Transcript for:
Persiapan Menyambut Bulan Ramadan

Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirrabbilalamin Nahmaduhu Wanaista'ainuhu Wanaista'akfiruhu wa na'udhu billahi min shururi anfusina wa min sayyi'ati a'malina man yahdihi allahu fala maudhillahu wa man yudlil fala hadiyana nashadu an la ilaha illallah wahdahu la sharika la wa anna muhammadan abduhu wa rasuluhu la nabiya ba'da Ya iya aladzina amanu taqullaha haqqatu qatih wa latamutuna ila wa antu muslimun Ya iya alnasu taqullaha rabbakumul ladhi khalaqukum min nafsin wahidah wa khalaqum min ha zawjahah wa batha min huma rijalan kathiran wa nisa'ah wa taqullaha aladhi tasa'aduna bihi wal arham inna allaha kana alaikum rakibah Ya ayuhaladzina amanu taqullaha waqulu khawlan sadidah yusrih lakum a'malakum wa yakfir lakum dhunubakum wa man yuti'illaha wa rasuluhu faqadu fa'zahu fawzan aziman Hadirin ya Allah muliakan tidak ada kata yang layak untuk kita ucapkan pada kesempatan kali ini kecuali kata syukur kita kepada Allah Atas nikmat yang Allah berikan kepada kita, khususnya nikmat waktu, nikmat kesempatan, nikmat akses, nikmat hidayah, nikmat taufik, sehingga hati ini bisa mengingat Allah Ta'ala walaupun dengan segala kekurangan dan kebodohannya. Sehingga kaki ini bisa melangkah ke salah satu rumahnya walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Tubuh ini bisa diajak untuk bersimpuh, untuk ruku, untuk sujud. untuk mempelajari ayat-ayat Allah Ta'baraka wa Ta'ala untuk duduk dalam rangka menambah iman sebagaimana perkataan para ulama kita ta'ala nu'minu sa'atan marilah sejenak kita tambah iman kita semua itu adalah nikmat dari Allah SWT yang sangat mahal Dan khususnya di hari-hari menjelang Ramadan, karena hadirnya kita di Majelis Ilmu dengan segala keutamaan dan pahalanya itu secara otomatis persiapan menuju Ramadan. Karena sebagaimana yang telah kita bahas pada pertemuan yang lalu bahwa Iman di dalam hati kita harus kita persiapkan menuju Ramadan, menjelang Ramadan. Dan persiapan yang terbaik adalah persiapan hati, hati yang bertauhid kepada Allah, hati yang beriman kepada Allah, hati yang kembali kepada Allah Ta'ala, karena seluruh amalan di bulan Ramadan, Itu motor penggeraknya adalah hati Iza soluhat soluhal jasadu kullu wa iza fasadat fasadal jasadu kullu ala wahil qalbu Kita gak akan bisa berpuasa dengan baik solat raweh dengan khusyuk Kalau hati kita bermasalah ketika berada di bulan Ramadhan Dan iman di dalam hati kita bertambah dengan ketaatan Sebagaimana iman di dalam hati kita akan berkurang dengan kemaksiatan Dan itulah keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah Maka dengan hadiran kita di majlis yang semoga Allah berkahi ini adalah Booster keimanan Di samping syarab akan pahala, di waktu yang sama adalah booster keimanan untuk memasuki Ramadan. Oleh karena itu hadirin ya Allah muliakan marilah kita syukuri hal tersebut. Sebagaimana jangan lupa minta pertolongan kepada Allah. Makanya Nabi SAW mengajarkan, Hanya kepada engkau kami meminta Iyaka na'budu wa iyaka nasta'in Mintalah ilmu yang bermanfaat Salah satu guru menyampaikan bahwa Seringkali bukan karena pelajarannya yang susah Tapi kurangnya kita meminta pertolongan kepada Allah SWT Dan kalau kita evaluasi, seringkali kita lebih serius ketika meminta dunia daripada meminta ilmu nafi, ilmu yang bermanfaat. Seringkali kita lebih fokus, lebih all out ketika meminta dunia. dibanding meminta taufik untuk bisa beramal soleh maka tidak heran kita sering gagal dan kita sering kesulitan untuk belajar dan beramal karena begitulah kadar permintaan kita dihadapan Allah SWT Alikernah itu Nabi S.A.W. mengingatkan kita dengan khutbah hajatnya Nahmaduhu wa nasta'inuhu Kami menguji engkau dan kami meminta pertolongan kepada engkau Lalu Nabi S.A.W. mencontohkan wa nasta'kfiruhu Dan kami beristighfar kepada engkau Karena penghalang antara kita dengan ilmu nafi, ilmu yang bermanfaat adalah dosa, adilin sekalian. Dosa itulah yang membangun kabut tebal di dalam hati kita dan noda-noda hitam yang membuat kita susah khusyuk ketika belajar, yang membuat... Apa yang kita dengar itu tidak masuk ke dalam hati Ketika usut punya usut lagi-lagi masalahnya adalah dosa Makanya di awal majlis Nabi SAW beristighfar kepada Allah SWT Nakhmaduhu, wanas ta'inuhu, wanas takfiruh Lalu kita meminta perlindungan dari diri kita wa na'udzubillahimin syururi anfusina wa min sayyiatia amalina ya Allah lindungilah kami dari keburukan diri kami dan efek dari dosa-dosa kami banyak di antara kita tuh hadirin seringkali khawatir akan gangguan pihak lain Padahal pihak yang paling besar potensinya menghancurkan diri kita adalah diri kita sendiri Oleh karena itu, sekali lagi Nabi mendiri kita untuk membaca وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنفُسِنَا وَمِنْ سَيْئَاتِ عَمَلِنَا Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari keburukan diri kami dan efek dari dosa-dosa kami rahimallahu mura'an a'rafa qadru nafsih semoga Allah merahmati orang yang tahu kapasitas dirinya Allah juga berfirman balil insanu ala nafsihi basirah dan manusia itu tahu tentang dirinya sendiri walau alqama azirah walaupun Dia seringkali memberikan justifikasi, memberikan alasan, memberikan disclaimer, memberikan pembelaan, pembenaran, tapi kalau dia mau jujur, balil insanu ala nafsihi basir. Baru siap tahu tentang kondisi dirinya. Maka kita minta pertolongan dan pelindungan kepada Allah, semoga... Kita tidak hancur karena bundar-bundar kita. Dan itu yang dikatakan oleh para ulama, lalu lam yakun a'udin minallahi lilqata' ijini a'lihi ijtihaduhu. Kalau bukan karena per seorang, dirinya adalah dirinya sendiri. Yang pertama hancurkan dirinya adalah Bukankah Allah berfirman In