Transcript for:
Kisah Lala dan Rahasia Temannya

Di saat yang sama, Lala ini malah sering nengok, Mbak Sum ini lebih banyak ngobrolnya berdua sama si Fahmi. Lala sama ini nggak tahu pasti apa yang sedang mereka obrolkan, tapi dari sekilas gestur dan juga ucapan-ucapan Mbak Sum ini, Lala dapat menyimpulkan kalau mereka itu sedang membicarakan seseorang. Hai wassalamualaikum wr. wb Terima kasih sudah klik video ini Gimana kabar kalian malam ini waes? Semoga selalu dilimpahkan kebahagiaan dan keberkahan ya Amin ya rabbala amin Aku juga mau ngucapin terima kasih banyak buat antusiasme kalian Dalam perayaan daimonat celebration ini Seneng sekali Aku ngeliatnya betul aja Jadi makin semangat lagi nih buat upload video Supaya kita sama-sama bisa kenyang seminggu Ya kan? Nah buat kalian yang sudah nyimak Video aku dari hari Senin kemarin sampai hari ini Sampai di video ini, nantikan quiz Yang akan aku umumkan di akhir video ini Buat kalian yang yang mau berkesempatan mendapatkan uang tunai senilai 500 ribu rupiah untuk 10 orang pemenang. Dan apa kabar nih yang lagi bikin konten teman Nadia Omar sama Insya Allah. Aku udah liat beberapa yang udah ngumpulin di awal nih mantap semua, rang. Dan silahkan juga nih yang masih mau bergabung, masih ada waktu, wak. Sampai besok. Sampai besok Sabtu siang jam 12 siang. Supaya kalian bisa berkesempatan mendapatkan hadiah utama dari kita, yaitu Android dan juga Macbook. Semoga berhasil ya. Jangan ngebul-ngebul kali santai ya buat heaven aja ini, ya kan. Nah, jadi Jadi wak di malam ini aku hadir kembali lagi untuk menemani kalian dengan membawakan satu KHW spesial. Kisah malam ini bercerita tentang seorang teman yang menyimpan rahasia besar. Sesuai dengan peribahasa diam-diam menghanyutkan ya wak ya. Temannya wak dalam kisah ini juga kayak gitu. Wawak tuh sama sekali gak nyangka kalau temannya ini bisa melakukan perbuatan yang sangat-sangat nekat. Memang gak ada teror penampakan hantu poceng, generu, kuntilanak disini gak ada. Tapi kisah ini betul-betul membekas sekali dalam hidupnya wawak. Dan bahkan kisah ini kuanggap lebih serem Wak dari penampakan-penampakan hantu tuh ya. Nah perbuatan apakah itu ini aku kasih warning di awal nih Wak ya. Kalian harus nonton video ini sampai habis. Karena selain kalian juga menantikan quiz buat giveaway kita itu nanti. Nanti di akhir kisah ini juga ada sebuah fakta mencengangkan yang akan aku spill di akhir aja ya. Nah penasaran gimana kisah selengkapnya? Jadi tanpa berlama-lama kita langsung masuk aja ke ceritanya. Cekeran! Oke wajah di kisah yang akan aku ceritakan malam ini dikirim sama wakita yang bernama Lala. Halo Lala. Nah jadi kisah ini bermula pada sekitar tahun 2008 ke 2009 gitu loh wak. Ketika Lala ini masih menempuh pendidikan SMA di salah satu kota yang ada di Sumatera. Nah pada saat itu sekolahnya... Lala ini menerapkan sistem rolling Wak. Dimana semua kelas ini akan dirombak ulang setiap masuk tahun pelajaran baru. Nah dengan begitu teman-temannya Lala dari kelas 1 sampai kelas 3 ini ya beda-beda semua Wak. Dia pun gak tau nih pas nanti naik kelas 2 dia bakal sekelas sama siapa. Kelas 3 sekelas sama siapa. Karena memang di rolling ya kan. Nah tapi Wak meskipun teman-teman sekelasnya Lala ini selalu dirombak. Hal itu tidak membuat Lala ini canggung. Karena dia ini memang suka bergaul orangnya. Dan juga gampang akrab Wak dengan siapa saja. Dan sejak awal masuk SMA. Lala ini sudah mengenal banyak sekali teman dari luar kelasnya. Jadi ketika Lala ini naik kelas dan mendapatkan teman-teman baru. Sebenarnya kebanyakan Lala ini udah kenal lebih dulu nih sama teman-teman barunya. Karena Lala suka bergaul. Nah pas Lala ini naik ke kelas 3 SMA Wak. Dia masuk ke kelas 3 IPS 1. Dan sama-sama. seperti sebelumnya pada saat itu Lala ini juga sudah mengenal hampir semua teman baru di kelasnya. Tapi seiring berjalannya waktu Lala ini baru sadar kalau ternyata ada satu murid laki-laki di kelasnya itu di 3IP1 itu yang dia gak pernah kenal. Dan bahkan dia tuh gak pernah lihat sebelumnya si anak ini nih namanya Fahmi ya. Nah Fahmi ini adalah orang yang sangat pendiam, tertutup terus dia tuh gak punya banyak teman Wak. Dia kemana-mana selalu sendiri. Fahmi pun hampir gak pernah terlibat dalam kegiatan-kegiatan di sekolah tuh Wak. Bahkan sekedar pergi ke kantor nantin sama kawan-kawan pun gak ada kayak gitu loh. Nah terus ketika memasuki semester 2, sebagai anak kelas 3 SMA, Lala dan teman-teman kelasnya ini pun mulai disibukan dengan berbagai kegiatan belajar untuk persiapan kelulusan. Dan karena Lala ini termasuk murid yang lumayan pintar lah gitu di kelasnya, wah dia ini ranking 1 gitu di sana kan, Lala ini pun jadi sering membantu teman-temannya dalam mengalami kesulitan belajar, dan salah satunya yaitu ya Fahmi. Nah pada saat persiapan kelulusan itu, di sanalah Fahmi ini beberapa kali bertanya ke Lala, berusaha dekat ini, bertanya terkait... materi pelajaran yang memang tidak dia paham. Dan itu adalah kali pertamanya Lala tuh berinteraksi sama Fahmi, Wak. Nah, lalu karena saat itu anak-anak kelas 3 ini banyak yang udah mulai ambil les, Fahmi ini pun nanya lah ke Lala, lah, kok les di tempat A juga ya? Iya, aku les di A itu kenapa? Kata si Lala, kan. Eh, aku pengen juga lah les di situ. Gimana cara daftarnya? Eh, gampang kok. Caranya gini, gini, gini. Nanti kok ambil kelas yang ini, ini, ini. Pokoknya dijelasin lah semua sama Lala, kan. Oh, gitu. Yaudah lah, boleh nggak nanti kalau misalnya kita ambil kelasnya bareng aja supaya kita sekelas, kata Fahmi kayak gitu. Udah lah gak apa-apa yuk kita bareng aja kata Lala kan. Udah lah tuh. Nah karena Fahmi ini mau ikut les di tempat yang sama dengan Lala. Fahmi pun menawari Lala untuk berangkat les bareng Wak. Kebetulan pada saat itu Fahmi ini udah punya mobil sendiri. Sehingga dia bisa ngejemput Lala. Nah karena mereka ini sering les bareng, Lala pun jadi semakin sering berinteraksi lah sama si Fahmi itu kan. Dan dari situlah Lala ini jadi tau lebih banyak lah mengenai latar belakang Fahmi dan juga keluarganya. Hal pertama yang diketahui sama Lala adalah ternyata... Fahmi sama si Lala ini tinggal