Abad kegelapan, dimana kehidupan sehari-hari dipenuhi kabut dengan ketidakstabilan politik, perang, dan penyakit. Kerajaan satu berperang melawan kerajaan yang lain, kelompok feodal saling merebut kekuasaan, penduduk menjadi korban penjarahan dan kekerasan, infrastruktur sulit, bangunan terbengkalai. Wabah hitam memusnahkan jutaan jiwa, menimbulkan ketakutan dan penderitaan yang luar biasa. Semua orang terlihat kotor,
tidak terlalu banyak yang sehat dan bersih. Kehidupan keras dan tidak manusiawi. Tingkat literasi rendah dan banyak orang
percaya dengan takhayul dan praktik-praktik magis. Kebanyakan orang bekerja keras sebagai petani, pengrajin atau buruh dengan umur yang sering kali tidak mencapai 30 tahun. Abad kegelapan itu—cukup gelap. Abad kegelapan sudah menjadi hal yang sangat diminati oleh manusia modern seperti kita karena pengaruhnya dalam budaya pop yang sangat berat. Kita melihat cerita-cerita fiksi seperti karya J.R.R. Tolkens The Lord of the Rings karya George R.R. Martin A Song of Ice and Fire terinspirasi dari abad pertengahan, meskipun dunianya fiksi. Banyak Film seperti Braveheart, Kingdom
of Heaven, A Knight’s Tale berdasar pada abad pertengahan. Bahkan kita melihat
banyak sekali game RPG seperti anime seperti Berserk dan Vinland Saga, bahkan musik, manga, lukisan, drama, teater banyak sekali yang memiliki dasar pada abad pertengahan, abad kegelapan. Untuk konteks, istilah “Abad Kegelapan” atau “Zaman Kegelapan” secara eksklusif merujuk pada Eropa Barat pada abad-abad setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi. Ya, untuk sekarang banyak tulisan sejarah yang membuat sejarah timur, seperti China dan Islam termasuk, tapi awalnya, secara tradisionalnya ini merujuk pada Eropa Barat dan untuk tujuan video ini, kita kebanyakan akan berfokus pada area tersebut untuk menggambarkan seberapa gelap sebenarnya “Abad Kegelapan” ini. Setelah berjayanya kekaisaran Romawi pada abad ke-2 M, di abad berikutnya, mereka mengalami penurunan kekuasaan di daerah terpencil. Inflasi tak terkendali, tekanan eksternal di perbatasan, wabah penyakit merebah, tentara menggandakan jumlahnya, pengeluaran militer terus menerus, kebutuhan akan pendapatan meningkatkan pajak, administrasi negara lebih terpusat dan terjadi
penurunan pemilik tanah membuat semuanya kacau. Dan setelah periode perang saudara, dan mendirikan kembali kota Byzantium sebagai ibu kota bagian Romawi timur, yang nantinya kita kenal sebagai konstantinopel. Namun, walaupun stabil, jarak dari kaya dan miskin semakin lebar, deklarasi Konstantinus sebagai katolik juga meningkatkan kekuasaan dari katolik dan menyebabkan Kristenisasi Kekaisaran Romawi terutama di bagian timur. Basilika, aula besar yang sebelumnya digunakan untuk tujuan administratif dan komersial, diadaptasi untuk ibadah Kristen. Naskah-naskah beriluminasi—dikarenakan mengandung perak dan dihiasi minatur warna-warni diproduksi bersamaan dengan penyebaran silent reading, atau praktik membaca secara diam-diam dan ini mulai menyebar pada abad ke-5. Perang saudara baru memberi peralihan dari perbatasan kekaisaran yang diserbu dengan semacam invasi dan juga migrasi kelompok Gothic, dan suku-suku lainnya ke dalam kekaisaran di perbatasan, menyebabkan pembagian kekaisaran barat menjadi unit politik yang lebih kecil. berhasil menggulingkan Romulus Augustulus dan memegang penuh Italia, membuat Romawi Barat benar-benar jatuh. Dan yang tertinggal adalah Romawi
Timur, yang sekarang sering disebut sebagai Bizantium. Romawi Timur mengalami pernikahan dengan Gereja Kristen, dan masalah teologis sekarang memiliki kepentingan dalam politik Timur. membawa kekaisaran ke situasi atas dan bawah yang banyak, mulai dari pemberontakan, invasi, dan juga pertahanan Konstantinopel dari bangsa Avar, Slav dan juga Persia. Di barat, terpecahnya Romawi menjadi kerajaan-kerajaan kecil membuatnya penuh dengan peperangan antara pemimpin kecil satu dengan pemimpin kecil lainnya. Hilangnya efisiensi administrasi Romawi dan infrastruktur mengakibatkan penurunan dalam perdagangan, pendidikan, dan pertukaran budaya. Kota-kota menyusut atau ditinggalkan,
dan tingkat literasi menurun drastis. <b>Fondasi Feodalisme</b> terbentuk, menjadi sistem sosial dan ekonomi utama di Eropa abad pertengahan. Dan yang paling mengerikan, tidak lama setelah kejatuhan ini, sekitar setengah abad kemudian, tahun terburuk dunia, terjadi. Michael dari Suriah juga menulis bahwa matahari gelap selama 18 bulan, hanya bersinar sekitar empat jam sehari dengan cahaya yang lemah. Buah-buahan tidak matang dan anggur terasa asam. Peneliti menemukan bahwa letusan gunung berapi besar kemungkinan menjadi penyebab utama fenomena ini, menyebarkan abu yang menggelapkan langit secara global. Dan dengan itu, hasil panen mengalami penurunan dan kelaparan meluas di seluruh dunia. Kekurangan tanaman dilaporkan di berbagai tempat pada periode ini, termasuk Irlandia, yang mengalami kekurangan makanan