ahsantum ahsantum li'anfusikum Wa in asa'tum falaha Wabila Anda berbuat baik, maka itu untuk diri Anda Dan kalau Anda berbuat buruk, maka Anda Tum li'anfusikum Wa in asa'tum falaha Kalau kita datang ke kajian, itu buat diri kita Kita resapi kajiannya itu buat diri kita Kalau kita amalkan firman-firman Allah SWT itu untuk diri kita Wa inna sa'atun falaha dan keburuk kita akan hafal Oleh karena itu semoga Allah melindungi kita dari Aminirrahmanirrahim Sebagaimana hadirin sekalian Marilah kita berusaha bertakwa kepada Allah SWT dengan takwa Dan marilah kita bertakwa Berusaha berbicara yang benar dan berbicara yang jujur Ittaqullah wa quluqaulansadidah Bicaralah dengan kalian Allah akan perbaiki urusan kalian Allah yang janji hadirin Allah akan perbaiki urusan kita Kalau kita evaluasi diri Seringkali masalah kita itu gak selesai-selesai Karena kita mengandalkan diri kita Kita mengandalkan, oh punya pengalaman lo tenang aja. Untuk ngerjain ini udah 25 tahun. Lo denger kata gue. Iya, pengalaman penting. Tapi, bukankah manusia tempatnya salah, tempatnya terkeliruan. Brunder-brunder besar itu dilakukan oleh Nubi kita butuh pertolongan dari Allah kita butuh islah dari Allah SWT perbaikan dari Allah SWT Dan itu bisa didapat dengan cara berusaha berpakwas sama bukita dan ucapkanlah kalimat yang jujur. Semoga Allah memberikan toh. Adilin Allah, ya Allah muliakan. Sebagaimana kita meminta ilmu nafi dan meminta perlindungan dari ilmu yang tidak bermanfaat. Allahumma inna nas'aduka ilmu nafian wa na'udhu bikamin ilmin layanfa' Ya Allah berikanlah kami ilmu yang bermanfaat dan lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat. Allahumma alimna layanfa'una Ya Allah ajarkan kami ilmu yang bermanfaat bagi diri kami. Wanfaat Nabi Ma'alam Tana dan berikanlah manfaat dari apa yang kau ajarkan kepada kami. Hadirin yang lo muliakan untuk kesekian kalinya kita masih meliburkan kajian Tadkirat Husami dan tidak lain tidak bukan karena Persiapan menuju Ramadan tamu yang sangat istimewa. Karena kita harus melakukan dalam tanda kutip persiapan terakhir. Karena jarak antara kita dengan tamu ini sangat-sangat dekat. Berapa minggu lagi hadirin? Ya tiga nih Pak Ustaz. Bukan tiga, lima gitu. Lima hari kurang lebih. Kapan sih hadirin? Kemungkinan kapan? Itu bukan kemungkinan, itu kepastian. Satu Ramadan. Satu Ramadan itu kepastian, bukan kemungkinan. Makanya, ya Allah, kita kan berteman udah lama. Makanya pertanyaan saya, kemungkinannya kapan? Karena saya tahu kualitas antum bagaimana Iya Gak ada rawat sebelum pandemi Gak ada disini Alhamdulillah kalau kasih taufik Karena gak terjebak antum Kemungkinannya kapan Sampai suatu Ramadan Rukyatul Hilal Tahun 29 Rambu kurang lebih Iya, kalau nggak Kamis, Jumat. Sebagaimana kita menunggu keputusan pemerintah. Jadi, Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, lima hari kurang lebih, atau enam hari. Nggak ada waktu lagi hari ini sekalian, kita sudah harus... Kota orang event itu harus JR katanya. Jadi udah nggak ada waktu lagi. Lima hari sangat-sangat mepet, sangat singkat. Sedangkan yang harus dipersiapkan itu banyak. Yang harus dipersiapkan itu enggak mudah. Dan terbukti di Ramadan-Ramadan yang lalu. Siapa diantara kita Ramadan yang lalu itu seluruh targetnya terpenuhi gitu? Semuanya. Kalau gagal ya 90% dari target lah. Ada. Padahal pintu surga sudah dibuka, pintu neraka ditutup rapat-rapat. O sufi dati syayatin dan syaton-syaton dibelenggu oleh Allah. Ternyata dari pengalaman kita, bukan pengalaman orang ini loh. Bukan kata si A, bukan testimoni si B, bukan kata si C, kita yang udah ngalamin. Benar kan hadirin? Siapa? Yang Ramadan pertama siapa? Makan ini Ini kan expert semua nih kan Pengalamannya Panjang dengan Ramadan Berapa kan dari kita yang berhasil? Oke bagi yang berhasil, yang sholat perawenya setiap malam, yang khatam Al-Quran di Ramadan yang lalu, pertanyaan berikutnya Dari 30 minggu lalu, tahun lalu berapa malam sih? 30 ya? Masih ingat gak? Hah? Berapa malam? Hah? Berapa malam? Kalau Mas Loh udah 9 ya? Lupa ini Tahun lalu puasa gak? Pertanyaan aja Berapa lama kita tahun lalu itu? Siapa yang 28 tadi? 28 berarti kurang 1 umpung masih 5 hari cuma dikodok 29 oke kita kita rawih 29 hari oke, berapa malam yang khusyuk? berapa malam yang khusyuk? oke, di 10 malam terakhir kita cari letuk kodar Berapa malam yang maksimal? Mungkin ketiduran tuh, sepuluh malam terakhir. Adil ini agak mudah, benar-benar serius. Apalagi kita kembali ke kaedah yang dulu banget kita udah sampaikan. Katratul misas tumitul iksas. Seringnya berinteraksi itu bisa. bisa menghilangkan sensitivitas, menghilangkan emosi, menghilangkan atmosphere, menghilangkan spirit dan semua hanya sekedar rutinitas, bukanlah katerotel misas. Dan itu yang terjadi di sebagian kita. Walaupun hingar-bingar Ramadan lima hari lagi atau Ramadan kemarin enam hari lagi, biasa aja. Kenapa? Tahun lalu juga ngalamin Pak Ustadz. Dua tahun lalu juga ngalamin Pak Ustadz. Kita bedakan dengan orang yang masuk Islam bulan lalu dan tahun ini insya Allah Ramadan pertama dia. Oh itu, lalu. Mungkin udah WA kita, bro godeg dekat nih bro gitu Oh exciting banget nih Karena Ramadan pertama Dan bandingkan kalau kita dapat WA dari teman kita yang Satu madrasah dengan kita, satu TPA dengan kita Usianya sama dengan kita, 32 tahun misalnya Terus dia bilang, godeg dekat nih gitu loh Mungkin kita akan bingung gitu Dan kita suruh cek jantungnya orang Coba lo cek deh, mungkin jantung lo gak normal Enggak gue tentang Ramadan Ah lo bisa aja lo Bajak soalim deh Kenapa? Karena orang terbiasa Setiap tahun ketemu Ramadan Setiap tahun ketemu Ramadan Ini, ini bahaya Tahunan Ada yang sekali Dan itu memang sudah kita sampaikan, terus