Transcript for:
Sejarah Pemilu di Indonesia dan Dunia

Pada tanggal 14 Februari 2024 kemarin, Indonesia telah mengadakan pesta demokrasi terbesar setiap 5 tahunannya. Presiden Jokowi Dodo, yang sudah terpilih selama 2 kali, tentunya tidak bisa lagi menjabat sebagai presiden karena aturan Pasal 7 Undang-Undang Dasar 1945. Untuk itu, dalam kontestasi kali ini, 3 pasang Capres dan Cawapres telah bersaing untuk mendapatkan mandat dari rakyat dalam memimpin bangsa. Tapi...

Kayaknya udah keliatan deh siapa yang bakal menang. Nah, walaupun sudah berakhir, Inspek Histori masih mau mengajak inspektor untuk mempelajari sejarah dari pemilu yang sebenarnya kalau dilihat-lihat itu penuh dengan drama. Nah, disclaimer dulu ya.

Mimin sama sekali nggak ingin menyudutkan salah satu pihak maupun merendahkan institusi manapun. Mimin hanya mau mengajak inspektor untuk mengetahui sejarah dari pemilu serta memberikan gambaran betapa pentingnya menggunakan hak pilih kalian. melalui sejarah pemilu itu sendiri.

Dalam sejarah, pemilu itu sendiri tidak serta-merta didapatkan oleh seseorang dengan mudah, namun didapatkan dengan penuh perjuangan. Di Perancis misalnya, terjadinya Revolusi Perancis menunjukkan betapa penting perjuangan untuk mendapatkan hak yang sama dalam memilih, terlepas dari latar belakang rakyat untuk nasib bangsa mereka. Begitu juga apa yang terjadi di Amerika Serikat.

Saat peradaban manusia masih berada dalam tahap awal, manusia masih menggunakan sistem tribalisme. Dalam sistem tribalisme, biasanya pemimpin dipilih berdasarkan kemampuan atau orang yang paling kompeten dan berpengaruh di dalam komunitasnya. Konsep pemilihan ini mirip dengan musyawarah yang kita kenal sekarang dan dalam imu sosial sains dikenal dengan nama primitif demokrasi. Namun tentunya, Jika jumlah manusia bertambah dan memiliki latar belakang yang semakin beragam, konsep ini semakin tidak efektif karena terlalu banyak peserta yang harus dilibatkan.

Sejarawan masih belum berhasil menentukan kapan pemilu pertama mulai diadakan, karena kekurangannya sumber tertulis. Namun banyak dari mereka yang memiliki teori bahwa Yunani merupakan tempat pertama pemilu diadakan, terutama karena disanalah juga. sistem demokrasi pertama kali muncul. Banyak ide-ide dari filosof Yunani, termasuk bapak sejarah Herodotus, mengarah ke sistem demokrasi, termasuk pemilu, seperti ide egalitarianisme, kekuatan rakyat, serta kebebasan. Selain itu, bukti penting yang menunjukkan bahwa adanya pemilu di Yunani adalah artefak yang bernama Ostraka.

Kalau kalian pernah bermain game Assassin's Creed Odyssey, Kalian pasti tak asing dengan Ostraka, namun secara umum, Ostraka merupakan bagian pecahan dari keramik, dan salah satu pecahan ini ada ukiran yang menunjukkan bahwa keramik tersebut adalah kotak suara sebelum dihancurkan. Setelah kemudian dipelajari oleh sejarawan, ternyata pemilu atau voting di zaman tersebut merupakan voting yang bertujuan untuk menyingkirkan pemimpin yang dianggap paling berpotensi sebagai tiran. Sistem ini mirip seperti bandface dalam game GTA 2 atau Mobile Legends. Hero atau pemimpin yang sudah di-band tidak akan bisa dipilih dalam sistem mereka dan akan di-banded selama 10 tahun. Sistem ini dinamakan oleh ostracism dari ostraca dan merupakan bentuk awal voting yang berhasil ditemukan oleh sejarawan.

Nah, perlahan namun pasti, sistem tersebut mulai menjamur dan berevolusi dari Yunani ke Romawi. hingga dipakai ke negara-negara Eropa bekas jajahan Romawi. Di Eropa misalnya seperti Inggris, di abad pertengahan, sering diadakan musyawarah-musyawarah di pertemuan kota pada abad ke-13.

