Transcript for:
Pemahaman Mendalam tentang Al-Quran

Al-Quran, kitab Allah SWT yang diturunkan untuk kita, umat Nabi Muhammad SAW. Setiap hari kita baca dan renungi maknanya. Setiap saat pula kita berusaha mengamalkan perintah dan menjauhi larangannya. Itulah Al-Quran, mu'jizat terbesar yang Allah Ta'ala karuniakan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, seberapa jauh kita mengenal kitab suci yang kita baca setiap hari? Secara bertahap, mari simak uraian komplit tentang kitab suci Al-Quran. Al-Quran diturunkan melalui dua tahapan. Demikian menurut penjelasan Ibn Abbas R.A dan sejumlah sahabat lainnya. Pertama, Al-Quran diturunkan secara utuh sekaligus ke Baitul Izzah pada lapisan langit bagian bawah. Ini terjadi pada malam Laylatul Qadar di bulan Ramadan. Inilah yang dimaksud oleh firman Allah SWT. Inna anzalnahu fi laylatil qadr Sesungguhnya kami telah menurunkan Al-Quran pada malam Laylatul Qadar Surat Al-Qadar ayat 1 Juga firman Allah SWT Syahrul Ramadan al-Ladhi unnazilafihilqur'an hudallin nasiwabayinatim minalquran Bulan Ramadan adalah bulan yang didalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang batil. Quran Surat Al-Baqarah ayat 185 Kedua, setelah berada di Baitul Izzah, Al-Quran diwahyukan Allah Ta'ala kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaika Jibril AS berangsur-angsur sesuai peristiwa dan keperluan. hingga seluruh isi Al-Quran sampai kepada beliau SAW. Inilah maksud dari firman Allah SWT. Dan Al-Quran kami turunkan berangsur-angsur agar engkau, wahai Muhammad, membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan dan kami menurunkannya secara bertahap Quran Al-Isra ayat 106 Al-Quran turun secara berangsur-angsur selama 23 tahun dengan rincian 13 tahun ketika Nabi Muhammad SAW berada di Mekah dan 10 tahun ketika beliau berada di Madinah Beberapa ulama membagi turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW berdasarkan waktu waktu sebelum atau sesudah hijrah sebab ada beberapa ayat yang diturunkan saat beliau sedang berada di luar Mekah atau Madinah proses turun Alquran seperti disebut di atas berbeda dengan kitab-kitab samawi sebelumnya Taurat Injil dan Jabur misalnya turun kepada para rasul secara sekaligus bukan berangsur-angsur Karenanya salah satu cara orang-orang kafir Quraysh untuk menjatuhkan dakwah Nabi Muhammad SAW adalah menggugat cara turunnya Al-Quran yang berbeda dengan kitab-kitab suci sebelumnya. Menurut mereka, mengapa Al-Quran tidak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara sekaligus sebagaimana halnya kitab-kitab Samawi sebelumnya? Allah Ta'ala tidak menggubris gugatan mereka. Karena ketentuan dan cara menurunkan kitab adalah murni hak Allah SWT. Manusia tidak pernah berhak untuk menanyakan tentang apa yang Allah lakukan maupun tinggalkan, termasuk dalam hal tata cara menurunkan Al-Quran yang berbeda dengan kitab-kitab lainnya. Hikmah diturunkannya Al-Quran secara bertahap. Allah mempunyai hikmah dan takdir tersendiri ketika ia menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur. Di antaranya, Pertama, untuk menuguhkan hati Rasulullah SAW. Misi dakwah yang diemban Nabi Muhammad SAW sungguh berat. Lawan dakwahnya bukan hanya dari kaumnya sendiri, tetapi kekuatan internasional yang menjadi super power saat itu, seperti Romawi dan Persia. Luka-luka yang beliau alami bukan selatas pada fisik semata, tapi juga tekanan pada mental, hati, dan perasaan. Seringkali Al-Quran turun di saat tekanan dan luka-luka itu terjadi Sehingga Al-Quran datang menjadi hiburan yang menguatkan moral beliau Allah SWT berfirman Dan semua kisah Rasul-Rasul kami ceritakan kepadamu Muhammad Agar dengan kisah itu kami teguhkan hatimu Quran Surat Hud Ayat 120 Juga dalam firmannya Fala yahzun ka qawluhum Inna na'lamu ma yusirruna wa ma yu'linun Maka jangan sampai ucapan mereka membuat engkau Muhammad bersedih hati. Sungguh kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan. Quran Surat Yasin ayat 76 Ibarat musafir yang melakukan perjalanan panjang di gurun pasir yang tandus. Ayat-ayat Al-Quran adalah air yang datang tepat di saat dahaga menyerang. Bukan tangki air besar sekali isi yang berat dan isinya bisa habis sebelum perjalanan berakhir. Hikmah kedua diturunkannya