kita ingatkan lagi, harus kita ingatkan lagi. Hadirin ini, ini spesial, serius spesial. Kalau gak spesial, gak mungkin para ulama gak fokus. Kalau gak spesial, gak mungkin nama besar seperti Imam Syafi'i itu menghantam Panaul Quran dua kali sehari, 60 kali dalam sebulan, di Ramadan, kurang lebih. Hadirin, cuma kita yang banyak dosa, hadirin sekali ya. Gak jelas nih kita dosa udah berapa tahun. Dan kita yakin dengan konsep wa'abbi is-sayyi atal hasanatan huha Nabi kita selalu bersabda dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya perbuatan baik itu akan menghapus perbuatan buruk tersebut Itu kan konsep yang diajarkan Nabi kita alaihi salatu wassalam Dan itu pun konsep yang Allah firmankan dalam surat Hud ayat 114 Wa aqimis salah Dan tegakan salah Tarufil nahar Wazulafan minal layl Lalu apa kata Allah SWT Innal hasanati yudhibna sayyiat Dan kebaikan-kebaikan itu menghapus keburukan-keburukan. Fungsi kebaikan itu menghapus keburukan, hadirin. Fungsi amal soleh itu menghapus keburukan dan dosa. Itu salah satu mukafirat dunub. Mukafirat dunub itu menghapus dosa-dosa. Dan bagi kita yang banyak dosa, khususnya yang berbicara, bukankah Ramadan adalah solusi? Karena kedatangan tamu ini adalah kedatangan satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Seribu bulan. Ya kalau dihitung satu dalam tahun, berapa tahun nantinya? 80? 3 bulan, sekian bulan. 83 tahun, sekian bulan. Ini kan kabar gembira bagi orang yang seperti kita yang punya dosa 20 tahun, punya dosa 30 tahun, punya dosa 30... 35 tahun, yang punya dosa 40 tahun, yang punya dosa 45 tahun, bahkan yang punya dosa 50 tahun, yang punya dosa bahkan 55 tahun, bahkan kalau diantara kita yang punya dosa 60 tahun, 60 tahun berantakan deh hidupnya. Tapi gak syirik gitu, hidupnya berat. Yang punya dosa 65 tahun. Yang punya dosa 70 tahun. Yang punya dosa 75 tahun. Bahkan yang usia 80 tahun isinya mayoritas dosa itu. Lalu Allah berfirman, Laylatul Qadar, lebih baik daripada seribu bulan. Wih, itu luar biasa, Jawa. Solusi. Ini bukan sekedar tahu hadir saya, ini harapan. Kedatangan Ramadan itu bagi orang-orang beriman, itu bukan tentang tahu, itu harapan. Dan bagi orang yang punya pengalaman hidup, semua sepakat. Salah satu unsur terpenting dalam hidup, harapan. Itu yang membuat orang bunuh diri. Bukan karena gak punya duit. Atau tanya deh yang udah mengalaukan bunuh diri. Kalau bisa. Atau yang mau mencoba, atau baca kasus-kasusnya. Emang karena dia gak punya duit? Bukan. Apakah karena dia gak punya keluarga? Banyaknya mereka punya keluarga. Apakah karena mereka gak punya kecerdasan, banyak mereka jenius, terus kenapa mereka bunuh diri? Mereka kehilangan harapan, hadirin. Harapan itu mahal, hadirin. Harapan itu yang membuat orang itu bangkit di saldonya nol, dan dompetnya nol. Dan kehilangan harapan itu yang bisa membuat orang walaupun di saldonya ada 3 miliar atau 4 miliar diputuskan dibunuh diri. Dan Ramadan hadir membawa harapan. Hanya orang-orang yang gak tahu kehidupan, yang gak memahami konsep ini. Harapan itu penting. Makanya kan Rasulullah senang sekali dan memberikan sambutan dan para sahabat, para ulama klasik sampai hari ini itu senang. Kenapa? Ini harapan. Bagaimana bukan harapan ketika Nabi S.A.W. mengatakan Man shoma ramadhan wa imanan wa ihtisaban Gufira la'umat takut dan memindam li'barang Siapa yang berpuasa ramadhan Karena iman dan ihtisab Maka Allah akan ampuni dosa-dosa yang terlalu Apa maksud mengampuni dosa-dosa yang terlalu? Harapan hadirin Kita yang berdosa, kita yang kotor Kita yang banyak maksiat Kita pernah durhaka sama orang tua. Kita makan uang haram. Karena haram, Pak. Waman koma ramadana imanan waqtisaban gufiru lakumata kodama min zambih Barang siapa yang kiamu leil, terawih, karena iman dan ikhtisab. Allah akan ampuni dosa-dosa yang telah lalu. Apa itu? Kenapa antum hijrah aja? Kenapa antum berubah? Kalau kehidupan hadirin sekarang sebelumnya menawarkan harapan yang sama, gak pengen berubah. Hanya kebodohan. Karena itu yang kita cari. Harapan bahagia di dunia dan di akhirat. Kita cari harapan bagaimana bahagia di alam barzakh. Itu yang gak ditawarkan bidang kita sebelumnya. Itu yang tidak ditawarkan dunia kita sebelumnya. Kita mencari harapan ketika kita dibangkitkan oleh Allah SWT. Di saat setiap manusia dibangkitkan dalam kondisi telanjang bulan, tanpa khitan, tanpa memakai alas kaki, di saat matahari satu mil di atasnya, dan tidak bobek hal sama sekali. Di saat manusia berhadapan dengan ropnya bila turjuman, tanpa penerjemah. Di saat dia akan ditanya oleh Allah SWT La yazul qadama abdin Yawmal qiyamahata yus'al an arba Tidak akan beranjak kedua kaki seorang hamba Sampai dia ditanya tentang empat perkala Wa an umrihi fima afnah Ditanya tentang umurnya, bagaimana dihabiskan Jadi ditanya tentang umurnya wa'ansyababihi fima ablah dia akan ditanya tentang masa mudanya bagaimana dia habiskan masa muda Wow, masa muda dikulitin hadirin, ditelanjangin kita masa muda Kenapa Anda ke sana? Itu jam 11 malam waktu weekend Anda kemana itu? Dengan siapa Anda waktu itu? Apa yang Anda minum? Apa yang Anda hisap? Apa yang Anda suntikan ke tubuh Anda? Anda buka kamar sama siapa waktu itu? Disebutkan dengan si A, apa yang Anda lakukan? Dengan si B, apa yang Anda lakukan? Dengan si C, dengan si B, apa yang Anda lakukan? Dan tidak ada yang membantu kita. Di saat orang itu menghindar dari saudaranya Menghindar dari ayah dan ibunya Gak mau Ayah dan ibu yang selama ini kita datangi setiap weekend, kita berikan hadiah, kita telepon, kita WA Ketika jurnal check up kita antar, ketika gak bisa berjalan kita dorong pakai kursi roda Wa ummihi wa abid menghindar dari orang tuanya. Dan sebaliknya, seseorang akan