Sejarah Konferensi Asia-Afrika 1955

Sep 12, 2024

Konferensi Asia Afrika 1955

Latar Belakang

  • Diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat pada 18-24 April 1955.
  • Dikenal sebagai konferensi perdamaian antar ras, suku, dan agama pertama di dunia.
  • Diikuti 24 negara, terdiri dari 5 negara penggagas, 1.500 anggota delegasi, 230 relawan, dan 500 wartawan.

Persiapan dan Pelaksanaan

  • Gedung Merdeka dipilih karena fasilitas dan keamanan yang memadai.
  • Momen sejarah diabadikan oleh Inen Rusnan menggunakan kamera Leica F3.
  • Wartawan menggunakan mesin telegram untuk menyebarkan berita.

Tujuan Konferensi

  • Mengatasi bahaya perang dingin dan menggerakkan perdamaian.
  • Bukan untuk membentuk blok alternatif, namun menyokong perdamaian di tengah konflik dua blok besar.
  • Diprakarsai dari usulan Indonesia di Konferensi Kolombo 1954.

Peserta Penting

  • Delegasi Tiongkok, Perdana Menteri Cho En Lai, menjadi fokus perhatian.
  • Cho En Lai terhindar dari sabotase penerbangan dan berperan penting dengan kontribusi pada Dasa Sila Bandung.

Dampak dan Warisan

  • Dasa Sila Bandung mencakup prinsip kerjasama, toleransi, kesetaraan, dan kehidupan damai.
  • Memicu Deklarasi Kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika pada 2005.
  • Mendorong gerakan non-blok dan kerjasama Selatan-Selatan.
  • Komitmen terhadap kemerdekaan Palestina.

Fasilitas dan Lokasi

  • Gedung Merdeka, awalnya Gedung Concordia, menjadi pusat acara.
  • Hotel Savoy-Homan menjadi tempat menginap delegasi penting.
  • Museum Konferensi Asia Afrika mengabadikan momen sejarah ini.

Pesan Perdamaian

  • Museum menggalakkan pesan perdamaian dan kerjasama internasional.
  • Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika mendorong kreativitas dan pemahaman solidaritas.
  • Komite ramah-tamah mendampingi keluarga delegasi selama konferensi.