Transcript for:
Tragedi 1965-1966 dan Pelanggaran HAM

Terima kasih telah menonton Intro Bayangin suatu hari kalian lagi tersesat di sebuah hutan dan nyari jalan keluar Tiba-tiba kalian nemu sebuah pohon aneh Di sekelilingnya ada batu-batu yang melingkar Dan gak cuma satu, ternyata ada banyak pohon kayak gitu di dalam hutan Tanpa kalian sadari, sebenernya kalian lagi jalan di atas lubang-lubang yang berisi puluhan bahkan ratusan mayat Ya, kuburan muscle Nyatanya ini bukan cuma angan-angan semata Kilanya ada banyak kuburan masal yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia Semua ini masih jadi misteri, bahkan tabu yang gak perlu diomongin Kita bahkan mungkin gak tau lokasi tepat dari kuburan-kuburan masal itu Bahkan bisa jadi kuburan masal ada di bawah kaki kita sekarang Tahun lalu Presiden Jokowi ngeluarin keputusan yang salah satunya ngakuin adanya pelanggaran HAM berat tahun 1965 sampai 1966. Di tahun itu, diperkirakan hingga 1 juta warga Indonesia hilang. Ya, 1 juta orang. Angka yang bisa menuhin 13 stadion GBK Ada yang mati dibunuh, ada juga yang entah mendingan atau lebih ngeri, nyilang tanpa jejak Tragedi ini nipah semua orang tanpa pandang bulu, apapun latar belakang mereka Ibu kehilangan anak, suami kehilangan istri, dan anak kehilangan orang tua Cuma satu yang sama Semua yang hilang adalah mereka yang dianggap mendukung PKI.

Ya, Partai Komunis Indonesia. Salah satu partai terbesar di Indonesia saat itu yang percaya kalau kekayaan dan sumber daya harus dibagiin ke semua orang dengan lebih merata. Nggak hanya itu, 1,5 juta orang juga pernah ditahan paksa tanpa bukti. Alasannya masih sama, dianggap mendukung PKI. Nggak jarang penahanan paksa itu juga termasuk penyiksaan.

Dampak dari capek kayak ini juga dirasakan keluarga korban. Banyak yang ikut diintrogasi, dirundung dan dikucilin, diasingin ke tempat antar-berantah, dicari dan diancam sampai harus kabur ke negara lain, dilanggar haknya untuk pulang ke Indonesia, bahkan dibikin jadi susah buat keterima kerja di pemerintahan. Dan ini semua masih dirasain sama keturunan mereka. Lintas Generasi Oke, semua kejadian ini berujung ke satu pertanyaan besar. Kenapa?

Kenapa mendukung partai ini bisa sampai bikin nyawa melayang? Biar benar-benar paham, kita harus mundur dulu ke kejadian ini. Tragedi Pembantaian Lubang Buaya.

6 orang jenderal dan seorang perwira TNI Angkatan Darat diculik, dibunuh, dan dibuang ke lubang ini. Menurut penelitian satu ini, banyak pihak yang langsung menuduh PKI sebagai dalang dari kejadian ngeri ini buat ngambil alih pemerintahan. Meski belum ada bukti yang jelas, tuduhan ini nyebar ke masyarakat yang makin panik apalagi setelah kehilangan petinggi-petinggi TNI-nya. Situasi makin kacau.

Timbul demo beruntun dan di salah satu demo diduga ada penyusup yang ikut ngepun istana. Presiden Soekarno pun panik dan langsung angkat kaki ke Bogor. Tapi di sana dia didatengin sama tiga jeneral angkatan darat. Banyak ahli memperkirakan mereka bikin Soekarno nandatanganin surat paling misterius di sejarah negara kita. Super Semar.

