Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Anak-anak putih biru apa kabar? Masih di channel Ajeng Ida. Sebelum belajar, minta diklik dulu like dan subscribe-nya supaya kalian bisa mengikuti video-video pembelajaran saya yang terbaru. Dan nanti selama belajar, jangan di-skip ya.
Anak-anak putih biru, sekarang kita belajar mata pelajaran IPS kelas 8, tema 2, yaitu kemajemukan masyarakat Indonesia. Dan materi belajar kita sekarang adalah interaksi budaya pada masa kerajaan Islam. Ini merupakan materi pada semester ganjil dan kurikulumnya kurikulum merdeka.
Ini alur pembelajarannya nanti yang akan kita pelajari. Yang pertama, bagaimana perkembangan agama dan kebudayaan di Indonesia? Dua, bagaimana penyebaran agama Islam di Indonesia? Tiga, bagaimana bentuk interaksi budaya pengaruh Islam di Indonesia? Dan yang keempat, bagaimana perkembangan kerajaan Islam di Indonesia?
Anak-anak putih biru, ayo kita belajar bersama-sama. Bangsa Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat menarik. Sebagian di antaranya muncul ketika agama Islam masuk dan berkembang di Indonesia melalui kerajaan-kerajaan bercerak Islam.
Anak-anak putih biru, ayo kita belajari. Yang pertama, bagaimana perkembangan agama dan kebudayaan Islam di Indonesia? Islam saat ini merupakan agama yang diperlukan oleh mayoritas penduduk Indonesia. Islam yang lahir di tanah Arab ini bisa masuk dan berkembang di Indonesia juga melalui proses yang panjang.
Namun proses itu tidak lepas dari kegiatan perdagangan internasional yang melibatkan wilayah kepulauan Indonesia di masa lalu. Melalui hubungan dagang itulah, padagang Muslim atau Islam dari Persia, Arab, Gujarat, dan Tionghoa memperkenalkan Islam kepada penduduk kepulauan Indonesia. Selain para pedagang, ada dugaan para mubalik dan ulama juga terus serta memperkenalkan ajaran Islam di Kepulauan Indonesia.
Hasilnya terbentuklah sejumlah pemukiman Muslim di Sumatera, Kalimantan, dan Maluku. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masuknya Islam ke Kepulauan Indonesia berlangsung secara damai melalui hubungan perdagangan. Bukti sejarah masuknya Islam di Indonesia dimulai pada abad...
ke-7 Masehi ditunjukkan oleh catatan atau berita dari Tiongkok zaman dinasti Tang catatan tersebut menerangkan bahwa pada tahun 674 Masehi di pantai barat Sumatera telah terdapat perkampungan bernama Barus atau Fansur yang dihuni oleh orang-orang Arab yang memeluk Islam dari Sriwijaya para pedagang Arab mendapatkan kaya Geharu, jendana kapur Barus, gading, timah, dan rempah-rempah Selanjutnya pada abad ke-13 mulai terbentuk kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Indonesia yang lebih dikenal dengan sebutan Kesultanan. Berdirinya Kesultanan tersebut sebagai bentuk baru kekuatan politik, ekonomi, dan budaya ser. Setelah berakhirnya masa kerajaan bercorak Hindu-Buddha.
Anak-anak putih biru yang kedua bagaimana penyebaran agama Islam di Indonesia. Daerah yang pertama mendapat pengaruh Islam adalah wilayah Indonesia Barat. Daerah tersebut merupakan bagian dari jalur perdagangan internasional sehingga wajar jika pengaruh Islam dengan cepat tumbuh di sana. Oleh sebab itu, di wilayah ini berkembang beberapa pusat kerajaan Islam seperti Samudera Pasai dan Aceh Darussalam. Dari kedua kerajaan Islam tersebut, pengaruh Islam meluas dan menyebar ke kota-kota pelabuhan lain seperti Banten, Jepara, Gresik, Tuban, Makassar, Ternate, dan Tidore.
Islam menyebar di Indonesia dengan cara damai. Tidak ada catatan sejarah yang menjelaskan tentang kekerasan dalam penyebarannya di Kepulauan Indonesia. Daya tarik untuk membeluk agama Islam sebagai berikut. Yang pertama, syarat untuk membeluk agama Islam sangat mudah, yaitu dengan mengucap dua kalimat syahadat yang berisi pengakuan tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Dua, upacara-upacara agama Islam sangat sederhana. Tiga, adanya fakta. Faktor politik yang ikut memperlancar penyebaran Islam di Indonesia yaitu masa keruntuhan Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya.
