Transcript for:
Masa Keemasan Peradaban Islam

Iqra' bismi rabbika alladhi khalaqa Di saat Eropa dan sebagian besar dunia sedang dalam kegelapan dan kekacauan, Islam Seperti emas, bersinar. Peradaban Islam untuk pertama kali dalam sejarah memimpin dunia. Setelah baru sekitar 100 tahunan dari munculnya Islam di semenanjung Arab, Islam menyebar dari Timur Tengah ke Afrika Utara dan Asia Tengah. Di bawah pimpinan Umayyah dan nantinya dilanjutkan oleh Abbasiyah. Terinspirasi oleh ayat-ayat Al-Quran dan hadith, Islam memimpin kemajuan manusia dalam filsafat, sains, kedokteran, matematika, dan bahkan astronomi. Istilah-istilah yang kita kenal seperti Al-Jabbar. al-kibar, kimia, azimut, algoritma, alkohol, dan alkali berasal dari masa keemasan ini. Pemikir-pemikir besar seperti Al-Khwarizmi, Ibn Sina, Al-Razi, Ibn Al-Haytham, Ibn Rushd, Al-Ghazali berasal dari masa ini, di mana mereka melanjutkan estafet ilmu pengetahuan dari Yunani kuno, Persia, India, dan yang lainnya, dan nantinya memberikannya ke Eropa pada masa renaissance. Pada video kali ini, kita akan mencoba untuk menghargai kembali bagaimana Islam, para ilmuwan dan pemikiran mereka menjadi mercusuar yang menerangi dan menyalahkan. kapal-kapal kemanusiaan yang hampir menabrak karang dan tebing. Kapal-kapal yang hampir memberikan akhir terhadap nyawa yang berada di dalamnya. Kekuasaan Islam berkembang pesat setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 Masehi. Khulafah Rushidin memulai ekspansi besar wilayah Islam ke luar semenanjung Arab, termasuk Persia, Levan, Mesir, dan sebagian Afrika Utara, kemudian Umayyad. memperluas Islam hingga ke Spanyol dan India. Dan nantinya dilanjutkan oleh Abbasiyah dengan revolusinya dan mendirikan Bagdad sebagai ibu kota dan menjadikannya pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia. Kekhalifahan Abbasiyah menjadi zona perdagangan, baik barang dan perusahaan, dagang, budaya maupun pengetahuan dari Persia, India dan bahkan Bizantium. Banyak bahasa, budaya dan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan. Tingkat literasi juga tinggi berkat fokus Islam pada Al-Quran dan Hadith. Dalam Al-Quran sendiri, ayat pertama yang diturunkan adalah Ikhro, yang memiliki tafsir, bacalah, perhatikanlah, pahamilah, mengertilah. Semua tafsir mengartikan bahwa ini menyuruh untuk mencoba mengerti. Yang bisa kita interpretasikan bahwa langkah pertama dalam beragama adalah mencari mencari ilmu pengetahuan mencoba untuk mengerti dan banyak hadits dari Nabi Muhammad juga memberikan penekanan bahwa mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim diantaranya hadits dari Anas bin Malik mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim dari Abu Hurairah para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham mereka hanya mewariskan ilmu barang siapa mengambilnya ia telah mengambil bagian yang banyak dan ini memberi motivasi yang besar bagi para ilmuwan di Abbasiyah pada masa itu membuat mereka mencoba untuk mengerti diri, dunia, dan seisinya. Menjadikan ilmu pengetahuan memiliki nilai yang sangat tinggi dalam agama. Ini yang membuat mereka tidak peduli apakah yang dipelajari karya non-muslim. Asal itu, memajukan pengetahuan mereka. Meskipun kita tidak bisa dengan tepat menentukan apakah tingkat literasi mereka tinggi atau tidak, tapi kita jelas bisa mengatakan bahwa tingkat literasi mereka lebih tinggi jika dibandingkan dengan Eropa yang masih berada di abad kegelapan pada masa itu. Setelah pertempuran Talas pada tahun 700, 151 masehi, kholifah menangkap beberapa tahanan