Hai Kesultanan Turki Uthmaniyah atau Kesultanan Turki Ottoman adalah sebuah negara lintas benua yang didirikan oleh suku-suku Turki di bawah pimpinan Osman Bey di barat laut Anatolia pada tahun 1299 setelah tahun 1354 Turki Usmaniyah melintas benua Eropa dan memulai penaklukan Balkan hingga mengubah negara Usmaniyah yang hanya berupakan dipaten kecil menjadi negara lintas benua Kesultanan Turki Usmaniyah juga mengakhiri riwayat Kekaisaran Romawi Timur seiring penaklukan Konstantinova oleh Mehmed II atau Muhammad Al-Fatih pada tahun 1453 Bagaimana sejarah berdirinya Kesuatanan Turki Utsmania atau Turki Ottoman hingga runtuhnya Kesuatanan tersebut dengan ditandai didirikannya Republik Turki oleh Mustafa Kemah Atatürk Mari kita bahas bersama Sejajar Arah Pada akhir abad ke-13, Kesultanan Sejuk Runtuh dan Anatolia terbagi-bagi menjadi beberapa kabilah kecil. Salah satu kabilah tersebut adalah Sogut, sebuah suku kecil yang berdiam di lembah sungai Sakarya. Pemimpin dari suku ini adalah Ertugrul, yang merupakan ayah dari Osman Bey atau Osman I. Ketika Ertugrul meninggal dunia pada tahun 1281, Osman Bey menjadi pemimpin suku tersebut dan namanya menjadi asa usul nama Osmania. Osman Bey memperluas batas permukiman Turki sampai pinggiran kekaisaran Bijantium.
Tidak jelas bagaimana Osman Bey berhasil menguasai wilayah tetangganya karena belum banyak diketahui soal sejarah. Anatolia pada abad pertengahan pada abad setelah meningganya Osman Bey kekuasaan Uthmaniyah mulai meluas sampai Mediterania Timur dan Balkan putra Osman Bey yaitu Orhan menakutkan maklukan kota Bursa pada tahun 1324 dan menjadikannya ibu kota negara Utsmania kejatuhan Bursa menadakan berakhirnya kendali Bizantium atas Anatolia Barat Laut kemenangan Utsmania di Kosovo tahun 1389 juga secara efektif mengawali kejatuhan pemerintahan Serbia di wilayah itu dan membuka jalan untuk memperluas wilayah Utsmania di Eropa Pertempuran Nikopolis pada tahun 1396 yang dianggap luas sebagai perang sali besar terakhir pada abad pertengahan gagal menghambat laju bangsa Turki Utsmania seiring meluasnya kekuasaan Turki Utsmania makin dibahkan penaklukan strategis Konstantinopel menjadi tugas penting Kesotanan ini mengendalikan hampir seluruh bekas tanah Bizantium Namun warga Yunani Bizantium sempat luput ketika Tiga penguasa Turk-Mongol dari dinasti Timuriyah yaitu Timur Leng menyerbu Anatolia dalam pertempuran Ankara tahun 1402 dengan kemenangan oleh Timur Leng dan kemudian menangkap Sultan Baye Jidzatu. Penangkapan Bayi Yigit I menciptakan kekacauan di kalangan penduduk Turki.
Negara pun mengalami perang saudara yang berlangsung sejak 1402-1413 karena para putra beya. Gajij memperebutkan tahta perang berakhir ketika Mehmed 1 naik sebagai suotan dan mengembalikan kekuasaan Utsumania kenaikannya juga mengakhiri interregnum atau perang saudara selama 11 tahun Turki Utsumania sebagian teritori Utsumania di Balkan seperti Thessaloniki Makedonia dan Kosovo sempat terlepas setelah tahun 1402 Tetapi berhasil direbut kembali oleh Murad II antara tahun 1430-an dan 1450-an Pada tanggal 10 November 1444, Murad II mengalahkan pasukan Hungaria Polandia dan Wallasia yang dipimpin oleh Wladislaw III dari Polandia dan Jansson Huniadi di pertempuran Varna yaitu pertempuran terakhir dalam perang Salim Varna 4 tahun kemudian, Jansson Huniadi mempersiapkan pasukannya yang terdiri dari pasukan Hungaria dan Wallasia untuk menyerang Turki namun dikalahkan oleh Murad II dalam pertempuran Kosovo II pada tahun 1448. Putra Murad II yaitu Mehmed II atau yang sering dikenal dengan Muhammad Al-Patih menata ulang negara dan militernya lalu menaklukkan Konstantinopel pada tanggal 29 Mei 1453. Mehmed mengizinkan gereja ortodok mempertahankan otonomi dan tanahnya dengan imbalan mengakui pemerintahan Utsmania. Karena hubungan yang buruk antara negara-negara Eropa Barat dan Kekaisaran Romawi Timur, banyak penduduk ortodoks yang mengakui keselotanan Utsmania alih-alih Venecia. Pada abad ke-15 dan 16, Kesuotanan Utsmania memasuki periode ekspansi.
