meninggal, Sutawijaya melanjutkan kepemimpinan.

Perkembangan Kesultanan Mataram

  • Mataram mewarisi wilayah Kesultanan Pajang dan menjadi pemimpin di Jawa Tengah dan Timur.
  • Tahun 1584: Sutawijaya naik tahta sebagai pemimpin pertama dengan gelar Panembahan Senopati.
  • Mataram menghadapi penolakan dari wilayah Jawa Timur yang pernah berada di bawah Demak dan Pajang.

Penaklukan Wilayah

  • 1586-1587: Mataram menyerbu Madiun yang dipimpin oleh Bupati perempuan, Retno Dumilah.
  • 1590: Mataram kembali menyerang Madiun dan berhasil menundukkannya.
  • Kesuksesan ini membuka jalan untuk menaklukkan Ponorogo dan Kediri pada tahun 1691.

Kematian Panembahan Senopati

  • Panembahan Senopati meninggal tahun 1601, dimakamkan di Istana Kotagede.
  • Kepemimpinan dilanjutkan oleh Raden Mas Jolang (Prabu Hanyakrawati).

Masalah Internal

  • Prabu Hanyakrawati menghadapi pemberontakan dari Demak dan Ponorogo.
  • Pada tahun 1608, rencana militer untuk menaklukkan Surabaya dimulai.
  • 1610-1613: Serangan bergelombang dilakukan, namun Prabu Hanyakrawati meninggal saat perburuan.

Era Sultan Agung

  • Sultan Agung Hanyokrokusumo menjadi pengganti Prabu Hanyakrawati.
  • 1614: Ekspedisi militer ke Surabaya dimulai.
  • 1619: Mataram menguasai Tuban, memblokade Surabaya.
  • 1622: Penyerangan ke Sukadana untuk melemahkan Surabaya.
  • 1624: Penyerbuan ke Madura; Surabaya terisolasi.

Penyerangan ke Batavia

  • 1628: Mataram menyerang Batavia; konflik berkepanjangan dengan VOC.
  • Kegagalan serangan pertama, namun Sultan Agung mempersiapkan serangan kedua.
  • Pasukan Mataram terus mengalami kesulitan, dan banyak korban jatuh.

Kematian Sultan Agung dan Warisan

  • Sultan Agung meninggal tahun 1645 dan dimakamkan di Imogiri.
  • Ia meninggalkan Mataram sebagai pusat penyebaran Islam.
  • 1633: Dekrit tentang penggunaan kalender baru.

Penerus Sultan Agung: Sultan Amangkurat I dan II

  • Sultan Amangkurat I dianggap lemah, menimbulkan banyak pemberontakan.
  • Trunojoyo menyatakan Madura merdeka dan terjadi konflik.
  • Sultan Amangkurat I melarikan diri dan meninggal tahun 1677.
  • Sultan Amangkurat II berusaha mengatasi masalah internal dan hubungan dengan VOC.

Pemberontakan dan Perjanjian

  • Pangeran Adipati Anom menguasai istana Plered; konflik dengan VOC.
  • 1704: Amangkurat III naik tahta; Pangeran Puger bersekutu dengan VOC.
  • Perang Suksesi Jawa dimulai, banyak pemberontakan terjadi.

Perjanjian Giyanti

  • 1755: Perjanjian Giyanti membagi Kesultanan Mataram antara Surakarta dan Yogyakarta.
  • Pangeran Mangkubumi menjadi Sultan Hamengkubuwono I.
  • Mataram secara de facto berakhir dan VOC mendapatkan hak-hak di wilayah tersebut.

Kesimpulan

  • Kesultanan Mataram mengalami banyak konflik internal dan eksternal selama keberadaannya.
  • Mataram bertransformasi dari kerajaan yang kuat menjadi kesultanan yang terpecah-belah dan tergantung pada VOC.