Transcript for:
Perbandingan Abad Kegelapan dan Kejayaan Islam

Jika di dunia One Piece ada yang disebut dengan abad kekosongan, di Eropa ada abad kegelapan. Jika abad kekosongan di dunia One Piece dimulai ketika takluknya kerajaan Joy Boy, kegelapan Eropa dimulai ketika era kekaisaran Romawi tumbang. Disebut abad kegelapan karena pada masa ini, hanya sedikit yang tahu bagaimana kehidupan itu berjalan. Sebab di masa itu, hanya ada sedikit catatan yang menuliskan. Dan dari sedikit catatan itu, dituliskan bahwa pada masa ini, Masyarakat Eropa hidup dalam periode kelam ilmu pengetahuan, tenggelam dalam ketidaktauan. Kehidupan bermasyarakat yang terbelakang, banyak tahayul dan mitos, penindasan sosial, buta huruf, dan pengeksekusian. Tetapi bagaimana jika saya sampaikan bahwa abad kegelapan Eropa hanya terjadi di Eropa? Sebab saat kegelapan menghantui masyarakat Eropa, justru dunia timur dengan keislamannya sedang jaya-jayanya, dan berada di puncak kemasannya. Bagaimana ini bisa terjadi? Abad kegelapan Eropa terjadi di masa abad pertengahan, yang dimulai dari abad kelima sampai abad kelima belas. Garis waktunya dimulai pada jatuhnya kekaisaran Romawi pada tahun 500 sampai pada masa pencerahan di tahun 1500. Sesudah hampir seribu tahun masa abad pertengahan berlangsung, maka dimulailah pelarangan pemikiran, serta penghapusan pemikiran dan seni yang ada sejak dari masa klasik. Pada tahun 529, gereja menutup Akademi Plato yang ada di Atena dan mendirikan gereja. Dengan adanya hal ini pada saat itu, agama Kristen telah menggantikan pemikiran filsafat Yunani. Sejak saat itu, pendidikan, pemikiran, dan meditasi dimonopoli oleh gereja. Dikarenakan pada masa itu, sistem yang berlaku hanya ditujukan bagi para pengikut gereja dan yang boleh didengar hanyalah perkataan para pendeta, maka oleh bangsa Eropa abad pertengahan disebut sebagai abad kegelapan. Pada masa itu di barat, ilmu pengetahuan, budaya, seni, sastra, dan semua pemikiran berada dalam kegelapan. Orang yang pertama menyebutkan abad pertengahan adalah abad kegelapan adalah Francesco Petrarca, seorang ilmuwan dan penyair asal Italia. Petraj pertama kali mengatakan abad pertengahan adalah zaman kegelapan bagi masyarakat Eropa sekitar tahun 1500-an. Alasan Petraj menyebut abad pertengahan sebagai zaman kegelapan karena Petraj kecewa. dengan kurangnya literatur yang bagus pada saat itu. Padahal, era klasik kaya dengan kemajuan budaya yang nyatanya, mulai dari peradaban Romawi dan Yunani telah memberikan kontribusi kepada dunia dalam bidang seni, ilmu pengetahuan, filsafat, arsitektur, dan sistem politik. Namun sejarah abad pertengahan seakan menghentikan peradaban dan menghentikan kemajuan zaman. Setelah Petrach menggunakan istilah zaman kegelapan dalam sasra dan karyanya, para pemikir lain pada masa itu memperluas istilah ini khususnya oleh ilmuwan-ilmuwan pada masa pencerahan di tahun 1800-an. Sampai pada tahun 1900-an, abad kegelapan dan abad pertengahan memiliki arti yang sama. Untuk itu, istilah abad kegelapan dalam sejarah kemudian digunakan untuk mencakup anggapan sebagai masa di abad pertengahan ketika segalanya mengalami kemunduran di seluruh Eropa. Ketika bangunan-bangunan besar Roma seperti koleseum perlahan-lahan runtuh dan ketika tidak ada yang menghasilkan ilmu pengetahuan yang hebat. Namun tentu, Orang-orang yang mengatakan era klasik lebih baik daripada abad pertengahan juga memiliki keinsyafan bahwa era klasik yang besar karena kebudayaan Yunani dan Romawi tidak sepenuhnya baik dalam beberapa aspek, seperti misalnya pertempuran gladiator dan perbudakan. Namun setelah