Transcript for:
Sejarah dan Pelajaran Kesultanan Ottoman

Intro Tidak mungkin dipungkiri jika Kesultanan Ottoman merupakan salah satu kesultanan yang paling berpengaruh pada sejarah dunia Dulayahnya membentang di antara tiga benua yakni Asia, Eropa, dan Afrika Serta kesultanan ini bertahan selama 623 tahun, dari 1299 hingga 1922. Meskipun di zaman sekarang, kesultanan Ottoman sudah tidak ada lagi, namun warisannya masih hidup. hingga di abad ke-21 ini. Selain meninggalkan, banyak peninggalan berupa objek seperti makanan, musik, dan fashion. Sultan Ottoman juga banyak meninggalkan ide-ide lainnya seperti taktik militer dan budaya toleransi. Padahal di awal mula berdirinya, Sultan Ottoman adalah bangsa Turkic yang hidup secara nomaden sebelum akhirnya mereka berhasil menginvasi dan memutuskan untuk menetap di wilayah Anatolia. Kalau dilihat-lihat dari sejarahnya, suku nomaden Dan seperti ini, umumnya dipekerjakan kekasaran menjadi pasukan bayaran dengan bertugas sebagai tentara berkuda. Yuk kita bahas apakah penyebab utama mengapa Kesultanan Turki Otoman mampu berubah menjadi begitu kuat. Bangsa Turki merupakan orang-orang yang serumpun dengan bangsa Turki lainnya. Tanah air mereka berada di Asia Tengah yang dipercaya merupakan daerah pegunungan Altai di Mongolia bagian barat. Bahasa Orang orang Turkik hingga sekarang merupakan bagian dari bahasa Altaik. Dan kini, selain di Turki, orang Turkik juga mendiami wilayah di Asia Tengah seperti Uzbekistan, Kazakhstan, Turkmenistan, dan sebagainya. Mereka memutuskan untuk memeluk agama Islam seiring dengan adanya kontak dengan pedagang di era Jalur Sutra. Selain itu, ada juga peristiwa lain seperti penaklukan muslim di Transoksiana. Meskipun mayoritas beragama muslim, Namun ada juga orang Turkic yang beragama lain, seperti Kristen, Buddha, hingga agama tradisional nomaden lainnya. Pada abad 10, sebagian dari orang-orang Turkic mulai hidup nomaden sambil pergi ke barat. Peristiwa ini disebut sebagai migrasi Turkic. Mereka pergi ke arah barat, melewati daerah-daerah yang saat ini menjadi bagian dari negara seperti Armenia, Rusia, dan Ukraina. Salah satu bukti dari migrasi ini, adanya orang-orang Turkic di Eropa Timur seperti orang Tartar di Crimea. Di abad 11, beberapa dari mereka ada yang sudah mendiami wilayah Anatolia dan mereka disebut sebagai orang Turki Seljuk. Tidak seperti sebelumnya, di mana mereka hidup secara namaden. Kali ini orang-orang Turki Seljuk memutuskan untuk menetap setelah menang di pertempuran Manzikert pada tahun 1071. Pertempuran ini sangatlah penting di dalam sejarah, karena setelahnya, Kekaisaran Bizantium Romawi mengalami banyak masalah dan kemunduran drastis. Kekalahan ini juga meningkatkan turkifikasi di Anatolia. Meskipun berhasil memenangkan pertempuran, Kekaisaran Bizantin kini melihat mereka sebagai ancaman serius dan meresponnya. Kekaisaran Alexios I Komnenos sampai meminta bantuan dari Eropa yang secara tidak langsung menolak. memulai Perang Salib. Dari sudut pandang Bizantin, Perang Salib ini sebenarnya lebih bertujuan untuk menguasai kembali wilayah-wilayah kekasaran yang sebelumnya dikuasai oleh Turki, bukannya untuk merebut kota Yerusalem. Tiga generasi Komnenos, yang berkuasa dari tahun 1081 hingga 1180, dapat dikatakan sebagai masa terburuk bagi Turki, karena berbagai restorasi yang mereka lakukan berhasil memperkuat kekasaran Bizantin yang sebelumnya sudah berada di ambang kehancuran. Setelah kematian Manuel, kekasaran ini kembali mengalami kemunduran akibat Perang Saudara. Orang Turki Seljuk pada akhirnya membangun Kesultanan Rum sebelum pada akhirnya runtuh karena diserang oleh Mongol pada pertengahan abad ke-13. Tanpa adanya pemerintahan, kini para