Empat, agama Islam tidak mengenal sistem kasta dan menganggap semua manusia mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah. Lima, penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara damai tanpa kekerasan melalui pendekatan budaya yang disesuaikan dengan adat dan tradisi bangsa Indonesia. Bagaimana penyebaran Islam di kepulauan Indonesia? Maksudnya Islam ke Indonesia memiliki berbagai cara.
Hal inilah yang kemudian dinamakan saluran-saluran Islamisasi yang berkontribusi besar bagi penyebaran Islam di Indonesia sehingga mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Saluran Islamisasi yang terjadi di Nusantara meliputi A. Pernikahan Banyak pedagang muslim mancanegara yang datang ke Kepulauan Indonesia pada akhirnya memutuskan untuk menetap.
Mereka mendirikan perkampungan orang Islam yang biasa disebut Pekojan. Dari sinilah terjadi interaksi dengan warga lokal. Tidak sedikit pedagang muslim mancanegara yang menikahi penduduk peribumi. Umumnya para pedagang muslim mancanegara yang kaya mendapatkan gadis pribumi yang terhormat Strata tinggi pedagang Arab membuat keuntungan tersendiri bagi pribumi Ketika akad bernikahan, wanita pribumi diwajibkan untuk mengucapkan syahadat sebagai bentuk penerimaan terhadap Islam B. Pendidikan Para ulama dan guru-guru agama Islam saat itu juga mendirikan lembaga pendidikan Islam untuk menyebarluaskan ajaran Islam Lembaga pendidikan Islam yang terkenal saat itu diantaranya surau, dayah, dan pesantren. Di tempat pendidikan itulah para ulama mendidik para santri tentang agama Islam.
Bila telah tamat belajar, para santri akan pulang ke kampung halamanya untuk berdakwah. Contoh lembaga pendidikan atau pesantren yang disebut oleh Sunan Ampel di sekitar Surabaya. Kemudian C, politik.
Politik merupakan metode penyebaran Islam dengan kekuasaan. Beralihnya agama penguasa menjadi muslim sangat berpengaruh dan rakyat serta pendukungnya akan mengikuti dengan cepat. Penguasa juga dapat mempengaruhi para penguasa lainnya untuk menganut agama Islam sehingga dalam hal ini Islam akan mengalami perkembangan yang sangat cepat.
Berdasarkan pendapat para pakar sejarah menyatakan bahwa dalam penyebaran agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari banyaknya dukungan yang sangat kuat dari para penguasa di Sulawesi Selatan dan Maluku. Kebanyakan rakyatnya masuk Islam setelah rajanya memeluk agama Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam. Yang D, seni budaya.
Penyebaran Islam di Indonesia melalui saluran kesenian dapat ditemukan dalam bentuk tembang, sastra, dan pertunjukan wayang. Saluran kesenian kerap digunakan oleh wali songok dalam berdakwah di wilayah Jawa. Misalnya Sunan Bondang yang mahir dalam memainkan alat musik Jawa yang mengubah lirik-lirik.
sehingga menjadi bernuansa religi. Sedangkan Sunan Kalijaga mahir dalam pementasan wayang kulit sehingga memodifikasi ceritanya dengan menyisipkan nilai-nilai ajaran Islam. Yang E. Tasawuf. Tasawuf adalah ajaran atau cara untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Para pendakwah Islam di Indonesia mengajarkan Tasawuf kepada masyarakat dengan cara yang mudah dimengerti dan disesuaikan dengan tradisi yang sudah ada sebelumnya. Cara ini membuat proses islamisasi di Nusantara dapat berjalan dengan baik dan efektif. Anak-anak putih biru, yang ketiga, bagaimana bentuk interaksi budaya mengaruh Islam di Indonesia.
Kehadiran Islam di tengah masyarakat yang sebelumnya sudah memiliki nilai-nilai budaya dan adat istiadat mengakibatkan terjadinya interaksi antara dua unsur budaya yang berbeda, yaitu di satu sisi Islam dan di sisi lain budaya lokal. Dalam proses interaksi tersebut, Islam dapat terakomodasi oleh nilai-nilai lokal. Pada sisi lain, Islam yang datang di tengah masyarakat yang telah memiliki sistem nilai berusaha mengakomodasi nilai-nilai lokal.