jatuhnya kekaisaran Romawi dan penarikan diri dari kekuasaan, sejarah abad pertengahan digambarkan sebagai kebudayaan Eropa yang telah mengambil jalan yang salah. Mengapa demikian? Karena abad pertengahan atau medium, aevum dalam bahasa latin, Sering juga diartikan sebagai periode kekuasaan agama karena agama sangat mendominasi kepentingan masyarakat Eropa. Salah satu yang bisa menggambarkannya adalah rumusan yang dikemukakan oleh Uskub Agung Anselmus pada tahun 1050-an, yakni Credo Ut Intelligem, yang memiliki arti imani dahulu baru kemudian dimengerti. Inilah doktrin yang menjadi argumen-argumen dasar yang akan disusun sebagai pembenaran terhadap apa yang dikeluarkan oleh gereja. Dari doktrin ini juga lah gereja menghasilkan tafsir tunggal dan otoritas kebenaran terhadap keseluruhan faktor kehidupan, termasuk ilmu agama dan pengetahuan. Maka segala hal yang tidak berhubungan dengan agama dianggap melanggar hukum. Segala tindakan gereja akan didukung oleh raja yang berkuasa, sehingga kedudukan gereja dapat disertakan atau bahkan lebih tinggi dari pemerintahan istana. Pada masa kegelapan Eropa, segala bentuk kebijakan pemerintah untuk urusan kenegaraan tidak diputuskan berdasarkan demokrasi parlemen. Tetapi kebijakan negara akan diputuskan melalui rekomendasi Dewan Gereja. Sehingga mereka yang memiliki kedudukan di dalam gereja menjadi sangat makmur secara ekonomi. Tidak seperti masyarakat biasa yang sangat... kesulitan untuk bertahan hidup. Agama yang bagi manusia seharusnya membawa ketenangan, kebahagiaan, dan kepercayaan, pada abad kegelapan oleh sekelompok serata pendeta tertentu, konsep ketuhanan tersebut dijauhkan dari makna aslinya dan mengalami pendistorsian. Sistem yang dipakai pada abad pertengahan dengan pelarangannya terhadap ilmu pengetahuan, pemikiran, dan seni telah memberikan kegelapan dan mengubah dunia menjadi penjara melalui penerapan inkuisisi. Pajak gereja dan doktrin lainnya tidak ada satupun masyarakat yang diperbolehkan menyebarkan pengaruhnya melebihi pengaruh gereja. Nilai-nilai seperti kesetaraan, keadilan, cinta kasih, rasa hormat telah dianggap kuno dan masyarakat hanya mengandalkan teori lama yang diperbolehkan oleh gereja. Bahkan tidak sedikit hasil-hasil pengetahuan yang tidak sesuai dengan doktrin gereja yang tengah berkuasa langsung ditolak, dianggap sebagai ilmu sihir dan akan menyesatkan jiwa manusia. Seperti halnya ketika muncul sebuah wabah besar. yang disebut sebagai Black Death di tahun 1400an. Maka masyarakat Eropa akan menganggap hal itu sebagai ancaman sihir dan harus ada pengorbanan untuk menghentikannya. Baik itu mengorbankan nyawa manusia ataupun yang lainnya. Alhasil, wabah Black Death yang bermula dari Italia karena tidak ditangani secara cepat dan ilmiah menyebarlah dengan cepat ke seluruh Eropa. Bahkan sampai ke dataran Arab dan China. Dan dalam sejarahnya, Black Death diingat sebagai suatu tragedi dan yang memakan korban sekitar 75 sampai 200 juta manusia. Eropa, kehilangan sepertiga penduduknya, sementara China hampir setengahnya. Abad kegelapan Eropa dengan doktrin gerejanya bahkan benar-benar memusuhi hal-hal yang bersifat ilmiah. Pada tahun 1500-an, Nikolaus Kopernikus, astronomi pertama yang menemukan teori heliocentris dengan suatu perhitungan matematika yang rumit menyimpulkan. Bahwa bumilah yang mengelilingi matahari dan bukan sebaliknya. Dengan teori heliocentrisnya ini, Kopernikus secara tidak langsung menentang dogma gereja yang menyatakan bahwa bumilah yang dikelilingi oleh matahari dan bumilah yang menjadi pusat semesta. Atas teorinya yang menentang dogma gereja