Hari Pendidikan Nasional dan Pemikiran Ki Hajar

Oct 21, 2024

Catatan Kuliah: Hari Pendidikan Nasional dan Pemikiran Ki Hajar Dewantara

1. Pengantar

  • Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional, bertepatan dengan kelahiran Ki Hajar Dewantara.
  • Ki Hajar Dewantara berjuang melawan penjajahan Belanda melalui pendidikan.

2. Biografi Ki Hajar Dewantara

  • Lahir dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta.
  • Menempuh pendidikan di Stofia (Sekolah Dokter Pribumi).
  • Bekerja sebagai wartawan di koran seperti Utusan Hindia dan Kau Muda.
  • Mendirikan Indies Partij pada tahun 1912 untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
  • Diasingkan ke Pulau Bangka akibat kritiknya terhadap pemerintah kolonial.
  • Mengembangkan pendidikan selama pengasingan di Belanda.
  • Kembali ke Indonesia pada tahun 1919 dan mendirikan Lembaga Pendidikan Taman Siswa pada 3 Juli 1922.
  • Menggunakan nama Ki Hajar Dewantara dan memperkenalkan semboyan pendidikan: "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madio Mangunkaso, Tutwuri Handayani."
  • Diangkat sebagai Menteri Pendidikan pertama setelah Indonesia merdeka.

3. Pemikiran Ki Hajar Dewantara

a. Pendidikan dan Kebudayaan

  • Pendidikan sebagai tempat persemaian benih-benih kebudayaan.
  • Pendidikan dan kebudayaan saling terkait dan tidak bisa dipisahkan.
  • Tujuan pendidikan adalah membentuk peradaban yang diinginkan.

b. Filsafat Perubahan

  • Perubahan adalah hal yang kekal; pendidikan dan kebudayaan harus terus bergerak.
  • Kebudayaan tidak boleh terisolasi, harus mengadaptasi kodrat alam dan zamannya.
  • Keberagaman dalam pendidikan dan kebudayaan harus dihargai.

4. Tiga Kerangka Perubahan Menurut Ki Hajar

a. Kodrat Keadaan

  • Terdiri dari kodrat alam dan kodrat zaman.
  • Kodrat alam memengaruhi karakter masyarakat (contoh: daerah pertanian vs daerah pergunungan).
  • Kodrat zaman menunjukkan bahwa tantangan berbeda pada setiap era (contoh: tantangan revolusi industri 4.0).

b. Prinsip Melakukan Perubahan

  1. Kontinuitas: Mempertahankan nilai-nilai budaya sambil melakukan perubahan.
  2. Konvergensi: Perubahan harus memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.
  3. Konsentris: Menghargai keragaman sambil bergerak menuju tujuan yang sama.

c. Apa yang Berubah?

  • Budi Pekerti: Terdiri dari cipta (pikiran), rasa (perasaan), karsa (kemauan), dan pekerti (tenaga). Harus ada keseimbangan dalam pendidikan.
  • Pendidikan yang seimbang mengarah pada kebijaksanaan.

5. Orientasi pada Anak

  • Pendidikan harus berorientasi kepada murid, menghormati dan menghargai keunikan masing-masing anak.
  • Prinsip "berhamba pada sang anak" sebagai fokus dalam pendidikan.

6. Penutup

  • Refleksi pemikiran Ki Hajar Dewantara penting untuk transformasi pendidikan saat ini.
  • Menginspirasi calon guru penggerak untuk menjalankan tugas pendidikan dengan penuh tanggung jawab.
  • Salam bahagia dan terima kasih.