di satu kawasan yang sama Wak Jadi rumahnya Lala itu berada di komplek atas Nah rumahnya Fahmi itu ada di komplek bawah Ternyata baru tau Dan karena mereka ini tinggal sekomplek Sebenernya Lala ini sering lewat kok depan rumahnya Fahmi itu Tapi selama ini ya ya Lala gak tau siapa yang tinggal di rumah itu karena setiap kali Lala lewat depan rumah yang ternyata rumah Fahmi itu rumah itu macam sepi Lala hanya menduga kalau pemilik rumah itu pasti orang yang berada kali karena rumahnya cukup besar, luas, megah nah dugaan Lala tadi ternyata juga gak salah Fahmi dan keluarganya ini wicis si pemilik rumah tadi ternyata memang orang yang berada lah gitu keluarganya mantap lah pokoknya Nah dah kan, kita balik lagi ke cerita wak. Pada saat itu Lala dan Fahmi ini masih rutin tuh berangkat les bareng. Tapi mereka gak berdua aja wak. Ada satu lagi teman kelas mereka yang kebetulan les di tempat yang sama. Namanya Indi. Nah sebelumnya Indi sama Lala ini memang temenan. Gara-gara mereka... Mereka tuh sama-sama pintar lah gitu. Lala juara satu, Indi juara tiga. Kayak gitu lah. Alhasil Fahmi, Lala, sama Indi ini pun semakin akrab lah. Dan jadi satu circle pertemanan untuk berangkat ke les. Mereka sering tuh kemana-mana bertiga. Berangkat les bareng, belajar bareng, nongkrong bareng. Pas udah pulang les, cerita-cerita, bercanda-canda, dan lain-lain. Tapi... Tapi wak meski Lala sama si Indi dan Fahmi ini udah satu circle pertemanan lah gitu kan. Bisa dibilang lumayan akrab lah kan selama les bareng ini. Anehnya kalau udah misalnya nyampe ke sekolah nih. Sikap Fahmi ini bakal kembali seperti semula. Bakal balik ke setelah lagi. Berubah lagi jadi Fahmi yang pendiam, tertutup dan lebih suka sendiri. Jadi gak mau juga gabung sama si Lala sama siapain Indi. Padahal Lala sama Fahmi satu kelas loh wak. Tapi kalau misalnya mereka udah di sekolah dan mereka gak main bareng gitu. Mereka akrab waktu di luar aja pas lagi les itu lah. Lagi-lagi disini sikapnya Fahmi ini sempat membuat Lala nih heran. Tapi disitu Lala... Lala ini mikir oh mungkin Fahmi ini di sekolah jadi pendiam karena di sekolah lebih rame mungkin. Jadi lebih banyak orangnya. Jadi mungkin dia gak pede apa kayak gimana. Mungkin dia lebih nyaman berinteraksi di luar sekolah aja pas kita lagi bertiga-tiga aja nih sama si Indi. Yaudah lah biarin aja lah. Yang penting aku udah tau kok sifat aslinya si Fahmi. Dia gak sependiam itu kok. Udah lah tuh. Lala pun gak mempermasalahkan sikap Fahmi yang balik ke setelan awal tadi. Yang balik jadi pendiam lagi pada saat di sekolah. Dibiarin aja lah. Pun nanti waktu mereka kumpul bertiga aja mereka pun tetap kembali bercanda-canda kok. Tetap cerita-cerita seperti biasa kok gitu kan. Sampai akhirnya pada suatu hari mereka ini lagi ngobrol-ngobrol lah gitu. Nah si Indi ini cerita ke Lala sama si Fahmi juga kalau pada saat itu dia lagi galau maksimal kali lah Wak. Karena ada masalah sama pacarnya. Indi bilang ya aku habis berantem hebat lah sama pacar aku. Aku harus kayak gimana ya biar aku bisa baikan lagi sama dia kayak gitu. Nah menanggapi curhatan Indi tiba-tiba si Fahmi memberikan satu saran yang sangat tidak terduga. Di situ Fahmi bilang lagi galau? Udah kita kena. ke dukun aja. Kata dia kayak gitu. Eh, ke dukun. Jangan ngaco lah kami. Emang bisa ke dukun? Kata si Indi lagi. Bisa. Aku ada kenalan dukun. Namanya Mbak Sum. Mau coba kesana gak? Kata Fahmi. Fahmi antusias, Wak. Nah, mendengar saran itu sebenarnya Lala penasaran juga, Wak. Ini dukun ini ya cara kerjanya kayak gimana ya? Emang betulan dukun itu bisa bikin orang jatuh cinta sama orang lain? Emang bisa bikin pacarnya Indi ini luluh lagi terus mau balikan lagi sama Indi? Kayak gimana ya cara kerjanya dukunnya? Kayak gitu. Nah, diselah-selah pemikiran itu tiba-tiba si Indi ini nanya. tanya malah lagi manalah kedukun kita ketika itu lala jawab terserah kau tapi kalau misalnya kau pun memang mau kesana nggak usah serius-serius-serius ya nggak usah serius-serius sekali landi buat iseng-iseng aja buat sesuruh aja ya kata silalah kayak gitu karena lalu juga penasaran kayak gimana ya dukun tuh gitu loh adalah tuh karena indi udah hopless kali dia nggak tahu lagi harus berbuat apa akhirnya dia pun mengiakkan saran dari Fahmi tadi kedukun lalu beberapa hari kemudian mereka ketiga datanglah ini Wak betul ke rumahnya Mbak sumnya dukun kenalannya Fahmi diantar sama Fahmi lah tentunya. Nah sesampai ya di sana Lala yang gak ngerasa aneh dengan rumahnya Mbak Sum itu dari luar. Rumahnya terlihat sederhana aja ya sebagaimana rumah-rumah yang lain lah gitu. Tapi ketika mereka bertiga masuk ke sana disitulah Lala ngeh kalau rumahnya Mbak Sum ini gak ada ruang tamunya jadi pintu depan rumah itu langsung terhubung dengan ruangan praktek. Beralaskan tikar yang di dalamnya terdapat benda-benda sesembahan gitu. Mbak Sumnya udah duduk dekat situ udah siap-siap mau ritual lah gitu kan. Dan selama berada dalam ruangan itu Lala sama Fahmi ya cuma lebih banyak diam wah. Sedangkan ya Yang paling banyak berinteraksi sama Mbak Sum itu cuma Indi. Karena kan memang Indi yang lagi ada masalah kan. Indi yang lagi pengen pakai jasanya dukun ini kan. Lala sama Fahmi tengok aja gitu. Dan setelah Indi ini selesai berkonsultasi dengan Mbak Sum ini. Mereka bertiga pun kemudian pulanglah ke rumah masing-masing. Dah dari pertama datang ke dukun. Si Lala berpikir oh kayak gini ya caranya dukun. Memang betul kok ada sajiannya. Ada jampe-jampe. Ada asap-asap. Kayak gitu lah. Oh ada kayak gitu ya rupanya. Dan sebenarnya juga kedatangan mereka ke rumahnya Mbak Sum itu. Udah cukup menjawab rasa penasarannya Lala terhadap dunia perdukun. Dan setelah rasa penasarannya itu terjawab, Lala tuh udah gak ada keinginan. lagi untuk datang kesana wak, tapi ternyata hal itu berbeda dengan apa yang dirasakan sama si Indi, sama kawannya ini karena Indi ini udah tau gimana rasanya konsultasi sama Dukun Indi ini pun terdorong lagi buat ngulang hal yang sama, jadi macam ketergantungan gitu loh wak Gue pernah dengar kalau misalnya sekali gue sudah pernah kedukun. Nah besok-besok tuh kalau udah terjadi apa-apa. Gue tanya emang