Kalau biasanya baca Quran, bagaimana cara kamu memegang Quran? Ini langkah pertama salah. Ini yang membuat kita cepat nantuk dan otak kita tidak stabil. Karena posisi otak akan ke bawah. Makanya kita baca berkali-kali kok sudah hafal-hafal.
Kotaknya tidak stabil, akhirnya memori hafalan tidak bisa simpan cepat. Bagaimana cara yang baik? Jangan.
Coba, Anda tidak usah membawa hafalannya, tetapi apa yang Anda lihat ikutin, sebutkan. Terima kasih. Para jemaah sekalian, saya minta ada satu yang maju, yang merasa dirinya bacaannya bagus, tapi belum hafal. Saya minta satu yang cukup lancar bacaannya, tapi belum hafal 30 juz.
Dapat, saya tidak mau tes, jangan khawatir. Saya tidak akan tes. Cuma saya ingin menunjukkan salah satu metode yang insya Allah kalau bisa dipraktik, insya Allah akan mudah hafal. Satu halaman bisa dihafal dalam waktu 10 menit. Setiap satu halaman bisa dihafal dalam waktu 10 menit.
Salam. Bisa menganggap namanya? Nama?
Ada suara belum ini? Oh dari Mataram, saya juga dari Mataram. Banyak orang tidak percaya saya berasal-usul dari Indonesia. Kok bisa ya, tapi mancung ya.
Gak ada ceritanya kok asal-usul dari Indonesia. Kakek saya dan ayah kakek ibu saya dan kakek saya dua-duanya kelahiran Lombok. Tapi ibu saya tidak pernah cerita pas saya di Indonesia baru tahu saya ada keluarga.
Kakek ibu saya istri pertama dari Bumi Ayu, istri kedua dari Madura, istri ketiga dari Lombok. Belum yang keempat sudah wafat. Dan beliau termasuk yang mampu meniatukan masyarakat sasak di Lombok untuk melawan benjada Belanda.
Makanya dibunuh sama benjada Belanda. Dan beliau punya makam besar di Ampenan. Makanya ketika saya bertemu Presiden Jokowi, saya sampaikan saya sebenarnya cucu pahlawan tapi belum terdaftar.
Dan makanya saya asal-usul, walaupun lahir besar di Medina, semua keluarga saya lahir besar di Medina, tapi kembali ke Indonesia. Jadi kakek ibu saya ketika dibunuh, anaknya, itu kakek saya, kembali berhijrah ke Arab. Nikah di Arab, dapatlah ibu saya. Ibu saya nikah di Arab, dapatlah saya. Dan saya balik lagi ke Indonesia.
Jadi saya ikhlas, walaupun saya bercita-cita ingin wafat di kota Madinah, tapi saya berdoa ya Allah, kalau antakdirkan saya wafat di Indonesia tidak apa-apa. Walaupun harapan saya wafat di kota Madinah. Karena Rasulullah SAW bersabda, Man maata fiha kuntu lahu syahidan au syafi'an yawmal qiyamah. Barang siapa yang wafat di kota Madinah, aku akan jadi saksi baik dan memberi syafaat. Kalau di Indonesia tidak ada jaminan syafaat.
Tapi insya Allah mana yang terbaik Terus kita memperjuangkan Mudah-mudahan Indonesia ke depan lebih baik Aman, sejahtera, ma'amur Dari Mataram ya Ya satu keluarga Sudah hafal berapa Juz? Hah? Baru tiga Baru?
Hah? Baru tiga. Berapa jus?
Tiga jus. Tiga jus, baru tiga jus. Saya mau cari yang mudah atau yang susah? Yang mudah. Yang mudah.
Semuanya mudah, alhamdulillah. Kalau dalam Al-Quran tidak ada yang susah. Baca ayat yang paling atas Tepuk tangan A'udhu Billahi Minash Shaitan A'udhu A'udhu A'udhu A'udhu billahi minasyaitanirrajeem Bismillahirrahmanirrahim Inna waliya Allahul ladhi nazal alkitab wa huwa yatawalla as-salihin ulang lagi Inna waliyyi Allahul ladhi nazzala alkitab, wa huwa yatawalla as-salihin Fanzur kaifakana aqibatul mufsidin Jadi yang ingat yang terakhir saja. Kalimat pertama apa? Kalimat kedua?
Tidak ingat. Tidak bisa. Sama sekali. Coba usahakan.
