Hai ayo tes tes tes tes tes hai hai di setiap ini bukan sesuai Terima kasih. Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah. Para mahasandri yang dirahmati Allah SWT.
Alhamdulillah. Kita masuk pada sesi kedua pelajaran kita. di mata kuliah ulama Quran, dimana pada pertemuan sebelumnya juga sudah kita bahas secara global, metrik, dan juga apa-apa yang mesti akan kita pelajari.
Dan pada kesempatan ini insyaallah ta'ala sedikit kita masuk pada konsep dasar ulama Quran. Nah kita masuk pada konsep dasar ulumul Quran dan sebelumnya juga sudah kita bahas berkaitan dengan ilmu-ilmu Alquran dari ulumul Quran ulum itu jamaah dari ilmun Artinya bentuk jama'ilmu-ilmu al-Qur'an adalah satu keilmuan, satu cabang ilmu yang membahas perkaitan dengan berbagai permasalahan dengan kitab Allah SWT. Baik itu tentunya berkaitan dengan berkaitan dengan kita Allah SWT. baik itu berkaitan dengan bacaan tejuit, kemudian berkaitan dengan kejohan, demikian pula berkaitan dengan masalah isi kandungannya, hukum-hukumnya.
pahamannya, bahkan juga bagaimana sejarah turunnya Al-Qur'an Al-Garim, bagaimana proses turunnya ayat-ayat Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Yang muaranya adalah pengkajian apa yang ada. dari kandungan-kandungan kita Allah SWT yang dengan itu menjadi petunjuk bagi kita menjadi konsep bagi kita baik itu hubungan kita dengan Allah SWT minggalkulah hubungan kita dengan alat abid artinya Puncaknya adalah bagaimana kita bisa mengamalkan ayat-ayat Allah SWT. Karena ini inti dari permasalahan.
Dari kita mempelajari kitab Allah SWT adalah mengamalkannya. Maka ini perlu dipelajari konteks yang ada dan juga makna-makna yang tersulat dan tersirat. dari ether Allah Subhanahu wa ta'ala. Kemudian, ini pengertian daripada ilmu Al-Quran.
Mencakup banyak aspek berkaitan dengan keilmuan Al-Quran. Artinya kalau kemudian dipilah-pilah pun juga cabangnya banyak. Cabangnya banyak. dari ilmu Al-Qur'an ini, baik berkaitan dengan bacaannya, isi kandungannya, apalagi kemudian dengan bagaimana perhatian para ulama dengan kitab Allah SWT.
Kemudian kita pahami tentang konsep dasar dari uluhul-Qur'an ini, yang pertama adalah pengertian tentang Al-Qur'an. yang turun kepada Rabbi alaihi salatu wassalam yang diturunkan kepada jujuran kita Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril yang ini sebagai mu'adjizat dan juga sekali lagi sebagai pendorongan hidup bagi umat manusia hujan dinas hudan din mutaqim, petunjuk bagi manusia, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Inna haga al-Qur'an yahdilillatihi ya'akwa.
Sunyat Quran ini memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Syahirullah wa'ala al-dhanan dati unzila fihil al-Qur'an hudan din nasi, wa bayinati minal muda wal-qurqan. Dan ayat-ayatnya semakna banyak sekali dalam Al-Quran terima. Bahwa Al-Quran merupakan hidayah, merupakan petunjuk dari Allah SWT.
Yang kalau seandainya Al-Quran ini bukan dari Allah, pasti akan didapati perselisihan yang banyak. Tidakkah mereka mengejaburi Al-Quran? Seandainya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah SWT, pastilah mereka akan mendapatkan perselisihan yang banyak. Al-Quran ini untuk dipelajari, ditadaburi.
Tidakkah mereka menadaburi Al-Quran? Ataukah pada hati-hati mereka ada gemboknya? Ada penutupnya? Maka ini Al-Quran Al-Garib yang memberikan petunjuk kepada kita jalan kebahagiaan yang hakiki. Mika Al-Quran merupakan mu'ajizat yang abadi.
Mu'ajizat ini artinya dari kata ajizat. Ajizah ini artinya tidak mampu menjadikan manusia itu tidak mampu, tidak bisa berbuat apa-apa di hadapan kekuasaan Allah SWT. Dan Al-Quran ini memang juga benar-benar mujizat.