dukun lagi teman-teman. Ada rasa ketergantungan lah gitu. Nah ini yang dirasakan sama si Indi. Dan setiap kali Indi mau konsultasi lagi sama Mbak Sum. Ya Indi pasti selalu minta ditemani Lala sama Fahmi. Fahmi lah. Nah di sisi lain Fahmi yang mau-mau aja. Malah dia yang lebih semangat Wak. Cuma berbeda sama si Lala. Lala ini ngerasa kok Indi ini kayak kebablasan. Kan di awal aku cuma bilang ngiseng-ngiseng aja. Kenapa jadi kita sering bolak-balik ke sana. Cuma sisi lain Lala ini juga gak enak. Kalau misalnya nolak permintaan Indi Wak. Secara kan mereka satu paket gitu kan. Nah alhasil semakin sering Indi berkonsultasi sama Mbak Sum. Otomatis ya semakin sering juga lah Fahmi sama si Lala ini. Datang ke tempatnya Mbak Sum ini. Tapi Wak ya disini. Meskipun mereka bertiga ini cukup sering datang ke rumahnya Mbak Sum. Hal itu tuh gak membuat Lala bahkan. bahkan juga Indi nya yang lagi praktek ini langsung bisa akrab sama Mbak Sum lah dari sejak awal mereka datang Mbak Sum ini tuh selalu membatasi obrolan diantara mereka, bahkan untuk ngobrol pun ya cuma sesekali aja ketika memang diperlukan, jadi Mbak Sum tuh gak banyak ngomong kayak memang gak mau akrab sama mereka bertiga kecuali lagi praktek lah gitu, sama Indi yang lagi praktek aja gak akrab, aku lagi sama si Lala nah menyadari hal itu, Lala jadi mikir oh mungkin Mbak Sum ini sangat membatasi interaksi diantara mereka siapapun itulah supaya bisa dianggap lebih profesional kali ya, kayak gitu kan, nah Lala pun gak membatasi mempermasalahkan sikap Mbak Sum sama dia ataupun sama si Indi. Tapi anehnya Wak, pada saat itu Lala ini notice. Dia notice sesuatu. Ketika Mbak Sum ini sangat membatasi obrolan antara dia, dan juga Lala, dan juga Indi. Di saat yang sama, Lala ini malah sering nengok, Mbak Sum ini lebih banyak ngobrolnya berdua sama si Fahmi. Ya memang sih mereka kan kenal duluan, orang Mbak Sum juga dikenalinya dari si Fahmi ya kan? Cuman waktu itu ya mereka tuh sering ngobrol mojok berdua lah kayak gitu Wak. Lala sama ini gak tau pasti apa yang sedang mereka obrolkan. Tapi dari sekilas gestur dan juga ucapan-ucapan Mbak, Mbak Sum ini, Lala dapat menyimpulkan kalau mereka itu sedang membicarakan seseorang yang Mbak Sum benci. Dan sepertinya Fahmi juga kenali sama orang yang dibenci itu. Setiap kali membicarakan orang itu, Mbak Sum ini sering terlihat Marah Bahkan sampai ngebentak-bentak Bahkan sampai ngucapin kata-kata kasar lah gitu Jadi dia tuh macam lagi muntap kali sama orang ini Tapi ngomongin ke si Fahmi Nah karena lama-kelamaan obrolan antar mereka berdua ini sering didengar Iya loh Cara setiap kali datang ke sana pasti ngobrolan itu Pasti ngebentak-bentak orang itu Pasti mengatakan orang itu Ya Lala ini jadi penasaran juga kan Ini mereka ini lagi ngomongin siapa nih kan Akhirnya pada suatu hari Lala ini nanyalah ke si Fahmi Eh Mbak Sum tadi tuh kenapa marah-marah terus Emang kalian lagi ngomongin siapa sih? Kata si Lala kayak gitu Nah Fahmi jawab Oh itu loh Mbak Sum tuh lagi ngomongin duku Dukun saingan dia. Oh emang ada saingan pula dia? Kenapa? Emang ada apa? Ya biasa lah persaingan antar dukun. Kata si Fahmi lagi kayak gitu. Nah setelah mendengar jawaban Fahmi. Yaudah Lala gak nanya lebih lanjut lagi. Wak Lala cuma tau kalau. Oh ternyata Mbak Sum ini lagi ada masalah sama dukun saingannya. Jadi dia muntap-muntap cerita lah dia ke si Fahmi. Kayak gitu ya. Nah, dahlah tuh kan. Seiring berjalannya waktu, Lala, Indi, Fahmi pun semakin akrab lagi. Mereka ya, sebagaimana orang yang berteman baik lah, Wak. Pada saat itu mereka juga saling support satu sama lain. Karena sebentar lagi mereka akan lulus SMA nih. Mau masuk kuliah. Mereka juga sering tuh sharing tentang rencana masing-masing. Mereka wah habis ini mau kuliah dimana Ambil prodi apa dan lain-lain Nah dari obrolan itu Lala cerita Kalau dia ini pengen kuliah keluar Keluar kota ke Jogja Sedangkan Indi pengen kuliah di Sumatera aja tuh di kota itu lah Sementara Fahmi dia gak tau tuh mau kuliah dimana Belum tau lagi aku Nah semakin mendekati hari kelulusan dan kampus-kampus juga sudah mulai membuka pendaftaran nih Fahmi nih wak masih belum cerita lagi dia pengen kuliah di mana Sementara itu Lala nih udah mulai mendaftar wak di salah satu kampus swasta yang ada di Jogja Dan Alhamdulillahnya dia dinyatakan lolos di program studi hukum Nah dengan diterimanya Lala di kampus itu berarti udah fix lah kan Lala bakal kuliahnya di Jogja Tapi masalahnya pada saat itu Lala nih tidak menemukan teman lain wak yang juga mau kuliah di Jogja itu wak Sempat khawatir si Lala itu disini eh nanti aku di Jogja nih sama siapa? Gimana nanti kalau ternyata aku harus merantau sendirian dari Sumatera ke Jawa? Nanti di sana aku bakal punya teman apa enggak ya? Dan selain Indi sama Fahmi, teman-teman sekelasnya Lala yang lain itu juga hampir semuanya memiliki kuliah di kota yang sama, di kota tempat SMA mereka itu. Gak banyak yang keluar kota, apalagi ke Jogja. Pun kalau ada yang di Jogja, Lala gak kenal sama kawannya itu. Nah, Lala ceritakan lah itu kan kekhawatirannya itu kepada dua temannya ini, Indi dan Fahmi. Bahkan, Wak, saking khawatirnya sampai-sampai Lala itu juga nangis. Dia kayak, aduh, kayak gimana nih itu di sana? Siapa temen aku? Kayak gitu, sedepresi itu juga terpikir sama dia. dia lah pokoknya masalah itu. Tapi karena disitu memang posisinya Indi ini pengen kuliahnya di Sumatera, sedangkan Fahmi ini entahlah dia mau kuliah di mana kan. Alhasil yaudah Indi sama Fahmi pun ya nggak bisa membantu banyak wak. Kalau misalnya kekhawatiran Lala cuma sebatas, ya aku takut pergi ke warung sendirian. Misalnya nih Fahmi sama si Indi kan pasti bilang, oh yaudah nanti aku temenin gitu kan. Tapi ini kan beda masalah ya kan. Lala ini khawatir dia ini mau kuliah di Jogja sendirian ya. Nggak mungkin lah Indi sama Fahmi ini bilang, yaudah aku temenin juga aku kuliah di Jogja kan. Nggak mungkin kayak gitu. Dan lah akhirnya yang bisa dilakukan sama Fahmi, Dan ini ya cuman sebatas mensupport dan meyakinkan Lala kalo semuanya bakal baik-baik aja Kok Lala tenang aja lah kok pas ini disana nanti dapet kawan baru lagi lah kayak