perang China dan ternyata mereka mengetahui cara membuat kertas yang membuat produksi buku menjadi jauh lebih mudah. Dan pabrik kertas dikembangkan untuk pertama kali bagi sejarah Islam di Bagdad yang bisa dikatakan sebagai titik awal dari era keemasan ini. Kekholifahan pada masa itu juga percaya bahwa ilmu pengetahuan sangat penting dan mereka memberi pengeluaran yang besar untuk penerjemahan besar-besaran tulisan pemikir kuno, terutama dari Yunani Klasik. Dan dikini mereka mengatakan, mengeluarkan persentase lebih besar untuk pendidikan daripada yang negara-negara pada masa ini lakukan. Salah satu simbol dari periode ini adalah Baitul Hikmah atau rumah kebijaksanaan, perpustakaan besar yang dibangun oleh Khalifah Al-Mansur di Bagdad. Baitul Hikmah dikatakan menjadi simbol dari keemasan ini dikarenakan ketika dia dibangun, ini menjadi awal dari era keemasan. Dan ketika Baitul Hikmah nantinya hancur, ini dikatakan menjadi akhir dari era keemasan ini. Penurus Al-Mansur Al-Rashid juga melakukan tradisi hadits ini dan mendukung besar gerakan terjemahan dan penerusnya al-ma'mun merenovasi battle Hikmah dan mensponsori produksi pengetahuan secara programatik dan terus menginspirasi penerus mereka untuk melakukan hal yang sama dan pada tahun 850 masehi by tool Hikmah menjadi perpustakaan terbesar di dunia proyek-proyek penerjemahan besar pertama kali mengambil teks suci Alquran dan hadits dan menambahkan terjemahan ke berbagai bahasa untuk menyebarkan Islam keseluruh khalifahan dan juga ke seluruh dunia. Dan setelah itu, mereka mulai menerjemahkan karya-karya klasik dari Yunani Kuno dan teks-teks Persia. Dan karya-karya Aristoteles dikatakan tidak mungkin bertahan sekarang, jika saja kehalifahan tidak menerjemahkannya pada saat ini. Dan mereka tidak... tidak hanya menerjemahkan tapi juga menulis komentar dan tafsiran mengenai terjemahan tersebut mereka membandingkan meringkas dan bahkan menganalisisnya dan tidak hanya betul hikmah pada masa ini dibangun banyak sekali tempat-tempat untuk pembelajaran seperti observatorium rumah sakit, masjid, dan perpustakaan umum. Bahkan tempat-tempat yang dikhususkan untuk belajar juga dibangun, yang dinamakan materasa atau sekolah, yang menjadi salah satu institusi pendidikan tertua yang nantinya mempengaruhi perkembangan sistem pendidikan modern. Universitas Al-Karawin yang didirikan pada tahun 859 Masehi menjadi universitas pemberi gelar tertua di dunia. Universitas Al-Azhar juga merupakan materasa awal lain yang kini diakui sebagai universitas. Dan Cordoba per tahun 900an juga menjadi pusat dari ilmu pengetahuan. Madrasah menjadi pusat penting untuk penyebaran ilmu. Diperkirakan ada puluhan di Bagdad per tahun 1200an dan seratusan di Damaskus per tahun 1500an. Setiap madrasah ini memiliki semacam perpustakaan untuk menyimpan buku-buku mereka dan masjid untuk beribadah. Dan ini semua dijadikan dalam satu kompleks. Pendidikan dimulai dari usia muda dengan belajar bahasa Arab dan belajar membaca Al-Quran. Kemudian mereka akan belajar penelitian. penafsiran dan juga hukum Islam atau fikir yang dianggap paling penting. Namun, sekolah-sekolah ini tidak hanya memberikan penjelasan mengenai hukum dan analisis Islam, tapi juga sangat terbuka terhadap ide-idenya. Mereka juga belajar filsafat alam Yunani seperti logika dan aritmatika, astronomi, dan juga astrologi. Menurut Stanford Encyclopedia of Philosophy, gerakan penerjemahan ini menyebabkan perubahan besar dalam hampir semua bidang filsafat di dunia latin abad pertengahan. Mengubah cara orang berpikir tentang