yang mereka sebut "Kegagalan Roti." Wabah bermunculan menyerang sistem kekebalan tubuh yang kekurangan vitamin D. Dengan wabah mulai menyebar di Konstantinopel, kota itu mulai berbau busuk, dengan tumpukan mayat sakit yang dibuang ke laut, dan nantinya mayat-mayat ini kembali lagi ke pantai. Dan orang sehat yang bertanggung jawab atas ini juga
terpapar dan merenggut leih banyak nyawa, membuat kota menjadi mimpi buruk Letusan gunung berapi di Islandia pada tahun 540
dan 547 menyebabkan langit tertutup abu, menghalangi sinar matahari, yang mendinginkan planet ini selama satu dekade, merusak tanaman dan menyebabkan kelaparan. Pada abad keenam, Kekaisaran Romawi Timur di bawah Kaisar Justinian berusaha mengembalikan kejayaan kekaisaran. mengurangi jumlah penduduk hingga 55%. Cuaca ekstrem dan banjir menghancurkan sistem irigasi mereka, mengganggu pertanian dan menyebabkan kelaparan. Kabut ini berlangsung beberapa tahun dan memiliki dampak perubahan iklim hingga beberapa dekade berikutnya, iklim ini menjadi semacam penanda
awal dari Abad Kegelapan Eropa barat. Seakan-akan alam memberi tahu bahwa akan terjadi perubahan besar dalam sejarah Eropa Barat. setelah jatuhnya Romawi, nilai-nilai pendidikan semakin menghilang, pengajaran agama lebih mengutamakan musik dan seni daripada buku dan budaya aristokrat berfokus pada pesta besar dan bukan lagi kegiatan sastra yang sebelumnya diagungkan. Ikatan keluarga kalangan elit yang semakin kuat
menyebabkan perselisihan dalam masyarakat aristokrat. Peran perempuan hanya sebagai istri dan ibu dan dianggap negatif ketika mereka memiliki kekuasaan. Pola kepemilikan tanah tidak jelas, ada beberapa yang dimiliki individu ada beberapa yang merupakan milik semua orang. Tanah yang dimiliki biasanya adalah tanah aristokrat dan yang bekerja disana adalah masyarakat sebagai petani. Karena undang-undang membuat perbedaan yang jelas antara yang bebas dan yang tidak bebas, tidak ada perbedaan tajam antara
status hukum petani bebas dan aristokrat, dan ada kemungkinan bagi keluarga petani bebas untuk naik ke dalam aristokrasi melalui dinas militer. Permintaan akan budak dipenuhi melalui perang
dan penyerbuan. Meskipun berpenguasa Jermanik, Theodoric setia kepada Kaisar Romawi Timur. Senat terus bersidang di Roma, dan hak-hak Paus dihormati. Namun, kehidupan perkotaan menurun drastis, dengan populasi Roma berkurang dari sekitar satu juta orang menjadi hanya sekitar 50.000 orang. Di Eropa Utara, kota-kota juga menyusut, sementara monumen sipil dan bangunan umum lainnya dijarah untuk bahan bangunan. Seiring dengan gangguan jaringan perdagangan akibat migrasi dan penaklukan di seluruh wilayah bekas Kekaisaran Romawi Barat, barang-barang dari perdagangan jarak
jauh digantikan oleh produk lokal. Di kerajaan-kerajaan pasca-Romawi, koin logam dasar hampir tidak diproduksi lagi, tetapi koin perunggu Romawi tetap beredar. Meskipun koin emas masih dicetak, koin tersebut sebagian besar digunakan untuk pengeluaran luar biasa, seperti pembelian tanah atau barang mewah. Gagasan tentang kesatuan Kristen tetap bertahan, meskipun perbedaan ideologi dan praktik antara Gereja Timur dan Barat semakin berkembang. Ketidaksukaan penduduk asli Romawi semakin berkembang terhadap para penakluk Jermanik yang menganut Arian. Arianisme dan Katolik Roma memiliki berbagai pertentangan, diantaranya adalah arianisme percaya bahwa negara dan agama seharusnya tidak disatukan, sedangkan katolik roma percaya bahwa negara romawi, kekaisaran romawi adalah instrumen ketentuan ilahi. Dan penyatuan gereja dengan negara adalah hal yang harus dilakukan. Dan ini memperkuat pertentangan ideologi tersebut. Dan setelah nantinya penaklukan Muslim di daerah sekitar barat dari Bizantium, pengaruh katolik roma menjadi semakin kurang efektif dalam campur tangan di wilayah barat. Biara-biara memiliki pengaruh besar pada masyarakat lokal. Mereka sering bertindak sebagai pengelola tanah bagi keluarga-keluarga kuat dan pusat penting otoritas politik. Selain itu, biara sering menjadi satu-satunya tempat pendidikan dan literasi di wilayah tertentu. Banyak manuskrip klasik Latin yang masih ada
disalin oleh para biksu, yang juga menulis karya-karya baru seperti sejarah,