gitu Nah bersamaan dengan itu yaudah Lala pun mulai pasrah wah betul-betulan pasrah dia Lala betul-betul gak nemu nih temen yang bakal kuliah di Jogja juga Akhirnya Lala pun meyakinkan dirinya sendiri kalo udahlah tenang aja lah nanti insyaallah Di Jogja pasti aku akan mendapatkan temen baru sehingga aku juga gak ngerasa kesepian disana gitu kan Dah lah tuh akhirnya tibalah waktunya dimana Lala ini ini berangkat merantaulah dia ke Jogja. Sesampai di Jogja, Wak Lala pun mulai mempersiapkan diri untuk masuk kuliah. Dan ketika perkuliahan ini akan segera selesai, disitulah Lala baru mendapatkan kabar yang membagongkan. Ingat kan tadi aku cerita apa? Si Fahmi ini kan masih belum tahu dia pengen kuliah di mana. Nah ternyata pada saat itu Fahmi ini juga kuliah di Jogja. Bahkan di kampus dan di Prodi yang sama-sama si Lalang. Bayangkan sama kalian. Di sana satu kampus. Nengok itu ya Lalang langsung marah-marah. Ya Allah Fahmi. Fahmi kok ternyata kuliah di sini juga. Kenapa? Kenapa kok gak bilang-bilang? Aku tau kan dulu tuh gimana khawatirnya aku perkara. Aku mau kuliah disini sendirian. Kalau dari awal aku tau aku juga pengen kuliah disini. Kemarin kan aku gak perlu secemas ini sampai tenangis-tenangis. Kok gak tau gimana aku melewati hari itu. Kita pun bisa lah ngurus pendaftaran ini bareng. Kita bisa persiapkan ngerantau ini bersama-sama. Aku juga bisa lebih tenang karena aku tau ada temannya, ada kau disini. Kok ini teman baik aku loh Fahmi. Kenapa aku gak cerita sama aku? Gitu kan ngomel, marah disitu. Nah denger Lelai ngomel-ngomel dengan santai Fahmi menjawab. Gak apa-apa biar surprise aja. Biasa ngajak kok gak bilang-bilang. sama kau. Kata, gigi kau kata si Lala. Nah, sikap Fahmi yang seperti itu, Wak, sempat membuat Lala ini ngambek lah, kan. Tapi, untungnya, di hari pertama ketika Lala ini masuk kuliah, semua kecemasan dan juga ketakutan yang dirasakan selama ini tentang merantau sendirian di Jogja itu ternyata tidak terbukti sama sekali, Wak. Pada saat itu, di hari pertama kuliah ini, Lala langsung bisa mendapatkan banyak teman baru dan dia bisa enjoy dengan kegiatan kuliahnya. Alhasilnya, sudah. Lala pun sudah mulai sibuk dengan dunia barunya lagi dan sudah mulai tidak kontakan lagi nih sama Fahmi karena memang ya kan Fahmi sama si Lala ini ya cuman dekat ya waktu mereka kumpul bertiga aja sih. Sayang mereka gak sering chat-chatan apa segala. Gak, gak, gak kayak gitu. Fahmi mana modelannya kayak gitu pula lagi ya kan. Yang jelas-jelas ada kawannya satu kelas jadi dia di pendiam. Di kelas apa lagi? Di tempat baru gitu loh. Ya Lala gak nyaman lah sama hal itu makanya dia kayak jaga jarak juga sama si Fahmi. Nah beberapa bulan pertama lala kuliah di Jogja, dia sudah mulai merasa kurang nyaman nih sama kos-kosannya, kos-kosan pertamanya. Dia pun memutuskan untuk pindah ke kosan lain yang direkomendasi oleh salah satu teman kampusnya yang bernama Dina. Yang kebetulan... Dina ini juga berasal dari kota yang sama ketika Lala ini SMA dulu. Cuman bedanya Lala ini sekolahnya misalnya di SMA A. Nah si Dina ini di SMA B. Tapi satu kota yang sama. Nah kosan barunya si Lala ini di rekomendasi sama si Dina. Kos baru ini kita sebut aja lah, namanya kos bunga kan Wak. Dan kebetulan juga Dina ngekos di situ. Jadi dia gak cuma ngerekomendasikan aja, dia juga tinggal di situ. Lala sama Dina ini ya sama-sama menempati kamar di lantai 2. Nah sepanjang mereka ngekos bareng ini Wak, Lala ini notice kalau si Dina ini sering kali telponan sama seseorang. Lala gak tau pasti siapa orang yang lagi ditelepon sama si Dina ini, cuman yang jelas dia bukan pacarnya si Dina. Dan Dina selalu memanggil orang yang ditelepon ini dengan sebutan, Wak. Mbak, ya. Uh, mereka telponan tuh gak cuma sekali dua kali aja, Wak. Setiap kali Lala ini main ke tempatnya si Dina atau Dina ini lagi main ke tempatnya si Lala, pasti bakal selalu telponan. Telponan sama si Mbak itu selalu. Sesering itu, Wak, mereka telpon. Telponan terus, kan. Nah, pada suatu hari nih ya, ketika Lala lagi main ke kamarnya si Dina, waktu itu nampak nih Dina lagi beres-beres kamar dengan posisi masih telponan. HP diapit di telinga sama bakunya. Ya, ya, Mbak. Mbak, lho, segala macam, kan. Nah, itu adalah pemandangan yang sangat biasa buat si Lala. Nah, terus pas Dina ini lagi asik ngobrol... ngobrol sama si mbak mbak itu disitu Dina bilang Mbak ini lagi ada kawan aku Mbak dia dari kota yang sama juga lo sama kita mungkin sih Mbak ini jawab Oh ya anak SMA mana dia SMA namanya Lala kata si Dina gitu kan Nah tepat setelah Dina menyebutkan nama Lala tiba-tiba disitu ekspresi jadi nah hah hah Hah gitu panik berubah Wak Nah sepertinya Simba yang lagi ditelepon sama si Dina ini Lagi menceritakan sesuatu yang bikin si Dina dikaget Makanya mukanya kayak gitu kan Lala tuh ngeh Kenapa nih kayak gitu aja Cuman Lala gak tau lah apa yang lagi bilang sama Simba itu Kan mereka telepon yang berdua bukan di loudspeaker ya Sampai Akhirnya Wak Dina lagi Hah Hah Kayak gitu Tiba-tiba langsung datang Ngambilin lah Lah Kok kenal sama Fahri Hah Fahri siapa nih Fahri Dia juga anak SMA Satu SMA sama kau Perasaan di sekolah Aku gak ada yang namanya Fahri Ada rumah Mbaknya dekat sama rumah kau katanya. Oh Fahmi. Bukan Fahri. Fahmi. Hanya Fahmi. Nah tepat ketika nama Fahmi itu disebut. Wah disitu Dina ini makin panik lagi. Makin kaget deh lagi kan. Dina tuh langsung bilang ke si mbak lagi di teleponnya. Mbak betul mbak. Inilah si... Lala nih maaf, kata si Dina kayak gitu lagi masih mbak Tuh istilah lah, apa nih? Ngapain nama aku dibawa-bawa? Ngapain pula nama Fahmi dibawa-bawa ya kan? Pokoknya Dina waktu itu panik gak lewat Heboh kali dia tuh Macam dia baru dapet kabar yang kayak gimana gitu Cuman Lala nih masih gak tau nih apa nih ada apa Masih gak tau Tahu kenapa si Dina ini tiba-tiba panik setelah ada nama Lala dan juga nama Fahmi. Emang kenapa Din? Ada apa? Kok kenal juga sama si Fahmi? Nanyalah si Lala ke si Dina. Dengar pertanyaan Lala tanpa bahasa bahasa lagi Dina langsung bilang apa? Lah kok tau gak? Kok tuh udah disantep? sama Fahmi disantet kok aku ketawa ya disantet gimana maksudnya