It is Anthony. Stunning. It is just stunning. Ka has hit that with special purity. bahas preview final Champions League udah, final Europa League juga udah. Hmm, kayaknya masih ada yang kurang deh. Apa ya? Oh, iya, mimpin hampir kelupaan kalau ada final Conference League juga. Maafin ya fans Chelsea sama Real Betis. Oke deh, final Conference League musim ini mimin akui jadi pertandingan Liga Melon yang sayang kalau sampai kelewatan nonton. Chelsea dan Real Betis dari awal memang sudah ramai diprediksi bakal sampai ke World Law Polandia untuk menyajikan pertandingan final kasta ketiga Eropa yang ideal. Dan sekarang ramalan itu telah terbukti. The Blues dan Los Ferdi Blancos akan baku pukul demi gengsi dan angkat piala di akhir kejuaraan. Keduanya pun datang ke Partai Puncak dengan memikul target yang sudah jelas berbeda. Ada yang mengusung mimpi besar menjadi pengukir sejarah baru dalam sepak bola Eropa. Sementara di sisi seberangnya ada nama luhur liga domestik yang dibopong demi menyelamatkan muka musim ini. Lantas seberapa menariknya laga ini untuk ditonton dan ada cerita apa di balik persiapan kedua kubu? Sudah mimin omongin dari dulu kalau Chelsea tak akan mendapat kesulitan yang begitu berarti sepanjang perhelatan Conference League musim ini. Bahkan di video yang pernah starting 11 Story buat, mimin memprediksi klub London Biro akan menggapai tiket final. Beneran kejadian kan? Chelsea jadi salah satu finalisnya loh. Tapi kan Chelsea pernah keok dari Legia Warsawa Min di Stanford Bridge lagi. Iya mimin tahu kok. Kayaknya Enzo Mareska sengaja ngalah aja itu. Lagi pula Chelsea sudah punya bekal agrega tiga gol tanpa balas waktu lag pertama. Jadi apa salahnya berbagi kebahagiaan. Dan sebagaimana dalam surah Ar-Rahman ayat 60, tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula. Chelsea langsung diganjar kebaikan setelah memberi secuil kebahagiaan pada Legia Warzoa. Musuh yang dihadapi semifinal kualitasnya amat sangat jauh. Tim itu adalah Jur Garden. Kalau tidak bermain di Liga Konferensi Eropa, kita mungkin akan menyangka Jur Garden adalah nama kebun bukan tim sepak bola. Dengan kekuatan skuad yang jomplang, gimana tim ini enggak jadi santapan empuk pemain-pemain Chelsea yang jago-jago itu. Selama dua kali pertemuan, lima gol diceploskan. Sementara hanya satu gol balasan yang nyangsang di gawang Philip Jorgansen. Chelsea pun melenggang anggun menuju final. Sementara dari sisi betis, keberhasilan menapak anak tangga final menunjukkan keseriusan mereka sebagai penantang juara Conference League musim ini. Jauh sebelum kejuaraan dimulai, kemungkinan juara betis masih 16%. Jumlah itu merangkak naik menjadi 26% setelah menumbangkan Fiorentina di empat besar. Momen menyingkirkan Laviola di semifinal adalah adegan terbaik yang diperagakan Betis di Conference League musim ini. Tak lain karena Los Ferdi Blanco sanggup menggagalkan ambisi Fiorentina untuk menggenggam Piala Conference League setelah di dua kesempatan final terdahulu menyerah dari West Ham dan Olympiacos. Tapi mimin harus akui kalau pertemuan Betis versus Fiorentina jadi final kepagian. Saking meratanya komposisi pemain mereka sebelum pertandingan lag pertama Fiorentina sudah pasang muka Jumawa. Alenatore mereka Rafaele Paladino begitu percaya diri dengan timnya yang dihuni pemain seperti David de Gea, Robin Gosens dan Moiskin. Fiorentina sepertinya lupa kalau betis besutan Manuel Pellegrini punya sosok veteran yang jauh lebih berpengalaman di level Eropa. Siapa lagi kalau bukan Isco Alarkon yang pernah lima kali menang UCL bersama Madrid? Betis pun akhirnya menghukum kepongahan Fiorentina dengan duet dahsyat Isco dan Antoni. Coba tanyakan De Gea rasanya dikoyak dua kali oleh Anthoni. Gat yang telah lama hilang. Seperti yang sudah disinggung di awal, kedua tim membawa misi masing-masing di pertandingan final. Chelsea memburu sejarah baru dalam percaturan sepak bola benua biru. Kalau Jose Mourinho adalah pelatih pertama yang mengoleksi tiga trofi kejuaraan Eropa, Chelsea punya peluang menjadi tim pertama yang mengoleksi tiga piala