alam, pikiran manusia, dan realitas. Pengaruh filsuf muslim Empat daerah ini sangat kuat dalam bidang filosofat alam, psikologi, dan metafisika. Serta juga mempengaruhi studi logika dan etika. Pada masa ini juga terjadi apresiasi kuat dan juga perkembangan terhadap pemikiran rasional. Dan ini mempengaruhi filosofat agama yang melahirkan kalam. Salah satu alirannya adalah Moctezila yang percaya bahwa rasionalisme bisa digunakan untuk memahami baik natural. maupun supernatural seperti Tuhan. Tradisi debat dari Yunani diwariskan dan dibawa terhadap sifat kosmos dan mencoba untuk mempelajari mengenai diri, alam semesta, dan seisinya. Mereka melakukan debat dengan aliran lain seperti Maturidia yang melihat akal diperlukan untuk memahami dan menafsirkan agama dan juga manusia memiliki kehendak bebas yang berarti memiliki kemampuan untuk membuat pilihan moral dan etis di mana manusia harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. Dan aliran lain seperti Ash'aria yang memandang bahwa kehendak Tuhan menentukan segalanya dan kehendak bebas manusia hanya terbatas. Dan menurut mereka akal hanyalah terbatas dan tidak sepenting itu untuk memahami agama. yang diperlukan adalah iman yang besar. Banyak perdebatan dan diskusi teologis di antara berbagai aliran dalam Islam menunjukkan pengaruh besar dari filsafat Yunani. Ibn Taymiyah mengkritik diskusi-diskusi ini sebagai solusi Yunani untuk masalah Yunani yang menurutnya tidak relevan bagi umat manusia pada masa itu. Sebagian besar aliran teologis utama dalam Islam menggunakan pendekatan rasional untuk memahami agama yang menyebabkan mereka menolak interpretasi literal dari teks-teks agama. Pendekatan ini menurut Taymiyah adalah hal yang Hal yang bisa memberikan tantangan terhadap tulisan-tulisan dan agama suci Islam. Dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi umat Islam pada masa itu. Al-Ghazali yang memiliki aliran asyikaria, mengembangkan tasawuf yang mengintegrasikan aspek spiritual dan mistis Islam dengan ajaran-ajaran hukum dan teologi agar lebih mudah diterima. Dia memberikan pengaruh besar dalam filsafat, tapi juga memberikan kritik besar mengenai filsafat juga nantinya. Melalui tahafat Al-Falasifah, Al-Ghazali memberikan kritik mendalam terhadap para filosof muslim yang mengadopsi filsafat Yunani. Dia menuduh mereka menyimpang dari ajaran Islam dalam isu-isu teologis seperti kekekalan alam semesta dan kebangkitan jasmani. Dan nantinya, Ibn Rushd memberikan reaksi terhadap ini dengan karya Tahafud al-Tahafud untuk membela filsafat. Ia percaya bahwa Tuhan memberikan akal kepada manusia untuk digunakan dalam mengeksplorasi dan memahami alam semesta. Menurut Ibn Rushd, pengetahuan filosofis dapat memperdalam pemahaman tentang ajaran agama dan tidak bertentangan dengan iman jika digunakan dengan benar. Sementara itu, ada juga sekolah filsafat lain yang disebut dengan Falsafa. Para sarjana Falsafa mengadopsi dan mengembangkan karya-karya filosofi Yunani seperti Aristoteles, Vita Goras, dan Plato. Mereka menerjemahkan, mengomentari, dan menulis banyak teks filosofis. Salah satu dari mereka adalah Ibn Sina dan Ibn Rushd. Ia memainkan peran besar dalam menafsirkan karya-karya Aristoteles. Aristoteles. Mereka menulis banyak komentar tentang Aristoteles yang membantu orang-orang untuk memahami gegasan-gegasan yang dimiliki. Dalam Metafisika, area filsafat yang mencoba untuk memahami dasar-dasar dari realitas, Aristoteles dan Plato memiliki perbedaan mendasar. Menurut Plato, semua benda, termasuk yang abstrak, ada dalam dunia