Transcript for:
Act 73

Halo Fitnessmania, selamat datang di Dunia Direk. Kali ini saya akan membahas tentang tips bijaksana terhadap lemak. Ya, teman-teman sekalian ya. Yuk kita lihat nih beberapa tipsnya.

1, 2, 3, 4, 5 ya. Oke. Jadi kita sebut aja ya judulnya adalah 5 tips bijaksana terhadap lemak ya. Oke baik. Jadi sekali lagi teman-teman sekalian ini gak boleh salah paham ya.

Ini karena unik nih sekarang kita berbicara. Dulu lemak di demonize gitu atau dijadikan sebagai penjahat gitu ya. Karena dianggap adalah bahwa yang menyebabkan terjadinya permasalahan jantung dan pembul darah itu adalah karena lemak.

Sekarang orang men-switching... tersangkanya itu ya mendadak menjadi sekarang si gula pasir itu ya tapi kalau boleh jujur sebenarnya dua permasalahan kalau menurut saya pribadi ya kalau teman-teman tahu ya itu adalah selain tentunya gula pasir juga adalah kalau menurut saya adalah justru lemak yang buruk gitu lemak yang buruk kalau paling populer kalau di Indonesia gampang aja deh biasanya adalah goreng-gorengan jadi teman-teman nggak boleh salah paham dalam arti saya bilang tidak boleh digoreng ya tapi lebih kepada memang Minyak goreng yang beredar di Indonesia itulah yang menjadi salah satu penyebab daripada yang namanya pro-inflamasi atau peradangan di pembuluh darah. Jadi itu yang jadi penjahat sebenarnya kalau menurut saya. Tapi terlepas daripada itu yuk kita bahas bersama-sama.

Jadi tipsnya nomor satu yaitu adalah pilihlah lemak yang alami, bukan lemak olahan. Nah lemak alami adalah istilahnya yang kita dapatkan ibaratnya dari alam yang memang pada dasarnya memang sudah berlemak gitu. Sedangkan lemak olahan biasanya adalah...

Lemak yang sebenarnya dia tidak kelihatan berlemak, tapi melalui campur tangan manusia dan teknologi, akhirnya terjadilah yang namanya perlemakan daripada hal tersebut. Nah, contoh yang paling gampang yang tadi saya katakan, yang alami itu apa aja? Misalnya lemaknya biasanya dari, bisa lemak dari lemak ikan, bisa dari kuning telur, bisa dari buah zaitun gitu ya, yang berminyak jadi akhirnya ya, kelap. lapa yang berminyak juga alpukat juga yang berminyak juga termasuk juga kacang-kacangan dalam hal ini misalnya natsya bukan beans itu yang berlemak juga termasuk juga bahkan biji coklat juga gitu ya Nah itu adalah termasuk juga mungkin kalau kita berbicara suplementasi yang bisa suplementasi kadang-kadang essential fatty acid datangnya juga kadang-kadang dari fish oil salah satu yang paling populer poin saya disini cuma mau bilang adalah bahwa ini adalah sebagian daripada lemak alami yang teman-teman bisa konsumsikan ya Nah sedangkan lemak olahan ini yang tadi saya katakan langsung adalah yang kadang-kadang disebut dengan namanya vegetable oil. Bisa dari corn, bisa dari jagung, bisa dari canola, bisa dari soy, bisa dari sunflower, bisa dari seeds.

Itu yang biasa kita kenal dengan namanya minyak goreng atau kadang-kadang teman-teman juga dapetinnya dari margarin. Atau kadang-kadang sekarang bahkan kalau di Indonesia mentega kadang-kadang kombinasi antara butter dan margarin gitu ya bukan ide baik. Terlepas daripada butternya sebenarnya yang justru lebih alami gitu ya. Jadi kalau di sini juga tadi masuk butter ya. Butter masuk yang bagus di sini ya.

Nah jadi teman-teman kalau kita lihat sekali lagi di sini. Jadi kalau tips nomor satu. Pilihlah lemak yang alami bukan lemak yang olahan gitu.

Kalau seandainya kita kadang-kadang sering. Tapi gimana pun juga masalahnya kita sering terpapar kan. Sama minyak yang olahan tersebut. Jawabannya iya kita sering terpapar. Tapi kalau teman-teman.