teologi, dan subjek lainnya. Bangsawan sering menganggap gereja dan biara di
bawah perlindungan mereka sebagai milik pribadi, dan simoni atau penjualan jabatan gereja menjadi praktik umum pada saat itu. Hal ini menimbulkan ketakutan karena banyak yang percaya bahwa imam yang diangkat melalui simoni tidak dapat memberikan sakramen yang sah, seperti baptisan. Komunitas monastik merespons dengan memperketat pengamatan aturan mereka. karena Cluny dibebaskan dari kontrol awam dan ditempatkan di bawah perlindungan kepausan. Reformasi Cluniac menunjukkan bahwa reformasi gereja
bisa dicapai melalui penyerahan kepada kepausan, memperkuat gagasan tentang
"Kebebasan Gereja", yaitu bahwa gereja seharusnya bebas dari campur tangan dan kontrol sekuler, sehingga dapat menjalankan tugas-tugas religiusnya dengan
lebih efektif dan murni. Reformasi ini menunjukkan bahwa salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan menempatkan gereja dan biara di bawah otoritas langsung Paus, bukan di bawah kontrol bangsawan atau penguasa lokal. Di abad pertengahan tinggi, terbentuk hierarki sosial bagi seluruh warga, yang terbagi menjadi tiga, rohaniwan yang mengurus keagamaan, bangsawan yang memiliki tanah dan rakyat biasa yang merupakan mayoritas dari ketiga hierarki ini. Gereja memainkan peran sentral dalam masyarakat Eropa abad pertengahan. Gereja memiliki otoritas spiritual yang besar, menentukan praktik dan keyakinan agama, serta dianggap sebagai perantara antara Tuhan dan umat manusia. Selain itu, Gereja memiliki kekuatan politik yang signifikan, sering kali mempengaruhi
atau langsung berpartisipasi dalam pemerintahan wilayah. Uskup, abbas, pendeta, dan biarawan biasanya memiliki tanah dan kekayaan yang besar, menjadikan Gereja sebagai pemilik tanah terbesar dan pengontrol kekayaan melalui pajak, donasi, dan pengelolaan lahan. Tempat ziarah seperti Roma dan
Yerusalem menarik banyak pengunjung, dan tempat baru seperti Monte Gargano menjadi terkenal. Gerakan reformasi gereja mendapat dukungan luas, tetapi beberapa kelompok radikal seperti Waldensian dan Katar menolak ajaran Katolik. Paus menunjuk inkuisitor untuk menekan ajaran sesat. Reformasi monastik berlanjut dengan pendirian ordo baru seperti Kartusian dan Sistersian, serta ordo pengemis seperti Fransiskan dan Dominikan yang hidup dari mengemis. Di Eropa Tengah, kastil menara atau Bergfriede lebih populer, sementara di Italia, keluarga kaya membangun menara tinggi di kota-kota mereka. Perjalanan ziarah besar mendorong pembangunan gereja-gereja besar, yang memunculkan arsitektur Romanesque dengan dinding batu tebal, pahatan hias, dan kubah besar yang terinspirasi oleh desain Romawi. Banyak mistikus adalah wanita, Mistisisme Yahudi mencapai puncaknya dengan penyusunan Zohar, Rohaniwan terbagi menjadi dua jenis, sekuler dan reguler. Mereka memimpin misa, memberikan sakramen (seperti baptisan, pernikahan, dan komuni), memberikan bimbingan spiritual, dan melakukan kunjungan pastoral kepada umat. Mereka berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat dan terlibat dalam kehidupan sehari-hari umat. Mereka hidup dalam biara atau komunitas religius, mengikuti jadwal doa, kerja, dan meditasi. Mereka bisa terlibat dalam pendidikan, penyelidikan ilmiah, atau pelayanan sosial. Mereka mengikuti aturan ketat seperti Kaul Kemiskinan, Kaul Kesucian (selibat), dan Kaul Ketaatan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa para rohaniwan
sepenuhnya berdedikasi pada pelayanan Tuhan dan gereja tanpa distraksi dari
kehidupan keluarga. Ini membedakan rohaniwan dari kaum awam dan
mengharuskan mereka untuk menjalani kehidupan yang lebih fokus pada
pelayanan spiritual. Pengadilan gerejawi menangani kasus keagamaan dan moral, sementara biara dan katedral menjadi pusat pendidikan dan penulisan dokumen penting. Gereja memberikan legitimasi moral dan spiritual kepada penguasa melalui upacara penobatan dan pengurapan, serta mempengaruhi kebijakan publik melalui
khotbah dan keputusan konsili. Monastisisme sangat berperan dalam pelestarian dan penyebaran pengetahuan. Biara-biara menjadi pusat pembelajaran, pertanian, dan kerajinan, di mana para biarawan menyalin manuskrip dan melestarikan teks-teks klasik serta tulisan-tulisan agama. Namun, hierarki sosial yang ketat, membatasi mobilitas sosial dan inovasi ekonomi. Tanah dan sumber daya dikendalikan oleh bangsawan dan gereja, yang sering kali lebih tertarik pada stabilitas daripada perubahan. Fokus utama masyarakat adalah pada kehidupan religius dan keselamatan jiwa, yang sering kali dianggap lebih penting daripada penemuan ilmiah dan perkembangan teknologi. Gereja memiliki pengaruh besar dan sering kali membatasi ide-ide yang dianggap bertentangan dengan doktrin mereka. Dengan demikian, keadilan, dan kehidupan politik, menjadikannya salah satu institusi paling berpengaruh di Eropa abad pertengahan. Eropa Barat mengalami periode pertumbuhan populasi yang luar biasa. Alasannya tidak diketahui pasti, tapi dikatakan teknik pertanian yang lebih baik, penambahan lahan baru, iklim yang membaik dan invasi yang berkurang adalah beberapa faktornya. Sistem rotasi tiga bidang