bentuk atau world of forms, di mana ide-ide sempurna tentang benda-benda tersebut berada. Apa yang kita lihat di dunia nyata hanyalah bayangan atau tiruan dari bentuk-bentuk sempurna ini. Misalnya, Sebenarnya sebuah segitiga di dunia nyata hanyalah refleksi dari ide sempurna tentang segitiga yang ada di dunia bentuk. Dimana segitiga didefinisikan oleh sifat-sifatnya seperti memiliki tiga sisi. Dia memberikan argumen ini dikarenakan manusia dibatasi oleh indera-indera mereka dan juga pemikiran-pemikiran mereka. Dan dunia bentuk menurutnya adalah dunia yang sebenarnya, dunia yang tidak bisa kita persepsikan secara sepenuhnya. Aristoteles di sisi lain berpendapat bahwa bentuk dan substansi atau materi tidak terpisah. adalah sifat-sifat intrinsik dari benda yang membuat benda tersebut menjadi apa adanya. Misalnya, segitiga adalah segitiga karena memiliki tiga sisi. Dan esensi dari segitiga ini ada dalam benda itu sendiri, bukan di dunia lain yang terpisah. Dan Ibn Sina mencoba untuk menyintesiskan kedua pandangan ini dan memberikan kontribusi signifikan dalam memahami hubungan antara bentuk, substansi, dan keberadaan. Dia mengembangkan konsep tentang wujud dan esensi atau eksistensi dan hakikat. Menurut Ibn Sina, esensi sesuatu bisa dipikirkan tanpa memikirkan keberadaan. Tetapi keberadaan sesuatu selalu memerlukan esensinya. Ini berarti bahwa esensi suatu benda dapat ada dalam pikiran sebagai konsep yang terpisah dari keberadaannya di dunia nyata. Ibn Husina mengembangkan eksperimen pemikiran terkenal yang dikenal sebagai manusia mengambang. Untuk menjelaskan konsep kesadaran diri atau consciousness. Dia mengatakan, untuk bisa melakukan ini, kita harus membayangkan seseorang kehilangan semua pengalaman inrawinya. Matanya tertutup, telinganya tidak mendengar, dia tidak merasakan sentuh. Tuhan, dia tidak mencium apa-apa dan dia tidak merasakan apapun di ledahnya. Dan dia sedang berada dalam kondisi jatuh bebas atau mengambang dan tidak merasakan apapun. Ibn Sina berargumen bahwa meskipun semua indera fisik pria tersebut tidak berfungsi, dia masih akan memiliki kesadaran diri tentang keberadaannya. Eksperimen ini digunakan oleh Ibn Sina untuk menunjukkan bahwa kesadaran diri adalah sesuatu yang inherent dan tidak bergantung pada pengalaman indrawi. Dengan demikian, kesadaran diri merupakan aspek fundamental tersebut. dari jiwa manusia yang independen dari tubuh fisik. Ibn Zina percaya ini adalah bukti bahwa jiwa atau kesadaran diri itu ada, yang bersifat non-materi di dalam, menunjukkan sifat eksternal, tetapi juga dibilang lain berusaha menggabungkan kedua konsep tersebut, dikarenakan tubuh manusia tetaplah ada. Ide ini nantinya mempengaruhi konsep keberadaan diri dari Descartes, yang sering kita dengar kata-katanya, cogito ergo sum, I think, therefore I am. Selain dari kedua ini, perkembangan, Pengembangan rasional manusia di masa ini juga mengembangkan epistemologi, area filsafat yang mencoba memahami pengetahuan, pembelajaran, dan pemahaman. Bagaimana manusia mencoba untuk memahami bagaimana pemikiran itu bekerja. Ibnu Al-Nafis dan Ibnu Tufail adalah beberapa yang berpengaruh di bidang ini. Mereka menggambarkan pandangan mereka dengan novel yang mereka tulis. Al-Nafis dengan Theologus Autodiktatus dan Ibnu Tufail dengan Hayy Ibnu Yagdan. Mereka sama-sama menggambarkan tokoh utama mereka tinggal di pulau terpencil. Dimana Hai Ibn Yagdan ketika mengobservasi dunia, dia mulai belajar sendiri dan memahami tentang dunia, Tuhan, dan filsafat melalui pemikiran rasionalnya, tanpa bantuan dari