Ini merupakan ciri khas ajaran Islam. Ia bersifat akomodatif sekaligus reformatif terhadap budaya ataupun tradisi tanpa mengabekkan kemurnian Islam. Kemudian yang A, perubahan masyarakat masa Islam dalam aspek geografi. Pada masa perkembangan Islam di Indonesia, kondisi geografi Indonesia makin banyak mengalami perubahan. Pertumbuhan dan perubahan yang dimaksud sebagai berikut.
Yang pertama, kepulauan Indonesia sebagai lalu lintas pelayaran dunia. Letak kepulauan Indonesia sejak dahulu sudah sangat strategis dalam pelayaran dunia. Pada masa perkembangan Islam, pelayaran tersebut menggambarkan bahwa hubungan antarabangsa pada masa Islam bukan sekedar untuk kegiatan perdagangan, melainkan juga untuk kepentingan politik, propaganda, dan ilmu pengetahuan.
2. Pertumbuhan kota-kota pesisir. Menurut para ahli sejarah, maksudnya Islam di Kepulauan Indonesia, banyak dimulai dari daerah pesisir. Dengan demikian, wilayah pesisir mempunyai peran penting dalam proses Islamisasi di Kepulauan Indonesia, yaitu itu sebagai pintu masuk dalam Islamisasi sampai ke pedalaman kepulauan Indonesia pada masa perkembangan Islam kota-kota pesisir atau kota-kota di pinggir pantai akhirnya berkembang kota-kota pelabuhan dan kota kerajaan tiga pertumbuhan jumlah penduduk pertambahan jumlah penduduk tidak hanya berdasarkan kelahiran dan kematian namun pada masa Islam pertambahan penduduk akibat migrasi baik secara nasional maupun internasional Secara internasional, misalnya kedatangan Pedagang muslim baik dari timur tengah, Tiongkok maupun India untuk berdagang dan menetap membentuk pemukiman. Mereka kemudian menikah dengan perempuan Indonesia.
Empat, pemanfaatan lahan. Pertumbuhan kota-kota di pesisir pantai tersebut mendorong terjadinya pergeseran pemanfaatan lahan yang makin luas. Perumahan dan tempat usaha membutuhkan lahan untuk hunian. Pertumbuhan penduduk yang cepat mendorong manusia membuka hutan-hutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lahan-lahan tersebut digunakan untuk tempat tinggal maupun sebagai tempat produksi. 5. Migrasi. Perpindahan penduduk atau migrasi tidak hanya terjadi secara nasional, melainkan juga secara internasional. Pada masa Islam, perpindahan penduduk juga datang dari Asia Timur, Asia Barat, bahkan Eropa. Kemudian yang B.
Perubahan masyarakat masa Islam dalam bidang ekonomi. Dalam perdagangan terjadi perubahan besar dalam berbagai kegiatan impor dan ekspor. Bukan hanya barang dagangan yang diperjual belikan, melainkan juga alat tukar yang digunakan untuk jual beli.
Mata uang mulai banyak digunakan di berbagai transaksi perdagangan masa tersebut. Keberadaan mata uang pada masa kerajaan Islam menunjukkan kemajuan dalam sistem perdagangan di Indonesia. Apabila pada masa Hindu-Buddha telah dikenal uang emas berupa koin, Maka pada masa kerajaan Islam telah dikenal mata uang seperti dirham, dinar, dan berbagai mata uang kerajaan lainnya.
Selanjutnya, dalam kegiatan ekonomi kita mengenal adanya kegiatan yaitu yang pertama kegiatan produksi. Kegiatan produksi adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa pada masa kerajaan Islam. Kegiatan produksi yang berlangsung pada Hindu-Buddha masih terus tetap berlangsung.
Banyak kerajaan di Indonesia yang mengandalkan pertanian sebagai pendapatan negerinya atau disebut kerajaan agraris. Kerajaan agraris adalah kerajaan yang mengandalkan ekonominya pada sektor pertanian. Pada masa perkembangan Islam di Nusantara, kerajaan Islam yang bercorak agraris diantaranya Kesultanan Demak, Kesultanan Pajang, dan Kesultanan Mataram. 2. Kegiatan Konsumsi Perkembangan perdagangan dunia yang kian rame menyebabkan makin banyaknya barang luar negeri yang masuk ke Indonesia.
