Dan Nabi ada sebuah kisah, bahwasannya dikatakan oleh para ulama kita bahwasannya sholawat Nabi itu adalah gurunya orang yang tidak pernah punya guru. Artinya, dalam keadaan kita sibuk sekali, busy dengan office of kantor, dengan kerjaan kita setiap hari, hingga kita mungkin susah atau sulit untuk hadir di perkumpulan-perkumpulan yang bermanfaat. Tapi dia selalu bersolawat.
Maka solawat bagi orang tersebut akan menjadi guru baginya. Suatu ketika ada satu orang ini, orang ini hanya tukang bersih, kayak tukang jam semacam, saat itu tukang jam. Kerjaannya adalah hanya kerja kejam. Cuma dia solawat, terus solawat banyak, solawat, solawat, solawat, solawat. Suatu ketika bermimpi, katung bagi Nabi.
Dan dalam mimpi itu dia berkata, Wahai umatku, disebut Fulan, Jika engkau bisa hidup di pagi hingga sore, Maksudnya jika engkau bisa menjalani hidup, Tanpa ada kedengkian dan kebencian di dalam hatimu, Kepada umatku, maka lakukanlah. Itu adalah termasuk sunnahku, Dan siapa yang menghidupkan sunnahku akan bersamaku nanti. Engkau akan bersama aku di surga.
Terbangunlah dia. Setelah dia terbangun, terbayang baginda nabi mengatakan seperti itu. Mulai saat itu dia berusaha untuk tidak punya kebencian dengan siapapun.
Suatu ketika datang seorang halim membetulkan jalan. Halim itu muhaddis ceritanya. Lalu bercerita, ya syekh saya boleh tanya. Tanya apa?
Saya bermimpi ketemu baginda nabi SAW dan beliau berkata bahwasannya, ya ulam ini setototan dan jelas. Justru yang alim tadi bertanya, kamu punya amalan apa itu? Kamu belajar apa?
Saya tidak bisa belajar, saya sibuk, saya cari nafkah. Saya tidak bisa belajar, saya tidak bisa datang ke sana kemari. Sang alim muhaddis berkata, Ketailah, yang kau dengar itu adalah apa kau diajar langsung oleh Rasulullah.
Itu hadis Nabi SAW bunyinya begini, Ya hulam inistato'ta'antus bi'antus biha'wa li'asafiqol bi'gagilu al-ahadin min'um minal musliminak fa'fual fa'innaha min sunnatifaman ahli sunnatifakana ma'ifil jannati Sampai berkata, itu hadis, iya itu hadis. Dan begitulah kisah orang berbanyak sholawat. Biarpun kadang bentuk nabi mengingatkan atau dijaga oleh Allah, terhindar dari hal-hal salah ucap, atau salah-salah menafsirkan. Seorang ustadz andanya memperbanyak sholat agar lesan, yang dia gak agar tak terleset dalam berucap. Begitu.
Jadi bersolawat ini, ini diantaranya. Seorang awam, tiba-tiba dia ajar isya. Hari itu dia bersih hati memang.
Setelah dia bertemu dengan baginda nabi, dia tidak... pernah, kalau ada mulai amarah ada dendam, ada benci, ada dengkiman, semua langsung dihapus, tidak, langsung dilawan, mulai dari memberikan hadiah bertekur sapa, mendatangi orang ini benci dan dengkik, sehingga dia menjadi kekasih Allah, dan dia lawali seperti itu, salamatussudur, hatinya salim olbun salim, ini adalah termasuk hikmah dari salawat, dikatakan adalah orang yang berbanyak salawat kepada Rasulullah, dan diupayakan dengan salawat yang khusyuk, hadirkan Nabi di hatinya maka, dia akan mendapatkan guru, Nabi akan menjadi gurunya Allah akan memberikan ilmu langsung, ilmu latuni. Kadang orang alim pun tidak tahu, tapi ternyata dia tahu. Diberitahu oleh Allah SWT. Karena apa?
Sambunginya dengan Rasulullah SAW. Ini adalah kisah sholawat. Maka mari kita memperbanyak sholawat, agar lesan kita dijaga oleh Allah.