orang lain. Dimana Theolus atau Diktatus menggambarkannya dengan tokoh utama bertemu dengan orang-orang yang terdampar ke sana, dan mulai belajar tentang dunia, Tuhan, dan yang lainnya melalui observasi dan penelarannya sendiri. Kedua novel ini menunjukkan bagaimana filsafat dapat digunakan untuk memahami dan memperkuat ajaran agama. Mereka menekankan bahwa akal dan wahyu dapat bergandengan secara harmonis, memperkuat pandangan bahwa pengetahuan rasional dan keimanan dapat berjalan bersama. Kedua novel ini nantinya membantu mendirikan genre baru dalam sastra Arab, di mana mereka menggabungkan narasi dan eksplorasi filosofis untuk membuatnya dengan mudah disebarkan ke banyak orang. Para filsuf ini nantinya akan berdampak besar pada filsafat dan juga filsuf-filsuf besar sepanjang berabad-abad. Karya-karya mereka menjadi estafet untuk mengembangkan semua pergembangan filsafat yang kita kenal sekarang. Mungkin saja tanpa adanya era keemasan ini, pemikiran filsafat kita dan secara efektif ilmu pengetahuan lainnya tidak akan sampai pada peradaban saat ini. Tanpa adanya pemikir-pemikir Islam pada masa ini, kita bisa saja tertinggal entah berapa ratus tahun karenanya. Teori metode ilmiah awal memang sudah ada selama ribuan tahun, dan juga sudah menjadi subjek utama diantara filsuf Yunani kuno, seperti bagaimana Aristoteles mengembangkan penalaran deduk. dan induktif. Namun, di dunia Islam, teori berkembang menjadi pengujian untuk mengembangkan metode eksperimental paling awal. Ibn al-Haytham menggunakan penalaran logis yang dikombinasikan dengan eksperimen empiris. Dia percaya bahwa dirinya berada di dalam penjarian kebenaran di atas segalanya. Mencatat bahwa kebenaran sulit ditemukan dan perjalanan untuk mencapainya tidaklah mudah. Dia melakukan proses skeptisisme di mana dia mencoba untuk mencari kebenaran melalui pengamatan yang menjadi bentuk awal dari positifisme. Teori bahwa pengetahuan tentang fenomena alam hanya dapat diperoleh melalui pengamatan dan alasan. Dia mengembangkan pemikiran induktif Aristoteles dan membangunnya dalam metode ilmiah dengan alasan bahwa untuk menemukan penjelasan terbaik diperlukan banyak kumpulan bukti. Abu Rayhan al-Biruni mengembangkan eksperimen sistematis untuk menemukan prinsip-prinsip alam. Dia sering melakukan pengulangan eksperimen untuk menghindari bias dalam pengamatannya. Dan dia melihat dari rata-rata hasil untuk mengkompensasi kesalahan. yang mungkin terjadi selama prosesnya yang menjadi landasan metode ilmiah saat ini. Ibnu Sina sendiri membuat aturan untuk menguji efektivitas obat, termasuk bahwa efek yang dihasilkan oleh obat yang diuji harus terlihat secara konsisten atau setelah banyak pengulangan untuk benar-benar dapat diperhitungkan. Seperti yang kita ketahui, Ibnu Sina tidak hanya memiliki pengaruh besar dalam filsafat dan metode ilmiah, tapi dia juga adalah penulis paling berpengaruh dalam medis. Dia menulis buku pendidikan medis terbesar sepanjang masa, aku nun. V.A.T.E. atau The Canon of Medicine Buku ini merupakan gabungan dari beberapa buku yang berbeda Dengan intinya berada pada ide-ide besar yang kembangkan Aristoteles, Hippocrates, atau Galen Dan tulisan ini dikelilingi oleh lapisan demi lapisan catatan dari dokter-dokter terkenal dari Bagdad dan sekitarnya Dimana garis utama adalah ringkasan dari Ibn Husina sendiri Ibn Husina juga dikatakan sebagai penemu dari karantina Ia mengatakan bahwa karantina selama 40 hari adalah metode paling penting Untuk menghentikan penyebaran wabah wabah. Dia menjelaskan teori bahwa penyakit