Transcript for:
139 Studi Iltifat Dalam Al-Quran

Ambil ini syaitanirrojim Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillah Ibn Alamin Rahmanirrohim Malik Yamin din ya kanan berikan setan surat al-muslaqim surat al-lazim alaihim wa alaihim wa lukta'alin amin kita akan teruskan insyaallah siri balawatul quran kita dan kita masih bicara tentang agrabul balagiyah lililtifat Minal gaibah ilal khitab Tujuan iltifat daripada gaibah kepada khitab dari aspek balagoh Dan telah dipelajari sama, pertama sebagai Tarhib dan Tarhib Kedua At-Tawbih Ketiga At-Tashdid ala Talabish Syaiq Keempat yakni At-Takhfif Min Shiddatil Amr Hai dan yang kelima ya Niel kitab sekarang yang keenam di setopan yang keenam takwifu wa tazkiru takwifu Menimbulkan rasa takut, khawf, waterkir, dan memberi peringatan. Tujuannya bagi menimbulkan rasa takut sekaligus memberi peringatan. Bisa boleh apa? Bisa boleh, boleh tak? Oh. Firman Allah SWT di dalam surah Al-Mu'minun ayat yang ke-14 dan 15 surah al-mu'minun ayat 14 dan 15 A'udzubillahimnashaytanirrojim Bismillahirrahmanirrahim Sebenarnya ayat itu bermula daripada beberapa ayat sebelumnya Paling tidak yang ini bermula daripada ayat yang ke-12 lagi Ayat yang menciptakan berbada 12 bahwa Allah telah menciptakan manusia daripada Saripati Tin kemudian dalam jangka masa yang agak lama Solalah Mintin itu dia jadikan Nutfah Ditempatkan di dalam rahim, kororim makin Kemudian berikut adalah perubahan tahapan-tahapan penciptaan di dalam rahim Dari pada nutfah menjadi alaqoh Di alaqoh pada mudhukoh Masa mudhukoh diciptakannya tulang Tulang dibalut dengan daging Kemudian diciptakannya menjadi makhluk atau ciptaan yang lain. Kemudian Allah kata, فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّدُونَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ maka maha tinggi atau maha banyak kebaikan Allah subhanahu wa ta'ala ahsanul khalikin zat sebaik-baik yang menciptakan tumma innakum ba'da dhalika lamajitun Kemudian sesungguhnya kamu, selepas itu, sungguh orang-orang yang akan mati. Baik, mana agak-agak dalam ayat ini, iltifatnya. Mana agak-agak iltifatnya Pengalihan Structure ayat Pengalian Diksi ayat Daripada Ra'ibah Kepada Mukhotab Daripada ghoibah menjadi mukhotab Mana gamaknya Ghoibahnya mana Mukhotabnya mana Atau cari yang senang dahulu Mukhotabnya mana Ya, dalam ayat ini ada iltifat perubahan diksi ayat tepatnya yang diperubahan pronoun, domir daripada wa'ibah kepada khitab Loibahnya, loibah maknanya orang ketiga, tapi yang dimaksudkan yang ketiga itu khitab, loib itu khitab, khitab itu loib, mesti sama. Jalna, nah hitab ke mutakalim wa'ib? Wah itu mutakalim. Pertanyaannya daripada wa'ib ke hitab. Jadi kalau itu nah tak jadi. Nah itu mutakalim. Mana agamanya. Ya? Jangan lama-lama, nanti diambil orang. Jangan lama-lama, nanti diambil orang. Ini contoh yang ke-28 kali. Ya, mana gaibnya? Atau kalau belum tahu mana goib, mana mukhotobnya, sudah nampak mukhotobnya. Mana? Kum. Tumma innakum. Oke lah. Tumma innakum. Kum itu khitab. Sekarang mana goibnya. Kum itu hitab, semana gaibnya yang juga kum Yang maksudnya merujuk pada benda yang sama Puluhan sebenarnya dalam ayat itu, bukan satu Mungkin karena banyak itu susah nak cari Bukankah ayat sebenarnya itu sumesu sunanya mkhoib? Itu kan cerita roib. Kami cipta manusia. Kami jadikan dia. Itu kan cerita roib belaka. Kemudian kami ciptakan dia ansyaknahu. Dia-dia itu maksudnya siapa katanya? Al-in? Insan. Kemudian, Kamu itu siapa? Kamu. Kamu. Manusia. Kalau begitu, samalah. Daripada insan, Hu, hu, hu, hu. Itu wa'ibah. Kemudian, kamu. Kamu itu manusia. Sama lah. Sebelumnya cerita dia, dia, dia, dia, dia itu insan. Kami ciptakan manusia daripada ini. Kami ciptakan dia, kemudian kami ciptakan dia, kemudian dia, dia, dia. Setelah Allah cerita tentang insan, dia, dia, dia, Mereka beri peringatan. Sekaligus bagi menimbulkan rasa takut. Allah tak kata, ثُمَّا إِنَّهُ atau ثُمَّا إِنَّهُمْ Allah tak kata, kemudian sesungguhnya mereka, manusia akan mati. Tapi sesungguhnya, kemudian sesungguhnya, kamu, ditukar jadi kamu, dalam bentuk mukhotob, tujuannya bagi peringatan. Sebelumnya kan bukan peringatan, sebenarnya ada nikmat Allah Namanya nikmatul ijad Ayat sebenarnya itu cerita tentang nikmat Namanya nikmatul ijad Ijad Ijad itu mengadakan Daripada tiada menjadi ada Kemudian proses penciptaannya, Masya Allah Penuh dengan kasih sayang Allah, tanpa kehendak Allah, tanpa rahmat Allah Kita selama malamnya akan tetap berupa tin Tanpa kehendak Allah, tanpa rahmat Allah Selama malamnya kita akan tetap berupa sulalah mintin Hanya kekal menjadi turab Kekal menjadi ma'imahin Kerana Allah sangat sayang Lalu Allah kehendaki Bahan yang asalnya boleh katakan sederhana Bahkan kurang kata hina ma'umahin Dengan kehendak Allah, dengan rahmatnya Menjadilah manusia sempurna Itu kan nikmat Itu nikmat Tujuannya Allah Tujuan Allah yakni Supaya kita mensyukuri nikmat tersebut Sebab bila tidak kita syukuri Allah ingatkan Awas Kamu akan mati Dan sebelah mati nanti kami akan Tanya kamu tentang nikmat tersebut Sebab kami cipta kamu