Perilaku kita dijaga oleh Allah. Jadi tidak harus berbimbing ketumbakinan Nabi. Tidak, dijaga memperbanyak sholawat kepada Rasulullah SAW. Seperti itu. Nah, dan semoga ini adalah bisa...
bisa kita amalkan dan juga ada hal lain lagi yang perlu kita perhatikan ya agar tadi yang kedua apa tadi? selain daripada haikmah salawat, cerita salawat apa lagi minta? iya, kisah-kisah yang boleh sebagai ibu bapa kita boleh sebagai contoh lah untuk kita pulang sebelum kita pulang ibu bapa yang menonton dia dapat hayati kisah yang dapat membuatkan anak-anak rasa lebih cinta ke baginda Contohnya, yang diperlukan atau bercerita kan, anak mereka. Baik, subhanallah. Banyak cerita-cerita pecinta dan perlindungan kinder Nabi SAW.
Bisa dicari juga, akan tetapi perlu kami hadirkan nanti sekelomit disini diantara cerita tentang bagaimana kerinduan kecintaan Sayyidina Bila Bin Rabah yang pernah kami hadirkan dalam isah itu bisa jadi kecintaan Sayyidina Bila Bin Rabah juga ada seorang anak muda Salabah bin Abdul Rahman ada seorang anak muda yang umurnya 14 tahun tapi sangat mencintai baginda Nabi SAW maka impiannya adalah selalu melihat wajah Nabi Kalau dia berjawan itu tak senang hati, dia ingin melihat wajah Nabi. Sehingga tembak dari wajahnya selalu tersenyum dan tersenyum. Inilah kisah Sa'la'ba bin Abdurrahman.
Sa'la'ba bin Abdurrahman ini suatu ketika disuruh oleh Bakin dan Nabi S.A.W. Di saat disuruh oleh Bakin dan Nabi S.A.W. Tiba-tiba dia melewati di gang-gang kota Madinah. Salam, Bapak Ibn Abdurrahman. Umurnya masih 14 tahun. Biasa akan mencintai Nabi.
Bahkan Nabi senang menyuruh dia itu, kenapa kalau disuruh itu cepat? Jalannya cepat. Ditanya oleh sahabat, kenapa kalau jalanmu cepat sekali?
Seperti orang terburu-buru. Dia berkata, kalau aku disuruh bakinda Nabi, berarti aku kan tak melihat Nabi. Aku ingin menyelesaikan pekerjaanku, lalu bisa kembali, lalu bisa melihat wajah. Bakinda Nabi Muhammad SAW.
Di saat itu diperintahkan. Diminta oleh baginda Nabi untuk hajat Rasulullah SAW Akhirnya melewati diganggang kota Matinah Di saat itu ada rumah fakir Yang tiba-tiba pintunya terbuka Karena tempasan angin Diterpangin Pintu rumah fakir ya rumahnya Yang di rakit begitu Terbuka Di balik pintu itu ada kain Kain penutup tandas, kemar mandi, toilet, untuk mandi. Kainnya terbuka, dan di saat kain terbuka itu, di sana ada wanita yang lagi mandi.
Namanya manusia normal, punya telinga dan punya mata, mendengar suara pintu terbuka, dia menolak. Dan di saat menolak itu, kelambunya, kainnya tersingkat, terbuka. Dan di balik kain ada wanita yang lagi mandi. Wanita yang menjadi kaget dan dia juga kaget. Astagfirullah.
Setelah itu dia melihat. Dia merasa malu sekali melihat itu semuanya. Dan menyesal-menyesal. Kenapa aku harus melihat ini semuanya?
Anak kecil. Yang ada hanya cinta dan rindu dengan Nabi. Hukum-hukum ilmu belum banyak dia. Yang ada di hatinya adalah dia merasa sedih.
Takut tidak dilihat Nabi. Takut Nabi murka. Takut Nabi marah. Akhirnya apa?
Dia itu bingung mau pulang ke Nabi. Karena tahu Nabi itu punya wahyu. Takut nanti pulang Allah ngasih tahu. Kepada baginda Nabi, kalau tak lama bin Abdul Rahman melihat ini.
Dia bingung, menangis, menangis, tak berani pulang ke rumah ibunya. Kalau ke rumah ibundanya, pasti dicari Nabi. Kalau ke rumah datang ke Nabi, malu dia.