Namun Perancis, dengan sistem Ancien Regime, merupakan salah satu contoh yang paling terkenal. Sistem ini menempatkan kaulahan negara dalam tiga golongan, yakni petinggi agama, bangsawan, dan rakyat jelata. Namun sistem ini penuh dengan kecurangan, Dimana petinggi agama dan bangsawan suka bersekongkol dan menentui peraturan yang menguntungkan mereka dibandingkan rakyat. Jumlah perbandingannya pun semakin besar, dengan suara 2 banding 1. Dimana kelak sistem ini juga akan mendorong revolusi Perancis yang mendorong sistem satu orang satu suara, bukan satu grup satu suara. Seperti yang disinggung sebelumnya, meskipun sistem voting merupakan bagian dari demokrasi, namun bukan berarti sistem voting ini selalu adil dan penuh perjuangan.

untuk mendapatkan keadilan yang setara bagi rakyat ketika Amerika Serikat menyatakan kemerdekaannya dari Inggris. Tidak ada undang-undang mengenai voting dan hanya beberapa negara bagian yang menginginkan voting. Saat voting diadakan di akhir abad ke-18, untuk pertama kalinya, banyak aturan seperti wajib berkulit putih, memiliki properti, serta hanya prialah yang bisa mengikuti voting, bahkan membutuhkan perjuangan lama untuk mendapatkan keadilan. Orang non-kulit putih baru mendapatkan haknya sebagai pemilih pada tahun 1870, 5 tahun setelah Perang Saudara Amerika Serikat, dan ketika 15 amendement diratifikasi. Di sisi lain, penampuan Amerika Serikat mendapatkan haknya sebagai pemilih di tahun 1920, setelah 19 amendement diratifikasi.

Butuh perjuangan, sekitar 150 tahun sejak Amerika Serikat merdeka untuk penampuan Amerika Serikat mendapatkan haknya dalam berpolitik. Seperti mengikuti voting Nah guys, setelah menjelaskan sejarah pemilu ini Selanjutnya Mimin ingin menjelaskan mengenai kelebihan dan kelemahan pemilu Tentunya, tidak ada di dunia ini yang sempurna. Bahkan Superman yang fiksi pun bisa dikalahkan dengan menggunakan kryptonite.

Dari sisi positif, pemilu merupakan cara yang paling efektif untuk menentukan suara dalam jumlah partisipan yang sangat besar. Banyak negara di dunia menggunakan sistem ini, termasuk Indonesia karena keefektifan dan kemudahannya. Semua orang dari latar belakang memiliki power of voting yang sama. yakni satu orang, satu suara, yang membuat hak setiap individu jadi setara. Selain itu, voting tidak membutuhkan waktu serta sumber daya yang banyak.

Cukup dalam waktu beberapa hari, bahkan jam, sudah dapat diketahui siapakah yang mendapatkan suara terbanyak. Sistem pemilu juga sangat mudah diefisiensikan, seperti di Amerika Serikat, di mana voting sudah menggunakan sistem elektronik yang membuat orang Amerika tidak perlu pergi ke negara bagian tempat asal mereka. untuk melakukan voting.

Tinggal login, pilih, beres deh. Namun di sisi lain, terdapat hal negatif dari pemilu. Pemilu memiliki sistem yang sangat rawan dimanipulasi seperti yang bisa kita pelajari dalam sejarah. Sistem ini biasanya bisa dimanipulasi dengan tujuan agar para penguasa dapat mempertahankan kekuasaannya.

Seperti yang sudah disinggung dalam sistem ancient regime Perancis, dimana kalangan agamawan dan bangsawan sering bersekongkol untuk mengesahkan undang-undang yang menguntungkan mereka. Di banyak negara, juga sering diadakan pemilu yang tidak bebas, tidak adil, dan tidak jujur, seperti ditekan untuk memilih salah satu calon tertentu. Hal negatif lainnya adalah meskipun pemilu dapat mengertakan peserta dalam jumlah yang besar dan berbagi latar belakang, namun mereka juga mewarisi salah satu kelemahan utama dari sistem demokrasi secara umum, yakni minoritas yang selalu kalah. Hal ini tentunya membuat kaum di latar belakang minoritas bagaikan berkuar di kandang harimau dalam sistem pemilu ini. Nah, Inspektor, rasanya nggak afdol deh kalau ngomongin pemilu dunia tapi nggak ngomongin pemilu di negara sendiri.

