Transcript for:
Memahami Hadis Munkar dan Keandalannya

Para ulama tidak memakai hadis-hadis yang munkar, yang menyendiri, yang tidak ada yang meriwayatkannya kecuali dia. Seperti hadis tentang kuasa Ramadan dibagi tiga, Awaluhu rahmah, awsatuhu magfirah, wa akhiruhu itkun minannar. Ini hadis munkar. Atau hadis tentang kunud subuh Terus menerus Ini hadis bukan fadail Tapi berbicara tentang hukum Dan hadisnya munkar Bukan hanya do'if tapi munkar Karena menyindiri seorang rawi Yang namanya Abu Ja'far Al-Razi Namanya Isa bin Abi Isa Dia ini rawi yang baik agamanya Tapi dalam ilmu hadis tidak cukup baik agama. Harus punya ilmu. Harus kuat hafalannya. Dia ini buruk hafalannya. Dia biasa duduk di majelis. Para imam. Mendengar hadis dari para imam. Tetapi ketika dia menyampaikan karena dia buruk hapalannya dan sering ragu-ragu jadi salah. Oleh karena itu terjadilah kesalahan yang fatal pada dia ketika dia mendengar hadis dari salah seorang Rawi yang sikah tentang kunud subuh. Yang Rawi ini meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Nabi SAW kunud subuh. Kunud subuh. Dan kadang-kadang Nabi SAW lama kunud Yang dimaksud lama kunud Lama berdirinya Setelah ruku'i atidah Karena salah satu arti kunud adalah lama berdiri Karena itu Nabi SAW pernah ditanya dalam hadis liat imam muslim Salat yang paling utama Apa? Tulul kunud lama berdirinya Nah dia salah paham Dia sangka lama berdiri terus-menerus Terjadilah kerancuan di dalam riwayatnya Karena itu gak ada yang meriwayatkan hadis kunud subuh terus-menerus Kecuali dari jalan dia Karena dikaitkan munkar Dia meriwayatkan dari rawi-rawi siqa Apa yang sebenarnya bukan dari hadis mereka Karena hafalannya buruk Sering salah Sering ragu-ragu Dia orang baik Tapi dalam ilmu hadis tidak cukup Jadi orang baik bisa diterima riwayatnya. Harus punya ilmu. Nah dia telah tersalah menerima hadis tentang kunud. Dari seorang rawi istiqa' yang dapat dari Anas bin Malik. Sehingga dia mengatakan bahwa Nabi SAW. Mazala Rasulullah SAW. Ya'nutu fil fajri hatta farakat dunia. Nabi SAW selalu kunud subuh terus menerus. Sampai berpulang. Berpisah dari dunia. Ini bagian yang dia tersalah. Keliru dalam menyampaikan. Maka hadisnya mun. Munkar. Karena hanya keluar dari jalur dia. Dia duduk di majelis. Memang dia duduk di majelis para imam. Tapi dia buruk hafalannya. Dia dengar hadis dari para imam yang menyampaikan. Yang menerima hadis dari sahabat. Lalu ketika dia menyampaikan. Karena dia buruk hafalannya. Salah. Seperti Antum disini misalnya. Duduk di majlis sini. Mendengar dari saya. Bukan saya imam ya. Ini contoh. Keluar. Antum buruk hafalannya. Tidak mencatat. Tidak kuat hafalan. Catat. Nyampaikan, oh Ustadz bilang begini. Keliru. Dan itu banyak terjadi di majelis. Padahal saya gak ngatakan seperti itu. Ini sayyidul ims. Ini rawinya do'if ini.