meningkatkan penggunaan lahan dan produksi. Bajak berat dan kolar kuda memungkinkan pengolahan tanah yang lebih efisien. Pertumbuhan populasi, produktivitas pertanian, dan stabilitas politik Perdagangan memperkenalkan pencetakan koin emas dan surat tukar. Kota-kota baru muncul sebagai pusat perdagangan, didukung oleh raja dan aristokrat, sementara komunitas perkotaan mendapatkan hak otonomi. Republik maritim Italia seperti Venesia dan Genoa memimpin perdagangan di Mediterania, sementara pedagang Jerman membentuk Hansas untuk mengendalikan rute perdagangan ke utara. Pedagang Yahudi, yang sering menjadi pemberi pinjaman uang, menyebar ke seluruh Eropa, meskipun menghadapi kekerasan dan pengusiran. Feodalisme mengatur hubungan
sosial fundamental di bagian-bagian Eropa, ini menjadi penopang utama kehidupan sosial dan ekonomi di zaman ketidakpastian ini. Dalam sistem ini, seorang tuan tanah memberikan sebagian tanahnya kepada seorang vasal (penerima tanah) sebagai imbalan atas jasa, baik hasil pertanian dan utamanya jasa militer. Dengan perkembangan kavaleri berat, kelas pejuang bebas yang sebelumnya seragam terbagi menjadi dua kelompok. Mereka yang mampu melengkapi diri sebagai ksatria berkuda bergabung dengan aristokrasi tradisional, sementara yang lainnya menjadi bagian dari petani. Kelas elit baru ini distabilkan melalui
adopsi kebiasaan warisan yang ketat, seperti primogenitur—hak putra sulung
untuk mewarisi tanah keluarga tanpa terbagi. Bangsawan diorganisir berdasarkan tanah dan orang-orang yang mereka kuasai; bangsawan berpangkat terendah tidak memiliki tanah dan tidak memiliki vasal. Bangsawan tidak pernah menjadi kelompok yang tertutup: raja bisa mengangkat rakyat biasa ke dalam aristokrasi, rakyat biasa yang kaya bisa menikah dengan
keluarga bangsawan, dan aristokrat yang miskin bisa kehilangan status istimewa mereka. Aristokrat Barat sering pindah ke pinggiran Kekristenan Latin baik dengan dukungan penguasa lokal yang menghargai keterampilan militer mereka, atau sebagai penakluk. Feodalisme memiliki hierarki yang jelas dengan tuan tanah sebagai bangsawan yang memiliki lahan luas dan kekuasaan politik serta militer yang signifikan, mereka bertanggung jawab atas perlindungan dan pemerintahan wilayah mereka. Vassal, bangsawan kecil atau kesatria, menerima
tanah dari seorang tuan sebagai imbalan atas layanan militer dan terikat oleh
sumpah kesetiaan dan pelayanan. Manor menghasilkan sebagian besar kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan alat-alat kerja melalui usaha pertanian dan kerajinan lokal. Tanah manor biasanya memiliki ladang untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan, peternakan untuk memelihara hewan, dan bengkel-bengkel untuk membuat alat-alat pertanian dan kebutuhan sehari-hari. Sementara itu, budak tani adalah petani yang bekerja di lahan dan terikat pada manor. Meskipun bukan budak, mereka berada di bawah otoritas tuan tanah dengan hak dan mobilitas terbatas. Mereka adalah yang paling dominan dalam populasi. Mereka muncul karena larangan perbudakan Petani yang menjadi serf meninggalkan tanah mereka untuk mendapatkan hak-hak ekonomi dan hukum, seperti tingkat perpajakan yang lebih rendah dan hak
untuk mengatur keadilan di komunitas mereka. Pergerakan petani ini memiliki dampak demografis yang signifikan, seperti penyebaran pemukiman Jerman ke timur. Manor dikelola sedemikian rupa sehingga berbagai sumber daya seperti kayu, air, dan bahan bangunan dapat diproduksi atau diambil dari lingkungan sekitar manor. Ini mengurangi ketergantungan pada perdagangan eksternal untuk kebutuhan dasar. Meskipun mereka mungkin masih berdagang dengan komunitas lain untuk barang-barang yang tidak dapat diproduksi sendiri, mayoritas kebutuhan sehari-hari dipenuhi secara internal, menjadikan mereka relatif mandiri dari gangguan eksternal. Sistem ini memberikan stabilitas ekonomi dan keamanan pada masa