daripada tin bukan suka-suka Ada tujuan Jadi dialihkannya susunan Ketika Allah cerita nikmat menggunakan Diksi khobari Kemudian setelah memberi peringatan bagi menimbulkan rasa takut digunakan bentuk mukhotob tujuannya untuk takwif dan tafkir Sebab kalaulah katalah ayat 15 itu dan ayat 16 katalah masih Thumma innahum ba'da dhalika lamayitun Thumma innahum yaumalakiyamati yub'athun Ya kita yang baca, oh dia rupanya yang akan mati Oh dia rupanya, insan-insan yang di luar sana yang akan disoal Insan-insan yang ada di luar sana Mungkin yang membaca tidak merasa termasuk daripadanya Kalau disebut hum Bila disebut hum kan yang membaca tidak merasa Mukhotob tidak merasa termasuk daripadanya Kemudian mereka akan mati, oh mereka rupanya Kami tak masuk Kemudian mereka nanti akan dibangkitkan Oh mereka Tapi bila kamu, kamu, kamu Tujuannya mengingatkan Tazkir Tuanya takwif Timbulkan rasa takut Jadi rasa takutnya bukan kepada semasa diciptakan Rasa takutnya yaitu ketika selepas diciptakan Sebab masa diciptakan kita tidak rasa takut pun Bukan tak pernah takut semasa kita jadi nutfah kemudian jadi baby Happy aja baby Berenang-renang di dalam rahim Bahkan dia keluar menangis itu pun suka. Jadi di situ tidak ada rasa takut karena tidak ada apa-apa pertanggung jawaban. Tapi karena nanti bila berpindah daripada alam dunia ke alam barzah, itu ada pertanggung jawaban. Terhadap semua nikmat yang Allah berikan padanya Dan nikmat disini adalah nikmat ijad Namanya Ijad itu yang itulah daripada tiada diadakan itu nikmat Asalnya kita tidak ada, kemudian diadakan Ini nikmat yang sangat besar Nikmat karena Bila kita diciptakan di dunia Maknanya Allah beri peluang pada kita Untuk dapat surga Orang yang menjadi ahli surga kelak Orang yang menjadi ahli surga kelak di akhirat Semuanya ini mereka yang pernah hidup di dunia Tidak ada seorang pun ahli surga daripada gulai manusia Yang tak pernah hidup di dunia Tak ada Bermakna kita dihidupkan ini Yakni peluang yang besar untuk kita masuk surga So itu mesti disyukuri Bila tidak disyukuri, inilah Allah berikan takwif. Jadi, bila tidak syukur, itu takwif. Supaya ia bersyukur, maka diberi peringatan. Bagaimana caranya, ya ditukarlah. Ada pengalihan, ada iltifat. Pada khitab Sebab tak sihatkan hati Pasti kita akan terasa lain dalam hati kita Bilalah ayat 15 dan 16 Katalah domirnya tetap gaib Pasti akan terasa dalam hati kita Kalau ayatnya bunyi Tumma innahum ba'adadhali kalamayitun Tumma innahum yawmal qiyamati yub'atun Jadi kita alat dia orang Jangan lupa like, share dan subscribe Sesungguhnya aku mencipta manusia, kemudian aku berikanlah nikmat-nikmatnya. Aku bagi dia, aku ciptakan mata supaya dia dapat melihat. Aku bagi telinga supaya dia dapat dengar. Aku bagi tangan supaya dia dapat pegang. Kaki supaya dia dapat jalan. Kemudian mereka, kemudian dia nanti akan disoal. Kemudian dia nanti akan dimasukkan Dan mereka bila jahat Kemudian dia nanti Ya kita tak rasa apa-apa Sebab kita tidak Merasa Jadi untuk menimbulkan perasaan Yang kita adalah termasuk mereka Ya kena kum Kum Si mutakalim kena kata kum bukan hum lagi Nampak? Ada nampak? Ya Kalau tak nampak, dinampak-nampakkan Tuh, yang ke-7 Yang ketujuh, faidahnya iltifat ini yaitu untuk tashrif. Tashrif, dari tashrif mananya memberikan penghormatan, kemuliaan. Sharif itu kan mulia. Tasrif yakni memuliakanlah, memberikan kemuliaan, memberikan penghormatan Tujuan mutakalim yakni nak memberikan tasrif kepada mukhotob Atau mutakalim melihat mukhotob ini makhluk yang mulia Itulah Makhluk yang dimuliakan dalam pandangan mutakalim Itu maksudnya Jadi Mutakalim, saya kata tadi Nak menunjukkan, nak memberitahu Kau ada mukhotob bahwa dia Mulia di dalam pandangannya Maka diubahnya Ditukarnya, diksinya Sebagai contoh, firma Allah SWT dalam surah An-Nur, ayat yang ke-62. Kita lihat, surah An-Nur, ayat 62. A'udzubillahimnashaytanirrojim, bismillahirrohmanirrohim. Innama almu'minuna alladzina amanu billahi warrasulihi wa idha kanu ma'ahu ala amrin jami'in lam yadhabu hatta yastadinuh. Innal-ladhina yasta'adhinuna ka'ula'ika alladhina yu'minuna billahi wa rasulihi fa'idha astadhanuka liba'adi sha'nihim fa'adhal liman shi'ita minhum wa astaghfirullahum wa astaghfirullahumullah inna allaha ghafurur rahim Innamal mu'minun hanyasanya orang yang beriman Hanya sesungguhnya semata-mata orang mu'min yang benar-benar beriman, yang jujur imannya, ialah al-lazina amanu, orang-orang yang beriman dengan Allah, dengan Rasul-Nya. Kemudian, wa'idhakanum ma'ahu, dan jika mereka Mereka orang mu'min yang sebenarnya mu'min itu. Ma'ahu bersamanya. Yaitu kepada Rasulullah. Ala amrin jami'in. Jadi di atas urusan jami' urusan bersama. Maknanya, bila orang mu'min sebenarnya itu bersama Rasulullah sedang membincangkan urusan umat, masalah umat, masalah agama, bukan untuk kebincang masalah pribadi, tapi masalah jami'ah. Itu mana kepentingan semuanya lah. Lam yadhabu. Si mu'min sebenarnya itu tidak pergi. Meninggalkan majlis nabi tadi, hatta yastadzinuhu. Sehingga mereka meminta izin Tidak mudah meninggalkan majlis tanpa minta izin kepada Nabi