apa nih kata si lala kayak gitu iya aku tuh udah disantet sama Fahmi dan kau mau tau siapa dukunnya dukunnya udah bawa santetnya si mbak yang lagi sekarang aku telponnya yang selama ini aku telponan sama si lala yang udah santet kau lala udah gak bisa berkata-kata lagi aku mau disantet sama Fahmi lala cuma bisa terduduk diam sambil berusaha mencerna nih semua informasi yang baru aja disampaikan sama si Dina itu kan panik Wak lalu dengan suara yang liris si Lala ini bilang kok ini gak lagi bercanda kan Din masa ia Fahmi mau nyantet aku tuh kawan aku loh aduh merinding aku kenapa disitulah Dina langsung ngasih HPnya ke Lala supaya Lala bisa ngomong langsung nih sama si Mbak Mbak ini baik tuh kan ya Allah langsung waktu udah melalui sambungan telpon itu dari situlah Lala tau kalau si Mbak ini juga gak kalah heboh sama si Dina eh no no no kok kebetulan Lala kan Lala ini ini ini kok disebut lah nama panjangnya ini si Lala kan. Lala ini nih kan. Anak SMA ini kan. Kau kawannya si Fahmi itu kan yang mobilnya ini kan semua. Iya mbak iya betul apa yang mbak bilang tuh ada apa? Ada apa? Kenapa si Fahmi itu? Kenapa? Doh kau tau udah doh Fahmi itu pernah datang nemuin aku buat jantet kau. Karena Fahmi itu pengen kau suka sama dia doh. Foto kau ada di rumahku ini doh. Ah ini ya foto ya. Aku masih nyimpan foto kau yang dibawa sama si Fahmi. Aku masih nyimpan semua sajian yang aku kasih sama si Fahmi. Masih kata si mbak itu sama dia. Apa yang disampaikan oleh mbak itu semakin berat. bikin si Lala ini syok Wak. Dia nanya lagi lah kan. Emang kronologi kejadiannya kayak gimana Mbak? Kok bisa si Fahmi ini mau nyantet aku? Dan Mbak ini sebenarnya siapa sih? Hah? Kenapa Fahmi ini bisa sampai minta tolong ke Mbak? Buat Mbak nyantet aku? Mbak Sum ini ya? Mbak yang berketemu Fahmi itu? Ya tempat dukun kami pergi itu. Ah ini Mbak Sum ini jajangan itu kan. Dalam pikiran Lala kayak gitu. Nah di tengah kebingungan itu disitulah Mbak mulai menceritakan semuanya tentang sebuah misteri yang ternyata selama ini ditutup sama si Fahmi. Pasuk! Pasti sampai sini kalian mikir kalau mbak yang nelponin ini Yang lagi selama ini telponan sama Dina Yang sampai akhirnya menguak ini semua tuh Mbak Sum kan Dukun kenalannya si Fahmi itu Si Lala ini pergi kesana kan Bukan mbak Dia bukan mbak Sum Mbak ini adalah seorang duk Dukun yang bernama Mbak Aul. Kalian ingat waktu tadi di awal aku sempat cerita apa? Kalau Lala ini kan sering nengok si Fahmi sama Mbak Sum itu ngobrol berdua sambil marah-marah ya kan? Yang katanya Mbak Sum ini lagi ada masalah sama dukun saingan itu. Nah dukun saingan ini Wak, dukun saingan ini. dimaksud sama Mbak Sum itu adalah Mbak Auli. Mbak Auli siapa? Ini lah yang lagi ditelepon sama siapa nih? Sama si Dina nih? Mbak yang dulu nyantip si Lala nih? Mbak Auli lah. Apa nggak sempit kali dunia tuh, Wak? Dan berdasarkan cerita dari Mbak Auli sebenarnya Fahmi ini udah lebih dulu kenalnya sama Mbak Auli, Wak. Jauh sebelum dia kenal sama Mbak Sum. Dan belakangan Lala baru tahu kalau ternyata Mbak Auli ini adalah seorang dukun yang cukup terkedal gitu, Wak. Di bidang percintaan gitu. Jadi banyak orang-orang di kawasan tempat Lala tinggal itu. itu yang juga kenal sama Mbak Sum Mbak Aul, jadi kalau misalnya ada masalah percintaan atau masalah jangpe apa gimana, pasti ke tempatnya Mbak Aul, itu belakangan baru si Lala ini tau, lalu ketika Fahmi ini ketemu sama Mbak Aul, disitu Fahmi itu langsung wak dikasihnya fotonya Lala ini ke Mbak Aul Fahmi bilang, Mbak ini dia nih foto cewek yang aku suka, tolonglah kerjain dia biar dia suka balik sama aku, nah setelah mendapatkan foto Lala, Mbak Aul pun langsung lah itu kan langsung melakukan pokoknya, oh jangpe-jangpiran Di ritual kanyalah itu. Tapi setelah dicoba berkali-kali. Entah kenapa hasilnya terus gagal. Kata Mbak Auli itu ngomong sama si Lala kan. Santet yang kukirim ke kau itu. Selalu mental. Enggak bisa nembus lagi itu intinya. Nah dari situ Mbak Auli udah mulai gak yakin nih Wak. Sama apa yang akan dia lakukan. Kayaknya si Lala ini ada backingan. Kayaknya backingannya kuat lah ini. Anaknya gak bisa disantet nih. Tapi kalau misalnya si Fahmi ini tau. Nanti aku kehilangan customer. Ini customernya basah nih. Dia orang kaya nih. Aku gak bisa kehilangan dia nih. Di dunia pasti banyak. Aku kerjain aja. Ya aku kerjain tuh maksudnya. Ini kayak ya agak-agak jahat juga lah Wak Mbak Aul ini. Jadi kayak Mbak aku porotin aja kayak gitu lah kasarnya. Dahlah tuh dari situ lah Mbak Aul ini pun sering lah memberikan syarat-syarat yang harus dipenuhi sama si Fahmi ini Wak. Mbak Aul bilang kalau kau mau nanti salentetnya manjur kau harus pergi ke lala. Kau harus siapin kayak gini. Kau harus siapin ini. Kau harus bakar ini. Bakar ini. Tanam ini. Tanam itu. Kau ambil rambutnya lala. Kau ambil bekas sedotannya lala. Kau kasih semua sama aku. Nanti kalau misalnya syaratnya sudah berhasil kau penuhi. Kau datang lagi ke aku. Nanti kita lakukan lagi ritual. Oh pokoknya gitu-gitu kan sama Mbak Aul. Dan setiap kali Fahmi ini datang ke tempat. Wal untuk meluluhkan hati Aul ini berkali-kali, otomatis Fahmi juga harus membayar Mbak Aul ya berkali-kali juga. Dan itu gak sedikit, juta-jutaan dikasihnya tuh. Anak SMA 2008 keluar jutaan buat dukun hanya untuk meluluhkan hatinya si Lala. Wih banyak itu. Dikasih terus gak dikasih terus sama Fahmi. Satu-satu. Nah lama-kelamaan curiga Fahmi disini Wak Ini aku udah keluar duit sampe berjuta-juta Tapi kok hasilnya gak keliatan ya Lala masih gak nunjukin tanda-tanda dia suka sama aku Sebenernya santan si Auli berhasil apa enggak nih Dan evo-evo waktu itu Lala ini punya pacar ya Fahmi kenal sama pacarnya pacarnya juga kenal sama si Fahmi pokoknya gitu dia punya pacar nah disini Fahmi udah mulai gak yakin nih mbak akhirnya dia protes lah sama mbak Oli kenapa nih santetnya kok gak berhasil juga mbak kok jangan main-main kok sama aku kata si Fahmi mulai emosi nih mbak Oli bilang tenang kok dulu mbak Fahmi namanya juga pasti proses sabar aja lah kok kalau kok gak mau sabar juga ini aku kasih tau cara yang baru ya ini cara pamungkas kali ini ini paling ampuh kali buat memingkar