menghindar dari pasangannya dan anaknya. Orang itu juga akan ngotak. Setiap orang akan berpikir tentang dirinya. Kata Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam, nafsi-nafsi, diri saya, diri saya. Bahkan Allah berfirman Al-akhila yawma idhin ba'dhum li ba'din adu ilal muttaqin Dan para kekasih, para pencinta, para sahabat, para teman-teman karib pada hari kiamat akan menjadi musuh satu dengan lain Kecuali orang-orang yang bertakwa Maka kita butuh harapan Itu yang membuat kita duduk di sini hari ini. Kita butuh harapan, hadirin. Kita butuh harapan. Karena kita akan ditanya di hadapan Allah. Dan itulah fungsinya mengapa kita harus sedang dengan Ramadan. Umar bin Abdul Aziz di akhir-akhir menjelang beliau wafat, beliau mengatakan innakum lam tukhlaku abatha wa lam tutraku sudah wa innalakum a'adan yanzilullahu fiilil fasli bayna ibadih Ketahuilah kalian tidak diciptakan begitu saja dan tidak akan dibiarkan begitu saja dan nanti kalian akan dikembalikan kepada Allah dan Allah akan turun untuk menyidang kalian semua hadirin untuk menyidang kalian semua Umar bin Abdul Aziz s.a.w. memberikan pesan di akhir-akhir hayat beliau kepada kita memberikan pesan surat al-mu'minun ayat 115-116 afahasibutum anna wa khalaqnakum abatha wa annakum ilayna la turja'un apakah kalian berpikir? bahwa kami menciptakan kalian begitu saja dan kalian tidak dikembalikan kepada kami kalian berpikir, kalian bebas hidup di dunia begitu saja Pergi ke sana, pergi ke sini, nyoba sana, nyoba sini, main sama sana, main sama sini, bebas ke sana, bebas ke sini, check-in sana, check-in sini, makan A, makan B, minum A, minum B, lalu Anda tidak dikembalikan kepada kami. Kalian berpikir demikian? Wah keliru kalian. Fata'alallahu'l-malikul haqq, la ilaha illa hu. Maka maha tinggi Allah Raja yang maha benar Kata Ibn Kathir Maha tinggi Allah Kalau pemikiran anda sedang kali itu Gak mungkin Allah biarkan Artinya, kata para ulama, kalau kita diciptakan, hanya dibebaskan begitu saja, suka-suka, disilakan maksiat. Dan kalian tidak ditanya di hari kiamat, itu berarti Anda merendahkan orang serendah-rendahnya. Fata'ala Allah. Wah, wahatihi Allah. Tidak mungkinlah. Tidak ada cerita seperti itu. Itu sama saja melecehkan Allah, itu sama saja merendahkan Allah. Jadi kata Umar bin Abdul Aziz, Anda akan ditanya di hadapan Allah. Dibongkar hadirnya. Anda akan ditanya tentang umurnya, umur Anda. Umur hadirnya, umur. Apa arti umur? Waktu. Bagaimana Anda habiskan? Tahun demi tahun, bulan demi bulan, minggu demi minggu, hari demi hari, jam demi jam, menit demi menit, detik demi detik. Orang umum itu di BAP oleh polisi itu keringat dingin. BAP itu jam ditanyain. Kita hanya ditanya di jam kejadian, ada di mana pada saat jam kejadian? Itu peningnya minta ampun. Dan mungkin ada di antara kita yang sudah pernah ngalamin itu. Wuh setengah mati hadirin, deg-degan, keringetan. Yang biasa ngejok, yang biasa ngelucok, bungkam, mingkem. Padahal mungkin bukan yang bersalah juga. Lalu bagaimana kalau pertanyaannya 7 ke 24 jam Anda ngapain aja pekan ini? Oke hari Senin, pagi Anda ngapain? Duha Anda ngapain? Jam 10, jam 11 Anda ngapain? Jam 12 Anda ngapain? Jam 1, jam 2 Anda ngapain? Jam 2 lewat 15 Anda ngapain? Jam 2.30 Anda ngapain? Siapa bisa jawab adik? Maka Bukan-bukan kata Nabi S.A.W. Kalau kalian punya ilmu sebagaimana yang saya punya, Anda akan sedikit tertawa dan akan banyak nangis. Itu kata Nabi S.A.W. Kalau ilmu Anda sama kayak saya, Anda tidak akan segembira ini. Itu Nabi bicara dengan siapa pertama kali? Dengan hadirin, dengan saya. Nabi Sosan pertama kali bicara hal ini dengan para sahabat. Lebakai tungkatiro. Anda kan banyak menangis kata Nabi Sosan. Ini kau. Kita jawab, kita yang usia 30 tahun, gimana jawabnya coba? Kita yang 30 tahun gak jelas kemana? Kita yang 40 tahun gak jelas kemana? Kita yang mungkin 50 tahun gak jelas kemana? Gimana cara gak jawab? Oke ketika kita sudah putuskan, untuk berubah, bertobat, berhijrah, emang langsung baik gitu? Emang lifestyle kita seperti Imam Ahmad? Langsung. Emang lifestyle kita seperti Imam Syafi'i? Emang lifestyle kita seperti Imam Al-Buyid? Emang lifestyle kita seperti Imam Nawawi? Yang setiap hari punya 12 sesi kajian Hadirin Allah, enggak kan? Masih lah main kesini, nanti ini kesini Masih lah habis kajian gak langsung pulang Atau nanti ngobrol Kajian sejam, kongkonya 4 jam Pulang rumah jam 1, ditanya dari mana? Kajian. Ya benar, kajian. Kajian ternyata isya. Itu gimana, itu gimana ngejawabnya? Orang tua dibelokinnya insya Allah gampang lah hadirin. Insya Allah lah. Tapi gimana belokin di hari kiamat itu? Bukadiran Ramadan adalah harapan Ketika kita mendengar Laylatul Qadirul Khairu Min Alfishahr Itu bukan sebatas ayat Itu bukan sebatas sebuah Ayat berita Malam Laylatul Qadir Lebih baik daripada seribu bulan Itu bukan tentang berita berita, itu harapan. Harusnya kita seorang pendosa. Kita semangat gitu. Dan kita tahu, bahwa meraih letter of God tidak sesimpel itu. Kita harus mulai dari awal. Kita pengalaman di tahun lalu, kita pengalaman di dua tahun lalu, kita pengalaman di tiga tahun lalu. Dan perlu kita ingat, tahun ini agak berbeda dengan dua, tiga tahun yang lalu. Tahun ini kembali terbuka Ada banyak orang Demi tahun pertama Itu adalah momen pertamanya Menghatamkan Al-Quran Karena di rumah aja Sebelum pandemi gak pernah hatamkan Al-Quran Di rumah, gak pernah Dan itu hikmahnya, gak bisa kemana-mana Tahun ini kita kembali ke sebelum pandemi ya, dengan secara suasana. Jangan lupa itu, tahun ini berbeda dengan tahun lalu, khususnya 2 tahun lalu, khususnya lagi 3 tahun lalu. Kalau kita enggak berbenah, baik. Kita akan ditanya oleh Allah Ta'ala Oleh karena itu hadirin ya Allah