Nah, salah satu yang mau ini bahas adalah sejarah pemilu tahun 1955 yang dikenal sebagai pemilu paling demokratis dalam sejarah Indonesia. Jadi, Bung Hatta bisa dibilang adalah orang yang pertama kali mencetuskan ide dilaksanakannya pemilu di Indonesia sekitar 3 bulan setelah Indonesia Merdeka pada 3 November 1945 melalui maklumat Wakil Presiden Muhammad Hatta atau maklumat X. Dalam maklumat X ini, Bung Hatta menjelaskan bahwa pada Januari 1946 akan diadakan pemilihan umum untuk memilih anggota DPR dan NPR.

Namun seperti yang kita ketahui, Keadaan Indonesia yang tidak stabil karena pemberontakan serta masalah dengan Belanda membuat Indonesia baru bisa melaksanakan pemilu pertamanya pada tahun 1955. Selain masalah pemberontakan dan Belanda, ternyata kabinet yang silih berganti serta kondisi sosial Indonesia seperti masih banyaknya buta huruf membuat pemerintah melihat bahwa Indonesia belum siap untuk melakukan pemilu. Namun pembahasan-pembahasan mengenai pemilu tetap dilakukan Meskipun dengan kabinet yang silih berganti, seperti kabinet Nadsir yang membuat pembahasan undang-undang pemilu, serta kabinet Cukiman yang mengeluarkan aturan bahwa anggota DPR dipilih oleh rakyat melalui pemilu, yang disahkan lewat pasal 57 UUDS tahun 1950. Untungnya titik cerah pemilu mulai terlihat ketika kabinet Wilopo mengeluarkan undang-undang nomor 7 tahun 1953, setelah aturan-aturan inilah yang menjadi daftar hukum bagi pemilu 1955. serta Indonesia kedepannya. Jika kita membaca undang-undang ini, beberapa aturan seperti syarat menjadi pemilih dan asas kejujuran yang kita pegang hingga sekarang sudah ditentukan.

Dalam pasal 2 ayat 1 contohnya, undang-undang ini dengan tegas berkata bahwa rakyat yang sedang menjalani proses hukum seperti dalam masa kurungan atau penjara tidak diperkenankan mengikuti pemilu. Di masa sekarang, dalam PKPU nomor 7 tahun 2022, Juga ditegaskan dalam salah satu isinya, bahwa rakyat tidak boleh menjalani masyarakat hukuman untuk memiliki hak pilih, di mana poin ini berbunyi tidak sedang dicabut, hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Setelah perjuangan selama 10 tahun, akhirnya pada tahun 1955, pemilu pun diadakan selama 2 kali secara serentak.

Pemilu untuk anggota DPR atau Pemilihan Umum Legislatif Indonesia diadakan pada 29 September 1955, sedangkan untuk anggota Konstituante diadakan pada 15 Desember 1955. Pemilu ini juga dikenal sebagai pemilu paling demokratis dalam sejarah Indonesia dan mendapatkan banyak pujian dari negara asing. Hal ini terjadi karena pada saat itu, siapa saja di luar partai pun bisa mencalonkan diri sebagai bakter rakyat sehingga tidak adanya intervensi atau kepentingan dari pihak lain untuk memanipulasi hasil penghitungan. Namun yang tidak disangka, hasil kedua pemilu ini bisa dibilang hampir seragam, dimana Partai Nasional Indonesia memimpin ikuti dengan Masyumi, Nadatul Ulama, Partai Komunis Indonesia, serta Partai Syarikat Islam Indonesia. Nah, jadi kira-kira kayak gitu ya, Inspektor. Sejarah pemilu dari Yunani Kuno hingga pemilu Indonesia tahun 1955. Biasanya, Mimin mengakhiri video dengan pertanyaan.

Tapi kali ini, Mimin ingin mengakhiri video dengan pesan untuk kita semua. Memang, pemilu sudah berakhir. Tapi, jangan sampai tali persaudaraan dan silaturahmi dengan orang terdekat juga berakhir. Jangan lupa...

untuk tetap kawal penghitungan suara sampai akhir resmi dikeluarkan oleh KPU dan semoga Indonesia mendapatkan penimpin terbaiknya untuk masa depan yang lebih baik. Ingat, perlu 10 tahun sejak Indonesia merdeka untuk melaksanakan pemilu pertamanya dan setiap suara kalian akan menentukan nasib bangsa ini untuk 5 tahun ke depan. Hai, terima kasih sudah menonton dan belajar sejarah bersama Inspek Histori. Jangan ragu untuk berikan komentar, like, dan bagikan bila kamu merasa konten ini bermanfaat.