yang sering penuh dengan peperangan dan ketidakstabilan politik. Abad Pertengahan sering dianggap romantis dengan ksatria berlapis baja, wanita cantik, dan cinta di istana. Namun, kenyataannya jauh dari situ. Bagi kebanyakan orang, Abad Pertengahan adalah masa yang kotor, sulit, dan berbahaya. Hidup penuh dengan tantangan dan ketidakpastian. Kehidupan sangat keras kecuali bagi rohaniwan dan bangsawan, dengan kebersihan buruk, uang langka, penyakit merajalela, dan hukuman kejam. Rakyat kecil harus bertahan hidup dengan situasi seperti ini. Rohaniwan dan bangsawan biasanya memiliki kehidupan yang lebih nyaman dibandingkan dengan petani. Mereka memiliki akses ke sumber daya yang lebih
baik dan kondisi hidup yang lebih baik. Dan ada juga kesenjangan komunikasi diantara ketiga hierarki ini. Orang biasa berbicara dalam bahasa Inggris Tengah, bangsawan berbicara dalam bahasa Prancis, dan rohaniwan menggunakan bahasa Latin. Membuat kesenjangan ini semakin renggang. Bagi para rakyat kecil hari dimulai sangat pagi, dengan pasar dibuka pada pukul 6 pagi dan tutup pada pukul 3 sore. Kota sering ditutup pada malam hari, dengan penjaga malam berpatroli untuk keamanan. Kebersihan sangat terbatas, orang sering mencuci
mulut dengan anggur atau cuka dan menggunakan cara sederhana untuk
membersihkan diri. Toilet dan bak mandi hanya ada secara umum, yang membuat kebersihan pribadi susah untuk dilakukan. Perempuan diharuskan tunduk kepada laki-laki, baik ayah, suami, atau kerabat laki-laki lainnya. Pekerjaan perempuan umumnya terdiri dari tugas rumah tangga seperti merawat anak atau memasak. Perempuan petani bisa menambah penghasilan rumah tangga dengan memintal atau membuat bir di rumah, serta bekerja di ladang saat musim panen. Perempuan kota bisa berdagang tetapi sering kali hanya dengan izin suami mereka, dan mereka tidak selalu diizinkan untuk melatih murid. Perempuan bangsawan bisa mewarisi
tanah jika tidak ada ahli waris laki-laki, tetapi kemampuan mereka untuk melahirkan anak dianggap sebagai kebajikan utama. Karena perempuan tidak ditahbiskan sebagai imam, satu-satunya peran yang terbuka bagi mereka di Gereja adalah sebagai biarawati. Hukum dan hukuman abad pertengahan sangat keras. Kejahatan serius dihukum dengan kematian, dan pengadilan sering menggunakan penyiksaan. Kejahatan kecil seperti berhutang atau berjudi dihukum dengan penghinaan publik atau bahkan penjara. Kewajiban vessel terhadap tuannya dalam perang membuat abad ini dipenuhi dengan perang, yang mengakibatkan banyak kematian. Dan rakyat biasa sering menjadi korban perang yang dianggap tidak signifikan. Harapan hidup di Abad Pertengahan sangat rendah, hanya berkisar antara 20 hingga 30 tahun. Ini terutama disebabkan oleh
tingginya angka kematian bayi dan juga anak-anak. Sekitar sepertiga hingga setengah anak-anak meninggal sebelum mencapai usia lima tahun. Penyakit seperti batuk rejan, campak,
dan influenza membuat banyak anak meninggal. Ini adalah tragedi besar yang sering terjadi pada abad ini. Jika seseorang berhasil melewati masa kanak-kanak, peluang untuk hidup lebih lama meningkat secara signifikan. Misalnya, seseorang yang mencapai usia 20
tahun bisa berharap untuk hidup sekitar 20-25 tahun lagi, sementara mereka yang mencapai usia 40 tahun bisa berharap untuk hidup hingga usia 60-70 tahun. Meskipun hidup sulit, masyarakat tetap menikmati festival dan turnamen. Hireraki sosial ini tidak selamanya memberikan stabilitas. Bangsawan atau Aristokrat sering memiliki perbedaan kepentingan dengan Rohaniawan. Dengan dukungan masyarakat, mereka berhasil menegaskan otoritas paus dalam urusan gereja di banyak bagian Eropa. Sebaliknya, kepala Gereja Bizantium, Peristiwa ini dikenal sebagai Skisma Timur-Barat, yang memisahkan Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur. Penunjukan rohaniwan oleh penguasa
sekuler, yang disebut investitur awam, Konflik ini, yang terjadi pada abad
ke-11 hingga ke-12, berkisar pada perebutan kekuasaan antara Paus dan kaisar
mengenai hak untuk mengangkat uskup. Kaisar menginginkan kontrol atas
penunjukan uskup untuk memastikan loyalitas politik, sementara Paus berusaha
mempertahankan otoritas gerejawi. Puncaknya terjadi dengan ekskomunikasi Kaisar Henry IV oleh Paus Gregory VII dan penyesalan Henry di Canossa. sementara kaisar tetap