Jika mereka itu bersama Nabi sedang membincangkan masalah Amrun Jamia Makhumnya, jika orang mu'min bersama Rasulullah SAW Membincangkan masalah umat, masalah agama Lalu mereka meninggalkan majlis tadi dengan senyap-senyap Dengan sembunyi-sembunyi Tanpa mendapat izin daripada Nabi Maka keimanan orang itu terjejas menjejaskan keimanan seseorang sepenting apapun urusannya sehingga meninggalkan majelis sebab rupa-rupanya tidak ada perkara urusan yang lebih penting daripada urusan jami' kalaupun mereka hendak meninggalkan tempat tersebut, masih sebut kena minta izin dahulu, itu maksudnya so istiqzan merupakan syarat sempurnanya iman seseorang Itu pun jika Nabi izinkan, bila tidak, ya tak boleh. Kemudian, إِنَّ الَّذِينَ Sebenarnya orang-orang yang, يَسْتَأْذِنُونَكَ Mereka yang minta izin pada engkau itu Muhammad, Ulaika ladina yu'minun abillahi wa rasulihi Orang-orang itu, mereka lah orang yang beriman. Maknanya, jika mereka meninggalkan majlis dan minta izin dahulu, ya itulah tanda yang beriman. Tapi kalau tinggalkan majlis, senyap-senyap, tidak beriman. Tengok, beza mu'min dengan yang tidak mu'min. Keluar senyap-senyap dan keluar minta izin. Tengok. So, iman bukan sekadar tanda iman, ya ini orang sholat atau sholat, bukan semata-mata itu. Memanglah sholat tanda orang beriman Tidak sholat, orang-orang tak beriman Tapi apakah hanya sholat, zakat, puasa, haji Tanda orang beriman Tanda orang hatta, ini kaitannya dengan adab Kalau sholat, zakat, haji Itu memang kewajiban antara hamba dengan Tuhannya Jadi tengok, apalagi dimulakan dengan innama tadi Hanya senyap Namun Adatul Hasri Itu huruf kurungan Adatul Hasri ini huruf kurungan Maksudnya apa? Maksudnya yang dimaksudkan Apa yang dalam kurung Apa yang dikurung? Al-mu'minun Orang yang betul-betul beriman Selain tidak, ya ini Itulah, iman pada Allah Dan minta izin jika nak tinggalkan Masjid Nabi, jika bincang amrun Jamil, yaitu bila Dia minta izin, mereka Masih kira orang yang beriman Kata Nabi, kata Allah Fa'idhas ta'dhanu Dan apabila mereka minta izin pada Mu'ay Muhammad, li ba'di sya'nihim Karena sebagian urusan mereka, mungkin urusan pribadi, mungkin urusan keluarga, bukan apa sajalah. Bukan lagi amrun jami'un. Bukan lagi amrun jami'un. Tapi sudah, bakdi syaknihim. Urusan pribadi mereka. Allah kata, fa'adhan, berilah izin, liman syikta minhum, bagi siapa yang engkau kendaki. Maknanya Nabi diberi kebebasan oleh Allah. Bagi izin, Muhammad, jika engkau kendaki. Maknanya, jika engkau tidak mengendaki, ya tak payah izinkan. Terpulang pada Nabi, Nabi nak izinkan atau tidak. Masya Allah, maknanya keimanan seseorang sempurna atau tidak, jujur atau tidak dalam hal ini bergantung pada ada atau tiadanya izin daripada Rasul. Masya Allah. Kemudian, kalaupun engkau minta izin, kalau engkau izinkan, mereka minta izin lalu engkau izinkan. Mereka sebenarnya masih salah. Masih bersalah Sebab meninggalkan Amrun Jami Walaupun sudah dapat izin Masih dikira bersalah Dan kesalahan itulah Allah suruh Nabi Mintalah Peampunan buat mereka pada Allah Menurutkan bahwa mereka Walaupun dapat izin masih berdosa Itulah Tapi Allah suruh Nabi pohonkan ampun Dosa nya diampunkan Makhumnya jika mereka yang keluar senyap-senyap tadi Ya dusalah Yang minta izin pun masih salah Tengok Kesempurnaan iman rupanya dikaitkan dengan dalam masalah Membicarakan masalah umat Itulah dalam agama itu begitu rupanya Kepentingan agama mengatasi segala-gala kepentingan Kepentingan pribadi mesti dikorbankan bila Bertambung dengan kepentingan agama atau kepentingan umat Bahkan sekarang pun sudah diterima sebagai satu nilai yang diperoleh di negara manapun Kepentingan awam tidaklah didahulukan atas kepentingan dibadi saya ingat semua orang setuju itu adapun praktiknya ya terpulang lah yang penting azam kena betul itu aja lah cogan kena betul jadi cogan kata kena betul, slogan kena betul kepentingan awam tidaklah didahulukan di atas segala Kepentingan pribadi Ya contohnya itulah Buat jalan raya kan itu untuk kepentingan? Awam Kalau kepentingan pribadi ya kena dikorbankan Sebab itu asalnya orang kan Kan karena ada jalan raya kan Apa namanya? Jalan raya ini kan boleh mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat Itu jalan raya Jalan raya ini Untuk mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat Ada, karena yang jauh jadi terasa dekat sebab adanya Highway Tapi yang dekat jadi jauh sebab dahulu seluruh daraya nyebrang jalan itu dan sampai kedai Jalan kaki bahkan Sekarang karena ada highway, ya kena naik kereta U-turn 3 km Dan U-turn itu pula kena bayar tol Tapi tanpa kepentingan pribadi itu Ya, yang dikorbankan hanya seorang dua Tak apalah untuk memberi manfaat Ya, begitulah memang Kalaulah selalu dalam menggerakkan pembangunan atau apa sajalah sentiasa mementingkan kepentingan pribadi ya tak ada lah tak ada jadi mesti mengalah cuma begitulah itulah definasi highway apa tujuannya? Untuk mendekatkan yang jauh Dan menjauhkan yang dekat Itu akhirnya yang asalnya dulu Rajin pergi majid, jadi malas Karena Pusing jauh Bawa kereta Dulu jalan kaki, sebelah jalan