Turki Seljuk hidup dengan komunitas kecil-kecilan di masing-masing tempat. Ertuğrul, salah satu dari pemimpin komunitas ini, mendapatkan tempat di Sogut. Mereka mencoba sebisa mungkin untuk bertahan terutama dari serangan Kaisaran Bizantin yang melihat bangsa Tuki sebagai ancaman. Sepeninggal Ertugul, anaknya yang bernama Osman berhasil menggantikannya. Di masa inilah, Kesultanan Ottoman mulai ada secara de facto. Meskipun secara de jure, Ottoman disebut sebagai Beylik. Osman mengumumkan berdirinya Ottoman Beylik dengan Osman pertama sebagai pemimpinnya di tahun 1299. Secara universal, tahun 1299 diterima sebagai tanggal berdirinya Kesultanan Ottoman, meskipun saat itu status dan kekuasaannya masih tidak lebih dari Bailey. Osman adalah pemimpin yang hebat, dan bahkan dia memperoleh banyak kepercayaan dari orang Turki lainnya. Setelah mengalahkan Bizantin pada pertempuran Bapeus, dia juga berhasil mengamankan banyak daerah Bizantin seperti kota Yenisehir. Namun, kemenangan terpenting dalam hidupnya adalah kemenangan di Bursa, sebuah pengepungan yang berlangsung selama kurang lebih 9 tahun, di mana Osman berhasil mengamankan kota tersebut. Meskipun dia hanya memimpin selama 6 hingga 7 tahun, anaknya yang bernama Orhan mengantikan kepemimpinannya dan menjadikan Bursa sebagai ibu kota Ottoman. Meskipun kesultanan ini semakin lama semakin berkembang, Namun mereka berhasil menjaga kestabilan politik walaupun memiliki penduduk yang beraneka ragam Kesultanan Ottoman adalah kesultanan muslim yang memiliki penduduk minoritas seperti Kristen dan Yahudi Untuk menjaga keamanan dan stabilitas, mereka membuat sebuah sistem yang bernama Milet. Di sistem ini, orang-orang yang beragama mayoritas diberikan otonomi untuk hal-hal yang bersifat pribadi. Mereka tidak dipaksa untuk masuk ke dalam muslim, namun mereka tetap harus tunduk dan menjadi warga Ottoman yang patuh terhadap pemerintah. Bagi Kesultanan Ottoman, kaum minoritas seperti Kristen dan Yahudi merupakan kaum dimi. Mereka hanya perlu membayar pajak khusus yang disebut sebagai jizya. Bertentangan dengan banyak pandangan modern saat ini, kebijakan ini dapat dikatakan sebagai yang paling toleran dibandingkan negara atau kerajaan-kerajaan lainnya pada saat itu, di mana hukuman bagi yang berbeda kepercayaan biasanya berupa diskriminasi, diusir dari tempat tinggalnya, atau bahkan digunuh. Sultan yang kompeten, kestabilan politik, dan kebijakan toleransi yang secara relatif lebih baik menjadi kunci kesuksesan bagi ekspansi Ottoman. Bayangkan jika mereka dipimpin oleh sultan yang tidak kompeten, pemberontakan pasti terjadi di mana-mana, dan Turki pastinya akan sangat sibuk untuk mengurusi pemberontakan dibandingkan melakukan ekspansi. Pemerintahan juga bisa menjadi kacau apabila sultan yang memerintah ternyata tidak kompeten. Kunci lainnya yang tidak kalah penting, adalah Bubuk Mesiu. Kesultanan Ottoman merupakan salah satu dari tiga Gunpowder Empire bersama kekasaran Mughal dan Safavid. Teknologi ini tentunya memberikan keunggulan bagi Ottoman dibandingkan musuh-musuhnya karena kini mereka dapat berperang dengan menggunakan senjata api dan beriam. Jenis senjata api yang pertama kali diperkirakan digunakan oleh Ottoman adalah jenis artileri. Namun para ilmuwan masih mencari pasti kapan dan senjata tersebut digunakan pertama kali. Banyak sumber yang percaya teknologi ini digunakan pada akhir abad ke-14 hingga pertengahan abad ke-15. Meski nampaknya Kesultanan Ottoman berekspansi dengan cepat, namun kita harus paham bahwa musuh Kesultanan Ottoman bukanlah negara yang lemah. Contoh lawannya adalah Serbia, Hungaria, dan dinasti Habsburg. Kesultanan Ottoman Membutuhkan waktu kurang lebih 100 tahun untuk