menyebar dari partikel-partikel kecil yang tidak terlihat oleh mata yang nantinya dibuktikan berabad-abad kemudian setelah penemuan mikroskop yang awalnya dikembangkan juga pada masa ini oleh Ibn Al-Haytham yang membuktikan bahwa penglihatan memantul dari satu objek sebelum diarahkan ke mata. Pada pertengahan tahun 1300-an ketika wabah hitam melanda dunia, semua awak kapal yang berlabuh di Venezia harus tetap berada di kapal tersebut selama 40 hari dalam karantina sebelum turun ke darat. Dan ini memberikan pengaruh besar terhadap peradaban Islam pada masa itu, di mana dunia mengalami banyak sekali pengorbanan, Islam tetap bertahan dikarenakan Ibn Sina. Pengaruh mereka yang lainnya, dalam medis, ada Al-Zahrawi yang dianggap sebagai ahli bedah terbaik dan juga Al-Razi yang menuliskan banyak karya yang berdasar pada pengobatan umurah Yunani dan filsafat alam. Dia menggabungkan teori-teori medis Yunani dengan pengamatan klinis dan juga eksperimen, mengembangkan teknik-teknik baru, menyebarkan pengetahuan medis melalui tulisan-tulisan mereka salah satunya adalah alkimia mereka yang bekerja dengan berbagai material disebut alkimiawan pada masa ini sebagian besar ide tentang sifat material adalah kombinasi dari empat elemen esensial api tanah udara dan air masing-masing adalah satu kombinasi dari panas dan dingin dan basah dan kering api panas dan kering tanah dingin dan kering udara panas dan lembab dan air dingin dan lembab konsep dunia material ini bukan hanya dasar alkimia pada masa ini tetapi juga diadopsi terhadap kerokteran. Sebelum penemuan teori kuman, penyakit dianggap sebagai salah satu atribut ini yang tidak seimbang dalam tubuh. Mungkin elemen udara panas dan lembab yang ada di dalam tubuhnya berkurang atau yang lainnya. Ibn Hayyan menyusun logam bumi dengan model Aristotelian, mengatakan bahwa kombinasi berbagai bahan logam bisa menghasilkan logam berbeda. Yang paling terkenal dari ini adalah besi bisa berubah menjadi emas. Pencarian ini dikatakan sebagai pencarian Philosopher's Stone, dimana beberapa logam bisa menghasilkan logam yang yang lainnya. Dikarenakan mereka hanya berdasar pada teori yang sebelumnya mereka miliki, sama seperti ilmu fisika, beberapa kesimpulan yang mereka dapatkan mungkin mendapatkan kesalahan. Namun, kesalahan juga memberikan pengaruh yang cukup besar. Dikarenakan alkemia nantinya berkembang menjadi kimia yang kita pelajari hingga hari ini. Banyak sekali pengaruh ilmu alam dari ilmuwan pada masa ini, bahkan dalam neurologi dan biologi. Al-Razi menyatakan bahwa saraf memiliki fungsi motorik atau mengendalikan sensasi yang menjadi dasar pemahaman memiliki. mengenai dasar sistem saraf bekerja. Al-Razi menggunakan pengetahuannya tentang anatomi saraf untuk menghubungkan tanda-tanda klinis cedera dengan lokasi lesi yang sesuai dalam sistem saraf. Dalam biologi, bahkan dikatakan jauh sebelum Charles Darwin, Al-Tusi Al-Jahis dalam kitab Al-Hayawan, Ibnu Khaldun dalam Mokod Dima, sudah mulai meletakkan fondasi dalam teori-teori evolusi, yang nantinya menjadi salah satu ide paling besar dalam biologi. Para pemikir Islam juga membuat perkembangan penting dalam bidang matematika. Mereka membangun dari para pemikir di seluruh dunia dan menggabungkannya menjadi bagian paling mendasar dari pemahaman kita tentang angka. Dimana mereka memberikan fokus besar pada aritematika dan aljabar. Sistem angka yang diadopsi dari matematikawan Hindu di India dikembangkan oleh Al-Khawarizmi. Dan mengajurkan adopsi masalah sistem angka basis 10 yang membuat perhitungan matematika