Transcript for:
Sejarah Perkembangan Filsafat Manusia

Halo teman-teman, apa kabar kalian? Semoga kalian semua sehat dan bahagia. Tapi, mungkin ada di antara kalian yang suka bertanya-tanya tentang hal-hal yang sulit dijelaskan oleh ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat kehidupan, apa tujuan manusia, apa yang benar dan salah, dan lain-lain. Jika itu yang kalian rasakan, maka kalian mungkin tertarik untuk mempelajari filsafat. Filsafat adalah ilmu yang mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang segala sesuatu yang ada di alam semesta dengan menggunakan akal, logika, dan kritis. Filsafat adalah ilmu yang sudah ada sejak zaman kuno dan terus berkembang hingga zaman modern. Filsafat memiliki sejarah yang panjang dan menarik yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti budaya, agama, politik, dan ilmu pengetahuan. Dalam video ini, saya akan menjelaskan secara singkat dan jelas tentang sejarah perkembangan filsafat dari zaman Yunani kuno hingga zaman modern. Dengan mengetahui hal-hal ini, kalian akan dapat memahami latar belakang, aliran, tokoh, dan pemikiran filsafat dengan lebih baik. Zama Yunani kuno, altu sebelum masihi altu masihi. Ini adalah zaman kelahiran filsafat. yang ditandai oleh runtuhnya mitos-mitos dan dongeng-dongeng yang selama ini menjelaskan fenomena alam. Para filsuf Yunani kuno, seperti Thales, Pitagoras, Socrates, Plato, dan Aristoteles, mencoba mencari penjelasan rasional, logis, dan kritis tentang hakikat, asal-usul, tujuan, dan nilai dari segala sesuatu yang ada. Filsafat Yunani kuno dapat dibagi menjadi beberapa periode, yaitu Periode Prasokrates, 6-5 sebelum Masehi ini adalah periode awal filsafat yang ditandai oleh usaha para filsuf untuk mencari prinsip dasar atau elemen pokok dari alam yang disebut Arce. Beberapa contoh Arce yang diajukan adalah air, udara, api, angka, atom, DLL. Periode Socrates 5-4 sebelum masehi ini adalah periode transisi filsafat yang ditandai oleh pergeseran fokus dari alam ke manusia. Socrates, yang dianggap sebagai bapak filsafat, mengajukan metode dialog atau tanya-jawab yang disebut dialektika untuk mencari kebenaran dan kebaikan. Socrates juga mengajarkan bahwa manusia harus mengenal dirinya sendiri yang disebut genti sauton. Periode Plato Empat sebelum Masihi ini adalah periode klasik filsafat yang ditandai oleh pengembangan sistem filsafat yang komprehensif dan koheren. Plato, yang merupakan murid Socrates, mengajukan teori tentang dunia ide atau bentuk yang disebut eidos, yang merupakan sumber dari segala sesuatu yang ada di dunia nyata. Plato juga mengajukan teori tentang jiwa, keindahan, keadilan, negara, dan cinta. Periode Aristoteles, 4 sebelum Masihi ini adalah periode akhir filsafat, yang ditandai oleh usaha untuk menyempurnakan dan mengkritik sistem filsafat Plato. Aristoteles, yang merupakan murid Plato, mengajukan teori tentang substansi, kategori, sebab, perubahan, potensi, aktual, hilomorfisme, logika, etika, politik, Metafisika dan Ilmu Pengetahuan Zaman Romakidon abad pertengahan Bir'om Beshmasihi Ini adalah zaman perkembangan filsafat yang ditandai oleh pengaruh budaya Romawi dan agama Kristen. Para filsuf Romawi dan abad pertengahan seperti Cicero, Seneca, Agustinus, Anselmus, Aquinas, dan Ocam Mencoba mengadaptasi dan mengintegrasikan pemikiran filsafat Yunani kuno dengan nilai-nilai moral, hukum, dan iman. Filsafat Romawi dan abad pertengahan dapat dibagi menjadi beberapa periode, yaitu Periode Stekisme dan Epikureanisme, 1-3 Masihi ini adalah periode awal filsafat, yang ditandai oleh usaha para filsuf untuk mencari cara hidup yang bijak, bahagia, dan damai. dengan mengikuti alam dan akal. Stekisme, yang didirikan oleh Zeno, mengajarkan bahwa manusia harus hidup sesuai dengan logos atau hukum alam dan mengendalikan emosi. Epikureanisme, yang didirikan oleh Epikuros, mengajarkan bahwa manusia harus mencari kesenangan yang sejati, yaitu ketenangan jiwa dan tubuh. Periode Neoplatonisme dan Patristik 3-5 Masehi ini