memiliki kekuasaan sekuler. Gerakan sekularisme in imulai berkembang dan mendominasi politik Eropa nantinya. Hak raja untuk memerintah tanpa campur tangan asing memperkuat konsep kedaulatan negara. Monarki turun-temurun dan ratu yang berkuasa mulai muncul. Kantor kanselir menjadi pusat pemerintahan kerajaan dan pengadilan banding. Pajak mulai dikumpulkan secara lebih teratur karena pendapatan dari domain kerajaan tidak mencukupi. Kepausan mengklaim otoritas atas dunia Kristen, mencapai puncaknya di bawah Di Holly Roman Empire, dinasti Ottonian digantikan oleh dinasti Salian, yang kemudian digantikan oleh dinasti Hohenstaufen. Monarki Prancis memperluas otoritasnya, meski menghadapi tantangan dari Adipati Normandia yang menaklukkan Inggris di bawah William The Qonqueror. kehilangan wilayah Prancis utara kepada Negara-negara Kristen Iberia mulai melawan kekuatan Islam Aragon menaklukkan Sisilia dan Sardinia, sementara Islam tetap menguasai Iberia selatan. Negara-negara Skandinavia juga berkembang: Norwegia menguasai Islandia dan Greenland, Denmark menguasai Estonia, dan Swedia menaklukkan Finlandia. Kievan Rus' dan Polandia terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil, sementara Hongaria menguasai Kroasia dan beberapa wilayah lainnya. Benturan dengan kekuatan sekuler menyebabkan kepausan menjadi lebih militeristik. Menanggapi permintaan bantuan dari Bizantium melawan Turki Seljuk, Ia mengajak umat Kristen untuk membebaskan Yerusalem dan menawarkan pengampunan dosa bagi yang ikut serta. Ribuan orang biasa ikut serta dan hidup dari penjarahan, tetapi banyak yang tidak berhasil mencapai tujuan mereka. Mereka mengalahkan Turki dalam pertempuran besar
dan mendirikan negara-negara salib di Timur Tengah. Namun, keamanan mereka bergantung pada bantuan militer berkelanjutan, yang memicu perang salib tambahan. Kepausan juga menggunakan semangat perang salib untuk konflik lain, seperti di Spanyol dalam perang melawan Muslim. Perang Salib Utara menyebabkan asimilasi paksa suku-suku pagan ke dalam budaya Katolik. Gerakan perang salib menjadi bagian penting dari kehidupan abad pertengahan, dengan sumpah perang salib dapat
dipenuhi melalui pembayaran uang tunai, yang mengarah pada penjualan indulgensi oleh gereja. Perang salib juga memunculkan ordo militer seperti Ksatria Templar, Hospitaller, dan Ksatria Teutonik, yang menggabungkan kehidupan biara dengan tugas militer. Pada akhir abad ke-11, kapitel katedral mulai mengoperasikan sekolah, menggantikan sekolah-sekolah monastik tradisional. Sekolah yang mencapai tingkat tertinggi diakui sebagai universitas oleh paus atau Kaisar Romawi Suci. Sekitar tahun 1140, biarawan Gratian menulis Decretum Gratiani, teks standar hukum gerejawi. Perubahan iklim ini menyebabkan krisis pertanian yang semakin parah, memuncak pada Great Famine Curah hujan yang luar biasa tinggi menyebabkan banjir dan ladang pertanian tergenang air, mengakibatkan kegagalan panen berturut-turut. Para petani yang kelaparan terpaksa menyembelih hewan ternak mereka untuk bertahan hidup, dan mereka yang berhasil selamat harus berusaha keras untuk
memulihkan pertanian yang hancur. Selain gagal panen, wabah penyakit yang
menyerang ternak juga terjadi. Penyakit ini mengurangi populasi ternak secara
drastis, terutama sapi dan domba, sehingga memperparah krisis pangan. Kelaparan menyebabkan kematian massal, diperkirakan sekitar 10-25% dari populasi di beberapa wilayah Eropa Utara meninggal dunia karena kelaparan dan
penyakit terkait. Gereja dan institusi politik mengalami penurunan otoritas karena gagal mengatasi krisis ini. Kepercayaan terhadap doa dan intervensi ilahi menurun
karena bencana yang berkelanjutan, yang kemudian membuka jalan bagi gerakan-gerakan yang menentang kekuasaan gereja. Tidak cukup itu, kemalangan terus berdatangan, penyakit mematikan yang membunuh sekitar sepertiga populasi Eropa. Wabah Hitam adalah salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah manusia, yang akhir-akhir ini ditemukan sebabnya oleh bakteri <i>Yersinia pestis.</i> Wabah ini diperkirakan berasal dari Asia Tengah dan menyebar ke Eropa melalui Jalur Sutra dan perdagangan maritim. Kota-kota pelabuhan seperti Messina, Genoa, dan Venice adalah beberapa tempat pertama di Eropa yang terinfeksi. Wabah ini terus menyerang Eropa secara berkala hingga tahun 1400, menyebabkan penurunan populasi yang
drastis di kota-kota dan desa-desa. Banyak orang yang selamat dari wabah berpindah ke daerah-daerah yang kurang terkena dampak, mencari tempat yang lebih aman dan peluang yang lebih baik. Selain dampak demografis, Wabah Hitam juga membawa perubahan ekonomi yang besar. Penurunan populasi menyebabkan kekurangan tenaga kerja, sehingga upah meningkat dan hubungan kerja berubah. Para tuan tanah harus menawarkan
kondisi yang lebih baik untuk menarik pekerja. Dengan lahan yang lebih luas dan
tenaga kerja yang lebih sedikit, beberapa tanah pertanian ditinggalkan atau diubah