Barang-barang keramik dari Tiongkok misalnya yang merupakan barang mewah pada masa tersebut banyak masuk ke Indonesia. Demikian juga dengan barang-barang kerajinan tenun yang banyak dibawa pedagang-pedagang dan dari Arab ternyata juga banyak yang masuk ke Indonesia. Tiga, kegiatan distribusi.
Para pedagang Islam banyak yang menjadi pedagang berantara. di Laut Tengah. Mereka menjalankan perdagangan sampai ke ujung Afrika dan benua Eropa.
Keberadaan perdagang perantara menyebabkan komoditas perdagangan di Indonesia ikut jauh diperdagangkan sampai mancanegara. Rempah-rempah merupakan komoditas ekspor utama bangsa Indonesia pada masa tersebut. Untuk membawa komoditas perdagangan dari pedalaman sampai ke pelabuhan dan mancanegara. Sarana transportasi air saat itu memegang peranan penting. Tidak heran apabila kemudian kerajaan-kerajaan Islam tumbuh di daerah pesisir seperti Demak, Cirebon, Banten, Makassar, Aceh, dan sebagainya.
Kemudian yang C, perubahan masyarakat masa Islam dalam bidang sosial pendidikan. Sejarah pendidikan Islam sama tuanya dengan masuknya Islam ke Indonesia. Hal ini karena pemeluk agama tersebut tentu ingin mempelajari dan mengetahui.
lebih mendalam tentang ajaran-ajaran Islam. Dari sinilah mulai timbul pendidikan Islam yang awalnya belajar di rumah-rumah, surau, masjid, dan pesantren. Selain itu timbul sistem madrasah. Kali ini kita akan membahas tentang surau dan pesantren. Yang pertama surau.
Surau sering disenamakan dengan langgar atau musola. Antara surau dan masjid dibangun dua tempat yang berbeda. Masjid dijadikan sebagai tempat yang hanya untuk beribadah dan belakangan seperti sholat lima waktu, sholat jumat, dan sholat dua hari raya. Sedangkan surau berfungsi sebagai tempat asrama bagi pemuda dan tempat belajar membaca Al-Quran dan pengetahuan agama lainnya, termasuk untuk ritual keagamaan, suluk, dan tempat orang berkumpul untuk berbagai pertemuan dan musyawarah. Surau berfungsi sebagai lembaga sosial budaya artinya Surau akan berfungsi sebagai tempat pertemuan para pemuda dalam upaya menyosialisasikan diri mereka.
Surau juga berfungsi sebagai tempat persinggahan dan peristirahatan bagi para musafir yang sedang menempuh perjalanan. Dengan demikian Surau menjadi multifungsi. Dalam hal pendidikan, sistem pendidikan di Surau banyak kemiripannya dengan sistem pendidikan di pesantren.
Murid tidak terikat dengan sistem administrasi yang ketat. Seh atau guru akan mengajar dengan metode bendungan atau kelas dan sorogan. Murid juga bisa berpindah ke surau lain apabila dia sudah merasa cukup memperoleh ilmu di surau tersebut. Kemudian yang kedua pesantren.
Pesantren merupakan sebuah tempat pendidikan Islam tradisional yang didalamnya juga terdapat asrama bagi para siswa yang disebut santri. Mereka tinggal bersama dan belajar ilmu agama di bawah bibingan guru yang dikenal dengan sebutan Kiai. Sikal bakal lahirnya pondok pesantren diduga ketika Seh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Ampel mendirikan sebuah padepokan di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Meski pada waktu itu belum disebut pesantren, bisa dikatakan Sunan Ampel menjadi peletak dasar-dasar pendidikan pesantren di Indonesia.
Dari pendidikan pesantren inilah lahir ulama-ulama besar Indonesia. Contoh, pada tahun 1899, Kiai Hasim As'ari mendirikan pesantren Tebu Ireng di Jombang, kemudian membentuk Nahdlatul Ulama atau NU yang kini menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia. Sedangkan Kiai Haji Ahmad Dahlam, pendiri Muhammadiyah, mendirikan pusat pendidikan Islam yang lebih modern dengan kurikulum yang sedikit berbeda.
Yang D, perubahan masyarakat masa Islam dalam bidang budaya. Perkembangan budaya Islam tidak menggantikan atau memusnahkan kebudayaan yang sudah ada di Indonesia. Kebudayaan yang berkembang di Kepulauan Indonesia sudah begitu kuat di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu terjadi akulturasi kebudayaan Islam dengan kebudayaan yang sudah ada. Wujud akulturasi tersebut sebagai berikut.
