Transcript for:
Rangkuman IPS: Penjelajahan dan Kolonialisme

Hai semuanya, kembali lagi di channel Portal Edukasi. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas rangkuman materi PS kelas 8, tema 3, subab pertama, yaitu tentang penjelajahan semudera, kolonialisme, dan imperialisme di Indonesia. Materi ini sudah kurikul merdeka ya. Oh iya, untuk IPS ini seperti biasa karena sangat panjang, jadi dibagi menjadi beberapa bagian ya. Yuk kita mulai. Kita mulai dengan kondisi geografis terhadap penjelajahan samudera. Kita tahu bahwa Indonesia secara geografis itu terletak di antara dua benua dan dua samudera, yaitu benua Asia dan Australia, serta samudera India dan Pasifik. Nah, kondisi tersebut menyebabkan Indonesia sangat luas, kekayaan melimpah, dan kaya akan berbagai budaya. Terutama, Indonesia itu terkenal dengan kekayaan rempah-rempah yang beraneka ragam, sehingga menjadi daya tarik bangsa-bangsa lain datang ke Indonesia. Ada beberapa faktor nih yang mendorong bangsa barat datang ke Indonesia, yaitu mencari rempah-rempah, motivasi 3G, serta revolusi industri. Motivasi 3G itu terdiri dari gold, glory, dan gospel. Gold itu mencari kekayaan, glory itu mencari kejayaan, dan gospel itu menyebarkan agama Nasrani. Selanjutnya, kedatangan bangsa barat di Indonesia. Nah, di awal bagian ini, di buku paket, itu ada infografis tentang awal mula kedatangan bangsa Barat dan disuruh mencari sendiri nih. Di sini, kita langsung bahas aja ya. Dalam pembahasan ini, kita akan mengenal tentang kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia, yaitu kedatangan bangsa Portugis di Maluku, ekspedisi bangsa Inggris, serta kedatangan bangsa Belanda di Jayakarta atau Jakarta. Kita pelajari lebih lanjut ya. Kita mulai dengan kedatangan bangsa Portugis di Maluku. Perjalanan bangsa Portugis mencari sumber rempah-rempah. Diawali dari kota Lisabon, Portugis. Pada tahun 1486, Bertolomeus Dias itu melakukan pelayaran pertama menyusuri pantai barat Afrika. Ia bermaksud melakukan pelayaran ke India, namun gagal. Portugis mencapai Malaka pada tahun 1511, dibawah pimpinan Alfonso di Alburquiqui. Ia berhasil menguasai Malaka dan Myanmar. Selanjutnya, Portugis menjalin hubungan dagang dengan Maluku. Pada tahun 1512, bangsa Portugis telah berhasil sampai di Maluku dibawah pimpinan Antonio de Abreu dan Francisco Serrao. Selanjutnya, ekspedisi bangsa Inggris. Persekutuan dagang milik Inggris diberi nama EIC. Di dalamnya, bergabung para pengusaha Inggris. Walaupun Inggris tiba di Kepulauan Nusantara, pengaruhnya tidak terlalu banyak seperti Belanda. Hal ini disebabkan Eik terdesak oleh Belanda, sehingga Inggris menyingkir ke India atau Asia Selatan dan juga Asia Timur. Selanjutnya kedatangan bangsa Belanda di Jayakarta. Seorang pelaut Belanda, Cornelis de Houtman, itu memimpin ekspedisi ke Indonesia. Pada tahun 1595, Armada de Houtman mengarungi... Ujung Selatan Afrika, selanjutnya terus menuju ke arah timur melewati Samudera Hindia. Pada tahun 1596, Armada de Houtman tiba di Pelabuhan Banten melalui Selat Sunda. Kedatangan Houtman di Indonesia kemudian disusul ekspedisi-ekspedisi lainnya. Dengan banyaknya pedagang Belanda di Indonesia, maka muncullah persaingan di antara mereka sendiri. Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat, pada tahun 1602 didirikanlah VOC atau singkatannya itu Ferenik de Oost Indische Kompani atau kebahasan indonesianya Perserikatan Maskapai Hindia Timur yang merupakan merger atau penggabungan dari beberapa perusahaan dagang Belanda Gubernur Jenderal pertama VOC itu adalah Peter But Ia menderikan pusat perdagangan VOC itu pertama kali di Ambon, Maluku Namun kemudian, pusat dagang itu dipindahkan ke Jayakarta karena VOC memandang bahwa Jawa lebih strategis sebagai laluritas perdagangan. Jayakarta oleh VOC diubah namanya menjadi Batavia. VOC itu memiliki kewenangan dan hak istimewa, yaitu melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapan sampai Selat Magelhans, termasuk Nesantara, membentuk angkatan perang sendiri, melakukan peperangan, mengadakan perjanjian dengan raja setempat, Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri. Mengangkat pegawai sendiri, serta memerintah di negeri jajahan. Nah, untuk kewandangan dan hak istimewa VOC, itu kalian coba hafalkan ya, minimal 3. Nah, VOC ini melakukan monopoli perdagangan ya. Tahu monopoli kan? Bukan mainan ya. Monopoli di sini adalah penguasaan pasar yang dilakukan oleh satu atau sedikit perusahaan. Nah, dalam melaksanakan monopoli perdagangan, VOC seringkali melakukan siasat devide et impera. Atau artinya itu siasat adu domba. Nah, pengertian dari siasat Devide et Impra itu hafalkan juga ya. Selanjutnya, kebijakan-kebijakan saat penjajahan. Selain VOC yang melakukan monopoli perdagangan, ada kebijakan lain yang dilakukan para penjajah yang menyebabkan kesengsaraan bagi bangsa Indonesia. Kerja rodi atau kerja paksa yang dilakukan Belanda itu sangat menyengsarakan Indonesia. Jalur anyer panarukan itu merupakan salah satu hasil kerja paksa pada masa pemerintahan. Gubernur Jenderal Dendlos pada tahun 1808 sampai 1811. Jalur tersebut memanjang lebih dari seribu kilometer. Dari Cilegon, Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Pati, Surabaya, Probolinggo, hingga Panurkan, Jawa Timur. Kebayang nggak tuh seribu kilometer ngebuat jalan hanya pakai alas adanya? Kejam banget ya. Kemudian ada juga istilah sistem tanam paksa. atau Kulturselsel yang dilakukan oleh Van de Boos pada tahun 1830. Praktik-praktik penekanan dan pemaksaan terhadap rakyat pada sistem tanam paksa antara lain. Nah, menurut ketentuan, tanah yang digunakan untuk tanaman wajib itu hanya 1 per 5 dari tanah yang dimiliki rakyat. Namun kenyataannya selalu lebih bahkan sampai setengah bagian dari tanah yang dimiliki rakyat. Kelebihan hasil panen dari tanaman wajib itu tidak pernah dibayarkan. Waktu untuk kerja wajib itu melebihi dari 66 hari dan tanpa imbalan yang memadai tanah yang digunakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan pajak karena hal ini menyebabkan kelaparan dan penyakit kekurangan gizi banyak kecaman yang muncul atas kebijakan tersebut terutama pada tahun 1870 bahkan dari orang Belanda sendiri antara lain Baron van Hovel Daus Becker atau bahasa Indonesia yang multatuli yang dikenalnya juga dengan El Vitalis Sehingga keluarlah Undang-Undang Agraria yang mengatur tentang prinsip-prinsip politik tanah di negeri jajahan Yang menegaskan bahwa pihak swasta dapat menjewat tanah, baik tanah pemerintah maupun tanah penduduk Selanjutnya perlawanan terhadap persekutuan dagang Nah disini di buku paket lagi-lagi kalian disuruh mencari sendiri nih, jadi langsung disajikan aja ya Ada beberapa perlawanan, antara lain perlawanan Sultan Bahabullah, perlawanan rakyat Aceh Serangan Mataram serta perlawanan Sultan Hasanuddin Kita bahas satu persatu ya Kita mulai dengan Sultan Bahabullah mengusir Portugis Konflik antara kerajaan Indonesia dan persekutuan atau kongsi dagang barat Terjadi sejak para kongsi dagang menunjukkan kecengkakannya Pada