Ada satu niatan, itikat saya bilang saya mau rapin, saya mau bersihin diet saya ya. Teman-teman kadang-kadang kan udah, kalau karbo teman-teman udah tau ya, saya udah gak makan nasi katanya, saya udah gak masukin gula pasir, betul. Apalagi saya udah gak makan roti, udah betul. Saya udah gak makan mie, ya udah bagus semuanya gitu ya. Tapi begitu kita lihat yang dia makan misalnya si sayur yang bagus sebenarnya, is fibrous carbohydrate, atau dia udah makan ikan, udah makan ayam.

Tapi ternyata ikan dan ayamnya masih masuknya minyak goreng ada di sana. Nah dia kenaknya biasanya di situ. Nah jadi sekali lagi teman-teman boleh diganti dengan butter, dengan minyak kelapa, dengan minyak zaitun, dengan minyak alpukat dan sebagainya dibandingkan dengan minyak goreng yang selama ini ada.

Makanya kenapa saya sering katakan di satu sisi memang kelangkaan daripada minyak goreng itu menyebabkan sebagai sebuah musibah gitu ya. Tapi di sisi lain sebenarnya ada sebuah berkah ketika kita tidak terpapar dengan racun-racun tersebut. Apalagi teman-teman sekalian. Dengan mengatasnamakan budaya gitu ya, Indonesia gitu ya, bahkan mengatasnamakan terminologi kerakyatan gitu ya, seolah-olah bahwa kan rakyat gitu ya, jadi kan biasa makan goreng-gorengan itu merakyat gitu ya. Ya tapi sakit jantung juga jadi merakyat jadi akhirnya ya diabetes tipe 2 juga jadi merakyat.

Terakhirnya usia panjang sakit-sakitan atau usia pendek langsung apa prematur kematian jadi akhirnya jadi merakyat juga bukan hal yang bijaksana ya. Oke lanjut lagi teman-teman sekalian yang nomor 2 yaitu adalah kalau bisa pilih sumber lemaknya dari protein. Nah artinya apa disini saya cuma mau bilang adalah bahwa kalau ikan ada proteinnya gak Des? Ada.

Eh sorry ada lemaknya gak? Ada. Ya kalau ayam udah ada lemaknya juga? Ada. Ada betul ya.

Kayak tadi telur pasti ada lemasnya juga ya. Lalu juga bahkan juga mungkin seafood apa segala semua ada lemaknya ya. Nah jadi lemaknya sendiri sebenarnya kita udah pasti dapatkan dari protein tersebut gitu.

Tapi yang ada kita tambahin lagi gitu ya. Meskipun butter bagus, meskipun apa bagus. Cuma kadang-kadang teman-teman mesti hati-hati kenapa.

Karena saya masuk dulu nih ya ke yang nomor 5 dulu tipsnya. Jadi 1 gram lemak itu 9 kilokalori. Bandingkan dengan 1 gram protein dan lemak dan karbo itu yang cuma 4. Jadi terlepas daripada apapun itu kalorinya tinggi gitu. Meskipun instruksi di tubuh tidak meminta supaya si pankreas merilis insulin untuk bisa naik sehingga tidak disimpan dalam sel lemak.

Memang betul gitu. Tapi sekali lagi teman-teman sekalian, ketika kita mengkonsumsikan lemak yang terlalu berlebihan, itu bukan ide baik gitu ya. Jadi kalau saya, kembali lagi, karena saya latar belakangnya juga bodybuilding, natural bodybuilding, pendekatannya selalu ibaratnya adalah, saya selalu ibaratnya karbonya low, fatnya juga low juga. Saya fokusnya ke protein aja, tapi protein sendiri pada dasarnya sudah ada lemaknya. Makanya kenapa meskipun kita mengkonsumsikan protein, pasti meskipun kita konsumsi lemaknya low, tetap aja lemaknya pasti...

nggak mungkin lemaknya pasti medium gitu. Karena selalu di sana kita makan misalnya dari kuning telur misalnya. Karena orang bayangin teman-teman ya kan, kita suka makan misalnya 10 putih telurnya atau 20 putih telurnya.

Kadang kuningnya kita makan bisa 5. Atau sebagian teman-teman bisa makan kuningnya 1 hari, makan 10 putih telur 3 kali misalnya. Kuningnya 3-3 dari 10. Itu udah 9 setiap harinya. Berarti kan nggak ada lemak di sananya. Jadi kalau kita makan lemak, berarti otomatis kita nggak bisa makan protes. karbo, ditambah lagi, kita nggak memungkinkan untuk tambahin lagi lemak dari, gitu ya, jadi teman-teman harus hati-hati aja di sana jadi, sekali lagi itu lalu yang nomor tiga Hindari kolaborasi yang namanya lemak dan karbo, terutama lemak dan karbo olahan.

