Pelajaran 8: Kata Sifat dalam Bahasa Jepang
Pengantar
- Kata sifat dalam bahasa Jepang dibagi menjadi dua jenis: kata sifat na dan kata sifat i.
Daftar Kata Sifat
Kata Sifat Na
- Hansamu: Tampan
- Kirei: Cantik, bersih, rapi
- Shizuka: Tenang, sunyi
- Yume: Terkenal
- Genki: Sehat, semangat, ceria
- Hima: Senggang
- Benri: Praktis
- Suteki: Indah, bagus
Kata Sifat I
- Ookii: Besar
- Chiisai: Kecil
- Atarashii: Baru
- Hurui: Lama
- Warui: Buruk
- Atsui: Panas (cuaca)
- Samui: Dingin (cuaca)
- Tsumetai: Dingin (sentuhan, sikap)
- Yasui: Murah
- Takai: Mahal, tinggi
- Omoshiroi: Menarik
- Tsumaranai: Membosankan
- Oishii: Enak
- Mazui: Tidak enak
- Isogashii: Sibuk
- Tanoshii: Menyenangkan
- Ureshii: Senang
Penggunaan Kata Sifat
Penggunaan Kata Sifat Na
- Positif: digunakan dengan tambahan "des". Contoh: "Sakura wa kirei desu" (Sakura indah).
- Negatif: bentuk lampau ditambahkan "ja arimasen" atau "dewa arimasen".
- Contoh: "Yumei ja arimasen" (Tidak terkenal).
Penggunaan Kata Sifat I
- Positif: digunakan langsung setelah subjek. Contoh: "Fujisan wa takai desu" (Gunung Fuji tinggi).
- Negatif: akhiran "i" diganti dengan "kunai". Contoh: "Takakunai" (Tidak mahal/tinggi).
- Bentuk lampau positif: akhiran "i" diganti dengan "katta". Contoh: "Takakatta" (Dulu mahal/tinggi).
- Bentuk lampau negatif: akhiran "i" diganti dengan "kunakatta". Contoh: "Takakunakatta" (Dulu tidak mahal/tinggi).
Modifikasi Kata Sifat Na
- Jika diikuti kata benda, tambahkan "na" setelah kata sifat. Contoh: "Shizukana machi" (Kota yang tenang).
Modifikasi Kata Sifat I
- Langsung diikuti kata benda tanpa tambahan. Contoh: "Takai yama" (Gunung yang tinggi).
Contoh Kalimat
- Kireina hana: Bunga yang cantik
- Tanoshii hi: Hari yang menyenangkan
Penggunaan Dalam Percakapan
- Kata sambung "demo": untuk menyatakan kontras. Contoh: "Ookii demo furui" (Besar tapi lama).
- Kata sambung "soshite": untuk menyatakan kontinuitas positif. Contoh: "Yasui soshite benri" (Murah dan praktis).
- Frasa "dou": untuk bertanya tentang kesan atau sifat. Contoh: "Tokyo no chikatetsu wa dou desu ka?" (Bagaimana kereta bawah tanah di Tokyo?).
Pola Kalimat
- Subjek + wa + Kata Sifat I + Desu: "Gunung Fuji wa takai desu" (Gunung Fuji tinggi).
- Subjek + wa + Kata Sifat Na + Desu: "Sakura wa kirei desu" (Sakura indah).
- Subjek + wa + Kata Sifat I + Kata Benda: "Takai yama" (Gunung yang tinggi).
- Subjek + wa + Kata Sifat Na + Kata Benda: "Shizukana machi" (Kota yang tenang).
- Pola Lampau: "Takakatta" (Dulu mahal/tinggi), "Takakunakatta" (Dulu tidak mahal/tinggi).
- Pola Negatif: "Takakunai" (Tidak mahal/tinggi), "Takai ja arimasen" (Tidak mahal/tinggi).
Ringkasan
- Kata sifat dibagi menjadi dua: kata sifat na dan kata sifat i.
- Kata sifat na memiliki tambahan "na" ketika diikuti kata benda.
- Kata sifat i langsung diikuti kata benda tanpa tambahan.
- Bentuk lampau dan negatif dibedakan dengan perubahan akhiran.
Contoh-contoh dalam kalimat memperjelas pemakaian kata sifat dalam berbagai situasi.