tahun 1529 terjadi perang antara Tidore dan Portugis Penyebab utamanya adalah Portugis menghalang-halangi perdagangan bandak dengan Tidore. Dalam perang tersebut, Portugis berhasil mengadu domba kerajaan Ternate dan Tidore. Portugis mendapatkan dukungan dari Ternate dan Bacan. Akhirnya, Portugis mendapat kemenangan. Pada tahun 1570, bertempat di Benteng Sao Paulo, terjadi perundingan antara Sultan dan Portugis. Namun, pada saat perundingan berlangsung, tanpa disangka-sangka tiba-tiba Portugis menangkap Sultan Hairun dan pada saat itu juga membunuhnya. Kelicikan dan kejahatan Portugis tersebut menimbulkan kemarahan rakyat Maluku. Sultan Baabullah, yaitu putra dari Sultan Hairun, dengan gagah melanjutkan perjuangan ayahandanya dengan memimpin perlawanan. Pada saat bersamaan, Ternate dan Tidore bersatu melancar serangan terhadap Portugis. Akhirnya, pada tahun 1575, Portugis berhasil diusir dari Ternate. Selanjutnya, perlawanan Aceh. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, armada Aceh telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Pada tahun 1629, Aceh mencoba menaklukkan Portugis, tetapi penyerangan yang dilakukan Aceh ini belum berhasil mendapat kemenangan. Meskipun demikian, Aceh masih tetap berdiri sebagai kerajaan yang merdeka. Selanjutnya, ketangguhan ayam jantan dari timur. Sultan Hasanuddin adalah Raja Goa di Selawati Selatan. Sultan Hasaduddin itu memiliki gelar, yaitu ayam jantan dari timur. Suatu ketika, Kerajaan Goa dan Bone itu berselisih paham. Hal ini dimanfaatkan VOC dengan mengunduh domba kedua kerajaan tersebut. Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667. Isi dari Perjanjian Bongaya itu sebagai berikut. Belanda memperoleh monopoli dagang rempah-rempah di Makassar. Belanda menderikan benteng pertahanan di Makassar. Makassar harus melepaskan daerah kekuasaannya berupa daerah di luar Makassar. Adu Palaka diakui sebagai Raja Bone. Selanjutnya, serangan Mataram terhadap VOC. Perselisian antara Mataram dan Belanda terjadi karena nafsu monopoli Belanda. Pada tanggal 8 November 1618, Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieter Zoon Choen, itu memerintahkan Van der Marche menyerang Jepara. Persiwa tersebut... memperuncing perselisihan antara Mataram dan Belanda. Raja Mataram, Sultan Agung, segera mempersiapkan penyerangan terhadap kedudukan VOC di Batavia. Serangan pertama dilakukan pada tahun 1628. Pasukan Mataram dipimpin Tumenggung Baurekso, itu yang tiba di Batavia tanggal 22 Agustus 1628. Selanjutnya, menyusul pasukan Tumenggung Sura Agulagul dan kedua bersaudara. Yaitu Kiai Dipati Mandorejo dan Upasanta Serangan pertama yang dilakukan oleh Mataram gagal Sehingga terpaksa pasukan ditarik kembali ke Mataram Pada tanggal 3 Desember 1628 Mataram segera mempersiapkan serangan kedua Dengan pimpinan Kiai Adipati Jumina, KA Puger dan KA Purbaya Serangan dimulai pada tanggal 1 Agustus dan berakhir 1 Oktober 1629 Namun serangan yang dua ini pun tetap gagal Selanjutnya, kita mulai bahas keperlawanan terhadap pemerintah India-Belanda. Dalam materi ini, kita akan membahas tiga perlawanan, yaitu Perang Padri di Sumatera Barat, Perang Aceh, dan Perang di Penogoro. Kita bahas ya. Kita mulai dengan Perang Padri di Sumatera Barat. Perlawanan kaum Padri itu dengan sasaran utama Belanda meletus tahun 1821. Kaum Padri itu dipimpin oleh Tuhanku Imam Bonjo, Tuhanku Nancerdik. Tuanku Tambusai dan Tuanku Nanalahan. Perlawanan kompadri berhasil membuat Belanda terpojok. Pada saat bersamaan, Belanda sedang menghadapi