Ini yang sering saya kemukakan sekali lagi teman-teman. Kalau kita berbicara rasio protein dan energi, nah yang menjadi energi ini kan selalu adalah karbo dan lemak. Jadi oleh sebab itu kita pilih salah satunya.

Makanya kenapa kalau yang saya sering cerita, kalau kita makannya daging merah, berarti proteinnya sudah ada lemaknya tinggi. Berarti karbonya rendah. Kalau kita makan daging putih, proteinnya mungkin tinggi, tapi lemaknya rendah.

Berarti kita mau dapetin energinya, nggak kita ambil dari lemak, kita ambil misalnya dari karbo. Boleh juga, nggak ada masalah. Nah, tapi kalau kita mengkonsumsikannya justru dua-duanya, lemak dan karbo, bukan ide baik.

Makanya, hindari atau kurangi kolaborasi antara lemak dan karbohidrat olahan, ya. Nasi goreng, mie goreng, mie ayam, instan, kue-kuean, kue basah, kue kering, terupuk, dan keripik ya. Bukan hal yang bijaksana. Lalu yang nomor empat, yang terakhir yaitu adalah, sekali lagi, kalau high fat, mencaratkan low carbs. Jadi sekali lagi teman-teman sekalian, kalau kita bilang bijaksana terhadap lemak, kita boleh variasi.

Sekali waktu kita makan dari nabati, sekali waktu kita makan dari hewani. Di hewani kadang-kadang kita dapatkannya misalnya high fat-nya, proteinnya, ini dapatnya dari mana? Dari daging sapi, dari daging kambing misalnya teman-teman. Mungkin dari kuning telur teman-teman mengkonsumsikan. Maka otomatis pendekatan low carbs, high fat akhirnya menjadi pilihan bagi kita.

Itu strategi yang tepat gitu ya. Kebaikannya daripada kita makan lemak selain tujuan daripada lemak adalah fungsinya adalah untuk material pembentukan hormon di dalam tubuh kita. Di sisi lain kebaikannya itu adalah sekali lagi protein dan lemak merilis hormon ke kenyang. Nah jadi itu memberikan kita yang namanya satisfaction gitu atau kepuasan. Nah problemnya sama orang diet.

Kenapa gagal adalah karena dia tidak mendapatkan kepuasan tersebut. Karena kan selalu lapar. Benar ya? Kayak karbo.

Kenyang sebentar aja. Karena begitu udah kenyang, kita pikir udah kenyang kan, makan nasi udah kenyang. Itu hanya nunggu kira-kira setengah jam, satu jam, dua jam, udah pasti akan minta makan lagi.

Kenapa? Karena pada saat itu gula darahnya langsung ditutup. turunin oleh si insulin.

Makanya terjadi yang namanya fluktuasi gula darah. Tapi kalau kita makannya lemak, tidak terjadi fluktuasi gula darah. Nah makanya teman-teman sekali lagi di sini, tipsnya satu adalah pilih yang alami, bukan olahan.

Yang kedua adalah, kalau bisa pilih sumber lemaknya dari protein aja. Jangan dikasih tambahan yang terlalu banyak. Ketiga, hindari kolaborasi antara lemak dan karbo.

Keempat, kalau seandainya kita mengkonsumsikan lemak yang tinggi, berarti mensyaratkan karbo yang rendah. Dan yang kelima, ingat sekali lagi, sebaik-baiknya lemak, kandungan kalorinya pasti tinggi. Oleh sebab itu, bukan ide baik juga kalau terlalu berlebihan. Terlepas daripada kalau orang bilang istilahnya nggak apa-apa dong mas Ade, kan bukankah ibaratnya badan juga nggak bisa membaca kalori dan sebagainya.

Tapi, at the end of the day, kalau kita ngomongin konsekuensinya, konsekuensi daripada sebuah strategi itu kalau seandainya konsekuensinya adalah kalori defisit maka terjadilah penurunan berat badan kalau konsekuensinya yang terjadi adalah surplus kalori bagaimanapun juga tidak terjadi penurunan berat badan maksudnya itu ya saya ucapkan terima kasih teman-teman semoga bermanfaat dadah