Akhirnya dia berjalan-jalan, nama kecil, tak ngerti kemana dia. Pergi, pergi, pergi, pergi, pergi, pergi. Lalu semakin jauh, semakin jauh. Baginda Nabi SAW mencari. Di waktu sholat ditunggu, Abdul Rahman mana kok belum datang.
Tak lama bin Abdul Rahman. Datang ya Rasulullah, hari berikutnya. Ditanya, cari Salamah bin Abdul Rahman. Tidak ada ya Rasulullah. Cari rumah ibunya.
Dicari, tidak ada ya Rasulullah. Sampai tiga hari tidak ada ya dicari. Nabi mencari dan Nabi bagi Nabi mencari terus.
Hingga akhirnya Nabi memberitahkan dengan wahyu tentunya. Ya Umar, Ya Salman, cari. Salamah bin Abdul Rahman di sana. Di antara dua bukit itu. Kau ke sana.
Sayyidina Umar bin Khatim dengan Salamah bin Abdul Rahman pergi ke tempat tersebut. Langsung, Saidina Umar, wah mungkin Kak Labah sekarang ngebala domba kali. Ada orang yang kelihatan kecil dari jauh dari atas bukit, turun Saidina Umar. Didekati orang tersebut ternyata, ah bukan Sa'la Bamin Abdurrahman.
Lalu bertanya, ya Pak, Bapak tinggal di sini ya? Ya, saya tinggal di sini, kenapa? Apakah Bapak melihat ada anak kecil?
Wah, banyak anak kecil di kampung situ, banyak. Bukan, umurnya 14 tahun. Cirinya gimana? Ada anak kecil umurnya 14 tahun, saya mencari dia.
Cirinya gimana? Dia orangnya kalau berjalan itu senyum terus. Jadi Sa'la Bamin Abdurrahman itu punya ciri kalau berjalan terus senyum.
Kenapa? Dia membayangkan Nabi terus. Makanya kalau mukanya muka macam, mukanya tak senyum, macam melihat jin kali ya.
Makanya Nabi itu besar, wajahnya senyum. Jadi upaya kita selalu bisa senyum, mengikuti kayanya bagi Nabi SAW. Dia kalau berjalan senyum. Jadi anaknya kecil, umur 12 tahun, dia suka senyum.
Terus kalau jalan senyum. Kata pengembala domba ini, oh kalau itu tak melihat. Aku melihat ada anak umur 14 tahun, saya tak kenal dia.
Dia orang mana tak tahu, cuman dia tak mudah tak senyum, tapi dia nangis. Suka nangis, nangis dong. Sayyidina Umar berkata, wah bukan dia kali. Cuman ya barangkali dia, orang Nabi mengatakan di sini, mungkin dia berkata, mungkin dia. Di mana pak orangnya?
Itu di atas bukit sana. Ngapain? Setiap menjelang maghrib, dia ke atas sembunyi di sana.
Dia ketakutan seperti itu. Oh baik, saya akan lihat ke sana. Oh jangan, jangan.
Kamu jangan ke sana. Kalau kamu sana dia akan lari, dia takut sama orang. Lalu bagaimana pak, saya ingin tahu dia, kata Sayyidina Umar. Sayyidina Umar bertanya, gimana agar aku bisa melihat dia?
Kau sembunyi di balik batu, nanti anak itu menjelang maghrib, setelah saya akan istirahat, akan datang. Dia minta susu, dia datang, lalu aku kasih susu. Setelah minum susu, dia naik lagi.
Dia naiknya buru-buru, minumnya buru-buru langsung naik lagi. Sayyidina Umar sembunyi di situ. Setelah Sayyidina Umar sembunyi, turun betul ada anak kecil. Sayyidina Umar memperhatikan, menjelang maghrib masih ada rembang-rembang, ada cahaya, ada matahari. Setelah dilihat begitu, semakin dekat, semakin dekat, minum.
Dikasih gelas-gelas susu, minum. Setelah minum, Sayyidina Umar semakin mendekatkan wajah beliau. Ternyata betul, ini Sa'alabah bin Abdul Rahman. Sayyidina Umar menyuruh, Sa'alabah bin Abdul Rahman.
Kau gendut. Siapa kau? Aku Umar.