jauh lebih mudah. Al-Khawarizmi juga menulis kitab Al-Jabar yang merupakan tulisan paling berpengaruh selama berapa abad mengenai Al-Jabar. memperkenalkan teori yang memperlakukan bilangan rasional, bilangan irasional, besaran geometris, semua angka sebagai objek serupa, bisa dan siap untuk dimanipulasi. Al-Khawarizmi juga berpengaruh terhadap algoritma, astronomi, geografi, dan kartografi. Matematikawan lain, Omar Hayyam, membangun dari karya Al-Khawarizmi untuk mengembangkan dunia persamaan kubik. Matematikawan lainnya, Ibn Suja, memperluas karya Al-Khawarizmi ke dalam eksplorasi angka negatif dan notasinya. Ibn Al-Haytham menemukan rumus jumlah untuk pangkat keempat. menggunakan metode yang dapat digunakan secara umum untuk menentukan jumlah untuk pangkat integral apapun. Matematika juga berkembang pesat dalam geometri, trigonometri, dan bahkan statistik. Seperti Albert Tany yang memperkenalkan beberapa hubungan trigonometri seperti sinus, kosinus, dan tangan. Dan kontribusinya terhadap astronomi sangat berharga selama zaman kemasan Islam. Dan juga dia memiliki kontribusi terhadap astronomi. Dan dalam astronomi banyak upaya yang dilakukan untuk mengembangkan ilmu ini. Sebagai bagian dari proyek untuk mengembangkan ilmu. untuk menentukan Qiblat atau arah Ka'bah. Seperti Al-Khawarizmi yang menerbitkan dokumentasi tentang pergerakan matahari, bulan, dan planet-planet. Bahkan, sebelum Galileo, banyak astronom Islam seperti Ibn al-Haytham, al-Shatir, al-Razi, dan al-Biruni yang melihat bahwa bumi bukanlah pusat dari alam semesta. Mereka memberikan fondasi awal yang nantinya dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan lain seperti Galileo. Al-Ma'mun membangun dua observatorium, satu di Bagdad dan satu lagi di luar Damascus. Di tempat-tempat ini, para ilmuwan menyebutkan menyempurnakan buku pedoman astronomi yang disebut dengan Zij, yang membantu memperbaiki waktu sholat. Abdul Rahman Al-Sufi menulis dalam bukunya, Book of Fixed Stars, menggambarkan bintik berkabut di rasi bintang Andromeda. Referensi definitif pertama, untuk apa yang sekarang kita kenal sebagai galaksi Andromeda. Galaksi spiral terdekat dengan galaksi kita, Bima Sakti. Dalam ilmu pengetahuan sosial, Ibn Khaldun menulis autobiografi dan sebuah buku sejarah dunia yang disebut Kitab Al-Aibar atau buku pelajaran. Buku ini masih digunakan sebagai sumber penting untuk sejarah untuk berber Afrika Utara. Dalam karyanya Mukoddimah, dia menjelaskan... faktor-faktor sosial yang menyebabkan perbedaan ekonomi, politik, dan bahkan psikologis dalam budaya. Pendekatannya ini menjadikannya salah satu pelopor dalam penelitian sosiologis. Ibn Khaldun juga dianggap sebagai pengembang awal teori nilai tenaga kerja dalam ekonomi. Dia juga membahas konsep-konsep seperti pertumbuhan ekonomi, perpajakan, dan produk domestik bruto atau PDB. yang sangat maju untuk usamanya. Sebagai sejarawan, sosiolog, dan demografer, Ibnu Khaldun adalah salah satu ilmuwan paling dihormati dan berpengaruh pada abad pertengahan. Karya-karyanya, terutama Mokodima yang tadi, menunjukkan kesamaan yang mencolok dengan karya-karya Adam Smith dalam ekonomi, bapak ekonomi itu sendiri, meskipun Ibnu Khaldun hidup berabad-abad lebih awal. Dan Ibnu Khaldun memberikan semacam teori mengenai siklus alami kegaisaran, yang menjelaskan bagaimana suatu kegaisaran pasti akan mengalami kejatuhan, yang salah satunya disebabkan oleh menurunnya perhatian terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Sesuai dengan teori Ibnu Khaldun, kekesaran Abbasiyah mengalami