perlawanan pangeran di Penogoro. Belanda pun mengajak kompadri berdamai yang diwujudkan di Bonjol, tanggal 15 November 1825. Kemudian Belanda hanya fokus terhadap perlawanan pangeran di Penogoro. Setelah menang melawan pangeran di Penogoro, Belanda kembali menyerang kompadri. Belanda menerapkan sistem pertahanan benteng Stelsel, benteng Fort de Kock itu di Bukit Tinggi, dan benteng Fort van der Kaplan itu merupakan dua benteng pertahanannya. Dengan siasat tersebut, Belanda akhirnya menang, yang ditandai dengan jatuhnya benteng pertahanan terakhir Padri di Bonjol tahun 1837. Tuan Ku Imam Bonjol ditangkap, kemudian diasingkan ke Priangan, kemudian ke Ambon, dan terakhir di Manado hingga wafat tahun 1864. Selanjutnya Perang Aceh. Traktor London tahun 1871 menyebut Belanda menyerahkan Sri Lanka kepada Inggris dan Belanda mendapat hak atas Aceh. Belanda membakar Masjid Bayutur Rahman yang menjadi benteng pertahanan Aceh pada 5 April 1873. Semangat jihad menggerakkan perlawanan rakyat Aceh. Belanda sama sekali tidak mampu menghadapi secara fisik perlawanan rakyat Aceh. Belanda mengutus Dr. Snoek Hoek Rondje. Yang memakai nama samaran Abdul Ghofar, ia dimintai masukan atau rekomendasi tentang cara-cara mengalahkan rakyat Aceh. Menurut Hurgonji, taktik yang paling mujarab adalah mengadu domba antara golongan ule balang, yaitu bangsawan, dengan kaum ulama. Belanda memberikan tawaran kedudukan kepada para ule balang apabila kaum ulama dapat dikalahkan. Sejak tahun 1898, kedudukan Aceh semakin terdesak. Belanda mengumumkan berakhirnya Perang Aceh pada tahun 1904. Namun di kemikian, perlawanan sepeoradis rakyat Aceh masih berlangsung hingga tahun 1930-an. Selanjutnya, Perang Dipenogoro. Perang Dipenogoro merupakan salah satu perang besar yang dihadapi Belanda. Pajak-pajak yang diterapkan pemerintahan Hindia Belanda dan kebijakan ekonomi lainnya menjadi sumber penderitaan rakyat yang ikut juga melatar belakangi Perang Dipenogoro. Salah satu bukti campur tangan politik Belanda adalah dalam urusan politik Kerajaan Yogyakarta yang terjadi ketika pada tahun 1822 ketika Hameng Kubwono keempat itu wafat. Berbagai kegelisahan dan penderitaan yang lama berlangsung dipicu oleh berbagai peristiwa yang membuat rakyat malah. Pada tanggal 20 Juli 1825, Tegal Rejo yang menjadi basis pengikut di Penogoro direbut dan dibakar Belanda. Perang Jawa dikumandangkan untuk mengusir Belanda. Perlawanan tersebut menular sampai Jawa Tengah dan Jawa Timur. Belanda menerapkan siasat benteng sel-sel. Dengan sistem ini, Belanda mampu memecah belah jumlah pasukan musuh. Belanda berhasil menangkap Kiai Maja dan Pangeran Mangkubumi. Belanda kemudian juga berhasil menyakikan Paling Panglima Sentot Prawirio Dirjo untuk membuat perjanjian perdamaian. Pada bulan Maret 1830, Dipenegoro bersedia mengadakan perundingan dengan Belanda di Manggelang, Jawa Tengah. Perundingan tersebut hanya sebagai jalan tipu muslihat, karena ternyata Dipenegoro ditangkap. dan diasingkan ke Manado, kemudian ke Makassar hingga wafat tahun 1855. Setelah berakhirnya Perang Jawa, tidak ada lagi perlawanan yang besar di Jawa. Selanjutnya, kita masuk ke masa pendudukan Jepang. Awal mula tujuan Jepang menguasai Indonesia adalah untuk kepentingan ekonomi dan politik. Pada tanggal 18 Desember 1941, Jepang melakukan penyerangan terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbor. Pada tanggal 11 Januari 1942, Jepang mendaatkan pasukannya di Tarakan, Kalimantan Timur. Jepang menduduki kota Minyak Balikpapan pada tanggal 