Kesuotanan ini berhasil makmur dibawah kepemimpinan sejumlah suotan yang tegas dan efektif. Ekonominya juga maju karena pemerintah mengendalikan rute-rute perdagangan darat utama antara Eropa dan Asia. Suotan Selim I yang memimpin Utsmania antara tahun 1512 sampai 1520 memperluas batas timur dan selatan Kesultanan Usmania secara dramatis dengan mengalahkan Shah Ismail dari Persia-Sapawiyah dalam pertempuran Chaldiran. Selim I mendirikan pemerintahan Usmania di Mesir dan mengerahkan angkatan lautnya ke Laut Merah.
Setelah ekspansi tersebut, Persaingan pun pecah antara kekaisaran Portugis dan Kesultanan Usmania yang sama-sama berusaha menjadi kekuatan besar di kawasan itu. Sulaiman Agung yang memimpin Usmania antara tahun 1520 sampai 1566 mencampur Belgrad pada tahun 1521 dan menguasai wilayah selatan dan tengah kerajaan Hungaria sebagai bagian dari peperangan Usmania-Hungaria Setelah memenangkan pertempuran Mohaks pada tahun 1526 ia mendirikan pemerintahan Turki di wilayah yang sekarang disebut Hungaria kecuali bagian baratnya dan teritori Eropa tengah lainnya Ia kemudian mengepung Wina pada tahun 1529 tetapi gagal Pada tahun 1532, ia melancarkan serangan lain ke Wina, namun dikalahkan pada pengepungan Guns. Pada sekitaran abad ke-15, Perancis dan Kesuatanan Utsmania bersatu karena sama-sama menentang pemerintahan Habsburg dan menjadi sekutu yang kuat.
Penaklukan Naich pada tahun 1543 dan Corsica pada tahun 1553 oleh Perancis adalah salah satu hasil kerjasama antara pasukan Raja Perancis I dari Perancis dan Sulaiman I yang agung dari Kesuatanan Utsmania. Pasukan tersebut dipimpin oleh Laksamana Usmania, yaitu Kairudin Barbarossa dan Turgut Reis. Satu bulan sebelum pengepungan Naes, Perancis membantu Usmania dengan mengirimkan satu unit altileri pada penaklukan Estergom pada tahun 1543. Setelah bangsa Turgut Reis, Turk membuat serangkaian kemajuan pada tahun 1543. Penguasa Habsburg, Ferdinand I secara resmi mengakui pemerintah Utsmaniah di Hungaria pada tahun 1543. Pada tahun 1559 setelah perang ajuran Portugal pertama Kesultanan Usmania menganeksasi kesultanan Adal yang lemah ke dalam wilayahnya Ekspansi ini mengawali pemerintahan Usmania di Somalia dan Tanduka Amerika.
Aneksasi tersebut juga meningkatkan pengaruh Usmania di Samudera India untuk bersaing dengan Portugal. Pada akhir masa kekuasaan Sulaiman, jumlah penduduk Kesultanan Usmania mencapai 15 juta orang dan tersebar di tiga benua. Selain itu, Kesultanan ini menjadi kekuatan laut besar yang mengendalikan sebagian besar Laut Mediterania. Saat itu, Kesultanan Usmania adalah bagian utama dari lingkup politik Eropa. Kesuksesan politik dan militernya sering disamakan dengan Kekaisaran Romawi, salah satunya oleh cendekiawan Italia, Francesco Sanpovino, dan filsuf politik Perancis, Jean Boudin.