hati seseorang nah cara ini cara terakhir ini ini aku yakinnya ampuh kali ini ini pasti bakal berhasil nih penasaran si Fahmi kan nanya gimana caranya mbak aku harus ngelakuin apa kata ya kau harus makan emas emas-emas makan emas-emas nah dengar ucapan dari Mbak Aul Fahmi yang memang udah karena cinta kali mungkin lah itu sama silakan nurut-nurut aja dia enggak beli emas tak jadi apain lah itu masih dimakan itu masih kan tapi setelah ritual makan emas itu dilakukan ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan walau ini masih tetap bersikap biasa jadi sama si Fahmi dan lalu tidak menunjukkan ketertarikan sama sekali sama si Fahmi biasa aja macam bekalan biasa gimana ngamuk disitu Fahmi Allah aku udah keluar juta-juta jutaan buat bayar kau ya aku udah sampe makan emas kayak gini kau bilang tuh cara pamungkas kok ya gak berhasil pokoknya aku gak mau tau caranya gimana ya ul ya mau kau tanam sajen di rumah lala kek atau apapun itu lah ya terserah kau yang penting aku mau kau bikin dia suka sama aku punya macam-macam sama aku ul nah karena mbak awl disitu gak mau kehilangan customer nya ini dan dia juga agak takut lah mungkin sama si fahmi mbak awl pun akhirnya bilang oh yaudah yaudah aku sabar dulu nanti aku coba tanam sajen langsung di rumahnya ya ketunjukkan aja lah dimana rumahnya si lala atau siapa kayak gitu makanya Akhirnya setelah Mbak Aul ini mengetahui. Oh disitu tuh Mbak rumahnya kata si Famika. Pada suatu hari menjelang maghrib. Mbak Aul pun datanglah kesana. Itu nanam saja nih. Dia mau nanam langsung. Langsung tembus lah itu kan. Ke sanubarinya si lala lah itu. Mungkin langsung. Nah datang sedem mobil. Udah nyampe nih. Dekat lah. Paling cuma 5 meter gitu lah ke rumahnya Aul. Pada saat Mbak Aul mau melakukan aksinya itu. Disitulah Mbak Aul melihat sebuah. Atau sesuatu. Yang membuatnya sadar. Kenapa selama ini santet yang dia kirim. untuk lala ini selalu mental. Bisa kalian tebak apa Wak? Pada saat Mbak Aul tuh udah markir mobil. Dia mau turun, mau nanam sajen itu. Disitulah Mbak Aul mendengar pintu pagar rumah Lala. Ini terbuka. Krat. Terus keluar. Ayahnya Lala. Pake sarung, pake peci, bawa motor. Keluar. Turun. Mau ke masjid. Mau sholat maghrib berjamaah. Disitu dong. Ini kata Mbak Aul di telepon. Disitu Mbak Aul ini nengok ada macam cahaya gitu Wak. Yang seolah melingkar. Melingkari tubuh ayahnya Lala. Dan juga rumahnya laladu merinding aku Melingkar Akhirnya disitu aku langsung bilang Mbak Aul ini langsung bilang Wah ini mau disantet Mau kayak gimana Ini gak bisa Gak akan berhasil Rumah ini gak bisa ditembus Sama ilmu hitam manapun Karena di dalamnya ada banyak doa-doa Dan orang yang tinggal di dalamnya ini Rajin beribadah Gak akan tembus Aku tahu alasannya kenapa Dia bukan gara-gara ada bakingan hantu Atau segala macam Tapi karena doa dan ibadah Orang yang ada dalam rumah ini Makanya gak tembus Dari situ aku langsung sadar Ketamu Aul tuh kayak gitu Apa yang dilihat sama Mbak Aul Mbak Aul itu pun langsung membuat Mbak Aul mengurungkan niatnya untuk menanam sesajen di sana. Mbak Aul langsung balik ke rumahnya. Dan dengan terpaksa pun akhirnya dia memberi tahu sama Fahmi. Fahmi maaf lala sama keluarganya memang gak bisa disanten. Aku mundur. Udah ngerti tuh Fahmi ngamuk ya bukan main lagi dimaki-makinya. Aku lagi muarah besar lah pokoknya. Kok lo memang dari awal kok gak bisa nyantik? Dia kenapa aku bilang dari awal itu bisa? Gak apa-apa aku gak bilang dari dulu. Alasan kok ngamuk kali lah itu Fahmi sama si Aul. Nah hingga akhirnya Fahmi pun memutuskan untuk tidak. Tidak mau lagi meminta bantuan ke Mbak Aul. Bukan ya dia berhenti Wak. Dia nggak mau lagi meminta bantuan ke Aul. Dia nggak nyerah di situ aja. Walaupun santetnya Mbak Aul ini gagal. Di situ Fahmi ini putar arah. Di sini dia putar haluan. Dia minta bantuan ke siapa? Mbak Sum itulah. Which is saingannya Mbak Aul. Fahmi pun tahu nama Mbak Sum ini juga dari Mbak Aul. Karena ya sama Wak. Mbak Aul ini juga pernah ngomongin soal Mbak Sum. Sama-sama ngomongin. Ya duwaduku deh ini. Intinya di situ Fahmi tahu kalau Mbak Aul ini punya musuh sama yang namanya. sama Mbak Sum gegar Aul ini nggak bisa mengikuti apa yang dia inginkan, dia putar balik ke musuhnya Mbak Sum eh musuhnya Mbak Aul, which is Mbak Sum nah awalnya Fahmi ini yakin dia, dia yakin seyakin-yakinnya kalau Mbak Sum ini bisa membuat Lala jatuh hati, kenapa? karena kan Mbak Sum ini pernah ketemu langsung sama si Lala, ya kan? betul nggak, Wani Dindi? nah jadi ternyata nih, kemarin ketika Mbak Sum ini melakukan ritual untuk membantu Indi, temannya Lala dan Fahmi yang lagi bermasalah sama pacarnya itu ternyata di saat itulah Fahmi memanfaatkan waktu Waktu ini, waktu pertemuan ini ya, untuk mempertemukan Lala dengan Mbak Sung. Makanya ide pertama yang dia kasih ke Indi itu apa? Ya udah pergi ke dukun, kayak gitu kan. Supaya Lala bisa ketemu langsung sama Mbak Sung, bisa langsung diritualkan. Ya Allah! Entah apa nih. Ritual yang dilakukan sama Mbak Asum terhadap si Lala nih, Wak, ya. Lala nggak begitu ingat dengan jelas. Karena memang dia nggak enggak sama sekali. Kapan ya aku di ritual? Aku nggak tahu, nak. Tapi meskipun Mbak Asum ini sangat yakin kalau ritualnya ke Lala ini akan berhasil. Pada akhirnya, nihil juga hasilnya, Wak. Walaupun aku tuh... ketemu langsung ya katanya udah di ritualkan secara langsung walaupun alat nggak ingat kapan ya celah aku tuh bisa di ritual kan sama itu mungkin dari jarak dekat cuman pandangan mata yang aku nggak tahu enggak ingat tapi jelas nihil juga asli lala sama keluarganya nggak bisa ditembus sama ilmu hitam waktu itu sia-sia juga habis berjuta juga deh itu sama Mbak Sumi Allah pahami ngapa bunga Apa gak gue pepet aja si Lala tuh? Gue berdoa minta tolong luluhkan hati Lala Ya Allah biar Lala tuh suka sama gue Dia pun gak jelek-jelek kalinya wak Ganteng juga anak tunya kata si Lala Entahlah anak tau udah pikiran sempit Aduh aku pula inggeram ah Itu semua tadi yang barusan aku ceritakan itu Itulah yang disampaikan sama Mbak Aul ke Lala lewat telpon itu Itulah sadu yang diceritakan sama siapa tuh Udah lah kan, setelah Lala mengetahui