menjadi padang rumput untuk peternakan domba, yang memerlukan lebih sedikit tenaga kerja. Produksi barang-barang dan hasil pertanian menurun, menyebabkan inflasi harga dan kekurangan barang-barang tertentu. Trauma akibat wabah juga menyebabkan kekerasan terhadap komunitas Yahudi dan munculnya kelompok flagelan yang menyiksa diri mereka sendiri sebagai bentuk penebusan dosa. Petani yang selamat dari pandemi sering kali harus membayar sewa yang lebih rendah kepada tuan tanah mereka, tetapi permintaan produk pertanian yang menurun membuat harga lebih rendah dan hampir tidak menutupi biaya mereka. Pekerja kota menerima gaji lebih tinggi tetapi dikenai pajak berat. Pemerintah terkadang mencoba menetapkan sewa pedesaan
tinggi atau menjaga gaji kota tetap rendah, tetapi ini memicu pemberontakan, seperti yang terjadi Jacquerie di Prancis, Pemberontakan Petani di Inggris, dan Pemberontakan Ciompi di Florence. Wabah ini juga menimbulkan ketidak percayaan yang meluas terhadap gereja. Selain dari itu diakhir abad pertengahan ini konflik antar kelompok etnis meningkat, dan undang-undang lokal dikeluarkan
untuk melarang pernikahan campuran dan membatasi keanggotaan serikat
berdasarkan garis etnis. Pertikaian pribadi hampir selalu terjadi di wilayah yang
terfragmentasi secara politik, dan pertempuran lokal sering kali meningkat menjadi
perang skala penuh. Layanan tenaga kerja yang harus diberikan petani untuk tanah mereka sering diubah menjadi sewa uang tunai, memberikan tuan tanah sumber pendapatan
yang stabil. Tuan tanah bersatu untuk menuntut
hak istimewa dari pemerintah mereka, tetapi administrasi kerajaan mulai
melindungi kepentingan orang miskin. Perbudakan resmi dihapuskan di banyak tempat, meskipun di wilayah lain, terutama di Eropa Tengah dan Timur, perbudakan diberlakukan pada penyewa
yang sebelumnya bebas. Pada abad ke-15, literasi di kalangan pria dewasa di Inggris diperkirakan sekitar 10%, sementara literasi di kalangan wanita dewasa hanya sekitar 1-2%. Tingkat literasi ini menunjukkan bahwa
kebanyakan orang tidak bisa membaca atau menulis, terutama di kalangan petani
dan pekerja kasar. Pada periode ini, kepercayaan takhayul sangat umum. Banyak orang mempercayai
sihir, roh jahat, dan kekuatan supernatural. Inkuisisi, terutama pada akhir Abad Pertengahan, adalah salah satu upaya untuk menekan ajaran sesat dan praktik sihir. Pada akhir periode ini, masih ada lebih dari 500 negara otonom meskipun pemerintahan pusat semakin kuat. Raja-raja bekerja sama dengan elit lokal dan
masalah fiskal serta militer dibahas di parlemen. Hukum menjadi lebih teratur dengan pengacara profesional yang menggantikan keputusan raja. Di Jerman, kaisar hanya memiliki kekuasaan terbatas, terutama di Italia yang dikuasai oleh kota-kota seperti Florence, Milan, dan Venesia. Persaingan Inggris dan Prancis Inggris kemudian mengalami Perang Mawar, Kerajaan Iberia sering menghadapi masalah suksesi. Raja terpilih menjadi umum di Eropa Tengah dan Skandinavia. Di Polandia, kekuasaan kerajaan
dipulihkan dan bersatu dengan Lituania. Setelah invasi dan krisis suksesi melemahkan Golden Horde, Moskow mulai mencaplok wilayah Rus di bawah Di Eropa tenggara, kerajaan kecil Wallachia dan Moldavia muncul dan menerima kedaulatan raja-raja Hungaria atau Polandia. Kekaisaran Bizantium tidak
mampu menghentikan ekspansi Turki di Anatolia. Pemberontakan oleh tentara bayaran Katalan dan perang saudara semakin melemahkan kekaisaran, Dalam waktu kurang dari satu abad, Ottoman menjadikan kerajaan-kerajaan di Eropa tenggara sebagai negara bawahan. Koalisi internasional seperti Perang Salib Nicopolis (1396) dan Varna (1444) gagal menghentikan kemajuan Ottoman. Kaisar Bizantium terakhir, Konstantinus XI, Pada akhir abad ke-15, Ottoman menaklukkan hampir seluruh Balkan: Pada tahun 1309, setelah pemulihan dari wabah hitam banyak kota di eropa mengalami kemakmuran ekonomi, terutama melalui perdagangan. Kota-kota seperti Florence, Venice, dan Genoa menjadi pusat perdagangan dan kekayaan. Sistem feodal mulai digantikan oleh ekonomi berbasis uang dan perdagangan internasional. Bankir dan pedagang memperoleh kekuatan ekonomi yang signifikan. Kekuasaan terpusat mulai berkembang, dengan raja-raja memperkuat otoritas mereka dan membentuk negara-bangsa yang lebih kuat dan stabil. Kota-kota tumbuh menjadi pusat kebudayaan dan ekonomi, menawarkan lingkungan yang subur untuk inovasi dan kreativitas. Permintaan emas dan keinginan pedagang Eropa untuk menghindari bea cukai mendorong pencarian rute maritim langsung ke India. Portugis memimpin penjelajahan ini. Para filsuf akhir Abad Pertengahan