Yang pertama, seni bangunan bercorak Islam. Seni bangunan yang sangat erat perkembangannya dengan agama Islam adalah yang A. Masjid Kuno.
Ciri Masjid Kuno peninggalan kerajaan Islam di Indonesia diantaranya atapnya tumpang, berbentuk bujur sangkar atau persegi, memiliki serambi, berbakar tembok dengan jumlah pintu gerbang satu ataupun lebih, memiliki unsur budaya seperti adanya ukiran tertentu. Masjid kuno Indonesia umumnya tidak mempunyai menara untuk mengumandangkan azan. Namun ada perkecualian untuk Masjid Menara Kudus dan Masjid Agung Panten.
Menara Masjid Kudus menyerupai candi atau balai kul-kul di Bali. Sedangkan Masjid Agung Panten yang terlihat seperti mercusuar dengan bagian atapnya yang berbentuk lima memiliki menara seperti pagoda Tiongkok. Yang B, Makam Islam Kuno.
makam peninggalan masa Islam umumnya terdiri atas jirat atau kijing, nisan, dan cungkup. Jirat adalah bangunan yang terbuat dari batu atau tembok yang berbentuk persegi panjang. Nisan adalah tonggak pendek yang terbentuk dari batu yang ditanam di atas gundukan tanah sebagai tanda kuburan.
Sedangkan cungkup adalah bangunan mirip rumah yang berada di atas jirat. Contoh makam Islam kuno di Indonesia sebagai berikut. Yang pertama, Makam Fatimah Binti Maimun yang terletak di Desa Leran, Gresik, Jawa Timur.
Dua, Makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur. Tiga, Makam Nahrisah di Pasai Aceh Utara. Empat, Makam-makam kuno di Kompleks Makam Triloyo, Jawa Timur.
Kemudian yang kedua, seni ukir. Bentuk seni yang berkembang sebagai bentuk akulturasi budaya pra-Islam dan budaya Islam sebagai berikut. Yang A, seni hias berupa seni ukir atau seni pahat.
Para semeniman mengembangkan dengan motif daun-daunan dan bunga-bungaan seperti yang telah dikembangkan sebelumnya. B, seni hias dengan huruf Arab yang disebut kaligrafi. C, kreasi baru yaitu bila ingin melukiskan makhluk hidup dilakukan dengan menyamarkan wujud makhluk hidup yaitu binatang dan manusia.
dengan berbagai hiasan. Contoh bentuk akulturasi budaya pra-Islam dengan budaya Islam di bidang seni ukir tampak pada kompleks masjid Mantingan, Jepara, Jawa Tengah dan ukiran di mimbar Masjid Gel-Gel, Klungkung, Bali. Kemudian yang ketiga, seni pertunjukan.
Di antaranya yang A, wayang kulit. Adalah seni pertunjukan dengan menggunakan boneka yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu. Seni pertunjukan ini sebenarnya telah berkembang sejak masuknya agama Hindu-Buddha.
Ketika agama Islam berkembang di Indonesia, wayangkuli digunakan sebagai sarana dakwah dalam menyebarkan agama Islam. Kemudian yang B, tari sedati. Merupakan tarian tradisional khas Aceh.
Tari ini biasanya ditampilkan oleh laki-laki. Tari ini dilakukan dengan berbagai lagu, salah satunya berisi Solawat Nabi. Yang C, Debus. Debus adalah salah satu warisan budaya dari Kesultanan Banten.
Pertunjukan ini yang menampilkan atraksi kekebalan tubuh manusia dari berbagai macam benda tajam. Pertunjukan Debus diawali dengan pembacaan ayat-ayat Al-Quran dan Solawat Nabi. Empat. aksara dan seni sastra maksudnya Islam ke Indonesia berpengaruh terhadap bidang aksara atau tulisan yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab hal itu maaf, huruf Arab ada tulisan Arab ini kemudian digunakan di bidang seni ukir sehingga berkembanglah seni galigrafi Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam berbahasa dan menggunakan tulisan Arab huruf Arab Ada tulisan Arab ini kemudian digunakan di bidang seni ukir sehingga perkembanglah seni kaligrafi.