muliakan Tolong persiapkan Umar bin Abdulaziz Ibn Al-Aziz Bahwa khasir, man kharaja man rahmatillahi lati wasiatku lasyai Sungguh rugi, orang yang keluar dari rahmat Allah Yang rahmatnya mencakup segala sesuatu Rugi, bicara rahmat kita gak bisa lepaskan dengan Ramadan Itu alasnya mengapa khutbah ini dibawakan oleh para ulama di penghujung syaban menuju Ramadan sebagaimana yang dibawakan oleh Ibn Rajab dan Lata'iful Ma'arif Hadirinnya Allah mulia kan, sungguh rugi orang yang keluar dari rahmat Allah dan bicara rahmat, gak bisa dipisahkan dengan Ramadan, itu bulan rahmat Maka barang siapa yang kehilangan momentum, rugi kata parulam. Dan sungguh rugi orang yang diharapkan surga. Padahal surga itu lebarnya seluas langit dan bumi. Hadirin Alhamdulillah, maka sambutlah Ramadan tahun ini dengan beriman. Orang-orang beriman itu senang, bahagia. Ini spontanitas hadirin, spontanitas. Dalam arti itu bukan semanitas, itu natural gitu maksudnya. Kenapa? Karena iman. Gak bisa, kalau iman kita bermasalah masuk ke Ramadan, gak bisa kita senang. Kecuali kalau coba sebasih. Lalu kopi-pasto ucapan selamat datang Ramadan gitu aja. Lalu di-share ke semua nomor yang ada dalam handphone kita, tapi apakah kita benar-benar kewira? Belum tentu. Apakah benar-benar kita bahagia? Belum tentu. Saya loncat sedikit lalu di penghujung khutbah tersebut, Umar bin Abdul Aziz mengatakan Fattakullaha ibadallah qabla nuzulil maud Maka bertakwalah kepada Allah, wahai hamba-hamba Allah Sebelum datangnya kematian Bertakwalah kepada Allah sebelum datangnya kematian dan bertaqwa lah sebelum waktumu habis di dunia hadirin kalau Allah kasih kesempatan kita bertemu di Ramadan tahun ini maka manfaatkan karena kita gak tau ajal kita karena kita gak tau kapan hari kematian kita Kita gak pernah ngerti hal tersebut, dan itu yang diwanti-wanti. Betapa banyak orang yang memasuki waktu pagi dengan senyum, dengan enerjik, dengan aktif tapi ternyata dia tidak pernah bisa menyelesaikan hari tersebut dan betapa banyak orang yang punya cita-cita di hari esok Punya mimpi di hari esok, punya impian di hari esok, punya harapan di hari esok, tapi ternyata ia tidak pernah bertemu dengan hari esok. Hadirin Allah muliakan. Banyak orang yang hidup di waktu pagi, masih sarapan bareng, masih ketawa, masih ngumpul segala macam. Lalu pada zuhur di WA Group, kita mendengar berita tentang wafatnya beliau, Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Banyak orang, hari ini kita ketemu tentang beliau dan beliau cerita tentang mimpinya tahun depan. Bicara tentang harapannya. Di tiga tahun ini, kita ketemu dengan beliau dan beliau lagi menceritakan rencana pernikahannya dengan sosok yang dia mimpikan selama ini. Tapi ternyata besoknya kita mendapatkan berita, Innalillahi wa inna ilahi rujibun. Maka bertakwalah kepada Allah SWT sebelum itu terjadi. Kulun nafsin za'ifatul maud. Setiap jiwa pasti akan datang dan akan menghadapi kematian. Dan Umar bin Abdul Aziz yang memberikan khutbah ini. Kita simak. Kata beliau, Wa inni la'akululakum hadhil maqalata wa ma'a'lam inda ahadimin al-dhumi akhtar bima'a'lam indi. Lalu boleh menyampaikan, bahwa sesungguhnya aku menyampaikan kalian nasihat ini dengan sebuah keyakinan, aku tidak tahu ada seorang pun di muka bumi ini yang lebih banyak dosanya dibanding diriku sendiri. Jadi belum mengatakan saya bukan menjudgment, saya bukan judgemental. Saya gak menjudge anda banyak dosa, saya gak menjudge anda banyak ini. Ini tentang diri saya. Gak ada orang yang lebih banyak dosa di ruangan ini atau misalnya di tempat ini. Kecuali diri saya, kata Umar bin Abdul Aziz. Tapi ini nasihat buat kita semua. Walakin astagfirullah wa tubuhili. Namun aku beristighfar kepada Allah dan aku bertobat kepada Allah. Lalu beliau mengangkat salah satu ujung baju beliau, wa baka hatta syayyuk. Lalu beliau menangis sendiri, habis nasihatin gitu. Kalian akan dihisap, kalian akan ditanya oleh Allah, kalian akan disidang sama Allah SWT. Lalu setelah itu semua, ini tentang saya. Nggak ada yang lebih banyak dosa dibanding diri saya. Lalu beliau menangis. Lalu beliau turun dari mimbar beliau. Dan semenjak itu, sejarah mencatat beliau tidak pernah naik kembali ke mimbar tersebut. Selama-lamanya. Beliau wafat. Setelah belum mengingatkan kematian kepada banyak umat Itu beliau yang wafat, apa gak tau? Beliau wafat, ternyata khutbah terakhir beliau Mimbar tersebut Oleh karena itu hadirin Allah muliakan kasih kesempatan kita di Ramadan, maksimalkan habis-habisan dan lima hari ini persiapkanlah berbanyak istighfar kepada Allah SWT berbanyak berdoa kepada Allah Allah membalikkan Ramadan Ya Allah sampaikan kami di bulan Ramadan Ya Allah memberikanlah taufik untuk bisa beribadah di bulan Ramadan Ya Allah sehatkan kami di bulan Ramadhan dan itu hal penting adik sekalian. Semoga Allah kasih taufik kita akan lanjutkan waktu sholat maghrib. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh waalaikumsalam. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Saya ingin mencoba Alhamdulillah Sekali lagi yang baik, iman sehat, hati yang bersih sehingga kita bisa beribadah dengan baik dan maksimal dan punya istighfar kepada Allah Ta'ala karena istighfar Lalu Tawakkal al-Azruqah, saya siatanya jawab pada Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Terima kasih Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, semoga Allah merahmati Ustaz, tim para ulama dan kaum muslimin, amin ya rabbal alamin. Izin bertanya bagaimana cara bagi kami, pekerja kantor yang mungkin ada shift bergantian untuk bisa dikatakan maksimal di bulan Ramadan, jadilah khairan. Yang pertama, Hadirin Allahumuliakan, kembali kepada niat. Kuncinya itu niat. Sebagaimana sebagian sahabat Nabi R.A. pernah menyampaikan, إِنِّي أَحْتَسِبُ نَوْمَتِكَ مَا أَحْتَسِبُ قَوْمَتِ Aku itu berniat. Aku berniat baik pada saat aku tidur, sehingga aku berharap aku dapat pahala pada saat aku tidur, sebagaimana aku berniat baik pada saat aku beraktivitas. Jadi para sahabat dulu itu sangat-sangat efisien pola hidupnya hadirin. Mereka bukan hanya mengejar pahala pada saat sholat, pada saat puasa, pada saat berpikir. Tapi mereka pun mengejar pahala pada saat mereka tidur. Nah kalau tidur saja bisa melahirkan pahala jika niatnya tepat. Niatnya sebagai sarana beribadah, sebagai charger kekuatan fisik agar bisa dipakai untuk yamulail, agar bisa dipakai buat sholat subuh, agar bisa dipakai untuk puasa Ramadan, karena kita butuh tidur yang cukup. Lalu bagaimana dengan bekerja? Bagaimana dengan bekerja? Sedangkan Nabi S.A.W. telah memuji Nabi Daud. Karena beliau hidup dengan jerih payah kedua tangannya sendiri. Hidup bekerja adalah sunnahnya para nabi alaihi salatu wassalam. Lalu bagaimana dengan bekerja sedangkan nabi salatu wassalam memerintahkan kita untuk menafkahi diri kita dan tidak bergantung kepada orang lain. Bagaimana dengan bekerja? Sedangkan Nabi kita sawsam mengatakan, Dinarun anfaktahu. Satu dinar yang kau berikan kepada fakir miskin wa dinarun anfakta hufisabili lah dan satu dinar yang kau berikan kepada atau diberikan di jalan Allah dan satu dinar yang diberikan kepada hamba sahaya wa dinarun anfakta ala ahlik dan satu dinar yang kau berikan kepada keluargamu a'zum muha'ajran yang paling besar pahalanya adalah satu dinar yang kau berikan kepada keluarga Dan kita bekerja untuk memberikan nafah kepada keluarga kita, itu pahala besar. Jadi satu dinar yang kita berikan kepada keluarga itu lebih besar daripada satu dinar yang diberikan kepada pakel miskin. Jadi ketika ada seseorang bekerja, Dengan niat yang benar dengan catatan, bukan karena terfitnah dengan harta, bukan karena orientasi uang di Ramadan atau orientasi omset materi di Ramadan, tapi memang dia harus bekerja. Dan gak ada opsi lain, dia gak punya cuti, mungkin dia upah. Paharian dan pas-pasan Lalu di hari yang sama Ada saudaranya yang berinfak Kepada fakir miskin Dengan nominal yang sama Dengan nafkah yang dia bisa berikan Kepada keluarganya, maka kata Nabi s.a.w. Yang paling besar pahalanya Yang kasih kepada keluarga Ini pahala besar Jadi niatkan untuk sebagai sarana beramal soleh karena bulan ini adalah bulan untuk para ahli ibadah dan bulan untuk para ahli ibadah. para orang-orang yang beramal soleh, yang memiliki kegiatan yang positif, yang baik, dan seterusnya. Jadi ini pahala besar. Nah niat, mulai dari niat gitu, niatkan dengan benar. Baru kalau kita punya kesempatan untuk cuti, kesempatan untuk Untuk libur tanpa mengzolimi akab, tanpa mengzolimi pihak lain, maka ambil kesempatan tersebut. Ambil kesempatan tersebut. Dan memang harus diperjuangkan. Sebagaimana yang dulu saya pernah sampaikan bahwa ada salah satu... Teman dan jemaah itu, beliau bekerja di perusahaan besar, tapi selalu berhasil libur satu bulan penuh di Ramadan. Selalu berhasil ambil cuti satu bulan full, satu bulan full. Gimana caranya beliau korbankan cuti beliau di sebelas bulan yang lain? Gak ambil cuti. Gak ambil cuti. Kecuali Sabtu Ahad atau libur nasional atau libur long weekend Sebenarnya gak ngambil cuti Hidup itu perjuangan, hidup itu pilihan Nah ambil sisi-sisi itu, jadi tricky dengan positif lah Tricky dengan positif, itu penting Lalu bagi kita yang gak bisa libur juga gunakan waktu semaksimal mungkin dan lebih baik rugi uang dalam tanda kutip daripada rugi waktu Ada sebagian atau ada orang di Ramadan itu Berusaha memaksimalkan waktunya yang ada dan dikorbankan uangnya Dan mengorbankan uang di Ramadan pahala apa tidak? Pahala jika diniatkan karena Allah SWT Apa yang dilakukan? Saya mau tanya pengalaman kita di Ramadan-Ramadan secara umum Ketika rush hour, ketika pergi kantor, pulang kantor, macet apa gak sih Ramadan? Wih luar biasa, orang di hostnya di pulang kantor ya, orang berlomba-lomba buka di rumah Atau punya book berbarang di sebuah tempat atau rumah makan, macetnya luar biasa Bahkan ada sebagian orang itu di Ramadan itu, antum di Ramadan kalau pulang naik kendaraan umum butuh berapa jam pulang? Ngomong-ngomong kerja gak? Pengangguran? Susah nih posisi, saya gak kerja soalnya. Ada yang, bahkan ada sebagian naik motornya satu setengah jam, naik motor tuh. Kalau naik mobil bisa dua jam, dua setengah jam, macet luar biasa. Nah apa yang dilakukan sebagian pihak? Satu bulan Ramadan itu beli-beli burkan motornya atau mobilnya, naik taksi. Orang kaya bisa, enggak. Pas-pasan juga. Karena dia enggak bisa ambil cuti. Kenapa enggak naik taksi? Biar dia dapat window antara kantor dan rumahnya. Lumayan dua jam. Dia baca Quran dia di taksi. Dia baca Quran 2 jam Aku tuh gak bisa baca Quran kalo di mobil Oke, tidur Lumayan Tidur Tidur untuk bangun Begitu sampai rumah, fresh Kita kalo liat motor sampai rumah udah Babak belur lah diri Udah remuk-remuk Terus dihajar dengan Dihajarkan apa? Dengan kolang kaling, dengan es kelapa, kopior, bukan kelapa murni loh, kopior, lalu apa namanya, kolak pisang, lalu bakwan dan teman-temannya itu. Terus tau isi, lalu risol, lalu cakwe, lalu pastel, dan itu semua sebelum sholat maghrib. Lalu pada sholat maghrib masih ramas padang dengan rendangnya, lalu otak, lalu kepala ikan kakap, ya habis itu. Bukan bismillahirrahmanirrahim, gimana mau terawih, udah gak bisa, udah lemas, udah lemas, udah gak bisa dibohongi, gue memang punya keterbatasan Nah terus gimana dong, sebagian orang gak seperti itu, rugi, rugi, rugi lah, tapi dia punya waktu, waktu itu paling mahal lah diri Kenapa kita gak bisa