mulai meninggalkan logika Aristotelian. William of Ockham menyatakan bahwa filsafat alam tidak bisa membuktikan Tuhan. Marsilius dari Padua mendukung hak masyarakat untuk mengatur hidup mereka dan mengendalikan klerus. Cendekiawan seperti Petrarch mempelajari literatur
klasik dan menekankan martabat manusia, sehingga mereka dikenal sebagai Humanis. Humanisme adalah gerakan intelektual yang menekankan pentingnya studi tentang manusia dan budaya klasik Yunani dan Romawi. Humanis seperti Petrarch
menghidupkan kembali minat pada teks-teks kuno dan menggunakannya untuk mengembangkan pandangan dunia yang lebih rasional dan logis, berbeda dari pandangan dunia yang didominasi oleh agama pada Abad Pertengahan. Humanisme juga mendorong pendidikan yang lebih holistik, menekankan pengembangan moral dan intelektual individu. Dari sini mulai ada peningkatan minat dalam
pendidikan, ilmu pengetahuan, dan seni. Universitas dan sekolah mulai berkembang, memberikan pendidikan yang lebih luas. Pada akhir Abad Pertengahan, Eropa mulai mengalami kebangkitan budaya dan intelektual yang menjadi fondasi bagi Renaisans. Karya-karya klasik Yunani dan Romawi yang disalin dan dilestarikan oleh para biarawan dan cendekiawan selama abad pertengahan mulai diperkenalkan kembali. Terjemahan teks-teks ini dari
bahasa Arab dan Yunani ke dalam bahasa Latin memperkaya pengetahuan yang
tersedia bagi para sarjana Eropa. Universitas-universitas pertama di Eropa, seperti Universitas Bologna, Paris, dan Oxford, menjadi pusat pembelajaran penting yang menawarkan kurikulum mencakup filsafat, teologi, hukum, dan ilmu pengetahuan, serta menjadi tempat
bertemunya pemikiran baru. Gerakan humanisme mulai berkembang, menekankan
pentingnya studi tentang manusia dan masyarakat, serta kembalinya nilai-nilai
klasik dan penekanan pada potensi manusia. Penemuan teknologi baru seperti mesin cetak yang diciptakan oleh Mesin cetak memungkinkan produksi buku secara massal, yang membuat buku lebih terjangkau
dan tersedia bagi lebih banyak orang. Ini meningkatkan tingkat literasi dan memungkinkan penyebaran cepat ide-ide humanis dan ilmiah ke seluruh Eropa. Renaisans mulai muncul ditandai oleh kontinuitas dan perubahan yang signifikan dari periode sebelumnya. Walupun masih banyak elemen dari zaman pertengahan terdapat perubahan besar dalam cara berpikir dan pendekatan terhadap pengetahuan. Meskipun gaya Gotik tetap populer, munculnya gaya Renaisans membawa pendekatan baru dalam seni dan arsitektur, yang menekankan proporsi,
perspektif, dan realisme. Seniman seperti Leonardo da Vinci dan Michelangelo adalah contoh utama dari perubahan ini. Penekanan baru pada observasi dan eksperimen dalam ilmu
pengetahuan mulai berkembang, menandai pergeseran dari pendekatan skolastik
abad pertengahan yang lebih teoritis dan spekulatif. Perdagangan yang berkembang pesat, terutama melalui jalur perdagangan maritim yang baru dibuka, memperkenalkan barang dan ide baru ke Eropa, mendorong pertumbuhan kota-kota dan munculnya kelas pedagang yang kuat. Dan semua ini akhirnya menutup abad pertengahan, abad kegelapan. Eropa mulai melihat mataharinya kembali, dan disinilah renaisans, abad pencerahan mulai muncul. Abad kegelapan memang cukup kelam jika dibandingkan dengan kehidupan kita sekarang. Namun, tidak juga sekelam yang digambarkan dalam budaya pop yang sering kita lihat. Manusia di zaman ini memang menghadapi tantangan besar, termasuk invasi, ketidakstabilan ekonomi, dan hilangnya kendali terpusat, tetapi masa ini juga merupakan masa ketahanan, adaptasi dan peletakan dasar bagi pertumbuhan di masa depan. Biara-biara menjadi mercusuar pembelajaran dan literasi, melestarikan teks-teks kuno dan mengembangkan pelajar-pelajar baru. Sistem feodal, meskipun sering dikritik, memberikan kerangka kerja untuk organisasi sosial dan perlindungan bersama. Inovasi teknologi dalam pertanian, seperti bajak berat dan sistem tiga bidang, mulai mengubah lanskap Eropa, yang mengarah pada peningkatan
produktivitas dan akhirnya pertumbuhan populasi. "Zaman Kegelapan" juga menyaksikan penyebaran agama Kristen, yang menyatukan berbagai orang di bawah identitas agama dan budaya yang sama. Periode ini meletakkan dasar bagi kebangkitan intelektual dan artistik yang terjadi pada Abad Pencerahan atau Renaisans. Jika dilihat kembali, "Zaman Kegelapan" bukanlah masa yang sepenuhnya gelap, melainkan era transisi yang ditandai oleh transformasi signifikan dan kemajuan bertahap. Dan kalau dibandingkan dengan sekarang, bisa saja ada beberapa kesamaan yang kita lihat di sekitar kita. Namun kita saja yang kurang sadar.