Al-Quran secara bertahap adalah Jawaban atas tantangan orang-orang kafir. Selain melakukan kekerasan fisik, orang-orang kafir juga terus-menerus melancarkan opini dan propaganda dengan narasi yang melemahkan dakwah Nabi Muhammad SAW. Kadang mereka menuduh Nabi Muhammad SAW sebagai penyihir dan pendusta, kadang sebagai pemeja belah bangsa. Terkadang mereka juga menguji Nabi Muhammad SAW dengan kisah-kisah kaum terdahulu yang hidup jauh sebelumnya. Nabi Muhammad SAW adalah orang yang hidup semasa dengan orang-orang kafir itu, dan tidak bisa membaca manuskrip-manuskrip kuno untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Maka turunlah ayat-ayat Al-Quran. yang menjelaskan dengan detil kisah-kisah tersebut. Misalnya kisah tentang Ashabul Kafi atau tentang sosok Isa bin Maryam alaihissalam maupun para nabi dan rosul sebelum nabi Muhammad s.a.w. Ayat-ayat semacam ini juga menjadi bukti mu'zizat bahwa Al-Quran bukan rekaan nabi Muhammad s.a.w. Kalau itu dari nabi Muhammad s.a.w. Dari mana beliau bisa menjelaskan peristiwa yang terjadi jauh sebelum beliau lahir? Demikian pula ketika mereka selalu menggugat narasi akhirat seperti kiamat dan kebangkitan setelah kematian, maka turunlah ayat-ayat yang dapat beliau gunakan sebagai kontra narasi tersebut. Misalnya dalam firman Allah SWT dalam surat Al-A'raf ayat 187. Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat, bilakah terjadinya? Katakanlah, sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada sisi Raku. Tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain dia. Kiamat itu amat berat huru haranya bagi makhluk yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu, melainkan dengan tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Quran Surat Al-A'raf ayat 187 Selain berupa jawaban, turunnya Al-Quran secara berangsur juga berfungsi sebagai tantangan balik. untuk mematahkan narasi-narasi orang-orang kafir. Seperti ketika menantang orang-orang kafir untuk mendatangkan kitab yang mampu menandingi Al-Quran. Dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang Al-Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami Muhammad, buatlah satu surat saja yang semisal Al-Quran itu, dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Quran Surat Al-Baqarah, Ayat 23 Interaksi semacam ini tidak bisa terjadi jika seluruh isya'Al-Quran diturunkan sekali waktu sebelum muncul pertanyaan dan tetangan dari mereka. Berikutnya, Hikmah turunnya Al-Quran secara bertahap adalah Agar Al-Quran mudah dihafal dan dipahami Turunnya Al-Quran secara bertahap juga membuat Nabi Muhammad SAW dan para sahabat Lebih mudah menghafal, memahami, dan mengamalkannya Satu dua ayat turun dan dihafal Jika ada yang kurang jelas, para sahabat langsung bertanya dan belajar kepada Nabi Muhammad SAW Setelah hafal dan paham, mereka pun melaksanakan isi Al-Quran Setelah menghafal dan menerima penjelasannya dari Nabi Muhammad SAW, para sahabat juga mengajarkannya kepada sahabat yang lain, seperti yang dilakukan oleh Abu Sa'id Al-Khudri. Setiap hari, ia mengajarkan lima ayat Al-Quran kepada para sahabat lain. Ia juga mengatakan bahwa Malaikat Jibril menurunkan Al-Quran sebanyak lima ayat demi lima ayat. Demikianlah, hingga akhirnya umat Islam yang saat itu kebanyakan tidak bisa baca tulis, dapat menguasai seluruh isi Al-Quran, mulai dari hafalan, pemahaman, bahkan hingga pelaksanaan dalam amal. Allah SWT berfirman, وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبَلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayatnya kepada mereka, mesunjikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan hikmah atau as-sunnah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Quran Surat Al-Jumu'ah, Ayat 2 Hikmah keempat dari diturunkannya Al-Quran secara bertahap adalah Sesuai dengan pembelakuan syariat yang juga bertahap Syariat Islam datang membawa perubahan yang sangat diametral Dari kehidupan penuh kesyirikan menuju tawhid Dari kubangan kejahiliahan menuju tata kehidupan baru yang islami Tidak mudah bagi manusia yang semula akrab dengan kerusakan dan nombor kehinaan untuk berbenah dan berubah menuju ajaran baru, yaitu Islam. Karena itulah Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur. Dalam hal akidah, tak ada