Bahkan dari semenjak turunnya, Al-Quran itu datang menantang pada jin dan manusia untuk bisa mendatangkan yang semisal dengan Al-Quran. Datangkan satu surat saja yang semisal dengan Al-Quran. Panggil semua saksi-saksi kalian.
Jika kalian memang jujur. Datangkan sebuah surat yang dibuat-buat oleh kalian. Katakan. Seandainya jinn dan manusia mereka berkumpul untuk bisa mendatangkan yang semisal dengan Al-Quran, maka mereka tidak akan mampu mendatangkannya meskipun mereka saling bawa-bawa.
Saling tolong-tolong diantara mereka untuk bisa membuat semisal dengan Al-Quran. Maka ini Al-Quran Allah SWT menantang sampai dia bisa. Sampai hari kiamat pun juga Allah SWT siap yang bisa berani mendatangkan yang semisal dengan Allah. Dan sampai hari ini pun juga tidak ada.
Ada orang-orang yang mencoba-coba untuk mendatangkannya. Membuat-buat tapi semuanya juga bahkan semakin lucu. Maka ini tentunya adalah kebanggaan bagi kita umat Islam. dengan kitab Allah Subhanahu wa ta'ala dikatakan merupakan mu'ajizat sebagai mu'ajizat menjadikan manusia tidak mampu untuk bisa mendatangkan yang semisal dengan Al-Quran dan Al-Quran ini turun dalam keadaan mujabu dan dengan tejwid, dengan tartir dan juga mutawatir dan Allah SWT sendiri yang menjaganya kami yang menurunkan Al-Quran dan kamilah yang menjaganya maka ini Kebanggaan bagi kita untuk Islam. Dimana Allah SWT memuliakan kita dengan Islam.
Dengan Al-Quran. Allah Rasulullah SAW mengatakan, Allah SWT akan mengangkat banyak manusia dengan simpul Al-Quran. Dan Allah SWT juga akan menendahkan. manusia juga dengan sebab alkunah. Maka cukup bagi kita memuliakan kita Allah subhanahu wa ta'ala dengan kita mengajinya, mempelajari kita dengan merkaimah.
Nah, ini hal-hal yang berkaitan dengan kita Allah subhanahu wa ta'ala meskipun dan meskipun banyak orang yang Menentangnya. yang mereka menentang akan kebenaran kitab Allah subhanahu wa ta'ala. Namun Al-Furahu juga menentangnya setiap saat sampai dihiamat saat. Meskipun banyak orang mungkin menghinakannya, maka hakikat yang menghinakan Al-Quran adalah menghinakan diri sendiri.
Menantang kepada hukuman Allah SWT. Nah, kemudian... Al-Quran ini turun kepada Nabi Muhammad SAW dengan berantara al-Malikah Jibril. Artinya Al-Quran ini turun adalah dengan dalaki. Dengan langsung diimlakkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Bagaimana di surat al-Qiyamah. Rasulullah ditalakin, talaki langsung dari malaikat Jibril dan sampai kepada kita pun juga begitu. Terus berantai bersanat, mujawad, mulattal, dan mutawadir. Dengan terjuih, dengan tautil, dan juga mutawadir.
Maka itu pentingnya kita juga belajar Al-Qur'an dibandingkan Al-Qur'an. Jangan ototidak. Jangan ototidak. Belajar Al-Qur'an, ototidak biasanya banyak salahnya. Maka mesti Al-Qur'an pada yang paham dengan Al-Qur'an.
Karena kalau tidak Al-Qur'an, meskipun pintar. Meskipun dan meskipun, tetap ya, makanya harus kita paham bahwa alkohol ini harus kalahkan. Karena kalau tidak kalahkan biasanya kemati, merasa bacanya sudah bagus, merasa gitu. Ternyata kalau kemudian dia baca di hadapan orang yang mumpuni dalam Al-Qur'an, dalam Al-Qur'an, dia berulang ke ketahuan. Ketahuan ketidakbisaannya.
Ini saya katakan seperti itu karena memang ya pengalaman juga. Pengalaman juga perasaan itu. Ternyata ketika baca di depan syir, misalnya berdekatan.