Masuknya pengaruh Islam yang mempengaruhi perkembangan seni sastra di Indonesia, bentuk seni sastra yang berkembang pada zaman Islam meliputi. Yang A, hikayat. Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita sejarah ataupun dongeng. Dalam hikayat banyak ditulis berbagai peristiwa yang menarik.
keajaiban atau hal-hal yang tidak masuk akal. Hikayat ditulis dalam bentuk kancaran atau karangan bebas atau prosa. Hikayat-hikayat yang terkenal misalnya Hikayat Iskandar Sulkarnain, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Haidir, Hikayat Simiskin, Hikayat Seribu Satu Malam, Hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat Amir Hamzah.
Kemudian B. Babat. Babat. Ini mirip dengan hikayat, penulisan babat seperti tulisan sejarah tetapi isinya tidak selalu berdasarkan fakta. Jadi isinya campuran antara fakta, sejarah, mitos, dan kepercayaan.
Tanah Melayu terkenal dengan sebutan tambuk atau salasilah. Contoh babat Tanah Jawi, babat Cirebon, babat Mataram, dan babat Surakarta. C. Sair Sair adalah Karya sastra yang berisi puji-pujian berbentuk puisi dan terdiri atas empat baris setiap baitnya.
Biasanya setiap bait berakhir dengan bunyi yang sama. Contoh, Sair Perahu dan Sair Sri Burung Pingai, karya Hamzah Fansuri. Desuluk. Suluk merupakan karya sastra yang merupakan kitab-kitab yang isinya menjelaskan peristiwa Tasawuf.
Contoh, Suluk-Suluk Karsa. Suluk Wujik dan Suluk Malang Sumiran. E. Primbon.
Primbon adalah hasil sastra yang sangat dekat dengan suluk. Alasannya berbentuk kitab yang berisi ramalan-ramalan, keajaiban dan penentuan hari baik atau buruk. Anak-anak putih biru yang keempat kita pelajari bagaimana perkembangan kerajaan Islam di Indonesia.
Kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Indonesia sering disebut Kesultanan dan rajanya disebut Sultan. Kerajaan bercorak Islam tersebut diperkirakan mulai berkembang pada abad ke-13 Masehi. Berikut beberapa kerajaan bercorak Islam yang dimaksud.
Yang A. Kesultanan Samudera Pasai. Kesultanan Samudera Pasai diperkirakan tumbuh berkembang pada tahun 1270-1275. Kesultanan ini terletak di muara sungai Pasangan atau Pasai di Aceh.
Sumber sekaligus peninggalannya diantaranya hikayat Raja-Raja Pasai, lonceng cakra donya, stempel kerajaan, nisam makam Sultan Malik Al Saleh, naskah surat-surat Sultan Zainal Abidin, serta koin berbahan emas dan perak yang tertera nama Sultan. Penguasa Samudera Pasai yang pertama ialah Marah Silu yang bergelar Sultan Malik Al Saleh. Selanjutnya yang berkuasa ialah Sultan Muhammad Malik Az-Zahir. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, Sultan Zainal Abidin Malik Zahir, Sultan Nahrisah Sultan Abu Zain Malik Zahir 1412 dan Sultan Mahmud Malik Zahir. Yang B, Kesultanan Aceh Darussalam.
Kesultanan Aceh Darussalam adalah salah satu kerajaan Islam yang terletak di Kota Raja atau Bandar Aceh sekarang. Sumber sejarah sekaligus peninggalannya adalah makam Sultan Iskandar Muda, Masjid Raya Baitur Rahman, Penteng Indra Patra, Meriam Kesultanan Aceh, Gunungan atau taman lengkap dengan keratonya dan koin uang emas. Pendiri Kesultanan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Shah. Punca kejayaan Kesultanan Aceh dapat diraih pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. C. Kesultanan Demak Demak sebelumnya merupakan bagian dari Majapahit dengan nama Bintoro.
Ketika Majapahit melemah, Raden Patah Putra Raja Kertabumi atau Brawijaya V memisahkan diri sebagai bawahan Majapahit pada tahun 1478 Masehi. Sumber sejarah sekaligus peninggalannya adalah Masjid Agung Demak, Pintu Bledek, Sakaguru Masjid Agung Demak, Situs kolam budu, dampar kencana, beduk dan kentungan, piring campak, dan lainnya. Penguasa demak setelah Raden patah adalah Pati Unus atau Pangeran Sabranglor, Sultan Trenggana, dan Arya Panangsang.