pun, akhirnya buku-buku Kopernikus dilarang beredar bahkan saat kematiannya, Kopernikus dianggap bidah, sampai dimakamkan di bawah katedral tanpa batu nisan. Galileo Galilei sama halnya. Galileo yang pada tahun 1663 melanjutkan teori heliocentrisnya Copernicus pun memiliki nasib yang sama. Bahkan Galileo sampai diinkuisi dan dilarang berdialog dengan siapapun sampai akhir hayatnya. Pada masa kegelapannya, orang-orang Eropa seperti tidak memiliki visi yang jelas untuk membangun peradaban. Semua orang, tanpa terkecuali, dituntut untuk selalu berpegang pada dogma-dogma gereja. Dan terdapat larangan untuk bertanya mengenai berbagai hal. Bahkan jika pihak gereja tidak mampu untuk menjawab pertanyaan dari masyarakat, maka orang yang bertanya akan dianggap sesat dan akan disingkirkan. Akibatnya, tingkat intelektualitas masyarakat Eropa kian menurun. Tidak ada satupun kaum terpelajar mereka yang ingin meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat karena mereka takut akan larangan gereja. Maka banyak yang menakukan penyebaran ilmu pengetahuan secara sembunyi-sembunyi dan itu pun untuk kalangan tertentu saja. Tidak heran, pada abad pertengahan yang menjadi masa kegelapan di Eropa, peradaban Eropa, tidak banyak melahirkan tokoh-tokoh yang berpengaruh, apalagi buku atau catatan-catatan, terutama yang menyangkut ilmu pengetahuan. Periodisasi zaman yang tadi kita bahas sebenarnya terbagi-bagi ke dalam beberapa bagian, namun pembagiannya hanya berdasarkan pada masa peradaban masyarakat Barat dan pendefinisiannya pun hanya disadari dari dunia Barat, mulai dari masa prasejarah, masa klasik, abad pertengahan, abad pencerahan dan masa modern yang diawali dari peradaban Yunani kuno, Romawi sampai kemudian kepada peradaban Eropa. Para ahli sejarah barat membuat periodisasi zaman berdasarkan kejayaan dan keruntuhan peradaban dengan tolak ukur akal dan kecakapan suatu bangsa dalam menghasilkan peradaban. Namun tentu hanya berdasarkan peradaban barat saja. Dan sialnya, periodisasi zaman ini diajarkan pada kita semua. seolah-olah sebagai bagian dari sejarah kita. Seperti halnya abad pertengahan yang jadi abad kegelapan. Padahal faktanya, abad kegelapan itu hanya terjadi di barat. Sebab di timur, mulai terjadi kebangkitan baik dari sisi agama maupun peradaban. Bahkan, abad pertengahan dalam sudut pandang Islam disebut sebagai Azar al-Isdihar, yang berarti zaman kejayaan. Dan disebut juga Al-Azhar ad-Zahabi. yang berarti zaman keemasan. Pada tahun 610, agama Islam mulai muncul. Agama yang dimulai dari Mekah dan berkembang di Madinah ini justru mengarahkan manusia menuju pencerahan. Bisa dibilang semua dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW dimana masyarakat Madinah dipersatukan tanpa memandang latar belakang suku dan agamanya. Selain itu, kitab Al-Quranul Karim yang menggunakan kalimat seruan Wahai manusia menunjukkan kestaraan dan menolak adanya pembagian kelas manusia seperti ini melakukan masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Nilai derajat keunggulan diantara manusia adalah berdasarkan ketinggian ahlak dan kemanfaatannya. Dengan asas, ia menyatakan bahwa di hadapan hukum, semua orang memiliki kesetaraan. Membuktikan kekeliruan konsep peradaban serata masyarakat seperti yang dianut oleh Barat. Adanya prinsip Barak at-Alzimah yang menyatakan bahwa sebenarnya semua orang dianggap tidak bersalah hingga adanya pembuktian yang sah. Keamanan jiwa, harta dan kehormatan manusia diakui sebagai hak asasi manusia dan dijamin keberadaannya. Semua orang baik, kaya maupun miskin, perempuan ataupun laki-laki, orang kota atau desa, semua memiliki hak kepemilikan yang sama di hadapan Islam. Zakat Dan sedekah yang merupakan bentuk keseimbangan sosial membantu mencegah terjadinya pembagian kelas sosial. 