Sampai sekarang, ada dugaan kalau isi surat aslinya bisa jadi berbeda sama yang tercatat sejarah. Yang jelas saat itu, Soeharto jadi punya kewenangan untuk ngelakuin tindakan-tindakan demi bikin kondisi jadi lebih damai. Pak Harto, yang waktu itu masih jeneral TNI Angkatan Darat, langsung bertindak cepat. Setelah ngambil alih komando militer, dia ngelarang dan ngebebarin PKI.

nangkepin tokoh-tokoh pentingnya, selalu nekenin kalau PKI adalah dalang dari tragedi lubang buaya, dan ujungnya bikin pengaruh PKI di Indonesia melemah. Suharto lalu mulai nyingkirin pengaruh Soekarno. Dia ngambil kendali media dan ngedorong militer terlibat dalam politik dan pemerintahan.

Pada akhirnya, sang jenderal yang penuh senyuman pun menggantikan sang proklamator. Yah, para petinggi TNI-TW, Suas PKI Orang Poranda, Soekarno Lengser, Soeharto naik tahta dan Indonesia memasuki era Orde Baru. Ini semua bisa terjadi berdasarkan satu anggapan, bahwa PKI lah pelaku gerakan 30 September.

Tapi sebenarnya ada banyak juga dugaan tersangka lain, mulai dari TNI Angkatan Darat, Soekarno, atau bahkan Soeharto sendiri. Namun perlahan-lahan, faktanya... mulai terang tahun segini, dokumen rahasia intelijen amerika dibuka buat publik dan di dalamnya, ada informasi yang bilang kalau ternyata salah satu pelaku utama dibalik semua ini adalah amerika saat itu mereka lagi perang dingin dan ngerasa kekuasaan pki di indonesia terlalu besar amerika gak pengen indonesia jadi negara komunis dan ngedukung tragedi ini mereka sampai tercatat ngirim bantuan dana dan senjata buat tentara indonesia Tapi dari banyaknya dugaan yang ada, kebanyakan orang masih cuma tahu satu skenario yang mau sisiin PKI sebagai tersangka. Kenapa? Mungkin karena selama 32 tahun kekuasaannya, Sulhartu terus menempatkan PKI di jurang paling gelap yang tak bisa dijangkau.

PKI sering dianggap pengkhianat bangsa yang dipengaruhi kekuatan asing. Ini nggak sepenuhnya salah. Karena kata Soekarno, mereka emang pernah pengen ngegulingin pemerintah Indonesia. Terus mereka juga emang berhubungan sama partai-partai komunis luar negeri, termasuk yang ada di Rusia dan Cina. Lalu, misi mereka untuk ngebagiin lahan pun seringkali berakhir dengan kekerasan.

Tapi tentu aja, semua ini nggak sesederhana itu juga. Mungkin kalian juga pernah ngerasa semakin banyak kita belajar, berpikir dan tumbuh dewasa, makin keliatan kalau dunia itu nggak pernah sehitam putih itu. Mungkin termasuk PKI, yang hingga kini namanya itu masih tabu. Semua cerita ngeri yang tersebar mungkin nguburin ingatan kita kalau sebenarnya PKI dari dulu juga banyak membantu masyarakat.

Mereka pernah ngelawan balik menjajah Belanda di beberapa daerah di Jawa dan Sumatera. Terus, beberapa ahli juga bilang kalau pemberontakan di Madiun tadi bukan upaya PKI ngambil alih pemerintahan. Selain itu, mereka juga nyatuin banyak gerakan yang pengen bikin Indonesia merdeka.

Mereka juga banyak bergerak di bidang edukasi, banyak program PKI yang bikin anak-anak miskin di desa jadi lebih berpendidikan, angka buta huruf jadi menurun, dan gak hanya itu, PKI juga bikin berbagai macam karya sastra, teater, dan seni berkembang besar, terutama yang temanya keadilan dan arti penjajahan. Ya, jadi dunia seringkali penuh keabuan-abuan. Tapi di Indonesia, mereka yang dilabelin merah pernah dinilai lebih buruk dari penjahat. Dan apa yang terjadi setelahnya adalah salah satu pembantai yang terbesar yang pernah dialami negara kita.