Akhirnya banyak Wiritnya di rumah Rasul di Miajuat, ketika Allah suruh mereka infak, mereka infak, tidak boleh, bakil-bakil. Ada perintah perang, mesti keluar. Walaupun saya itu apa, musim nuai ke, kematian ke. Masya Allah, nak kenduri kawin, ah lagilah dia, batalkan. Bila ada perintah perang, oh tak boleh ya Rasul, sebab saya sudah bukti ket, tak boleh. Sekarang tengok, bila bab agama, kan biasanya malah dikalahkan kepentingan awam. Oh tak boleh, ini mesti ini, pas sudah lama rancang ini. Ya, akhirnya agama nomor 46. Kalau kita hayati lah ayat ini, ya mungkin iman kita sebenarnya belum sekuat mana. Sebab seringkali kita masih mendahulukan kepentingan pribadi atas amr jami'ah. Dan amrujam ini kaitannya dengan agama Allah Walaupun dah minta izin pun, dan nabi izinkan pun, rupanya masih ada kesalahan Dari mana kita tahu salah? Allah suruh nabi pohonkan ampun Wastagfirullahumullah itu maknanya, ya mereka masih berdosa Tapi Allah ampunkan, sebab doa nabi dikabulkan Masya Allah, luar biasa ya ini, ini ayat akhlak yang sangat tinggi sekali sangat tinggi sekali jadi tak boleh ya, tak ambil peduli urusan umat, tidak boleh antarlah yang penting jangan kacau aku yang penting kepentinganku jangan kacau, tak boleh ayat ini kena difahami betul-betul, baca tafsirnya baik di dalam ayat ini yang ini ada iltifat Daripada gaib kepada khitab Memang itulah iltifat yang kita pelajari selama ini Ada iltifat pengalian diksi daripada gaib orang ketiga Bertukar menjadi khitab orang kedua Rangka 2, mana iltifatnya? Khitab, al-Ghaib daripada Khitab dan yang di masa Al-Ghaib itu Bukhatab, yang di masa Al-Ghaib itu Ghaib dalam ayat ini ayat ini cerita ya, cerita berkaitan dengan pergaulan antara sahabat-sahabat Nabi dengan Nabi SAW Apa yang patut dilakukan, yang mesti dilakukan, yang tak boleh dilakukan oleh umat Islam. Ketika mereka hidup bersama Nabi, membincangkan masalah-masalah umat. Mana identifatnya? Yang gaib itu hitab, yang hitab itu gaib Belum nampak lagi Wah ini dah Ini contoh yang ke-29 Tadi 28 Ya Mana kepada mana Mana gaibnya, mana kitabnya? Sebenarnya sangat dekat lah, tak payah cari jauh-jauh. Walaupun yang jauh ada, yang dekat pun ada. Ya? Mana? Yastadhinuhu Mereka minta izin kepadanya Selepasnya Yastadhinukah Mereka minta izin pada engkau Apa pula susah-susah Bejiran je Yastadhinuhu Hatta sehingga mereka minta izin kepadanya Nyai, nyai itu Rasulillah Kemudian, yastadhinuka, mereka minta izin pada engkau. Engkau itu hu juga, hu itu engkau juga. Rasulullah. Itu namanya iltifat. Minal gaib ilal khitab. Karena senampak-nampaknya dan cepat. Tak boleh masih cari-cari belum nampak Oh ini cepat Nah sekarang kenapa diubah Kalau tak ada perubahan kan sepatutnya Innaladina yastadzinuhu Macam itulah Ulaikiladzimina wa'idastadzanuhu Tapi kemudian, apabila, sehingga mereka minta izin kepadanya, kemudian sesungguhnya orang minta izin pada engkau, daripadanya jadi kau pula. Nah, ada penukaran diksi ini, yang misalnya itifad ini, yakni litashrif. Kerana anda memberi kemuliaan, si mutakalim dalam hal ini, Allah subhanahu wa ta'ala, memandang mulia. Kedudukannya, memandang tinggi kedudukannya pada Rasulullah SAW. Itu namanya Tashrif. Jadi Nabi bukan makhluk biasa dalam pandangan Allah. Nabi bukan hamba biasa dalam pandangan Allah. Tapi Baginda adalah makhluk hamba yang sangat-sangat dimuliakan Yang sangat dimuliakan Yakni, karena adanya penukaran, ada apa-apa, penggantian domir disitu Yang tadi, sehingga mereka minta izin kepadanya Dan apabila, dan sehingga orang minta izin pada engkau Maka izinkan oleh engkau Maknanya itu saya dikatakan Nabi, Masya Allah Izin Nabi Itu penentu Kesempurnaan iman Seseorang Bukankah itu maknanya orang yang diberi izin Seperti itu mempunyai makam Yang sangat tinggi Kemuliaan yang sangat tinggi Karena keizinannya Menjadi penentu Jujur atau tidaknya Keimanan seseorang Itu maknanya orang besar lah tuh Sedangkan keizinan A katanya Kita ini boleh mendatang buat apa namanya Majelis ini atau tak boleh, tunggulah dia bagi izin atau tidak. Mana orang yang punya otoriti bagi izin itu, mana orang bersoal itu. Karena kita dapat apa yang boleh mengadakan atau tidak, bergantung sepenuhnya dengan izinnya. Itu baru berkaitan dengan ada mengadakan majelis atau tidak. Tapi, ayat ini tengok, bukan berkaitan dengan mengadakan majlis atau tidak, berkaitan dengan kesempurnaan, kejujuran iman seseorang. Jujur atau tidaknya iman seseorang, sempurna atau tidak iman seseorang, bergantung pada Nabi bagi izin atau tidak jika orang itu meminta izin untuk pergi. Nak tunjuk bahwa yang ampunya hak untuk memberi izin itu orang yang sangat-sangat mulia dalam pandangan mutakalim dan mutakalimnya Allah SWT Begitulah cara Allah memberi tahu kita bahwa Nabi yang satu ini, Nabi yang satu ini, yang satu ini bukan manusia biasa Banyak sekali ayat-ayat yang menunjukkan kemuliaan Nabi dalam pandangan Allah dengan pelbagai bentuk susunan ataupun struktur ayat satu dannya jadi dalam bentuk iltifat seperti ini so ada nampak ya daripada hatta yastadhinu adhu hu jadi yastadhinu kaka oh itu sangat