Intro Mari kita lanjut masih di Mata Najwa on stage Majelis Rakyat Kita kasih tepuk tangan sekali lagi untuk para wakil rakyat Applaus Bicara DPR tetapi yang jelas mereka saya undang kesini bukan hanya membawa baju fraksi tetapi juga masing-masing adalah fungsionaris partai. Ada Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, ada fungsionaris PKS, ada Wakil Sekjen PDI Perjuangan dan ada Sekjen PKB. Bulan Agustus teman-teman itu sudah pendaftaran calon presiden. Bulan Agustus ini kurang dari 6 bulan lagi sudah pendaftaran calon presiden dan tampaknya suasana dan suhu politik semakin panas.
Siapakah yang akan kembali bertarung di Pilpres 2019? Sudah banyak yang mau, kalaupun tidak menunjukkan tapi sudah kelihatan. Kita akan lihat yang berikut ini. Terima kasih.
Mulai ramai dibicarakan di survei Pilpres 2019. Tadi saya ingin langsung ke Bang Fadlizon. Jadi sudah pastikah Ketua Umum Partai Gerindra akan maju lagi melawan Presiden Jokowi? Akan maju nanti. Sudah pastikah Pak Prabowo akan maju lagi?
Insya Allah. Insya Allah akan maju lagi Pak Prabowo. Insya Allah akan maju lagi. Dan saya kira ini harapan bagi masyarakat ya. Untuk kita kembali kepada real yang benar di bidang ekonomi.
karena kita melihat banyak sekali kesulitan-kesulitan hidup yang dirasakan dalam 3 tahun terakhir ini. Jadi saya kira memang hampir seluruh kader Gerindra di seluruh Indonesia mendukung Pak Prabowo untuk maju sebagai calon presiden dan menjadi presiden Republik Indonesia di 2019. Anda tadi katakan real yang tidak benar, saya ingin kembali tadi Anda ingin katakan tidak ingin menilai DPR karena menilai diri sendiri, jadi berapa angka Anda untuk memerintah? Saya waktu itu sudah mengatakan ini 5, karena banyak subsidi-subsidi di Cina. cabut, harga-harga meningkat, melonjak, utang luar biasa sekarang ini juga mencapai rekor, dan yang dibangun itu infrastruktur beton, tetapi bukan manusianya, sampai terjadi seperti di asmat, itu malnutrisi, kekurangan gizi, penyakit campak yang sangat ringan sebetulnya penyelesaiannya dengan vaksinasi, tapi bisa terjadi.
Jadi, saya harus objektif ya, orang suka atau tidak suka, lebih bagus kita mengatakan apa adanya. Ini saya tanyakan kepada anggota DPR dari PDE Perjuangan. Kalau tadi dikasih angka 5. Kalau kita mau menggunakan parameter yang agak objektif, kita punya metode survei untuk memotret aspirasi publik terhadap pemerintahan yang dipimpin Pak Jokowi.
Dalam catatan saya, berdasarkan berbagai macam lembaga survei yang kredibel sejak tahun 2015 sampai terakhir tahun 2017. Pertama di 2016, Saiful Mujani Research and Consulting mengatakan pemerintahan... Republik Indonesia di bawah pemerintahan Pak Jokowi berjalan di suara real cita-cita bangsa. Kemudian tingkat kepuasan publik itu berada di angka 70% dan sampai dengan hari ini publik merasa puas dengan pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Masalah Tanda setuju dengan pendapat saya.
Ini politisi memang paling pintar untuk mengklaim suara rakyat. Masalah kalau kita melihat yang namanya tingkat kepuasan karena ini juga di lembaga Sebagai ilmiah ya, itu tidak ada korelasinya dengan elektabilitas. Pada waktu kemarin Ahok juga tingkat kepuasannya kalau ditanya puas ya 70 persen, tapi elektabilitasnya itu 42 persen. Tidak ada korelasinya antara tingkat kepuasan dengan elektabilitas dan keterpilihan di rakyat.
Kalau begitu kita lihat survei elektabilitas. Seberapa besar sesungguhnya tingkat keterpilihan nama-nama yang sudah masuk? Kita akan lihat yang berikut ini. Terima kasih. Bagaimana Pak Fadlisan?
Elektabilitasnya? Kalau kita lihat dari data itu, yang menginginkan Pak Jokowi itu di bawah 50%. Satu tadi 44%, satu lagi dari Saiful Mujani 38%. Berarti sebagian rakyat Indonesia tidak menginginkan... Pak Jokowi dan mengharapkan ada presiden pemimpin baru.
Walaupun jumlahnya dengan yang berikutnya Pak Prabowo jumlahnya sangat jauh? Karena belum apa-apa. Belum apa-apa? Artinya juga ada capres-capres yang diminati oleh responden.
Saya mau pastikan PKS sudah pasti dukung Pak Prabowo lagi? Ya bisa saja mendukung. Kita lihat nanti. Insya Allah. Insya Allah sudah pasti.
Ya mudah-mudahan seperti itu. Kita kan juga punya Capres. PKS juga punya Capres yang dihasilkan oleh Majelis Suruh.
Ada beberapa orang. Ada Gubernur Jawa Barat sekarang. Ada Gubernur Sumatera Barat sekarang.
Kemudian ada Hiday Nur Wahid. Ada Anies Sumata. Ada Soehil. Nama-namanya belum ada yang masuk radar survei tapi.