fakta yang sebenarnya tentang Fahmi, temannya yang sangat dia percayai selama ini-ini wak ya, disitu Lala langsung down lah, dia nangis lah di sebadan-badan sampai metar badan akunan, wuh shock dia wak. Kalian lihat coba jadi Lala kayak gimana. kalian bersahabat nih wah gak keliatan juga orang ini suka sama kalian apa enggak tapi ternyata dia udah nyantet kan hah gimana apa gak syob tuh lah betul-betul gak nyangka kalau Fahmi ini bisa nekat melakukan hal itu sampai nekat pergi ke dukun tuh loh selama itu Fahmi tuh gak pernah nunjukkan tanda-tanda kalau dia suka sama aku nah Nggak ada sama sekali sekedar kode-kode aja nggak ada loh Padahal biasanya cewek tuh peka kan Wak Biasanya kan perempuan ini punya feeling yang sangat tajam Dan bisa tahu kalau ada cowok yang diam-diam suka sama dia Biasanya kayak gitu kan Tapi dalam kejadian ini Wak Lala tuh betul-betul nggak pernah mikir kesana Lala nggak pernah menduga kalau ternyata Fahmi kawannya ini Ternyata menyimpan perasaan sama dia Nggak, nggak ada kayak gitu Saking sih Fahmi ini selempeng dan setertutup itu Wak Setiap kali mereka berinteresan pun nggak ada satupun dari mereka yang kelihatan baper Nggak kelihatan salah tingkah Nggak ada ya Yaudah hubungan antara Lala sama si Fahmi tuh Pure sebagai temen biasa aja Kalau dia dari awal ngode-ngode Nah dia mungkin aku bisa ngeh nih Oh iya ya dia memang suka sama aku Aku bisa ngeliat dari matanya mbak Aku bisa liat dari tindakan dia mbak Memang dia suka sama aku Cuman aku kaget dia kenapa sampai kayak gini kali ya Ini gak ada Macem biasa aja kayak gitu Ngapain gak shock si Lala Akhirnya setelah Lala tau kalau Fahmi itu ternyata tidak sebaik itu Hancurlah perasaan dia Karena dia marah, dia sedih, dia kecewa Dia ngerasa dibohongi Semua campur aduk kali jadi satu Lala sama sekali gak nyangka selama ini Dia Dia berada hampir setiap hari sama orang yang sudah berniat jahat mau nyelakain dia. Dia gak menduga. Saking kesalnya Lala sama Fahmi waktu itu. Di situ tuh, di detik itu juga Nadia. Aku rasanya mau langsung kelabrak. Mau langsung jabat-jabat deh. Akhirnya betul, Wak. Tanpa membuang waktu lagi, Lala pun segera langsung mengirim si Fahmi chat. BBM, waktu itu zaman BBM. Lala bilang, Mi, kau lagi di mana sekarang? Balas langsung sama si Fahmi, kan. Eh, aku lagi di kos nih. Gimana? Pergi main kita? Kata dia kayak gitu. Iya, boleh, boleh. Kata siapa, kan? Kata si Lala. Boleh. ngobrolin sama kau. Kata, oh mau ngobrolin apa Wak? Kata si Fahmi lagi. Iya, aku mau ngobrol soal Mbak Aul. Itu kata Lala langsung disebut. Nah, dengan menyebut nama Mbak Aul secara tidak langsung Lala langsung bilang ke Fahmi, kalau aku udah tau kok soal perbuatan gue sama si Aul. Nama Mbak Aul kan gak pernah disebutin di circle dia. Aul ini kan nama dukun yang mau disuruh nyantet si Lala kan. Itu udah kayak petunjuk kalau si Lala ini sebenarnya udah tau kok perbuatan Fahmi yang memang mau nyantet dia lewat Mbak Aul itu. Wah! Dan ketika Fahmi membaca itu chat Wak, ketika dia sadar kalau aksinya Mie nya sudah terbongkar disitu sama sekali enggak dibalas sama Fahmi langsung apa di bloknya sih lala apa yang dilakukan sama si Fahmi ini tentu bikin lala makin kesal lagi kok nomor aku malah koblok hahaha batin betulin petengok ngomongnya nampak besok di kampus apa enggak kujambak rambut emosi kali lala waktu itu dan keesokan hari betul selama di kampus lala nyari itu lala terus mencari cari keberadaan si Fahmi dia pergi ke kelas ditanya mana sih Fahmi ini enggak ada enggak kelihatan gitu kan tapi anehnya itulah Lala tidak berhasil menemukan Fahmi. Lala udah nanya ke teman-teman kelasnya. Lala udah tanya ke teman-teman lainnya lah gitu kan. Nggak ada yang tau Fahmi ini kemana. Bahkan ada juga yang nggak kenal sama si Fahmi ini Wak. Dan karena selama berhari-hari kemudian si Fahmi ini masih juga nggak muncul di kampus. Lala pun nanyalah ke teman kosnya Fahmi. Eh kok nampak Fahmi beberapa hari ini nggak dimana? Dia kok nggak masuk kuliah beberapa hari ini? Aku tengok ada dia di kos. Sebetulnya si Lala ini ada kenal teman kosannya si Fahmi ini. Tapi jawaban dari teman kosnya Fahmi juga sama Wak. Aku nggak nengok dimana si Fahmi. kemana gitu lalu beberapa waktu kemudian barulah lala mendengar kabar kalau Fahmi ini ternyata balik lagi ke Sumatera ke kota tempat SMA mereka itu dia enggak jadi kuliah di Jogja dan sejak saat itu Sampai hari ini sekalipun Lala udah gak pernah ketemu lagi sama Fahmi. Betul-betul ngilang dia Wak. Abis ketahuan tuh langsung kabur, hilang, gak ada penjelasan. Sampai saat ini dari 2008 lah katakan sampai 2010 lah masuk kuliah. Sampai sekarang 2024 hilang kabar. Gak ada, 14 tahun. Gak tau lah dia dimana. Dengan respon dia kayak gitu ditambah lagi dengan kesaksiannya si Mbak Aul. Ditambah lagi dengan bukti-bukti foto si Lala yang ada disana. Itu menunjukkan. bahwa memang si Fahmi ini kabur ya karena dia mungkin malu. Aksinya ketahuan sama si Lala sampai akhirnya dia cabut gitu aja tanpa penjelasan. Lala masih ngarepin jawabannya, kalau misalnya itu sih masih kata dia. Kalau pada saat itu, tapi kalau sekarang udah lah Nat, berlalu aja walaupun memang bekas sekali dia. Hmm. Oke Wak, jadi itu tadi pengalaman horor yang dialami sama si Lala. Ternyata betul lah Wak ya, kita tuh nggak pernah betul-betul tahu apa yang ada di dalam hati seseorang. Walaupun dari luar kelihatannya baik, kelihatannya kalem kali, ternyata hatinya busuk, busuk, betul busuk. Semoga kisah ini... bisa dijadikan pelajaran buat kalian semua, khususnya buat aku juga. Jadi kisah ini betul-betul menjadi pelajaran besar sekali buat aku. Kenapa? Karena sebenarnya, Lala yang aku ceritakan di dalam kisah ini adalah aku sendiri, Wak. Lala itu aku Aku pernah mau disantet sama kawan aku sendiri Aku jadi mau nangis ya Sedih tuh loh ya Allah Sedih Kan kalian pernah request kan Pengen denger kahawian Nadia kan Malam ini spesial kisah aku sendiri Aku ceritakan sama kalian Memang tadi ku bilang gak ada penampakan-penampakan Horror, pocong, generu, wak munti gak ada Tapi kisah ini betul-betul ngebekas sekali Dalam hidup aku dan bahkan Kisah ini ku anggap lebih seram Dari