100 tahun setelah berdirinya pemerintahan Islam di Madinah, pengaruh kekuatan Islam ini telah sampai ke berbagai penjuru dunia, mulai dari daratan China sampai ke samudera Atlantik, dan dari benua Eropa, Afrika, bahkan sampai ke Nusantara. Di sisi lain, aktivitas penterjemahan yang terjadi pada tahun 700-1500an memiliki arti penting tersendiri bagi dunia Islam. Di antara literatur yang diterjemahkan tersebut adalah buku-buku India, Iran, dan buku Suriani Ibrani, terutama sekali buku-buku Yunani. Pada pusat-pusat kebudayaan seperti Syria, Mesir, Persia, juga Mesopotamia, pemikiran filsafat Yunani diketemukan oleh cendikiawan Islam. Dengan adanya aktivitas ini, maka karya-karya filsafat Aristoteles, Plato, dan Socrates, serta karya-karya kelimuan Hipokrates, Bartolomeus Euclid, dan Archimedes diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Baghdad yang saat itu menjadi pusat kekuasaan dinasti Abasyah, menjadi jalur utama masuknya filsafat Yunani ke dalam Islam. Dan disinilah timbul gerakan penerjemahan buku-buku Yunani ke dalam bahasa Arab. Berkat adanya usaha-usaha penerjemah tersebut, umat Islam telah mampu mewarisi tradisi intelektual dari tiga jenis kebudayaan yang sangat maju, yang Yunani, Persia, dan India. Warisan intelektual tersebut dimanfaatkan dalam membangun suatu kebudayaan ilmu pengetahuan yang lebih maju. Dewan yang dibentuk di Baitul Hikmah telah menghasilkan banyak karya bermanfaat dengan mencarikannya dari berbagai karya-karya yang berkaitan dengan berbagai bidang seperti filsafat, matematika, kedokteran, astronomi, dan kimia. Bahkan di Bagdad dibuka jasa penerjemahan. Bagi penerjemah buku-buku bahasa asing, akan dibayar dengan emas seberat buku yang diterjemahkan. Berhasilnya pencapaian kemajuan Islam di berbagai bidang, khususnya ilmu pengetahuan tidak lepas dari kepercayaan dan memandang agama. agama dan ilmu pengetahuan sama-sama memberikan kekuatan, tidak bertentangan dan bahkan bisa bersinergi dalam kemajuan. Dalam Islam dikatakan, pengetahuan sebagai pegangan lahiria, sedang agama membawa revolusi batinia. Pengetahuan bermanfaat untuk memperoleh kekuatan, memperindah akal dan pikiran. Agama bermanfaat memperindah jiwa dan perasaan. Dari pengawinan agama dan pengetahuan inilah, Islam pada masa itu memiliki kekokohan kebudayaan dan menghasilkan masa kemasan. Meskipun atmosfer politik Islam mengalami perubahan secara signifikan, namun kondisi tersebut tidak mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan di wilayah Islam. Baik ilmu akliah seperti filsafat, matematika, kedokteran, kimia, dan lainnya. Maupun ilmu nakliah seperti ilmu tafsir, yang berbasis pada penelitian Al-Quran maupun ilmu hadis. Bahkan mencapai puncaknya pada era Abasyah berkat terbelakangnya upaya-upaya penterjemah yang kemudian dikenal dengan nama Kizana Al-Hikmah maupun Bait Al-Hikmah. Penyebaran Islam pertama kali ke Eropa, khususnya Andalusia, atau sekarang dikenal dengan Spanyol, dimulai pada tahun 711 melalui jalur Afrika Utara. Namun Andalusia menjadi kerajaan Islam berawal setelah Abdurrahman Ad-Dakil pada tahun 756 berhasil membangun pemerintahan yang berpusat di Spanyol. Islam menguasai Spanyol hampir 8 abad lamanya dengan kemajuan pesat hampir di semua aspek seperti sosial, ekonomi, arsitektur, agama, sasra, dan ilmu pengetahuan. Pada masa pemerintahan Al-Hakam, buku-buku ilmiah didatangkan dari timur sehingga Cordoba dan universitasnya mampu