tawar-menawar. Nabi Muhammad SAW langsung mendeklarasikan tawhid dan menentang syirik. Menetapkan Allah sebagai satu-satunya yang diibadahi, serta menampikan semua sesembahan yang ada selainnya. Namun dalam pelaksanaan ibadah, mu'amalah, dan tata kelola kehidupan sosial lainnya, beberapa syariat ditetapkan secara urut dan bertahap, bukan sekadgus. Ayat-ayat panduan global mu'amalah sesama manusia misalnya, turun di Mekah, namun rincian hukum-hukumnya turun di Madinah. Seperti ayat tentang utang piutang dan pengharaman liba. Ayat larangan zina turun di Mekah. Namun, rincian hukuman bagi pelakunya baru diturunkan setelah hijrah ke Madinah. Contoh paling jelas adalah tahapan dalam pengharaman khomer atau minuman keras. Yang pertama turun adalah surat an-Nahl ayat 67 yang baru menjelaskan bahwa anggur dapat menjadi rezeki yang baik, namun juga dapat memabukan. Setelah itu turun surat Al-Baqarah ayat 219 yang membandingkan manfaat dan bahaya Homer. Ayat ini sudah menyinggung bahwa Homer mengandung manfaat seperti manfaat ekonomis, tapi dosanya lebih besar daripada manfaat itu. Kemudian turun surat An-Nisa ayat 63 yang melarang pelaksanaan sholat saat mabuk. Di sini larangan baru hanya dikaitkan dengan pelaksanaan sholat. Barulah setelah itu turun ayat final tentang hukum Khomer dalam surat Al-Ma'idah ayat 90 hingga 91. Al-Khamr, Al-Maysin, Al-Ansar, Al-Azlam, Rijisun min amal al-shaytani, fajtanibuhu la'allakum tuflihun. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum komer, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu Lantaran meminum khomer dan berjudi itu Dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sebahyang Maka berhentilah kamu dari mengerjakan pekerjaan itu Quran Surat Al-Ma'idah ayat 90 dan 91 Terakhir hikmah diturunkannya Al-Quran secara bertahap adalah Bukti bahwa Al-Quran benar-benar wahyu dari Allah SWT Alhamdulillah Empat keistimewaan sebelumnya menjadi bukti kemuzizatan Al-Quran, dimana kemuzizatan itu tidak mungkin ada jika Al-Quran bukan datang dari Allah SWT. Belum lagi jika kita renungi turunnya Al-Quran secara berangsur membentuk rangkaian ayat-ayat yang saling terkait antara satu dan lainnya, membentuk rangkaian makna dan sastra yang sangat indah sekaligus kuat. Alif Lam Ra Inilah suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi Serta dijelaskan secara terperinci Yang diturunkan dari sisi Allah yang maha bijaksana Lagi maha tahu Quran Surat Hud Ayat 1 Keindahan dan kekuatan itulah Yang membuat Umar bin Khattab luluh dan masuk Islam Setelah mendengar satu dua ayat Al-Quran yang diperdengarkan kepadanya Sebagai mana tiga pembesar kafir Quraysh, yaitu Abu Jahal bin Hisham, Al-Akhnas bin Syarik, dan Abu Sufyan bin Harb, yang saat itu belum masuk Islam, ketagihan mendengarkan lantunan Al-Quran. Tiga hari berturut-turut, mereka mencuri dengar ayat-ayat Al-Quran yang dibaca Nabi Muhammad SAW di rumahnya pada malam hari. Jika kita telah mengetahui bagaimana Al-Quran diturunkan lengkap dengan faidah dan hikmahnya, sekarang mari kita tengok bagaimana keadaan Nabi Muhammad SAW tepat pada saat wahyu diturunkan kepadanya. Keadaan Nabi ketika Wahyu diturunkan kepadanya Suatu ketika Ibu Nda Aisyah R.A pernah bertanya kepada Nabi Muhammad S.A.W Tentang kondisi ketika Wahyu diturunkan kepada beliau Maka Rasulullah S.A.W menjelaskan Terkadang Wahyu datang kepadanya seperti suara gemerincing lonceng Suara itu demikian keras Sampai-sampai Nabi Muhammad SAW merasa kepayahan saat mendengarkannya Ketika suara menghilang Nabi SAW pun memahami Wahyu yang baru saja turun tersebut Terkadang pula Jibril datang kepada Nabi SAW Dalam wujud seorang laki-laki Yang membawakan Wahyu dengan perkataannya Pernah suatu ketika, Ibu Nda Aisyah melihat turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW pada hari yang sangat dingin. Ketika proses penurunan wahyu selesai, Ibu Nda Aisyah RA mendapati tubuh Nabi Muhammad SAW mengeluarkan banyak keringat. Demikianlah kepayaan yang harus Rasulullah SAW tanggung untuk menerima wahyu Al-Quran, wahyu yang menjadi panduan hidup bagi umatnya, untuk keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat semoga Allah Ta'ala merimbahkan salam dan salawat atas Nabi SAW keluarga dan para sahabatnya