Yang D, Kesultanan Mataram. Pusat pemerintahan Kesultanan Mataram awalnya hutan mentauk atau sekarang kota gede di Yogyakarta. Kesultanan Mataram didirikan oleh Suta Wijaya Putra Ki Agung Pemanahan.
Sumber sejarah sekaligus peninggalan diantaranya Mbah Lampir, Masjid Agung Nagara, Masjid Jami Pakuncen, Masjid Kota Gede, Kompleks Pemakaman Imogiri, Meriam Kesultanan Mataram, Serat Seruti, Serat Sastra Gending, Serat Jaya Lengkara, Kalender Sultan Agung, dan lainnya. Penguasa Mataram setelah Senopati adalah Mas Jolang, lalu Mas Rangsang atau Sultan Agung. Pada masa Sultan Agung, Mataram mengalami masa kejayaan. E.
Kesultanan Banten Dekas pusat pemerintahan Kesultanan Banten berada di Serang, Banten. Kesultanan Banten didirikan oleh Maulana Hasanuddin Putra Sunan Gunung Jati. Sumber sejarah sekaligus meninggalannya adalah Masjid Agung Banten. Istana Kaibon, Istana Surosawan, Benteng Sepelwit, Danotasi Kardi, Meriamki Amuk, dan lainnya.
Penguasa Banten setelah Maulana Hasanuddin adalah Maulana Yusuf, Maulana Muhammad, Pangeran Ratu atau Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdul Qadir, Abu Ma'ali Ahmad, dan Sultan Abdul Fattah atau Sultan Agung Tirtayasa. Masa kejayaan Banten terjadi pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirta Yasa. F. Kesultanan Makassar Kesultanan Makassar merupakan penggabungan kerajaan Gua Talo.
Bekas pusat pemerintahannya berada di Makassar, Sulawesi Selatan. Peninggalan sekaligus bukti sejarahnya adalah Istana Balak Lompua, Kompleks Makam Raja Gua Talo, Benteng Ujung Pandang, Makam Sultan Hasanuddin, Istana Balak Lompua. Masjid Katangka, Benteng, Fort Rotterdam, dan lainnya.
Penguasa Makassar yang terkenal adalah Sultan Hasanuddin. Pada masanya terjadi perang melawan VOC yang dikenal sebagai Perang Makassar. Pasukan Makassar kalah sehingga terpaksa menandatangani Perjanjian Bungaya tahun 1668. Kemudian G. Kesultanan Ternate.
Sumber sejarah sekaligus peninggalan Kesultanan Ternate adalah Istana Sultan Ternate, Benteng Kesultanan Ternate, Masjid Ternate, dan Kompleks Pemakaman Sultan Ternate. Kesultanan yang awalnya bernama Kerajaan Gabi ini belum bercorak Islam. Islam mulai menyebar pada abad ke-14.
Keluarga kerajaan memeluk Islam diawali masa pemerintahan Raja Kolano Marhum. Tahun 1432-1486 Masehi, putranya yakni Zainal Abidin tahun 1486-1500 Masehi mulai memperlakukan hukum-hukum Islam. Setelah bertransformasi menjadi Kesultanan Islam, Kelar Kolano atau Raja diganti menjadi Sultan. Kesultanan Ternate mengalami kemunduran setelah Sultan Ba'abullah wafat.
pada tahun 1583 Masehi. Tidak lama kemudian, Sepanyol melakukan serangan dan berhasil merebut benteng Gamulamu pada tahun 1606 Masehi. H. Kesultanan Tidore Kesultanan Tidore berpusat di Tidore, Maluku Utara.
Sumber sejarah sekaligus peninggalannya adalah Istana Kesultanan Tidore, Masjid Sultan Tidore, Benteng Tome, dan Tahula serta lainnya. Raja pertama Tidore yang menggunakan gelar Sultan adalah Caliyati atau Jamaluddin. Kesultanan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku.
tahun 1780-1805 Masehi Sultan Nuku dapat menyantukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris anak-anak putih biru ini latihan soalnya kalian bisa langsung kerjakan di komentar atau kalian kerjakan kemudian kumpulkan ke guru mata pelajaran kalian selamat mengerjakan Anak-anak putih biru, terima kasih sudah belajar bersama-sama. Semoga bermanfaat. Ketemu lagi pada video pembelajaran saya yang lain.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.