menyaingi Bagdad pada masa itu. Demikian juga kebijakan Muhammad bin Abdul Ar-Rahman dan Al-Hakam II Al-Muntasir dalam mengembangkan wawasan keilmuan ikut mendukung kejayaan Islam Spanyol. Sampai-sampai dikatakan pada masa itu, Universitas Cordoba telah mempunyai fakultas-fakultas astronomi, ilmu ukur, dan kodokteran bersama-sama dengan fakultas ilmu ketuhanan dan hukum. Selain itu, Universitas Cordoba memiliki perpustakaan yang terbesar dan terbaik. Universitas Cordoba memiliki 17 buah perpustakaan dan salah satu sebuah perpustakaan diantaranya memiliki 400 ribu buah buku yang tersusun dan memiliki katalog dengan sangat rapi. Pelajaran-pelajaran di Universitas Cordoba pun terdiri dari ilmu ketuhanan, jurisprudensi, kedokteran, kimia, filsafat, dan astronomi. Bahkan ketika terjadi Jadi perpe Dan politik pada masa muluk Al-Tawif, peradaban Islam Spanyol tidak mengalami kemunduran. Bahkan, pada saat itu merupakan puncak kemajuan ilmu pengetahuan, termasuk pada seni dan budaya. Karena setiap raja di berbagai wilayah berusaha menyaingi kemajuan Kordoba, seperti wilayah Granada, Sevilla, Malaga, dan Toledo. Pada masa kemasan Islam di Spanyol, banyak lahir sarjana-sarjana Islam yang berhasil menghidupkan disiplin ilmu pengetahuan Yunani, dan berhasil memperluas jangkauannya. serta memperkuat dasar tumpuan tersebut untuk lahirnya ilmu pengetahuan baru yang lebih modern. Beberapa di antaranya, seperti filsafat pada sosok Al-Kindi dan Ibn Rushd, yang juga dikenal sebagai Averos di Eropa. Ilmu kedokteran pada sosok Ibn Sina, yang dikenal sebagai Avicenna di Eropa. Ilmu kimia pada sosok Abbas Ibn Farnas, yang menjadi tokoh pertama yang membuat kaca dari batu, dan bahkan menjadi orang pertama yang mempelajari dan melakukan uji coba penerbangan. Ilmu matematika pada sosok Al-Kawrizmi. yang terkenal karena penemuan al-Zabari yang menjadi dasar algoritma ilmu sejarah dan sosiologi pada sosok Ibn Khaldun dengan karya besarnya Mukaddimah. Selain para ilmuwan, pada masa kemasan Islam di abad pertengahan juga Islam melahirkan empat imam mazhab besar diantaranya Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Shafi'i, dan Imam Hambali. Dalam hal ini, Herbert Abraham Davis, sejarawan yang menulis An Outline History of the World, menyatakan bahwa dunia ilmu pengetahuan banyak berhutang budi kepada kaum Islam. Barangkali mereka lah yang menemukan apa yang disebut angka-angka Arab, aljabar secara pratikal ciptaan mereka. Mereka menunjukkan ilmu ukur sudut, optika, dan ilmu bintang. Mereka lah yang menemukan lonceng gantung atau pendulum, dan di bidang pengobatan mereka telah mencapai kemajuan istimewa. Mereka menyelidiki ilmu faal dan ilmu kesehatan. Mereka melakukan... pembedaan-pembedaan tersulit yang pernah diketahui mereka telah mengetahui cara membius serta beberapa cara mengobati orang-orang sakit yang sampai sekarang masih dipakai ketika di Eropa secara pratikal gereja melarang praktik pengobatan ketika upacara agama seperti mengusir setan-setan rekaan dianggap sebagai penyembuhan bagi penyakit-penyakit ketika tukang-tukang obat palsu dan badut-badut amat banyaknya dikala itu kaum Islam telah mempunyai kedokteran yang sesungguhnya Untuk itu, mulai tahun seribuan, para pelajar yang berasal dari Eropa Barat dan para ulama serta pakar muslim dari Irak, Syam, dan Mesir berlomba-lomba untuk mendatangi Spanyol dengan tujuan untuk mencari ilmu di sana. Para pelajar dan cendikiawan ini datang ke Spanyol karena pada masa itu pemerintahnya memberi tempat terhormat bagi para ilmuwan yang datang ke sana. Dengan adanya kebijakan tersebut, maka tidak