korbankan di Ramadan? Karena cuti gak bisa diambil, yaudah. Ambil window di perjalanan. Kalau taksi sebulan juga tekor, sholat juga gak khusyuk Pak Ustadz, pikiran. Ngutang, emang fisik fresh tapi pikiran. Buyar harus ngutang sana, ngutang sini. Ada sebagian orang itu teman-teman, pulang jam berapa biasa kalau kantor? Kantor berapa jam sih? Sejam 4 atau jam 4.30 gitu ya. Biasanya kan kalau Ramadan kan pada langsung bubar gitu, kalau orang Betawi langsung ngacir dan seterusnya Ada orang-orang tuh gak pulang Ngapain? Stay aja di kantor, dia pergi ke musola kantor atau ke masjid kantor atau masjid yang dekat dengan kantornya Ngapain? Baca Quran Dan dia dapet satu jam baca Quran Atau satu setengah jam baca Quran Gitu Dapat satu setengah jam Baca Quran Satu setengah jam baca Quran Hadirin dapat berapa jus? Kalau melihat wajah-wajah Kayak begini Empat jus lah ya Terlalu husnudon ya, terlalu husnudon juga gak baik ya. Terlalu baik sangka, susah serba salah ngadepin hadirin buruk sangka salah, baik sangka juga gak tepat. Kalau ngancar baca kan 20 menit, 20 menit kali 4, 20, 80 menit dapet satu setengah jam. 4 jus, jadi sebenarnya berapa 1 jam? 6 jus Bunga deh Masya Allah, yaudah apa-apa 6 jus Lumayan kan dapat 6 jus tuh misalnya Lalu adhan maghrib, adhan maghrib buka di kantor, habis itu nunggu sholat isya, dapat waktu, window dapat 30 menit, baca lagi, satu juz lagi, gitu. 7 juz tuh, gitu loh. Salat Isya, abis Isya terawih, abis terawih Jakarta masih macet gak? Masih lah, pada bubaran, bubaran, bubaran, bubaran. Nah, sebagian mereka gak langsung pulang. Belum pulang, baca lagi dapet. dapat satu jam lagi baca. Misalnya selesai taruhnya, di, apa, masih dekat kantor, di kantor berapa? Sejam misalnya. Misalnya setengah sembilan udah selesai. Mereka baru pulang di atas jam sembilan, atau jam sepuluh. Tapi biasanya di atas sembilan lah, atau setengah sepuluh pulang, dapat satu jam. Satu jam tadi berapa? Dua puluh menit kan? Berarti dapat, 60 menit Dapat 3 jus Berarti 10 jus Masya Allah Kok lama sih Ya Allah hari 10 jus pekerja berarti antem per 3 hari itu dong penuntut ilmu lu beneran ini bukan loyal 20 menit kalau antem coba deh, makanya baca kurangnya yang lancar tapi gak boleh seluruh tahun juga ya Antum benar-benar penpadaburannya dalam gitu ya kalau baca Quran. Ya mungkin 8 juz lah, 5-7 juz. Itu benar. Pulang, yang kalau dia pulang sebelum maghrib 2 jam, dia pulang setengah 10, dia pangkas 1 jam. Bahkan bisa 4-5 menit. Bahkan ada yang cuma 3 menit. 30 menit, udah kosong. Dan dia atur keluarganya di jam segitu juga, masih bisa ngumpul sama istri, bisa ngomong sama anak, setahun jam, topik quality time-nya oke, tidur, pasar, banyak. Banyak hal yang bisa dimainkan loh, asal jujur sama Allah SWT. Dan cari trik antum masing-masing. Dan nggak haram, nggak zolimin orang. Nggak ngambil hak orang. Bisa. Ingatlah sebuah kaida Ida doqal amru it tasa Wida tasa adok Kalau kondisi itu Menyempit Maka justru akan terbuka Itu manusia Justru kalau lapang Sempit kita Ide-ide besar itu Ketika terdesakkan diri Langkah-langkah besar itu ketika krisis. Mahlawan itu tampil ketika krisis. Bukan ketika lagi santai. Kan semua demikian. Jadi maksimalkan lah. Gak ada alasan lah, gak ada alasan. Allah mudahkan dirumah Tuhan. Allah mudahkan kita di rumah Allah asal kita jujur sama Allah intas tukila yastuka jika anda jujur kepada Allah akan wujudkan cita-cita anda dan itu baru mainkan pulang pulang belum pagi Pagi abis sahur, sholat subuh, berangkat kita. Walaupun masuknya berapa kalau kantor? Kalau Ramadan? Jam 8. Tapi tetap bisa berangkat biar dapet window yang oke gitu loh. Orang lain masih santai-santai, kita udah berangkat. Tetap dapet waktu sama kualitas dengan keluarga. Dan maksimal kan waktu dengan keluarga ketika sahur gitu loh. Habis sahur, persiapan, sholat subuh langsung berangkat aja ke kantor. Gak usah pulang lagi. Bahkan lebih cepat. Kita gak kena rush hour, kita gak kena kemacetan berangkat kantor. Bisa baca lagi. Itu bisa dapet 2 jam loh. 2 jam. 2 jam tadi dengan kecepatan 20 menit berapa? 6 jus. 6 jus di pagi, 10 jus di sore dan malam berarti 1 hari 16 jus 2 hari hatta Masya Allah Pak mohon maaf ya berarti tadi itu yang Anda bilang 3 hari hari hatam agak-agak seudon, meremehkan. Saya minta maaf, saya tarik lagi. Tadi tiga, dua hari hatam. Dua hari hatam, dua hari hatam. Ya, beda-beda tipis dengan Imam Syafi'i lah. Duanya. Kalau Imam Syafi'i kan dua kali hatam per hari, antum dua hari hatam. Bisa loh. Kenapa gak bisa? Cuman kita ini gak berkah waktu kita, itu masalahnya Dan kita buang-buang waktu, ngecek inilah, ngeliat itulah Habis waktu Dan bukan hanya habis waktu Sadarkah kita ketika kita buka hal-hal yang gak bermanfaat Itu bukan hanya waktu habis secara kuantitas Tapi itu menghilangkan keberkahan secara kualitas waktu Itu yang jadi masalah Cuma komit lah, makanya kita bicara pada malam hari ini persiapan roman harus maksimal lah Bisa, kenapa gak bisa? Dan ada banyak cara Ada banyak cara Dan setiap orang beda-beda Setiap orang beda-beda Tapi kita harus yakin bahwa inna ma'al usri yusra Sesungguhnya dalam sebuah kesempitan ada banyak kemudahan Maka mainkan berbagai macam kemudahan yang Allah berikan kepada kita Jangan terpuruk karena terlalu fokus pada kesulitan itu Ada banyak kemudahan Ada banyak kemudahan, terus diskusi sama teman-teman Saya punya masalah gini, ada solusi gak? Bukan ada pengalaman, ada trik, ada ini agar saya bisa manfaatkan Ada banyak hal Ada banyak hal Sayang kalau, ini cuma satu bulan kok hati-hati Masa gak bisa satu bulan? Kasih kita 12 bulan, 1 bulan lah kita perjuangkan Allah ta'ala alam mis'alam Jadi gak ada alasan jadi pekerja Justru berkah kalau kita niatnya benar