Struktur militer dan birokrasi yang efektif pada abad sebelumnya terancam gagal ketika suhutan-suhutan selanjutnya tidak tegas dalam memimpin. Kesuatanan Usmania perlahan dikalahkan oleh bangsa Eropa dari segi teknologi militer karena inovasi yang mendorong perluasan kesuatanan ini dihambat oleh faham konservatisme agama dan intelektual yang terus berkembang. Meski mengalami kesulitan, Kesuatanan ini tetap menjadi kekuatan ekspansionis besar sampai pertempuran Wina pada tahun 1683 yang menandakan akhir ekspansi Utsmania ke Eropa.
Dibawah ke pemimpinan Ivan IV pada tahun 1533 sampai 1584 Kekaisaran Rusia meluas sampai kawasan Volga dan Kaspia dengan penaklukan beberapa kekanan Tatar. Pada tahun 1571, Kankrimia, Deplet 1 Girei yang didukung Utsmania membakar Moskwa. Tahun berikutnya, inspasi diulang namun digagakan pada pertempuan Molodi. Kekanan Crimea terus menyerbu Eropa Timur.
melalui serangkaian serangan budak dan menjadi kekuatan besar di Eropa Timur sampai akhir abad ke-17 Di Eropa Selatan, koalisi Katolik yang dipimpin oleh Filip II dari Spanyol mengalahkan Armanda Usmania di Persempuran Lepanto ini merupakan pukulan telak dan simbolis terhadap citra kehebatan Usmania Dan memudarnya citra ini diawali oleh kemenangan Kesatria Malta atas pasukan Utsmania dalam pengepungan Malta pada tahun 1565. Pertempuran Lepato membuat angkatan laut Utsmania kehilangan banyak tenaga ahli, sedangkan kapal-kapalnya masih bisa diperbaiki. Angkatan laut Utsmania pulih dengan cepat dan memaksa Venecia menandatangani perjanjian damai Pada tahun 1573, yang mengizinkan Kesultanan Utsmania memperluas dan memperkuat posisinya di Afrika Utara. Sebaliknya, wilayah Habsburg tidak berubah setelah pertahanan Habsburg yang kuat. Perang panjang melawan Austria-Habsburg pada tahun 1593-1606 membuat pemerintah melengkapi infantrinya dengan senjata api dan melonggarkan kebijakan perekrutan.
Keputusan ini menciptakan masalah ketidakpatuhan dan pemberontakan di dalam tubuh militer yang tidak pernah terselesaikan. Penembak Jitu ireguler juga direkrut. Demobilisasi pun berubah menjadi pemberontakan yang memperluas aksi anarkis di Anatolia pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17. Ketika populasi kesuotanan mencapai 30 juta jiwa pada tahun 1600, kelangkaan tanah membuat pemerintah ditekan habis-habisan.
Pada tahun 1656-1703, pemerintahan efektif dijalankan oleh sejumlah wazir agung dari keluarga Kofurulu. Kewaziran Kofrulu mengalami kesuksesan militer dengan mendidikannya pemerintahan di Transilvania dan ekspansi ke Ukraina Selatan Polandia yang menjadikan sebagian teritori Polandia bergabung dengan Kesultanan Usmania pada tahun 1676. Periode ketegasan baru ini berakhir pada Mei 1683 saat Wasir Agung Kara Mustafa Pasha memimpin pasukan besar untuk mengepung Wina untuk kedua kalinya dalam Perang Turki Besar pada tahun 1683-1687. Serangan terakhir mereka tertunda karena pasukan Usmania didesak mundur.
oleh pasukan sekutu Habsburg, Jerman, dan Polandia yang dipimpin oleh Raja Polandia, Jan III Sovaysky, pada pertempuran Wina. Aliansi Liga Suci terus maju pasca kekalahan di Wina dan memuncak pada perjanjian Karlovic pada tanggal 26 Januari 1699 yang mengakhiri Perang Turki Besar. Kesultanan Utsmania menyerahkan sejumlah wilayah pentingnya. Kebanyakan diserahkan secara permanen.