Iya belum memang. Tapi paling tidak kan mereka sekarang bekerja. Bagaimana meningkatkan elektoral partai. Ya karena. memang 2019 Pilpres dengan Pilek itu berbaringan.
Sehingga partai juga berpikir bagaimana kemudian capresnya bisa digadang dan kemudian meningkatkan elektoral partai tadi itu. Dan incumbent Presiden Jokowi sudah kelilingan hampir tiap hari sampai bagi-bagi kawas, bagi-bagi sepeda. Tapi masih segitu ya?
Masih segitu. Pak Prabowo belum bergerak, belum apa-apa. Sudah cukup tinggi dan masuk di dua besar.
Kita lihat saja nanti. Bagaimana PKB? Oh kalau hari ini sampai masa jabatan berakhir, pasti Pak Jokowi tidak? PKB Tidak diajari untuk berhianat di tengah jalan Soal nanti siapa Pasca ini 2019 Tentu kita akan pelajari bersama Ada interupsi tadi Mas Komeng Saya tidak percaya dengan Surpay karena Surpay itu tidak bisa Memberikan kepuasan Patokan saya tulisan di belakang truk Anda puas Anda keramas Mas Toto, akan seberapa panas kira-kira Pilpres 2019? Seberapa panas?
Sebetulnya panas atau tidak, jangan kemudian itu jadi menakutkan. Bahkan negatif kempen itu adalah salah satu indikator bahwa... seks demokrasi di negara tersebut sudah berkembang.
Kalau tidak ada negatif kempen dan perdebatan, itu berarti sistem otoriter yang terpilih sudah ketahuan siapa. Tetapi konten dari pertarungan kampanye tadi, kalau kontennya adalah... adalah bicara kebijakan kontennya adalah protes terhadap polisi yang dibuat di berbagai sektor baik semakin panas berarti demokrasi kita semakin berkembang tapi kalau panasnya situasi pilpres pilkada itu diisi oleh konten-konten yang bersifat Sarah yang itu adalah bagian dari politik yang sifatnya primitif berarti kita akan masuk ke dalam siapapun pemenangnya ke dalam sistem politik lebih primitif dan apa yang dilakukan oleh oleh bapak-bapak di depan memilih apakah menyindir pemerintah, apakah kemudian mendukung jagoannya dengan konten yang sifatnya rasional atau yang sifatnya primitif, itu juga akan menentukan arah depan bangsa. Itu saja.
Apa yang dimaksud primitif? Politik sarai itu politik primitif, Bang Fadli. Itu jelas. Politik primordial yang menekankan aspek-aspek given, bukan pencapaian.
Di negara manapun itu adalah bagian dari variable politik primitif. Tetapi begini ya, menurut saya ketika seseorang itu berbicara tentang kedaerahan, tentang agama, itu bukan satu yang primitif. Itu adalah bagian dari kebudayaan kita. Di mana-mana ada Pilgub, ada Pilwakot, ada Pilbub itu selalu mengutamakan itu. Yang paling penting menurut saya, politik identitas tidak ada masalah.
Yang paling penting bukan memfitnah, bukan menjelek-jelekan yang lain. Tetapi tidak bisa alergi hanya kemudian ditetapkan kepada kebijakan-kebijakan saya. saja.
Itu yang selalu kami lakukan soal kritik terhadap kebijakan. Politik identitas tidak masalah menurut Anda? Saya kira tidak ada masalah. Di seluruh dunia ada. Coba sebutkan di dunia mana yang tidak ada?
Semua. Kalau orang Islam ya tentu akan mendukung calonnya yang Muslim. Itu biasa-biasa saja. Mbak Nana, bahwa politik primordial akan selalu ada di dalam variable setiap individu untuk menentukan siapa yang dipilih.
Iya. Tapi tugas wakil rakyat yang menganggap dirinya dan harusnya kita anggap lebih pintar adalah bahwa bagaimana membentuk sistem supaya pilihan itu lebih rasional. Kenapa dalam setiap kampanye harus ada debat?
Debat itu kan tidak mempersoalkan variable primordial, tapi visi, misi, dan kebijakan Anda yang akan menjadi seorang kandidat. Jadi saya agak kaget seorang wakil pimpinan DPR masih berbicara pada tataran seperti itu. Saya berbicara dalam tataran akademik. Saya berbicara dalam tataran akademik.
Bahwa identity politics itu sesuatu yang biasa-biasa saja. Ya bukan sesuatu yang... Yang diharamkan berbicara itu, yang diharamkan itu kalau melakukan black campaign, melakukan fitnah.
Tapi kalau orang berbicara tentang dari mana dia asal daerahnya, apa yang dia yakini, itu tidak ada masalah. Apa agamanya? Apa agamanya tidak ada masalah. Termasuk memilih karena agama?
Boleh saja. Boleh saja, tidak masalah. Itu terjadi.
Tetapi kita sudah ada pegangan Pancasila, Undang-Undang Dasar 45, kebinekaan kita. Justru kebinekaan itu, itu akan memperkuat kita. Tadi PKB bilang bahwa PKB itu...
jamaahnya itu NU. Itu kan identitas juga sebenarnya. Tapi kita tidak bilang kalau tidak milih NU.
Itu lain cerita. Baik, baik. Jadi kesimpulan.
Baik, kita dengarkan.