Dan itu tidak hanya saya saja, saya rasa saya pernah ikut daurah selama bersebutkan, sama dengan Syekh Al-Qur'an Madinah. Syekh Al-Qur'an artinya yang paling tinggi, jadi Syekh Al-Qur'an Al-Ahbar. Syekh Al-Qur'an Al-Ahbar adalah Syekh Al-Qur'an Madinah, standar dengan Syekh Al-Qur'an Al-Ahbar.
Sona'ahnya kiraat, dosen kiraat di Jemaah itu Imam Muhammadusul. Dan ketika itu yang hadir pun juga ring satu lah, karena khufat Indonesia, yang hadir pesantannya itu juga dari orang-orang yang biasa. Ring satunya lah, dari Jemaah itu khufat. dan kemudian sangat menyenangkan Tapi ketika membaca di hadapan Syir Rahimullah, waktu itu juga enggak ada yang luput, enggak ada yang mulus. Mesti semua tergancal, pasti disalah-salahnya.
Nah, buku ini merepek. Alhamdulillah, makanya ini penting. Al-Fatiha.
Faidha qala'na bufattabi'ul-qur'an. Tumma'inna adayatnya bay'atuh. Ini faidha qala'na ketika kami bacakan.
Hanya sini cuma talqin. Harus ditalqin. Maka ini Nabi alaihi salam juga demikian.
Dibacakan. Ayat-ayat Al-Quran kemudian beliau menirukannya. yang sampai kepada kita sekarang ini pun juga dipikirkan. وَلَا تَنْقَرِيَّ مُجَوَّا بُوَاتَانَا مُتَوَّا تَوَانُ Dan pentingnya juga dengan baca dengan tartil, karena Allah SWT s.w.t. وَلَا تَنْقَرِيَّ مُجَوَّا بُوَاتَانَا مُتَوَّا تَوَانُ وَلَا تَنْقَرِيَّ مُجَوَّا تَوَانُ Tidak mencukupkan وَلَا تَنْقَرِيَّ مُجَوَّا تَوَانُ tapi masih ditambah tartila. Ini tauqid, memuatkan supaya menaktilkan al-Quran.
Dan taktil itu seperti Tuhan yang kata, Tuhan yang kata, Taktil adalah tajwi tulhuf, yang membaguskan, membaguskan, yang berhubungan dengan mahali dan sifatnya. Pembali betul-betul dan mengenal tentang wakaf. Tanda-tanda wakaf. Nah, ini yang pertama. Berkaitan dengan pengertian dari Al-Quran.
Adalah kalau dikatakan di awal, Kala muqal. Kala muqal bukan makhluk. Tambahin bukan makhluk. Karena ini ada orang-orang mengatakan bahwa Al-Quran adalah makhluk. Maka para ulam mengatakan, Siapa mengatakan Al-Quran itu mazlub, maka dia bukan.
Ketika mengatakan Al-Quran itu mazlub, maka Al-Quran adalah kadang-kadang bukan mazlub. Dan itu istilah kalimat itu muncul. Istilahnya ketika Bapak Loh adalah kalam, kalau bukan lalu, ini adalah munculnya orang-orang yang menentang pada kita Bapak. Mau mencoba-coba atau merusak. Nah, khususnya dari kalam orang-orang yang jahmi, yang ada pemikiran itu.
Kemudian yang kedua, Konsep yang kedua, wahyu dan proses turunnya Al-Qur'an. Yani, bagaimana kita mempelajari bahwa Al-Qur'an itu turun dari laut ke langit dunia. Ini turunnya sekaligus dari Allah SWT ke Allah SWT. Kemudian baru diturunkan secara bertahap pada Rasulullah SAW.
selama kurun waktu beramu 23 tahun. 23 tahun. Artinya kita lihat demikian proses kokohnya.
Meskipun dengan berbagai rintanan yang ada. Nah, dan sedikit sudah kita singgung di mata kuda hadith, ya. Karena ini prosesnya juga lebih bersamaan, ya.
Maka bagaimana ketika Nabi An-Nisratul Salam untuk menulis Al-Quran, menulis Al-Wahadith, karena khawatir nanti akan bercampur dengan ayat-ayat Allah SWT. Sekarang sudah tidak ada kekhawatiran lagi. Karena waktu sudah tidak ada lagi. Kita turun lagi. Tentang pelalangan itu pun sudah dimasukkan.