Ya Umar, kenapa kau datang ke sini? Apakah ada wahyu turun mengatakan Sa'alabah beliau melakukan dosa? Sa'alabah beliau lari naik ke atas lagi. Dikejar Sayyidina Umar, dikejar, dikejar. Sampai dibekang Lalu dibawa pulang Dipaksa dinaikkan di atas kendaraan Di atas kudanya Dibawa pulang Paksa Perjalanan jauh ini Sampai di rumah Sa'alabah sakit Dan setelah Sa'alabah bin Abdul Rahman sakit Sebelum sampai rumah Di perjalanan sakit Karena sakit oleh Sayyidina Umar Dikembalikan ke ibundanya Dan tidak bisa berjalan Diserahkan ke ibundanya Ini anakmu Lalu pergi ke baginda Nabi Sayyidina Umar Sayyidina Umar melampau kepada baginda Nabi Dan bercerita Ya Rasulullah Ya Rasulullah Saya sudah ketemu dengan Sa'alabah bin Abdul Rahman Anaknya Sa'alabah Sakit ya Rasulullah.
Sakit? Iya ya Rasulullah. Apakah perlu saya bawa-bawa ke sini Rasulullah?
Tidak. Kata Baki dan Nabi. Aku yang akan datang ke sana.
Aku akan lihat dia. Baki dan Nabi datang ke tempatnya. Ta'alaba bin Abdul Rahman. Ketuk pintunya mengucapkan salam. Ta'alaba bin Abdul Rahman ketakutan di dalam.
Ibu Nabi silahkan masuk ya Rasulullah. Silahkan masuk. Alhamdulillah Ta'alaba bin Abdul Rahman menutupkan wajahnya ke bumi. Takut melihat Rasulullah. Ya Ta'alaba.
Aku Rasulullah, iya Rasulullah aku dengar, aku tau ya Rasulullah Tapi aku malu, lemas, kenapa ya Sa'ala Baha ada apa dengan kau? Tidak Rasulullah, lemas sekali Sa'ala Baha yang teramat oleh Rasulullah diangkat kepala beliau Diletakkan di pahanya Rasulullah, paha mulia bagi Nabi Jadi kepala saya Sa'ala Baha diletakkan di paha suci bagi Nabi S.A.W Di saat diletakkan di paha suci bagi Nabi S.A.W, Sa'ala Baha menurunkan kepalanya langsung, diturunkan lagi Dinaikkan lagi gak mau, kenapa ya Rasulullah? Biar kau yang enak di pangkuanku, kata Rasulullah. Sa'ala'ba berkata, tidak ya Rasulullah. Kepala ini tidak pantas duduk di pangkuan sucimu ya Rasulullah.
Memangnya kenapa, kata Sa'ala'ba? Kau telah melakukan apa? Karena telah membuat, karena kepalaku membawa mata ini telah melihat sesuatu yang Allah murgai ya Rasulullah.
Kenapa ya Sa'ala'ba? Apa yang diceritakan oleh Sa'ala'ba bin Abdul Rahman di pegang Rasulullah? Cerita kau. Cerita setelah Nabi mendengar cerita lalu Nabi bertanya, Ta'ala ba'a, aku sudah mendengar cerita darimu. Kau melihat seperti itu dan kau menyesal, kau sedih, kau menangis.
Sekarang aku mau tanya, kau ingin apa? Aku ingin selalu bersamamu di dunia dan di akhirat ya Rasulullah. Aku takut di saat aku melihat yang haram itu lalu aku tidak bisa melihatmu lagi nanti ya Rasulullah.
Lalu kau minta apa lagi? Aku minta Allah mengampuni. Dua permintaan, minta bersama Nabi, melihat Nabi dan minta diam.
Seindirian Nabi mengatakan, Allah sudah mengampuni, karena kau melihatnya tidak sengaja. Satu, yang kedua... Aku akan bersamaku nanti di surga melihatku di surga Setelah itu Sa'alabah berkata ya Rasulullah Kenapa Sa'alabah?