kejatuhan. Dan sebagai hasilnya, era keemasan juga mengalami penurunan. Akhir dari era ini adalah hasil dari berbagai faktor yang kompleks dan rumit. Beberapa sejarawan seperti Ahmadiyah Al-Hassan mengatakan bahwa faktor ekonomi dan politik memberikan penurunan dalam dukungan politik terhadap keilmuan. Dan beberapa sejarawan lain seperti Jok Mokir mengatakan bahwa ortodoksia agama yang dipimpin salah satunya oleh Al-Ghazali adalah yang menjadi salah satu faktor penentu dalam penurunan. yang mengakhiri era keemasan Islam. Namun, yang benar-benar paling berdampak adalah pengaruh eksternal yang mengerikan yang mengacurkan isi dari Bagdad. Pada tahun 1258, Mongol menjarah Bagdad, mengacurkan banyak karya ilmiah dan infrastruktur kota. Infrastruktur yang hancur akibat invasi ini berarti kemunduran dalam perdagangan, pertanian, dan produksi, yang semuanya sebelumnya mendukung perkembangan ilmiah dan budaya. Masa antara tahun 1260 dan 1500 disebut sebagai era ketidakstabilan. Mulai Timur Tengah mengalami kekacauan besar dengan bangkit dan runtuhnya kegaisaran, seperti Ilkanat Mongol dan Kegaisaran Timurit. Di barat, rekan kusta mendorong umat muslim keluar dari Iberia. Di Afrika Barat Laut, meskipun kaya sumber daya, mereka juga mengalami ketidakstabilan politik. Setelah era ketidakstabilan pertama, muncul periode yang bisa disebut sebagai Zaman Keemasan Light. Kegaisaran seperti Safavid di Iran, Mughal di India, dan Ottoman di Timur Tengah dan Anatolia, mulai mendanai perkembangan teknologi, arsitektur, dan sastra. Namun dunia telah berubah. Rute perdagangan utama telah bergeser dan Eropa mulai bangkit kembali setelah abad kegelapan dengan renesans dan eksplorasi dunia baru. Penemuan rute perdagangan laut ke India oleh Portugis pada abad ke-15 mengalihkan jalur perdagangan utama dari Timur Tengah. Hal ini mengurangi kekayaan dan pengaruh ekonomi dari kekalifahan Islam yang sebelumnya mengendalikan rute perdagangan darat utama Andan Barat. Pada abad ke-16 dan ke-17, Eropa yang sebelumnya berada dalam kegelapan mulai melihat mataharinya kembali dan mengalami renaissance dan revolusi ilmiah. Sementara dunia islam mulai tertinggal dalam perkembangan ilmiah dan teknologi. Faktor-faktor ekonomi, politik, dan sosial yang sangat kompleks menyebabkan great divergence, di mana Eropa mulai memimpin dalam inovasi dan perkembangan ilmiah. Sekitar tahun 1700, dimulai era kedua ketidakstabilan. Kekaisaran Ottoman, Mughal, dan Safavid mulai mengalami kemunduran. Kali ini, kelemahan mereka dieksploitasi oleh kekuatan kolonial Eropa. Pada tahun 1800, kolonisasi Eropa sudah berlangsung penuh dan sumber daya dari dunia yang dijajah dibawa ke Eropa, mengakhiri kemampuan kekaisaran Muslim untuk mendanai penelitian ilmiah. Zaman atau era keemasan Islam adalah sebuah era yang menandai puncak kemajuan intelektual, ilmiah, dan budaya yang luar biasa dalam sejarah umat manusia. Dari berdirinya Baghdad pada tahun 762 hingga invasi Mongol pada tahun 1258 dan tantangan-tantangan berikutnya, periode ini menyaksikan kelahiran dan perkembangan banyak disiplin ilmu yang masih kita hargai dan belajari hingga hari ini. Para ilmuwan muslim, baik Arab maupun non-Arab, memberikan kontribusi besar dalam bidang matematika, kedokteran, astronomi, sastra, filsafat, dan banyak lagi. Namun, sebagaimana semua masa keemasan, periode ini juga harus menghadapi akhirnya. Invasi, perubahan rute perdagangan, ketidakstabilan politik, dan berbagai faktor lainnya menjadi bagian dari cerita kompleks tentang mengapa zaman keemasan ini terjadi.