Nah, makanya ini Al-Quran ini turun dari Allah SWT kemudian turun ke langit dunia. Ini sekaligus. Kemudian dari situ kemudian Sampai kembali, Nabi Rasulullah SAW berangkat langsung sesuai dengan peristiwa dan kasus. Ada peristiwa dan kasus. Sekali lagi, Pak Omar, kasus dan peristiwa itu berkaitan dengan sebab-sebab turunnya Al-Quran.
Nanti bibat sebab turunnya Al-Quran. Ini pun juga... tahapan-tahapan yang cukup lama, peristiwa-peristiwa yang yang itu pun juga tidak dijadikan seperti patrokan karena koida mengatakan alamnya perlu diomongkan lafad dari khusus asal sebabnya, dari itu dengan keomongan lafadnya bukan dengan kekhususan Biar kamu kenal betul khususnya, sama dengan khususan sebabnya. Supaya dalam hal ini, Rangkaidia itu bisa menjadi tidak hanya personal, terburu-buru saja.
Meskipun terkadang ayat itu, mau sekali lagi, itu adalah yang juga mengharuskan kita untuk membelajari secara keseluruhan. Kemudian, mahluk ini turun secara bertahap kepada Nabi SAW, surat-surat angsu-angsu, tidak sekadigus. Yang kalau seandainya sekadigus pun juga Allah SWT mengatakan mahat puasa.
Allah SWT mengatakan mahat puasa. Maaf, Tuhan, berbuat itu. Namun kemudian turun kepada Nabi SAW secara bertahap, secara berat, jadi lebih rosih, lebih kokoh. Dan kita sebagai umatnya juga masih ada kesempatan untuk terus menghafal. Agar satu kenikmatan.
Jika kita bisa menghafal Dari Allah SWT Maka Saya menguasai juga Dan memberikan keresiasi kepada para Mahasanti sekali Jika kemudian masih terus Di mana perhatiannya Kita Allah SWT Jadi mudah kita dengan alat pelan Allah SWT pasti akan Memudahkan perusahaan kita Kemudian konsep yang ketiga adalah Maktiyah dan Madaniyah. Maka membedakan antara surah-surah yang diturunkan di Makkah dan di Madinah, dikatakan Maktiyah dan Madaniyah. Juga berkaitan dengan ayat-ayat makhiyah dan badaniyah adalah klasifikasi ayat-ayat Al-Quran berdasarkan tempat atau kontekstur penyelamatan. Yang pertama ayat makhiyah adalah ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW menjelat ke Madinah.
Tanpa memandang lokasi sebenarnya, baik kita diturunkan di Mekah ataupun di luar Mekah. Maka ini ayat-ayat Mekkiya adalah ayat-ayat yang diturunkan sebelum Nabi Ali SAW. Dan ini karakteristiknya, yang pertama ayat-ayatnya pendek dan padat. Pendek, penyeludas kita cekak aus.
Cekak, pendek, aus, bergobot. Ya tentunya kita tahu berbohot karena kandungannya yang harus kita belajar. Ini ayat-ayatnya pendek dan padat. Itu yang dikatakan cekat dan naus.
Pendek namun berbohot. Nah kemudian juga fokus pada masalah akidah, keimanan seperti akidah, tawhid, kisahan Allah, adik jaman, serta kapan kemudian ini umumnya ayat-ayat makhidah. Ayat-ayat makhidah adalah seperti itu.
Lebih fokus menanamkan manusia dengan akidah, dengan tawhid. Nah, dan menggugah untuk Anda ketergantungan dengan Allah SWT. Maka ini ayat yang kebanyakan kita berkaitan dengan masyarakat.
Dan juga rohid, ancaman-ancaman bagi yang tidak konsisten. Maka mirayat-mirayatnya adalah seperti itu. Pendek-pendek namun berbobot. Dan sifatnya juga umum.
Hitamnya itu umum baik kepada muslim ataupun non-muslim. Karena ajakan-ajakannya juga umum. Ajak-anjakannya juga terus diajak.