Sudah jelas tidak bisa? Sudah lihat belum? Beliau bisa tidak?
Belum kan? Sekarang saya kasih cara Insya Allah dia cepat bisa Dalam hitungan titik saja Tidak perlu satu menit, tidak perlu dua menit Cuman karena latihan ini, metode ini pertama kali, mungkin sedikit agak menambil waktu. Tetapi kalau sudah terbiasa, itu hitungannya tidak sampai 30 detik bisa direkam halaman pertama atau garis pertama. Dalam waktu 30 detik saja.
Sekarang saya minta Anda berdiri. Ya, kalau biasanya baca Quran bagaimana cara kamu memegang Quran? Ya, ini langkah pertama salah.
Kalau seperti ini, pasti sering terjadi tunduk, betul? Ini yang membuat kita cepat nantuk dan otak kita tidak stabil. Karena posisi otak akan ke bawah, makanya kita baca berkali-kali kok sudah hafal-hafal.
Karena otaknya tidak stabil, akhirnya memori hafalan tidak bisa simpan cepat. Bagaimana cara yang baik? Al-Quran dihadapkan kepada wajah, dan sedikit digeser ke kiri.
Tapi kepalanya tetap lurus. Hanya matanya yang ikut. Mata yang digerakkan bukan kepala.
Mata yang digerakkan. Yang sekarang saya minta sama anda, tidak perlu baca, tidak perlu dihafal, tidak perlu dibaca dalam hati. Ya, ingat pesan saya. Jangan baca di hati, jangan baca di fikiran, jangan dihafal. Saya hanya minta Anda fotokopi Bagaimana fotokopi?
Matamu lihat ayatnya Anda scan Kalau alat scan kita masukin kertas Keluar lagi kira-kira hasilannya sama gak? Itu alat scan begitu hebat Mata kita 70 ribu kali lipat Lebih hebat daripada alat scan Sekali lihat bisa terekam Cuma karena belum terbiasa Saya Sayang sekali tidak dimanfaatkan nikmat mata. Yang diberikan oleh Allah SWT.
Sekarang saya bisa buktikan. Bisa dia dengan cepat hafal. Sekarang saya minta anda usah baca. Hanya biar mata yang potokopi ayat yang di atas. Lihat kalimat demi kalimat, baris demi baris, hurufnya, fathah, dhammahnya, keserahnya, semua diseken, dilukiskan, kemudian dipotokopi.
Bagaimana anda bisa melihat diri yang sudah berhasil atau tidak? Tutup mata. Tutup mata. Ada gambaran tidak? Atau masih samar?
Masih samar. Samar. Masih samaran?
Ya? Belum nikah kan? Belum.
Soalnya kalau nikah pasti samarannya banyak Jadi saya minta anda tidak perlu fikir yang lain Harus relax, tarik nafas Buat apa tarik nafas dan ketika Buang nafas, buang pelan-pelan Jangan buang cepat Semakin buang nafas, lemaskan badannya Lemaskan fikirannya Untuk difereskan otak Hubungan tarik nafas untuk memfereskan otak Semakin feres, semakin segar Semakin cepat Bisa lengkap apa yang dia lihat. Buka mata sekarang. Lihat lagi.
Jangan kerugi ya. Santai-santai aja. Relax. Ambil nafas. Ketika buat nafas lemaskan badannya.
Lemaskan fikirannya. Jangan fikir yang lain. Jangan fikir yang lain. Kalau ada calonnya jangan difikirin.
Abaikan aja, lupa, lupa segala urusan. Fokus cuma saat ayat itu. Jangan dihafal, jangan dibaca, sekali lagi saya ingatkan Jangan terganggu fikiran kita dengan hafal atau baca di hati Fokus saja mata Mata yang menjalani tugas, bukan otak, bukan hati Mata yang menjalani tugas mempandangi ayat dengan sempurna Lihat aja ayatnya Sudah mulai jelas? Sudah terlalu lama.
Sekarang tutup mata. Kira-kira jelas gak tulisan tadi? Jelas?
Tadi kamu pikirin apa? Jujur ya? Pas kamu lihat Al-Quran, ada gak sesuatu yang muncul dalam pikiranmu? Ada.
Ada? Apa? Ayat. Ayat?
Awal ayat. Tidak, maksudnya selain ayat Al-Quran, ada sesuatu yang muncul? Misalnya pas begitu mau fokus, tapi ada yang terganggu fikirannya, misal ingat ayahnya, ingat ibunya, ingat calonnya, atau lagi ada hutang belum bisa lunasi.