Mustafa II pada tahun 1695-1703 memimpin serangan balasan terhadap Wangsa Habsburg di Hungaria pada tahun 1695-1996. Namun kalah besar di Jenta pada 11 September 1697. Pada awal abad ke-17, ekspansi Rusia membawa ancaman besar yang terus berkembang. Karena itu, Raja Charles XII dari Sweden diterima sebagai sekutu Kesultanan Utsmania setelah bahkan pasukan yang di kalahkan oleh Rusia pada pertempuran Poltava pada tahun 1709 yang merupakan bagian dari Perang Utara besar yang dimulai pada setahun 1700-1721 Charles XII mendesak Sultan Usmania Ahmed III untuk menyatakan perang terhadap Rusia.
Usmania berhasil memenangkan kampanye Sungai Fruit yang berlangsung pada tahun 1710-1711. Pasca perang Austria-Turki pada tahun 1716-1718, perjanjian Pasaroid mencantumkan penyerahan wilayah Banat, Serbia, dan Oltenia kepada Austria. Perjanjian ini juga menyebutkan bahwa Kesultanan Utsmania mengambil sikap defensif dan tidak mungkin melakukan agresi lagi di Eropa.
Perang Austria, Rusia, dan Turki yang diakhiri oleh perjanjian Beograd pada tahun 1739 berujung pada kembalinya Serbia dan Oltenia. Namun, pelabuhan Azon berhasil direbut oleh Rusia. Setelah perjanjian ini, Kesultanan Utsmania menikmati masa perdamaian karena Austria dan Rusia terpaksa menghadapi kebangkitan Prusia.
Sejumlah reformasi pendidikan dan teknologi dilaksanakan termasuk pendirian institusi pendidikan tinggi seperti Universitas Teknik Istanbul Hingga akhirnya pada tahun 1754 sekolah artileri tersebut dibuka kembali namun secara setengah rahasia Pada tahun 1734 Sebuah sekolah artileri didirikan untuk memperkenalkan metode artileri barat Namun, kalangan ulama Islam mengajukan keberatan atas dasar teodisi Hingga akhirnya, pada tahun 1754 Sekolah artileri tersebut dibuka kembali namun secara setengah rahasia Pada tahun 1726, Ibrahim Mutefarika Meyakinkan Wazir Agung, Damat Ibrahim Pasha, Mupti Agung, dan para ulama tentang efisiensi percetakan. Mu'teferika pun diizinkan Sultan Ahmed III untuk menerbitkan buku-buku non-religi meski ditentang sejumlah kaligrafer dan pemuka agama. Percetakan Mu'teferika menerbitkan buku pertamanya pada tahun 1729 hingga Pada tahun 1743, jumlah karya yang dicetaknya mencapai 17 buku dalam 23 volume dan masing-masing karyanya dicetak sebanyak 500 sampai 1000 eksemplar.
Pada tahun 1768, para Haidamak, yaitu pemberontak Konfederasi Polandia yang dibantu Rusia, memasuki Baltan. yang merupakan ibu kota kesultanan Turki Utsmania di perbatasan Besarabia dan membantai warganya dan membumi hanguskan kota tersebut. Tindakan ini memaksa kesultanan Utsmania memulai Perang Rusia-Turki pada 1768-1774. Pada akhir abad ke-18, serangkaian kekalahan perang melawan Rusia membuat beberapa kalangan. Di Kesultanan Usmania yakin bahwa reformasi yang dijalankan Vetter Agung memberikan keunggulan bagi Rusia.
Dan Usmania harus menggunakan teknologi barat untuk menghindari kekalahan lebih lanjut. Selim III yang memimpin Usmania antara tahun 1789 sampai 1807 melakukan upaya besar pertama dalam modernisasi pasukannya. Tapi, reformasi ini terhambat oleh kepemimpinan yang religius dan korupsi Yanisari.
Karena iri dengan hak-hak militer dan menolak perubahan, Yanisari pun merintis pemberontakan. Semua upaya selim membuat dirinya kehilangan tahta dan nyawanya. Akan tetapi, Pemberontakan ini berhasil diredam dengan spektakuler dan kejam oleh penggantinya yang dinamis, yaitu Mahmud II.