heran, Spanyol pada masa kehilafahan Islam berkuasa. Spanyol menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat. Selain melalui Spanyol atau Andalusia, peradaban Islam pun masuk melalui Italia. Sekitar tahun 825, dinasti Aglabiah dari Tunisia yang dipimpin oleh Zia Datul Loh I berhasil menguasai kepulauan Sicilia. Setelah Sicilia berhasil ditaklukkan oleh Islam, ada dua dinasti yang memperebutkan Sicilia ini, antara dinasti Aglabiah dan dinasti Kolbiah. Keduanya bergantian menguasai dan memimpin Sicilia, sampai pada satu ketika dinasti Kolbiah. Yang menjadi penguasa Sicilia, dinasti ini memberintah dengan toleransi tinggi sehingga kondisi Sicilia yang sempat memanas karena konflik etnis dapat kembali stabil. Beragam suku dan etnis seperti orang Sicilia, Arab, Yahudi, Barbar, Persia, Tartar, dan Negro dapat berbaur dalam toleransi dan keharmonisan. Sejak berada dalam kekuasaan Islam dan mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Abu Al-Futuh Yusuf bin Abdullah pada tahun 989, Kegiatan intelektual Islam mengalami perkembangan pesat dan Sicilia melalui Universitas Balern yang ada di Palermo menjelma menjadi salah satu magnet peradaban Eropa setelah Cordoba di Andalusia. Namun pada tahun 1060, Pangeran Roger I, Putra Trenket de Houtville dari Normandia, berhasil menaklukkan Sisilia dari tangan kerajaan Islam, dan beberapa jenjang tahun kemudian sampai pojaknya pada tahun 1085, Rikonquista berhasil merebut kota Palermo, Siracuse dan Toledo. Namun, meski Islam tidak lagi berkuasa di Sisilia, orang-orang Norman ini mulai melakukan penterjemah pengetahuan Islam ke bahasa mereka, terkhususnya ke bahasa Latin. dan mencapai puncaknya di masa kepemimpinan Roger di tahun 1154 yang berhasil membuat Sakolia atau Sisilia menjadi pusat dimana budaya pengetahuan dan pembelajaran Islam semakin menyebar ke seluruh Eropa. Khususnya menciptakan percikan pembelajaran di kalangan orang Kristen Eropa. Selain segala pengetahuan Islam yang ditransmisi ke Eropa, Islam pun memajukan Sisilia dalam bidang pertanian melalui dinasti Aglebiyah dan dinasti Kalbiah. yang bergantian menguasai Sicilia dua abad lamanya, wilayah ini akhirnya bisa memanen katun, tebu, dan kacang-kacang. tanah yang sebelumnya belum dikenal di Sicilia. Pada tahun 1400-an dan abad-abad berikutnya, kajian bahasa Arab di universitas-universitas Eropa terus dipelajari, seperti di Oxford dan Paris. Semua kajian Arab ini ditujukan untuk menyiapkan para misionaris Kristen untuk dikirim ke wilayah-wilayah Muslim. Encyclopedia Kedokteran karya Al-Razi menjadi satu-satunya karya besar dalam bidang kedokteran yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1279 oleh Faraj bin Salim, seorang dokter Yahudi Sisilia, dan telah diterbitkan dalam berbagai manuskrip pada abad-abad berikutnya. Pada saat itu, banyak diterjemahkan pula buku dalam bidang astronomi dan matematika. Palermo yang merupakan ibu kota Sicilia menjadi tempat kegiatan penerjemah buku-buku ulama yang diterjemahkan ke dalam bahasa latin. Di penghujung tahun 1400-an hampir seluruh karya para cendikiawan Islam telah diterjemahkan dan kemudian dibawa ke Eropa bagian selatan yang kemudian melahirkan renaissance di Italia. Dengan demikian, mengkaungkapan bahwa Sisilia mempunyai kontribusi dan peran yang signifikan dalam proses pewarisan kazana ilmiah ke Eropa itu memang benar adanya. Adelard of Bath, ilmuwan pertama Inggris bahkan menyampaikan rasa terima kasihnya dengan menyatakan Dari para ahli Arab lah, saya telah belajar suatu hal. Yang dibelajar yang dipimpin oleh akal. bukan oleh tali kekang. Dan untuk menggenapi hal ini, ada pernyataan yang bisa membuktikan hal ini. Itu datang dari Eric John Holimart, ilmuwan penting Inggris pada tahun 1928 yang menuliskan dalam kata pengatarnya di buku, Richard. Holy Mart menyatakan bahwa selama abad ke-12 dan ke-13 terjadi kebangkitan ilmiah di Eropa dan para sarjana dari negara-negara Kristen Eropa melakukan perjalanan ke universitas-universitas muslim di Spanyol, Mesir, Suriah, dan bahkan Maroko untuk memperoleh pengetahuan dari musuh mereka dalam agama tetapi teman dalam belajar. Selain melalui Spanyol dan Italia, tentu peradaban Islam pun masuk ke Eropa melalui kerajaan Turki Usmani. yang telah mencapai puncak kejayaan. Sehingga pada tanggal 29 Mei 1453, Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan benteng Konstantinopel, lambang imperium Bizantium yang terkuat. Momen penaklukan oleh Hilafah Usmani ini otomatis mengakhiri abad kegelapan di Eropa dan memberi cahaya baru bagi Eropa yang unik. Ketika Konstantin II meminta bantuan kepada Paus untuk menyatukan gereja ortodoknya dengan gereja Katolik Roma demi menghadapi Turki Usmani, penduduk Konstantinopel menentang persatuan itu. Bahkan mereka lebih memilih melihat surban-surban orang Islam berada di jantung ibu kota mereka daripada melihat peci toko Katolik di sana. Alhasil, dengan dipindahkannya ibu kota Hilafah Usmania ke Konstantinopel, maka berakhirlah kekuasaan Byzantium dan Konstantinopel memasuki bebak baru yang penuh dengan ilmu, kemakmuran, dan kemajuan. Di Konstantinopel ini juga terjadi beberapa kontak hubungan antara Muslim dan Kristen Ortodok, di mana tindakan Turki Usmani yang toleran terhadap non-Muslim semakin membantu mereka dalam proses terjadinya transformasi nilai-nilai Islam ke Barat. Alasannya tentu karena Barat pada masa itu sedang serius mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan Islam yang sudah diboyong dua abad sebelumnya, bahkan pada saat ini. Pada akhirnya, Barat telah melampaui Turki Usmani. Dalam hal ini terdapat beberapa tahap yang menyertai perpindahan pemikiran dan pengetahuan Islam ke Eropa yang terjadi pada awal abad pertengahan. Pertama, sekelompok sarjana Barat mengunjungi wilayah kerajaan Islam dengan tujuan untuk melakukan kajian pribadi. Konstantinus Afrikanus dan Adelhard adalah perintis-perintisnya, kemudian disusul oleh para pelopor dari Itali. Spanyol dan Perancis Dalam prakteknya mereka mengunjungi dan menghadiri seminar-seminar yang dilaksanakan masyarakat Islam Dengan tujuan untuk belajar matematika, filsafat, kedokteran, kosmografi dan lain sebagainya Akibatnya dalam kurun waktu yang singkat Mereka bisa menjadi calon-calon profesor di Universitas Wilayah Eropa Yang dibangun dengan melihat dari seminar-seminar muslim yang mereka ikuti sebelumnya Kedua berawal dari adanya pendirian universitas di Eropa Universitas Eropa pertama adalah Universitas Bologna pada tahun 1088, kemudian Universitas Paris pada tahun 1150, Oxford pada tahun 1167, Cambridge pada tahun 1209, Padua pada tahun 1222, dan Universitas Naples pada tahun 1224. Pendirian universitas tersebut sama persis dengan yang mereka dapat di seminar-seminar muslim, mulai dari gaya arsitektur, kurikulum, dan metode pengajarannya. Ketika ilmu pengetahuan Islam berhasil ditransmisikan ke Perancis dan wilayah Eropa lainnya, bahkan seorang dosen universitas di Padua, Italia dikelilingi oleh 12 gelar sarjana penting, 6 diantaranya Muslim, dan seorang lagi adalah Yahudi. Di rak paling atas, penulis kelas Islam, Klasik Aristoteles, Hipokrates, dan Galen diikuti oleh ilmuwan Islam Afikena atau Ibn Sina, Hali Abbas, Razas, dan Afroes atau Ibn