Eropa berbeda. Chelsea sebelumnya sudah mengamankan titel Champions League dan Europa League. Sudah barang tentu final Conference League ini jadi harga mati untuk dimenangkan demi lengkapnya koleksi trofi di lemari Stanford Bridge. Jika Chelsea memburu rekor, betis tampil di final demi menyelamatkan kehormatan La Liga. Setelah Barcelona terhenti di Champions League, sedangkan Atletic Bilbao tergelincir di Europa League dan Real Madrid yang ah betis jadi satu-satunya harapan Spanyol untuk meraih kejuaraan Eropa. Boleh dibilang betis adalah tulang punggungnya La Liga saat ini. Menariknya, Betis menggendong seisi La Liga saat mencapai final Eropa pertama mereka sepanjang sejarah klub. Sebelumnya laju betis di pentas Eropa paling banter hanya sampai tahap perempat final UEFA Winners Cup 1998. Kalau sampai juara, semua tim penghuni La Liga wajib sungkem sama betis sih. Tak hanya soal rekor dan penyelamat nama baik, Chelsea dan Betis juga punya harapan lain ketika mereka nantinya dinobatkan sebagai juara. Ini soal kebanggaan dan harga diri sebagai tim terbaik di daerah masing-masing. Terkenal dengan slogan Pride of London, Chelsea berambisi untuk makin menancapkan kekuasaannya sebagai klub kebanggaan Kota London dengan membawa pulang Conference League. Tak perlu gembar-gembor untuk mencari pengakuan. Chelsea memang sudah diakui sebagai klub terbaik dari ibu kota Inggris. 2 UCL dan 2 UIL jadi bukti sahih yang tak terbantah. Nah, dengan datangnya trofi UECL lengkap sudah kedikdayaan Chelsea sebagai representasi London di Eropa. Bila itu kesampaian, fans Arsenal jangan pada tantrum ya, Mbok ya legowo gitu loh. Sama halnya dengan Betis yang mengincar Conference League sebagai pembuktian kalau mereka juga bisa membanggakan Provinsi Andalusia. Selama ini nama Andalusia di ajang Eropa selalu identik dengan Sevia yang jadi rival sekota Betis. Statistik mencatat Sevia masih menjadi pemilik juara terbanyak Europa League dengan en buah trofi. Berhubung sekarang Sevia performanya tengah menurun baik di level domestik maupun Eropa, kini saatnya bagi betis unjuk gigi sebagai kebanggaan baru Andalusia. Masa bodoh dengan level Conference League yang hanya kasta ketiga. Yang penting mereka berjasa menjaga kehormatan Andalusia. Tentu saja momen emas ini belum tentu datang dua kali. Pantang bagi betis pulang dengan tangan hampa. Berdasarkan catatan head to head di panggung Eropa, final ini bukanlah pertemuan pertama Chelsea dan Betis. Ternyata kedua kesebelasan sudah empat kali tatap muka di dua kompetisi berbeda, yakni Winners Cup dan Champions League. Hasilnya Chelsea masih terlalu kuat dengan raihan tiga kemenangan berbanding satu untuk Betis. Pertemuan perdana tersaji di leg pertama perempat final Winners Cup musim 199798 di Benito Vilamarin. Chelsea meraih kemenangan 2-1 berkat Brest Tore Andreflow. Sementara pertemuan terakhir sebelum final berlangsung pada fase grup Champions League musim 2005-2006 juga di kandang betis. Namun kali ini Los Ferdi Blanco sanggup menumbangkan The Blu dengan gol semata wayang Daniel Alexander ke gawang Peter Ceh. Bagaimana dengan kekuatan masing-masing tim? Chelsea memiliki banyak talenta muda yang hebat dan telah berperan besar dalam keberhasilan The Blu melaju sejak babak sistem gugur Conference League. Sebut saja Marco Corea, Gernandus Borhahle, Jaden Sancho, dan Christopher Renk Kunku. Jangan lupakan juga K Palmer yang siap membekukan pertahanan Betis dengan aksinya. Dari wakil Spanyol, Betis pun penuh dengan amunisi yang berkualitas dan syarat pengalaman. Cedric Bakambu menjadi mesin gol dengan mencetak tujuh gol di Liga Konferensi musim ini. Isco dengan segudang pengalamannya di final siap membantu Antoni menciptakan momen tak terduga. Sementara lini belakang mereka solid dengan penjagaan Nathan dan Mark Bartra. Dengan catatan cuma sekali kalah, dari tujuh kesempatan final kompetisi Eropa, Chelsea memang berada di atas angin. Namun, semangat meletup-letup betis jangan dipandang tak akan sanggup hadirkan luka. Lalu siapa yang akhirnya mengangkat piala dengan wajah Sumringah?