Ia menghapus Korps Yanisari pada tahun 1826. Terjadinya revolusi Serbia pada tahun 1804 sampai 1815 menjadi awal era kebangkitan nasional di kawasan Balkan. Suzerainta Serbia sebagai monarki herediter dengan dinastinya sendiri diakui secara dezur pada tahun 1830. Pada tahun 1821, bangsa Yunani juga menyatakan perang terhadap Zotan. Terjadinya pemberontakan yang pecah di Moldovia dan diikuti oleh revolusi utama di Velo von Nessos. Membuat Velofonesos dan bagian utara Teluk Korintus menjadi wilayah Kesuatanan Utsmania pertama yang merdeka Tepatnya pada tahun 1829 Tak sampai di situ, negara-negara Sujerain atau Kevangeranan Serbia, Walasia, Moldovia, dan Montenegro Juga meraih kemerdekaan secara desur pada tahun 1860-an dan 1870-an.
Pada masa Tanjimat, yaitu antara tahun 1839 sampai 1876, serangkaian reformasi konstitusional pemerintah membuahkan hasil, yaitu pasukan wajib militer modern, reformasi sistem perbankan, dekriminalisasi kaum homoseksual, perubahan hukum agama menjadi hukum sekuler, dan Gilda yang memiliki pabrik modern. Kementerian Pos Usmania juga dibentuk di Istanbul pada tanggal 23 Oktober 1840. Samoye Morse menerima patent telegra pertamanya pada tahun 1847. Patent tersebut dikeluarkan oleh Sultan Abdul Mejid I yang secara langsung menguji penemuan baru itu. Setelah uji coba berhasil, jalur kabel telegraf pertama di dunia, Istanbul, Adrianofel, Sumnu, mulai dipasang pada 9 Agustus 1847. Periode reformis ini memuncak dengan penyusunan konstitusi yang disebut Kanun Usasi. Era konstitusional pertama Kesultanan ini tidak berlangsung lama. Parlemennya hanya bertahan selama 2 tahun sebelum dibubarkan suotan.
Dikarenakan tingkat pendidikannya yang lebih tinggi, penduduk Kristen di kesuotanan ini mulai unggul ketimbang penduduk Muslim yang mayoritas, sehingga penduduk Muslim merasa tidak puas. Pada tahun 1861, ada 571 sekolah dasar dan 94 sekolah menengah Kristen Usmania. Dengan 140 ribu siswa, jumlah itu jauh melampaui siswa muslim di sekolah pada saat yang sama. Kemajuan siswa muslim terus melambat dikarenakan lamanya waktu mata pelajaran bahasa Arab dan teologi Islam.
Tingkat pendidikan siswa Kristen yang lebih tinggi memungkinkan mereka memainkan peran penting dalam perekonomian negara Perang Crimea yang terjadi antara tahun 1853 sampai 1856 adalah bagian dari persaingan panjang antara kekuatan-kekuatan besar Eropa yang memperebutkan pengaruh di teritori Kesultanan Usmania yang kian melemah Beban perang dari segi finansial memaksa pemerintah Usmania mengajukan pinjaman luar negeri sebersenilai 5 juta pond sterling pada tanggal 4 Agustus 1854. Perang ini mengakibatkan eksodus warga Tatar Crimea, sekitar 200 ribu diantaranya pindah ke Kesultanan Usmania dalam bentuk gelombang imigrasi. Menjelang akhir peperangan Kaukasus, 90% etnis Sirkasia dilenyapkan, diusir dari tanah airnya di Kaukasus, dan terpaksa mengungsi ke Kesultanan Usmania. Sekitar orang Sirkasia berlindung di Turki. Beberapa sumber memberi angka yang lebih tinggi, yaitu orang dideportasi atau dibunuh. Perang Rusia-Turki yang terjadi antara tahun 1877-1878 berakhir dengan kemetelangan mutlak bagi Rusia.
Akibatnya, wilayah Usmania di Eropa menyusut dengan cepat. Bulgaria didirikan sebagai kepangeranan berdeka di dalam kesultanan Usmania dan Rumania mendapatkan kemerdekaan penuh. Serbia dan Montenegro mendapat kemerdekaan penuh dengan wilayah yang lebih kecil.
Pada tahun 1878, Austria-Hungaria bersama-sama menduduki provinsi Bosnia-Herzegovina dan Novivazer. Walaupun pemerintah Usmania menentang tindakan ini, pasukannya dikalahkan dalam kurun waktu tiga minggu. Pada tahun 1894-1896, sekitar etnis Armenia yang tinggal di seluruh kesuatanan dibunuh dalam peristiwa yang disebut Pembantayan Hamidian.