24 Januari. Jepang berhasil menguasai Palembang pada tanggal 16 Februari 1942. Pulau Jawa berhasil dikuasai Jepang pada tanggal 5 Maret 1942. Setelah melakukan berbagai pertempuran, Belanda akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942. di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Surat perjanjian serah terima kedua belah pihak, ditandatangani oleh Lieutenant General Terporten, dan diserahkan kepada Lieutenant General Imamura. Sejak saat itu, seluruh Indonesia berada di bawah kekuasaan Jepang. Jepang melakukan propaganda dengan sembol yang 3A, yaitu Jepang Pemimpin Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Cahaya Asia. Ada beberapa kebijakan pada masa pendudukan Jepang, yaitu membentuk organisasi sosial seperti Pusat Tenaga Rakyat pada tanggal 1 Maret 1943. Ada juga Jawa Hokokai pada tahun 1944. Kemudian membentuk organisasi militer seperti Senen dan Fujinkai, Keibodan, Heiho, dan PETA. Ada juga Romusha dan eksploitasi kekayaan alam. Selanjutnya, perubahan masyarakat akibat penjajahan bangsa barat dan pendudukan Jepang. Secara umum, kita bisa membagi dua sesuai judul ya perubahan masyarakat akibat penjajahan. Yang pertama karena penjajahan bangsa barat, yang kedua karena pendudukan Jepang. Secara garis besar, perubahan pada masa penjajahan bangsa barat yaitu perluasan penggunaan lahan, persebaran penduduk dan urbanisasi, pengenalan tanaman baru, penemuan tambang-tambang, transportasi dan komunikasi, Perkembangan kegiatan ekonomi, mengenal uang, perubahan dalam pendidikan dengan munculnya banyak sekolah dan universitas, perubahan dalam aspek politik, perubahan dalam aspek budaya, itu kalau itu sudah jelas ya, mulai dari bahasa, pakaian, bangunan, hingga agama. Kemudian pada masa pendudukan Jepang, perubahannya yaitu perubahan dalam aspek geografi, ekonomi, pendidikan, politik, dan budaya. Dalam aspek geografis, Jepang kala itu berambisi untuk memenangkan Perang Dunia Kedua. Hal ini membuat Jepang menjadikan Indonesia sebagai salah satu basisnya dalam menghadapi tentara sekutu. Indonesia memiliki tanaman jarak untuk dikembangkan sebagai bahan produksi minyak yang dibutuhkan sebagai mesin perang. Selain itu, banyak rakyat Indonesia membantu pasukan Jepang di beberapa negara Asia Tenggara untuk membantu Perang Jepang. Sedangkan dalam aspek ekonomi, Indonesia mengalami kemunduran karena beberapa hal, seperti... Terputusnya hubungan perdagangan internasional, pembatasan ekspor, wajib setor padi, serta tingginya pajak. Kemudian dalam aspek pendidikan, Indonesia mengalami kemunduran juga. Sebagai contohnya, gedung sekolah dasar menurun dari 21.500 menjadi 13.500. Gedung sekolah lanjutan menurun dari 8.050 cuma menjadi 20. Kegiatan perguruan tinggi pun macet. Bahasa Jepang menjadi bahasa utama. Sedangkan bahasa Indonesia hanya bahasa pengantar Doktrin Nippon Seishin juga dikenalkan mulai dari SD Dalam aspek politik, Indonesia mengalami kemuduran juga Jepang melarang dan membebarkan semua organisasi pergerakan politik yang pernah ada di masa kolonial Belanda. Kempetai selalu mematah-matahi gerak-gerik organisasi pergerakan nasional. Dalam asik budaya, Jepang berusaha menjepangkan Indonesia. Ajaran sintoisme diajarkan pada masyarakat Indonesia. Kebiasaan menghormat matahari dan menyanyikan lagu Kimigayo merupakan salah satu pengaruh pada masa pendudukan Jepang. Nah ya mungkin cukup sekian. Terima kasih telah menyimak video pembelajaran ini gak selesai. Semoga bermanfaat kita semua. Jangan lupa like, komen, dan subscribe.