Aku merasa bahwa di antara kulit dengan dagingku ada sebut yang merayap Ada sebut yang merayap ya Rasulullah Ya Sa'alabah bin Abdul Rahman Itu tandanya kau akan muafat Aja'imu sudah dekat Akan dicabut nyawa Ucapkanlah kalimat ta'ibah la ilaykallah Ucapkanlah Nabi matakan, Nabi memimpik, Nabi bentar lekin, la ilaha illallah, ditiru, la ilaha illallah, dan setelah itu tutup usia, meninggal lah, taklah pembentuk, nanti pangkuan, nanti Nabi, matanya ditutup oleh Rasulullah, kemudian dimandikan oleh Rasulullah, disolati oleh Rasulullah, salam-salam, kemudian diantarkan jenazahnya oleh Rasulullah, salam-salam, bahkan di saat Nabi mengantarkan jenazahnya, Sayyidina Umar datang, Sayyidina Abu Akar datang, Nabi berjalannya, berjalan dengan jinjit, jinjit itu adalah mungkin bahasa Jawa, jinjit ada dengan... Soalnya berdesak-desakan begitu. Lalu sahabat Abu Bakar bertanya, Ya Rasulullah, kenapa aku berjalan seperti itu?
Seperti berdesak-desakan. Padahal tempatkan luas ya Rasulullah. Nabi menjawab, biarlah aku melihat malaikat datang mengiringi jenazahnya Tata Aba bin Abdul Rahman. Ini sebuah kisah, lihat.
Hikmahnya apa? Lihat. Kalau sudah orang mencintai bagi Nabi, impiannya adalah bersama Rasulullah.
Melakukan dosa kecil menjadi gede. Takut matanya tidak bisa melihat Rasulullah. Dan sengaja kisah ini sering kami hadirkan untuk anak-anak muda, karena zamannya zaman internet, zaman handphone, zaman melihat. Masya Allah, ngaku cinta Nabi, tapi yang dilihat apa kira-kira? Ini, melihat apa di kamarnya?
Ini, Sa'ala Bimn Abdul Rahman melihat tidak sengaja. Dia lihat tak sengaja, tapi karena cinta di dalam hati, takut tidak bisa melihat Rasulullah. Dan karena ini yang pertama.
Mari kita jaga mata kita, anak-anak kita, kita biasakan untuk menghindar dari yang haram. Yang pertama. Yang kedua apa? Kalau orang mencintai baginda Nabi, lihat. Nabi yang mencari.
Dan bahkan nanti di badang masyarakat, kalau kita mencari baginda Nabi, nggak bisa. Tapi Nabi yang bisa mencari kita. Nabi akan melihat tanda pada kita, kalau kita ada cinta kepada baginda Nabi. Kalau kita mencari Nabi, nggak bisa. Nabi terlihat karena pancaran cahaya menuhi mahsyar.
Kita bisa melihat pancaran cahaya Nabi. Tapi nggak bisa mendekat kalau kita ada cinta di hati. Setelah Bapak Ibn Abdul Rahman karena ada cinta di dalam hatinya, maka lihat, dia menghindar dan kemasyidat. Yang kedua, dicari oleh Rasulullah.
Bukan dicari, sampai di saat wabah ditalekin oleh Rasulullah. Kemudian di kafani oleh, disolati Nabi. Dikafani Nabi, disolati, bahkan diantarkan jenazahnya oleh Nabi. Dijanjikan kebersamaan dengan makinan Nabi SAW.
Ini buah daripada wahabah Rasulullah SAW. Masih banyak kisah-kisah, insyaAllah ini adalah diantaranya. Rujukah karena apa? Tapi senang dengan kisah ini untuk anak-anak muda. Kenapa hari ini adalah hari mata kita disering dirusak oleh apa yang Allah berikan kepada kita dari handphone, televisi, dan sebagainya.
Kadang kita tidak ingin melihat itu, tapi tiba-tiba datang melihat gambar itu. Maka balikin kita puasa, tak. Tak, tak, soalnya lihat macam-macam itu.
Tak lihat internet ini. Tapi hari ini nggak mungkin kita menghindar dari itu. Akan tapi, kalau ada kunci mahabbah ke Rasulullah, bisa akan melihat langsung ingat Rasulullah. Aku kalau melihat ini terus, tidak akan melihat Rasulullah. Maka langsung ditutup.
Astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah. Itu di antara kisah. banyak, insyaallah lebih seksis