Seiring menyusutnya wilayah kesuatanan Utsmania, banyak muslim Balkan pindah ke teritori Utsmania yang tersisa di Balkan atau ke jantung kesuatanan di Anatolia. Pertangga 1923, hanya Anatolia dan Terakia Timur yang dikuasai oleh Muslim. Awal abad ke-20 merupakan abad yang paling berat bagi Kesultanan Turki Utsmania.
Karena di abad ke-20 ini merupakan kekalahan dan pembubaran dari Kesultanan Turki Utsmania. Pada tahun 1908, Austria-Hungaria memanfaatkan perpecahan sipil untuk menganeksasi Bosnia dan Herzegovina. Tetapi mereka menarik tentaranya dari Sanjak, Novivazer, wilayah lain yang diperbutkan Austria dan Ustmania untuk menghindari perang. Pada Perang Italia-Turki tahun 1911-1912, Kesuatanan Utsmania kehilangan Libya dan Liga Balkan menyatakan perang terhadap Kesuatanan Utsmania Utsmania kalah dalam peperangan Balkan tahun 1912-1913 dan kehilangan teritori Balkannya kecuali Trakia Timur dan ibu kota historis, Adrianovel Pada tahun 1914 Kesultanan Uthmaniyah dipukul mundur dari hampir seluruh Eropa dan Afrika Utara.
Meskipun begitu, kesultanan ini masih dihuni 28 juta orang, 15,5 juta diantaranya di Turki Modern, 4,5 juta di Syria, Libanon, Palestina, dan Jordania, dan 2,5 juta di Irak. 5,5 juta sisanya berada di bawah pemerintahan bayangan Uthmaniyah di Zajirah Arab. Pada bulan November 1914, Kesultanan Utsmania ikut serta dalam Perang Dunia Pertama di Blok Sentra bersama Jerman melawan Blok Sekutu. Kesultanan ini ambil bagian dalam Teater Timur Tengah.
Utsmania sempat beberapa kali menang pada tahun-tahun pertama perang. Misalnya di pertempuran Galifoli dan pengembungan Uts, namun ada juga kekalahan seperti pada kampanye Kaukasus melawan Rusia. Meskipun berada di blok sentra, Amerika Serikat tidak pernah mengeluarkan pernyataan perang terhadap pesultanan Utsmania.
Pada tahun 1915, saat angkatan darat Kaukasus Rusia terus perang seke Anatolia Timur, Dibantu sejumlah milisi Armenia-Uzmania, pasukan Uzmania mulai mendeportasi dan membantai penduduk etnis Armenia. Aksi ini kemudian dikena dengan nama Genosida Armenia. Aksi Genosida juga dilakukan terhadap etnis minoritas Yunani dan Assyria. Pemberontakan Arab yang dimulai pada tahun 1916 berbalik melawan Uzmania di front Timur Tengah. Utsmania sempat unggul di Timur Tengah selama 2 tahun pertama perang.
Gencatan senjata Mudros yang ditanda tangani pada 30 November 1918 mengakhiri peperangan di Teater Timur Tengah diikuti pendudukan Konstantinopel dan pemecahan Kesultanan Utsmania dengan ditanda tanganinya perjanjian Sefres pada tahun 1920. Pada kuarta terakhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, sekitar 7-9 juta pengungsi muslim Turki dari wilayah Kaukasus, Crimea, Balkan, dan pulau-pulau Mediterania pindah ke Anatolia dan Terakia Timur. Pendudukan Konstantinova dan Izmir melahirkan Gerakan Nasional Turki. yang memenangkan Perang Kemerdekaan Turki pada tahun 1919-1922 di bawah pimpinan Mustafa Kemah Basya, yang kemudian dikenal sebagai Mustafa Kemah Atatürk. Kesultanan dibubarkan pada tanggal 1 November 1922 dan Sultan terakhirnya yaitu Mehmed VI. yang telah memimpin Uthmaniyah antara tahun 1918 sampai 1922 meninggalkan negara Uthmaniyah pada tanggal 17 November 1922 dan kemudian Majelis Agung Nasional Turki mendeklarasikan Republik Turki pada tanggal 29 November 1923 Hingga akhirnya, kekalifahan Usmania dibubarkan pada tanggal 3 Maret 1924 yang mengakhiri kedikdayaan kesuatanan Usmania selama ratusan tahun.