Muncul gak sesuatu? Gak ada? Kosong? Yakin?
Kalau memang kosong fikirannya, seharusnya tadi 30 titik sudah sisa. Tadi kamu terlalu lama. Geragis. Sekarang coba tutup mata.
Ada gak gambaran ayat tadi? Ada. Coba. Anda tidak usah membawa hafalannya. Tetapi apa yang...
yang anda lihat, ikutin, sebutkan anda lihat dua kalimat sebutkan dua kalimat, anda lihat semuanya sebutkan semuanya silahkan baca, apa yang anda lihat ada ada lihat tadi Makanya ini masalah kita tidak konsentrasi. Jadi fikiran kita, Bapak Ibu, otak kita wallahi dahsyat. Otak kita ini wallahi dahsyat, sangat luar biasa. Hanya dengan sekali lihat, bisa hafal sebenarnya, bisa sudah tersimpan, bukan hafal, sudah tersimpan. Tugas kita apa?
Apa yang kita lihat dibacakan. Makanya jangan heran ketika para imam, termasuk imam terawih, seperti, Saya ketika jadi imam terawih, saya merasa Al-Quran di depan saya. Jadi saya baca sudah lihat halamannya. Lihat halamannya.
Tinggal binda. Rakaat kedua, bindahin. Tapi bindahin bukan fisiknya, tapi dalam otak saya.
Karena sering melihat Al-Quran, jadi terlihat sebagaimana bisa kita terekam, sudah terekam dalam fikiran kita. Sekarang saya minta tutupi mata dan ikuti bacakan. Bukan apa yang kamu lihat.
Terima kasih. Sudah selesai? Sudah selesai.
Ada yang mau coba lagi? Silahkan duduk. Ini kok yang muncul cuma anak santri ya? Yang bukan anak santri ya, yang dari jamaah itu, Antum, bukan santri, Bapak, berani ya, tapi Bapak tidak stres kan?
Soalnya kalau stres terganggu, tidak boleh ada yang... Baca aja masih garu-garu, baca-baca masih belum lancar. Kita tes bacaannya dulu, karena ini pengaruh ya, kalau bacaannya lancar itu akan jauh lebih cepat untuk menangkap. Coba baca ayat di atas ini.
Ya sa'alun, ya sa'alukan nasuh anissa'ah, kul'in nama'il muha'indallah. Apa? Saya belum minta apa-apa.
Enggak ingat. Kan saya belum minta apa-apa. Satu kata tidak ingat, satu kalimat. Apa saja? Ingat, ingat.
Indah Allah. Indah Allah, bagus berarti ada ya, insya Allah ini bisa berhasil. Maaf, serahkan mic-nya. Sekali lagi, ambil Al-Quran.
Pertama, Al-Quran dihadapkan seperti ini, dan geser ke kiri, kepala ini tetap lurus pak. Kepala ini tetap lurus ya. Bapak sama sahabat di sini. Sendiri atau sama?
Sendiri, sama kakak. Istri? Istri, aktivitas hari ini. Oh, jadi kerja.
Santai aja pak ya, relax, relax. Lemaskan badannya, santai. Udah bisa baca kejauhannya? Mau bagi kacamata? Oh, sudah jelas ya, bisa coba baca.
Cukup, sekarang saya minta Bapak buka matanya selebar-lebarnya. Fokus ayatnya itu, ya santai pak ya santai, relax, tari nafas, ya buan, perhatikan banget ayatnya, jangan lihat yang lain, jangan lihat yang lain, cuma itu aja. Baris yang di atas itu Coba lihat kalimat demi kalimat Satu bersatu, tidak usah dibaca Bapak tidak usah baca di hati Tidak usah baca di pikiran Hanya fotokopi Dilihat saja Istilahnya ikuti gambarannya Ya ada sin, ada lam, ada kaf, anas Coba Sampai betul-betul Bapak merasa sudah nyaman tersimpan dalam otaknya Ada bayanannya, ada hayalannya ayat yang tadi Muncul gak kira-kira bayaran hurufnya?
Muncul tapi gak semuanya. Tidak usah semuanya, berapapun dapat apa. Bapak, saat ini selain ayat, ada gak sesuatu yang masuk ke fikiran?
Ada gak? Ada. Lagi fikirin apa?
Rumah tangga. Tapi mudah-mudahan tidak ada masalah ya? Insya Allah. Ada hutang tidak?