mengalahkan Serbia sebelum ditaklukkan oleh Mehmed II pada tahun 1459. Mehmed II adalah Sultan yang unik, karena umurnya masih 21 tahun, ia berhasil menaklukkan Konstantinopel pada 1453 yang mengakhiri kekasaran Bizantin. Selain itu, Mehmed II dikenal karena ia menerima siapapun yang mau bekerja untuknya, misalkan orang tersebut adalah orang yang kompeten. Salah satu contohnya yang paling terkenal adalah Orban, insinyur asal Hungaria yang terkenal karena merancang berbagai meriam yang menjadi cikal bakal dari meriam Dardanelles. Setelah Kesultanan Ottoman menguasai Konstantinopel, mereka memutuskan untuk menutup jalur perdagangan dari Asia ke Eropa maupun sebaliknya yang membuat harga barang-barang seperti rempah-rempah menjadi sangat mahal. Meskipun hal ini menguntungkan Ottoman, namun dalam jangka panjang, hal tersebut menjadi pedang bermata dua yang mendorong bangsa Eropa akhirnya mencari jalan lain untuk mendapatkan sumber daya. Meski Kolumbus tidak berhasil menemukan Asia, namun Kolumbus berhasil menemukan benua Amerika yang sangat menguntungkan Eropa dan membuat jalur Kesultanan Turki di selat Bosporus menjadi bukan satu-satunya jalur yang dimanfaatkan oleh pedagang Eropa. Namun masih diperlukan waktu sebelum bom meledak, dan Turki masih tetap melanjutkan ekspansinya. Ekspansi Ottoman serta kejayaan Ottoman mencapai puncaknya di bawah Sultan Sulaiman yang luar biasa. Selama 46 tahun kekuasaannya, dari tahun 1520 hingga 1566, Kesultanan Ottoman menjadi kesultanan yang sangat berkuasa di Eropa, Asia, dan Afrika. Sulaiman Bahkan membuat lawan-lawan utama Ottoman seperti Habsburg, Safavid, dan Hungaria menjadi segan kepada mereka. 1520 hingga 1566 merupakan masa kemasan Ottoman, karena selain menjadi kekaisaran yang ditakuti oleh lawan-lawannya, kehidupan di masa Sulaiman bisa dibilang yang paling tiga terah. Ini, perdagangan, teknologi, dan bidang lainnya juga selalu berkembang. Namun tentunya, tidak ada apapun di dunia ini yang bertahan selamanya. Sultan Sulaiman yang membawa ke sukarna Turki mencapai puncak kejayaan, meninggal di tahun 1000. Pada tahun 1566, impian Suleiman untuk menguasai Viena tidak pernah terrealisasi. Selain itu, di abad ke-16, banyak negara-negara di Eropa yang telah menemukan jalur lain untuk mencari rempah-rempah yang telah dimulai oleh Portugal pada tahun 1511. Ottoman yang hanya menguasai Stadbosporus kini bagaikan memegang sebuah telur emas, namun negara lain yang memiliki telur emas yang berbeda. telah memegang banyak telur emas. Selain itu, kebijakan toleransi beragama juga menjadi tidak terlalu menarik setelah Eropa berhasil mengakhiri perang 30 tahun dengan perjanjian Westphalia yang indah. intinya mulai membuat Eropa semakin terbuka terhadap perbedaan kepercayaan, tidak kolot seperti di masa-masa sebelumnya. Posisi Turki-Ottoman juga menyulitkan mereka untuk melakukan ekspansi ke wilayah lain, terutama ke benua Amerika yang terlihat mustahil dengan kondisi geopolitiknya. Sebeninggalah Sulaiman, masalah korupsi, sultan yang tidak kompeten, dan ketinggalan teknologi mulai dirasakan oleh pemerintah Turki. Meskipun masih ada Sultan yang kompeten, seperti Sultan Selim III dan Abdul Mejid, namun masih ada masalah lainnya di tubuh pemerintahan Kesultanan. Negara-negara Eropa lainnya yang menyadari bahwa Ottoman telah ketinggalan, memutuskan tidak membiarkan Ottoman untuk mengejar ketinggalan mereka. Sultan Ottoman akan runtuh selama-lamanya di tahun 1922 dan digantikan dengan Republik Turki. Menurutmu, apakah pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari kisah kebangkitan dan keruntuhan Turki? Yuk berikan pendapatmu di kolom komentar. bila kamu merasa konten ini bermanfaat. Terima kasih.