sederhana sekali mudah Bubuh saja dakwat merah Dulu saya masa belajar, ustad kata Bagi dakwat merah, jadi buka aja terus nampak Sekarang mungkin sudah ada teknologi Jadi bila dah tekan ke kunci iltifat Keluar Kalau penyelidik cari, mana agar-agar istiarahnya? Mana tau nanti ada Quran elektronik? Quran bertajwid sudah banyak. Hai tapi dengan warna aja kalau mana tahun es menggunakan teknologi terbaru jadi tekan aja terjadi ketika kunjungan apa naat atas istiarah tuh tuh oh ini setiap Mungkin sedang dipikirkan oleh pakar-pakar IT muslim dan bukan mustahil bukan mustahil baik, lihat contoh yang lain dalam surat taubat surat taubah ayat yang ke-111 Taubah 111 Bagaimana Allah memandang mulia kepada mukhatab? Kepada mukhatab Si mutakalim memandang mulia kepada mukhatab Atau si mutakalim memberikan kemuliaan Atau kedudukan yang mulia kepada muhattab caranya dengan mengalihkan memindahkan, menukar uslub percakapan diksi ayat dengan mengubah pronounnya Di dalam ayat yang ke-111 Surah At-Tawbah Allah berfirman Innallah hashtara Sesungguhnya Allah hendak membeli Minal mu'minin daripada orang-orang yang beriman Yang mantap imannya, yang betul-betul imannya Bukan yang pura-pura, sebab mu'min Al-Mu'min itu menang imannya yang sempurna, yang bukan pura-pura. Am anfusahum diri-diri mereka, itu Allah akan beli. Wa am walahum dan harta mereka pun Allah akan beli. Allah beli bi anna lahumul jannah. Bahwasanya, Bagi mereka adalah Masya Allah Harta orang mu'ad Bila diinfakan fisalah, Allah akan beli dengan surga. Wahab berapa sangatlah harta yang diinfakan. Digantinya dengan surga. Lagi pula, harta yang diinfakan itu bukan harta dia, harta Allah. Harta daripada Allah, milik Allah. Kemudian bila dia serahkan balik pada Allah, eh malah dapat surga. Tapi kalau harta Allah, milik Allah, tidak serangan pada Allah, tapi hanya untuk memuaskan nafsu, dapat neraka. Kenapa neraka? Ya karena menyalahgunakan. Kan harta Allah sepatutnya digunakan sesuai dengan kehendak pemiliknya. Surga. Contohnya, bagaimana mengingat apa namanya amalan yang membelikan harta itu Allah beli dengan surga. Contohnya, yukatilu nafisa bilillah. Mereka berperang. Saling berperang makna karena mereka diperangi. Maka mereka berperang lah. Qawtal yuqawtilutu musyarakah. Artinya mereka tidak. Memerangi. Karena ingin perang. Tapi memperang karena diperangi. Fi sabi lillah jalan Allah. Dan masa perang itu. Ya boleh jadi. Fayaq tulun. Lalu mereka membunuh musuh. Wayuk Talun, dan mereka dibunuh Boleh jadi membunuh atau bunuh, sama aja Membunuh pun masuk surga, dikena bunuh pun masuk surga Jadi maknanya mati dibunuh atau karena membunuh orang serupa aja lah Ganjarannya sama, surga Hai subhanallah ya bunuh orang masuk surga ditanya Coba kamu boleh masuk ke dahulu aku pun orang yang satu pula yang kamu boleh masuk aku kena bunuh lah Masya Allah yang seorang masuk surga karena bunuh membunuh yang seorang masuk karena nanti di neraka pun tanya cuman boleh masuk raka? Aku bunuh mu'min itu. Habis yang kamu masuk neraka pasal apa? Aku dibunuh si mu'min. Iya. Orang yang membunuh, orang yang dibunuh, ada yang masuk neraka, ada yang masuk neraka. Bahan membunuh itu sama. Kena bunuh pun sama. Kematian itu sama. Tapi, apa yang membezakan satu surga, satu neraka? Nawai itu. Nawai itu adalah pentingnya. sebab dari segi amalan zahir sama aja wa'adan alaih itu adalah janji atas Allah maknanya Allah tidak akan ingkar janji pasti akan diberi surga syaratnya mu'minin dan yang menilai itu adalah Allah janji ini bukan hanya kepada orang umat Nabi Muhammad sahaja tidak Sebab janji ini Allah telah berikan Fit Taurat ada Dalam Injil ada Dalam Quran pun ada Wa man Aufa bi ahdihi Minallahi Kesimpulannya, dan siapa sahaja Aufa yang telah memenuhi, menunaikan, menepati Janjinya daripada Allah Dia sudah Ashadu Allah, Ilah Ilallah Dia sudah Iyaka Naqbud, Iyaka Nasna'in, janji dia Janji dia sudah Inna Salati, Wa Nusuki, Wa Mahya, Wa Mamati, Lillah, Lillah, Lillah Itu janji dia Lalu dia tepati Lalu dia penuhi, kan sudah ikrar. La ilaha illallah itu kan janji Iyakannabu wa ikannasta'in itu kan janji Inna solati wa nusuki wa mahyai wa mahti lillah Kemudian niripati Siapa saja Allah kata Yang menepati, yang memenuhi janjinya Bagi Allah Fastab shiru Maka Begembiralah kamu, kamu berhak dapat kegembiraan Dibibayakum dengan perniagaan atau jual beli kamu Baik, baik Baik itu jual beli Alladhi yang bayatumbih Yang kamu adekan jual beli itu dengannya Zalika itulah wadih alfawz Kejayaan al-azim yang maha besar yang agung Yang paling agung yang di surga Hai, ini cerita tentang Allah akan membeli harta dan jiwa raga orang mu'min yang diinfakkan di jalan Allah Dan siapa yang telah menginfakkan itu? Orang yang telah menulikan janjinya pada Allah dan yang telah menulikan janjinya pada Allah Allah akan Allah kata berhak mendapat khabar kebira dengan peniagaannya yakni al-fawz al-azim mana iltifatnya iltifatnya tetap sama yakni gaibah kepada mukhotab Mana goibahnya? Goibah, goibah. Goib, goibnya mana? Yang goib itu mukhatab, mukhatab itu goib. Dia itu, hang-hang itu dia. Gitu lah. Depa itu kama, kama itu pun depa. Ya? Kan semuanya itu cerita waibah asalnya Allah memberi daripada orang mu'min diri mereka Harta mereka Bahasanya mereka dapat surga Mereka berperang Mereka di Mereka membunuh Mereka dibunuh Itu kan mereka-mereka itu mereka mu'min Itu namanya zamir Dhamir Waib Kemudian bertukar menjadi Mana? Apa jauh sangat? Fastab shiru Tak payah jauh-jauh Fastab shiru Bertukar jadi Mukhata Bergembiralah kamu Kamu Wah itu udah wah mukhotob Wah-wah sebelumnya Fa yuktalun, wa yaktulun, amwalahum ha-ha-ha Yuk yukotilun Wah itu wah ujama' untuk ga'ibah Fastab shiru, fastab shiru, fastab shiru Bergembiralah kamu Itu udah jadi mukhotob Sama-sama wah ujama'ah Tapi kan yang satu wah ujama'ah semu khotob Itu namanya iltifatnya Nah kenapa Allah tukar Kena iltifat, litashrif Allah memandang Mulia kepada orang ini Atau orang ini Diberi kemuliaan Jadi cara mencari Kemuliaan inilah satu diantara caranya Ya ini kita tidaklah rajin mengadakan, melakukan transaksi niaga dengan Allah. Jadikanlah Allah sebagai partner niaga kita. Mitra niaga, partner niaga gulak. Kalau partner, bisnis. Bisnis partner. Kalau niaga, mitra niaga. Atau Kongsi, Rakan Kongsi Rakan Kongsi Pasti untung Untung karena apa? Karena bila kita menjadikan Allah sebagai partner Rakan apa namanya ini Mitra Niaga Kita yang mendapatkan keuntungan 100% daripadanya Sedangkan Allah tidak mendapat apa-apa Tidak inginkan untungan sama sekali Hai yang untung 100% kita Wah biasanya bila orang berkongsi niagakan untuk dibagi saling menguntungkan berniaga dengan Allah bukan saling menguntungkan Hamba yang untung seratus peratus Jadi ditukarnya fastab shiru itu karena Allah tidak memberi kemuliaan Bukan kepada orangnya secara pribadi Tapi juga kepada perbuatannya So perbuatan yang sangat mulia dalam pandangan Allah Dan dilakukan oleh orang yang sangat mulia dalam pandangan Allah Yakni jual beli dengan Allah Berniaga dengan Allah Apa yang sesuai berniaga? Mengembalikan semula Nikmat yang Allah berikan pada kita Kepada Allah Bagaimana cara mengembalikannya? Ya, dimanfaatkan, diinfakan dalam Apa? Jalan Jalan-jalan yang sesuai dengan kehendaknya Itu punya berniaga Asal yang kita manfaatkan ini sesuai dengan kehendak pemberinya Dalam istilah agama dipanggil syukur Dalam agama dipanggil syukur Yom mensyukuri nikmat Allah itulah beniaga yang paling menguntungkan Sebab definasi syukur ialah Tasarrufun ni'am nahwal mun'im Syukur ialah menggunakan nikmat sesuai dengan kehendak yang memberi nikmat Itu syukur Jangan lupa, asyukruhuwa tasarrufun ni'amnah wal mun'im, bahasa Arabnya. Tak tau Arabnya pun tak apa, orang Arab tak marah. Syukur ialah membelanjakan nikmat sesuai dengan kehendak pemberinya. Pemberi nikmat Allah, ya sesuai dengan kehendak Allah lah. Bukan ikut kehendak kita. Kalau kita membelikan nikmat Allah, menurut keinginan kita itu namanya kufur. Sebab itu mubadir namanya kufur. Boros kufur. Bakhil kufur. Israf kufur. Itraf kufur. Karena apa? Karena tabdir, israf, itraf, bakhil, itu membelanjakan nikmat tidak sesuai dengan pemberinya. Jadi syukur mana? Syukur yakni mengelakkan dalam mengtasorobkan nikmat, mengelakkan daibara sifat tabdir, bakhil, isrof, dan itrof. Ada empat itu kena ditinggalkan. Pasti untung, pasti untung, sekecil apapun. Walaupun hanya istilahnya Satu ringgit Dimasukkan dalam Tabung, kotak, khairat, itu dah peniaga itu Dan Masya Allah besar tuh 1 ringgit Sebab waktu itu harta dia hanya 2 ringgit Bukan 50% Pada saat itu, kata Allah SWT, rezeki yang ada pada hamanya 2 ringgit. Dia sanggup memberikan 1 ringgit, kan 50%? Uh, Masya Allah, sekali derma 50%. Kalah emir kuid Sebab kalau emir kuid bagi infak sejuta Mungkin sejuta hanya berapa pesannya daripada kekayaan dia Nah Itu tak payah segan-segan satu ringgit Tak payah malu walaupun satu ringgit Tapi wajib malu bila hanya mau satu ringgit sedangkan dia punya satu pilihan, malu lah itulah masanya tapi kalau punya 2 ringgit, punya 1 ringgit, ya tak malu 50% tuh banyak tuh jangan ada peluang masa senyum aja Hari Jum'ah ini hari Jum'ah kan Di majid biasanya ada Tabung Tabung otomatik jalan sendiri Ada tabung lalu. Dah jelas itu tabung. Ya kan disitu dia untuk pembangunan mahjir ke. Pengurusan mahjir ke. Conca lah. Yang pasti bukan untuk makan sedap lah. Pasti dihidupkan Allah lah niatnya. Ya peluang itu masukkan lah Pak Haji-Pak Haji itu. Jangan nampak ada tabung bertidur. Sekali dah lalu. Sego pula. Aloh hebah akhirnya lah. Jangan jadi Lagi bulan hari jumat Kan digalakkan bersedekah Digalakkan untuk Salawat Cuma sudah tau Tinggal mengamal aja Tidak terluka Saya pribadi lah kadang terlintas begini Secara pribadi Di Malaysia ini sebenarnya secara pribadi Saya kurang tak begitu rasa risaulah Termasuk untuk diri sendiri Tentang kefahaman Terhadap agama Sebab sudah banyak faham Jadi sebenarnya saya tak berisau Yang kita berasal kan beramal Ya buktinya rajin orang belajar itu kan Nak cari faham Kan belajar itu untuk supaya kita faham apa ilmu Yang perlu kita risaukan bila tak beramal Jangan nanti ilmu bertambah, amal tidak Bertambah ya, untuk apa ilmunya? Ilmunya menjadi Khujjatun alallah Khujah atas Allah Ahujjatun alaina Khujah lillah Alaina, menjadi hujah bagi Allah untuk menempelak kita Kata ulama dipanggil itu namanya Al-ilmu fil-lisan Bukan al-ilmu fil-janan Kalau ilmu itu dalam hati, maknanya di amal, ilmu itu menjadi hujah bagi pemiliknya di hadapan Allah. Tapi kalau ilmu hanya sebagai koleksi fikir, mengisi otak dengan berbagai pengetahuan, tapi dia di amal, tahu tapi dia di amal, itu yang ini menjadi hujah bagi Allah untuk menempelak kita. So, lagi berat. Lagi berat. Dan satu di antara punca terbesar penyesalan manusia di akhirat ialah dia tahu ada peluang, dia mampu, dia ada peluang tapi tak mau. Dia tahu, dia ada peluang, ada kemampuan Tapi tak buat Uh, itu penyesalan yang luar biasa Sangat-sangat besar Apa yang punca persalahan itu Jadi contohnya ini, Masya Allah Dimuliakan, bukan hanya amalnya yang menyebabkan ia mulia Orangnya pun dimuliakan Orangnya dimuliakan, amalnya dimuliakan Berniaga dengan Allah Jadi rajilah kita, hendaklah kita Melakukan transaksi niaga Dengan Allah Dan memberi keuntungan karena bila terhasilnya Allah bukan saling menguntungkan, tidak. Kita saja yang untung. Kita saja yang untung. Jadi disitu ada kalimat fastab shiru. Menjadi khitab. Menjadi khitab. Tashrifan lahum. Karena Allah ndakma. Apa namanya? Muliakan. Memuliakan. Hai baik coba lihat lagi satu jam sekalian yang ini nanti tak payah lama-lama pikirnya pasal sudah banyak sangat kan takkan cari hitung gaibah dengan kita pun lama sangat Hai sebaik yang kita beri sekarang bukan lebih oribah pada kitabnya faedahnya yang saya yang saya jelaskan sekarang faedah tujuannya itu hitap apa namanya goib kuala kitab dah dah itu luar kepala itu sampai mimpi pun boleh jawab dan sudah banyak kan contohnya yang kita beri bukan dari mana goibah hitam itu sudah sepatunya sudah hafal Sebab yang kita lihat sekarang ialah tentang apa faedah di sebaliknya Apa rahasia penukaran itu Soalnya itu kalimat penukaran itu kena sudah cepat nampak Coba perhatikan surah Sod Surah Sod Sod Ayat 52 53 52, 53 sengaja saya carikan yang paling-paling mudah ayat ini langsung tak bertupeng tak ada tupeng, tak ada ada make up tak ada tak memang betul-betul mudah dikenal pasal tak pakai makeup kalau beneran kan tak kenal sebelum make up dengan dan mereka bukan lain Oh saya tak Kenalah tadi awak Rupanya awak Saya ingat bidat dari turun ke yang mana Kalau dibuang makeupnya baru kena Ini betul-betul Tak bertupeng Tak ada makeup sikit pun Pakai bedak nipis pun tak ada Di dalam ayat yang ke-52 dari Murti Surah Saut Allah berfirman وَعِنْدَهُمْ قَاسِرَةُ الطَّرْفِي أَطْرَابَ Dan di sisi mereka, ini cerita ahli neraka surga ya? Ahli? Surga. Dan di sisi mereka, ahli surga itu, Qasiratutarfi. Ini menurutkan sifat. Bukan menurutkan kepada yang punya sifat. Bukan mausub, tapi sifatnya. Ya, ini sifat. Sifat mereka yang menjadi teman alisurga itu sifatnya Koshirotutorfi Makna harfiyahnya Koshir itu pendek Koshir itu pendek Koshir Torfun itu pelupa mata Ini makna apa afiahnya, jadi pendek-pendek pulau matam ini ya sepet dan di sini mereka yakni pendamping-pendamping alisuri itu sepet-sepet Dalam bahasa Arab Ya mas kalian Istilah bahasa Arab Lawannya Kalau dalam bahasa Melayu Bukan terjemahan bahasa Melayu Bukan kalau di Dalam bahasa Melayu lawannya Mata keranjang Lawannya mata keranjang Lawan mata keranjang Bahasa namanya Ya peluang mata pendek Mata yang Ya Maksudnya Masya Allah Menjaga pandangan mata Akhlaknya mulia Budinya luhur Budi paketnya luhur Hai menjaga diri sebabnya sebut itu mata keranjang kan Oh itu mata bakul woi lagi lah untuk ke sana kemarin suka jeling-jeling sana juga jenis itu mana tak baik ini tada akhlaknya Masya Allah Budi paketnya subhanallah Itu yang menjadi teman Alisurga Ima nanti yang lelaki dapat teman perempuannya Wa ima alisurga perempuan Wanita dapat teman lelakinya Sebab ini bukan jenis jantina Ini bukan jenis jantinanya Tapi lebih kepada Sifatnya Sebab di surga tidak ada yang bujang Tak kira laki maupun perempuan Ada laki semasa hayatnya meninggal sebelum sempat berkeluarga Dan dialih surga Yang di surga diberikan pasangan oleh Allah Pasangannya nanti kosirotutervi Kosirotervi bukan menunjuk pada orang Jepun Jangan orang Korea Atau juga kaum wanita Yang di dunia tidak sempat berkahwin sebelum meninggal Sebelum meninggal tak sempat kahwin Kemudian di akhirat ahli surga Pun dalam surga nanti Allah bagi pasangan Pasangannya sifatnya pun Kosirotutervi Malangnya kosirotervi selama ini sudah diterimbakan Pidah dari Jadi keadaan kepala kita Mesti perempuan Akhirnya si perempuan protes Mana si bidah darah Bidah darah itu malah perempuan Yang masih perawan Bidah darah Kalau bida itu tak tahu asal-usulnya, sebab baru bida dari, dari mana, dari... Belum jelas asal-usulnya. Ini sifat, jadi tak kira pasangan laki, pasangan perempuan, Masya Allah punya budi putih luhur, akhlak yang mulia. Atrop, se... Apa? Bayar. Memang, sebayar. Hai sesuai ini betul-betul kalau dalam bahasa Melayu istrinya laksana pinang atrof orang tak ada is macam tak padan lah dari segi tingginya saiznya dari rubah semua padan bahkan sifatnya sama-sama baik sama-sama mulia ini surga Tak perlu khawatir yang perempuan, tak perlu khawatir yang lelaki. Jadi diubah, pemahamannya diubah. Kau sehat tapi jangan diartikan yang berkaitan dengan jantina. Kalau dengan jantina nanti marah yang sebelah. Hatha, inilah maknanya janji Allah seperti itu Ini, ini, ini, janji yang seperti itu Ma'apa yang tu'adun, dijanjikan pada kamu Liyaumil hisab Bagi hari perhitungan nanti Yang ini di akhirat lah nih, di dunia tak adalah Di dunia, di dunia Allah suruh kita berusaha mencarinya Bila di dunia dapat pasangan kosirotu torfi, yang perempuan dapat begitu, yang lain-lain, ya. mudah-mudahan peluang untuk masuk surga ditemu surga sangat besar tapi kalau tidak ya susah baik, dalam hal ini saya katakan ini tanpa topeng, tanpa make up ini, iltifatnya Daripada gaib pada kitab, mana dia? Indahum Jadi itu? Aduh, ini tuh yang katakan tanpa topeng Tanpa make up Indahum sih mereka, mereka tuh ahli surga Matu adun apa yang dijalankan pada kamu? Kamu itu pun ahli surga, jadi kamu itu mereka, mereka itu kamu Itu namanya iltifat Mudah kan? Tengok makeup pun tak ada. Tengok. Tak bagi bedak. Jadi kenalnya. Dan tujuannya seperti mana yang sedang kita pelani. Tashrif. Allah nak memuliakan. Artinya orang-orang yang dapat surga layak masuk ini, dapat kemuliaan yang sangat tinggi di sisi Allah. Allah pandang dia mulia. Allah pandang perbuatan mereka pun mulia Inilah cara mencari tasrif Kalau orang ingin dimuliakan oleh Allah Baca ayat-ayat yang ada iltifat dunia tasrif Dari situ macam-macam Itulah maksud panduan dalam Al-Quran nih Ya mungkin yang jelas yang disitu tidak ada tersedia tidak ada iltifat tapi jelas contoh cuman anak jadi kemuliaan di sisi Allah yang dalam ayat yang mudah kita Fahmi karena tidak ada iltifat inna akromakum indah loyat kukum bahamanya sesungguhnya Yang paling mulia daripada kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Maknanya bila kita paling bertakwa, makin bertakwa makin mulia lah. Itu jelas. Mudah sekali ayat seperti itu. Untuk memahami bagaimana nak menjadikan diri ini mulia di sisi Allah. Tapi adakah itu saja? Lalu apa maksud takwa? Takwa yang membolehkan orang dipandang mulia di sisi Allah itulah Ya contohnya dalam ayat-ayat yang sedang kita pelajari ini Iltifat yang tujuan untuk tasrif ini Dimana tadi diceritakan tentang Apa namanya Perniagaan dengan Allah Dan perniagaan Allah sangat luas sekali pengertiannya Bidangnya sangat luas sekali Sangat luas sekali Melakukan transaksi niat Dengan Allah subhanahu wa ta'ala Itu apa namanya? Contoh At-tashrif Li-tashrifil muttaqin Karena Allah tidak memberi kemuliaan kepada orang yang bertakwa Yang dengan taqwa masuk surga Artinya, sekecil apapun perbuatan yang dilakukan oleh kita Yang ada kaitan dengan ketakwaan Ia adalah mulia di sisi Allah Walaupun kecil Walaupun perbuatan itu nampaknya remeh Tapi jika perbuatan yang dianggap remeh itu ada kaitan dengan meningkatkan ketakwaan, ia mulia dan tinggi di sisi Allah. Ganjarannya dinyata al-fawzul azim tadi. Itu yang kadang-kadang macam tak seimbang lah memang kadang-kadang. Perbuatannya kecil sahaja. Nampaknya masa di dunia. Kan? Jadi, ya contohlah Bersedekah dengan Secepis tamarikan benda yang Allahu Akbar Siapalah nak puji Dermawan sungguh lah, semalam dibagi sedekah Sebijik tamar, itu perli Kalau ada orang malah perli Tapi Tapi itulah takwa Hanya dengan sebiji tamar, karena dia mampu itu sahaja, Allah terima pula ganjarannya al-fawzul azim. Kan macam, memang tak seimbang lah bila Allah bagi ganjaran balasan itu. Masya Allah. Sebab itu jangan meremehkan perbuatan yang ada kaitan dengan ketakwaan Untuk menikmati ketakwaan hanya karena kecilnya perbuatan itu Yang mungkin orang pun tak kisah, orang pun tak menghargai Ya biolah, penghargaan seorang kan malah sangat kecil Harapkan saja penghargaan daripada Allah lagi besar Kalau kita menghargai penghargaan Indonesia, tak ada nilainya Paling-paling setinggi mana penghargaan orang ya Penghargaan orang agaknya, penghidupan orang agaknya sebesar mana? Yang paling besar sekali Yang paling besar sekali penghargaan daripada manusia Ya paling-paling dibagilah sijil daripada UN paling-paling Pertubuhan bangsa bersatu paling-paling Dapat sijil Kadang penghidupan di dunia lagi pelik Orang ini karena dimuliakan oleh ini, ya paling-paling namanya ditulis di atas lantai, dipijak-pijak orang. Itu saja. Karena orang macam itu pun satu kebanggaan. Nama ditulis atau, nasib baik ada nama. Kalau muka dia juga gambar. Itu orang pijak-pijak, lagi penghinaan. Itu pun dirasa, wuuuh. Allah, hai. Penghargaan Allah itu syurga. Jadi penat kalau mencari penghargaan manusia. Sangat penat. Nama ditulis, dipijak-pijak orang pula. Nasib baik dah ditulis di gambar muka dia. Dah tahulah cara orang kapal memang lain dengan cara orang Islam. Islam tidak begitu. Tidak begitu. Sebab semuanya Allah yang menilainya. Wallahu'alam. Mudah-mudahan dapat difahami dan menambahkan pengetahuan kita tentang Al-Quran. Terima kasih.