Insya Allah tidak ada. Alhamdulillah. Jadi sekali lagi, tidak boleh pikirin siapa-siapa.
Termasuk istri, mohon maaf istrinya ya. Sebentar dilupakan. Ya, sudah dilupakan, tidak ada siapa-siapa yang ada sekarang di pikiran Bapak, cuma ayat itu.
Tidak fikirin anak, tidak fikirin kerjaan, tidak fikirin rumah tangga, tidak fikirin yang lain, dikosongkan fikirannya. Bagaimana cara kosongkan fikirannya? Tarik nafas, sering tarik nafas. Dan buang tapi pelan-pelan. Saat buang dan pelan-pelan.
Dan lemeskan badannya itu akan membantu feriskan otak dan kosongkan fikiran. Tutup mata. Muncul gambarannya.
sesuai kemampuan bapak harus percaya diri bapak sebenarnya jangankan satu ayat ini, bapak sudah scan satu halaman, tapi karena bapak belum terbiasa dan belum betul Betul-betul memahami bagaimana caranya. Makanya masih merasa samad-samad. Padahal mata itu sudah mampu cip. Dan sekali lihat sudah terekam. Tinggal hanya kita bagaimana terlatih.
Seperti tukar lukisan, kalau tukar lukisan orang duduk langsung, dia selesai cepat. Bahkan titik-titik kecil dia bisa melihatnya. Kenapa? Karena sudah terbiasa. Dengan main mata dia bisa lukiskan.
Itu yang kita mau memfaatkan untuk hafal, hafal Al-Quran. Sekarang saya minta, apa bapak yang melihatnya dalam fikirannya, bayangannya apa? Sebutkan saja, dibacakan. Ya sa'alukan nasuh. Nah terus, yang terakhir apa?
Bapak tadi kan sudah hafal. Apa yang dilihat? Yang dilihat sekarang kalimatnya apa?
Tadi cuma yang awal saja. Tidak, sekarang. Yang terakhir apa?
Indah Allah. Indah Allah. Berarti sekarang Bapak sudah berhasil 60%. Sekarang saya minta Bapak lebih tenang, lebih relax. Bapak sudah berhasil, bukan tidak berhasil, sudah 60%.
Berarti tinggal langkah sedikit. Cuma hanya saya minta Bapak bantu saya dengan konsentrasi lebih dalam lagi. Saya minta kasih Al-Quran sebentar.
Tidak usah dibaca Hanya biar mata melihat saja Saya bantu sedikit. Terus. Apa saja yang muncul, tidak apa-apa, santai saja, merasa bosing ya, mohon maaf karena belum terbiasa saja, tapi kalau terlatih dan saya minta mulai hari ini, setiap hari anda fokus satu aja. ayat, seperti contoh tadi kalau tidak berhasil pertama, jangan khawatir sebenarnya sudah terrekam, cuma masih terganggu dengan hal-hal yang lain latihan lagi, latihan lagi, latihan lagi sampai anda begitu memegang Al-Quran Insya Allah saya jamin. Hanya sekali lihat.
Seperti ini. Sudah bisa tersimpan. Hitungannya 30 detik saja. Tidak perlu satu menit.
Contoh. Kalau sekarang saya lihat begini. Apa yang saya baca sudah lihat sendiri.
Cepat kan? Cepat kan? Alhamdulillah.
Ya terima kasih pak. Kenapa ketawa sih? Oh ya betul sudah hafal ya. Aku lupa.
Bukonya intinya, jemaah sekalian cara ini, insya Allah, kalau kita latihan, berapapun usia kita, saya kenal seorang wanita dari Yaman, mulai hafal Al-Quran dalam sistem ini, usia 80 tahun. tahun baru mulai hafal. Dan Alhamdulillah berhasil.
Dalam waktu 2 tahun setengah sudah bisa hafal 30 juz. Jadi hanya-hanya yang saya minta dibantu kosongkan fikiran. Jangan tergenggu dengan fikiran ini.
Dan di hatinya yakin bisa. Karena Allah menjanjikan sangat bisa untuk dimudahkan, mendapatkan kemudahan. Tapi kalau bisa, lebih utama lancarkan bacaannya dulu. Kalau bisa, lancarkan bacaannya. Semakin lancar, semakin cepat bisa praktik metode ini.
InsyaAllah, mudah-mudahan bermanfaat. Selebihnya saya serahkan ke Panitia saya utama.