Allah mudahkan kita Allah akan memberikan taufik kepada kita Allah ta'ala alam mis'alam Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Sehat keluarga tim dan siap muslim dimana pun berada. Amin. Wa'iyakum. Jazalullah khairan. Izin bertanya bagaimana kalau kondisi hati kita terkadang sedih, sesak, karena perasaan belum bisa khusyuk, patuh kepada Allah. Misalnya dalam sholat atau setelah gagal. Tugas kita bukan berarti mengisi full Sisi pahala lalu Memastikan tidak ada dosa di buku catatan kita Tapi tugas kita adalah Jadilah orang soleh Dengan cara Amal dan pahala kita lebih banyak Daripada dosa-dosa kita Itu aja sebenarnya Coba kita simpulkan, cuncuan terbebani gitu, optimis lah. Yu'ajibunil fa'lu, kata Nabi S.A.W. Nabi suka optimisme. Semua orang saya rasa mengalami proses itu. Ada waktu kita gak akusho, ada waktu kita belum stabil. Tapi kita harus terus naik kelas dan meminimalisir. interval ketidak kestabilan itu sampai benar-benar kekusuhan kita lebih dominan daripada ketidakkusuhan kita maka kita orang soleh dan itu yang harus kita injak dan caranya hadirin banyak diantara kita berpikir bahwa sholat khusyuh itu hanya berkaitan pada saat takbiratul ikhram sampai salam dijelaskan para ulama seperti melukai lain-lain bahwa kehusuan ketika kita ibadah atau ketika kita sholat, itu sangat dipengaruhi oleh pola hidup kita di luar sholat kita. Karena Ibn Qayyimur Rahman mengatakan hati itu bisa berkhianat ketika kita berkhianat kepada Allah SWT. Maka hati kita akan berkhianat kepada kita. Kita minta dia khusyuk, dia gak mau khusyuk. Maka perbaiki pola hidup kita di luar sholat. Salat, disayang Allah akan Berikan kita khusyuan ketika kita Salat, dan terus perbaiki Perbaiki dan perbaiki Perbanyak istighfar kepada orang-orang alamin Allah Ta'ala Alam Lalu yang Terakhir Sebelum kita tutup hadirin sekalian Semoga Allah pertemukan kita di Ramadan 1444 Hijriah Tahun ini, dan kalau Kita dipertemukan berarti pekan depan Kita akan Kandian di sore hari yang lebih cepat daripada waktu normal tapi itu waktu biasa kita setiap Ramadan dan kembali saya ingatkan bahwa kita berusaha membudayakan kultur tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah kita berusaha membangun kultur manfaat terasa iman berhasil memberikan makan kepada orang yang yang berbuka pada saat, yang berbuka puasa, maka Allah akan memberikan pahala orang tersebut. Dan pada saat kita berkumpul di majelis ini, ini kesempatan kita mendapatkan pahala orang-orang yang menutup ilmu, orang-orang yang berusaha baik. beribadah kepada Allah SWT yang seringkali sulit ditemukan di tempat-tempat lain maka sekali lagi kembali kita berusaha menjalankan kultur kita di Ramadan-Ramadan yang sebelumnya untuk saling traktir iftar kita bawa makanan berbuka lalu kita berikan kepada saudara kita semampu kita gitu loh jadi kita main berikan makanan berbuka kepada saudara kita dan sekali lagi saudara kita penuntut ilmu yang bisa jadi bacaan Qurannya lebih banyak daripada kita pada hari itu, bisa jadi keikhlasannya lebih tinggi daripada kita, ini kesempatan dan kita harus latih jangan sampai kita ke rumah Allah hanya, misalnya hanya ingin dapat makanan gratisan gitu loh, kalau gak punya uang gak masalah tapi harus ada perasaan sebagaimana para sahabat untuk ingin ingin lebih baik lagi, ingin lebih baik orang-orang miskin di zaman sahabat kan mengatakan zahaba aluduthu ribil ujur orang-orang kaya itu mengalahkan kita dengan membawa berbagai macam pahala jadi pada saat banyak pihak ingin dikasih, orang-orang miskin di zaman sahabat ingin memberi dan risih kalau dikasih terus risih dibeli terus kapan saya kasihnya tapi mereka gak punya uang makanya mereka lapor ke Rasulullah SAW nah ini bukan kesempatan lagi bagi kita, semampu kita. Jadi kita bawa makanan berbuka atau iftar, lalu kita berikan kepada saudara kita. Dan karena ini untuk saudara kita, apalagi penuntut ilmu, orang yang ingin berusaha baik, orang yang berusaha baik, berubah kasih menu yang layak semampu kita semampu kita jadi kalau kita mampu ayam ya jangan bawa ayam Kenapa sih tempe itu selalu identik di bawah ayam? Ada masalah apa antum dengan tempe? Gitu loh. Iya. Tempe itu protena bantui sehat loh hadirin. Selalu ditaruh di bawah ayam. Tapi tempe gak pernah baper Alhamdulillah Tetep aja antum rendahin Pas beli tempe, tempe nolak gak? Lo dulu jatuhin gua Sekarang beli gua, gak juga gitu Ternyata kita tuh lebih baper daripada tempe ya, kita tuh gampang bapak jadi intinya kalau kita mampu menu 20 ribu ya jangan 19 ribu, 500 lah 20 ribu lah, hitung-hitungan banget 500, kalau mampu ini tapi juga jangan mau badir gitu loh jadi ya gak perlu juga menunya 600 ribu satu menu untuk satu orang, kalau 600 ribu kan kita bisa kasih banyak orang sekali lagi ini kesempatan kita untuk mendulang pahala banyak bisa jadi satu hari kita bisa dapat 24 pahala puasa, karena kita kasih 19 orang, plus 1 diri kita, kita bisa dapatkan 25 pahala puasa, karena kita kasih 24 orang, dan apalagi di tengah-tengah penuntut ilmu yang berusaha beribadah berusaha mengamalkan sunnah Rasulullah berusaha ikhlas berusaha baik, dan berusaha berkualitas, jadi ini kesempatan kita, maka insya Allah kita akan kembali menjalankan kultur tersebut mentalitas kita ketika kita bertobat harus mentalitas memberi dibanding menerima tapi kalau ada orang memberikan tanpa kita berharap dan tanpa kita tergiur dan merendahkan diri kepada materi maka kata Nabi S.A.W. silahkan diambil semoga Allah terima amal ibadah kita dan semoga Allah berkembangkan kita dan semoga Allah memberikan taufik agar kita bisa menjalani Ramadan tahun ini dengan baik dengan maksimal semoga Allah berkata Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh