Pelajaran 8: Kata Sifat dalam Bahasa Jepang

Jul 17, 2024

Pelajaran 8: Kata Sifat dalam Bahasa Jepang

Pengantar

  • Kata sifat dalam bahasa Jepang dibagi menjadi dua jenis: kata sifat na dan kata sifat i.

Daftar Kata Sifat

Kata Sifat Na

  • Hansamu: Tampan
  • Kirei: Cantik, bersih, rapi
  • Shizuka: Tenang, sunyi
  • Yume: Terkenal
  • Genki: Sehat, semangat, ceria
  • Hima: Senggang
  • Benri: Praktis
  • Suteki: Indah, bagus

Kata Sifat I

  • Ookii: Besar
  • Chiisai: Kecil
  • Atarashii: Baru
  • Hurui: Lama
  • Warui: Buruk
  • Atsui: Panas (cuaca)
  • Samui: Dingin (cuaca)
  • Tsumetai: Dingin (sentuhan, sikap)
  • Yasui: Murah
  • Takai: Mahal, tinggi
  • Omoshiroi: Menarik
  • Tsumaranai: Membosankan
  • Oishii: Enak
  • Mazui: Tidak enak
  • Isogashii: Sibuk
  • Tanoshii: Menyenangkan
  • Ureshii: Senang

Penggunaan Kata Sifat

Penggunaan Kata Sifat Na

  • Positif: digunakan dengan tambahan "des". Contoh: "Sakura wa kirei desu" (Sakura indah).
  • Negatif: bentuk lampau ditambahkan "ja arimasen" atau "dewa arimasen".
  • Contoh: "Yumei ja arimasen" (Tidak terkenal).

Penggunaan Kata Sifat I

  • Positif: digunakan langsung setelah subjek. Contoh: "Fujisan wa takai desu" (Gunung Fuji tinggi).
  • Negatif: akhiran "i" diganti dengan "kunai". Contoh: "Takakunai" (Tidak mahal/tinggi).
  • Bentuk lampau positif: akhiran "i" diganti dengan "katta". Contoh: "Takakatta" (Dulu mahal/tinggi).
  • Bentuk lampau negatif: akhiran "i" diganti dengan "kunakatta". Contoh: "Takakunakatta" (Dulu tidak mahal/tinggi).

Modifikasi Kata Sifat Na

  • Jika diikuti kata benda, tambahkan "na" setelah kata sifat. Contoh: "Shizukana machi" (Kota yang tenang).

Modifikasi Kata Sifat I

  • Langsung diikuti kata benda tanpa tambahan. Contoh: "Takai yama" (Gunung yang tinggi).

Contoh Kalimat

  • Kireina hana: Bunga yang cantik
  • Tanoshii hi: Hari yang menyenangkan

Penggunaan Dalam Percakapan

  • Kata sambung "demo": untuk menyatakan kontras. Contoh: "Ookii demo furui" (Besar tapi lama).
  • Kata sambung "soshite": untuk menyatakan kontinuitas positif. Contoh: "Yasui soshite benri" (Murah dan praktis).
  • Frasa "dou": untuk bertanya tentang kesan atau sifat. Contoh: "Tokyo no chikatetsu wa dou desu ka?" (Bagaimana kereta bawah tanah di Tokyo?).

Pola Kalimat

  1. Subjek + wa + Kata Sifat I + Desu: "Gunung Fuji wa takai desu" (Gunung Fuji tinggi).
  2. Subjek + wa + Kata Sifat Na + Desu: "Sakura wa kirei desu" (Sakura indah).
  3. Subjek + wa + Kata Sifat I + Kata Benda: "Takai yama" (Gunung yang tinggi).
  4. Subjek + wa + Kata Sifat Na + Kata Benda: "Shizukana machi" (Kota yang tenang).
  5. Pola Lampau: "Takakatta" (Dulu mahal/tinggi), "Takakunakatta" (Dulu tidak mahal/tinggi).
  6. Pola Negatif: "Takakunai" (Tidak mahal/tinggi), "Takai ja arimasen" (Tidak mahal/tinggi).

Ringkasan

  • Kata sifat dibagi menjadi dua: kata sifat na dan kata sifat i.
  • Kata sifat na memiliki tambahan "na" ketika diikuti kata benda.
  • Kata sifat i langsung diikuti kata benda tanpa tambahan.
  • Bentuk lampau dan negatif dibedakan dengan perubahan akhiran.

Contoh-contoh dalam kalimat memperjelas pemakaian kata sifat dalam berbagai situasi.