Setelah orang yang dicap sebagai anggota PKI ditargetin, menurut berbagai sumber, ada beberapa skenario penangkapan. Mereka bisa tiba-tiba dibekap dan mata ditutup pas lagi jalan malam-malam. Terus begitu sadar, mereka udah ada di sebuah pulau yang jauhnya ratusan kilo dari rumah.

Atau bisa juga rumah-rumah mereka tiba-tiba didatengin terus mereka diseret masuk ke truk bareng ratusan orang lain dan disekap di penjara. Atau ketika lagi ada acara kumpul-kumpul, mereka tiba-tiba digrebek dan ditangkap. Di dalam penjara, penyiksaan udah jadi makanan sehari-hari.

Dan kalau penjaranya udah penuh, semua orang di dalamnya ditembak pakai senapan mesin, atau ditebas lehernya, atau bisa juga ditusuk dadanya. Mayat-mayatnya lalu dibuang ke dalam sumur-sumur di sekitar penjara. Semua orang atau kelompok yang dicurigain ada hubungannya sama PKI dibabat habis. Sekolah dibakar, toko dijarah, perempuan dan anak kecil dilecehin, beberapa adik nasibnya lebih.

Dalam tanda kutip, beruntung karena cuma diteror dan disiksa. Termasuk, Maksud mereka yang lagi kuliah di luar negeri. Ya, mungkin mereka masih bisa hidup, tapi selalu ngerasa keselamatannya itu terancam. Kejadian-kejadian kayak ginilah, yang gak cuma dialamin sekali dua kali sama orang-orang Indonesia, tapi terus-terusan sampai tahun berikut.

berikutnya sungai-sungai dihiasi mayat dan di pantai ombak menyapu bekas darah jejak pembantaian ini juga terlihat di data sensus penduduk waktu itu ada peneliti yang bikin proyeksi penurunan jumlah penduduk di beberapa daerah Indonesia gara-gara adanya pembantai dan ternyata pelaku membantai orang-orang tertuduh PKI ini beragam ada tentara warga biasa bahkan santri dan ulama Alasan keterlibatannya beda-beda, sebagian ada yang termakan propaganda, sebagian nggak punya pilihan, karena kalau nggak mau terlibat, mereka lah yang diancam untuk dibunuh. Tapi tadi kita udah tau, Presiden Jokowi udah ngakuin adanya pelanggaran HAM berat di tahun 1965-1966. Tapi mengakuan itu belum kunjung membawa kasus ini ke titik terang.

Mereka yang kehilangan kerabat dan sahabat masih belum dapat kabar yang jelas. Dan mereka yang terusir ke negara lain juga banyak yang belum bisa pulang. Sampai saat ini, belum ada pula kejelasan soal pelakunya.

Sejarah negara kita yang panjang dan penuh perjuangan, mungkin nggak selalu penuh kejayaan. Tapi, mengakui setiap jejak dalam sejarah negara kita... Baik yang mulia maupun tragedi mencekam adalah tahap pertama untuk kita bisa jadi bangsa yang lebih dewasa. Tanpa pengakuan akan sejarah, kita nggak akan pernah bisa belajar dan maju ke depan.

Tanpa keberanian melihat ke belakang, kita nggak akan pernah bisa melangkah dengan benar. Kayak kata filsuf satu ini, mereka yang nggak bisa mengingat sejarah terkutuk buat mengulanginya. Kata orang, sejarah selalu ditulis sama pemenang.

Dan karenanya demi kepentingan sampai menang, banyak kisah diubah, fakta ditutup-tutupi, dan suara dibungkam. Tapi justru disinilah peran kita sebagai pembelajar dibutuhkan. Untuk mendengar mereka yang terlupakan, mempertanyakan hal-hal yang selama ini diakini tanpa ragu, dan terus bertanya demi lebih dekat pada kebenaran. Dan seperti biasa, terima kasih.