penampakan-penampakan hantu Rasa cahaya campur aduk, Wak. Campur aduk. Selain ngerasain pengalaman yang gak pernah aku sangka-sangkain, aku juga sedih, loh. Sedih, loh, ngerasa dikhianatin sama teman sendiri. Sampai sekarang, nih, ya, kalau misalnya aku ingat lagi kejadian itu, aku masih kayak gak abis pikir gitu, kenapa, Fahmi? Kenapa aku harus ngambil jalan pintas, aku pergi ke dukun? Heh, kau tuh pintar, loh. Kau tuh ganteng, loh, sumpah. Kau kaya. Kau ada privilege, nih. Kau ada privilege karena kau gak kesulitan secara ekonomi. Kau tuh punya modal yang cukup kali, loh, buat dekatin siapapun cewek yang kau suka. Ngapain aku lebih gawarin? Biarin uang berjuta-juta cuma buat bayar dukun. Hasilnya juga gak ada ya. Bunga-bunga. Fahmi. Mending gue pake uang gue buat yang lebih bermanfaat lagi kan. Dekatkanlah diri kau sama aku nih. Akulah orang yang gue suka nih. Kau dekatkanlah aku dengan semua jarjah. Fahmi. Daripada gue bayar dukun. Mending uangnya gue beli lah. Apa tiket bioskop kek. Nonton kita bersama-sama ya kan. Gue beliin kek aku coklat. Gue beliin entahlah apa tuh. Biar luluh juga hati aku. Kau dekatkan kau kasih lah aku berhati- perhatian gitu kan berdoa sama Allah ya Allah tolonglah luluhkan hati Nadia itu selama ini juga deket sama aku harusnya kau tahu apa yang suka ini kau malah pergi ke dukun Astagfirullah al-azim udah sadar-sadar kukirim kaku apa mental kan kau tahu juga aku rajin ibadah kan dan harus dengan wadih momen ketika kelakuan buruknya ini terungkap yang ada aku tuh jadi kesal sama ilfilah sama dia tentunya kan dengan sikapnya itu bukan hanya si Fahmi kehilangan cewek yang dia suka tapi dia juga kehilangan teman baiknya loh, ya kan? Sejak saat itu aku tuh udah gak pernah lagi temenan sama Fahmi Sampai lost contactnya gitu tuh Sampai saat ini, aku gak habis pikir loh, ya Allah Kejadian tuh pernah ke aku Ya, aduh Fahmi Ngapa bunga kali kau nih Hahaha Hahaha Stop, aku saking gak bisa ngomong ketawa Hahaha Bunga, bunga Yang jelas, maaf aku heboh Semoga sendiri disini ya karena ini memang membekas sekali jadi aku masih relate tadi setiap kali aku bercerita waktu ini ya waktu ini ya waktu ini dan ini masih banyak yang tidak aku ceritakan disini tapi yang pasti semua nama sudah aku samarkan sih tempatnya juga aku samarkan jadi gak tau lah dan yang jelas aku berharap kisah ini bisa menjadi reminder buat kita semua untuk jangan pernah sekalipun datang ke dukun walaupun niatnya cuma iseng Apa yang pernah aku lakukan dulu kan Betul kan aku pergi ke dukun kan Itu adalah sesuatu yang gak boleh ditiru ya Aku sadar itu salah kali Walaupun memang niatnya cuma iseng Ah gimana ya kinerja dukun itu Memang iseng Tapi ternyata hal itu membahayakan aku Karena Karena dari keisengan itu apa? Buktinya aku terjebak kan untuk diritualkan sama Mbak Sum kan. Coba deh wabah-wabah jangan. Gak usah. Macam-macam aja kesana. Apa yang udah aku luluhkan aja lah hati dia. Tapi wak penasaran waktu itu namanya bucah masih kan wak. Jangan ditiru bagian situ ya. Aku tuh aku salah disitu. Tapi Alhamdulillahnya Masya Allah semua gangguan-gangguan itu bisa mental. Karena Alhamdulillah doa-doa dari ibadahku. Doa orangtuaku. Allah yang udah menolong kami. Di saat santet itu mau ditanam langsung sama penggawa yang membaul itu kan. Disitu pas pun. Pula Deddy keluar naik motor Mau sholat ke masjid Cinta, kok Dukun tuh nengok langsung? Ya kan, langsung keluar Masya Allah. Apa yang ditengok sama Dukun tuh juga walau-walau. Tapi tuh yang dia bilang cahaya langsung, udah gak bisa ini. Gak bisa. Semoga, semoga ini. Ini memang niat aku Wak. Kenapa kisah ini aku kasih sama kalian. Semoga dari kisah ini kalian juga gak putus dalam berdoa Wak. Lindungan Allah itu dekat. Dan semoga kita ini termasuk dalam kalangan hamba-hamba yang dilimpahi pertolongan serta perlindungan. Amin ya Rabbul'an. Ya, itulah. KHW Nadia. Mantap. Nyeh. Ya. Wib. Dan juga jangan lupa seperti yang sudah aku janjikan di awal tadi, nih hai belum selesai videonya. Di akhir video ini aku punya kejutan buat kalian. Jadi wak masih dalam rangkaian acara Diamond Celebration. Malam ini aku dan tim sudah menyiapkan kuis berupa teka-teki silang atau TTS buat kalian. Tenang aja wak, pokoknya soalnya ini gak susah kok. Karena semua jawabannya sudah pernah aku ceritakan di video-videoku dari hari Senin kemarin sampai dengan hari ini. Sampai dengan video ini ada juga. Kerjakan sebaik mungkin karena nantinya 10 orang dari kalian berkesan. kesempatan untuk mendapatkan uang tunai masing-masing 500.000 terus cara kerjanya gimana Nadia nah nanti Wak kalian bisa langsung download soal PTS nya di link yang saya sertakan di bawah atau kalian screenshot aja di bagian sini udah habis itu tinggal kalian isi aja nanti kalau misalnya soalnya sudah diisi kalian bisa screenshot lagi jawabannya dan submit melalui link Google Form yang juga sudah aku sertakan di bawah submit jawabannya format jpg ya Wak jpg itu ah pake format itu format image lah pokoknya nah paling Sama kami tunggu sampai besok ya. Besok, betulan besok. Hari Sabtu jam 7 malam. Jadi 24 jam lah kalian kerjain ini ya. Aku kasih waktunya maksudnya. Selamat mengerjakan dan semoga beruntung. Dan jangan lupa juga kita rayain puncak acaranya di hari Minggu besok. Unboxing dengan guest star kita. ya ya, pertama nanti akan ada pengumuman pemenang dan juga pengumuman hadiah utama android dan juga macbook oke terima kasih sudah bersenang-senang sama aku hari ini, malam ini dan sepanjang minggu ini setelah kita kenyang seminggu, belum masih ada 2 video lagi sekali lagi terima kasih banyak yang sudah menonton kalau kalian suka video ini klik like-nya jangan lupa komen di bawah untuk indah-indah dan saran-saran untuk video selanjutnya jangan lupa nyalain notifikasinya supaya kalian tahu kalau upload video baru and as always jangan lupa untuk klik tombol subscribe supaya kalian sama-sama tahu informasi menarik dan menegangkan dari channel aku see you next video wa, bye ini ke HW kakak ya tolong diedit dengan sepenuh hati secececece waras mungkin sebaik mungkin Oke ini ke HW kakak ya Jadi tolong diedit sebaik dan se-epic mungkin ya kek hahaha