adalah periode transisi filsafat yang ditandai oleh usaha para filsuf untuk menyatukan filsafat Yunani kuno dengan agama Kristen. Neoplatonisme yang didirikan oleh Plotinus mengajarkan bahwa segala sesuatu berasal dari satu prinsip tertinggi yang disebut hen atau satu, yang identik dengan Tuhan. Patristik yang diwakili oleh Agustinus Mengajarkan bahwa manusia dapat mengenal Tuhan melalui iman dan akal, serta mengembangkan konsep tentang dosa, rahmat, dan trinitas. Periode Skolastik, September 15 Masihi ini adalah periode klasik filsafat yang ditandai oleh usaha para filsuf untuk menyusun dan menyistematisasi pengetahuan filsafat dan teologi dengan menggunakan metode rasional dan otoritatif. Skolastik yang diwakili oleh Anselmoos, Aquinas, dan Ocham, mengajarkan bahwa manusia dapat membuktikan keberadaan dan sifat-sifat Tuhan, serta menentukan hukum-hukum moral dan politik dengan menggunakan akal dan wahyu. Zaman Modern, Onalte Yirmi Masihi Ini adalah zaman revolusi filsafat yang ditandai oleh perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial budaya. Para filsuf modern seperti Descartes, Hume, Kant, Hegel, Marx, Nietzsche, Sartre, dan Wittgenstein mencoba mengkritik dan merombak dasar-dasar filsafat tradisional dengan mengajukan pemikiran-pemikiran yang baru, radikal, dan kontroversial. Filsafat modern dapat dibagi menjadi beberapa periode, yaitu Periode Rasionalisme dan Empirisme, 16-18 Masihi ini adalah periode awal filsafat. yang ditandai oleh usaha para filsuf untuk mencari sumber, batas, dan kriteria dari pengetahuan yang benar dengan menggunakan akal atau pengalaman. Rasionalisme, yang diwakili oleh Descartes, Spinoza, dan Leibniz, mengajarkan bahwa pengetahuan berasal dari akal yang bersifat jelas, pasti, dan universal. Empirisme, yang diwakili oleh Locke, Berkeley, dan Hume, mengajarkan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman yang bersifat konkret, relatif, dan individual. Periode Kritisisme dan Idealisme 18-19 Masihi ini adalah periode transisi filsafat yang ditandai oleh usaha para filsuf untuk menyelaraskan dan menyintesis pemikiran rasionalisme dan empirisme dengan menggunakan kritik dan sintesis. Kritisisme, yang diwakili oleh Kant, mengajarkan bahwa pengetahuan berasal dari interaksi antara akal dan pengalaman yang bersifat subjektif tetapi universal. Idealisme, yang diwakili oleh Fichte, Schelling, dan Hegel, mengajarkan bahwa pengetahuan berasal dari ide atau roh yang bersifat objektif tetapi historis. Periode Materialisme dan Eksistensialisme, 19-20 Masehi ini adalah periode akhir filsafat. yang ditandai oleh usaha para filsuf untuk menantang dan menggugat dasar-dasar filsafat idealis dengan menggunakan material dan eksistensi. Materialisme, yang diwakili oleh Marx, Engels, dan Lenin, mengajarkan bahwa segala sesuatu berasal dari materi yang bersifat dinamis, dialektis, dan historis. Materialisme juga mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang ditentukan oleh kondisi ekonomi, politik, dan budaya. Eksistensialisme yang diwakili oleh Kierkegaard, Nietzsche, Heidegger, dan Sartre mengajarkan bahwa segala sesuatu berasal dari eksistensi yang bersifat bebas, absurd, dan bertanggung jawab. Eksistensialisme juga mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk individu yang harus memilih dan menciptakan makna hidupnya sendiri. Itulah penjelasan singkat tentang periode materialisme dalam sejarah perkembangan filsafat. Jika kalian ingin mengetahui lebih lanjut tentang pemikiran-pemikiran para filsuf materialis dan eksistensialis, kalian dapat membaca beberapa karya mereka, seperti Das Kapital, Materialisme dan Empiriokritisisme, Jadi Manusia, dan Muntah. Kalian juga dapat menonton beberapa video yang membahas tentang topik seperti ini. Saya harap video ini bermanfaat bagi kalian. Jika kalian suka, silakan like, komen, dan subscribe. Jika kalian punya pertanyaan, saran, atau kritik, silakan tulis di kolom komentar. Terima kasih sudah menonton, dan sampai jumpa di video berikutnya.