Maka ini adalah merupakan kelebihan sifat risalah Islam. Ketujuh-ketujuh Al-Quran ini ya. Ini yang harus kita yakin di bawah proyek terhadap Allah. dari sisi Allah SWT artinya, risalah yang datang dari Allah SWT wa'ala rasulil balak dan bagi rasulullah SAW hanyalah menyampaikan wajiban beliau menyampaikan wa'alaikumsalam dan wajiban kita adalah menerima Maka ini konsepnya.
Minallahi risalah, wa'ala rasulil badab, wa'ala inat tasrihi. Risalah itu datang dari Allah. Dan Rasulullah hanya menyampaikan, kewajiban bagi kita adalah menerima. Menerima apa yang datang dari Allah SWT.
Berhati-hati dengan Rasulullah SAW. Nah kemudian ciri-ciri dari ayat mandalinya adalah ayat yang akan diturunkan setelah Nabi Muhammad SAW di jelah ke Madinah. kemudian yang kedua ayat yang kemudian ini karakteristiknya adalah ayat yang terkeselah Nabi alaihissalatu wassalam dihijrah ke Madinah dan ini bisa itu adalah turun di Madinah atau di tempat lain hanya kamu yang jelasin adalah setelah hijrahnya Rasulullah sallallahu alaihi wassalam Kemudian diantara karakteristik dari ayat-ayat madaniyah, yang pertama ayatnya lebih panjang dan berperinci. Yang kedua fokus pada hukum-hukum syariah, ibadah, mu'amalah serta persoalan-persoalan sosial dan politik.
Misalnya siasat punya siasat syartinya. Kemudian ini dia dalam ciri-cirinya, etenya panjang dan berlinci. Kemudian juga fokus pada hukum-hukum syariat yang lebih banyak, yaitu masalah fiqihya, ibadah, muhammadah, dan khitabnya juga lebih banyak kepada kaum muslim.
Maka kalau di maqiyah itu khitabnya adalah ya'yuhal-dadi'na'a, ya'yuhal-na's. kalau yang badannya jalan jalan dan seperti itu nah ini berarti mereka makin badannya Kemudian tentang asbab menuzul, sebab-sebab turunnya wahyu. Maka ini juga penting supaya kita tahu meskipun itu adalah bukan sesuatu hal yang khusus, namun kita bisa mengerti konsepnya.
Konsep. Jadi ayat-ayat itu turun tahapan-tahapannya yang kalau kemudian terjadi hal yang serupa ini bisa kemudian dikiaskan dengan kita menawih asbal penunjuknya. Oh sebabnya seperti itu.
Meskipun itu adalah simparsariannya adalah ungu. Karena memang itu merupakan sifat dari saya Islam adalah, pertama adalah Allah ini kekal, akan senantiasa dijaga sampai hancurnya dunia ini. Kemudian juga sifatnya juga komprehensif menyeluruh dalam semua aspek kehidupan manusia Anda Tuhan. Ini dalam kitab isyari pada ketentuan-ketentuan Allah dan Rasulnya alaihissalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kemudian juga tentang asbab penunjuk ini. Supaya kita juga mengetahui bagaimana konteks dan maksud dari ayatnya tersebut. Karena terkadang di luar dari bayangan yang dipahami. Maka dengan mengetahui sebuah penunjul, ini juga...
agar bisa mengetahui hakikat permasalahannya, kalau memang itu adalah salah satu permasalahan yang mungkin lingkungan darinya berbeda. Kemudian yang keempat, yang kelima adalah syara'at, bacaan. Alhamdulillah, hidup Al-Quran sampai pada kita adalah juga ujawab dan murad kalan mutawakil. Artinya bagaimana kita mengkaji, variasi cara membaca Al-Qur'an yang diakui dan memutawadid kepada kita. Bagaimana tentunya di luar ada banyak hal.
Dan perbedaan-perbedaan itu adalah perbedaan-perbedaan yang memang itu tidak... Sampai kepada Nabi alaihissalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jadi apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW, selama dua bulan itu turun, alasnya berarti al-huf pada sembilan huruf, al-haq pada tujuh huruf.
Artinya isinya adalah tentang berbagai bacaan-bacaan yang berbeda. Kemudian ini masalah kiraat berkaitan dengan tajwid dan seterusnya, mungkin juga bisa jadi bahan makalah sendiri, sebab muncul kemudian kiraat, kemudian nasih dan nasuh, ini yang diperlombori oleh Imam Tawarqa Musyadirah Muhammad, karena dikitab Al-Qum dan Kitab Al-Islam. tentang ayat-ayat yang dihapus, kemudian diganti.