Rashid. Ketiga adalah proyek penerjemah raksasa yang dilakukan di Italia dan Spanyol pada tahun 1300-an, di mana ratusan buku berbahasa Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Perkembangan lainnya adalah pengadopsian terutama di istana Sicilia dan Spanyol, sebab masyarakat Islam di Eropa terdiri dari beberapa imigran dan sebagian kecil masyarakat asli. Di sana, mereka ditantang untuk mampu menampilkan wajah Islam yang tidak ketinggalan dalam berbagai aspek kehidupannya. Masyarakat Islam dalam prakteknya telah banyak melakukan perjuangan untuk tetap mempertahankan identitasnya dan untuk menarik simpati umat lain. Hubungan Eropa dengan dunia Islam ini telah saling berhubungan dekat selama berabad-abad setelah Andalusi yang dimulai dari tahun 756 sampai 1492 di semenanjung Iberia dan kemudian selama masa Perang Salib yang memakan waktu sampai ratusan tahun Mulai dari tahun 1095 sampai 1291 serta penguasaan wilayah Balkan oleh kehalifaan Usmaniyah pada tahun 1389an yang memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik antara kedua masyarakat. Nilai-nilai adab Islam inilah yang di Eropa kemudian dikenal sebagai humanisme. Humanisme ini bukanlah filosofi ateis seperti yang sering dipahami saat ini. Tetapi terdiri dari serangkaian disiplin ilmu seperti kemampuan berbicara dan menulis, pengetahuan tata bahasa, puisi. pengetahuan, beasiswa, dan penelitian teks-teks agama. Disiplin humanis ini menjadi kekuatan pendorong mendasar dari peradaban Eropa yang muncul. Sampai saat ini, banyak pakar sejarah dan sosiologi menegaskan bahwa Islam adalah pemicu utama perpindahan Eropa dari gelapnya abad pertengahan menuju terangnya masa, renesens. Di masa ketika Eropa mengalami kemunduran di bidang kedokteran, astronomi, matematika, dan di banyak bidang lain, kaum muslim memiliki perbedahan ilmu pengetahuan yang sangat luas dan kemampuan hebat dalam membangun kejayaan itu. Pada akhirnya, dengan adanya gerakan renesensi yang terjadi di Eropa, maka berakhir pula lah abad kegelapan Eropa yang terjadi pada masa abad pertengahan. Ledakan budaya renesensi yang berarti terlahir kembali dimulai di Italia Utara pada akhir tahun 1600-an dan menyebar ke utara pada tahun 1700-an sampai 1800-an. dan memasuki masa pencerahan atau Aufklarung. Yang dimaksud dengan lahirnya kembali adalah lahirnya kembali budaya, seni, dan pemikiran abad kuno atau klasik. Pada masa yang disebut abad pencerahan ini, masyarakat Eropa memasakkan dirinya untuk terbebas dari feodalisme dan gereja. Abad kegelapan yang berada di tengah antara abad lama dan abad pencerahan benar-benar telah terkubur dalam sejarah. Peristiwa-peristiwa ini bertepatan dengan mulainya sebuah interaksi yang dekat yaitu di Spanyol dengan kaum Muslimin dan di Timur dengan budaya Byzantium yang pada akhirnya ditandai dengan ditemukannya kembali peradaban Yunani di Eropa. Dan setelah itu adalah sejarah, karena setelah Eropa kembali mendapatkan cahayanya, bersamaan dengan itu peradaban Islam mengalami kemundurannya, mungkin sampai sekarang. Namun peradaban Islam bisa saja kembali atau mengalami renesen seperti halnya yang terjadi di Barat. dengan syarat adanya kerja keras dan ketekunan pada bidang-bidang ilmu pengetahuan, pemikiran, karya seni, dan kebudayaan. Dalam kebangkitan dan pencerahan kita, beban tanggung jawab ini harus dipikul oleh orang-orang yang penuh keyakinan pada pengetahuan serta keimanan. Jika tidak, sejarah akan terulang. Sebagaimana Barat mengambil peradabannya sendiri dari Timur, maka apakah dunia Islam akan mengambil kembali peradaban mereka dari Barat? Wallahu'alam biso'al.