Allah SWT mengatakan, مَنَنْسَخْ مِنْ آيَةٍ أَوْ نُنْصِحَةٍ نَعْتِبْخَيْرِ مِنْهَا أَوْ مِنْ تِعَالَى Maka ini juga menunjukkan itu ada. Jadi ayat مَنَنْسَخْ مِنْ آيَةٍ ada نَسَخْ yang menghapus, ada yang memang dihapus ayatnya sekaligus, dan kemudian diganti dengan yang lebih baik, ada yang disempurnakan. Nah, kemudian di sini ada tafsir dan ta'wil. Kalimat ta'wil sebenarnya sinonim daripada tafsir.
Paham ya? Kalian nabi alaihissalatu wassalam ketika mendoakan kepada abu-abu-abu mengatakan Allahumma faqhufi ti'nu'alimu at-ta'wi. Ta'wil hidatat tafsir. Nah, dan ini menanya seorang masyarakat, ada yang bacaannya dihapus, tapi hukumnya tetap berlaku. Kemudian kembali kepada masalah definisi tadi, kalimat takwin ini, takwin ini bukan manasinya tersiri.
Hai ya nanti walaupun mengatakan Allah Mbak fitri-fitri mencari kata ini adalah tersebut cuma pada sebagian pilihan kita mengambilkan takwil ini tidak adalah ini ada taksik mencermin mengatakan yang salah tidak terlalu dan setia juga terasa begini Hai ya lagi apa halimat takwil ini pakai oleh ini itu juga dengan bahasa takwil. Ada pun kalau yang bicara masalah takwil atau tahrif ini dari orang-orang yang memang bermasalah makanya tidak lainnya adalah takwil, tahrif ya. Maka dengan tahrif jadi merubah Al-Quran. Baik itu ta'wil disini, tahrif ya. Ada tahrif maknanya, tahrif harokatnya, tahrif hurufnya, tahrif kalimatnya, ini semua sudah dilakukan.
Tapi orang-orang yang keluar dari lai, keluar dari jalur yang benar. Ini tahrif, maka ta'wil disitu adalah tahrif. Ini merubah. Maka ini sudah di, jangan disalah paham, ini maksudnya tafsir dan ta'win ini.
Tafsir dan ta'win ini banyak ada di kata. Kemudian tentang eja jadwal Tuhan ini sudah kita sebut juga. Jadi tentang Mu'jizat Al-Quran ini memang benar dari sisi bahasanya, benar dari sisi kandungan pengetahuan yang sangat jauh, dan juga masalah ideologi, akhidat.
Dan dari sisi bahasanya adalah bahwa perang turun juga di tengah-tengah komunitas ahli bahasa, para pusuh halal, para orang yang fosih dari bangsa. Dan mereka baru terperintah minasi dengan apa pun. Artinya dari sisi bahasanya, ala shalih al-tawfi masih murni. Maka ketika ayat, turun ayat, alif, la, mi, ma, tu, ayat, dan muta, ta, eh, tu, orang kafir itu juga kaget, apalagi ayat Qom yang siap berdaftar. Berarti seperti itu.
Nah, seperti itu setelah urut-urut pokok Tuhan ini, itu biasanya kemudian menyaksikan dengan al-Quran Al-Quran. Nah, kemudian yang berikutnya adalah dari Tengah Masyarakat Jumat. Jadi ini juga merupakan keilmah tersendiri sebenarnya, tidak dilaksukkan dalam komponen Al-Quran secara terpisah.
Namun ini sudah berkaitan dengan Tiju'in dan sudah kita lihat. Dan ayat Al-Quran juga turun, walau Tiju'in juga penemannya. khusus, juga banyak ayat-ayat yang berbeda dengan masalah ini, yang juga masalah kejuih, kemudian penggunaan penulisan laporan ini, tentang masalah penggunaan dan penulisan laporan, kayaknya sudah kita singgung juga dulu, sudah awal. sedikit begitu sama ini karena prosesnya juga bersama dengan semuanya hanya saja ketika kurang ini adalah dimulai dari setelah lebih ada selalu selang tingkat ini setelah perang yang lama di akhirnya Sejarah perang pengumpulan dan permisahan perang ini juga dimulai setelah perang yang lain, perang dengan musyarakat kejauh, yang dimana dalam perang itu adalah banyaknya kaum siwin dan khususnya para penjaga perang yang meninggal.
Kemudian surat tadi sudah, mau foto, beloknya foto nonton, kemudian berikan, ya. Dipumpulkan, kemudian diserahkan kepada Bang Bunjong dan kepada Trivisa Bidjan. dan kemudian melakukan yang kedua di masa Fatih Fahim. Uthman bin Afan yang kemudian dikenal dengan Mus'haf Uthmani yang ditulis bahasa beliau nah dan ini juga bisa untuk buat makalah berkaitan dengan sejarah pembulan dan pemisahan Al-Quran Misalnya, untuk sebagai makalah. Dan yang paling ke-8 itu juga besar, insya Allah Al-Quran ini juga bagaimana Al-Quran itu dari awal dulu menantang kepada orang-orang muslim.
Dan apa namanya, terus. Hai ya eh kembali kepada yang 10 tadi ini bisa menjadi satu makanan sendiri dan ini juga apa namanya bisa, apa, bisa, bisa, berkaitan dengan sejarah pengumpulan dan pembelian alfalan di negeri. Mungkin juga tentang jajur bahwa yang alfalan itu adalah turun di tengah-tengah komunitas usaha.
Namun ternyata juga mereka yang pasti pun juga kaget ketika mendengar eh, dia tahu bahwa sepahang kota ini, padahal mereka adalah orang-orang yang artinya kalau dari sisi bahasanya belum terkontaminasi dengan apa, bahasa luar, masih murni, malah salah saja perhatian. Maka ini yang penting untuk pemuda di KC Jawa. Akhirnya 10 poin di antaranya, dan kalau pemuda di Rincipen juga banyak ya. Namun, pada kali ini yang bisa kita bahas pada kesempatan ini.
Kemudian, berkaitan dengan esba beruncul ini tidak semua. Tidak semua ayat itu ada esba berunculnya. Tidak semua.
Dan esba beruncul ini pun juga lebih untuk bisa... Itu tadi kita singgung adalah untuk kita bisa memahami lebih ketil sebenarnya konteksnya apa. Meskipun itu adalah, perannya adalah dengan keumuman lafad. Alhamdulillah, keumuman lafad tadi khusus adalah sebab.
Dengan keumuman lafad tidak dengan keusuhan sebabnya. Meskipun itu mungkin ada sebabnya, namun sebab itu bukan sebagai hadis satu airnya studi kasus ya, tertentu ini tidak, tapi untuk lebih memahamkan kita bahwa ternyata ini adalah kasus-kasus seperti ini. Kalau kemudian bisa dikiaskan dengan.
masalah-masalah kontemporer, masalah-masalah kekinian. Nah, maka ini yang harus kita perhatikan. Kemudian untuk tugas, mungkin untuk putra. Saya kasih tugas berkaitan dengan Asbah Gunuzul, sebab-sebab turunnya bisa dikembangkan. Kemudian Bapak Putri bisa jadi dua kelompok yang pertama berkaitan dengan Neja Zulul'an dan kelompok kedua berkaitan dengan Neja Zulul'an.
dan dengan sejarah perumpulan dan peneliti satapulaan. Tentang bagian kelompoknya silahkan dibagi. Anda kepalakan ketua kelasnya, Pak Isyaban dan Ibu Tri, bisa dibagi sendiri lagi. Nah, ini barangkali. bahasa Jawa Barat ini cukup dulu, insya Allah kita lanjut.
Dan untuk menghadiri insya Allah bisa, kami bisa admin-admin yang akan mengirimkan di pos di Asatri, di pusat utara. Tapi berdekatan itu, ya akan semoga bisa. bisa dipahami dan sekaligusin untuk biasanya juga dari surat kita atau baik-baiknya surat ulama hadith yang kita lakukan Assalamu'alaikum wa'alaikumsalam wa rahmatullahi wa barakatuh ya Allah wa salamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh wa rahmatullahi wabarakatuh wa rahmatullahi wabarakatuh Sudah? diadmin sudah-sudah